PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh :
JUANA EVALINE
P.16.010
2020
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI
Jl. Mr. Muh. Yamin No. 195 Manding - Polewali
Oleh
JUANA EVALINE
NIM : P.16.010
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Prodi S1 Keperawatan
Oleh
JUANA EVALINE
NIM : P.16.010
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ka. LPPM STIKES BINA GENERASI
SKRIPSI
Oleh
JUANA EVALINE
NIM : P.16.010
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Mengetahui,
Ketua STIKES Bina Generasi Polewali Mandar
Juana Evaline
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................……….. i
LEMBAR PERMOHONAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
ABSTRACT
Background: Based on the report from the Ministry of Health of the Republic of
Indonesia in 2018, there are 10 largest rankings of disease in the elderly group, the
highest is hypertension. Hypertension is a disorder of the circulatory system that
often occurs in the elderly, with an increase in systolic blood pressure of more
than 150 mmHg and diastolic blood pressure of more than 90 mmHg (Sudarta,
2013). Hypertension that occurs in the elderly is generally isolated systolic
hypertension where the arteries lose their elasticity. Elderly who experience
hypertension continuously and do not get proper treatment and control will cause
the heart to work hard which then results in damage to the blood vessels of the
heart, brain and eyes. The quality of life of the elderly is related to health, where
an individual's satisfaction or happiness throughout his life affects him or is
influenced by his internal health. Support from family is the most important
element in helping individuals solve problems. Family support will increase self-
confidence and motivation to face problems and increase life satisfaction. Until
now, the family is still the most preferred shelter for the elderly (Suprajitno, 2014)
Research Objectives: To determine the relationship between family support and
the quality of life of the elderly with hypertension
Research design: This study was conducted from September to October 20202.
Sampling using non-probability sampling method with purposive sampling
technique, namely the sampling technique with certain considerations and the
number of samples in this study were 68 elderly people suffering from
hypertension.
Results: The results of statistical tests using the chi-square test obtained a p-value
of 0.025, which means that it is greater than α (0.05). Thus it can be concluded
that there is a significant relationship between family support and the quality of
life of the elderly suffering from hypertension
Conclusion: Based on the results of this study, it shows that there is a significant
relationship between family support and the quality of life of elderly people with
hypertension.
Keywords: Hypertension Elderly, Family Support, Quality of Life
4
BAB I
PENDAHULUAN
2018 berjumlan 508 juta populasi lansia, yang terdiri dari total populasi
lansia di dunia sebanyak 56% (United Nations, 2017 dalam Jayanti, 2018).
Jumlah lansia di Indonesia tahun 2018 mencapai 18 juta jiwa dan
diperkirakan akan meningkat menjadi 41 juta jiwa di tahun 2035 serta
lebih dari 80 juta jiwa di tahun 2050. Tahun 2050, satu dari empat
penduduk Indonesia adalah penduduk lansia dan lebih mudah menemukan
penduduk lansia dibandingkan bayi atau balita. Sedangkan sebaran
penduduk lansia pada tahun 2015, Lansia yang tinggal di perkotaan
sebesar 12.380.321 (9,58%) dan yang tinggal di perdesaan sebesar
15.612.232 (9,97%). Terdapat perbedaan yang cukup besar antara lansia
yang tinggal di perkotaan dan di perdesaan. Perkiraan tahun 2020 jumlah
lansia tetap mengalami kenaikan yaitu sebesar 28.822.879 (11,34%),
dengan sebaran lansia yang tinggal di perkotaan lebih besar yaitu sebanyak
15.714.952 (11,20%) dibandingkan dengan yang tinggal di perdesaan
yaitu sebesar 13.107.927 (11,51%). Kecenderungan meningkatnya lansia
yang tinggal di perkotaan ini dapat disebabkan bahwa tidak banyak
perbedaan antara rural dan urban (Siti Nur Kholijah.2016)
Kebijakan pemerintah terhadap kesejahteraan lansia menurut UU
Kesejahteraan Lanjut Usia (UU No 13/1998) pasa 1 ayat 1: Kesejahteraan
adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial baik material maupun
spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketenteraman
lahir batin yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk
mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial yang
sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan menjunjung
tinggi hak dan kewajiban asasi manusia sesuai dengan Pancasila.
Lanjut usia mengalami masalah kesehatan yang berawal dari
kemunduran sel-sel tubuh, sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun
serta faktor resiko terhadap penyakit pun meningkat. Masalah kesehatan
yang sering dialami lanjut usia adalah malnutrisi, gangguan keseimbangan,
7
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di
dalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010). Mubarak, dkk (2016) keluarga merupakan
perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau 33 adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu dengan yng lain. Sedangkan menurut Andarmoyo (2012)
keluarga adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari individu-individu
yang bergabung dan berinteraksi secara teratur anatara satu dengan yang
lain yang diwujudkan dengan adanya saling ketergantungan dan
berhubungan untuk mencapai tujuan bersama.
Dukungan keluarga adalah adanya kenyamanan, perhatian,
penghargaan atau menolong orang dengan sikap menerima kondisinya,
dimana dukungan keluarga tersebut diperoleh dari individu maupun
kelompok (Friedman, 2010). Dukungan dari keluarga merupakan unsur
terpenting dalam membantu individu menyelesaikan masalah. Dukungan
keluarga akan menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk
menghadapi masalah dan meningkatkan kepuasan hidup. Sampai saat ini
keluarga masih merupakan tempat berlindung yang paling disukai para
lansia (Suprajitno, 2014)
Kualitas hidup merupakan indikator penting untuk menilai
keberhasilan intervensi pelayanan kesehatan baik dari segi pencegahan
maupun pengobatan. Dimensi kualitas hidup tidak hanya mencakup
dimensi fisik saja, tetapi juga mencakup kinerja dalam memainkan peran
sosial, keadaan emosional, fungsi-fungsi intelektual dan kognitif serta
perasaan sehat dan kepuasan hidup (Kaakinen, Duff, Coehlo, & Hanson,
2010).
9
TINJAUAN PUSTAKA
d. Perubahan spiritual
Perubahan spiritual pada lansia ditandai dengan
semakin matangnya kehidupan keagamaan lansia. Agama
dan kepercayaan terintegrasi dalam kehidupan yang terlihat
dalam pola berfikir dan bertindak sehari – hari.
Perkembangan spiritual yang matang akan membantu lansia
untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam
kehidupan, maupun merumuskan arti dan tujuan
keberadaannya dalam kehidupan.
6. Tujuan Pelayanan Kesehatan Pada Lansia
Pelayanan pada umumnya selalu memberikan arah dalam
memudahkan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan
sosial, kesehatan, perawatan dan meningkatkan mutu pelayanan
bagi lansia. Tujuan pelayanan kesehatan pada lansia terdiri dari :
a. Mempertahankan derajat kesehatan para lansia pada taraf yang
setinggi-tingginya, sehingga terhindar dari penyakit atau
gangguan.
b. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktifitas-aktifitas fisik
dan mental
c. Mencari upaya semaksimal mungkin agar para lansia yang
menderita suatu penyakit atau gangguan, masih dapat
mempertahankan kemandirian yang optimal.
d. Mendampingi dan memberikan bantuan moril dan perhatian
pada lansia yang berada dalam fase terminal sehingga lansia
dapat mengadapi kematian dengan tenang dan bermartabat.
Fungsi pelayanan dapat dilaksanakan pada pusat pelayanan
sosial lansia, pusat informasi pelayanan sosial lansia, dan pusat
pengembangan pelayanan sosial lansia dan pusat
pemberdayaan lansia.
21
c. Pendekatan Sosial
Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan
salah satu upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial.
Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan
sesama klien lansia berarti menciptakan sosialisasi. Pendekatan
sosial ini merupakan pegangan bagi perawat bahwa lansia
adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Dalam
pelaksanaannya, perawat dapat menciptakan hubungan sosial,
baik antar lania maupun lansia dengan perawat. Perawat
memberi kesempatan seluas-luasnya kepada lansia untuk
mengadakan komunikasi dan melakukan rekreasi. Lansia perlu
dimotivasi untuk membaca surat kabar dan majalah.
2. Klasifikasi Hipetensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik
dan tekanan diastolik dibagi menjadi empat klasifikasi.
Table 2.1
Klasifikasi berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik
Tabel 2.2
Klasifikasi berdasarkan tekanan darah pada orang dewasa
Tekanan Darah Tekanan Darah
Kategori
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 130 mmHg < 85 mmHg
Prahipertensi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium 1 (ringan) 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium 2 (sedang) 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
Stadium 3 (berat) 180 – 2019 mmHg 110 – 119 mmHg
Stadium 4 (maligna) ≥ 210 mmHg ≥ 120 mmHg
Sumber : Tryanto, 2014
4. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak dipusat vasomotor medulla otak.
Ransangan pusat vasomotor yang dihantarkan dalam bentuk impuls
bergerak menuju ganglia simpatis melalui saraf simpatis. Saraf
simpatis bergerak melanjutkan ke neuron preganglion untuk
melepaskan noreperineprin yang mengakibatkan kontriksi
pembuluh darah. Mekanisme hormonal sama halnya dengan
27
6. Komplikasi
29
7. Penatalaksanaan Hipertensi
Sebagian besar pasien lansia yang didiagnosis
hipertensi pada akhirnya menjalani terapi menggunakan obat
anti hipertensi. Pengobatan hipertensi secara farmakologi pada
usia lanjut sedikit berbeda dengan usia muda, hal ini
dikarenakan adanya perubahan - perubahan fisiologis akibat
proses menua. Perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia
30
b. Penatalaksanaa fakmakologik
Prinsip pengobatan hipertensi pada lansia selalu
dimulai dengan dosis rendah dan dinaikkna bertahap
sampai mencapai target. Berbagai kelas obat telah terbukti
dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, baik secara
tunggal maupun dalam bentuk kombinasi, yaitu :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
33
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan
yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan
belajar berperan dalam lingkungan sosial. Keluarga
merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi,
misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan
orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia
mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam
bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai
melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar
disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui
hubungan dan interaksi keluarga.
c. Fungsi Repoduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan
dan menambah sumber daya manusia. Maka dengan ikatan
suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan
biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk
memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti
memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat
tinggal. Banyak pasangan 36 sekarang kita lihat dengan
penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini
menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
37
e. Fungsi Perawatan
Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi
untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
memberi asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan
kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehtan.
3. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Menurut Andarmoyo (2012) tugas kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut :
a. Mengenal masalah kesehatan.
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang
sehat.
e. Mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas
kesehatan masyarakat.
d. Faktor lingkungan
Aspek lingkungan yaitu tempat tinggal individu,
termasuk di dalamnya keadaan, ketersediaan tempat tinggal
untuk melakukan segala aktivitas kehidupan, termasuk di
dalamnya adalah saran dan prasarana yang dapat
menunjang kehidupan. Hubungan dengan lingkungan
45
a. Jenis kelamin
Fadda dan Jiron (1999) mengatakan bahwa laki-laki
dan perempuan memiliki perbedaan dalam peran serta akses
dan kendali terhadap berbagai sumber 19 sehingga kebutuhan
atau hal-hal yang penting bagi laki-laki dan perempuan juga
akan berbeda. Hal ini mengindikasikan adanya perbedaan
aspek-aspek kehidupan dalam hubungannya dengan kualitas
hidup pada laki-laki dan perempuan. Ryff dan Singer (1998)
mengatakan bahwa secara umum, kesejahteraan laki-laki dan
perempuan tidak jauh berbeda, namun perempuan lebih
banyak terkait dengan aspek hubungan yang bersifat positif
sedangkan kesejahteraan tinggi pada pria lebih terkait dengan
aspek pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik.
b. Usia
47
anak-anak, dewasa dan pada akhirnya menua atau biasa disebut dengan
lansia. Perubahan tersebut merupakan hal yang normal yang dialami
setiap individu, baik dalam perubahan fisik maupun tingkah laku
seseorang saat mencapai usia tua. Lanjut usia sudah menjadi ketetapan
Tuhan Yang Masa Esa, masa lansia merupakan masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap (Azizah. 2011)
Lanjut usia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang pada
setiap individu. Manusia tidak serta merta menjadi tua, tetapi setiap
individu akan melewati proses perkembangan yang dimulai dari bayi,
anak-anak, dewasa dan pada akhirnya menua atau biasa disebut dengan
lansia.
Perubahan tersebut merupakan hal yang normal yang dialami
setiap individu, baik dalam perubahan fisik maupun tingkah laku
seseorang saat mencapai usia tua. Lanjut usia sudah menjadi ketetapan
Tuhan Yang Masa Esa, masa lansia merupakan masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap (Azizah. 2011)
Lanjut usia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang pada
setiap individu. Manusia tidak serta merta menjadi tua, tetapi setiap
individu akan melewati proses perkembangan yang dimulai dari bayi,
anak-anak, dewasa dan pada akhirnya menua atau biasa disebut dengan
lansia. Perubahan tersebut merupakan hal yang normal yang dialami
setiap individu, baik dalam perubahan fisik maupun tingkah laku
seseorang saat mencapai usia tua. Lanjut usia sudah menjadi ketetapan
Tuhan Yang Masa Esa, masa lansia merupakan masa dimana
seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial secara
bertahap (Azizah. 2011)
50
Hipertensi Penatalaksanaan
Biologi pada Lansia
(Wahyuningsi &
Astuti, 2013 )
Non Farmakologi :
Farmakologi
1. Umu
1. Perawatan diri
2. Konsumsi garam hipertensi ( berhenti (Suhardjono,2014
berlebihan merokok,olahraga,me dalam ( Sihombing
3. Obesitas ngurangi dkk, 2016 ). :
stress,membatasi
4. Merokok
konsumsi garam dan 1. Diuretik
5. Kurang Olahraga alkohol)(Suhardjono,
2. Blocker
2014) dalam
( Sihombing dkk, 3. Calsium
2016). Channel
2. Dukungan Blocker ( CCB)
Kualitas Hidup Lansia
keluarga(dukungan
yang Baik 4. ACE-Inhibitor
informasional,dukung
an Instrumental,
dukungan emosional,
dan dukungan
penghargaan
(Herlinah dkk,2013).
Dukungan keluarga:
1.Dukungan Emosional
2.Dukungan Informasi
3.Dukungan
Instrumental
4.Dukungan
Penghargaan
53
Ada Hubungan
Kualitas hidup
lansia yang
mengalami
hipertensi Tidak Ada
Hubungan
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
1 Variabel
independen
2 Variabel
dependen
METODOLOGI PENELITIAN
2.2 Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang kebenarannya masih ahrus diuji secara empiris. Dalam
rangkaian langkah-langkah penelitian yang disajikan dalam bab ini
hipotesis itu merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritis
yang diperoleh dari penelaahan kepustakaan (sumadi suryabrata.2015)
Hipotesis nol (Ho) adalah hipotesis yang menyatakan tidak adanya
saling hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih, atau
hipotesis yang menyatakan tidak adanya perbedaan antara kelompok yang
satu dengan kelompok lainnya (sumadi suryabrata.2015)
Hipotesis alternative (Ha) adalah hipotesis yang menyatakan adanya
saling hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih, atau
menyatakan adanya perbedaan dalam hal tertentu pada kelompok-
kelompok yang berbeda (sumadi suryabrata.2015)
56
n= s
1+ s (0,1)2
n= 163
1 + 2,63
n = 163
2,63
58
n = 68 responden
2. Kriteria inklusi
a) Lansia dengan hipertensi yang dibuktikan dengan rekam
medik dari pustu.
b) Lansia yang tinggal bersama keluarganya.
c) Dapat berkomunikasi dengan baik yang ditandai dengan
kemampuan lansia untuk menjawab pertanyaan sesuai
dengan yang peneliti tanyakan.
d) Bersedia menjadi responden.
3. Kriteria Eksklusi
Lansia mengalami ketidaknyamanan fisik yang
memberat seperti nyeri, pusing atau lainnya.
Bulan
No Uraian Kegiatan
5 6 7 8 9 10
1 Pengajuan proposal penelitian
2 Pengumpulan Data
3 Seminar usulan penelitian
4 Revisi Proposal
5 Penelitian dan Pengolahan Data
6 Presentasi seminar hasil
b. Analisa Data
62
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap variabel -
variabel yang ada secara deskriptif dengan menghitung
distribusi frekuensi dan proporsinya. Analisa univariat
dilakukan untuk mendeskriptif usia, jenis kelamin, status
perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penyakit kronis, yang
dialami dan hubungan keluarga yang tinggal bersama
lansia serta masing - masing variabel dependen yaitu
kualitas hidup lansia yang menderita hipertensi dan
variabel independen yaitu dukungan keluarga (Setiadi, dkk.
2014)
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariate adalah analisa yang dilakukan
untuk melihat hubungan dua variabel yang berhubungan
atau berkolerasi dimaksudkan untuk mengetahui
hubungan masing - masing variabel independen (dukungan
sosial keluarga) dan variabel dependen (kualitas hidup
lansia yang mengalami hipertensi) (Notoatmodjo 2012),
Selanjutnya data ditabulasikan dan dianalisa dengan
menggunakan uji chi square dengan tingkat kesalahan
5% ( =0,05).
Dasar pengambilan keputusan hipotesis penelitian
berdasarkan signifikan (nilai p ) adalah :
a) Jika nilai p > (0,05) maka hipotesis penelitian ditolak
b) Jika nilai p < (0,05) maka hipotesis penelitian
diterima
BAB IV
3. Status pernikahan
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
Status Pernikahan di Desa Porondobulawan Kecamatan
Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa
Status Penikahan Frekuensi Persen (%)
Menikah (masih bersama) 47 69.1
Janda 10 14.7
Duda 11 16.2
Total 68 100
Sumber : Data Primer 2020
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden dengan status pernikahan
masih bersama sebanyak 47 orang (69.1%), responden dengan
status janda sebanyak 10 orang (14.7%) dan responden dengan
status pernikahan duda sebanyak 11 orang (16.2%)
4. Pendidikan
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
Pendidikan di Desa Porondobulawan Kecamatan
Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa
Pendidikan Frekuensi Persen (%)
Tidak Sekolah 16 23.5
SD 28 41.2
SMP 14 20.6
SMA 10 14.7
Total 68 100
Sumber : Data Primer 2020
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden dengan tatus perndidikan
tidak pernah sekolah sebanyak 16 orang (23.5%), responden
dengan status pendidikan SD sebanyak 28 orang (41.2%),
responden dengan status pendidikan SMP sebanyak 14 orang
(20.6%) dan responden dengan status pendidikan SMA sebanyak
10 orang (14.7%).
67
5. Pekerjaan
Tabel 4.5
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
Pekerjaan di Desa Porondobulawan Kecamatan
Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa
Pekerjaan Frekuensi Persen (%)
Tidak ada 35 51.5
Petani 26 38.2
Buruh Bangunan 4 5.9
Penjual 3 4.4
Total 68 100
Sumber : Data Primer 2020
6. Penyakit kronis
Tabel 4.6
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
Penyakit Kronis di Desa Porondobulawan Kecamatan
Tandukkalua’ Kabupaten Mamasa
Penyakit Kronis Frekuensi Persen (%)
Tidak ada 61 89.7
DM 3 4.4
Jantung 4 5.9
Total 68 100
Sumber : Data Primer 2020
68
8. Dukungan Keluarga
Tabel 4.8
Distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga
di Desa Porondobulawan Kecamatan Tandukkalua’
Kabupaten Mamasa
Dukungan Keluarga F %
Mendukung 35 51.5
69
9. Kualitas Hidup
Tabel 4.10
Distribusi Responden berdasrkan Kualitas Hidup di Desa
Porondobulawan Kecamatan Tandukkalua’
Kabupaten Mamasa
Kualita Hidup F %
Baik 47 69.1
Buruk 21 30.9
Total 68 100
Sumber : Data Primer 2020
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa responden yang memilki kualitas
70
B. Analisis Bivariat
4.2 Pembahasan
A. Dukungan Keluarga
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi &
Sudana (2013) yang mengatakan bahwa kondisi sosial seseorang
dapat meningkatkan kualitas hidup lansia hipertensi melalui
perhatian yang diberikan oleh pasangan hidup dan orang-orang
disekitarnya. Dalam penelitian Supraba (2016) juga mengatakan
bahwa terdapat hubungan antara kondisi sosial dan kualitas hidup
lansia. Hubungan sosial merupakan ikatan yang dimiliki oleh
seseorang dengan lingkungan sosialnya, diantaranya senang
berkumpul dengan teman-teman, mempunyai hubungan sosial, aktif
serta tidak mengalami kesulitan dalam hubungan sosial. Hubungan
sosial yang baik akan memberikan nilai tertinggi bagi lansia untuk
menemukan kebermaknaan dan rasa harga dirinya (Syamsuddin,
2008) dalam (Rohmah,dkk 2015).
4.3 Keterbatasan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
A. Terdapat hubungan yang signifikan pada 4 domain dukungan
keluarga terhadap lansia yang menderita hipertensi.
B. Ada hubungan secara signifikan antara Dukungan Penghargaan
dengan kualitas hidup lansia yang menderita hipertensi
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Buss dan Labus. 2014. Buku Saku Patofisiologi Diterjemahkan Oleh Huriawati
Hartanto. Jakarta. Buku Ajar Kedokteran EGC.
Dewi. 2013. Gambaran Kualitas Hidup pada Lansia dengan Normotensi dan
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gianyar I Periode Bulan November
Tahun 2013. Jurnal Kesehatan. Bali : Universitas Udayana.
Dharma, K. K. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Cv. Trans Info
Medika
Donsu, dkk. 2015. Psikologi Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Kihama
Friedman, M. M. 2013. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori, Dan
Praktik. Jakarta: Egc
Herlinah, Wiarsih & Rekawati. 2013. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Perilaku Lansia Dalam Pengendalian Hipertensi. Jurnal Keperawatan
Komunitas, 108-115
dilakukan sebanyak 1 kali sesuai dengan waktu yang telah disepakati antara
peneliti dan calon responden.
Saya sebagai peneliti sangat berharap bapak/ibu dapat mengikuti
penelitian ini secara sukarela dan tanpa paksaan. Apabila saudara ingin
mengundurkan diri selama proses penelitian berlangsung karena ada hal-hal yang
kurang berkenan, maka saudara dapat mengungkapkan langsung ataupun
menelpon peneliti kapan saja. Jika saudara bersedia mengikuti penelitian ini,
silahkan menandatangani lembar persetujuan responden.
Juana Evaline
Nama perawat/Keluarga :
No. HP Perawat/Keluarga :
Menyatakan bahwa :
(Juana Evaline) ( )
IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk pengisian:
Berilah garis bawah/lingkari pada bagian pilihan status dan pendidikan terakhir.
No. Responden :
Inisial Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Petunjuk Pengisian :
a. Berilah tanda ceklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi yang
dialami
b. Setiap pernyataan di isi dengan satu jawaban
No Pernyataan Tidak Ya
1 Keluarga merawat bapak/ibu dengan penuh
kasih saying
2 Keluarga memberikan kedekatan dan
kehangatan sehingga membuat bapak/ibu
merasa dicintai dan disayangi
3 Keluarga memberikan perhatian yang lebih
pada bapak/ibu saat mengalami hipertensi
4 Keluarga mendengarkan keluhan yang
dirasakan oleh bapak/ibu
5 Keluarga mendampingi bapak/ibu dalam
menjalani perawatan hipertensi
6 Keluarga menjelaskan tentang hasil
pemeriksaan dan pengobatan hipertensi yang
bapak/ibu jalani
92
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi yang
dialami. Setiap pernyataan memiliki ketentuan sebagai berikut : 5 : sangat
setuju, 4 : setuju, 3 : biasa saja, 2 : tidak setuju, 1 : sangat tidak setuju
Sanga
Tidak Bias Sanga
N t Setuj
Pernyataan Setuj a r
o Tidak u
u Saja Setuju
Setuju
Saya menikmati
1 kehidupan saya secara
keseluhan
Saya menjalani hidup
2
dengan penuh semangat
Saya memiliki
kesehatan yang baik
3
untuk keluar rumah dan
melakukan hobi saya
4 Jika saya memerlukan
bantuan, keluarga,
teman atau tetangga
saya akan membantu
94
saya
Saya memiliki
5 kesehatan yang baik
untuk bisa mandiri
Saya puas dengan
6 kemampuan yang saya
miliki
Saya merasa aman
7 berada di tempat tinggal
saya
Saya puas dengan
8 tempat tinggal saya saat
ini
Saya menerima
9
kenyataan dalam hidup
Saya merasa beruntung
10 dibandingkankebanyaka
n orang
Saya memiliki cukup
11 uang untuk membayar
tagihan
Saya menghabiskan
waktu luang dengan
12
melakukan hobi atau
aktivitas lainnya
3. Saya mencoba untuk
13 terlibat dengan kegiatan
- kegiatan sosial
95