Anda di halaman 1dari 538

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT RW

015 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN BINAWIDYA


KOTA PEKANBARU

DISUSUN OLEH:
1. Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
2. Nada Nabila, S.Kep
3. Najla Nailufar, S.Kep
4. Nanda Agustya, S.Kep
5. Nurfitri Rahmawati, S.Kep
6. Nurhidayatul Nadya, S.Kep
7. Rabiatul Addawiah, S.Kep
8. Resti Anada Putri, S.Kep
9. Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
10. Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
11. Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
12. Vera Febrianti, S.Kep
13. Zilfanny Sera Engla, S.Kep

DOSEN PEMBIMBING:
1. Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom
2. Ns. Silvia Elki Putri, M.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS A 2020


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2021

i
KATAPENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Profesi Keperawatan
Komunitas ini. Laporan ini dibuat sebagai salah satu tugas untuk bisa memperoleh
gelar Ners di Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
Dalam pembuatan laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan kami menyampaikan
ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Riau.
2. Ns. Darwin Karim, M.Biomed selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
3. Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku koordinator mata ajar Praktik
Profesi Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Riau
4. Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom dan Ns. Silvia Elki Putri, S. Kep selaku
pembimbing yang telah bersedia memberikan saran, masukan, bimbingan
serta dukungan bagi kami..
5. Lurah beserta staf Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya yang telah
mengizinkan kami untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas.
6. Ketua RW 015 Kelurahan Tobekgodang Bapak Aguswan, S.Sos, M.Si yang
telah memberikan kami kemudahan dan menerima kami sebagai anak-
anaknya serta telah memberikan kami kesempatan untuk melakukan praktik
profesi di wilayah RW 015.
7. Ketua RT 01, Ketua RT 02, Ketua RT 03, Ketua RT 04, Ketua RT 05, dan
Ketua RT 06 yang telah memberikan kesempatan dan kerjasamanya sehingga
laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
8. Masyarakat RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya yang
telah menerima dan mendukung semua kegiatan yang kami laksanakan.
9. Teman-teman seperjuangan sebagai keluarga baru yang telah membantu dan
memberikan masukan serta kerjasama yang luar biasa sehingga kegiatan

ii
dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran pembaca demi kebaikan
laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat dalam dunia keperawatan umumnya
dan keperawatan komunitas khususnya.

Pekanbaru, Februari 2021

Kelompok 2

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan ................................................................................................... 3
D. Sistematika Penulisan ............................................................................................. 3
BAB II. TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keperawatan Komunitas ............................................................................ 5
B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas ............................................................... 20
BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Tahap Persiapan ...................................................................................................... 29
B. Tahap Pengkajian .................................................................................................... 29
C. Analisa Data ............................................................................................................ 93
D. Prioritas Masalah Kesehatan ................................................................................... 98
E. Planning of Action (POA) ....................................................................................... 99
BAB IV. PEMBAHASAN
A. Tahap Persiapan ...................................................................................................... 101
B. Tahap Pengkajian .................................................................................................... 101
C. Diagnosa Keperawatan............................................................................................ 103
D. Tahap Intervensi ...................................................................................................... 103
E. Tahap Implementasi ................................................................................................ 104
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 133
B. Saran ........................................................................................................................ 134
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 135
Lampiran

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok risiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang berisiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni,
& Supriyono, 2017).
Area pelayanan keperawatan profesional yang diberikan secara holistic
difokuskan pada kelompok dengan risiko tinggi melibatkan seluruh mitra dalam
menyelesaikan masalah (Stanhope & Lancaster, 2016). Proses keperawatan komunitas
merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis,
kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat yaitu individu, keluarga/kelompok
dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder, dan tersier. Peran
serta aktif masyarakat merupakan suatu proses dimana individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri. Peran
perawat komunitas adalah merubah perilaku masyarakat kearah positif dalam
memelihara kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan
mencari alternatif pemecahan masalah melalui perencanaan yang dibuat serta menilai
hasil yang telah dicapai (Efendi, 2009).
Karakteristik wilayah RW 015 merupakan wilayah kompleks perumahan yang
terdiri atas 16 blok yang diberi nama berdasarkan alfabet dari huruf A-P. Luas wilayah
RW 015 adalah 42.515 m², dengan jumlah KK sebanyak 217 yang terbagi atas 6 RT.
Hasil observasi didapatkan bahwa wilayah perumahan di RW 015 ini merupakan

1
2

wilayah padat penduduk dimana jarak antar rumah sangat dekat bahkan tidak ada
jarak.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan Ners Muda Fakultas
Keperawatan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya dengan
metode pengumpulan data observasi dan windshield survey, kuesioner, serta
wawancara yang dilaksanakan mulai tanggal 7 Januari 2021 – 11 Januari 2021, maka
ditemukan beberapa masalah yaitu, risiko meningkatnya kejadian penyakit kronis:
hipertensi dan diabetes mellitus pada warga di lingkungan RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya, risiko meningkatnya angka penyakit akibat
curah hujan yang tinggi dan sampah: DBD di lingkungan RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
Berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan oleh Ners Muda Fakultas
Keperawatan yang melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas di RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya, maka pemecahan masalah kesehatan
yang ditemukan akan dibahas secara bersama-sama sesuai dengan tugas masing-
masing seksi pada ―RW SIAGA ‖ yang sudah dibentuk pada tanggal 10 Januari 2021.
Berikut ini akan diuraikan hasil pelaksanaan dari pengkajian, merumuskan masalah
keperawatan yang akan muncul di masyarakat sesuai rencana tindakan yang telah
disepakati bersama masyarakat pada LKMM I sampai dengan evaluasi.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas mahasiswa
mampu melakukan asuhan keperawatan komunitas di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian yang meliputi pengumpulan data, tabulasi data
serta mempersentasikan data yang diperoleh dilapangan;
b. Merumuskan masalah kesehatan dan memberikan gambaran analisa data yang
sesuai dengan masalah kesehatan yang telah disusun;
c. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dengan masalah kesehatan
yang akan dijumpai dan diprioritaskan;
d. Mengimplementasi tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun;
3

e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan penyusunan rencana tindak


lanjut yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal.

C. Manfaat Penulisan
1. Dinas Kesehatan
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi gambaran umum tentang
kondisi kesehatan masyarakat kota Pekanbaru, khususnya RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya;
2. Puskesmas
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan bahan maupun data untuk
menyusun kebijakan dan program kerja dibidang kesehatan dimasa yang akan
datang;
3. Kelurahan Tobekgodang
Laporan ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pihak kelurahan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakatnya, sekaligus
menjadi bahan penilaian bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan
COVID-19 yang telah dilakukan oleh masyarakat sehingga dapat
dipertimbangkan penetapan kebijakan tertentu agar protokol kesehatan dapat
selalu diterapkan oleh masyarakat.
4. Kader dan Masyarakat
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat
di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
5. Institusi Pendidikan
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan untuk
profesi berikutnya dan menjadi evaluasi terhadap program atau kurikulum
keperawatan komunitas yang telah ditetapkan.

D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan akhir Praktek Profesi Keperawatan
Komunitas adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
4

BAB III : PELAKSANAAN


BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keperawatan Komunitas


1. Kebijakan pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia dan
perkembangan kesehatan komunitas
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilakukan
oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi ssetiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi
bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan
ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
kesinambungan antar upaya program dan sektor serta kesinambungan dengan
upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya. (BTKLPP, 2016)
Salah satu program yang digalakan dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat adalah kesehatan komunitas. Keperawatan komunitas
merupakan suatu sintesis dari praktik keperawatan dan praktik kesehatan
masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan
penduduk. Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu
balita gizi buruk, ibu hamil risiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular.
Sasaran keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan
dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit
yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, 2015).
Pusat kesehatan masyarakat sebagai bentuk pelayanan komunitas
memberikan program yang konprehensif dalam upaya meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan, pendidikan dan manajemen serta koordinasi asuhan
keperawatan dalam komunitas. Praktik keperawatan komunitas di Indonesia
memiliki beberapa dasar hukum, yaitu: UU no.23 tahun 1992 tentang kesehatan,
PP no. 32 tahun 1996, dan SK Menkes No. 647 tahun 2000 tentang registrasi
praktik keperawatan. Praktik keperawatan merupakan tindakan mandiri perawat
profesional melalui kerjasama dengan tim kesehatan lain dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya (Effendi,
dkk., 2010).

5
6

Penyelenggaraan pelayanan kesehatan komunitas dapat dilakukan pada:


a. Lingkungan sekolah atau kampus
Pelayanan keperawatan yang diselenggarakan meliputi: pendidikan
pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan dan pendidikan seksual. Selain
itu, perawat sekolah dapat memberikan perawatan pada kasus darurat, seperti
ISPA maupun infeksi virus, setelah itu dilakukan rujukan ke pelayanan
kesehatan.
b. Lingkungan kesehatan kerja
Perusahaan besar memberikan pelayanan kesehatan bagi pekerja di pusat
kesehatan okupasi dalam gedung perusahaan. Perawat mengembangkan
program dengan tujuan:
1) Meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja dengan mengurangi
jumlah kejadian kecelakaan kerja;
2) Menurunkan risiko penyakit akibat kerja;
3) Mengurangi transmisi penyakit menular antar pekerja;
4) Memberikan program peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, dan
pendidikan kesehatan;
5) Mengintervensi kasus-kasus akut non kedaruratan dan memberikan
pertolongan pertama pada kecelakaan.
c. Lembaga perawatan kesehatan di rumah
Perawatan kesehatan rumah merupakan bentuk pelayanan yang
dilakukan di rumah. Lembaga ini memberikan perawatan kesehatan dengan
melakukan kunjungan rumah atau saat ini lebih dikenal dengan home care.
(Mubarak dkk, 2010).

2. Konsep komunitas
Menurut Anderson (2011) komunitas merupakan suatu kelompok sosial
yang terbentuk dari satu kesatuan wilayah yang terdiri dari beberapa sub sistem di
dalamnya seperti organisasi formal, institusi sosial, kelompok informal, dan
perkumpulan budaya. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada
wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama,
serta berinteraki satu sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin,
2009).
7

Salah satu konsep dari keperawatan komunitas di dalam puskesmas adalah


perkesmas. Keperawatan kesehatan masyarakat adalah suatu bidang yang dalam
keperawatan kesehatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan serta peran aktif masyarakat. Tujuan dari
perkesmes adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi
masalah perkesmas secara optimal. Perawat komunitas berfokus pada populasi.
Populasi yang didefinisikan mencakup masyarakat yang hidup pada area geografis
spesifik dan kelompok etnik yang mengalami beban berlebihan dari outcome
kesehatan yang rendah (Effendi, 2009).

3. Konsep pemberdayaan masyarakat dan peran serta masyarakat


Proses pendekatan keperawatan komunitas meliputi pemberdayaan
masyarakat. Program, Strategi dan Pedoman Pemberdayaan Masyarakat dalam
Bidang Kesehatan tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 8 Tahun
2019. Pengaturan Pemberdayaan Masyarakat yang ada dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang
Kesehatan ini digunakan sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah, lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan, swasta, dan
pemangku kepentingan terkait lainnya dalam mewujudkan peran aktif dan
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat (Kemenkes RI, 2019). Pemberdayaan
masyarakat adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan sehingga
masyarakat memiliki kemandirian untuk hidup sehat. Adapun tujuan dari
pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan adalah timbulnya kesadaran,
pengetahuan, dan pemahaman akan kesehatan; timbulnya kemauan atau motivasi
untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan; timbulnya kemampuan dan
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat (IPKKI, 2017).
Strategi pemeberdayaan masyarakat menurut Permenkes Kemenkes RI
nomor 8 pasal 3 Tahun 2019 meliputi :
a. peningkatan pengetahuan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali dan
mengatasi permasalahan kesehatan yang dihadapi;
b. peningkatan kesadaran masyarakat melalui penggerakan masyarakat;
c. pengembangan dan pengorganisasian masyarakat;
8

d. penguatan dan peningkatan advokasi kepada pemangku kepentingan;


e. peningkatan kemitraan dan partisipasi lintas sektor, lembaga kemasyarakatan,
organisasi kemasyarakatan, dan swasta;
f. peningkatan pemanfaatan potensi dan sumber daya berbasis kearifan lokal;
dan
g. pengintegrasian program, kegiatan, dan/atau kelembagaan Pemberdayaan
Masyarakat yang sudah ada sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan
masyarakat.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat mengikuti permenkes Kemenkes RI
Nomor 8 Pasal 4 tahun 2019 meliputi :
a. kesehatan ibu, bayi, dan balita;
b. kesehatan anak usia sekolah dan remaja;
c. kesehatan usia produktif;
d. kesehatan lanjut usia;
e. kesehatan kerja;
f. perbaikan gizi masyarakat;
g. penyehatan lingkungan;
h. penanggulangan penyakit menular dan tidak menular;
i. kesehatan tradisional;
j. kesehatan jiwa;
k. kesiapsiagaan bencana dan krisis kesehatan; dan
l. kegiatan peningkatan kesehatan lainnya yang dibutuhkan oleh masyarakat
setempat. Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dengan mengutamakan pendekatan promotif dan
preventif.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk dapat memfungsikan masyarakat,
sebagai berikut:
a. Menarik orang-orang yang mempunyai inisiatif dan dapat bekerja untuk
membentuk kepanitiaan yang akan menangani masalah-masalah yang
berhubungan dengan kesehatan masyarakat;
b. Menyusun rencana kerja yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh seluruh
masyarakat;
9

c. Melakukan upaya penyebaran rencana agar masyarakat dapat melaksanakan


kegiatan tersebut (Mubarak dkk, 2010)
Model pengorganisasian komunitas, yaitu:
a. Locality Development, peran serta seluruh masyarakat untuk mandiri. Prinsip
keterlibatan langsung, melayani sendiri, membantu diri sendiri dalam
penyelesaian masalah, serta mengembangkan keterampilan dalam pemecahan
masalah. Perawat berperan sebagai fasilitator dan pendidik.
b. Social planning, perencanaan para ahli dan menggunakan birokrasi.
Keputusan komunitas didasarkan pada fakta atau data yang dikumpulkan,
membuat keputusan secara rasional, dan penyelesaian masalah berfokus pada
hasil/tujuan bukan proses.
c. Social action, fokus pada korban. Perawat merubah komunitas pada
pemusatan isu yang ada dikomunitas dengan menggunakan konflik antar
penduduk dan pengambilan keputusan (Mubarak dkk, 2010).

4. Keperawatan komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan
kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil risiko
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga
yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, 2015). Ruang lingkup praktik
keperawatan komunitas adalah memberikan asuhan keperawatan langsung dengan
fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar komunitas yang terkait kebiasaan atau
perilaku dan pola hidup tidak sehat sebagai akibat ketidakmampuan masyarakat
beradaptasi terhadap lingkungan. Tujuan dilakukannya asuhan keperawatan
komunitas adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam upaya mengatasi
masalah kesehatannya secara mandiri dan mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.Sasaran utama asuhan keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat
individu, keluarga, kelompok risiko tinggi baik dalam kondisi sehat maupun sakit
(Stanhope & Lancaster, 2010).
10

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok risiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan
Keperawatan Komunitas adalah seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga
dan kelompok yang berisiko tinggi seperti keluarga penduduk didaerah kumuh,
daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi,
balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Prinsip etik praktik keperawatan komunitas yang harus diperhatikan dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas yaitu:
a. Prinsip otonomi, yaitu memberi kebebasan pada komunitas untuk memilih
alternatif yang terbaik dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
b. Prinsip pemanfaatan, yaitu intervensi komunitas yang diberikan harus
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk komunitas.
c. Prinsip keadilan, yaitu dalam melakukan intervensi harus sesuai dengan
kemampuan dan kapasitas komunitas, sehingga diharapkan semua pelayanan
keperawatan kesehatan komunitas yang diberikan dapat dinikmati oleh
seluruh lapisan masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2010).
Peran perawat kesehatan komunitas (Mubarak, 2010) adalah sebagai
berikut:
a. Care provider, memberikan asuhan keperawatan pada klien berdasarkan
tahapan proses keperawatan;
b. Educator, memberikan pendidikan kesehatan bagi klien;
c. Counselor, membantu klien dalam mengidentifikasi suatu masalah dan
bersama dengan klien mencari solusi terhadap masalah tersebut;
d. Role model, menunjukkan suatu perilaku yang dapat dipelajari oleh
masyarakat dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan;
e. Advocate, melindungi dan membela kepentingan klien melalui tahapan
menentukan kebutuhan advokasi, menetapkan jalan masuk yang sesuai untuk
membela, memperoleh fakta terkait dengan situasi, menyampaikan kasus
11

klien terhadap pengambil keputusan, dan mempersiapkan klien untuk mampu


mandiri;
f. Case manager, mengelola kasus di komunitas yang dimulai dengan
mengidentifikasi kebutuhan kesehatan, membuat rencana perawatan,
mengawasi pelaksanaan, dan melakukan evaluasi;
g. Collaborator, berkomunikasi dengan anggota tim kesehatan lain,
berpartisipasi dan bekerjasama dalam mengambil keputusan serta
menyelesaikan masalah klien;
h. Case finder, menemukan kasus di masyarakat dengan mengembangkan tanda
gejala kesehatan terkait kondisi dan faktor yang berkontribusi, menggunakan
proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus penyakit atau
kondisi kesehatan lain, serta menyediakan follow up care untuk identifikasi
kasus;
i. Change agent and leader, sebagai perubah perawat mengidentifikasi
kekuatan penggerak dan penghambat pelaksanaan situasi untuk berubah,
membantu pencairan dan menimbulkan motivasi untuk berubah, membantu
pelaksanaan perubahan, dan membantu kelompok menginternalisasikan
perubahan. Sedangkan, sebagai pemimpin perawat mengidentifikasi
kebutuhan tindakan, mengkaji situasi dan menetapkan gayakepemimpinan,
memotivasi untuk mengambil tindakan, mengkoordinir aktifitas kelompok
dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan, membantu dalam
mengevaluasi efektifitas tindakan, serta memfasilitasi adaptasi anggota
kelompok;
j. Researcher, mereview hasil riset secara kritis, mengaplikasikan hasil riset
dalam praktik, identifikasi masalah riset, merancang dan menyelenggarakan
riset keperawatan, mengumpulkan data dan melakukan riset dalam
pengembangan ilmu keperawatan komunitas;
5. Konsep RW Siaga
a. Pengertian
RW Siaga adalah RW yang penduduknya memiliki kesiapan sumber
daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan/kejadian luar
biasa (KLB) secara mandiri. . Sebuah RW dikatakan menjadi RW Siaga
12

apabila wilayahnya tersebut memiliki sekurang-kurangnya sebuah puskesmas


(Depkes, 2009).
RW Siaga merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau, dan
mampu untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan
masyarakat seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa dengan memanfaatkan berbagai
sumber daya dan potensi setempat secara gotong royong. RW Siaga terbentuk
berdasarkan Permenkes No.564/2006.
b. Indikator RW Siaga
1) Memiliki forum komunikasi masyarakat RW, jika terdapat minimal
fasilitator masyarakat kelurahan, susunan pengurus RW Siaga;
2) Memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan sistem rujukan, jika
terdapat fasilitas kesehatan dasar, misalnya Pustu, Polindes, atau rumah
bersalin;
3) Memiliki UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang
dikembangkan, jika terdapat 1 posyandu per RW;
4) Memiliki sistem pengamatan penyakit dan faktor risiko berbasis
masyarakat, jika terdapat kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan di
tingkat masyarakat yang mencakup minimal 80% kegiatan, dilaporkan
secara lengkap, tepat waktu (dengan periode 24 jam atau rutin tiap
bulan). Adanya data pemantauan wilayah setempat yang berisiko;
5) Memiliki penanggulangan kegawat daruratan dan bencana berbasis
masyarakat, jika minimal terdapat stimulasi atau gladi bencana, minimal
1 kali setahun di daerah tidak rawan dan 2 kali setahun di daerah rawan
bencana;
6) Adanya upaya mewujudkan lingkungan sehat, jika terdapat gerakan
masyarakat untuk meningkatkan/memelihara kualitas lingkungan yang
dilaksanakan secara rutin, minimal 1 kali seminggu di setiap RT;
7) Adanya upaya mewujudkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat),
jika minimal terdapat pendataan dan visualisasi data PHBS rumah tangga
minimal 1 kali setahun, kegiatan promosi PHBS minimal 1 kali sebulan,
kegiatan tindak lanjut dari hasil pendataan dan promosi PHBS;
13

8) Adanya upaya mewujudkan kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) dan


terbentuknya keluarga sadar gizi, jika minimal terdapat pendataan dan
visualisasi data kadarzi minimal 1 kali setahun, kegiatan promosi kadarzi
minimal 1 kali sebulan, dan kegiatan tindak lanjut dari hasil pendataan
dan promosi kesehatan.
c. Struktur organisasi/ kepengurusan RW Siaga
Struktur organisasi/ kepengurusan RW Siaga terdiri dari:
1) Pembina
a) Memberikan pembinaan secara berkala terhadap kegiatan RW Siaga;
b) Memberikan bimbingan terhadap anggota RW Siaga;
c) Mengevaluasi program dan pelaksanaan kegiatan RW Siaga.
2) Ketua
a) Mengkordinasikan kegiatan RW Siaga;
b) Memimpin kegiatan pertemuan RW Siaga;
c) Membagi tugas kegiatan RW Siaga pada anggota setiap unit;
d) Membantu anggota RW Siaga untuk melakukan kegiatan
pengawasan;
e) Membantu pengawasan pelaksanaan kegiatan RW Siaga;
f) Mengevaluasi kegiatan RW Siaga.
3) Petugas kesehatan
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
4) Sekretaris
a) Mencatat seluruh kegiatan RW Siaga;
b) Melaporkan kegiatan hasil kepada seluruh anggota RW Siaga;
c) Menginformasikan kepada tiap anggota pada setiap pertemuan;
d) Pengurusan surat-menyurat dan pengarsipan.
5) Bendahara
a) Bertanggung jawab terhadap pengeluaran dan pemasukan dana;
b) Menghimpun semua dana yang masuk;
c) Mencatat pemasukan dan pengeluaran dana RW Siaga;
d) Melaporkan keuangan kepada ketua dan seluruh anggota RW Siaga.
6) Anggota
a) Melaksanakan kegiatan RW Siaga sesuai dengan unitnya;
14

b) Melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan unit- unit RW Siaga


kepada keoordinator tiap unit;
c) Bekerjasama dengan anggota yang lain dalam kegiatan RW Siaga;
d) Pemilihan perangkat/ pengurus RW Siaga ini beranggotakan wakil
dari masing-masing RT.
d. POKJA (Kelompok Kerja) RW SIAGA
1) Pokja Kadarzi (KIA dan LANSIA)
a) Mengidentifikasi dan memantau kondisi gizi balita (penimbangan,
PMT, penyuluhan, pemberian vitamin A, dll);
b) Mengindetifikasi status gizi balita (BGM, gizi kurang, gizi buruk)
melalui pemantauan Kartu Menuju Sehat (KMS);
c) Mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan balita;
d) Mengindentifikasi dan memantau kadarzi (contoh memantau
keluarga dengan balita yang kurang gizi);
e) Membantu pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan gizi
keluarga [misalnya: penanaman tanaman obat keluarga (TOGA)];
f) Mengidentifikasi dan memantau gizi ibu hamil;
g) Mengidentifikasi dan memantau gizi lansia.
2) Pokja PHBS (KIA, LANSIA, REMAJA)
Melakukan kegiatan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis
Masyarakat) yang dikembangkan seperti:
a) Posyandu balita, misalnya melalui penyuluhan tentang tumbuh
kembang balita;
b) Posyandu lansia, misalnya melakukan pendidikan kesehatan tentang
penyakit pada lansia ataupun kondisi-kondisi yang dapat membuat
lansia cedera;
c) TOGA, melalui penanaman tanaman obat yang bermanfaat bagi
kesehatan;
d) Pos UKK, melalui identifikasi masalah kesehatan pekerjaan yang
dominan di wilayah RW.
3) Pokja Lingkungan
a) Melakukan penyuluhan kesehatan lingkungan;
b) Membantu pengelolaan sampah dan air bersih;
15

c) Membantu pengelolaan kebersihan lingkungan (gotong royong,


pemantauan jentik).
4) Pokja Surveilance
a) Mengamati perkembangan penyakit yang berpotensi wabah di
masayarakat seperti DBD, malaria, diare, campak, ISPA, keracunan,
HIV/AIDS (NAPZA);
b) Menggalakan imunisasi di posyandu dan anak sekolah.
5) Pokja Kegawatdaruratan
a) Menyelenggarakan tindakan tanggap bencana alam (banjir, longsor),
bencana karena kelalaian manusia (kebakaran, keracunan), bencana
karena penyakit (penyakit yang berpotensi wabah). Seperti
pemberian pertolongan pertama pada korban banjir;
b) Menyelenggarakan pertolongan pertama pada hal-hal yang dapat
menyebabkan kematian.
e. Indikator keberhasilan pengembangan RW Siaga
1) Indikator masukan (Input)
a) Ada/tidaknya forum masyarakat desa;
b) Ada/tidaknya Posyandu dan sarananya;
c) Ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan);
d) Ada/tidaknya UKBM lain.
2) Indikator proses (Process)
a) Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa;
b) Berfungsi/tidaknya Posyandu;
c) Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada;
d) Berfungsi/tidaknya sistem kesiapsiagaan penanggulangan kegawat-
daruratan dan bencana;
e) Berfungsi/tidaknya sistem surveilance (pengamatan & pelaporan);
f) Ada/tidaknya kunjungan rumah untuk KADARZI & PHBS (oleh
NAKES dan/atau kader).
3) Indikator keluaran (Output)
a) Cakupan yankes Posyandu;
b) Cakupan pelayanan UKBM yang ada;
16

c) Jumlah kasus kegawatdaruratan & kejadian luar biasa (KLB) yang


dilaporkan/diatasi;
d) Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk
KADARZI & PHBS.
4) Indikator dampak (Outcome)
a) Jumlah yang menderita sakit (kesakitan kasar);
b) Jumlah yang menderita gangguan jiwa;
c) Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia;
d) Jumlah bayi & balita yang meninggal dunia;
e) Jumlah balita dengan gizi buruk.

6. Konsep SATGAS COVID-19


a. Pengertian SATGAS COVID-19
Satuan tugas Coronavirus disease 2019 adalah sebuah
kelompok yang dibentuk pemerintah Indonesia untuk mengkoordinasikan
kegiatan antarlembaga dalam upaya mencegah dan menanggulangi
dampak penyakit virus korona baru di Indonesia. Gugus tugas ini dibentuk
pada 13 Maret 2020 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020
tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 dan
berada dibawah serta bertanggung jawab langsung pada presiden Indonesia.
b. Fungsi SATGAS COVID-19
1) Memantau warga yang memiliki status ODP, PDP dan Positif COVID-
19.
2) Melaporkan ODP yang tidak memiliki ruang karantina mandiri ke
perangkat RW.
3) Mendata warga dengan status ODP, PDP dan Positif COVID-19 yang
perlu disantuni.
4) Memastikan warga wilayah masing-masing mematuhi aturan physical
distancing.
c. Peran SATGAS COVID-19 dalam penanggulangan pandemi COVID-19
1) Mengaktifkan grup whatsapp dengan warga, untuk memantau situasi.
2) Perangkat RT mencatat pergerakan keluar dan masuk warga/tamu dan
melaporkannya ke SATGAS COVID-19.
17

3) Menginformasikan langkah tepat pencegahan penularan COVID-19 pada


warga sekitar.
4) Mengidentifikasi, mendata, dan melaporkan warga dengan gejala
COVID-19 ke perangkat puskesmas.
5) Mengedukasi warga dengan gejala COVID-19 dan tetangga yang sempat
kontak untuk isolasi mandiri di rumah.
6) Melapor kepada kelurahan jika ada warga yang tidak memungkinkan
untuk melakukan isolasi mandiri, agar dipindah ke lokasi ―isolasi
bersama‖ yang sudah ditentukan oleh kelurahan.
7) Menindaklanjuti perkembangan laporan setelah 3 jam melapor kepada
kelurahan.
8) Bersama perangkat RT,RW, dan Kelurahan mengedukasi warga sekitar
agar tidak memberi stigma buruk kepada ODP, PDP atau Positif COVID-
19.
9) Bersama perangkat RW/RT mengkoordinasikan distribusi bantuan
pemerintah kepada warga terdampak COVID-19.
d. Strategi Penanganan
SATGAS Penanganan COVID-19 membentuk Bidang Perubahan
Perilaku untuk menangani permasalahan penularan COVID-19 di hulu, yaitu
dengan mendorong percepatan perubahan perilaku masyarakat agar secara
konsisten menjalankan 3M. Perubahan perilaku manusia terjadi akibat dua
dorongan, yakni dorongan dari dalam diri sendiri dan dorongan dari luar.
Idealnya, perubahan perilaku berasal dari kesadaran dalam diri. Untuk
menciptakan motivasi internal ini, akan dilakukan edukasi dan sosialisasi
secara masif. Empat strategi intervensi untuk membangun kesadaran dari
dalam diri, yaitu:
1) Nasehat, memberi informasi yang benar dan masif agar masyarakat
memahami pentingnya perilaku 3M.
2) Dorongan, mengingatkan secara berulang-ulang, mendorong tersedianya
fasilitas agar masyarakat mudah menjalankan protokol kese hatan 3M,
dan mengembangkan inovasi dan kreativitas daerah untuk menyukseskan
program tersebut.
3) Insentif, memberi penghar gaan atas perubahan yang terjadi.
18

4) Hukuman, memberi sanksi bagi yang belum patuh.


e. Tugas SATGAS COVID-19
1) Merangkul seluruh komunitas untuk bekerja sama mengkampanyekan
Gerakan 4M (Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga jarak,
Menghindari Keramaian) dengan tujuan utama perubahan perilaku.
2) Melakukan analisa yang matang, mendalam, dan berdasarkan evidence-
based untuk memperhitungkan dampak sosial dan peningkatan kegiatan
ekonomi masyarakat yang dengan memastikan keamanan dan
keselamatan tenaga penyedia layanan kesehatan sebagai garda terdepan
serta memberikan layanan bagi masyarakat sesuai Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
3) Menyiapkan dan menyiagakan segala bentuk sumberdaya dan fasilitas
kesehatan yang dimiliki, antara lain dengan bekerjasama dengan rumah
sakit swasta sebagai rujukan penderita COVID-19, menambah ruang
isolasi di rumah sakit maupun di fasilitas kesehatan dan pendukung
lainnya, serta meningkatkan kapasitas Puskesmas atau layanan kesehatan
primer untuk berperan dalam upaya pencegahan dan penanganan
COVID-19.
4) Melakukan refocussing kegiatan untuk menjamin kemudahan
pelaksanaan upaya pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan
wabah COVID-19 di daerah sebagaimana amanat Inpres Nomor 4 Tahun
2020 tentang Refocussing Kegiatan, Realokasi Anggaran, serta
Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Penanganan COVID-19
sesuai Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 3 Tahun 2020 tentang
Penjelasan Atas Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka
Penanganan COVID-19.
5) Melaksanakan sosialisasi pembatasan sosial (social distancing) dan
karantina mandiri (self-quarantine) serta perubahan perilaku yang
melibatkan desk/tim perubahan perilaku di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota yang terdiri dari unsur PentaHelix, semua jajaran
Pemerintah, Akademisi, Bisnis, Komunitas, Media dan menjadi bagian
dari SATGAS setempat.
19

6) Dalam hal pembatasan sosial menyebabkan dampak bagi kelompok


masyarakat dengan penghasilan rendah, maka daerah dapat memberikan
bantuan sosial.
7) Mengadopsi strategi dasar SATGAS Nasional dan melengkapinya
dengan kebijakan khusus perubahan perilaku yang spesifik di tingkat
Kota Pekanbaru. Kemudian juga bertugas melakukan konsultasi dan
melaporkan perkembangan pelaksanaan operasi perubahan perilaku serta
antisipasi dan penanganan dampak penularan COVID-19 secara berkala
kepada SATGAS Penanganan COVID-19
f. Bidang Tugas SATGAS COVID-19
1) SATGAS Kesehatan
a) Mendata setiap orang yang keluar masuk
b) Mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 dengan membawa
orang yang teridentifikasi PDP ke Rumah Sakit rujukan
c) Memastikan dan update data siapa saja yang berstatus OTG,ODP
dan PDP
d) Mengupayakan ODP dan OTG karantina mandiri 14 hari
e) Memastikan: lokasi strategis tersedia cuci tangan, penyemprotan
desinfektan secara rutin, warga tertib keluar rumah memakai masker,
jaga jarak fisik antar warga 1,5-2 meter
f) Memberikan pelayanan kesehatan: pemeriksaan suhu badan,
pengecekan gejala COVID-19, pengecekan tempat cuci tangan
g) Mendorong praktik hidup bersih dan sehat, makan minum seimbang,
olahraga, mandi teratur, istirahat cukup, dan lingkungan bersih
h) Berkoordinasi dengan petugas kesehetan daerah untuk pemeriksaan
lanjut jika ada kondisi darurat
2) SATGAS ekonomi
a) Mendata kebutuhan dasar masyarakat
b) Mendata warga yang tidak mampu menyediakan kebutuhan dasar
c) Mengupayakan secara maksimal agar warga bisa dibantu
d) Memastikan bantuan tepat sasaran
e) Memastikan kegiatan seperti, bertani, berkebun, dan berdagang tetap
berjalan dengan memperhatikan protokol kesehatan
20

f) Melayani kebutuhan makan sehari-hari warga yang karantina


mandiri
3) SATGAS sosial & ekonomi
a) Bersama tim kesehatan melakukan pencatatan orang masuk dan
keluar di lingkungan RW
b) Membuat jadwal giliran ronda
c) Menghindari kerumunan
d) Memastikan yang berstatus ODP dan OTG untuk tidak keluar rumah
e) Menyiapkan data pilah penerimaan bantuan agar seluruh bantuan
tepat sasaran dan tepat guna
f) Memastikan kelompok lansia, difabel, ibu hamil, serta anak-anak
mendapat perlindungan
g) Memastikan seluruh kegiatan sosial dilakukan secara gotong royong

B. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk praktik keperawatan
professional yang sistematis dan komprehensif yang berfokus pada individu, keluarga,
kelompok dan komunitas secara keseluruhan melalui pendekatan proses keperawatan
mulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,
implementasi, dan evaluasi keperawatan. Model keperawatan komunitas disusun
berdasarkan pada teori yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Dalam
keperawatan komunitas terdapat beberapa model keperawatan, diantaranya Teori
lingkungan oleh Nightingale (Nightingale’s theory of environment), Self-Care Model
oleh Orem, Adaptation Model dari Roy, S.C, Health Care System Model oleh Betty
Neuman dan Community as Client or Partnership Model oleh McFarlane & Anderson
(Mendfora, 2010). Model yang digunakan adalah model keperawatan Betty Neuman.
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah konsep ‖Health care system‖
yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan
kepada penekanan pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan
diri yang bersifat fleksibel, normal, dan resisten. Konsep utama menurut Betty
Neuman yaitu manusia, lingkungan dan sehat. Dibawah ini akan dijelaskan tahapan
proses asuhan keperawatan komunitas menurut model Neuman (IPKKI, 2017).
21

1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis, sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat, baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosiologis, ekonomi
maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2010). Pada tahap pengkajian
dilakukan kegiatan penyebaran kuesioner, obsevasi, wawancara dan windshield
survey. Hal ini sesuai dengan model keperawatan Neuman bahwa masalah
kesehatan ditimbulkan dari berbagai variabel, yaitu fisiologis, psikologis,
sosiokultural & developmental, sehingga semua aspek perlu dikaji untuk
menentukan penyebab terjadinya masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
a. Pengumpulan data
1) Tujuan pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan masyarakat sehingga dapat ditentukan
tidakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah yang menyangkut
aspek fisik, psikologis, sosial, ekonomi, dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya oleh karena itu data tersebut harus
akurat dan dapat dilakukan analisis untuk pemecahan masalah. Menurut
pendapat Notoadmodjo (2010) yang mengatakan penyebaran kuesioner
pada populasi yang melebihi 100 orang populasi, maka dapat dilakukan
teknik simple random sampling, dengan pengambilan sampel secara acak
dan proposional berdasarkan jumlah populasi dari masing-masing RT.
2) Teknik pengumpulan data
a) Pengumpulan data langsung yang terdiri dari wawancara, observasi,
whienshield survey, dan kuesioner;
b) Pengumpulan data laporan (data dari berbagai instansi dan sumber
yang terpercaya seperti catatan kesehatan, catatan pertemuan warga,
dokumen publik, dan statistik).
3) Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi
a) Data inti, seperti: riwayat atau sejarah perkembangan masyarakat
data demografi, vital statistik, dan status kesehatan komunitas;
22

b) Data lingkungan fisik, meliputi: pemukiman, sanitasi, dan fasilitas-


fasilitas lainnya;
c) Pelayanan kesehatan.
Dikaji lokasi saranan kesehatan yang ada, sumber daya yang dimiliki
(tenaga kesehatan dan kader), bagaimana dengan jumlah kunjungan
yang ada, serta sistem rujukannya
d) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
Lokasi fasilitas sosial apakah mudah dijangkau, bagaimana system
kepemilikannya, dan apakah barang yang disediakan lengkap.
e) Ekonomi
Indikator ekonomi dan sumber-sumber informasi
(1) Rumah tangga (rata-rata pendapatan biaya perbulan masing-
masing rumah tangga);
(2) Individu (pendapatan per-KK, persen yang miskin).
f) Keamanan dan transportasi
(1) Keamanan
(a) Keamanan/ lingkungan yang ada;
(b) Upaya penanggulangan yang tersedia (kebakaran, polusi,
sanitasi; limbah, sampah dan air kotor).
(2) Transportasi
(a) Sarana transportasi, kondisi jalan yang tersedia (tanah,
beton, aspal);
(b) Jenis transportasi yang dimiliki (sepeda, sepeda motor,
mobil);
(c) Sarana transportasi yang tersedia.
(3) Politik dan pemerintahan
(a) Sistem pengorganisasian;
(b) Sturktur organisasi;
(c) Kelompok organisasi dalam komunitas;
(d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan.
g) Sistem komunikasi
(1) Sarana umum komunikasi yang tersedia di komunitas (telepon
umum, wartel, dan lain-lain);
23

(2) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas;


(3) Cara penyebaran informasi yang umum digunakan dalam
komunitas: menggunakan model tradisional, menggunakan surat
pemberitahuan atau pengeras suara yang tersedia.
h) Pendidikan
(1) Tingkat pendidikan komunitas, homogen, heterogen, dan tingkat
pendidikan mayoritas dalam komunitas;
(2) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal),
meliputi jenis pendidikan yang diadakan di komunitas, sumber
daya manusia, tenaga yang tersedia;
(3) Jenis bahasa yang digunakan dalam komunitas.
i) Rekreasi
(1) Kebiasaan rekreasi yang ada dalam komunitas, kebiasaan
rekreasi rutinitas yang dilakukan;
(2) Fasilitas rekreasi yang tersedia
4) Cara pengumpulan data
Data diperoleh dengan cara:
a) Wawancara
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
Tanya jawab antara perawat dengan klien, keluarga klien, atau
dengan masyarakat yang berkaitan dengan masalah kesehatan.
b) Kuesioner
Kuesioner juga sering dikenal sebagai angket. Kuesioner merupakan
sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan
diukur (responden). Dengan kuesioner dapat mengetahui keadaan
atau data pribadi seseorang, pengalaman atau pengetahuan dan lain-
lain yang dimilikinya. Kuesioner merupakan instrumen
pengumpulan data atau informasi yang dioperasionalisasikan ke
dalam bentuk item atau pertanyaan.
c) Observasi
Melakukan pengamatan dalam keperawatan komunitas meliputi
aspek fisik, psiokologis, perilaku, dan sikap.
24

d) Windshield survey
Merupakan pendataan menggunakan panca indra tentang
wilayah/demografi masyarakat yang ada diwilayah tempat tinggal
meliputi perumahan, lingkungan, daerah (bangunan: tua, bahan
arsitektur, bersatu, berpisah, dll), lingkungan terbuka (luas, sempit,
kualitas, pribadi, umum, dll), batas (ada batas daerah, jalan, got,
kondisi bersih, kotor), kebiasaan (tempat kumpul; siapa, jam berapa
dll), transportasi (cara datang dan pergi, situasi jalan, jenis
transportasi), pelayanan kesehatan di masyarakat (puskesmas, pustu,
balai pengobatan), tempat rekreasi (keluarga, anak-anak, umum),
tempat ibadah (mesjid, gereja, wihara), sekolah/perguruan
tinggi/lembaga kursus/pelatihan dll), organisasi di masyarakat
(pokjakes, kepemudaan dll), politik (kampanye/poster).
5) Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Klasifikasi data/kategorisasi data berdasarkan karakteristik
demografi, karakteristik sosial ekonomi, dan sumber dan pelayanan
kesehatan;
b) Perhitungan persentasi cakupan data;
c) Tabulasi data;
d) Interpretasi data.
6) Analisa data
Merupakan kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki,
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, baik masalah kesehatan maupun masalah keperawatan.
Tujuan analisa data antara lain:
a) Menetapkan kebutuhan masyarakat;
b) Menetapkan kekuatan;
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas;
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
25

7) Perumusan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa yang diperoleh, maka dapat diketahui
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat yang selanjutnya
dapat dilakukan intervensi. Namun, masalah yang telah dirumuskan tidak
mungkin dapat diatasi sekaligus, oleh karena itu, perawat komunitas
harus membuat prioritas masalah.
8) Prioritas masalah
Kriteria penentuan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan diantaranya adalah perhatian masyarakat, prevalensi
kejadian, berat tingginya masalah, kemungkinan masalah untuk diatasi,
tersedianya suumber daya masyarakat, dan aspek politis. Prioritas
masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hierarki kebutuhan menurut
Abraham H. Maslow yaitu keadaan yang mengacam kehidupan, keadaan
yang mengancam kesehatan, dan persepsi masyarakat tentang kesehatan
dan keperawatan. Penyusunan masalah atau diagnosis komunitas harus
sesuai dengan prioritas keperawatan komunitas.

2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis (clinical judgement)
terhadap respon individu atau komunitas terhadap masalah kesehatan terhadap
respon individu, kelompok atau komunitas (NANDA, 2017). Diagnosa
keperawatan komunitas terdiri dari tiga bagian, yaitu gambaran masalah yang
merupakan respon atau kondisi masyarakat, faktor penyebab yang berhubungan
dengan masalah, serta tanda dan gejala yang mendukung (IPKKI, 2017)
menjelaskan terdapat tiga komponen format diagnosa keperawatan komunitas:
a. Risk of, masalah keperawatan spesifik atau risiko masalah kesehatan di
komunitas;
b. Among, komunitas atau klien spesifik yang akan diintervensi oleh perawat
komunitas;
c. Related to, yaitu gambaran karakteristik komunitas, meliputi motivasi,
pengetahuan, keterampilan, serta faktor lingkungan. Karakteristik lingkungan
meliputi budaya, fisik, psikososial, dan politik.
Jenis diagnosa keperawatan yang dapat diangkat yaitu:
26

a. Sehat/wellness/ potensial
Komunitas mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data
maladaptif atau paparan masalah kesehatan.
b. Ancaman/risiko
Belum terdapat pemaparan masalah kesehatan, namun sudah ditemukan
beberapa data maladaptif yang memungkinkan timbulnya masalah atau
gangguan.
c. Nyata/actual
Gangguan atau masalah kesehatan sudah timbul didukung dengan beberapa
data maladaptif.

3. Perencanaan
Perencanaan merupakan komponen kunci dalam praktik keperawatan
komunitas, dimana dalam perencanaan terdapat suatu hubungan vital antara
pengkajian dan diagnosa keperawatan disatu sisi serta intervensi dan evaluasi
disisi lain (Mubarak, 2010). Tiga tahap kegiatan dalam proses perencanaan:
a. Menentukan prioritas masalah atau diagnosa keperawatan komunitas
Menurut Effendi (2009), terdapat enam kriteria dalam menentukan
prioritas masalah keperawatan, masing-masing kriteria diberi skor 1 -10.
Kriteria tersebut adalah:
1) Kesadaran komunitas terhadap masalah;
2) Motivasi komunitas dalam menyelesaikan masalah atau mengelola
masalah dengan baik;
3) Kemampuan perawat untuk mempengaruhi atau memberikan solusi
penyelesaian masalah;
4) Tersedianya keahlian untuk menyelesaikan masalah kesehatan;
5) Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidak
diselesaikan;
6) Kecepatan masalah dapat diselesaikan.
b. Menetapkan tujuan dan kriteria evaluasi
Tujuan dalam tindakan keperawatan terdiri dari tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum/jangka panjang merupakan tujuan akhir yang
akan dicapai setelah tindakan keperawatan komunitas diselesaikan, dimana
27

mengacu pada penyesaian masalah (problem). Tujuan khusus/jangka pendek


merupakan tujuan tindakan keperawatan yang mengacu pada penyelesaian
etiologi. Kriteria evaluasi adalah acuan atau kriteria dari tingkat pencapaian
tujuan/hasil yang diharapkan. Kriteria merupakan respon masyarakat yang
diharapkan sebagai acuan tercapainya suatu tujuan (kognitif, afektif,
psikomotor). Untuk mencapai kriteria yang diinginkan kegiatan yang
ditetapkan harus memiliki standar. Standar adalah target minimal tingkat
pencapaian tujuan, sebagai penentu tingkat keberhasilan intervensi yang
dilakukan.
c. Menetapkan intervensi atau perencanaan keperawatan komunitas
Intervensi dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan dan
direncanakan untuk memperkuat garis pertahanan. Pencegahan primer
digunakan untuk memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan
sekunder untuk memperkuat garis pertahanan normal, dan pencegahan tersier
untuk memperkuat garis pertahanan resisten (Mubarak, 2010).
Strategi intervensi keperawatan professional dalam bentuk kerjasama
(partnership) adalah suatu bentuk kerjasama secara aktif antara perawat
komunitas, masyarakat, maupun lintas program dan sektor terkait mengambil
suatu keputusan dalam upaya penyelesaian masalah yang ditemukan di
masyarakat. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah melalui kegiatan
kolaborasi dan negosiasi. Strategi intervensi keperawatan professional dalam
bentuk proses kelompok adalah suatu bentuk intervensi keperawatan
professional yang dilakukan bersama-sama dengan masyarakat melalui
pembentukan kelompok atau support social yang lainnya sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi yang ada di komunitas. Pembentukan kelompok di
masyarakat menggambarkan adanya minat dan kebutuhan baik secara
kelompok maupun individu serta menunjukkan adanya hubungan antara klien
dengan sistem sosial di masyarakat. Strategi intervensi keperawatan
professional dalam bentuk pendidikan kesehatan merupakan suatu kegiatan
dalam rangka upaya promotif dan preventif dengan cara melakukan
penyebaran informasi dan peningkatan motivasi masyarakat untuk
berperilaku hidup sehat (IPKKI, 2017). Strategi intervensi lainnya dalam
keperawatan professional adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat
28

(empowerment), yaitu suatu kegiatan keperawatan komunitas melalui


keterlibatan masyarakat secara aktif dalam rangka penyelesaian masalah yang
ditemukan di masyarakat. Masyarakat bukanlah sebagai objek melainkan
sebagai subjek dalam rangka menyelesaikan suatu masalah tertentu.

4. Implementasi
Implementasi merupakan bentuk tindakan keperawatan yang dilakukan
berdasarkan intervensi atau rencana yang telah disusun sebelumnya. Dalam
mengimplementasi, seorang perawat sebagai agen perubah harus memperlihatkan
kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan, mempunyai gaya
kepemimpinan yang visioner, dan keterampilan mengelola konflik. Implementasi
dapat berhasil dengan baik apabila ada keterlibatan dari tokoh masyarakat dan
dukungan dari media (IPKKI, 2017).

5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kumpulan informasi yang sistematik mengenai
aktifitas, karakteristik, dan hasil akhir dari suatu program. Evaluasi
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah atau pada
saat berlangsungnya proses, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang
dilaksanakan setelah sekumpulan program dilaksanakan. Adapun kemungkinan
hasil evaluasi yaitu:
a. Tujuan tercapai jika masyarakat mengikuti semua intervensi yang telah
diberikan;
b. Tujuan tercapai sebagian jika masyarakat melakukan sebagian dari intervensi
yang diberikan;
c. Tujuan tidak tercapai jika masyarakat tidak melakukan intervensi yang telah
diberikan.
(IPKKI, 2017)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Asuhan keperawatan komunitas adalah praktik keperawatan profesional yang bekerja


sama dengan individu, keluarga, kelompok, komunitas, populasi, sistem dan atau kelompok
sosial melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan praktik asuhan keperawatan
komunitas terdiri dari beberapa tahapan diantaranya pengkajian, perumusan diagnosa
keperawatan, penyusunan rencana intervensi keperawatan, implementasi, dan evaluasi
kegiatan. Praktik asuhan keperawatan komunitas di RW 015 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Binawidya, Pekanbaru dilaksanakan selama 6 minggu dimulai dari tanggal 4
Januari 2021 sampai 13 Februari 2021.
Praktik asuhan keperawatan ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan kegiatan.
Tahap pertama yaitu tahap persiapan atau pengkajian mencakup penyusunan instrumen (alat
pengumpul data kesehatan masyarakat). Tahapan kedua yaitu merumuskan diagnosa
keperawatan komunitas berdasarkan masalah keperawatan yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data. Tahapan ketiga adalah intervensi untuk mengatasi masalah kesehatan,
Tahap keempat yaitu pelaksanaan intervensi (implementasi) dan tahapan terakhir evaluasi
kegiatan atau evaluasi masalah yang telah dilakukan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Binawidya, Kota Pekanbaru.
Pelaksanaan praktik Asuhan Keperawatan Komunitas di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya, Kota Pekanbaru diuraikan sebagai berikut:
A. Tahap Persiapan
Tahap persiapan sebelum pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas adalah
penetapan lahan praktik yang diketahui oleh Dekan Fakultas Keperawatan UNRI dan
Kelurahan Tobekgodang. Pada tanggal 5 Januari 2020, kelompok melakukan
penyusunan serta bimbingan instrumen berupa kuesioner kepada dosen pembimbing.
Kuesioner yang disusun dengan tema upaya pencegahan penularan COVID-19 di RW
015 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya, Kota Pekanbaru. Berdasarkan
hasil penghitungan didapatkan jumlah sampel minimal sebanyak 70 KK. Pada praktik
keperawatan komunitas ini Ners Muda mengambil sampel sebanyak 72 KK yang
mewakili RW 015 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya, Pekanbaru.
B. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan teknik pengumpulan data untuk melihat kondisi
wilayah, kesehatan, lingkungan fisik, status sosial ekonomi, fasilitas kesehatan yang ada
29
30

di RW 015 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya. Pengumpulan data


menggunakan beberapa teknik yaitu wawancara dengan Lurah, kader posyandu, ketua
RW, para ketua RT, serta tokoh masyarakat. Teknik selanjutnya yaitu penyebaran
kuesioner melalui online atau offline sesuai keadaan dan kondisi keluarga dan melakukan
observasi langsung ke rumah-rumah warga yang menjadi sampel serta melakukan
windshield survey di wilayah RW 015 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya.
Tahap pengkajian dilakukan dari tanggal 7 - 12 Januari 2021. Jumlah KK yang dijadikan
sampel yaitu sebanyak 72 KK. Hasil pengumpulan data masyarakat di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya didapatkan data-data sebagai berikut:
1. Observasi dan Windshield Survey
a. Batas Wilayah

Timur : RW 09
Selatan : RW 013
Barat : RW 014 Jl. Rajawali Sakti, Kelurahan Tobekgodang
Utara : RW 013
31

b. Fasilitas Kesehatan : Posyandu RW 015. Selama pandemi tidak pernah


berkegiatan.

Posyandu Apel RW 015

c. Fasilitas Perdagangan: Toko barang harian, Kedai makanan Ringan, Kedai nasi.
Sebagian besar fasilitas pedagangan masih belum menerapkan protokol kesehatan
seperti pelayan yang tidak menggunakan masker ketika melayani pembeli.
Terdapat satu warung harian yang memiliki tempat cuci tangan, dan selebihnya
tidak tersedia tempat cuci tangan dan atau handsanitizer untuk pengunjung.

Toko barang harian di Jl. Rajawali Sakti Warung makan di RW 015


RT 01
32

Warung yang memiliki tempat cuci Salah satu warung harian yang tidak
tangan memiliki tempat cuci tangan

d. Fasilitas Transportasi : Situasi jalan masih belum diaspal yaitu masih semen.
Jenis alat transportasi tampak digunakan oleh warga RW 015 diantaranya mobil
dan sepeda motor.

Jalan Semen
33

e. Fasilitas Keamanan: Terdapat Pos Satpam di RW 015

Pos Satpam

f. Fasilitas Ibadah : Masjid Al-Kautsar sudah terdapat spanduk protokol kesehatan


penanganan COVID-19 di lingkungan masjid, akan tetapi belum tersedia tempat
cuci tangan dan belum ada tanda jarak pada shaf shalat untuk jama’ah yang sholat
serta di Masjid Al-Kaustar masih menyediakan peralatan sholat untuk umum.

Masjid Al-Kaustar

h. Fasilitas Olahraga: Fasilitas olahraga terdapat lapangan bola kaki di RW 015.

Lapangan Bola Kaki Lapangan Bola Kaki


i. Kondisi Lingkungan: Kondisi lingkungan terdapat tumpukan sampah yang
terbuka. Kondisi saluran pembuangan air kurang bersih, dan terdapat sampah
diselokan. Anak-anak usia sekolah banyak bermain-main di sekitar lingkungan
34

rumah pada sore hari yang belum menerapkan protokol kesehatan. Pada saat
mereka bermain, banyak anak-anak tidak menggunakan masker.

Tempat Sampah masyarakat yang Selokan warga yang terdapat sampah di


terbuka dan terdapat tumpukan dalamnya
sampah.

j. Kondisi Kesehatan Lingkungan yang ada di RW 015 :


1) Ventilasi pada rumah warga RW 015 rata-rata sudah ada tetapi dari hasil
observasi banyak yang tidak dibuka (tertutup) sehingga sirkulasi udara
menjadi tidak baik dan cahaya matahari tidak masuk ke rumah.

Ventilasi rumah tertutup Ventilasi rumah terbuka


2) Selokan dan parit: Kondisi saluran pembuangan air sebagian besar lancar,
namun tampak kotor.
35

Selokan Tampak sampah di selokan

3) Tempat penampungan sampah akhir: Beberapa rumah mengelola sampah


dengan menunggu diangkut oleh petugas kebersihan, namun masih ada
beberapa titik tempat penduduk mengolah sampah dengan dibakar dan
dibuang sembarangan. Penanganan sampah dengan dibakar mengakibatkan
pencemaran udara.

Titik Pembuangan Sampah dan titik bakar Titik pembuangan sampah di depan
sampah rumah salah satu warga sebelum
diangkut oleh petugas sampah
36

2. Hasil Kuesioner
a. Data Demografi
1. Usia
Diagram 1.1
Distribusi frekuensi berdasarkan usia KK di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n=72)

Usia KK
Dewasa Muda Dewasa Pertengahan Lansia

41

19
12

Usia KK

Berdasarkan diagram 1.1 menunjukan bahwa sebagian besar usia


KK di RW 015 Tobekgodang yaitu usia dewasa pertengahan sebanyak 41
KK (56,9%), usia dewasa muda sebanyak 12 KK (16,7%) dan usia lansia
sebanyak 19 KK (26,4%).

Diagram 1.2
Distribusi frekuensi berdasarkan usia di RW 015 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Binawidya (n= 231)

USIA
34,20% 33%
35,00%
Bayi
30,00%
25,00% Toddler
20,00% Pre school
15,00% 10,40% 9,10%
5,60% Usia sekolah
10,00% 4,80%
5,00% 0,90%2,60% Remaja
0,00% Dewasa Awal
Dewasa Madya
Lansia

Diagram 1.2 menunjukkan bahwa dari 231 responden didapatkan


bahwa responden yang termasuk kategori usia bayi sebanyak 2 responden
(0,9 %), toddler sebanyak 6 responden (2,60%), preschool sebanyak 11
37

responden (4,80 %), anak usia sekolah sebanyak 13 responden (5,60%),


remaja sebanyak 24 responden (10,40%), dewasa awal sebanyak 79
responden (34,20%), dewasa madya sebanyak 75 responden (33 %), dan
lansia sebanyak 21 responden (9,10 %). Kesimpulan diagram ini
menggambarkan bahwa hampir setengah responden yang mewakili dalam
pengisian angket kuesioner ini adalah kelompok dewasa awal.

2. Jenis Kelamin
Diagram 2.1
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin (KK) di RW 015
Tobekgodang (n=72)
60

40

20

0
Jenis Kelamin KK
Laki-laki Perempuan

Berdasarkan diagram diatas menunjukan bahwa jenis kelamin KK


hampir seluruhnya laki-laki sebanyak 57 KK (79,2%) dan berjenis kelamin
perempuan sebanyak 15 KK (20,8%).

Diagram 2.2
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga di RW
015 Tobekgodang (n=231)
Jenis Kelamin
laki-laki perempuan

118

113

Jenis kelamin

Berdasarkan diagram 2.2 menunjukan bahwa jenis kelamin anggota


keluarga sebagian besar laki-laki sebabanyak 118 responden (51,08%) dan
perempuan sebanyak 113 responden (48,92%).
38

3. Agama, Pekerjaan dan Pendidikan KK


Diagram 3.1
Distribusi frekuensi berdasarkan agama di RW 015 Tobekgodang (n=72)

Agama
Islam Kristen Katolik Budha Hindu
72

0 0 0 0

Agama

Berdasarkan diagram 3.1 menunjukan bahwa mayoritas responden


di RW 015 Tobekgodang beragama Islam sebanyak 72 KK (100%).

Diagram 3.2
Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n=72)

PEKERJAAN KK
8,20% 8,70%

5,60% 6,10%

2,20%
0,40%

Diagram 3.2 menunjukkan dari 72 KK, jumlah KK yang tidak


berkerja atau maupun sudah pensiun sebanyak 19 responden (8,20%),
swasta sebanyak 13 responden (5,6%), wiraswasta sebanyak 20 responden
(8,70%), PNS sebanyak 14 responden (6,30%), buruh sebanyak 8
responden (12,50%), petani sebanyak 3 responden (6,10%), angkatan
(AUAL/AD) sebanyak 1 responden (0,40%), dan IRT sebanyak 5
responden (2,20%). Kesimpulan dari diagram menggambarkan bahwa pada
umumnya KK yang mengisi angket kuesioner ini bekerja sebagai
wiraswasta.
39

Diagram 3.3
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 72)

TINGKAT PENDIDIKAN KK

15,00% 13,40%
10%
10,00%
5,60%
4,60%
5,00% 2,20%

0,00%
SD SMP SMA S1 Lainnya

Diagram 3.3 menunjukkan bahwa dari 72 KK, yang memiliki


tingkat pendidikan SD sebanyak 5 responden (2,20%), SMP sebanyak 13
responden (5,60%), SMA sebanyak 31 responden (13,4%), S1 sebanyak 23
responden (10%). Kesimpulan dari diagram menggambarkan bahwa hampir
setengah responden yang mengisi angket kuesioner ini berpendidikan
terakhir SMA. Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang, karena semakin tinggi tingkat
pendidikannya, maka akan semakin meningkat pengetahuan dan
wawasannya.

4. Status imunisasi KK
Diagram 4.1
Distribusi frekuensi berdasarkan status imunisasi KK di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 72)

Status Imunisasi KK

100,00%
80,00%
60,00% Lengkap
94,40%
40,00% Tidak lengkap
20,00%
0,00% 5,60%
Lengkap Tidak lengkap
40

Diagram 4.1 menunjukkan bahwa dari 72 KK sebanyak 68 reponden


(94,4%) imunisasi lengkap dan 4 responden (5,60%) imunisasinya tidak
lengkap. Kesimpulan dari diagram menggambarkan bahwa hampir seluruh
KK yang mewakili pengisian angket kuesioner ini inuisasi lengkap.

Diagram 4.2
Distribusi fekuensi berdasakan imunisasi di RW 015 Tobekgodang (n=
231)

Imunisasi
lengkap tidak lengkap

204
27

Imunisasi

Berdasarkan diagram 4.2 menunjukan bahwa mayoritas responden


memiliki riwayat imunisasi yang lengkap sebanyak 204 responden (88,3%)
dan yang tidak lengkap sebanyak 27 responden (11,7%).

5. Riwayat Penyakit
Diagram 5
Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat penyakit di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 231)

RIWAYAT PENYAKIT
78,80%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00% 5,60% 3,90% 2,60% 2,20% 1,30% 1,30% 4,30%
10,00%
0,00%

Diagram 5 menunjukkan bahwa dari 231 responden, yang tidak


41

memiliki riwayat penyakit yaitu sebanyak 182 (78,80%), dan responden


yang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 13 responden (5,60%), yang
memiliki riwayat DM sebanyak 9 responden (3,90%), gastritis sebanyak 6
responden (2,60%), asam urat sebanyak 5 responden (2,20 %), kolesterol
sebanyak 3 responden (1,30 %), dan yang memiliki riwayat osteoporosis
sebanyak 3 responden (1,30 %), dan penyakit lainnya sebanyak 10 (4,30%).
Kesimpulan dari diagram menggambarkan bahwa sebagian besar keluarga
yang mengisi angket kuesioner ini tidak memiliki riwayat penyakit dalam
keluarganya. Riwayat kesehatan perlu diketahui karena dapat dijadikan
acuan dalam pencegahan COVID-19, karena tubuh yang lemah akibat
berbagai macam penyakit dapat berisiko besar untuk terkena COVID-19.

6. Keluhan saat ini


Diagram 6
Distribusi frekuensi berdasarkan keluhan kesehatan di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 231).

KELUHAN SAAT INI

80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Hipotensi

Sakit kepala

Gastritis
Influenza

Tidak ada

Asam urat

Nyeri bekas operasi

Vertigo

Tb paru
Saraf terjepit
Osteoporosis
DM

Hipertensi
Kolesterol
Lutut kebas

Haid tidak teratur

Katarak
Osteoarthritis
Dermatitis
Nyeri pinggang

Keterlambatan bicara
Rheumatoid arthritis

Nyeri sendi

Diagram 6 menunjukkan bahwa dari 231 responden, yang


mengeluhkan Lutut kebas sebanyak 4 responden (1,70%), influenza 1
responden (0,4%), DM sebanyak 3 responden (1,3%), hipotensi sebanyak 2
responden (0,90%), asam urat sebanyak 5 responden (2,20%), hipertensi
sebanyak 15 responden (6,50%), kolesterol sebanyak 1 responden (0,40%),
42

nyeri bekas operasi sebanyak 1 responden (0,40%), haid tidak teratur


sebanyak 1 responden (0,40%), rheumatoid arthritis sebanyak 3 responden
(1,30%), sakit kepala sebanyak 3 responden (1,30%), nyeri pinggang 1
responden sebanyak (0,40%), nyeri sendi sebanyak 1 responden
(0,40%),vertigo sebanyak 2 responden (0,90%), gastritis sebanyak 2
responden (0,90%), katarak sebanyak 1 responden (0,40%), osteoarthritis
sebanyak 1 responden (0,40%), dermatitis 1 responden (0,40%),
keterlambatan bicara sebanyak 1 responden (0,40%), TB paru sebanyak 1
responden (0,40%), saraf terjepit sebanyak 1 responden (0,40%),
osteoporosis sebanyak 1 responden (0,40%) dan tidak memiliki keluhan
sebanyak 178 responden (77,10%). Kesimpulan dari diagram
menggambarkan bahwa sebagian besar keluarga yang mengisi angket
kuesioner ini tidak memiliki keluhan.

b. Bayi Balita
1. Usia
Diagram 7
Distribusi frekuensi berdasarkan usia di RW 015 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Binawidya (n= 10)

USIA

70%
80,00%
60,00% Bayi

40,00% Toddler
20,00%
10,00% Pre School
20,00%
0,00%
Bayi Toddler Pre School

Diagram 7 menunjukkan bahwa dari 72 KK didapatkan bahwa KK


yang memiliki anggota keluarga usia bayi (0-12 bulan) sebanyak 1
responden (10,00%), toddler (1-3 tahun) sebanyak 2 responden (20,00%),
pre-school (3-6 tahun) sebanyak 7 responden (70,00%). Kesimpulan
diagram ini menggambarkan bahwa hampir seluruh KK yang mewakili
dalam pengisian angket kuesioner ini adalah kelompok Pre-school.
43

2. Pemberian ASI
Diagram 8
Distribusi frekuensi berdasarkan pemberian asi di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

PEMBERIAN ASI

60% 60%

40%
20% 40%
0%
6 Bulan 2 Tahun

Diagram 8 menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden (40%)


dilakukan pemberian asi selama 6 bulan dan 6 responden (60%) dilakukan
pemberian asi selama 2 tahun. Kesimpulan dari diagram menggambarkan
bahwa hampir seluruh KK yang mewakili pengisian angket kuesioner ini
dilakukan pemberian asi sampai anak berusia 2 tahun.

3. Status Gizi
Diagram 9
Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
STATUS GIZI

100%

50% 100%
0%
0% 0%
Hijau Kuning Merah

Diagram 9 menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden (100%)


status gizinya berwarna hijau dan untuk status gizi yang berada di garis
kuning dan merah tidak ada. Kesimpulan dari diagram menggambarkan
bahwa hampir seluruh KK yang mewakili pengisian angket kuesioner ini
terdapat status gizinya berada di garis hijau.
44

4. Status Perkembangan
Diagram 10
Distribusi frekuensi berdasarkan status perkembangan di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
STATUS PERKEMBANGAN

100,00%
Normal
50,00% Meragukan
80,00%
29,70%
0,00%
Normal Meragukan

Diagram 10 menunjukkan bahwa sebanyak 8 responden (80%)


status perkembangannya normal dan yang untuk status perkembangannya
meragukan sebanyak 2 (20%). Kesimpulan dari diagram menggambarkan
bahwa hampir seluruh KK yang mewakili pengisian angket kuesioner ini
terdapat status perkembangannya normal.

5. Status Imunisasi
Diagram 11
Distribusi frekuensi berdasarkan status imunisasi di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

STATUS IMUNISASI

100,00%

100,00% Lengkap
50,00%
Tidak Lengkap
0,00%
0,00%
Lengkap Tidak Lengkap

Diagram 11 diatas menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden


(100%) anak mendapatkan imunisasi lengkap. Kesimpulan dari diagram
menggambarkan bahwa hampir seluruh KK yang mewakili pengisian
angket kuesioner ini terdapat status imunisasinya lengkap.
45

6. Vitamin A
Diagram 12
Distribusi frekuensi berdasarkan vitamin A di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

VITAMIN A

100,00%
Dapat
50,00% 100,00%
0,00% Tidak Dapat
0,00%
Dapat Tidak Dapat

Diagram 12 menunjukkan bahwa sebanyak 10 responden (100%)


anak mendapatkan vitamin A. Kesimpulan dari diagram menggambarkan
bahwa hampir seluruh KK yang mewakili pengisian angket kuesioner ini
mendapatkan vitamin A.

7. Kemampuan Toilet Training

Diagram 13
Distribusi frekuensi berdasarkan kemampuan toilet training di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

KEMAMPUAN TOILET TRAINING

100,00%
Bisa
50,00% 20,00%
80,00% Belum Bisa
0,00%
Bisa Belum Bisa

Diagram 13 menunjukkan bahwa sebanyak 8 responden (80%) anak


yang bisa melakukan toilet training dan yang belum bisa melakukan toilet
training sebanyak 2 responden (20%). Kesimpulan dari diagram
menggambarkan bahwa hampir seluruh KK yang mewakili pengisian
angket kuesioner ini sudah bisa melakukan toilet training
46

8. Mengikuti PAUD
Diagram 14
Distribusi frekuensi berdasarkan mengikuti PAUD di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

Mengikuti PAUD
YA TIDAK

10%

90%

Diagram 14 menunjukkan bahwa sebanyak 9 responden (90%) anak


yang mengikuti paud dan yang tidak mengikuti paud sebanyak 1 responden
(10%). Kesimpulan dari diagram menggambarkan bahwa hampir seluruh
KK yang mewakili pengisian angket kuesioner

9. Penimbangan Berat Badan


Diagram 15
Distribusi frekuensi berdasarkan penimbangan berat badan di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

PENIMBANGAN BERAT BADAN


Rumah Sakit Posyandu Puskesmas

10%

40%
50%

Diagram 15 menunjukkan bahwa dari sebanyak 4 responden (40%)


anak melakukan penimbangan berat badan di rumah sakit, melakukan
penimbangan berat badan di posyandu sebanyak 5 responden (50%), dan
yang di puskesmas sebanyak 1 responden (10%). Kesimpulan dari diagram
47

menggambarkan bahwa hampir seluruh KK yang mewakili pengisian


angket kuesioner ini melakukan penimbangan berat badan di rumah sakit.

10. Pemeriksaan Kesehatan Tumbuh Kembang


Diagram 16
Distribusi frekuensi berdasarkan pemeriksaan kesehatan tumbuh kembang
di RW 015 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

PEMERIKSAAN KESEHATAN TUMBUH


KEMBANG
YA TIDAK

10%

90%

Diagram 16 menunjukkan bahwa sebanyak 1 responden (10%) anak


melakukan pemeriksaan kesehatan tumbuh kembang dan yang tidak
melakukan pemeriksaan kesehatan tumbuh kembang sebanyak 9 responden
(90%).

11. Memiliki KMS


Diagram 17
Distribusi frekuensi berdasarkan memiliki KMS di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

Memiliki KMS
YA TIDAK

10%

90%

Diagram 17 menunjukkan bahwa sebanyak 9 responden (90%) anak


yang memiliki KMS dan yang tidak memiliki KMS sebanyak 1 responden
48

(10%). Kesimpulan dari diagram menggambarkan bahwa hampir seluruh


KK yang mewakili pengisian angket kuesioner ini memiliki KMS.

12. Pemahaman Grafik KMS


Diagram 18
Distribusi frekuensi berdasarkan pemahaman grafik KMS di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

PEMAHAMAN GRAFIK KMS


YA TIDAK

20%

80%

Diagram 18 menunjukkan bahwa sebanyak 8 responden (80%)


orangtua yang memahami grafik KMS dan yang tidak memahami grafik
KMS sebanyak 2 responden (20%).

13. Imunisasi
Diagram 19
Distribusi frekuensi berdasarkan imunisasi di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

IMUNISASI
Rumah Sakit Posyandu Puskesmas

10%

40%
50%

Diagram 19 menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden (40%)


melakukan imunisasi di rumah sakit, 5 responden (50%) di posyandu, dan
yang di puskesmas sebanyak 1 responden (10%). Kesimpulan dari diagram
49

menggambarkan bahwa hampir setengah KK yang mewakili pengisian


angket kuesioner ini melakukan imunisasi di posyandu.

14. Tindakan Saat Balita Demam


Diagram 20
Distribusi frekuensi berdasarkan tindakan saat balita demam di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

TINDAKAN SAAT BALITA DEMAM

Kompres Hangat
10%
10% Dibiarkan Sampai Suhu
Turun

20% Diberi Obat


60%

Pergi Ke Klinik

Diagram 20 menunjukkan bahwa sebanyak 6 responden (60%)


diberikan kompres hangat, 2 responden (20%) dibiarkan sampai suhu turun,
1 responden (20%) diberi obat dan yang pergi ke klinik sebanyak 1
responden (10%). Kesimpulan dari diagram menggambarkan bahwa hampir
seluruh KK yang mewakili pengisian angket kuesioner ini diberi kompres
hangat pada saat balita demam.

15. Tindakan Saat Balita Diare


Diagram 21
Distribusi frekuensi berdasarkan tindakan saat balita diare di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)

TINDAKAN SAAT BALITA


DIARE
10% Diberi Oralit

20% Diberi Air Putih


50%
20%
Diberi Teh
50

Diagram 21 menunjukkan bahwa sebanyak 5 responden (50%)


diberi oralit, 2 responden (20%) diberikan air putih, 2 responden (20%)
diberikan teh dan yang dibawa ke klinik sebanyak 1 responden (10%).
Kesimpulan dari diagram menggambarkan bahwa hampir setengah KK
yang mewakili pengisian angket kuesioner ini diberikan oralit pada saat
balita diare.

c. Remaja
1. Keluhan Menstruasi saat ini
Diagram 22
Distribusi Frekuensi keluhan menstruasi pada remaja putri di RW 015
Tobekgodang (n= 22)

Keluhan Menstruasi saat ini


59,00%
27,30%
13,60%

Tidak Nyeri Tidak ada


Menstruasi Menstruasi

Diagram 22 menunjukkan bahwa dari 22 responden mayoritas dari


remaja belum mengalami menstruasi sebanyak 13 responden (59,00%),
sementara itu terdapat remaja yang mengalami keluhan menstruasi
sebanyak 6 responden (27,30%) dan sebanyak 3 responden (13,60%)
remaja tidak mengalami keluhan menstruasi.

2. Aktivitas yang dilakukan remaja saat ini


Diagram 23
Distribusi Frekuensi berdasarkan aktivitas yang dilakukan remaja saat ini
di RW 015 kelurahan Tobekgodang (n= 22)

Aktivitas yang dilakukan remaja saat ini

100,00% Sekolah
0,00% 81,80% 18,20% Bekerja
Sekolah Bekerja
51

Diagram 23 menunjukkan bahwa dari 22 responden mayoritas dari


responden bersekolah sebanyak 18 responden (81,80%), sebanyak 4
responden bekerja (18,20%).

3. Pendidikan kesehatan permasalahan narkoba


Diagram 24
Distribusi Frekuensi berdasarkan pendidikan kesehatan masalah narkoba
pada remaja di RW 015 kelurahan Tobekgodang (n= 22)

Narkoba

60,00%
50,50% Iya
40,00%
20,00% 50,50% Tidak
0,00%
Iya Tidak

Diagram 24 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 11


responden (50,50%) pernah mendapatkan pendidikan kesehatan, dan
sebanyak 11 responden tidak mendapatkan pendidikan kesehatan (50,50%).

4. Pendidikan seks
Diagram 25
Distribusi Frekuensi berdasarkan pendidikan seks pada remaja di RW 015
kelurahan Tobekgodang (n= 22)

Pendidikan seks

80,00%
60,00% Tidak
40,00%
63,60% 36,40% Iya
20,00%
0,00%
Tidak Iya

Diagram 25 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 14


responden (63,60%) tidak pernah mendapatkan pendidikan seks, dan
sebanyak 8 responden mendapatkan pendidikan kesehatan (36,40%).
52

5. Pendidikan kesehatan merokok


Diagram 26
Distribusi Frekuensi berdasarkan pendidikan kesehatan masalah merokok
pada remaja di RW 015 kelurahan Tobekgodang (n= 22)

Pendidikan Kesehatan Merokok

80,00%
60,00% Iya
40,00% 77,30%
Tidak
20,00% 22,70%
0,00%
Iya Tidak

Diagram 26 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 17


responden (77,30%) pernah mendapatkan pendidikan kesehatan masalah
rokok, dan sebanyak 5 responden tidak mendapatkan pendidikan kesehatan
(22,70%).

6. Sumber remaja memperoleh informasi


Diagram 27
Distribusi Frekuensi berdasarkan sumber remaja memperoleh informasi di
RW 015 kelurahan Tobekgodang (n= 22)
Sumber informasi Remaja

40,00% Guru

30,00% Media Informasi

20,00% Orang Tua


Petugas Kesehatan
10,00%
Tidak ada
0,00%

Diagram 27 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 7


responden mendapatkan informasi kesehatan dari guru (31,80%), sebanyak
7 responden (31,60%) mendapatkan informasi berdasarkan media
informasi, sebanyak 3 responden (13,60%) mendapatkan informasi
berdasarkan orang tua. Sebanyak 3 responden (13,60%) mendapatkan
53

informasi dari petugas kesehatan, dan sebanyak 2 responden (9,10%) tidak


ada memperoleh informasi.

7. Pencegahan terhadap masalah merokok, seks bebas dan narkoba


Diagram 28
Distribusi Frekuensi berdasarkan pencegahan terhadap masalah merokok,
seks bebas dan narkoba di RW 015 kelurahan Tobekgodang (n= 22)

Pencegahan terhadap masalah Merokok seks


bebas dan narkoba

100,00%
Iya
50,00% Tidak
81,80%
0,00% 18,20%
Iya Tidak

Diagram 28 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 18


responden (81,80%) pernah mendapatkan pendidikan pencegahan terhadap
masalah merokok, seks bebas dan narkoba, dan sebanyak 4 responden tidak
mendapatkan pendidikan mengenai pencegahan masalah rokok, seks bebas
dan narkoba (18,20%).

8. Jenis Organisasi yang diikuti oleh remaja


Diagram 29
Distribusi Frekuensi berdasarkan pencegahan terhadap masalah merokok,
seks bebas dan narkoba di RW 015 kelurahan Tobekgodang (n= 22)

Jenis Organisasi yang diikuti oleh remaja

100,00% 86,40%
80,00%

60,00%

40,00%

20,00% 4,50% 4,50% 4,50%


0,00%
Tidak Ada
Organisasi Siswa
Karang Taruna
Tidak Ada
54

Diagram 29 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 17


responden (86,40%) tidak mengikuti organisai, sebanyak 1 responden
(4,50%) mengikuti organisasi siswa, sebanyak 1 responden (4,50%)
mengikuti organisasi karang taruna, dan terdapat 1 orang responden
(4,50%) tidak mengikuti organisasi.

9. Sumber stress yang dialami remaja saat ini


Diagram 30
Distribusi Frekuensi berdasarkan sumber stress yang dialami remaja saat
ini di RW 015 kelurahan Tobekgodang (n= 22)

Sumber stress yang dialami remaja saat ini


Masalah dengan
100,00% pelajaran sekolah
Masalah Ekonomi

50,00% Masalah dengan teman


sebaya
Masalah dengan
0,00% Orang tua
Diagram 30 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 17
responden (77,30%) mengalami permasalahan dengan pelajaran sekolah,
sebanyak 2 responden (9,10%) mengalami permasalahan ekonomi.
Terdapat 2 responden (9,10%) mengalami permasalahan dengan teman
sebaya, dan terdapat 1 responden (4,50%) mengalami permasalahan dengan
orang tua.

10. Bagaimana cara remaja mengatasi masalah


Diagram 31
Distribusi Frekuensi berdasarkan bagaimana remaja mengatasi masalah di
RW 015 kelurahan Tobekgodang (n= 22)

Bagaimana cara remaja mengatasi masalah

60,00% 45,50% 40,90%


40,00% 13,60%
20,00%
0,00%
Curhat dengan Didiamkan Curhat dengan
Orang lain orangtua
55

Diagram 31 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 10


responden (45,50%) mengatasi permasalahan dengan bercerita kepada
orang lain, sebanyak 9 responden (40,90%) mengatasi masalah dengan cara
didiamkan, serta terdapat 3 responden (13,60%) mengatasi masalah dengan
cara curhat dengan orang tua.

11. Remaja merokok atau vape


Diagram 32
Distribusi Frekuensi berdasarkan remaja yag meggunakan rokok atau vape
di RW 015 kelurahan Tobekgodang (n= 22)

Apakah Remaja menggunakan rokok/


menggunakan vape

100,00% Tidak
90,90% Iya
0,00% 9,10%
Tidak Iya

Diagram 32 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 20


responden (90,90%) tidak menggunakan rokok atau vape, dan sebanyak 2
responden (9,10%) mengunakan rokok atau vape.

12. Aktivitas yang dilakukan remaja sewaktu luang


Diagram 33
Distribusi Frekuensi berdasarkan aktivitas yang dilakuka remaja sewaktu
luang di RW 015 kelurahan Tobekgodang (n= 22)

Aktivitas yang dilakukan remaja sewaktu luang

50,00% Menonton TV

40,00%
Belajar
30,00%
Jalan-jalan atau bermain
20,00%

10,00% Bekerja
0,00%
56

Diagram 33 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 11


responden (50%) responden melakukan aktivitas di waktu luang dengan
menonton TV, sebanyak 3 responden (13,6%) melakukan aktivitas
dilakukan diwaktu luang dengan belajar, sebanyak 6 responden melakukan
aktivitas diwaktu luang dengan berjalan-jalan atau bermain. Sebanyak 1
responden (4,5%) melakukan aktivitas diwaktu luang dengan bekerja dan
sebanyak 1 responden (4,5%) melakukan aktivitas sewaktu luang dengan
mengikuti organisasi sekolah.

13. Pengetahuan tentang puskesmas atau disekitar tempat tinggal ada


tempat pelayanan kesehatan reproduksi remaja.
Diagram 34
Distribusi Frekuensi berdasarkan Pengetahuan tentang dipuskesmas atau
disekitar tempat tinggal ada tempat pelayanan kesehatan reproduksi
remaja di RW 015 kelurahan Tobekgodang (n= 22)

100,00%
Tidak
50,00% 40,90% ya
59,10%
0,00%

Diagram 34 menunjukkan bahwa dari 22 responden sebanyak 13


responden (59,1%) tidak mengetahui dipuskesmas atau sekitar tempat
tinggal ada tempat pelayanan kesehatan reproduksi remaja, dan terdapat 9
responden (40,9%) mengetahui bahwa dipuskesmas atau tempat tinggal
terdapat pelayanan kesehatan reproduksi remaja.

d. Pasangan Usia Muda


1. Jenis KB
Diagram 35
Distirbusi frekuensi berdasarkan jenis KB di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang (n=45)

40 32

20
4 7
1 1
0
Jenis KB
Tidak Ada 32 Pil 1 IUD 4 Suntik 7 Implan 1
57

Diagram 35 menunjukan bahwa dari 45 responden mayoritas


pasangan usia subur tidak ada menjalani KB dengan jumlah 32 responden
(71,1%), dan yang menggunakan KB dengan mayoritas jenil KB yang
dipilih adalah suntik berjumlah 7 responden (15,6%).

2. Keluhan selama menjalani KB


Diagram 36
Distribusi frekuensi berdasakan keluhan selama menjalani KB di RW 015
Kelurahan Tobekgodang (n=45)

Keluhan KB
40
Tidak ada
TD meningkat
20
BB meningkat
Haid tidak teratur
0

Diagram 36 menunjukan bahwa dari 45 responden mayoritas


respondent tidak memiliki keluhan KB dengan jumlah 36 responden (80%)
diantaranya 32 responden karena tidak menggunakan KB dan 4 diantaranya
menggunakan KB. Selain itu sebanyak 4 responden (8,9%) mengeluhkan
haid yang tidak teratur, 4 responden (8,9%) mengalami BB meningkat dan
1 (2,2%) reponden mengalami tekanan darah yang meningkat.

3. Tempat Memperoleh Layanan KB


Diagram 37
Distribusi frekuensi berdasarkan tempat memperoleh layanan KB di RW
015 Tobekgodang (n=13)

Tempat Memperoleh Layanan KB


Puskesmas Klinik RS Dokter Bidan

4 4
2 2
1
58

Diagram 37 menunjukan bahwa responden yang menggunakan KB


mayoritas tempat memperoleh layanan KB adalah puskesmas dan praktik
bidan sebanyak 4 responden (8,9%).

4. Penyakit Yang Dialami Ibu Selama 3 Bulan Terakhir


Diagram 38
Distribusi frekuensi bedasarkan penyakit yang dialami ibu selama 3 bulan
terakhir di RW 015 Kelurahan Tobekgodang (n=45)

Tidak ada Hipertensi Haid Tidak Teratur Lain-lain


36

3 4 2

Penyakit Ibu 3 Bulan Terakhir

Diagram 38 menunjukan bahwa mayoritas responden tidak memiliki


penyakit selama 3 bulan terakhir sebanyak 36 responden (80%) namun
terdapat 2 responden (4,4%) yang memiliki gangguan reproduksi yaitu kista
dan mioma uteri.

5. Masalah Sistem Reproduksi Saat ini


Diagram 39
Distribusi frekuensi berdasakan masalah sistem reproduksi saat ini di RW
015 Tobekgodang (n=45)

Masalah Sistem Reproduksi Saat ini


Tidak ada Ada

44

Diagram 39 menunjukan bahwa mayoritas responden tidak memiliki


masalah reproduksi saat ini sebanyak 44 responden (97,8%) dan terdapat 1
responden (2,2%) yang memiliki masalah reproduksi yaitu mioma uteri.
59

e. Lansia
1. Penyakit lansia saat ini
Diagram 40
Distribusi frekuensi berdasarkan penyakit lansia saat ini di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, kecamatan Binawidya (n=26)

Penyakit lansia saat ini


Hipertensi
Hipotensi
16,0%
Rematik
14,0% Gangguan Pendengaran
12,0% Batuk
10,0% Pilek

8,0% Kolesterol

6,0% Asam Urat

4,0% Katarak
Dermatitis
2,0%
Tidak Sakit
0,0%

Diagram 40 menunjukkan bahwa dari 26 responden, terdapat 4


mayoritas penyakit yang dimiliki lansia saat ini dari 10 penyakit lainnya
yaitu hipertensi (15,4%) sebanyak 4 orang, rematik (15,4%) sebanyak 4
orang, batuk (15,4%) sebanyak 4 orang dan pilek (15,4%) sebanyak 4
orang.

2. Penyakit kronis selama 6 bulan


Diagram 41
Distribusi frekuensi berdasarkan penyakit kronis selana 6 bulan di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n=26)

Penyakit kronis selama 6 bulan

30,0% Osteoporosis
25,0% Dermatitis
20,0% Hipertensi
15,0% Kolesterol

10,0% Rematik

5,0% DM
Asam Urat
0,0%

Diagram 41 menunjukkan bahwa dari 26 responden, mayoritas


penyakit kronis yang dimiliki oleh lansia selama 6 bulan adalah penyakit
60

hipertensi yaitu sebanyak 26,9%.

3. Tekanan darah sistol


Diagram 42
Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah sistol lansia di RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya (n=26)

TEKANAN DARAH SISTOL

76,9%
100,0%
3,8% 19,2%
0,0%
Hipotensi Normal Hipertensi

Diagram 42 menunjukan bahwa dari 26 responden ddapatkan bahwa


lansia yang hipotensi sebanyak 1 responden (3,8%), tekanan darah sistol
yang normal sebanyak 20 responden (76,9%), dan lansia yang hipertensi
sebanyak 5 responden (19,2%). Kesimpulan diagram ini menggambarkan
bahwa pada umumnya lansia memiliki tekanan darah sistol normal.

4. Tekanan Darah diastole


Diagram 43
Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah sistol lansia di RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya (n=26)

TEKANAN DARAH DIASTOL

100,0%
100,0%

50,0%

0,0%
Normal

Diagram 43 menunjukan bahwa dari 26 responden (100%)


didapatkan bahwa semua lansia memiliki tekanan darah diastol normal.
61

5. Dimensi Psikologis
Diagram 44
Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah sistol lansia di RW 015
KelurahanTobekgodang Kecamatan Binawidya (n=26)

DIMENSI PSIKOLOGIS

100,0% 69,2%
30,8%
50,0%
0,0%
Baik Kurang baik

Diagram 44 menunjukan bahwa dari 26 responden ddapatkan bahwa


lansia yang termasuk ke dimensi psikologis baik sebanyak 8 responden
(30,8%) dan yang termasuk ke dimesnsi psikologis kurang baik sebanyak
18 responden (69,2%). Kesimpulan diagram ini menggambarkan bahwa
pada umumnya dimensi psikologis lansia termasuk kurang baik.

6. Dimensi Sosial
Diagram 45
Distribusi frekuensi berdasarkan dimensi sosial lansia di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 26)

Kategori Dimensi Sosial

57,7%
60,0%
42,3%
50,0%
40,0%
30,0%
20,0%
10,0%
0,0%
kurang baik baik

Diagram 45 menunjukkan bahwa dari 26 responden lansia


didapatkan bahwa lansia yang termasuk ke dimensi sosial kurang baik
sebanyak 15 responden (57,7%), dan dimensi sosial baik sebanyak 11
responden (42,3%). Kesimpulan diagram ini menggambarkan bahwa lebih
dari setengah responden yang mewakili dalam pengisian angket kuesioner
62

ini memiliki dimensi sosial yang kurang baik.

7. Dimensi Kesehatan
Diagram 46
Distribusi frekuensi berdasarkan dimensi kesehatan lansia di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 26)

Kategori Dimensi Kesehatan


80,0% 61,5%
60,0%
38,5%
40,0%
20,0%
0,0%
baik kurang baik

Diagram 46 menunjukkan bahwa dari 26 responden lansia


didapatkan bahwa lansia yang termasuk ke dimensi kesehatan baik
sebanyak 16 responden (61,5%) dan dimensi kesehatan kurang baik
sebanyak 10 responden (38,5%). Kesimpulan diagram ini menggambarkan
bahwa lebih dari setengah responden yang mewakili dalam pengisian
angket kuesioner ini memiliki dimensi kesehatan baik

8. Dimensi Gaya Hidup


Diagram 47
Distribusi frekuensi berdasarkan dimensi gaya hidup lansia di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 26)

Kategori Dimensi Gaya Hidup


50% 50%

50%
40%
30%
20%
10%
0%
positif negatif

Diagram 47 menunjukkan bahwa dari 26 responden lansia


didapatkan bahwa lansia yang termasuk ke dimensi gaya hidup positif
63

sebanyak 13 responden (50%) dan dimensi gaya hidup negatif sebanyak 13


responden (50%). Kesimpulan diagram ini menggambarkan bahwa
setengah responden yang mewakili dalam pengisian angket kuesioner ini
memiliki gaya hidup yang positif dan setengah lainnya memiliki gaya hidup
negatif.

f. Penanggulangan COVID-19
1. Aspek Pengetahuan
Diagram 48
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek pengetahuan keluarga tentang
COVID-19 di RW 015 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya
(n= 72)

PENGETAHUAN
100,00% 83,30%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00% 1,40% 15,30%
0,00%
Kurang Cukup Baik

Diagram 48 menunjukkan bahwa dari 72 keluarga, tingkat


pengetahuan keluarga tentang COVID-19 yang termasuk dalam kategori
baik sebanyak 60 keluarga (83,30%), kategori cukup sebanyak 11 keluarga
(15,30%), dan kategori kurang sebanyak 1 keluarga (1,40%). Dapat
disimpulkan bahwa hampir seluruh keluarga yang mewakili pengisian
angket kuesioner ini memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang
COVID-19, hal ini salah satunya dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
responden, dimana hampir setengahnya berpendidikan terakhir SMA.
Pengetahuan tentang COVID-19 sangat mempengaruhi sikap dan perilaku
masyarakat dalam melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan
COVID-19 dengan baik. Hampir seluruh responden memiliki pengetahuan
yang baik tentang COVID-19, seperti pengertian, penyebab, gejala, cara
penularan, komplikasi, pencegahan dan apa yang harus dilakukan apabila
mengalami gejala COVID-19.
64

2. Aspek Sikap
Diagram 49
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek sikap keluarga tentang upaya
pencegahan dan penanggulangan COVID-19 di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 72)

SIKAP

100,00% 43,10%

0,00% 56,90%
Negatif Positif

Diagram 49 menunjukkan bahwa dari 72 keluarga, tingkat sikap


yang dimiliki keluarga terkait upaya pencegahan dan penaggulangan
COVID-19 dengan kategori Negatif sebanyak 41 keluarga (56,90%) dan
kategori Positif sebanyak 31 keluarga (43,10%). Kesimpulan diagram ini
menggambarkan bahwa sikap keluarga terhadap pencegahan tidak jauh
berbeda antara yang negatif dan positif akan tetapi lebih banyak yang
bersikap negatif.

3. Aspek Perilaku
Diagram 50
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek perilaku keluarga tentang upaya
pencegahan dan penanggulangan COVID-19 di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 72)

PERILAKU

60,00%
50,00%
40,00%
50,00%
20,00%
0,00%
Baik Kurang Baik

Diagram 50 menunjukkan bahwa dari 72 keluarga, tingkat perilaku


yang dimiliki keluarga terkait upaya pencegahan dan penggulangan
COVID-19 dengan kategori baik dan kategori kurang baik sama yaitu
65

sebanyak 36 keluarga (50,00%) berperilaku baik dan kategori kurang baik


sebanyak 36 keluarga (50,00%).

Diagram 50.1
Penggunaan masker ketika berada di luar rumah atau fasilitas umum
seperti pasar, tempat ibadah dan lain-lain (n=72)
Pemakaian Masker
Jarang Sering Selalu

12%
39%

49%

Diagram 50.1 menunjukkan bahwa dari 72 responden, sebanyak 35


responden (49%) yang sering memakai masker, 28 responden (39%) yang
selalu memakai masker dan 9 responden (12%) jarang memakai masker.
Diagram 50.2
Penerapan prinsip jaga jarak (social distancing) saat berada di keramaian
seperti pasar, supermarket, kantor, dll.

Social Distancing
3%
Tidak Pernah
28% 26% Jarang
Sering
43% Selalu

Diagram 50.2 menunjukkan bahwa dari 72 responden, terdapat 31


responden (43%) yang sering menerapkan prinsip jaga jarak, 20 responden
(28%) selalu menerapkan prinsip jaga jarak, 19 responden (26%) jarang
menerapkan prinsip jaga jarak, dan 2 responden (3%) tidak pernah
menerapkan prinsip jaga jarak.
66

Diagram 50.3
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer
Mencuci Tangan

13%
33% Jarang
Sering
Selalu
54%

Diagram 50.3 menunjukkan bahwa dari 72 responden, sebanyak 39


responden (54%) sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
atau handsanitizer, 24 responden (33%) selalu mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir atau handsanitizer, dan 9 responden (13%) jarang
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer.

Diagram 50.4
Upaya peningkatan imunitas/pertahanan tubuh (minum jamu/makan buah
dan sayur/suplemen/olahraga secara teratur) untuk mencegah COVID-19
dalam masa pandemi
Upaya Peningkatan Imun
4%
Tidak Pernah
27% 22% Jarang
Sering
47% Selalu

Diagram 50.4 menunjukkan bahwa dari 72 responden, terdapat 34


responden (47%) yang sering melakukan upaya peningkatan
imunitas/pertahanan tubuh, 19 responden (27%) selalu melakukan upaya
peningkatan imunitas/pertahanan tubuh, 16 responden (22%) jarang
melakukan upaya peningkatan imunitas/pertahanan tubuh, dan 3 responden
(4%) tidak pernah melakukan upaya peningkatan imunitas/pertahanan
tubuh.
67

Diagram 50.5
Penerapan tidak kontak langsung dengan keluarga setelah beraktivitas di
luar rumah
Tidak Kontak Langsung

21% Jarang
36%
Sering
Selalu
43%

Diagram 50.5 menunjukkan bahwa dari 72 responden, sebanyak 31


responden (43%) sering tidak kontak langsung dengan keluarga setelah
beaktivitas di luar rumah, 26 responden (36%) jarang menerapkan untuk
tidak kontak langsung dengan keluarga setelah beraktivitas di luar rumah,
dan 15 responden (21%) selalu menerapkan untuk tidak kontak langsung
dengan keluarga setelah beraktivitas di luar rumah.

Diagram 50.6
Penerapan langsung mandi dan mengganti pakaian setelah beraktivitas di
luar rumah
Mandi dan Ganti Pakaian
3%

24% Tidak Pernah


37% Jarang
Sering
Selalu
36%

Diagram 50.6 menunjukkan bahwa dari 72 responden, sebanyak 26


responden (37%) jarang langsung mandi dan mengganti pakaian setelah
beraktivitas di luar rumah, 26 responden (36%) sering langsung mandi dan
mengganti pakaian setelah beraktivitas di luar rumah, 17 responden (24%)
selalu langsung mandi dan mengganti pakaian setelah beraktivitas di luar
rumah, dan 2 responden (3%) tidak pernah langsung mandi dan mengganti
pakaian setelah beraktivitas di luar rumah.
68

Diagram 50.7
Menganjurkan tamu untuk menggunakan masker dan mencuci tangan
terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah
Menganjurkan Tamu Bermasker dan Cuci Tangan
sebelum Masuk Rumah
17% 10%
Tidak Pernah
Jarang
33% 40% Sering
Selalu

Diagram 50.7 menunjukkan bahwa dari 72 responden, 29 responden


(40%) jarang menganjurkan tamu untuk menggunakan masker dan mencuci
tangan terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah, 24 responden (33%)
sering menganjurkan tamu untuk menggunakan masker dan mencuci tangan
terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah, 12 responden (17%) selalu
menganjurkan tamu untuk menggunakan masker dan mencuci tangan
terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah, dan 7 responden (10%) tidak
pernah menganjurkan tamu untuk menggunakan masker dan mencuci
tangan terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah.

Diagram 50.8
Berjemur di bawah sinar matahari pagi antara jam 07.00-10.15
Berjemur
3%

10%
Tidak Pernah
Jarang
30%
Sering
57%
Selalu

Diagram 50.8 menunjukkan bahwa dari 72 responden, sebanyak 41


responden (57%) jarang berjemur di pagi hari, 22 responden (30%) sering
berjemur di pagi hari, 7 responden (10%) selalu berjemur di pagi hari, dan 2
responden (3%) tidak pernah berjemur di pagi hari.
69

Diagram 50.9
Menghindari sebanyak mungkin menyentuh benda-benda di tempat umum
Menghindari Menyentuh Benda
1%

13%
Tidak Pernah
43% Jarang
Sering
43% Selalu

Diagram 50.9 menunjukkan bahwa dari 72 responden, 31 responden


(43%) jarang menerapkan untuk menghindari menyentuh benda-benda di
tempat umum, 31 responden (43%) sering menerapkan untuk menghindari
menyentuh benda-benda di tempat umum, 9 responden (13%) selalu
menerapkan untuk menghindari menyentuh benda-benda di tempat umum,
dan 1 responden (1%) tidak pernah menerapkan untuk menghindari
menyentuh benda-benda di tempat umum.

Diagram 50.10
Menggunakan perlengkapan ibadah pribadi saat akan beribadah di tempat
umum
Menggunakan Peralatan Ibadah Pribadi

14%
30% Tidak Pernah
14% Jarang
Sering
Selalu
42%

Diagram 50.10 menunjukkan bahwa dari 72 responden, 30


responden (41,7%) menjawab jarang menggunakan peralatan ibadah
pribadi, 22 responden (30,6%) tidak pernah menggunakan peralatan ibadah
pribadi, 10 responden (13,9%) sering menggunakan peralatan ibadah
70

pribadi, dan 10 responden (13,9%) selalu menggunakan peralatan ibadah


pribadi.

Diagram 50.11
Menggunakan peralatan makan pribadi apabila diluar rumah
Menggunakan peralatan makan pribadi apabila
diluar rumah

14% tidak pernah


29%
11% jarang
sering
46% selalu

Diagram 50.11 menunjukan bahwa dari 72 responden, mayoritas


responden menjawab jarang menggunakan peralatan makan pribadi saat
diluar sebanyak 33 responden (45,8%), 21 responden (29,2%) menjawab
tidak pernah menggunakan peralatan makan pribada apabila di luar rumah,
8 responden (11,1%) menjawab sering, dan 10 (13,9%) responden
menjawab selalu menggunakan peralatan makan pribadi di luar rumah.

Diagram 50.12
Melakukan isolasi mandiri jika terdapat gejala COVID-19
Melakukan Isolasi Mandiri jika ada Gejala
COVID 19
11%
tidak pernah
25% jarang
14%
sering
50% selalu

Diagram 50.12 menunjukan bahwa dari 72 responden, mayoritas


responden menjawab sering melakukan isolasi mandiri jika ada gejala
COVID-19 sebanyak 36 responden (50%), 18 responden (25%) menjawab
selalu melakukan isolasi mandiri jika ada gejala COVID-19, 10 responden
(13,9%) menjawab jarang melakukan isolasi mandiri jika ada gejala
71

COVID-19 dan 8 responden (11,1%) menjawab tidak pernah melakukan


isolasi mandiri jika ada gejala COVID-19.

Diagram 50.13
Mengingatkan dan mengajak anggota keluarga melakukan protokol
kesehatan
Mengajak Anggota Keluarga untuk Melakukan
Protokol Kesehatan

12% tidak pernah


28%
jarang
24%
sering
36% selalu

Diagram 50.13 menunjukkan bahwa dari 72 responden, sebanyak 26


responden (36%) sering mengingatkan atau mengajak orang sekitar untuk
mematuhi protokol kesehatan, 20 responden (28%) mengingatkan atau
mengajak orang sekitar untuk mematuhi protokol kesehatan, 17 responden
(24%) selalu mengingatkan atau mengajak orang sekitar untuk mematuhi
protokol kesehatan, dan 9 responden (12%) tidak pernah mengingatkan atau
mengajak orang sekitar untuk mematuhi protokol kesehatan.

Diagram 50.14
Menggunakan masker kain tiga lapis setiap keluar rumah
Masker Kain 3 Lapis
3%

Tidak Pernah
32% 29% Jarang
Sering
Selalu
36%

Diagram 50.14 menunjukkan bahwa dari 72 responden, 26


responden (36%) sering menggunakan masker kain tiga lapis, 23 responden
(32%) selalu menggunakan masker kain tiga lapis, 21 responden (29%)
72

jarang menggunakan masker kain tiga lapis dan 2 responden (3%) tidak
pernah menggunakan masker kain tiga lapis.

Diagram 50.15
Mengganti masker 4 jam sekali (n=72)
Mengganti Masker 4 Jam sekali

18% 21% Tidak Pernah


Jarang
12%
Sering
49% Selalu

Diagram 50.15 menunjukkan hampir setengah (49%) dari 72


responden jarang mengganti masker 4 jam sekali, yaitu 35 responden,
sedangkan yang selalu dan sering mengganti masker tiap 4 jam sekali hanya
sebagian kecil responden yaitu sebanyak 13 responden (18%) dan 9
responden (12%), dan terdapat 15 responden (21%) tidak pernah mengganti
masker 4 jam sekali.

4. Lingkungan dan Pendukung


Diagram 51
Distribusi frekuensi berdasarkan tersedianya tempat cuci tangan oleh
keluarga (n=72)
Memiliki Tempat Cuci Tangan
Ya Tidak

19%

81%

Diagram 51 menunjukkan bahwa dari 72 keluarga, hampir seluruh


keluarga tidak memiliki tempat mencuci tangan didepan rumahnya yaitu
73

sebanyak 58 keluarga (81,0%), sedangkan yang memiliki tempat mencuci


tangan yaitu sebanyak 14 keluarga (19,0%). Mencuci tangan pada saat
pandemi COVID-19 merupakan hal yang wajib dilakukan ketika berpergian
keluar rumah, memasuki rumah. Mencuci tangan menjadi hal yang esensial
karena mampu memutus tali penyebaran virus COVID-19.

Diagram 52
Distribusi frekuensi keadaan ventilasi ruma keluarga (n=72)
Ventilasi Rumah
Ya Tidak

22%

78%

Diagram 52 menunjukkan bahwa dari 72 keluarga, hampir seluruh


keluarga selalu membuka jendela dan memiliki ventilasi yang baik yaitu
sebanyak 56 keluarga (78%), sedangkan yang menutup jendela dan
memiliki ventilasi yang kurang baik yaitu sebanyak 16 keluarga (22%).

Diagram 53
Distribusi frekuensi perilaku penggunaan masker oleh keluarga (n=72)

Menggunakan Masker
Ya Tidak

7%

93%

Diagram 53 menunjukkan bahwa dari 72 keluarga, hampir seluruh


keluarga selalu memakai masker ketika berada di luar rumah atau di
74

fasilitas umum yaitu sebanyak 67 keluarga (93,1%), sedangkan yang ltidak


menggunakan masker sebanyak 5 keluarga (6,9%). Menggunakan masker
pada saat pandemi COVID-19 merupakan hal yang wajib dilakukan ketika
berpergian keluar rumah. Masker menjadi hal yang esensial karena mampu
menangkal virus ataupun bakteri yang akan masuk ke mulut ataupun hidung
seseorang.

Diagram 54
Distribusi frekuensi perilaku Mencuci tangan menggunkan air mengalir
oleh keluarga (n=72)

Mencuci tangan menggunakan air mengalir


Ya Tidak

29%

71%

Diagram 54 menunjukkan bahwa dari 72 keluarga, hampir seluruh


keluarga selalu memncuci tangan menggunakan air mengalir yaitu
sebanyak 51 keluarga (71,0%), sedangkan yang ltidak mencuci tangan
menggunakan air mengalir yaitu sebanyak 21 keluarga (29,0%).

Diagram 55
Distribusi frekuensi perilaku Menggunakan cairan Desinfektan oleh
keluarga (n=72)

Menggunakan cairan Desinfektan

14%
Ya
Tidak
86%
75

Diagram 55 menunjukkan bahwa dari 72 keluarga, hampir seluruh


keluarga tidak menggunakan cairan desinfektan yaitu sebanyak 62 keluarga
(86,0%) dan menggunakan desinfektan sebanyak 10 keluarga (14,0%). Hal
tersebut terjadi karena masih kurangnya kesadaran keluarga tentang
pentingnya membawa cairan desinfekan kemana-mana dan terbatas oleh
biaya untuk membeli cairan tersebut.

g. Keadaan Lingkungan
1. Kondisi Perumahan
Diagram 56
Distribusi frekuensi perumahan berdasarkan status kepemilikan rumah
(n=72)
Status Kepemilikan Rumah
Milik Sendiri Sewa Bulanan Kontrak

15%
7%

78%

Diagram 56 menunjukkan bahwa mayoritas keluarga memiliki


rumah dengan status kepemilikan pribadi atau milik sendiri yaitu sebanyak
56 keluarga (78%), dan terdapat 5 keluarga (7%) yang melakukan sewa
bulanan serta 11 keluarga (15%) yang mengontrak rumah.
Diagram 57
Distribusi frekuensi perumahan berdasarkan jenis rumah yang ditempati
(n=72)
Jenis Rumah yang Ditempati
4%

14% Permanen
Semi Permanen
82% Tidak Permanen
76

Diagram 57 menunjukkan bahwa mayoritas keluarga tinggal di


rumah dengan jenis permanen yaitu sebanyak 59 keluarga (82%). Terdapat
10 keluarga (14%) dengan rumah semi permanen dan 3 keluarga (4%)
dengan rumah tidak permanen.

Diagram 58
Distribusi frekuensi perumahan berdasarkan kondisi jendela setiap harinya
(n=72)
Kondisi Jendela
Terbuka Tertutup

29%

71%

Diagram 58 menunjukkan bahwa mayoritas keluarga tidak


membuka jendelanya yaitu sebanyak 51 keluarga (71%) dan sisanya yaitu
21 keluarga (29%) membuka jendela setiap harinya.

Diagram 59
Distribusi frekuensi perumahan berdasarkan jenis dinding rumah (n=72)
Jenis Dinding Rumah
1% 4%

20% Papan
Semen
Batu Bata

75% Bilik

Diagram 59 menunjukkan bahwa mayoritas rumah keluarga


berdinding semen, yaitu sebanyak 54 rumah (75%), sedangkan rumah
keluarga yang berdinding batu bata sebanyak 14 rumah (20%). Terdapat 3
rumah (4%) dengan dinding papan dan 1 rumah (1%) dengan dinding bilik.
77

Diagram 60
Distribusi frekuensi perumahan berdasarkan jenis lantai (n=72)
Jenis Lantai Rumah
Ubin Keramik Tanah
1%

32%

67%

Diagram 60 menunjukkan lebih dari separuh keluarga tinggal di


rumah dengan lantai keramik yaitu sebanyak 48 rumah (67%), dan 23
rumah (32%) memiliki lantai ubin serta 1 rumah (1%) dengan lantai tanah.

Diagram 61
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kebiasaan membersihkan
rumah (n=72)
Kebiasaan Membersihkan Rumah
1x/hari 2x/hari 1x/minggu 2x/minggu

1% 6%

46%

47%

Diagram 61 menunjukkan bahwa 33 keluarga (48%) memiliki


kebiasaan membersihkan rumah satu kali sehari, 34 keluarga (49%)
memiliki kebiasaan membersihkan rumah dua kali sehari, 1 keluarga (1%)
membersihkan rumah satu kali seminggu, dan 4 keluarga (2%)
membersihkan rumah dua kali seminggu.
78

2. Sumber Air Bersih


Diagram 62
Diagram frekuensi sumber air minum dan memasak yang digunakan oleh
keluarga (n=72)
Sumber Air Minum dan Masak
PAM Sumur Galian Cincin Sumur Bor

21%

7%

72%

Diagram 62 menunjukkan bahwa mayoritas keluarga menggunakan


sumur bor sebagai sumber air minum dan memasak yaitu sebanyak 52
keluarga (72%), dan 15 keluarga (21%) menggunakan air dari Perusahaan
Air Minum (PAM) serta 5 keluarga (7%) menggunakan sumur galian
dengan cincin.

Diagram 63
Distribusi frekuensi syarat air bersih untuk diminum menurut keluarga
(n=72)
Syarat Air Bersih menurut Keluarga

Tidak berbau, tidak


berwarna

28%
Tidak berbau, tidak
berwarna, jernih
50%

19% Tidak berbau, tidak


berwarna, jernih, bebas
zat kimia
3%

Diagram 63 menunjukkan bahwa terdapat 36 keluarga (50%) yang


memilih syarat air bersih adalah tidak berbau, tidak berwarna, jernih, bebas
zat kimia, bebas dari mikroorganisme. Terdapat 2 keluarga (3%) memilih
79

tidak berbau, tidak berwarna, jernih, bebas zat kimia. Terdapat 14 keluarga
(19%) memilih tidak berbau, tidak berwarna, jernih, dan 20 keluarga (28%)
memilih tidak berbau, tidak berwarna.

Diagram 64
Distribusi frekuensi berdasarkan kemudahan memperoleh air (n=72)
Kemudahan Memperoleh Air
Mudah Sulit jika Musim Kemarau
1%

99%

Diagram 64 menunjukkan bahwa hampir seluruh keluarga dapat


memperoleh air dengan mudah yaitu sebanyak 71 keluarga (99%) dan sisa 1
keluarga (1%) memilih sulit memperoleh air saat musim kemarau.

Diagram 65
Distribusi frekuensi cara pengelolaan air oleh keluarga sebelum diminum
(n=72)
Pengelolaan Air Minum
Dimasak Langsung Diminum

22%

78%

Diagram 65 menunjukkan bahwa mayoritas pengelolaan air untuk


diminum oleh keluarga adalah dengan dimasak terlebih dahulu yaitu
sebanyak 56 keluarga (78%) dan 16 keluarga (22%) memilih untuk
langsung minum. Hal ini dikarenakan keluarga menggunakan air galon
sebagai air untuk minum sehingga air tersebut bisa langsung diminum oleh
keluarga.
80

Diagram 66
Distribusi frekuensi berdasarkan sumber air untuk mandi, cuci, kakus
(n=72)
Sumber Air MCK
PAM Sumur Galian dengan Cincin Sumur Bor

11%
7%

82%

Diagram 66 menunjukkan bahwa mayoritas keluarga menggunakan


sumur bor sebagai sumber air untuk mandi, cuci dan kakus yaitu sebanyak
59 keluarga (82%), 8 keluarga (11%) menggunakan PAM, dan 5 keluarga
(7%) menggunakan sumur galian dengan cincin.

Diagram 67
Distribusi frekuensi berdasarkan tempat penampungan air bersih (n=72)
Jenis Tempat Penampungan Air
Tengki Air Ember Bak Air

33% 35%

32%

Diagram 67 menunjukkan bahwa jumlah keluarga berdasarkan jenis


tempat penampungan air yang digunakan hampir sama, yaitu sebanyak 25
keluarga (35%) menggunakan tengki air, 24 keluarga (33%) menggunakan
bak air dan 24 keluarga (32%) menggunakan ember.
81

Diagram 68
Distribusi frekuensi berdasarkan kondisi tempat penampungan air bersih
keluarga (n=72)
Kondisi Tempat Penampungan Air Bersih
Terbuka Tertutup

33%
67%

Diagram 68 menunjukkan bahwa lebih banyak keluarga dengan


kondisi tempat penampungan air bersih tertutup, yaitu sebanyak 48
keluarga (67%) dan 24 keluarga (33%) dengan kondisi terbuka.

Diagram 69
Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan membersihkan bak mandi
(n=72)
Cara Membersihkan Bak Mandi
Dikuras Dialirkan air

11%

89%

Diagram 69 menunjukkan bahwa mayoritas keluarga membersihkan


bak mandi dengan cara dikuras, yaitu sebanyak 64 keluarga (89%) dan 8
keluarga (11%) membersihkan bak mandi dengan cara dialirkan air.
82

3. Pengelolaan Sampah
Diagram 70
Distribusi frekuensi berdasarkan pengelolaan sampah rumah tangga
keluarga (n=72)
Pengelolaan Sampah
Dibakar Diambil oleh Petugas Kebersihan
4%

96%

Diagram 70 menunjukkan bahwa hampir seluruh keluarga yaitu


sebanyak 69 keluarga (69%) mengelola sampah dengan menunggu diambil
oleh petugas kebersihan, sedangkan 3 keluarga (4%) mengelola sampah
dengan dibakar.

4. Pelayanan Kesehatan
Diagram 71
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang
biasa digunakan oleh keluarga (n=72)
Fasyankes yang Biasa Digunakan Keluarga
Puskesmas Rumah Sakit Praktik Dokter Klinik

6%

25% 33%

36%

Diagram 71 menunjukkan bahwa terdapat 26 keluarga (36%)


memilih rumah sakit sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan. Terdapat 24 keluarga (33%) memilih puskesmas dan 18
keluarga (25%) memilih praktik dokter, serta 4 keluarga (6%) memilih
klinik.
83

Diagram 72
Distribusi frekuensi berdasarkan keterjangkauan fasilitas pelayanan
kesehatan (n=72)
Keterjangkauan Fasyankes
Mudah Dijangkau Tidak
3%

97%

Diagram 72 menunjukkan bahwa hampir seluruh keluarga


menganggap bahwa fasilitas pelayanan kesehatan yang ada mudah
dijangkau, yaitu sebanyak 70 keluarga (97%) dan 2 keluarga (3%) memilih
tidak.

Diagram 73
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis pembayaran biaya pengobatan
(n=72)
Pembayaran Pengobatan
BPJS Uang Pribadi Asuransi
3%

21%

76%

Diagram 73 menunjukkan bahwa mayoritas keluarga melakukan


pembayaran biaya pengobatan dengan menggunakan BPJS, yaitu sebanyak
55 keluarga (76%), 15 keluarga (21%) menggunakan uang pribadi untuk
pembayaran pengobatan dan 2 keluarga (3%) menggunakan asuransi.
84

5. Status Sosial Ekonomi Keluarga


Diagram 74
Distribusi frekuensi berdasarkan penghasilan (n=72)
Penghasilan
10%

21% <500.000
500.000-1.000.000
27%
2.000.000-3.000.000
42% 3.000.000-5.000.000

Diagram 74 menunjukkan bahwa lebih banyak keluarga dengan


pendapatan antara 2.000.000 – 3.000.000 yaitu sebanyak 30 keluarga
(42%), keluarga dengan penghasilan 500.000 – 1.000.000 sebanyak 19
keluarga (27%, keluarga dengan penghasilan 3.000.000 – 5.000.000
sebanyak 15 keluarga (21%) dan keluarga dengan penghasilan <500.000
sebanyak 7 keluarga (10%).

Diagram 75
Distribusi frekuensi berdasarkan kepemilikan tabungan/asuransi (n=72)
Punya Tabungan/Asuransi
Ya Tidak

43%
57%

Diagram 75 menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden tidak


memiliki tabungan kesehatan atau asuransi yaitu sebanyak 41 keluarga
(57%), sedangkan yang memiliki tabungan kesehatan atau asuransi
sebanyak 31 keluarga (43%).
85

6. Politik dan pemerintahan


Diagram 76
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis organisasi atau kegiatan
kemasyarakatan yang diikuti (n=72)
Organisasi
2% 4%
PKK
Posyandu
49% Pengajian/Wirid
40% Pengurus/Perangkat Desa
Sosial Kematian
Tidak Ikut Organisasi
1% 4%
Diagram 76 menunjukkan bahwa sebanyak 35 keluarga (49%) tidak
mengikuti organisasi kemasyarakatan apapau. Organisasi kemasyarakatan
yang banyak diikuti keluarga adalah pengajian/wirid yaitu sebanyak 29
keluarga (40%), pengurus/perangkat desa dan posyandu sebanyak 3
keluarga (4%), serta PKK dan sosial kematian sebanyak 1 keluarga (2%).

7. Komunikasi
Diagram 77
Distribusi frekuensi berdasarkan sumber informasi tentang kesehatan yang
diperoleh keluarga (n=72)
Sumber Informasi
Media Elektronik Petugas Kesehatan Kader Posyandu
Teman Tetangga
1% 1%

21%
14% 63%

Diagram 77 menunjukkan bahwa sumber informasi terbanyak yang


digunakan keluarga adalah media elektronik yaitu sebanyak 45 keluarga
(63%), sumber informasi dari kader posyandu sebanyak 15 (21%), petugas
kesehatan sebanyak 10 (14%), dari teman sebanyak 1 keluarga (1%) dan
dari tetangga sebanyak 1 keluarga (1%).
86

Diagram 78
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis media elektronik yang digunakan
untuk memperoleh informasi (n=72)
Jenis Media Elektronik
Televisi Handphone/Internet

38%
62%

Diagram 78 menunjukkan bahwa jenis media elektronik yang


banyak digunakan keluarga adalah televisi yaitu sebanyak 45 keluarga
(62%), sedangkan handphone/internet sebanyak 27 keluarga (38%).

Diagram 79
Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah frekuensi mendapatkan informasi
kesehatan dalam seminggu (n=72)
Frekuensi Mendapatkan Informasi Kesehatan
1-3 kali 4-6 kali Tidak tentu Jarang >6 kali

7%
8%

24% 50%

11%

Diagram 79 menunjukkan bahwa separuh responden mendapatkan


informasi kesehatan sebanyak 1-3 kali seminggu yaitu sebanyak 36
keluarga (50%), sebanyak 17 keluarga (24%) tidak tentu. Sebanyak 8
keluarga (11%) mendapatkan informasi kesehatan 4-6 kali seminggu,
sebanyak 6 keluarga (8%) mendapatkan informasi kesehatan >6 kali
seminggu dan 5 keluarga (7%) jarang mendapatkan informasi kesehatan.
87

8. Transportasi
Diagram 80
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis transportasi yang dimiliki keluarga
(n=72)
Jenis Transportasi
Mobil Sepeda
Motor Mobil dan Motor
Motor dan Sepeda Mobil, sepeda dan Motor
3% 6%
5%
8%
11%

67%

Diagram 80 menunjukkan bahwa alat transportasi terbanyak yang


digunakan keluarga adalah motor yaitu sebanyak 48 keluarga (67%), yang
menggunakan mobil sebanyak 6 keluarga (8%), yang menggunakan sepeda
sebanyak 4 keluarga (5%), yang menggunakan mobil dan motor sebanyak 8
keluarga (11%), yang menggunakan motor dan sepeda sebanyak 2 keluarga
(3%), serta yang menggunakan mobil, motor dan sepeda sebanyak 4
keluarga (6%).

9. Rekreasi
Diagram 81
Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah frekuensi rekreasi yang dilakukan
keluarga (n=72)
Frekuensi Rekreasi
1x/bulan 2x/bulan 3x/bulan Sekali-kali Jarang Tidak Pernah

12%

17%
7%
4%
46% 14%
88

Diagram 81 menunjukkan bahwa sebanyak 33 keluarga (46%)


jarang melakukan rekreasi, sebanyak 12 keluarga (17%) melakukan rekreasi
1x sebulan, 5 keluarga (7%) melakukan rekreasi 2x sebulan, 3 keluarga
(4%) melakukan rekreasi 3x sebulan, 10 keluarga (14%) melakukan
rekreasi sekali-sekali, dan 9 keluarga (12%) tidak pernah melakukan
rekreasi.

Diagram 82
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis rekreasi (n=72)
Jenis rekreasi
Jalan-jalan Kumpul Keluarga Jalan ke Mall
Menonton TV Ke luar Kota Tidak pernah

13%
29%
12%
15%
28%
3%

Diagram 82 menunjukkan bahwa sebanyak 21 (29%) keluarga


melakukan rekreasi dengan jalan-jalan ke tempat rekreasi, 20 keluarga
(28%) melakukan rekreasi dengan kumpul bersama keluarga, 11 keluarga
(15%) melakukan rekreasi dengan menonton televisi, 9 keluarga (12%)
melakukan rekreasi ke luar kota, 2 keluarga (3%) melakukan rekreasi
dengan jalan ke mall, dan 9 keluarga (13%) tidak pernah melakukan
rekreasi.

3. Hasil Wawancara
a. Ketua RW 015
Hasil wawancara dengan ketua Rukun Warga 015 didapatkan bahwa
wilayah RW 015 memiliki luas 42.515 m2 dengan jumlah KK sebanyak 217.
Organisasi masyarakat yang ada di RW 015 adalah wirid/pengajian, Yayasan
Madani Al-Kautsar, organisasi kepemudaan, dan bank sampah. Di wilayah
RW 015 terdapat posko siskamling yang terletak di dekat gerbang masuk
89

Perumahan Rajawali Sakti (wilayah RW 015) yang memiliki 3 orang penjaga


keamanan.
Organisasi kepemudaan di wilayah RW 015 berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di RW 015. Kegiatan bakti sosial atau
gotong royong di wilayah RW 015 jarang dilakukan, kecuali jika ada kegiatan
atau acara tertentu. Masyarakat di RW 015 menggunakan mesjid Al-Kautsar
atau MDA di sebelah mesjid Al-Kautsar sebagai tempat pertemuan. Kegiatan
di RW 015 selama pandemi ini masih berjalan, seperti wirid yang dilakukan
setiap hari sabtu. Di wilayah RW 015 belum terbentuk RW Siaga dan
SATGAS COVID-19. Posko darurat penanggulangan COVID-19 di RW 015
ini dipusatkan di pos keamanan RW 015. Terdapat beberapa warga RW 015
yang pernah terkonfirmasi COVID-19, namun sekarang telah dinyatakan
sembuh.

b. Ketua RT
Hasil wawancara dengan ketua RT 01 didapatkan bahwa di wilayah RT
01 terdiri atas 48 KK. Di wilayah RT 01 terdapat satu lapangan voli dan satu
pos kamling. Tidak ada warga terkonfirmasi COVID-19 di wilayah RT 01.
Keterbukaan masyarakat cukup baik dan tidak ada kebiasaan tertentu terkait
budaya dan kesehatan. Hasil wawancara dengan ketua RT 02 didapatkan
bahwa terdapat 24 KK di RT 02. Terdapat rumah kosong di RT 02 sebanyak 9
rumah. Antusiasme warga RT 02 dalam mengikuti kegiatan sangat kurang,
namun jika ditunjuk mereka baru akan mau berpartisipasi. Terdapat dua warga
terkonfirmasi COVID-19 di RT 02 yang sudah dinyatakan sembuh. Terdapat
satu warga yang terinfeksi COVID-19 di RT 6 dan RT 3 namun sudah di
nyatakan sembuh. Hasil wawancara dengan ketua RT 03 didapatkan terdapat
28 KK di RT 03. Kegiatan di RT 03 banyak terhenti selama pandemi COVID-
19, seperti kegiatan arisan. Terdapat satu warga terkonfirmasi COVID-19 di
RT 03 yang telah dinyatakan sembuh. Hasil wawancara dengan ketua RT 04
didapatkan bahwa terdapat 39 KK di RT 04. Masyarakat di RT 04 aktif
mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang ada di RW 015. Hasil wawancara
dengan ketua RT 05 didapatkan bahwa terdapat 30 KK di RT 05. Terdapat
banyak kos-kosan di wilayah RT 05. Tidak ada kegiatan kemasyarakatan
khusus di RT 05 dan tidak ada warga terkonfirmasi COVID-19 di wilayah RT
90

05. Hasil wawancara dengan ketua RT 06 didapatkan bahwa terdapat 48 KK di


RT 06. Terdapat satu warga reaktif PCR, dan telah dilakukan swab dua kali
dan dinyatakan negatif. Di wilayah RT 06 terdapat 1 kos-kosan, 1 warung dan
1 peternakan bebek.

c. Kader Posyandu
Hasil wawancara dengan ketua kader posyandu didapatkan bahwa
kegiatan posyandu yang dijalankan di RW 015 adalah posyandu bayi/balita
dan ibu hamil yang dinamakan Posyandu Apel, sedangkan untuk posyandu
lansia belum ada dibentuk. Terdapat 71 balita di RW 015 dengan 5 anak yang
berada di garis merah. Terdapat 5 kader yang berpartisipasi pada kegiatan
posyandu. Kegiatan posyandu dilakukan pada tanggal 20 setiap bulannya,
namun semenjak pandemi COVID-19, terhitung sejak Maret 2020 kegiatan
posyandu dihentikan. Sebelum pandemi, pelaksanaan sistem 5 meja berjalan
baik dan setiap kader akan bergiliran menjaga meja 1-4, dan meja 5 akan diisi
oleh bidan/petugas kesehatan dari Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap. Setelah
pandemi, kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
tidak lagi terlaksana. Kegiatan imunisasi dialihkan ke puskesmas, sedangkan
kegiatan pemberian vitamin A dilaksanakan dengan cara sweaping dari satu
rumah ke rumah lain. Sebelum pandemi partisipasi masyarakat cukup baik
dalam kegiatan posyandu, hanya saja ibu hamil jarang mengunjungi posyandu
dan lebih memilih langsung ke klinik atau rumah sakit. Hasil wawancara
tentang sistem lima meja kepada beberapa kader didapatkan bahwa terdapat
kader yang lupa atau bingung tentang tugas dan fungsi pada beberapa meja,
dikarenakan kegiatan posyandu yang lama terhenti. Kader-kader posyandu
juga mengatakan bahwa masyarakat sudah meminta untuk dilaksanakannya
kembali kegiatan posyandu, namun izin untuk melaksanakan kembali
Posyandu belum ada. Kader juga mengatakan bahwa belum ada mendapat
sosialisasi tentang bagaimana pelaksanaan protokol kesehatan dalam
pelaksanaan posyandu selama COVID-19.
91

d. Wawacara Warga
1) COVID-19
Hasil wawancara Ners Muda dengan salah satu warga di RT 6
didapatkan bahwa satu warga di RT 6 pernah reaktif COVID-19 dan di rawat
di RSD Kota Pekanbaru namun sudah sembuh setelah dilakukan swab PCR
sebanyak 2 kali. Hasil wawancara salah satu warga di RT 3 mengatakan bahwa
terdapat satu warga yang positif COVID-19 dan sudah menjalani karantina
mandiri di rumah selama 2 minggu. Saat ini warga tersebut sudah dinyatakan
negatif COVID-19 seminggu yang lalu. beberapa tetangga sekitar merasa
kahwatir akan tertular. Hal ini menyebabkan masyarakat takut untuk
memeriksakan kesehatan di pelayanan kesehatan. Salah satu warga
mengatakan bahwa terdapat satu warga di RT 4 yang terinfeksi COVID-19 dan
pernah masuk ICU karena gangguan pernapasan berat namun sekarang sudah
dinyatakan sembuh. Namun berdasarkan wawancara beberapa warga
mengatakan bahwa masyarakat hanya menggunakan masker di luar area RW
015 saja atau perumahan rajawali. Kebanyakan masyarakat tidak
menggunakan masker saat berkunjung ke rumah tetangga.
2) PUS (Pasangan Usia Subur)
Hasil wawancara yang dilakukan Ners Muda kepada salah satu PUS
yang mengalamai masalah reproduksi mengatakan bahwa ia mengalami
haid yang panjang sampai satu bulan tidak berhenti. Namun tidak ada rasa
nyeri atau sakit yang dirasakan warga tersebut. Hal ini sudah dialam
sekitar dari bulan November 2020.
Hasil wawancara anggota keluarga yang mengalami mioma uteri
mengatakan bahwa penderita mengeluhkan nyeri haid dan mual selama
dua minggu sehingga diperiksakan ke salah satu rumah sakit dan sudah di
operasi. Terdapat juga satu warga yang pernah mengalami kista namun
sudah dinyatakan sembuh. Selama menderita kista, warga tersebuh sering
meminum ramuan tradisional dan menurut warga tersebut hal itu efektif
menghilangkan kista.
3) Bayi dan Balita
Hasil wawancara yang dilakukan Ners Muda pada salah satu orang tua
yang memiliki anak dengan autism mengatakan bahwa anaknya
mengalami autism ringan, warga tersebut sadar ketika umurnya sudah dua
92

tahun namun belum bisa berbicara. Anak pertama dari warga tersebut juga
memiliki keterlambatan namun dapat berkembang normal saat ini. Anak
yang mengalami autism tersebut menunjukan perilaku seperti tidak bisa
mengikuti arahan orang tua dan keterlambatan berbicara. Saat ini anak
tersebut sedang menjalani terapi tumbuh kembang dan menurut orang tua
sudah ada perkembangan dari anak tersebut. Ibu dari anak tersebut
mengatakan bahwa ia mengalami hipertensi pada saat melahirkan anak
tersebut.
4) Remaja
Hasil wawancara oleh salah satu remaja mengatakan bahwa selama
pembelajaran online ia mengalami kebingungan dan tidak mengerti tentang
pembelajaran yang dia lakukan dan juga sulit untuk bertanya bila tidak
tahu atau mengerti tentang pembelajaran. Remaja tersebut berpendapat
bahwa hal ini yang menyebabkan stres pada remaja.
5) Lansia
Hasil wawancara yang dilakukan Ners Muda pada beberapat lansia
mendapatkan bahwa beberapa lansia tidak mau pergi ke pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan rutin karena takut tertular COVID-
19. Ada salah satu lansia yang pernah pergi ke salah satu RS untuk
pemeriksaan kesehatan namun ditolak sehingga lansia tersebut tidak dapat
menjalani pemeriksaan rutin.
93

ANALISA DATA

No Analisa Data Masalah Keperawatan


1 Hasil angket: Defisiensi kesehatan cenderung
- Sebagian masyarakat di RW 015 masih beresiko: COVID- 19
memiliki perilaku kurang baik seperti
tidak adanya tempat cuci tangan sebanyak
(81%). Pada umumnya masyarakat tidak
menggunakan cairan desinfektan (86%)
untuk membersihkan tangan ketika
bepergian.
- Sikap masyarakat terhadap upaya
pencegahan COVID-19 di RW 015
kelurahan Tobek Gadang sebagian besar
memiliki sikap negatif (56,9%). Seperti,
setelah beraktivitas diluar rumah hampir
setengah masyarakat jarang langsung
mandi dan mengganti pakai (37%), jarang
berjemur (57%), jarang menghindari
menyentuh benda-benda (43%), dan jarang
menganjurkan tamu bermasker dan
mencuci tangan sebelum masuk ke rumah
(40%). Selain itu Masalah ini secara tidak
langsung mempengaruhi tingkat kesadaran
masyarakat terhadap masalah yang
dihadapi.
- Pengetahuan masyarakat tentang COVID-
19 menunjukan pengetahuan yang baik
(83,3%).
Hasil wawancara
- Hasil wawancara dengan ketua RW 015
Kelurahan Tobekgodang mengatakan
bahwa belum terbentuk RW Siaga,
sehingga tidak adanya program
peningkatan pencegahan COVID-19 pada
masyarakat. SATGAS COVID-19 sudah
terbentuk di RW 015 akan tetapi belum
ada pelatihannya sehingga jika terdapat
masyarakat yang suspect dan ODP petugas
SATGAS COVID-19 tidak mengetahui
tindakan yang dilakukan.
- Hasil wawancara dengan beberapa
masyarakat mengatakan bahwa
masyarakat hanya menggunakan masker di
luar area RW 015 saja.
- Hasil wawancara RT dan beberapa
masyarakat mengatakan bahwa terdapat
lima warga yang positif sekitar bulan
November 2020- Januari 2021 namun
sudah negatif saat ini. Tetangga sekitar
94

mengatakan bahwa mereka merasa cemas


dan kahwatir akan tertular. Selamat positif
ada yang melakukan isolasi mandiri
karena tidak timbul gejala sedangkan yang
yang timbul gejala dirawat di rumah sakit.
Hasil windshield survey
- Masih terdapat warga RW 015 yang tidak
menerapkan protokol kesehatan seperti
tidak memakai masker, tidak menjaga
jarak saat berada di luar rumah.
- Pada fasilitas umum seperti wesjid,
warung, dan bengkel tidak menyediakan
fasilitas cuci tangan.
- Lingkungan RW 015 tidak terdapat poster
himbauan wajib menggunakan masker
atau protokol kesehatan lainnya
Hasil observasi
- Hasil observasi menunjukkan kelompok
anak usia sekolah & remaja yang kurang
memperhatikan protokol kesehatan untuk
pencegahan COVID-19, seperti tidak
memakai masker dan tidak menjaga jarak
saat berkumpul di keramaian
- Hasil observasi menunjukkan bahwa orang
dewasa masih ada yang tidak memakai
masker diluar rumah.
- Hasil observasi menunjukkan bahwa tidak
adanya layanan pengecekan suhu sebelum
masuk ke masjid.

2 Hasil angket ketidakefektifan pemeliharaan


- Mayoritas masyarakat di RW 015 kondisi kesehatan berhubungan dengan
jendela disetiap harinya tertutup (71%). ketidakmampuan menerapkan
Hasil wawancara: upaya pencegahan penyakit.
- Beberapa masyarakat mengatakan takut
memeriksakan kesehatan ke pelayanan
kesehatan karena pandemi COVID-19
- Hasil wawancara dengan ketua RW 015
mengatakan bahwa partisipasi masyarakat
terhadap permasalahan RW masih
tergolong minim dan terhadap kebersihan
lingkungan seperti selokan masih ada
sampah berserakan.

Hasil windshield survey


- Beberapa rumah mengelola sampah
dengan menunggu diangkut dengan
petugas kebersihan, namun masih ada
beberapa titik tempat penduduk mengolah
sampah dengan di bakar dan dibuang
95

sembarangan.
- Jendela di wilayah RW 015 masih terlihat
tertutup sehingga sirkulasi udara tidak
efektif
Hasil observasi
- Kondisi saluran pembuangan air sebagian
besar lancar, namun tampak kotor.
- Tampak beberapa rumah dengan jendela
tertutup.
96

No. Agregat Analisis data Masalah


Keperawatan
1. PUS (Pasangan Hasil Angket Kesiapan
usia subur) - PUS di RW 015 mayoritas tidak meningkatkan
menggunakan KB (71,1%) dan yang kesehatan diri:
menggunakan KB (28,9%). peningkatan kesehatan
- PUS yang menggunakan KB reproduksi
mayoritas tidak memiliki keluhan
(80%) namun terdapat beberapa PUS
yang memiliki keluhan seperti haid
tidak teratur dan berat badan
meningkat
- Umumnya masyarkat memperoleh
layanan KB di Puskesmas dan Bidan
(8,9%).
- Saat ini tidak ada PUS yang memiliki
keluhan masalah reproduksi namun
ada beberapa yang memiliki keluhan
reproduksi.
Hasil Wawancara
- Hasil wawancara dari salah satu PUS
yang memiliki masalah reproduksi
mengatakan bahwa ia mengalami
menorrhagia (haid lama berhenti)
- Terdapat satu PUS yang mengalami
mioma uteri mengatakan bahwa ia
merasakan disminore (nyeri haid) dan
mual.
2. Bayi dan Balita Hasil Angket Ketidakefektifan
- Pada umumnya anak bayi/balita tidak pemeliharaan
memeriksakan tumbuh kembang kesehatan: upaya
- Ada beberapa bayi/balita status pencegahan gangguan
perkembangannya meragukan (20%). tumbuh kembang
Dan beberapa bayi/balita belum
mampu toilet training (20%).
- Beberapa orang tua tidak bisa
memahami grafik KMS (20%)
Hasil wawancara
- Ada satu orang anak yang autism
ringan
Hasil observasi
- Terdapat satu orang anak tidak bisa
berbicara sesuai dengan usianya
3. Remaja Hasil angket Kesiapan peningkatan
- Sebagian remaja saat menstruasi koping remaja: stress
mengalami nyeri saat menstruasi belajar
(27,3%)
- Sebagian remaja sudah menerima
pendidikan kesehatan mengenai
97

narkoba (50%), pendidikan seks


(63,6%), dan merokok (77,3%).
- Remaja mendapatkan informasi
tersebut dari guru (31,8%).
- Pada umunya sumber stress remaja
yaitu masalah dengan pelajaran
sekolah (77,3%). Dan cara remaja
tersebut mengatasi masalah dengan
curhat kepada orang lain seperti
teman, dan orangtua (45,5%).
- Remaja tidak mengetahui jikalau di
puskesmas terdapat tempat pelayanan
kesehatan reproduksi remaja
(59,10%).
Hasil wawancara
- Hasil wawancara oleh satu remaja
mengatakan bahwa sumber utama
stress saat masa pandemi ini yakni
strees dengan metode pembalajaran
online, tidak memahami pelajaran dan
tidak tau bertanya kepada siapa.
- Pada umumnya remaja mengalami
nyeri menstruasi, akan tetapi tidak
mengkonsumsi obat untuk
mengurangi nyerinya.
4. Lansia Hasil Angket Ketidakefektifan
- Pada umumnya lansia di RW 015 pemeliharaan
mengalami batuk (15,4%) dan pilek kesehatan diri: uapaya
(15,4%). pencegahan penyakit
- Pada dimensi gaya hidup lansia tidak menular.
menunjukkan bahwa memiliki gaya
hidup yang positif tidak lebih besar
dari negatif (50%). Hal ini
mengakibatkan lansia banyak
mengalami masalah kesehatan.
Hasil Wawancara
- Hasil wawancara dengan kader
posyandu mengatakan tidak adanya
posyandu lansia di wilayah RW 015.
Sehingga lansia tidak dapat
memeriksakan kesehatan secara rutin
- Hasil wawancara dengan beberapa
lansia mengatakan bahwa lansia takut
memeriksakan kesehatannya karena
takut akan hasil yang kurang baik.
Hasil Obeservasi
- Tidak terdapat posyandu lansia di RW
015
98

PRIORITAS MASALAH KESEHATAN

No Masalah Keperawatan 1 2 3 4 5 6 Total Prioritas


1 Defisiensi perilaku kesehatan 6 5 8 6 9 5 39 1
cenderung beresiko: COVID-
19
2 ketidakefektifan pemeliharaan 2 4 7 6 7 5 31 3
kesehatan : upaya pencegahan
penyakit tidak menular
3. Kesiapan meningkatkan 3 4 7 5 6 4 29 5
kesehatan diri: peningkatan
kesehatan reproduksi
4. Ketidakefektifan pemeliharaan 3 5 6 7 6 3 30 4
kesehatan: upaya pencegahan
gangguan tumbuh kembang
5. Kesiapan peningkatan koping 5 5 5 5 3 5 28 6
remaja: stress belajar
6. Ketidakefektifan pemeliharaan 5 5 7 6 8 7 38 2
kesehatan diri: uapaya
pencegahan penyakit.

Penilaian prioritas masalah


1 = Kesadaran masyarakat terhadap masalah
2 = Motivasi masyarakat dalam menyelesaikan
3 = Kemampuan perawat untuk mempengaruhi penyelesaian masalah
4 = Tersedianya ahli/pihak terkait terhadap pnyelesaikan masalah
5 = Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidak diselesaikan
6 = Kecepatan masalah untuk diselesaikan
Kriteria hasil
1-3 = Rendah
4-6 = Sedang
7-10 = Tinggi
99

PLANNING OF ACTION (POA)


KEGIATAN PRAKTIK KEPERAWATAN KOMUNITAS KELOMPOK 2
WILAYAH KERJA RW 015 KELURAHAN TOBEKGODANG

Diagnosa Rencana Kegiatan Strategi Penanggung Penanggung Jawab Waktu Tempat Sumber
Keperawatan Jawab RW Mahasiswa Dana
Siaga
1. Defisiensi Penyuluhan COVID-19 a. Pendidikan, promosi Mimin Rismala a. Rabiatul Jumat, 29 RW 015 Mahasiswa
kesehatan dan demonstrasi terapi kesehatan Addawiah Januari dan
komunitas: komplementer untuk b. Praktik keperawatan b. Nurfitri 2021 Masyarakat
COVID-19 meningkatkan imun professional Rahmawati

Sosialisasi SATGAS a. Pendidikan Ridho a. Resti Ananda Sabtu, 30 RW 015 Mahasiswa


COVID-19 kesehatan b. Zilfanny Sera Januari dan
bekerjasama dengan b. Proses kelompok Engla 2021 Masyarakat
BPBD c. Partnership

Pembagian Masker, a. Promosi Kesehatan Yogi Rezky a. Dinul Tauhid Senin, 8 RW 015 Mahasiswa
pemasangan Banner 3 b. Partnership b. Nada Nabila Februari dan
M (Memakai masker, c. Empowerment c. Najla Nailufar 2021 Masyarakat
mencuci tangan,
menjaga jarak) dan
pembuatan tempat cuci
tangan bersama dengan
100

kelompok pemuda

Gotong Royong dan a. Promosi kesehatan Emmy Liana a. Velisia Dwi Senin, 8 RW 015 Mahasiswa
Penanaman TOGA b. Empowerment Puspita Ardi Februari dan
c. Partnership b. Nurhidayatul 2021 Masyarakat
Nadya

Olahraga rutin (senam a. Empowerment Gustini a. Vera Febianti Minggu, 31 RW 015 Mahasiswa
kesehatan jasmani) b. Partnership Januari dan
untuk meningkatkan c. Sistem Rujukan 2021 Masyarakat
imunitas masyarakat
selama masa pandemi
COVID-19
Sosialisasi Bank a. Empowerment Yusmarni a. Nanda Agustia Sabtu, 6 Mahasiswa
Sampah (Sampah non b. Proses Kelompok b. Riskhita Mutiara Februari dan
Organik) dan c. Partnership Salshabil 2021 Masyarakat
Pengelolaan Sampah
organik (Membuat
Pupuk Rumah Tangga)
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab 4 ini akan dibahas mengenai analisa masing-masing tahapan yang telah
dilakukan pada praktik profesi keperawatan komunitas di wilayah RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya. Praktik asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan
selama 6 minggu yaitu dimulai 4 Januari 2021 – 13 Februari 2021. Kegiatan yang dilakukan
oleh Ners Muda dibuat berdasarkan planning of action (POA) yang telah disusun bersama
warga RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya pada saat loka karya mini
masyarakat 1 (LKMM 1).
A. Tahap Persiapan
Pelaksanaan kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas merupakan kegiatan
yang berorientasi pada masyarakat. Tahap persiapan yang dilakukan adalah persiapan
lokasi tempat praktik profesi keperawatan komunitas. Persiapan selanjutnya adalah
penyusunan kuesioner yang akan dibagikan kepada masyarakat RW 015 serta pembuatan
google form, panduan windshield survey, format wawancara kepada ketua RT, RW,
kader posyandu, dan pihak Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
Faktor pendukung dalam tahap persiapan kegiatan praktik profesi keperawatan
komunitas ini adalah adanya kerjasama dan pembagian tugas yang baik antar anggota
sehingga tahap persiapan ini dapat berjalan dengan lancar. Dukungan dan bimbingan dari
koordinator praktik profesi keperawatan komunitas, lokasi yang mudah diakses dengan
kendaraan roda dua maupun roda empat dan kerjasama yang baik antara lintas sektor
juga merupakan faktor pendukung dalam proses persiapan ini. Faktor penghambat saat
tahap persiapan ini ditemukan saat pembuatan link google form, dimana terdapat banyak
sekali pertanyaan pada kuesioner sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk
memasukkan ke dalam google form.

B. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan proses pengumpulan data secara sistematis untuk
dianalisis serta didapatkan permasalahan kesehatan (Efendi, 2009). Pada tahap
pengkajian, perawat komunitas melakukan identifikasi masalah mengenai kebutuhan
masyarakat. Proses tahapan pengkajian tersebut melibatkan masyarakat secara aktif agar
permasalahan tersebut benar-benar berasal dari masyarakat itu sendiri. Permasalahan
yang ditemukan akan dirumuskan bersama, peran perawat komunitas adalah

101
102

memfasilitasi masyarakat dalam menyusun prioritas masalah yang akan ditindaklanjuti


(IPKKI, 2017).
Tahap pengkajian dimulai dengan melakukan windshield survey yang dilakukan
di minggu pertama sekaligus observasi untuk mengenal lingkungan wilayah RW 015.
Pengkajian windshield survey merupakan pengkajian penggunaan panca indera, antara
lain fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, serta kondisi lingkungan yang ada di RW
015 yang berfokus dalam hal upaya pencegahan dan penanggulangan COVID-19.
Setelah itu dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner dan wawancara yang difokuskan
kepada upaya masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan COVID-19.
Tahap pengumpulan data dilakukan pada 7 - 12 Januari 2021. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penyebaran kuesioner adalah dengan sistem
online (google form) dan sistem offline (door to door/ rumah ke rumah) dengan jumlah
sampel 72 KK yang terdiri dari 231 orang. Wawancara dilakukan kepada ketua RW 015,
ketua RT 01 - 06, dan kader posyandu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi
lingkungan RW 015 serta permasalahan kesehatan yang dihadapi, sekaligus mengetahui
bagaimana upaya masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan COVID-19.
Data yang telah dikumpulkan pada pengkajian keperawatan komunitas, dilakukan
pengolahan data yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: kategorisasi, ringkasan,
perbandingan, dan kesimpulan (IPPKI, 2017). Tahap selanjutnya dari data yang telah
dikumpulkan dan diolah adalah membuat kesimpulan secara logis yang kemudian
menjadi sebuah diagnosa keperawatan komunitas. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan SPSS untuk melihat distribusi frekuensi masing-masing pertanyaan.
Faktor pendukung dalam tahap pengkajian ini adalah masyarakat aktif dan
mendukung kegiatan yang dilakukan oleh Ners Muda, selain itu ketua RW dan ketua RT
serta kader Posyandu juga aktif dan turut serta membantu tahap pengkajian sehingga
mempermudah pengumpulan data. Faktor penghambat tahap pengkajian ini adalah
banyaknya masyarakat yang bekerja saat pagi dan siang hari, sehingga proses
pengumpulan datanya lebih efektif dilakukan di sore hari di saat masyarakat pulang
kerja. Selain itu banyaknya rumah kosong serta kos-kosan yang membuat jumlah KK
yang terdata tidak sesuai lagi dengan jumlah KK yang ada.
Diharapkan kedepannya semakin banyak lagi masyarakat yang aktif dan mau
membuka diri untuk menerima tenaga kesehatan dan bersedia bekerjasama untuk
mengidentifikasi masalah kesehatannya secara bersama-sama untuk dicarikan solusi dari
masalah tersebut. Selain itu, dengan terbentuknya RW Siaga di RW 015 tersebut
103

diharapkan dapat melanjutkan program Ners Muda dalam mengidentifikasi masalah


kesehatan yang ada di RW 015 ini.

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis (clinical judgement) terhadap
respon individu atau komunitas terhadap masalah kesehatan (NANDA, 2017). Diagnosa
keperawatan terdiri dari 3 jenis yaitu: aktual, resiko, dan kesejahteraan. Diagnosa
keperawatan aktual yaitu masalah yang dirasakan, diagnosa keperawatan resiko yaitu
masalah belum terjadi namun jika dibiarkan akan menjadi masalah, dan diagnosa
keperawatan sejahtera yaitu mengacu pada peningkatan kesehatan.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya dari hasil analisa data dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Defisiensi perilaku kesehatan cenderung beresiko: COVID-19 pada masyarakat di
RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri: upaya pencegahan penyakit tidak
menular pada masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya.
Faktor pendukung dalam merumuskan diagnosa keperawatan adalah warga RW
015 antusias dalam menentukan permasalahan yang terjadi di RW 015, aktif dalam
memberikan masukan serta saran. Faktor penghambat yang terjadi yaitu saat
penyampaian permasalahan yang terjadi di wilayah RW 015 dilakukan pada malam hari,
sehingga ada sebagian masyarakat tidak hadir. Oleh karena itu, penyampaian materi
masalah kesehatan tidak dapat tersalurkan sepenuhnya kepada masyarakat.
Adapun rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Kegiatan dapat dilanjutkan oleh warga RW 015 Kelurahan Tobekgodang untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi secara mandiri.
2. Diharapkan seluruh perangkat RT mengajak warganya untuk lebih aktif dalam
mengikuti berbagai kegiatan untuk menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan
RW 015 Kelurahan Tobekgodang.

D. Tahap Intervensi
Penyusunan intervensi keperawatan dilakukan sesuai diagnosa keperawatan yang
telah ditegakkan. Adapun acuan dalam penyusunan dalam intervensi keperawatan,
penulis menggunakan referensi SDKI yang disesuaikan dengan keadaan masalah
104

kesehatan yang ada di RW 015. Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah


promosi kesehatan, proses kelompok, pemberdayaan (empowerment), kemitraan
(partnership) dan keperawatan profesional (IPKK, 2017).
Adapun intervensi yang dapat dilakukan dari diagnosa keperawatan prioritas
adalah:
1. Defisiensi perilaku kesehatan cenderung beresiko: COVID-19 pada masyarakat di
RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
a. Penyuluhan COVID-19 dan demonstrasi terapi komplementer untuk meningkatkan
imun.
b. Sosialisasi SATGAS COVID-19 bekerjasama dengan BPBD.
c. Pembagian masker, pemasangan banner 3M (memakai masker, mencuci tangan,
menjaga jarak) dan penyediaan tempat cuci tangan bersama dengan kelompok
pemuda.
d. Gotong royong dan penanaman TOGA.
e. Olahraga rutin (senam kesehatan jasmani) untuk meningkatkan imunitas
masyarakat selama masa pandemi COVID-19.
f. Sosialisasi bank sampah (sampah non organik) dan pengelolaan sampah organik
(membuat pupuk rumah tangga)

E. Tahap Implementasi
Implementasi merupakan tahap pelaksanaan kegiatan. Fokus pada tahap
implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Perawat fokus pada program kesehatan masyarakat yang telah ditetapkan di
perencanaan. Menurut IPPKI (2017), strategi yang digunakan adalah proses kelompok,
promosi kesehatan, kemitraan, pemberdayaan, dan keperawatan profesional. Kegiatan
dilaksanakan dari tanggal 29 Januari s/d 13 Februari 2021.
Berikut hasil implementasi kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Ners Muda:
Diagnosa Keperawatan : Defisiensi perilaku kesehatan cenderung beresiko:
COVID-19 pada masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya.
1. Penyuluhan COVID-19 dan demonstrasi terapi komplementer untuk meningkatkan
imun.
a. Tahap persiapan
Adapun tahap persiapan dari kegiatan ini meliputi:
105

1) Tahap persiapan diawali dengan pembuatan pre-planning oleh penanggung


jawab acara penyuluhan & pencegahan COVID-19, selanjutnya
dikonsulkan kepada pembimbing. Hasil konsul di perbaiki sesuai dengan
saran pembimbing.
2) Dua hari sebelum kegiatan, dilakukan komunikasi kepada ketua RW Siaga
berserta ibu-ibu kader dan Pokja PHBS serta masyarakat umum untuk dapat
hadir dalam penyuluhan dan pencegahan COVID-19 serta demonstrasi
pembuatan rebusan air daun kelor untuk meningkatkan imunitas didalam
masa pandemi pada waktu yang telah ditetapkan oleh Ners Muda UNRI,
yaitu pada hari Jumat, 29 Januari 2021 pukul 13.30 di Aula MDA Mesjid
Al-Kautsar RW 015 Kelurahan Tobekgodang. Setelah itu, mahasiswa
melanjutkan persiapan-persiapan acara sesuai dengan perencanaan.
b. Tahap pelaksanaan
Acara dimulai pukul 14.16 WIB, acara tertunda 46 menit dari rencana
awal pukul 13.30 WIB. Hal ini disebabkan oleh acara yang dilakukan selesai
shalat Jum’at sehingga sekitar jam 14.00 peserta baru bisa menghadiri acara.
Jumlah peserta yang hadir sebanyak 17 orang. Acara selesai pada pukul 15.16
WIB. Dimana penyuluhan serta penyampaian materi dan demonstrasi dilakukan
dalam waktu 60 menit.
Susunan acara kegiatan penyuluhan pencegahan COVID-19 serta
demonstrasi terapi komplementer di RW 015 Kelurahan Tobekgodang adalah
sebagai berikut:
No. Waktu Acara Kegiatan Pembicara
1. 14.16-14.20 Pembukaan Sinthia Ramadhani Fitri,
S.Kep
2. 14.20-14.45 Penyampaian Materi Rabiatul Addawiah, S.Kep
3. 14.45-15.55 Demonstrasi pembuatan terapi Nurfitri Rahmawati, S.kep
komplementer untuk meningkatkan
imun di masa pandemic (Rebusan
Daun Kelor)
4. 15.55-15.10 Sesi tanya jawab dan penjelasan  Sinthia Ramadhani
tambahan oleh Bapak ketua RW Fitri, S.Kep
Siaga Rajawali Sakti terkait keadaan  Rabiatul Addawiah,
COVID-19 di RW 015 Tobekgodang. S.Kep
106

 Hermanto, SKM
5. 15.10-15.16 Penutupan dan Sesi foto dengan tetap Sinthia Ramadhani Fitri,
merepakan protokol kesehatan. S.Kep

c. Tahap Evaluasi
1) Struktur
a) Pre-planning telah diselesaikan satu hari sebelum kegiatan dan telah
mendapatkan persetujuan dari pembimbing.
b) Tempat dilaksanakan acara telah sesuai dengan rencana yaitu di Aula
MDA Mesjid Al-Kautsar di RW 015 Kelurahan Tobekgodang dengan
peralatan yang lengkap sesuai perencanan.
c) Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
masing-masing.
d) Peserta yang hadir berjumlah 17 orang.
e) Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu: infocus, microphone, speaker,
air minum 500 ml, daun kelor sebanyak 2 genggam, dan panci elektrik
untuk membuat air rebusan.
2) Proses
a) Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Jumat, 29 Januari 2021.
Acara dimulai pada pukul 14.16 WIB, terlambat 46 menit dari waktu
awal yang telah ditetapkan yaitu 13.30 WIB. Acara berlangsung selama
60 menit dan berakhir pada pukul 15.16.
b) Sebelum memasuki ruang acara, semua peserta wajib mematuhi
protokol kesehatan yaitu dengan menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak.
c) Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
d) Moderator, pemateri dan demonstrasi telah dilakukan dan disampaikan
dengan baik dan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan
dipahami oleh masyarakat
e) Selama acara berlangsung, peserta dalam hal ini mengikuti dan
mendegarkan penjelasan yang disampaikan oleh pemateri dengan baik
dan penuh perhatian.
107

f) Pemateri mendemonstrasikan pembuatan rebusan daun kelor untuk


meningkatkan imun dimasa pandemi dengan baik, singkat padat dan
jelas sehingga mudah dimengerti dan dapat diulangi kembali oleh
peserta.
g) Pada saat sesi tanya jawab terdapat 2 orang yang aktif dalam bertanya.
Serta Bapak Hermanto selaku Ketua RW Siaga Rajawali Sakti
menambahkan penjelasan mengenai kondisi COVID-19 di masyarakat
RW 015 serta mengajak masyarakat untuk tidak mengucilkan orang
yang positif COVID-19.
h) Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
3) Hasil
a) Mahasiswa mampu mensosialisasikan pencegahan COVID-19 dan
mendemonstrasikan terapi komplementer yaitu pembuatan rebusan air
daun kelor untuk meingkatkan imunitas dimasa pandemi kepada
masyarakat RW 015 Kelurahan Tobekgodang.
b) Peserta dapat mengulangi penjelasan tentang pengertian, tanda gejala
dan pencegahan COVID-19 dengan baik.
c) Peserta dapat mengulangi mengenai bagaimana cara pembuatan
rebusan air daun kelor untuk meningkatkan imunitas dimasa pandemi.
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan yang
dilaksanakan di Aula MDA Mesji Al-Kautsar Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya, yang memiliki tempat memadai untuk dilakukan
kegiatan serta antusias peserta dalam kegiatan.
Peran aktif Bapak Ketua RW Siaga Rajawali Sakti dalam
memberikan penjelasan tambahan mengenai keadaan COVID-19 di
lingkungan RW 015 memberikan pemahaman yang baik kepada perserta
yang hadir sehingga menambah antusias peserta dalam mendengarkan
penjelasan yang disampaikan.
5) Faktor Penghambat
Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan acara adalah
keterlambatan dalam memulai acara. Acara dimulai setelah mundur 46
menit dari waktu yang telah ditentukan, hal ini dikarenakan acara yang
108

dilaksanakan dilakukan setelah Shalat Jum’at sehingga banyak peserta yang


datang terlambat dengan alasan makan siang terlebih dahulu.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan
penyuluhan pencegahan COVID-19 dan terapi komplementer rebusan air
daun kelor, peserta mengaplikasikan mengenai protokol kesehatan selama
masa pandemi dalam pencegahan COVID- 19 dan menerapkan pembuatan
rebusan air daun kelor untuk meningkatkan imunitas dimasa pandemi.

2. Sosialisasi SATGAS COVID-19 bekerjasama dengan BPBD.


a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini mencakup :
1) Pembuatan pre-planning
2) Konsultasi dengan dosen pembimbing
3) Meminta izin kepada ketua RW 015
4) Menentukan waktu sosialisasi
5) Persiapan materi yang akan disampaikan yaitu sosialisasi SATGAS
COVID-19 bersama BPBD kota Pekanbaru
6) Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan
b. Tahap Pelaksanaan
Acara dilaksanakan pada hari 30 Januari 2021 pada hari sabtu di aula
MDA Masjid Al-Kautsar RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya Pekanbaru, acara dimulai pada pukul 10.00 WIB dan berakhir pada
pukul 11.30 WIB. Peserta yang hadir sebanyak 10 orang dari 15 undangan
dengan memakai masker yang lengkap dan sebelum dilakukannya acara telah
diberikan handsanitizer oleh Ners Muda. Pemateri telah menyampaikan/
mensosialisasikan RW Siaga dengan jelas dan baik. Pada kegiatan ini, yang
menjadi pemateri adalah Resti Ananda Putri, S.Kep dan semua Ners Muda
berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
109

Susunan acara pada saat dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:

Hari/Tgl Waktu Kegiatan


10.00-10.05 Pembukaan acara dari perwakilan Ners
Sabtu, 30 Muda yaitu Zilfanny Sera Engla, S.Kep
Januari 10.05-10.06a) Penyampaian kata sambutan oleh Ketua
2021 RW 015
10.06-10.07 Penyampaian kata sambutan oleh Ketua
RW Siaga Rajawali Sakti
10.07-10.21 Penyampaian materi oleh Ners Muda
yaitu Resti Ananda Putri, S.Kep
10.21-10.56 Penyampaian materi dan
pendemonstrasian mencuci tangan yang
benar oleh BPBD
10.56-11.05 Peserta bertanya dan Ners Muda beserta
BPBD memberikan jawaban
11.05-11.28 Penyampaian kata sambutan dan
penyampaian materi mengenai vaksinasi
oleh pihak Puskesmas Sidomulyo Rawat
Inap
11.28-12.00 Penutupan acara dari perwakilan Ners
Muda yaitu Zilfanny Sera Engla, S.Kep

c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) 65% (10 dari 15) undangan yang hadir dalam acara kegiatan
penyuluhan COVID-19 Di wilayah RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya Pekanbaru.
b) Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan
penyuluhan COVID-19 Di wilayah RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya Pekanbaru.
c) Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d) Pre-planning sudah dikonsulkan
110

2) Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 30 Januari 2021.
b) Kegiatan dilaksanakan tidak sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan sebelumnya karena banyaknya peserta yang datang tidak
tepat pada waktunya.
c) Ners Muda selaku pelaksana mampu berperan aktif pada saat kegiatan
berlangsung.
3) Evaluasi Hasil
a) 90 % anggota SATGAS COVID di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
memahami upaya penanggulangan COVID-19.
b) 90% kepengurusan SATGAS COVID-19 Kelurahan Tobekgodang
mampu mengulang kembali materi secara singkat.
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung pada kegiatan ini yaitu Ners Muda bekerjasama dengan
pihak BPBD Kota Pekanbaru dan Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap.
5) Faktor Penghambat
Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu kegiatan dilaksanakan tidak
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya karena
banyaknya peserta yang datang tidak tepat pada waktunya
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilaksanakannya
sosialisasi SATGAS COVID-19 diharapkan masyarakat mampu
mengetahui tentang COVID-19 dan SATGAS COVID-19 dan bagaimana
penanganan ketika ada masyarakat RW 015 yang terinfeksi COVID-19
serta dapat membantu masyarakat yang terdampak COVID-19.

3. Pembagian masker, pemasangan banner 3M (memakai masker, mencuci


tangan, menjaga jarak) dan penyediaan tempat cuci tangan bersama dengan
kelompok pemuda.
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini mencakup :
1) Pembuatan Pre planning
2) Konsultasi dengan dosen pembimbing
3) Meminta izin kepada ketua RW 015
111

4) Menentukan waktu pelaksanaan pemasangan banner dan pembagian tempat


cuci tangan serta menfollow-up sponsor untuk penyediaan tempat cuci
tangan.
5) Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan
b. Tahap Pelaksanaan
Acara dilaksanakan pada 2 hari yaitu pada hari Senin dan Sabtu pada
tanggal 08 dan 13 Februari 2021. Pada kegiatan ini yang menjadi penanggung
jawab adalah Dinul Tauhid Almaturidi, S. Kep. Peserta yang mengikuti kegiatan
penerapan 3M ini adalah 13 orang Ners Muda dan 5 orang pemuda RW 015.
Kegiatan penerapan 3M dilakukan karena ditemukannya sedikitnya protokol
kesehatan dan himbauan lainnya terkait pencegahan COVID-19 di wilayah RW
015 penyuluhan tersebut dikarenakan pada saat dilakukan observasi di
lingkungan masyarakat RW 015 Kelurahan Tobekgodang, hanya sedikit
masyarakat yang menerapkan 3M.
Pemasangan banner ini dilakukan pada tanggal 13 Februari 2021 di tiga
titik yaitu depan pintu masuk Masjid Al-Kautsar, pintu keluar Masjid Al-
Kautsar di depan RT 04, dan disamping kanan Masjid Al-Kautsar RW 015.
Pembagian masker dibagikan ke seluruh masyarakat di setiap RT yang berada di
lingkungan RW 015 yang dilakukan pada tanggal 08 Februari 2021. Selain itu,
pembagian masker juga diberikan Ners Muda kepada peserta yang tidak
menggunakan masker pada setiap kegiatan yang Ners Muda laksanakan. Masker
yang dibagikan merupakan hasil dari partnership dengan beberapa instansi,
yaitu BPBD, RS Awal Bros, RS Prima, dan PKPU.
Pelaksanaan pemasangan banner dan pembagian masker di RW 015 oleh
Ners Muda ini berkerjasama dengan kelompok Pemuda di RW 015. Pengadaan
tempat cuci tangan dilakukan Ners Muda dilakukan dengan memberikan tengki
air berukuran 250 liter, yang nantinya akan diletakkan di lingkungan Masjid Al-
Kautsar.
c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) 80% masyarakat mendapatkan masker dan menerapkan 3M di
lingkungan wilayah RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya Pekanbaru.
112

b) Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan


penyuluhan COVID-19 Di wilayah RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya Pekanbaru.
c) Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d) Pre-planning sudah dikonsulkan.

2) Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 08 dan 13 Februari 2021
b) Kegiatan dilaksanakan tidak sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan sebelumnya karena banyaknya hambatan selama
dilakukan penerapan 3M.
c) Ners Muda selaku pelaksana mampu berperan aktif pada saat kegiatan
berlangsung.
3) Evaluasi Hasil
a) 100% banner telah terpasang pada titik-titik yang telah di tentukan.
b) 80% rumah telah menerima masker yang telah diberikan oleh Ners
Muda dan Kelompok Pemuda.
c) Tengki air untuk tempat cuci tangan telah ada dan menunggu serah
terima.
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan penerapan 3M ini yaitu pemuda yang turut
membantu Ners Muda dalam melakukan kegiatan pemasangan banner dan
pembagian masker. Mulai dari mempersiapkan bambu untuk banner hingga
pemasangan dan ikut serta turun untuk membagikan masker ke setiap RT di
RW 015.
5) Faktor Penghambat
Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu kegiatan dilaksanakan tidak
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya karena
banyaknya kendala selama kegiatan. Selain itu, terdapat beberapa rumah
yang kosong sehingga tidak terbagikan masker.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan pemasangan
banner dan pembagian masker di RW 015 diharapkan masyarakat dapat
lebih memahami bagaiamana pencegahan COVID-19 dan dapat
113

mengaplikasikannya yaitu dengan cara cuci tangan dengan benar, menjaga


jarak, dan menggunakan masker dengan baik.

4. Gotong royong dan penanaman TOGA.


a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan terdiri dari pembuatan Pre planning, persiapan alat dan
bahan yang akan digunakan seperti persiapan lahan, cangkul, tanaman yang
akan ditanam, dan papan nama yang berisikan TOGA, kegunaan, dan cara
pengolahan serta mengkonsultasikannya kepada dosen pembimbing akademik.
Setelah itu, mahasiswa melanjutkan persiapan-persiapan acara sesuai dengan
perencanaan.
b. Tahap pelaksanaan
Acara dilaksanakan mulai hari selasa, 02 februari 2021 sampai sabtu, 12
februari 2021. Penanaman TOGA biasanya dilakukan setiap sore hari pukul
16.00 WIB di daerah sekitar mesjid. Penanaman TOGA dilakukan, karena
sesuai hasil pengkajian yang menyatakan bahwa hanya beberapa rumah yang
terdapat TOGA. Kegiatan penanaman TOGA dimulai dari pembersihan lahan,
penggemburan lahan, menanam TOGA, pemasangan pagar bambu dan
pemasangan papan nama yang mencantumkan nama TOGA, manfaat serta cara
pembuatan. TOGA yang ditanam yaitu seperti kunyit, kunyit putih, jahe,
binahong, sambiloto, pandan, bawang dayak, sirih, sirih merah, kumis kucing,
lidah buaya, serai, serta jeruk.
c. Tahap evaluasi
1) Evaluasi struktur
a) Pembuatan TOGA dilakukan oleh seluruh mahasiswa bersama dengan
masyarakat dan pemuda RW 015.
b) Setting tempat acara berlangsung telah disepakati sebelum kegiatan
disepakati bersama ketua RW dan masyarakat yaitu di lahan kosong
disamping Posyandu Apel.
c) Peran mahasiswa sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
dan tugas masing-masing.
d) Perlengkapan alat yang digunakan juga sudah lengkap sesuai yang telah
direncanakan, yaitu: cangkul, tanaman obat keluarga, bambu, dan
papan nama TOGA.
114

2) Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan dimulai pada Selasa, 2 Februari 2021 di lahan
samping Posyandu Apel.
b) Kegiatan berjalan lancar sesuai rencana.
c) Peran dan tugas mahasiswa telah dilaksanakan sesuai perencanaan.
3) Evaluasi hasil
Masyarakat, pemuda dan Ners Muda mampu bekerja sama dengan baik
saat pembuatan dan pemeliharan TOGA.
4) Faktor pendukung
a) Antusiasme dan partisipasi warga dan pemuda dalam pembuatan dan
pemeliharaan TOGA baik dibuktikan dengan aktifnya warga dan
pemuda dalam pembuatan TOGA.
b) Kerjasama yang baik antara pemuda dan Ners Muda dibuktikan
dengan telah terbentuknya lahan TOGA dengan terdiri dari tanaman
yaitu; kunyit, kunyit putih, jahe, binahong, sambiloto, pandan,
bawang dayak, sirih, sirih merah, kumis kucing, lidah buaya, serai,
serta jeruk.
5) Faktor penghambat
Kendala yang ditemukan saat dilaksanakannya kegiatan penanaman
TOGA ini dibutuhkan waktu yang agak panjang karena proses
pembuatan pagar bambu dan kendala waktu
6) Rencana tindak lanjut
Ners Muda mampu mengajak lebih banyak pemuda dan masyarakat lagi
untuk terlibat dalam pemeliharaan TOGA di wilayah RW 015 agar bisa
bergerak cepat dan dapat memelihara taman TOGA

5. Olahraga rutin (senam kesehatan jasmani) untuk meningkatkan imunitas


masyarakat selama masa pandemi COVID-19.
a. Tahap Persiapan
Adapun tahap persiapan dari kegiatan ini meliputi:
1) Tahap persiapan diawali dengan pembuatan pre-planning oleh penanggung
jawab acara penyuluhan kesehatan protokol kesehatan dimasa pandemi
COVID-19 kepada warga RW 015, selanjutnya dikonsulkan kepada
pembimbing. Hasil konsul di perbaiki sesuai dengan saran pembimbing.
115

2) Acara dilakukan rutin setiap hari Sabtu pagi jam 07.00. Sehari sebelum
dilakukan senam Ners Muda selalu mengundang dan mengingatkan warga
RW 015 untuk mengikuti kegiatan senam. Kegiatan senam dilakukan di
halaman masjid Al-kautsar RW 015 dekat MDA. Ners Muda juga
mengadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis seperti tekanan darah,
gula darah dan asam urat.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Senam Minggu ke 1
Acara dimulai pukul 07.00 WIB, acara tertunda 30 menit dari rencana awal.
Hal ini disebabkan oleh keterlambatan kedatangan peserta. Instruktur senam
dipimpin oleh Ners Muda. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 7 orang.
Acara selesai pada pukul 08.30 WIB. Senam yang dilakukan ada 5 sesi.
Sebelum dilakukan acara, peserta melakukan cek tekanan darah.
Hari/tanggal Waktu Durasi Kegiatan
Sabtu, 6 07.30 WIB Pemeriksaan Pemeriksaan
Februari Tekanan Darah Tekanan darah
2021 (30 menit) gratis dilakukan
Ners Muda
07.30 WIB Senam (60 menit) Senam dilakukan
sebanyak 5 sesi
dipimpin oleh Ners
Muda
08.30 WIB Penutup (15 menit) Dilakukan sesi
dokumentasi
bersama peserta
senam

2) Senam Minggu ke 2
Acara dimulai pukul 07.00 WIB, acara dimulai tepat waktu dari rencana
awal. Senam di pimpin oleh instruktur dari masyarakat. Peserta senam
yang datang sebanyak 18 orang. Acara selesai pada pukul 08.30. Senam
dilakukan sebanyak 7 sesi.
116

Hari/tanggal Waktu Durasi Kegiatan


Sabtu, 13 07.00 WIB Pemeriksaan Pemeriksaan
Februari Tekanan Darah Tekanan darah
2021 (30 menit) gratis dilakukan
Ners Muda
07.30 WIB Senam (60 menit) Senam dilakukan
sebanyak 7 sesi
dipimpin oleh
instruktur dari
masyarakat
08.30 WIB Penutup (15 menit) Dilakukan sesi
dokumentasi
bersama peserta
senam

c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) Pre-planning telah diselesaikan satu hari sebelum kegiatan dan telah
mendapatkan persetujuan dari pembimbing.
b) Tempat dilaksanakan acara telah sesuai dengan rencana yaitu di
halaman MDA Mesjid Al-Kautsar di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
dengan peralatan yang lengkap sesuai perencanan.
c) Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
masing-masing.
d) Peserta yang hadir berjumlah 7 pada minggu pertama (6 Februari 2021)
dan 18 peserta pada minggu ke 2 (13 Februari 2021).
e) Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu: Sound system, Speaker, dan
laptop
2) Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan senam minggu pertama berlangsung pada sabtu,
06 Februari 2021. Senam minggu pertama dimulai pada pukul 7:30 wib
yang mana terjadi keterlambatan selama 30 menit dari waktu yang
117

telah ditentukan, yang mana faktor penghambatnya yaitu dilakukan


dihari sabtu pagi sehingga masih banyak ibu-ibu yang masih bekerja,
dan pelaksanaan senam pada minggu pertama hanya dihadiri oleh 8
orang peserta, dikarnakan faktor belum termotivasi untuk mengikuti
kegiatan senam.
b) Pelaksanaan kegiatan pada minggu kedua berlangsung pada hari sabtu,
13 Februari 2021. Kegiatan ini berlangsung tepat pada waktu yang
telah ditentukan, pada kegiatan senam minggu kedua dihari oleh 18
peserta dikarnakan adanya instruktur senam yang menghadiri kegiatan,
sehingga masyarakat lebih tertarik untuk datang mengikuti senam.
Sebelum melakukan senam, peserta senam terlebih dahulu diperiksa
tekanan darah.
c) Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
d) Selama senam berlangsung, peserta cukup antusias mengikuti
rangkaian senam hingga akhir.
e) Setiap pergantian sesi pada kegiatan senam, peserta biasanya
beristirahat sebentar. Setelah itu melanjutkan kembali rangkaian senam
dan mengikuti gerakan senam dengan semangat.
f) Rangkaian senam berlangsung dengan baik, dimulai dari gerakan
pemanasan, inti, dan gerakan pendinginan.
g) Setelah senam selesai, peserta senam dilakukan pengecekan tekanan
darah kembali.
3) Evaluasi Hasil
a) Mahasiswa mampu mengikuti rangkaian senam, dan menjadi instruktur
senam dengan baik.
b) Masyarakat mampu mengikuti gerakan senam dengan baik dan
semangat.
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan yang dilaksanakan
dihalaman mesjid yang terjangkau oleh masyarakat. Adanya instruktur
senam yang turut serta mengikuti rangkaian senam serta semangat
masyarakat dalam mengikuti kegiatan senam.
118

5) Faktor Penghambat
Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan acara adalah
keterlambatan dalam memulai senam dikarnakan peserta yang datang tidak
tepat waktu yang telah ditentukan.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan yaitu tetap melaksanakan
kegiatan senam mingguan di lingkungan RW 015 kelurahan tobekgodang.

6. Sosialisasi bank sampah (sampah non organik) dan pengelolaan sampah


organik (membuat pupuk rumah tangga)
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini mencakup :
1) Pembuatan Pre planning
2) Konsultasi dengan dosen pembimbing
3) Meminta izin kepada ketua RW 015
4) Menentukan waktu sosialisasi
5) Persiapan materi yang akan disampaikan yaitu Sosialisasi Bank Sampah &
Pengolahan Sampah Anorganik Bersama DLHK
6) Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan
b. Tahap Pelaksanaan
Acara dilaksanakan pada hari 06 Februari 2021 pada hari sabtu di aula
MDA Masjid Al-Kautsar RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya Pekanbaru, acara dimulai pada pukul 14.23 WIB dan berakhir pada
pukul 15.35 WIB. Peserta yang hadir sebanyak 13 orang dari 20 undangan
dengan memakai masker yang lengkap dan sebelum dilakukannya acara telah
diberikan handsanitizer oleh Ners Muda.
Pemateri telah menyampaikan/mensosialisasikan tentang bank sampah
dan jenis sampah dengan jelas dan baik. Pada kegiatan ini, yang menjadi
pemateri adalah Sarifah Hanum dari DLHK dan semua Ners Muda berperan
sesuai dengan tugasnya masing-masing.
119

Susunan acara pada saat dilaksanakan kegiatan sebagai berikut:

Hari/Tgl Waktu Kegiatan


14.23-14.26 Pembukaan acara dari perwakilan Ners
Sabtu, 06 Muda yaitu Nanda Agustia S.Kep
Februari 14.26-14.27 b) Penyampaian kata sambutan oleh Ketua
2021 RW 015
14.27-15.07 Penyampaian materi oleh Ibu Sarifah
Hanum dari Forum DLHK
15.07-15.26 Diskusi tentang Bank Sampah & Tanya
jawab bersama Ibu Sarifah Hanum
15.26-15.31 Penyampaian cara pengolahan sampah
anorganik : Pembuatan Ekobrik oleh Ners
Muda : Rishkita Mutiara Salsabil
15.31-15.35 Pendemonstrasian pembuatan ekobrik dan
pemaparan Ekobrik yang sudah jadi oleh
Ners Muda
15.35 s.d Penutupan acara dari perwakilan Ners
selesai Muda yaitu Nanda Agustia S.Kep

c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) 65% (13 dari 20) undangan yang hadir dalam acara kegiatan Sosialisasi
Bank Sampah & Pengolahan Sampah Anorganik Di wilayah RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya Pekanbaru.
b) Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan
Sosialisasi Bank Sampah & Pengolahan Sampah Anorganik Di wilayah
RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya Pekanbaru.
c) Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d) Pre-planning sudah dikonsulkan
2) Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 06 Februari 2021.
120

b) Kegiatan dilaksanakan tidak sesuai dengan waktu yang telah


direncanakan sebelumnya karena banyaknya peserta yang datang tidak
tepat pada waktunya.
c) Ners Muda selaku pelaksana mampu berperan aktif pada saat kegiatan
berlangsung.
3) Evaluasi Hasil
a) 90 % anggota bank sampah mengetahui cara memilah sapah yang
benar
b) 90% anggota bank sampah mampu mengulang kembali materi secara
singkat.
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung pada kegiatan ini yaitu Ners Muda bekerjasama dengan
pihak DLHK.
5) Faktor Penghambat
Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu kegiatan dilaksanakan tidak
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya karena
banyaknya peserta yang datang tidak tepat pada waktunya, selain itu masih
kurangnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan yang dilaksanakan.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilaksanakannya yaitu
pengaktifan Bank sampah dan Pengolahan Sampah Organik menjadi pupuk
alami rumahan

Implementasi dari 5 kegiatan utama praktik profesi keperawatan komunitas


adalah:
1. Loka Karya Mini Masyarakat 1
a. Tahap Persiapan
Adapun tahap persiapan dari kegiatan ini meliputi:
1) Tahap persiapan diawali dengan pembuatan pre-planning oleh penanggung
jawab acara LKMM I, selanjutnya dikonsulkan kepada pembimbing. Hasil
konsul di perbaiki sesuai dengan saran pembimbing.
2) Mempersiapkan PPT untuk presentasi hasil pengumpulan data.
3) Mendiskusikan waktu pelaksanaan LKMM I
4) Mempersiapkan undangan untuk seluruh masyarakat RW 015 Kel.
Tobekgodang.
121

5) Ners Muda melanjutkan persiapan-persiapan acara sesuai dengan


perencanaan.
b. Tahap Pelaksanaan
Acara dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 Januari 2020 pukul
20.50 WIB di halaman mesjid Al-Kautsar RW 015 kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya Pekanbaru dan berakhir pada pukul 22.00 WIB. Tamu
undangan yang hadir mencapai 38 orang, dengan rincian 37 orang hadir secara
tatap muka (offline) dan 1 orang lainnya secara virtual (online), yaitu dosen
pembimbing. Para peserta tampak memperhatikan selama penyampaian materi
yang diberikan.
c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) Pre-planning telah diselesaikan satu hari sebelum kegiatan dan telah
mendapatkan persetujuan dari pembimbing.
b) Tempat dilaksanakan acara telah sesuai dengan rencana yaitu di
halaman Mesjid Al-Kautsar di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
dengan peralatan yang lengkap sesuai perencanan.
c) Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
masing-masing.
d) Peserta yang hadir berjumlah 38 orang.
e) Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu: tenda, kursi, meja, infocus, PPT,
lampu, colokan, laptop, handsanitizer, termometer dan konsumsi.
2) Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Sabtu, 23 Januari 2021.
Acara dimulai pada pukul 20.50 WIB, terlambat 50 menit dari waktu
awal yang telah ditetapkan yaitu 20.00 WIB. Acara berlangsung selama
70 menit dan berakhir pada pukul 22.00 WIB.
b) Sebelum memasuki ruang acara, semua peserta wajib mematuhi
protokol kesehatan yaitu dengan menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak.
c) Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
d) Kegiatan dimulai dengan kata sambutan yang disampaikan oleh dosen
pembimbing yaitu Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom dilanjutkan
122

dengan kata sambutan oleh ketua RW 015 yaitu Aguswan, S.Sos.,


M.Si.
e) Moderator dan presenter telah melakukan tugasnya dengan baik dan
menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan dipahami oleh
masyarakat
f) Selama acara berlangsung, peserta dalam hal ini mengikuti dan
mendegarkan penjelasan yang disampaikan oleh pemateri dengan baik
dan penuh perhatian.
g) Presenter memaparkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan
Ners Muda sebelumnya yang dilanjutkan oleh moderator untuk
memimpin diskusi untuk skoring diagnosa untuk menentukan masalah
prioritas yang akan diselesaikan bersama-sama. Serta mendiskusikan
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan.
h) Pada saat sesi tanya jawab terdapat 2 orang yang aktif memberikan
pertanyaan dan 2 orang yang aktif memberikan masukan untuk rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan.
i) Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
3) Evaluasi Hasil
a) Ners Muda mampu memaparkan masalah kesehatan yang ditemukan di
wilayah RW 015.
b) Peserta memahami apa yang disampaikan oleh presenter.
c) Peserta aktif bertanya dan memberikan masukan.
d) Terdapat 1 tambahan rencana kegiatan diluar dari masalah kesehatan
yang diangkat yaitu terkait lingkungan (sosialisasi bank sampah dan
pengelolaan sampah).
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan yang dilaksanakan di
halaman mesjid Al-Kautsar RW 015 memiliki tempat yang memadai untuk
dilakukannya kegiatan serta antusias beberapa peserta dalam kegiatan.
Masyarakat yang mengikuti kegiatan juga cukup antusias dalam
menyampaikan pendapat.
5) Faktor Penghambat
Faktor penghambat yaitu beberapa peserta yang terlambat hadir sehingga
acara terlambat di mulai. Faktor penghambat lainnya yaitu masyarakat yang
123

sangat kritis dalam menyampaikan pendapat pada saat menentukan prioritas


masalah yang akan diangkat sehingga keluar dari topik yang dibahas.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah kegiatan Lokakarya
Mini Masyarakat I (LKMM I) diharapkan setiap program yang sudah
dibuat dapat berjalan sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

2. Upaya Kesehatan Sekolah


a. Tahap Persiapan
Adapun tahap persiapan dari kegiatan ini meliputi:
1) Tahap persiapan diawali dengan pembuatan pre-planning oleh penanggung
jawab acara penyuluhan kesehatan protokol kesehatan dimasa pandemi
COVID-19 kepada anak sekolah dasar, selanjutnya dikonsulkan kepada
pembimbing. Hasil konsul di perbaiki sesuai dengan saran pembimbing.
2) Dua hari sebelum kegiatan, dilakukan komunikasi kepada anak-anak
Sekolah Dasar (SD) yang berada di RW 015 sebanyak 10 anak untuk dapat
hadir dalam penyuluhan protokol kesehatan dimasa pandemi COVID-19
pada waktu yang telah ditetapkan oleh Ners Muda UNRI, yaitu pada hari
Jumat, 15 Januari 2021 pukul 16.00 di Aula MDA Mesjid Al-Kautsar RW
015 Kelurahan Tobekgodang. Setelah itu, mahasiswa melanjutkan
persiapan-persiapan acara sesuai dengan perencanaan.
b. Tahap Pelaksanaan
Acara dimulai pukul 16.35 WIB, acara tertunda 35 menit dari rencana
awal pukul 16.00 WIB. Hal ini disebabkan oleh keterlambatan kedatangan
peserta. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 10 orang sesuai dengan undangan
yang diberikan. Acara selesai pada pukul 17.35 WIB. Dimana penyuluhan serta
penyampaian materi dan demonstrasi dilakukan dalam waktu 60 menit. Sebelum
dilakukan acara peserta yang tidak menggunakan masker diberikan masker oleh
Ners Muda dan mencuci tangan sebelum masuk ruangan penyuluhan.
c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) Pre-planning telah diselesaikan satu hari sebelum kegiatan dan telah
mendapatkan persetujuan dari pembimbing.
124

b) Tempat dilaksanakan acara telah sesuai dengan rencana yaitu di Aula


MDA Mesjid Al-Kautsar di RW 015 Kelurahan Tobekgodang dengan
peralatan yang lengkap sesuai perencanan.
c) Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
masing-masing.
d) Peserta yang hadir berjumlah 10 sesuai dengan undangan yang
diberikan.
e) Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu: infocus, poster (media
penyuluhan), sabun, air mengalir, tissu.
2) Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Jumat, 15 Januari 2021.
Acara dimulai pada pukul 16.35 WIB, terlambat 35 menit dari waktu
awal yang telah ditetapkan yaitu 16.00 WIB. Acara berlangsung selama
60 menit dan berakhir pada pukul 17.35.
b) Sebelum memasuki ruang acara, semua peserta wajib mematuhi
protokol kesehatan yaitu dengan menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak.
c) Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan.
d) Moderator, pemateri dan demonstrasi telah dilakukan dan disampaikan
dengan baik dan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan
dipahami oleh masyarakat.
e) Selama acara berlangsung, peserta dalam hal ini mengikuti dan
mendegarkan penjelasan yang disampaikan oleh pemateri dengan baik
dan penuh perhatian.
f) Pemateri mendemonstrasikan cara protokol kesehatan yaitu 3 M
(Mmakai masker, mencuci tangan dan amenjaga jarak) dengan baik,
singkat padat dan jelas sehingga mudah dimengerti dan dapat diulangi
kembali oleh peserta.
g) Pada saat sesi tanya jawab terdapat 2 orang yang aktif dalam menjawab
pertanyaan.
h) Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
125

3) Evaluasi Hasil
a) Mahasiswa mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan protokol
kesehatan dimasa pandemi COVID-19 yaitu 3 M kepada anak sekolah
dasar di RW 015.
b) Peserta dapat mengulangi penjelasan tentang pengertian, tanda gejala,
penyebab, penularan, dampak, protokol kesehatan COVID-19 (3 M),
pencegahan (Iman, Imun dan Aman) dengan baik.
c) Peserta mampu mempraktikkan kembali penerapan protokol kesehatan
dimasa pandemi COVID-19 (memakai masker, mencuci tangan dengan
benar, dan menjaga jarak) dengan baik.
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan yang dilaksanakan di
Aula MDA Mesji Al-Kautsar Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya, yang memiliki tempat memadai untuk dilakukan kegiatan serta
antusias peserta dalam kegiatan.
5) Faktor Penghambat
Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan acara adalah
keterlambatan dalam memulai acara. Acara dimulai setelah mundur 35
menit dari waktu yang telah ditentukan, dan kesalahan teknis dalam
memutarkan video.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan penyuluhan
protokol kesehatan dan pencegahan COVID-19 peserta mengaplikasikan
mengenai protokol kesehatan selama masa pandemi dalam pencegahan
COVID-19 guna menghindari penyebaran COVID-19 secara meluas
terutama jika sekolah kembali dibuka.

3. Upaya Kesehatan Kerja


a. Tahap persiapan
Tahap persiapan ini mencakup pembuatan Pre planning, persiapan
materi yang akan disampaikan dan media yang akan digunakan, serta
mengkonsultasikan bahan materi yang akan digunakan kepada dosen
pembimbing akademik. Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
126

b. Tahap pelaksanaan
1) Acara dilaksanakan pada hari sabtu, 20 januari 2021 pukul 11.00 WIB dan
berakhir pada pukul 12.00 WIB.
2) Jumlah peserta yang hadir sebanyak 13 orang Ners Muda dan 6 orang
warga pemilik warung.
3) Ners Muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu:
pemateri, MC, seksi perlengkapan, seksi humas, seksi konsumsi dan
observer serta dokumentasi.
4) Kegiatan UKK berlangsung selama 50 menit.
c. Tahap evaluasi
1) Evaluasi struktur
a) Peserta yang hadir berjumlah 13 orang Ners Muda dan 6 dari 10 orang
warga yang memiliki warung
b) Setting tempat acara berlangsung telah disepakati sebelum kegiatan;
c) Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
dan tugas masing-masing;
d) Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu: infocus, microphone, speaker,
air mengalir, sabun dan tissue.
2) Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari sabtu, 20 januari 2021
acara berlangsung pada pukul 11: 30 wib mengalami keterlambatan
selama 30 menit dari yang direncanakan.
b) Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
c) Peserta sangat aktif dalam mengikuti kegiatan, terdapat 2 peserta yang
memberikan pertanyaan kepada pemateri
d) Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
3) Evaluasi hasil
Peserta dan Ners Muda mampu menjalin kerjasama dalam kegiatan
penyuluhan usaha kesehatan kerja
4) Faktor pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan yang dilaksanakan di
Aula MDA Mesjid Al-Kautsar Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
127

Binawidya, yang memiliki tempat memadai untuk dilakukan kegiatan serta


antusias peserta dalam kegiatan.
5) Faktor penghambat
Faktor penghambat yaitu terjadi keterlambatan saat memulai acara selama
30 menit.
6) Rencana tindak lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan penyuluhan
usaha kesehatan kerja (UKK) yang diharapkan peserta dapat
mengaplikasikan mengenai protokol kesehatan selama masa pandemi
COVID-19.

4. Posyandu
a. Tahap Persiapan
1) Pembuatan pre-planning
2) Konsultasi dengan dosen pembimbing.
3) Menentukan tempat, waktu, peserta penyuluhan kader posyandu.
4) Mempersiapkan materi yang akan disampaikan tentang pelatihan kader
posyandu.
5) Mempersiapkan media dan alat yang akan digunakan dalam pelatihan kader
posyandu.
6) Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Acara dilaksanakan pada hari Senin (25 Januari 2021) dimulai pukul. 14.07
WIB sampai dengan 15.28 WIB di Aula MDA Masjid Al-Kautsar RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Bina Widya.
2) Jumlah peserta yang hadir sebanyak 5 orang kader. Kader tampak antusias
dan memperhatikan selama penyampaian materi dan demonstrasi sistem 5
meja dengan protokol kesehatan.
3) Ners Muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu
moderator (Vera Febrianti, S.Kep); Pemateri (Rabiatul Addawiah, S.Kep);
observer (Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep); Fasilitator 5 meja, meja 1 (Nada
Nabila, S.Kep), meja 2 (Nanda Agustia, S.Kep), meja 3 (Nurhidayatul
Nadya, S.Kep), meja 4 (Resti Ananda Putri, S.Kep), meja 5 (Velisia Dwi
128

Puspita Ardi, S.Kep); Dokumentasi (Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep dan


Nurfitri Rahmawati, S.Kep)
4) Kegiatan penyuluhan dilakukan selama 75 menit (30 menit terlambat + 45
menit penyuluhan).
c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a) 100% Kader yang hadir dalam acara kegiatan penyegaran sisstem 5
meja posyandu dengan protokol kesehatan sebanyak 5 orang kader
b) Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan
penyegaran sistem 5 meja posyandu dengan protokol kesehatan
c) Peran serta tugas Ners Muda sudah sesuai dan bekerjasama dengan
baik
d) Penyampaian materi yang baik membuat antusias kader dalam
mengikuti penyuluhan kegiatan penyegaran sistem 5 meja posyandu
dengan protokol kesehatan
e) Pre-planning sudah dikonsulkan
2) Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan tidak tepat waktu, terlambat sekitar 30 menit
b) Undangan dan Ners Muda mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c) Semua kader berperan aktif dalam kegiatan penyegaran sistem 5 meja
posyandu dengan protokol kesehatan, terutama pada saat kegiatan
pengisian KMS yang dipandu oleh pemateri
d) Terdapat peran aktif kader, dengan memberikan pertanyaan kepada
pemateri terkait pengukuran Tinggi Badan (TB), serta kader aktif
dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemateri terkait KMS
3) Evaluasi hasil
a) 90% anggota mampu memahami tugas dan pelaksanaan posyandu
secara umum, dengan protokol kesehatan
b) 90% anggota kader mampu memahami materi yang disampaikan.
4) Faktor Pendukung
Peserta tampak aktif dan kompak dalam mengikuti kegiatan penyegaran
sistem 5 meja posyandu dengan protokol kesehatan. Peserta tampak aktif
bertanya terhadap sistem pengisisan KMS dan pengukuran Tinggi Badan
(TB).
129

5) Faktor Penghambat
Karena kader posyandu memiliki banyak kegiatan dan di waktu jam tidur
siang pada hari dilaksanakannya kegiatan, sehingga mengakibatkan acara
diundur selama 30 menit menunggu kedatangan kader.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut pada kegiatan ini adalah diharapkan pada saat
berlangsungnya kegiatan posyandu para kader dapat menerapkan sistem 5
meja sesuai dengan protokol kesehatan dengan baik dan benar baik ada atau
tanpa adanya Ners Muda dilingkup RW 015.

5. RW Siaga
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini mencakup mengumpulkan nama-nama calon anggota RW
Siaga dan selanjutnya mengundang calon anggota tersebut. Selanjutnya
melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
b. Tahap Pelaksanaan
Acara sosialisasi RW Siaga yang pertama dilakukan pada hari Minggu,
10 Januari 2021 di masjid Al-Kautsar RW 15 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya Pekanbaru pada pukul 20.37 WIB. Peserta yang hadir
sebanyak 35 orang. Pemateri telah menyampaikan/mensosialisasikan RW Siaga
dengan jelas dan baik. Pada kegiatan ini, yang menjadi pemateri adalah Resti
Ananda Putri, S.Kep.
Pada kegiatan sosialisasi RW Siaga ini, telah dibentuk pengurus inti RW
Siaga, diantaranya adalah ketua, sekretaris dan bendahara, serta ketua disetiap
pokja yang ada di RW Siaga. Pada petemuan/sosialisasi yang kedua, acara
dilakukan pada tanggal 13 Januari 2021 pada pukul 20.00 WIB dan telah
terbentuk anggota RW Siaga serta penjelasan masing-masing pokja yang
disampaikan oleh Zilfanny Sera Engla, S.Kep.
Pada tanggal 25 Januari 2021, telah dilaksanakan pelantikan anggota
RW Siaga dengan nama RW Siaga Rajawali Sakti yang dilantik langsung oleh
pak Lurah, H.Yasir Arafat, S.Sos. Pelantikan RW Siaga dilakukan pada pukul
20.30 WIB bertempat di MDA Masjid Al-Kautsar RW 015. Acara pelantikan
130

berlangsung lancar. Pada acara pelantikan RW Siaga, Anggota yang hadir


berjumlah 29 orang dari 53 orang.
c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a) Setting tempat acara berlangsung telah disepakati sebelum kegiatan;
b) Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
dan tugas masing-masing;
c) Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu: infocus, microphone, speaker,
2) Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama 3 kali, yaitu sosialisasi RW
Siaga, pembentukan RW Siaga dan pelantikan RW Siaga.
b) Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
c) Peserta sangat fokus dan aktif dalam acara
d) Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
3) Evaluasi hasil
Peserta dan Ners Muda mampu menjalin kerjasama dalam kegiatan
pelantikan RW Siaga sehingga terbentuk RW Siaga Rajawali Sakti RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
4) Faktor Pendukung
a) Antusias warga dan pemuda saat acara pelantikan RW Siaga.
b) Adanya respon positif dari warga yang berpartisipasi dalam
pembentukan RW Siaga
c) Dorongan yang positif dari RW dan Lurah Tobekgodang untuk
dilakukan pembentukan RW Siaga
5) Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat dari kegiatan sosialisasi RW Siaga ini adalah
antusias para tokoh masyarakat yang kritis pada saat pembentukan anggota
pokja RW Siaga sehingga pembentukan RW Siaga sedikit alot namun
masih berjalan lancar. Pada acara pelantikan RW Siaga, tidak ada faktor
penghambat. Acara berlangsung dan berjalan lancar.
6) Rencana Tindak Lanjut
Anggota RW Siaga melaksanakan fungsi dan tugasnya masing-masing
bersama Ners Muda.
131

6. Loka Karya Mini Masyarakat II


a. Tahap Persiapan
Adapun tahap persiapan dari kegiatan ini meliputi:
1) Tahap persiapan diawali dengan pembuatan pre-planning oleh penanggung
jawab acara LKMM II, selanjutnya dikonsulkan kepada pembimbing. Hasil
konsul di perbaiki sesuai dengan saran pembimbing.
2) Mempersiapkan PPT untuk presentasi hasil kegiatan.
3) Mendiskusikan waktu pelaksanaan LKMM II.
4) Mempersiapkan undangan untuk seluruh masyarakat RW 015 Kel.
Tobekgodang.
5) Ners Muda melanjutkan persiapan-persiapan acara sesuai dengan
perencanaan.
b. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan LKMM II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 03 Maret 2021
pukul 20.34 WIB di halaman mesjid Al-Kautsar RW 015 kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya Pekanbaru dan berakhir pada pukul 21.33
WIB. Tamu undangan yang hadir mencapai 28 orang, dengan rincian 27 orang
hadir secara tatap muka (offline) dan 1 orang lainnya secara virtual (online),
yaitu dosen pembimbing. Para peserta tampak memperhatikan selama
penyampaian materi yang diberikan.
c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi struktur
a) Setting tempat acara berlangsung telah disepakati sebelum kegiatan;
b) Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
dan tugas masing-masing;
c) Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu: infocus, microphone, speaker,
dll.
2) Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan berlangsung dengan baik dan lancar.
b) Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan.
c) Peserta sangat fokus dan aktif dalam acara.
d) Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
3) Evaluasi hasil
132

a) Ners Muda mampu memaparkan hasil setiap kegiatan yang


dilaksanakan di wilayah RW 015.
b) Peserta memahami apa yang disampaikan oleh presenter.
c) Peserta aktif bertanya dan memberikan masukan.
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan memilki halaman yang
cukup luas dan dapat menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak
1 meter tiap kursi. Tempat yang digunakan adalah halaman mesjid Al-
Kautsar RW 015 yang memadai untuk dilakukannya kegiatan. Antusias
masyarakat cukup besar dengan banyaknya masyarakat hadir dalam
kegiatan ini.
5) Faktor Penghambat
Faktor penghambat yaitu banyak peserta yang terlambat hadir dimana
dalam jadwal kegiatan dimulai pukul 21.00 WIB namun ditunda sampai
pukul 21.33 sehingga acara terlambat 33 menit. Faktor penghambat lainya
adalah beberapa peserta kurang disiplin dalam menerapkan protokol
kesehatan dengan tidak menggunakan masker dengan baik dan merokok
saat kegiatan berlangsung.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah kegiatan Lokakarya
Mini Masyarakat II (LKMM II) diharapkan masyarakat tetap melanjutkan
kegiatan Ners Muda salah satunya senam dan mengaktifkan Bank Sampah
dan meningkatkan perilaku kesehatan salah satunya dalam penanggulangan
COVID-19 ssetiap program yang sudah dibuat dapat berjalan sesuai dengan
waktu yang sudah ditentukan.
.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan praktik klinik profesi keperawatan komunitas ini dimulai dengan
pengumpulan data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner, windshield survey,
observasi dan wawancara yang dilakukan pada minggu pertama. Pada praktik
keperawatan komunitas ini Ners Muda mengambil sampel sebanyak 72 KK yang
mewakili RW 015. Tahap pengkajian dilakukan dari tanggal 7 - 12 Januari 2021.
Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan
analisis dan didapatkan beberapa masalah keperawatan di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya, yaitu:
1. Defisiensi perilaku kesehatan cenderung beresiko: COVID-19 pada masyarakat di
RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri: uapaya pencegahan penyakit tidak
menular pada masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya.
Dua masalah keperawatan diatas kemudian didiskusikan bersama pada saat
LKMM I dan didapatkan masalah keperawatan prioritas adalah masalah yang pertama,
yaitu defisiensi perilaku kesehatan cenderung beresiko: COVID-19 pada masyarakat
di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya. Rencana kegiatan yang
akan dilakukan oleh Ners Muda bersama dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Penyuluhan COVID-19 dan demonstrasi terapi komplementer untuk meningkatkan imun.
2. Sosialisasi SATGAS COVID-19 bekerjasama dengan BPBD.
3. Pembagian masker, pemasangan banner 3M (memakai masker, mencuci tangan,
menjaga jarak) dan penyediaan tempat cuci tangan bersama dengan kelompok
pemuda.
4. Gotong royong dan penanaman TOGA.
5. Olahraga rutin (senam kesehatan jasmani) untuk meningkatkan imunitas
masyarakat selama masa pandemi COVID-19.
6. Sosialisasi bank sampah (sampah non organik) dan pengelolaan sampah organik
(membuat pupuk rumah tangga)
Semua kegiatan yang direncanakan telah dilaksanakan dengan baik oleh Ners
Muda dengan dukungan dari berbagai pihak. Faktor pendukung kegiatan implementasi

133
134

Ners Muda adalah tersedianya tempat berkumpul atau Aula yang bisa dimanfaatkan
untuk kegiatan selain itu penerimaan masyarakat terhadap Ners Muda sangat baik
sehingga memudahkan setiap kegiatan yang ingin dilaksanakan. Faktor penghambat
dari kegiatan secara umum adalah keterlambatan waktu pelaksanaan dikarenakan
masih adanya peserta yang datang terlambat. Diharapkan untuk kedepannya Ners
Muda dan masyarakat dapat berkerjasama dengan lebih baik sehingga kegiatan yang
dilaksanakan dapat lebih maksimal.

B. Saran
1. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau
a. Membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis serta menjalin
kerjasama dengan Puskesmas dan SATGAS COVID-19 di RW 015.
b. Memberikan bantuan media promosi kesehatan kepada SATGAS COVID-19
dan kader posyandu.
2. Kelurahan Tobekgodang
Diharapkan dapat menjalin kerjasama dan memberi dukungan kepada tokoh
masyarakat dan SATGAS COVID-19 RW 015 dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada di wilayah RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya terutama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan COVID-19
termasuk dalam penetapan kebijakan bagi pelanggar protokol kesehatan
pencegahan COVID-19.
3. RW Siaga dan SATGAS COVID-19
Diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja dengan memahami dan menjalankan
tugas dengan baik, serta dapat secara aktif bertanya kepada puskesmas dan pihak
terkait lainnya jika ada teknis pelaksanaan yang belum dipahami.
135

DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T. 2011. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktek. Jakarta :
EGC
Ariani, R.D. 2015. Efektifitas Senam Ergonomic Terhadap Penurunan Kadar Gula. E-
Jurnal
Effendi & Makhfudi. 2010. Komunitas Teori dan Praktek. Jakarta : Pt Grasindo
Rosdakarya
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI). 2017. Panduan Asuhan
Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok dan Komunitas dengan Modifikasi
NANDA, ICNP, NOC dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta : UI-Press
Kemenkes RI. 2016.BTKLPP kelas 1 Makassar Laporan Tahun 2016. Makassar
Menkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019
tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
Mubarak & Chayatin. 2009. Keperawatan Kesehatan Masyarakat: Teori dan Praktek
Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak,dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Salemba Medika
Stanhope, M. & Lanchaster, J. 2004. Community Public Health Nursing. St. Louise-
Missouri: Mosby
136

PRE PLANNING SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN RW SIAGA


DI RW 15 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN BINAWIDYA
PEKANBARU

A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan yang ingin dicapai masyarakat Indonesia dimasa
depan adalah terwujudnya penduduk yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia. Gambaran masyarakat Indonesia di
masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut
dirumuskan sebagai Indonesia Sehat 2021. Dalam upaya mewujudkan Visi Indonesia
Sehat 2021 tersebut ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan sebagai berikut:
menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya (Murdianti,
2012).
Pemerintah membuat strategi baru dalam mencapai tujuan tersebut yaitu
dengan mencanangkan Desa Siaga atau RW Siaga sebagai daya ungkit tercapainya
Indonesia Sehat (Depkes, 2006). Salah satu ciri masyarakat maju adalah kepedulian
mereka dengan kebersihan dan kesehatan. Sebagai salah satu upaya membangun
kesadaran dan kepedulian akan kebersihan dan kesehatan, pemerintah mengeluarkan
program Desa Siaga atau RW siaga. Selanjutnya, untuk peningkatan peran serta
masyarakat di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan BINAWIDYA dalam
bidang kesehatan, dimana masyarakat tahu, mau, dan mampu membangun kesadaran
akan kebersihan dan kesehatan di daerah tersebut maka diperlukan pembentukan RW
Siaga.
RW Siaga yaitu terciptanya masyarakat yang memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan yang terjadi di RW tersebut secara mandiri. Melalui
program ini juga masyarakat diharapkan dapat menangani masalah kebersihan dan
kesehatan di lingkungannya masing-masing, mulai dari rumah masing-masing warga
sampai lingkungan se-RW, mulai dari adanya tanda dan gejala penyakit sampai
137

penanganannya. Program ini diharapkan mampu memandirikan masyarakat untuk bisa


menangani masalah kebersihan dan kesehatan di lingkungannya masing-masing dalam
cakupan RW, masyarakat juga harus mampu mengidentifikasi penyakit mulai dari
tanda dan gejala penyakit sampai penanganannya.
RW 15 merupakan salah satu RW yang terdapat di Kelurahan Tobekgodang,
berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, didapatkan bahwa RW tersebut belum
memiliki RW siaga, untuk itu perlu dilakukan pembentukan RW Siaga oleh
masyarakat bersama Mahasiswa Praktik Profesi Keperawatan Komunitas Keluarga
dan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas Riau selaku fasilitator. Terbentuknya
RW Siaga diharapkan dapat menimbulkan kesadaran dan motivasi mencegah
timbulnya penyakit, mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat khususnya di RW 15 Kelurahan Tobekgodang secara optimal dan
berkesinambungan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan antara mahasiswa dengan masyarakat,
disepakati untuk membentuk RW Siaga sehingga terwujudnya masyarakat sehat,
peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di RW 15 Kelurahan
Tobekgodang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan sosialisasi dan pembentukan RW Siaga, diharapkan masyarakat
mampu untuk:
a. Mengenal, menerima, dan berkerjasama dengan mahasiswa;
b. Mengetahui definisi RW Siaga;
c. Mengetahui maksud dan tujuan pembentukan RW Siaga;
d. Mengetahui 8 indikator RW Siaga;
e. Merencanakan dan membentuk kepengurusan RW Siaga.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Kegiatan ini berjudul yaitu ―Sosialisasi dan Pembentukan RW Siaga‖.
138

2. Peserta
a. Ketua RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan BINAWIDYA
b. Calon pengurus RW Siaga;
c. Tokoh agama;
d. Tokoh masyarakat;
e. Tokoh pemuda;
f. Ibu-ibu kader;
g. Masyarakat;
h. Mahasiswa Praktik Profesi Fakultas Keperawatan Komunitas Universitas
Riau.
3. Metode
a. Diskusi;
b. Ceramah.
4. Media dan alat
a. LCD Proyektor;
b. Laptop;
c. Mikrofon;
d. Alat tulis.
5. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Minggu/ 10 Januari 2021
Waktu : 20.00 WIB s/d selesai
Tempat : Aula Mesjid Al-Kautsar
139

6. Setting Tempat

3 2

4 6

Keterangan:
1 : Pembawa Acara dan ketua pelaksana
2 : ketua RT, RW dan Lurah
3 : Notulen
4 : 20 orang masyarakat dan fasilitator
5 : Observer
6 : Dokumentasi

7. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
b. Ketua Panitia : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan, pelaksanaan kegiatan
dan mensosialisasikan RW Siaga
c. Penyaji : Resti Ananda Putri, S.Kep
Tugas : Menyampaikan materi
d. Pembawa Acara : Zilfanny Sera Engla, S.Kep
Tugas : Membuka acara, menjelaskan tujuan, membuat
kontrak waktu dan menutup kegiatan
e. Notulen : Rabiatul Addawiah, S.Kep
Tugas :Menyiapkan surat menyurat, mencatat hasil
musyawarah dan kegiatan
140

d. Observer : Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep


Tugas : Mengamati jalannya kegiatan dan membuat laporan
hasil kegiatan
e. Dokumentasi : - Sithia Ramadhani Fitri, S.Kep
- Nada Nabila S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan musyawarah
f. Fasilitator :
- Najla Nailufar, S.Kep
- Nanda Agustia, S.Kep
- Nurfitri Rahmawati, S.Kep
- Nurhidayatul Nadya, S.Kep
- Vera Febrianti, S.Kep
- Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
Tugas : Memfasilitasi peserta untuk berpartipasi aktif dalam
mengikuti acara, mendorong inisiatif dari peserta
dalam pembentukan RW SIAGA

8. Susunan Acara
NO ACARA METODE WAKTU
1. Pembukaan Ceramah 5 menit

2. Kata sambutan dari:


a. Ketua Panitia Sosialisasi dan perkenalan Ceramah 5 menit
mahasiswa
b. Ketua RW 15 Kelurahan Tobekgodang Ceramah 5 menit
3. Penyampaian materi tentang RW SIAGA Ceramah 15 menit

4. Pembentukan RW SIAGA Ceramah dan diskusi 15 menit

5. Kata sambutan dari Ketua RW Siaga Ceramah 10 menit

7. Do’a Ceramah 5 menit

8. Penutup Ceramah 2 m
e
n
t
141

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. 65 % undangan menghadiri acara sosialisasi dan pembentukan RW siaga;
b. Tempat dan media serta alat tersedia sesuai rencana;
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana;
d. Pre planning sudah dikonsulkan.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pembentukan RW Siaga sesuai dengan
waktu yang direncanakan;
b. Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir;
c. Masyarakat berperan akif selama pertemuan.
3. Evaluasi hasil
a. RW Siaga di RW 15 Kelurahan Tobekgodang terbentuk
b. Praktik profesi dan kepengurusan RW Siaga Kelurahan Sukamaju mampu
menyusun rencana tindak lanjut masing-masing unit RW Siaga.
142

Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA RW SIAGA
RW 15
1. Penanggung Jawab : Aguswan, S.Sos., M.Si
2. Ketua panitia : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
3. Penyaji : Resti Ananda Putri, S.Kep
4. Sekretaris : Rabiatul Addawiah, S.Kep
5. Bendahara : Resti Ananda Putri, S.Kep,
6. Seksi-seksi
Seksi Acara : - Zilfanny Sera Engla, S.Kep
- Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Seksi Humas : - Riskhita Mutiara Salsabil, S.Kep
- Najla Nailufar, S.Kep
Seksi Perlengkapan : - Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
- Nanda Agustia, S.Kep
Seksi Konsumsi : -Nurfitri Rahmawati, S.Kep
- Vera Febrianti, S.Kep
Seksi Dokumentasi : - Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
- Nada Nabila

Pekanbaru, 06 Januari 2021


Ketua Pelaksana

Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep


143

Lampiran 2
RINGKASAN MATERI

A. Pengertian
RW SIAGA adalah RW yang warganya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri (Kemenkes, 2018).
RW SIAGA merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau, dan mampu
untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat
seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa dengan memanfaatkan berbagai sumber daya dan potensi setempat
secara gotong royong. RW SIAGA terbentuk berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/MENKES/SK/X/2010.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Terwujudnya RW yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan diwilayahnya.
2. Tujuan Khusus
a. Penigkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kesehatan
b. Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan RW terhadap resiko dan bahaya
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah,
kegawatdaruratan, dan sebagainya)
c. Peningkatan kesehatan lingKungan di RW sehingga dapat meningkatkan
kemampuan dan kemauan masyarakat untuk menolong diri sendiri di bidang
kesehatan

C. Indikator RW Siaga
8 Indikator RW siaga yaitu:
1. Memiliki forum komunikasi masyarakat RW, jika terdapat minimal fasilitator
masyarakat kelurahan, susunan pengurus RW siaga.
144

2. Memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan sistem rujukan, jika terdapat
fasilitas kesehatan dasar, misalnya pustu, polindes atau rumah bersalin.
3. Memiliki UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang dikembangkan,
jika terdapat 1 posyandu per RW.
4. Memiliki sistem pengamatan penyakit dan faktor risiko berbasis masyarakat, jika
terdapat kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan di tingkat masyarakat yang
mencakup minimal 80% kegiatan, dilaporkan secara lengkap, tepat waktu (dengan
periode 24 jam atau rutin tiap bulan). adanya data pemantauan wilayah setempat
yang berisiko.
5. Memiliki penanggulangan kegawat daruratan dan bencana berbasis masyarakat,
jika minimal terdapat stimulasi atau gladi bencana, minimal 1 kali setahun di
daerah tidak rawan dan 2 kali setahun di daerah rawan bencana.
6. Adanya upaya mewujudkan lingkungan sehat, jika terdapat gerakan masyarakat
untuk meningkatkan/memelihara kualitas lingkungan yang yang dilaksanakan
secara rutin, minimal 1 kali seminggu di setiap RT.
7. Adanya upaya mewujudkan PHBS (Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat), jika minimal
terdapat pendataan dan visualisasi data PHBS rumah tangga minimal 1 kali
setahun, kegiatan promosi PHBS minimal 1 kali sebulan, kegiatan tindak lanjut
dari hasil pendataan dan promosi PHBS.
8. Adanya upaya mewujudkan kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) dan terbentuknya
keluarga sadar gizi, jika minimal terdapat pendataan dan visualisasi data kadarzi
minimal 1 kali setahun, kegiatan promosi kadarzi minimal 1 kali sebulan, dan
kegiatan tindak lanjut dari hasil pendataan dan promosi kesehatan.

D. Sasaran RW SIAGA
1. Semua individu dan keluarga di desa, yang di harapkan mampu melaksanakan
hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah
desanya
2. Pihak-pihak yang yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku
individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi
perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
perempuan dan pemuda, kader desa, serta petugas kesehatan
145

3. Pihak-pihak yang di harapkan memberikan dukungan kebijakan , peraturan


perundangan, dana, tenaga,sarana , dan lain-lain. Seperti kepala desa, camat, para
pejabat terkait, swasta, para donatur, dan pemangku kepentingan lainnya

E. Struktur organisasi/kepengurusan RW SIAGA


Struktur organisasi/ kepengurusan RW SIAGA terdiri dari:
1. Pembina
a. Memberikan pembinaan secara berkala terhadap kegiatan RW SIAGA;
b. Memberikan bimbingan terhadap anggota RW SIAGA;
c. Mengevaluasi program dan pelaksanaan kegiatan RW SIAGA.
2. Ketua
a. Mengkordinasikan kegiatan RW SIAGA;
b. Memimpin kegiatan pertemuan RW SIAGA;
c. Membagi tugas kegiatan RW SIAGA pada anggota setiap unit;
d. Membantu anggota RW SIAGA untuk melakukan kegiatan pengawasan;
e. Membantu pengawasan pelaksanaan kegiatan RW SIAGA;
f. Mengevaluasi kegiatan RW SIAGA.
3. Petugas kesehatan
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
4. Sekretaris
a. Mencatat seluruh kegiatan RW SIAGA;
b. Melaporkan kegiatan hasil kepada seluruh anggota RW SIAGA;
c. Menginformasikan kepada tiap anggota pada setiap pertemuan;
d. Pengurusan surat –menyurat dan pengarsipan.
5. Bendahara
a. Bertanggung jawab terhadap pengeluaran dan pemasukan dana;
b. Menghimpun semua dana yang masuk;
c. Mencatat pemasukan dan pengeluaran dana RW SIAGA;
d. Melaporkan keuangan kepada ketua dan seluruh anggota RW SIAGA.
6. Anggota
a. Melaksanakan kegiatan RW SIAGA sesuai dengan unitnya.
b. Melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan unit- unit RW SIAGA kepada
keoordinator tiap unit.
146

c. Bekerjasama dengan anggota yang lain dalam kegiatan RW SIAGA.


d. Pemilihan perangkat/ pengurus RW Siaga ini beranggotakan wakil dari
masing-masing RT.

F. POKJA (Kelompok Kerja) RW SIAGA


1. Pokja Kadarzi (KIA dan LANSIA)
a. Mengidentifikasi dan memantau kondisi gizi balita (penimbangan, PMT,
penyuluhan, pemberian vitamin A, dll).
b. Mengindetifikasi status gizi balita (BGM, gizi kurang, gizi buruk) melalui
pemantauan Kartu Menuju Sehat (KMS).
c. Mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan balita.
d. Mengindentifikasi dan memantau kadarzi (contoh memantau keluarga dengan
balita yang kurang gizi).
e. Membantu pemanfaatan perkarangan untuk meningkatkan gizi keluarga
[misalnya: penanaman tanaman obat keluarga (TOGA)].
f. Mengidentifikasi dan memantau gizi ibu hamil.
g. Mengidentifikasi dan memantau gizi lansia.
2. Pokja PHBS (KIA, LANSIA, REMAJA)
Melakukan kegiatan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang
dikembangkan seperti:
a. Posyandu balita, misalnya melalui penyuluhan tentang tumbuh kembang
balita.
b. Posyandu lansia, misalnya melakukan penkes tentang penyakit pada lansia
ataupun kondisi-kondisi yang dapat membuat lansia cedera.
c. TOGA, melalui penanaman tanaman obat yang bermanfaat bagi kesehatan.
d. Pos UKK, melalui identifikasi masalah kesehatan pekerjaan yang dominan di
wilayah RW
3. Pokja Lingkungan
a. Melakukan penyuluhan kesehatan lingkungan.
b. Membantu pengelolaan sampah, air bersih.
c. Membantu pengelolaan kebersihan lingkungan (gotong royong, pemantauan
jentik).
147

4. Pokja Surveilance
a. Mengamati perkembangan penyakit yang berpotensi wabah di masyarakat
seperti DBD, malaria, diare, campak, ISPA, keracunan, HIV/AIDS (NAPZA).
b. Menggalakan imunisasi di posyandu dan anak sekolah.
c. SATGAS COVID-19
1) Memantau ODP COVID-19 yang tidak memiliki tempat isolasi mandiri
yang layak.
2) Menyiapkan lokasi karantina bagi ODP dari wilayah padat penduduk
atau yang tidak punya tempat isolasi mandiri yang layak.
3) Mengurus pemberian santunan kepada ODP yang memenuhi syarat untuk
disantuni.
4) Melaporkan kasus baru kepada Puskesmas Kelurahan.
5) Mengumpulkan laporan dari Gugus Tugas Setingkat RW, dan
meneruskan laporan tersebut ke pihak terkait.
5. Pokja Kegawatdaruratan
a. Menyelenggarakan tindakan tanggap bencana alam (banjir, longsor), bencana
karena kelalaian manusia (kebakaran, keracunan), bencana karena penyakit
(penyakit yang berpotensi wabah). Seperti pemberian pertolongan pertama
pada korban banjir.
b. Menyelenggarakan pertolongan pertama pada hal-hal yang dapat
menyebabkan kematian.
c. SATGAS COVID-19
1) Memantau ODP COVID-19 yang tidak memiliki tempat isolasi mandiri
yang layak.
2) Menyiapkan lokasi karantina bagi ODP dari wilayah padat penduduk
atau yang tidak punya tempat isolasi mandiri yang layak.
3) Mengurus pemberian santunan kepada ODP yang memenuhi syarat untuk
disantuni.
4) Melaporkan kasus baru kepada Puskesmas Kelurahan.
5) Mengumpulkan laporan dari Gugus Tugas Setingkat RW, dan
meneruskan laporan tersebut ke pihak terkait.
148

G. Indikator keberhasilan pengembangan RW SIAGA


1. Indikator masukan (Input)
a. Jumlah kader RW siaga.
b. Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas.
c. Tersedianya sarana (obat dan alat) sederhana.
d. Tersedianya tempat pelayanan seperti posyandu.
e. Tersedianya dana operasional RW siaga.
f. Tersedianya data/catatan jumlah KK dan keluarganya.
g. Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan masalah kesehatan yang
dijumpai dalam warna yang sesuai.
h. Tersedianya data/catatan (jumlah bayi diimunisasi, jumlah penderita gizi
kurang, jumlah penderita TB, malaria dan lain-lain).
2. Indikator proses (Process)
a. Frekuensi pertemuan forum masyarakat RW (bulanan, 2 bulanan dan
sebagainya).
b. Berfungsi/tidaknya kader RW siaga.
c. Berfungsi/tidaknya Puskesmas.
d. Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.
e. Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah kesehatan
berbasis masyarakat.
f. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
g. Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke Puskesmas dari masyarakat.
3. Indikator keluaran (Output)
a. Frekuensi pertemuan forum masyarakat RW (bulanan, 2 bulanan dan
sebagainya).
b. Berfungsi/tidaknya kader RW siaga.
c. Berfungsi/tidaknya Puskesmas.
d. Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.
e. Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah kesehatan
berbasis masyarakat.
f. Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.
g. Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke Puskesmas dari masyarakat.
4. Indikator dampak (Outcome)
149

a. Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari sakitnya.


b. Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.
c. Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.
d. Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk
150

PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN


PROTOKOL KESEHATAN DIMASA PANDEMI COVID 19 PADA ANAK
SEKOLAH DASAR DI RW 15 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN
BINAWIDYA PEKANBARU

A. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (COVID-19).
Virus ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan mengakibatkan
banyak korban jiwa.
COVID-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam, seperti
gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala) sampai
komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Wabah
COVID-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian dunia
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah masyarakat Indonesia yang terkena covid 19 pada tanggal 3 desember 2020
yaitu sebanyak 549.508 jiwa dan pasien yang meninggal karena covid 19 sebanyak 17.199
jiwa (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Data dari WHO tanggal 2 Desember 2020
didapatkan pasien dengan covid 19 berjumlah 63,360,234 jiwa, sedangkan pasien yang
meninggal karena covid 19 didunia sebanyak 1,475,825 jiwa (WHO, 2020).
Setelah ditemukannya wabah COVID-19 langkah-langkah ketat yang dilakukan oleh
beberapa negara seperti menghentikan penerbangan dan transportasi umum, meliburkan
sekolah, kantor dan pabrik, membatasi pergerakan di dalam kota, meminimalkan
pertemuan massal, dan memberlakukan lockdown di negara tersebut.
Selain itu pencegahan covid 19 ini juga bisa dilakukan dalam ruang lingkup masyarakat
maupun keluarga, salah satu contohnya dengan menerapkan protokol kesehatan seperti
penggunaan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sosial dimasa pandemi covid 19.
Tujuan protokol kesehatan ini untuk meminimalisir potensi untuk terserang wabah covid
19.
151

Salah satu sasaran usia yang harus mematuhi protokol kesehatan adalah anak dengan
usia sekolah. Informasi dari kemedikbud, sistem pembelajaran online pada masa pandemi
akan diganti dengan metode pembelajaran secara langsung pada tahun ajaran baru 2021
dengan tetap menerapkan protokol kesehatan selama berada dilingkungan sekolah dan
sekitarnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh, tentunya anak usia sekolah harus
dibekali dengan pengetahuan dan juga perilaku dalam penerapan protokol kesehatan untuk
pencegahan covid 19 (Razi Dkk, 2020). Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan
yang memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
maksimal salah satunya pada anak usia sekolah dimasa pandemi covid 19 dalam
mempersiapkan diri di tahun ajaran baru tahun 2021 agar mampu untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya (Ilmiyah, 2020).
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada anak usia sekolah dasar dari kelas 1-6,
dengan metode wawancara dan observasi di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya, didapatkan bahwa dari 10 anak usia sekolah diperoleh sebanyak 2 orang anak
yang mengetahui tentang definisi dan tanda serta gejala covid 19, 1 orang anak mengetahui
tentang cara pencegahan covid 19 dengan memakai masker serta mencuci tangan, 1 orang
anak mengetahui penyebab covid 19, 1 orang anak mengetahui cara mencuci tangan 6
langkah dengan benar, dan 7 anak mengatakan bahwa setelah bermain dari luar mereka
langsung mandi dengan alasan disuruh oleh orang tuanya. Pada saat di observasi anak-anak
yang bermain diluar tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak, dan mencuci
tangan jika sudah pulang kerumah. Terkait aturan dari sekolah yang mewajibkan untuk
menggunakan masker ketika sekolah, terdapat tempat cuci tangan disekolahnya, namun
mereka tidak menggunakan masker ketika bermain diluar rumah dan langsung mandi
ketika pulang bermain, tidak memiliki face shield namun memiliki masker serta tidak
memiliki tempat cuci tangan didepan rumah.
Berdasarkan data diatas mahasiswa akan mengadakan penyuluhan kesehatan terkait
penerapan protokol kesehatan dan cara meningkatkan imunitas dimasa pandemi covid 19
pada anak usia sekolah untuk meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah, kemampuan
dalam mencuci tangan dengan benar.
152

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan anak usia sekolah dalam menjalankan protokol kesehatan.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan AUS mampu:
a) Menyebutkan pengertian covid 19
b) Menyebutkan tanda dan gejala covid 19
c) Menyebutkan penyebab covid 19
d) Menyebutkan bagaiman cara penularan covid 19
e) Menyebutkan dampak COVID-19 terhadap kesehatan
f) Menyebutkan pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan
dimasa pandemi covid 19 (memakai masker, mencuci tangan dengan benar dan
menjaga jarak)
g) Menyebutkan pencegahan dan cara menanggulangi covid- 19 (Iman, Aman,
dan Imun)
h) Mempraktikkan penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi COVID-19
(memakai masker, mencuci tangan dengan benar, dan menjaga jarak)
i) Hal-hal yang harus disiapkan untuk sekolah tatap muka
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Penyuluhan kesehatan tentang penerapan protokol kesehatan dimasa
pandemi covid 19 pada anak usia sekolah
2. Sasaran: Anak usia sekolah (SD kelas 4, 5, dan 6), orang tua di RW 15 Kelurahan
Tobekgodang
3. Metode: Ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan redemontrasi
4. Media dan alat: Infocus, poster, sabun, air mengalir, tissu.
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Jumat/ 15 Januari 2021
Jam : 16: 00 – 17:00 Wib
Implementasi : Ruang MDA Masjid Al-Kausar

6. Pengorganisasian:
a. Penanggung jawab : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
153

b. Ketua panitia : Nanda Agustia, S.Kep


Tugas :Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
c. Moderator : Riskhita Mutiara Salsabil S.Kep
Tugas:
a) Membuka acara
b) Memperkenalkan mahasiswa
c) Membuat kontrak waktu
d) Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
d. Presentator/leader : Shintia Ramadhani Fitri S.Kep
Tugas : Memberikan penyuluhan Kesehatan pada anak
sekolah di RW 15 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya
e. Co leader : Nanda Agustia, S.Kep
Tugas :Membantu leader dalam memberikan penyuluhan
Kesehatan pada Anak usia sekolah dan membantu
leader mendemonstrasikan
f. Fasilitator : Dinul Tauhid Almaturidi S.Kep
: Resti Ananda Putri, S.Kep
: Zilfany Sera Engla, S.Kep
: Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
Tugas:
a) Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam penyuluhan
b) Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan
g. Observer : Vera Febrianti S.Kep
Tugas : Mengamati proses pelaksanaan kegiatan penyuluhan
dari awal sampai akhir dan membuat laporan hasil
penyuluhan
h. Dokumentasi : Nurhidayatul Nadya, S.Kep
: Rabiatul Addawiah, S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan kesehatan
i. Konsumsi : Nada Nabila, S.Kep
: Najla Nailufar,S.Kep
154

Tugas :Menyediakan makanan bagi peserta

7. Setting tempat:

M L Co

F F
A A A A
A A A A
A A
F
B B
O

Keterangan:
M = Moderator
L = Leader
Co = Co Leader
A = Anak usia sekolah (10 anak usia sekolah)
B = Perawakilan Orang Tua
F = Fasilitator
O = Observer
D = Dokumentasi

8. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
1 Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
(5 menit)  Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu  Memperhatikan
Penyampaian  Menyebutkan pengertian covid 19  Memperhatikan dan
materi (20  Menyebutkan tanda dan gejala mendengarkan
155

menit) covid 19  Memperhatikan dan


 Menyebutkan penyebab covid 19 mendengarkan
 Menyebutkan penularan covid 19  Memperhatikan dan
 Menyebutkan dampak covid 19 mendengarkan
terhadap kesehatan  Memperhatikan dan
 Menyebutkan pencegahan dan mendengarkan
demontrasi : Ners Muda  Memperhatikan dan
mempraktikkan penerapan mendengarkan
protokol kesehatan dimasa  Memperhatikan dan
pandemi covid 19 (memakai mendengarkan
masker, mencucui tangan dengan  Memperhatikan dan
benar dan menjaga jarak) mendengarkan
 Menyebutkan pencegahan dan  Memperhatikan dan
menanggulangin covid 19 (Iman, mendengarkan
Aman dan Imun)
 Menyebutkan hal-hal yang harus di
persiapkan untuk sekolah tatap
muka
3 Role play dan  Meminta anak untuk memberikan  Memberikan pertanyaan
penutup pertanyaan atas penjelasan yang  Mendengar
(10 menit) tidak dipahami  Memperhatikan dan
 Menjawab pertanyaan yang menjawab
diajukan oleh anak  Memperhatikan
 Meminta anak untuk menjawab  Memberikan reinforcement
pertanyaan tentang pengertian covid positif
19  Memperhatikan
 Meminta peserta untuk Menjawab salam
menyebutkan tanda dan gejala covid
19
 Memberikan reinforcement positif
atas jawaban yang diberikan anak
 Melakukan role play tentang cuci
156

tangan 6 benar
 Redemontrasi: meminta salah satu
anak untuk mempraktikkan kembali
cara mencuci tangan 6 benar

9. Kriteria evaluasi
A. Evaluasi struktur
a. Peserta dapat mengahadiri penyuluhan
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
B. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
b. Peserta yang hadir dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta yang hadir berperan aktif selama kegiatan penyuluhan berlangsung
C. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian covid 19
b. Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala covid 19
c. Peserta mampu menyebutkan penyebab covid 19
d. Peserta mampu menyebutkan bagaiman cara penularan covid 19
e. Peserta mampu menyebutkan dampak COVID-19 terhadap kesehatan
f. Peserta mampu menyebutkan Menyebutkan pencegahan dan mempraktikkan
penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi covid 19 (memakai masker,
mencuci tangan dengan benar dan menjaga jarak)
g. Peserta mampu menyebutkan pencegahan dan cara menanggulangi covid- 19
(Iman, Aman, dan Imun)
h. Peserta mampu Mempraktikkan penerapan protokol kesehatan dimasa
pandemi COVID-19 (memakai masker, mencuci tangan dengan benar, dan
menjaga jarak)
i. Peserta mampu menyebutkan hal- hal yang harus dipersiapkan untuk sekolah
tatap muka.
157

Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
RW 15 KEL. TOBEKGODANG

1. Penanggung Jawab : Dinul Tauhid Almaturidi, S,Kep


2. Ketua Panitia : Nanda Agustia, S, Kep
3. Penyaji : Shitia Ramadhani Fitri, S,Kep
Nanda Agustia, S,Kep
4. Sekretaris : Rabiatul Addawiah, S,Kep
5. Bendahara : Resti Ananda Putri, S.Kep
6. Seksi-seksi :
Seksi Acara : - Resti Ananda Putri, S,Kep
- Nurfitri Rahmawati, S,Kep
Seksi Humas : - Zilfany Sera Engla, S, Kep
- Velisia Dwi Puspita Ardi S, Kep
- Riskhita Mutiara Salsabil, S,Kep
Seksi Perlengkapan : - Dinul Tauhid almaturidi. S,Kep
- Vera Febrianti, S, Kep
Seksi Konsumsi : - Najla Nailufar, S,Kep
- Nada Nabila, S, Kep
Seksi Dokumentasi : - Nurhidayatul Nadya, S,Kep
- Rabiatul Addawiah, S,Kep
158

Lampiran 2
MATERI

A. Definisi covid 19
Menurut Kemenkes RI 2020 Coronavirus adalah keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala
berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).
B. Penyebab covid 19
Menurut Kemenkes RI 2020 Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-
2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia
dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan
COVID-19 ini masih belum diketahui.
C. Tanda dan gejala
Menurut Kemenkes 2020. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis
yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus
mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas
di kedua paru
D. Cara penularan Covid 19
Menurut Kemenkes RI, 2020 Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19.
Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada
saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya.
Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan
droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah),
maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi
COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya
159

mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang
yang sakit.
E. 3 Jurus Menghadapi COVID-19
Menurut P2PTM Kemenkes RI:
1. Iman
Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
2. Aman
Patuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan 3M yaitu mencuci
tangan dengan sabun memakai masker dan menjaga jarak.
A. Teknik mencuci tangan dengan menggunakan teknik 6 langkah cuci tangan
menurut kemenkes RI 2020:
1) Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan, kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
5) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas
denga air bersih dan keringkan.
B. Teknik penggunaan masker menurut kemenkes RI, 2020:
1) Tutup mulut, hidung dan dagu anda. Pastikan bagian masker yang
berwarna berada disebelah depan.
2) Tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung anda dan
tarik ke belakang kebagian bawah dagu
3) Lepas masker yang telah digunakan dengan hanya memegang tali dan
langsung buang ke tempat sampah
4) Cuci tangan pakai sabun setelah membuang masker yang telah
digunakan ke dalam tempat sampah
5) Biar bersih ganti masker anda secara rutin apabila kotor dan basah.
C. Pembatasan Interaksi Fisik dan Pembatasan Sosial (Physical
Contact/Physical Distancing dan Social Distancing)
Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam
suatu wilayah. Pembatasan sosial ini dilakukan oleh semua orang di wilayah
160

yang diduga terinfeksi penyakit. Pembatasan sosial berskala besar bertujuan


untuk mencegah meluasnya penyebaran penyakit di wilayah tertentu.
Pembatasan sosial berskala besar paling sedikit meliputi: meliburkan sekolah
dan tempat kerja; pembatasan kegiatan keagamaan; dan/atau pembatasan
kegiatan di tempat atau fasilitas umum. Selain itu, pembatasan social juga
dilakukan dengan meminta masyarakat untuk mengurangi interaksi sosialnya
dengan tetap tinggal di dalam rumah maupun pembatasan penggunaan
transportasi publik. Pembatasan sosial dalam hal ini adalah jaga jarak fisik
(physical distancing), yang dapat dilakukan dengan cara:
1) Dilarang berdekatan atau kontak fisik dengan orang mengatur jarak
minimal 1 meter, tidak bersalaman, tidak berpelukan dan berciuman.
2) Hindari penggunaan transportasi publik (seperti kereta, bus, dan
angkot) yang tidak perlu, sebisa mungkin hindari jam sibuk ketika
berpergian.
3) Bekerja dari rumah (Work From Home), jika memungkinkan dan
kantor memberlakukan ini.
4) Dilarang berkumpul massal di kerumunan dan fasilitas umum.
5) Hindari bepergian ke luar kota/luar negeri termasuk ke tempat-tempat
wisata.
6) Hindari berkumpul teman dan keluarga, termasuk berkunjung
/bersilaturahmi tatap muka dan menunda kegiatan bersama. Hubungi
mereka dengan telepon, internet, dan media sosial.
7) Gunakan telepon atau layanan online untuk menghubungi dokter atau
fasilitas lainnya.
8) Jika anda sakit, Dilarang mengunjungi orang tua/lanjut usia. Jika anda
tinggal satu rumah dengan mereka, maka hindari interaksi langsung
dengan mereka.
9) Untuk sementara waktu, anak sebaiknya bermain sendiri di rumah.
10) Untuk sementara waktu, dapat melaksanakan ibadah di rumah.

3. Imun
Istirahat cukup, olahraga teratur, tidak panik, bergembira, dan mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang.
161

A. Menurut kemenkes RI, 2020 dalam melawan penyakit COVID-19, menjaga


sistem imunitas diri merupakan hal yang penting, terutama untuk
mengendalikan penyakit penyerta (komorbid). Terdapat beberapa hal yang
dapat meningkatan imunitas diri pada orang yang terpapar COVID-19, yaitu
sebagai berikut:
1) Konsumsi gizi seimbang
2) Aktifitas fisik/senam ringan
3) Istirahat cukup
4) Suplemen vitamin
B. Gizi seimbang yang bisa dikonsumsi untuk meningkatkan imunitas tubuh
pada anak sekolah diantaranya:
1) Zat gizi mikro
Zat gizi mikro meliputi vitamin dan mineral. Vitamin adalah
komponen organik yang diperlukan dalam jumlah kecil, namun sangat
penting untuk reaksi-reaksi metabolik di dalam sel, serta diperlukan
untuk pertumbuhan normal dan pemeliharaan kesehatan. Mineral
terutama mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil di dalam
tubuh, namun mempunyai peranan penting untuk kehidupan, dan
kesehatan.
sebagian besar vitamin dan seluruh mineral tidak dapat disintesa oleh
tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan terutama buah, sayur dan
pangan hewani. Untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral ini
maka diperlukan konsumsi makanan yang seimbang dan beragam.
2) Vitamin A
Peranan vitamin A dalam sistem imunitas non spesifik terlihat pada
integritas mukosa epitel. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa anak-
anak kekurangan vitamin A berisiko menderita penyakit saluran
pernafasan dan mengalami keparahan penyakit diare. Vitamin A juga
mempunyai peranan dalam selsel mukosa saluran cerna. Contoh makanan
yang mengandung vitamin A seperti telur, ikan, ubi jalar, wortel, brokoli.
Jenis buah-buahan seperti mangga, semangka, pepaya.
3) Vitamin C
162

Vitamin C dikenal sebagai antioksidan yang membantu menetralisir


radikal bebas. Peran vitamin C di dalam sistem imun terkait erat dengan
peran vitamin C sebagai antioksidan. Oleh karena vitamin C mudah
mendonorkan elektronnya ke radikal bebas maka sel-sel termasuk sel
imun terlindung dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas.
contoh jenis makanan yang mengandung vitamin C seperti buah Jeruk,
jambu biji.
163

DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D. R., Ma’arif., Paryati. (2020). Analisa Pengelolaan Kampanye Public Relations
tentang Pencegahan COVID-19 di Indonesia. Bandung : UIN Sunan Gunung
Djati Bandung

Kementerian Kesehatan RI. (2020). Protokol penanganan COVID-19. Diperoleh tanggal


10 Mei 2020. Dari https://www.kemkes.go.id

Ilmiyah, S. (2020). Surotul Ilmiyah Upaya PBNU Mencegah Penyebaran COVID-19.

Siswanto, Budisetyawati.,& Ernawati,F. (2013). Peran Beberapa Zat Mikro dalam sistem
imunitas. Jurnal Gizi Indo Vol 36 (1).

Susilo (2020). Coronavirus disease 2019. Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus disease
2019. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1).

WHO. (2020). COVID-19 strategy update. Diakses tanggal 12 Mei 2020. Dari
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus
164

PRE PLANNING USAHA KESEHATAN KERJA (UKK)


PADA PEKERJA WARUNG HARIAN DI RW 015
KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN BINA WIDYA

A. LATAR BELAKANG
Di awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan adanya virus baru yaitu coronavirus
jenis baru (SARS-CoV) yang dikenal dengan nama penyakitnya adalah Coronavirus
disease (COVID-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal dari negara Wuhan,
Tiongkok pada akhir bulan Desember tahun 2019. Salah satu negara yang ikut terjangkit
wabah ini yaitu negara Indonesia (Yuliana, 2020).
Bukti ilmiah menjelaskan bahwa COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia
melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 (Kemenkes RI,
2020). Gejala klinis yang muncul pada penderita yaitu demam dengan suhu >380 C,
batuk, sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5 - 6 hari dengan masa inkubasi demam,
batuk, dan sesak napas. Pada kasus yang parah, COVID-19 dapat menyebabkan
komplikasi berupa pneumonia, sindrom pernapasan akut, dan bahkan kematian (Putri,
2020). WHO mengumumkan COVID-19 pada 12 Maret 2020 sebagai pandemi.
Di Indonesia sendiri jumlah kasus terus meningkat dengan pesat, hingga Juni 2020
sebanyak 31.186 kasus terkonfirmasi dan 1851 kasus meninggal (PHEOC Kemenkes RI,
2020). Kasus tertinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta yakni sebanyak 7.623 kasus
terkonfirmasi dan 523 (6,9%) kasus kematian (PHEOC Kemenkes RI, 2020). Pada
tanggal 3 Desember 2020, jumlah masyarakat yang terkenah Covid sebanyak 549.508
jiwa, sedangkan yang meninggal berjumlah 17.199 jiwa (Kementerian Kesehatan RI,
2020). Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau didapatkan rekapan data dari tanggal 3
maret 2020 sampai 31 desember 2020 terdapat total spesimen 197.685, jumlah
keseluruhan suspek 62.121, dan total yang terkonfirmasi sekitar 24.932 (Dinas
Kesehatan Provinsi Riau, 2021).
Oleh karena itu, dengan adanya pandemi ini langkah-langkah yang dilakukan
beberapa negara yaitu dengan menghentikan penerbangan dan transportasi umum,
meliburkan sekolah, kantor dan pabrik, membatasi pergerakan di dalam kota,
meminimalkan pertemuan massal, memberlakukan lockdown serta menerapkan protokol
kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Hal
tersebut merupakan suatu tantangan sendiri bagi negara Indonesia salah satunya dalam
165

menghadapi tantangan yang mengharuskan sumber daya manusia beradaptasi dengan


situasi pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Dalam hal ini, aspek
kesehatan, sosial, dan perekonomian harus berjalan beriringan dan saling mendukung
agar tujuan yang diharapkan tercapai, sehingga berbagai kebijakan percepatan
penanganan COVID-19 harus tetap mendukung keberlangsungan perekonomian dan
aspek sosial masyarakat (Kemenkes, 2020).
Tempat-tempat dan fasilitas umum seperti masjid, warung, sekolah, kantor merupakan
area dimana masyarakat melakukan aktifitas kehidupan sosial dan berkegiatan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Risiko pergerakan orang dan berkumpulnya masyarakat
pada tempat dan fasilitas umum, memiliki potensi penularan COVID-19 yang cukup
besar. Hal ini yang perlu dilakukan agar roda perekonomian tetap dapat berjalan, maka
perlu dilakukannya upaya mengurangi risiko (mitigasi) dari dampak COVID-19
khususnya di tempat dan fasilitas umum. Masyarakat harus dapat melakukan perubahan
pola hidup dengan adaptasi kebiasaan yang baru agar dapat hidup produktif dan terhindar
dari penularan COVID-19. Dengan menerapkan kedisiplinan salah satunya dengan
menerapkan protokol kesehatan yang merupakan kunci dalam menekan penularan
COVID-19 pada masyarakat sehingga diharapkan wabah COVID-19 dapat segera
berakhir (Kemenkes, 2020).
Usaha kesehatan kerja (UKK) merupakan wadah pelayanan kesehatan yang berada di
tempat kerja dan dikelola oleh pekerja itu sendiri dalam rangka meningkatkan
produktivitas kerja dan derajat kesehatan pekerja dalam upaya promotif, preventif untuk
melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbatas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh-pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Ruang lingkungan UKK
meliputi memelihara dana meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja baik fisik,
mental dan kesejahteraan sosial, mencegah gangguan kesehatan masyarakat pekerja,
memberikan perlindungan bagi pekerja dari faktor-faktor yang membahayakan, serta
menempatkan dan memelihara pekerja dalam lingkungan sesuai dengan kemampuan
fisiknya. Keberadaan UKK sangat diperlukan untuk mengadakan pelayanan kesehatan
yang spesifik bagi kelompok masyarakat pekerja yang selama ini belum mendapatkan
pelayanan kesehatan yang memadai. Setiap pekerjaan memiliki risiko mengalami
masalah kesehatan akibat proses saat kerja berlangsung maupun efek yang lama dari
suatu kondisi kerja (Harrington& Gill, 2015).
Masalah-masalah yang terjadi dapat ditangani dengan penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Keberadaan K3 berupaya untuk menjamin keselamatan dan
166

kesehatan pekerja serta lingkungan hidup. Semua hal tersebut dapat diwujudkan dengan
keikutsertaan atau partisipasi seluruh pekerja (Suma’mur, 2013).
Hasil pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara yang dilakukan
kelompok didapatkan bahwa di RW 15 Kelurahan Tobekgodang terdapat 6 RT yang
memiliki 14 usaha seperti usaha warung harian, usaha laundry, dan warung sarapan.
Kelompok mengambil usaha kesehatan kerja yang ada di RW 015 yaitu usaha kesehatan
kerja warung harian yang berada di setiap RT 1 sampai 6. Alasan kelompok mengambil
usaha kesehatan kerja pada kelompok masyarakat yang memiliki warung harian yaitu
dari hasil observasi didapatkan bahwa dari 6 RT yang memiliki usaha warung, tidak ada
satupun masyarakat yang memiliki usaha warung tersebut menggunakan masker sebagai
alat proteksi diri, tempat kran sebagai media cuci tangan, serta tidak memakai pembatas
plastik saat bertransaksi. Hasil wawancara didapatkan bahwa dari 15 usaha warung
harian mengatakan tidak pernah mendapatkan edukasi ataupun penyuluhan mengenai
penerapan 3M di RW 015 serta dampak COVID-19 dalam bidang usaha khususnya
makanan.
Berdasarkan data diatas mahasiswa akan melakukan penyuluhan kesehatan terkait
penerapan prosedur protokol kesehatan dimasa pandemi COVID-19 pada masyarakat
yang memiliki usaha warung harian untuk menambah pengetahuan masyarakat dalam
pencegahan COVID-19 saat bekerja.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada pekerja di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Bina Widya, diharapkan pekerja dapat memahami,
mendemonstrasikan serta mengimplementasikan tentang 3M (mencuci tangan,
menggunakan masker dan menjaga jarak) dalam aktivitas bekerja sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan selama 1 X 50 menit
diharapkan pekerja (usaha warung) mampu :
a. Menerapkan prosedur pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol
kesehatan dimasa pandemi COVID-19 (memakai masker, mencuci tangan, serta
menjaga jarak antar pembeli).
b. Menyediakan fasilitas cuci tangan di setiap usaha warung serta memakai
pembatas saat bertransaksi.
167

c. Melakukan penyuluhan UKK dan mendemonstrasikan prinsip 3M (memakai


masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) pada pelaku usaha dalam
berinteraksi.

C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Penyuluhan kesehatan penerapan prosedur protokol kesehatan
di era pandemi COVID-19
2. Sasaran : Pemilik usaha warung harian
3. Metode : Ceramah, diskusi dan demonstrasi
4. Media dan alat : a) Power point
b) Leaflet
c) Infocus
e) Mikrofon
f) Masker
g) Handsanitizer
h) Tempat cuci tangan
i) Handsoap
5. Waktu dan Tempat
Waktu : 20 Januari 2020
Jam : 11.00 WIB s/d selesai
Tempat : Aula MDA Masjid Al-Kautsar Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Bina Widya.
6. Pengorganisasian
- Moderator : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
- Leader : Nada Nabila, S.Kep
- Co Leader : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
- Observer : Nanda Agustia, S.Kep
- Fasilitator : Nurhidayatul Nadya,S.Kep
Rabiatul Addawiah,S.Kep
Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
- Dokumentasi : Resty Ananda Putri, S.Kep
Zilfanny Sera Engla, S.Kep
- Perlengkapan : Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Nurfitri Rahmawati, S.Kep
168

- Konsumsi : Najla Nailufar, S.Kep

7. Setting Tempat

D
M L Co

F P P P P
P P F P P
P P D
P P P P
O
Keterangan :
D = Dokumentasi
M = Moderator
L = Leader
Co = Co Leader
F = Fasilitator
O = Observer
P = Pekerja (masyarakat yang memiliki usaha warung harian)
a. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan Pembukaan
(5 menit)  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Perkenalan mahasiswa  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu  Memperhatikan
2 Penyampaian Penyampaian materi
materi  Menjelaskan pengertian  Memperhatian dan
(30 menit) COVID-19 mendengarkan
 Menjelaskan tanda dan  Memperhatian dan
gejala COVID-19 mendengarkan
 Menjelaskan penyebab  Memperhatian dan
COVID-19 mendengarkan
169

 Menjelaskan penularan  Memperhatian dan


COVID-19 mendengarkan
 Menjelaskan upaya  Memperhatian dan
pencegahan COVID- mendengarkan
19, yaitu 3M (mencuci  Memperhatian dan
tangan, memakai mendemonstrasikan
masker dan menjaga  Mengajukan
jarak) pertanyaan
 Menjelaskan dan
mendemonstrasikan 3M
 Memberikan
kesempatan bertanya
3 Penutup Penutup
(10 menit)  Memberikan peserta  Memberikan
(pekerja warung) untuk pertanyaan
memberikan pertanyaan  Mendengar
atas penjelasan yang tidak  Memperhatikan dan
dipahami Menjawab
 Menjawab pertanyaan yang  Redemonstrasi
diajukan oleh peserta  Memperhatikan
 Meminta peserta  Memberikan
mengulangi apa itu reinforcement positif
COVID-19 dan cara  Menjawab salam
mencegah penularan
COVID-19 di tempat kerja
 Meminta peserta
mendemonstrasikan terkait
3M (mencuci tangan,
memakai masker dan
menjaga jarak)
 Memberikan reinforcement
positif atas tindakan yang
dilakukan peserta
170

 Menyimpulkan dan
menutup diskusi
 Pemberian bingkisan
kepada peserta yang telah
berartisipasi
 Mengucapkan salam
b. Uraian Tugas
1. Moderator
 Membuka acara
 Memperkenalkan mahasiswa Profesi Ners
 Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
 Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
 Mengatur jalannya diskusi
2. Leader
 Menyampaikan materi penyuluhan tentang COVID-19 dan prosedur
penerapan protokol kesehatan penjualan dimasa pandemi.
3. Co Leader
 Membantu leader dalam memberikan materi penyuluhan kesehatan tentang
Covid dan prosedur prtokol kesehatan penjuala dimasa pandemi pada
masyarakat yang memiliki usaha warung harian.
4. Fasilitator
 Memotivasi peserta atau masyarakat untuk berperan aktif dalam
penyuluhan
 Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan dari awal
sampai akhir
 Membuat absensi penyuluhan
5. Observer
 Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang COVID-19
 Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
 Membuat laporan hasil penyuluhan kesehatan yang telah dilaksanakan
7. Dokumentasi
 Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan.
171

Ringkasan Materi

Usaha Kesehatan Kerja (UKK)


A. Pengertian Usaha Kesehatan Kerja (UKK)
Usaha Kesehatan Kerja (UKK) adalah usaha penyerasian antara kapasitas kerja,
beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa
membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh
produktivitas kerja yang optimal (Harrington & Gill, 2015)
B. Tujuan Usaha Kesehatan Kerja (UKK)
Tujuan Usaha Kesehatan Kerja (UKK) adalah untuk memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya bak fisik, mental dan sosial bagi masyarakat pekerja dan
masyarakt lingkungan pekerja tersebut (Harrington & Gill, 2015).
C. Pengertian COVID-19
Corona virus disease (COVID-19) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-
19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas.
Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus
COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian (Kemenkes, 2020).
D. Dampak COVID-19 di Tempat Kerja
Dampak COVID-19 ialah sesak memberat, fatigue, syok dan kematian. Dampak
COVID-19 terhadap usaha dapat terjadinya penyebaran virus melalui kontak pekerja
seperti penyebaran aerosol dan kontak lingkungan ruangan, bekerja bersama dalam jarak
dekat tanpa mengindahkan protocol kesehatan (PDPI, 2016). Tempat dan fasilitas umum
merupakan area dimana masyarakat melakukan aktifitas kehidupan sosial dan
berkegiatan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Risiko pergerakan orang dan
berkumpulnya masyarakat pada tempat dan fasilitas umum, memiliki potensi penularan
COVID-19 yang cukup besar. Agar roda perekonomian tetap dapat berjalan, maka perlu
dilakukan mitigasi dampak pandemi COVID-19 khususnya di tempat dan fasilitas
umum. Masyarakat harus melakukan perubahan pola hidup dengan tatanan dan adaptasi
kebiasaan yang baru (new normal) agar dapat hidup produktif dan terhindar dari
penularan COVID-19. Kedisiplinan dalam menerapkan prinsip pola hidup yang lebih
bersih dan sehat merupakan kunci dalam menekan penularan COVID-19 pada
172

masyarakat, sehingga diharapkan wabah COVID-19 dapat segera berakhir (Kemenkes,


2020).
E. Upaya Pencegahan COVID-19 di Tempat Kerja
Beberapa upaya pencegahan dan control infeksi perlu diterapkan prinsip-prinsip yaitu
hand hygiene, penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah kontak langsung seperti
penggunaan masker, manajemen limbah dan pembersihan lingkungan dan desinfektan
peralatan (PDPI, 2020). Protokol kesehatan secara umum harus memuat meliputi
1. Perlindungan kesehatan individu melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia
dengan masuknya droplet yang mengandung virus SARS-CoV-2 ke dalam tubuh
melalui hidung, mulut, dan mata. Prinsip pencegahan penularan COVID-19 pada
individu dilakukan dengan menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu masuk
tersebut dengan beberapa tindakan, seperti:
a) Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi hidung dan
mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain
yang tidak diketahui status kesehatannya (yang mungkin dapat menularkan
COVID-19). Apabila menggunakan masker kain, sebaiknya gunakan masker
kain 3 lapis.
b) Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai sabun dengan air
mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis alkohol/handsanitizer.
Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang
tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus).
c) Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari
kerumunan, keramaian, dan berdesakan.
d) Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) seperti mengkonsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik minimal 30
menit sehari dan istirahat yang cukup (minimal 7 jam), serta menghindari faktor
risiko penyakit.
2. Bagi Pedagang dan Pekerja
a) Selama bekerja selalu menggunakan masker, menjaga jarak dengan orang lain,
dan hindari menyentuh area wajah. Jika terpaksa akan menyentuh area wajah
pastikan tangan bersih dengan cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau
menggunakan handsanitizer.
173

b) Melakukan pembersihan area dagang masing-masing sebelum dan sesudah


berdagang (termasuk meja dagang, pintu/railing door kios, etalase dan peralatan
dagang lainnya).
c) Melakukan upaya untuk meminimalkan kontak dengan pelanggan, misalnya
menggunakan pembatas/partisi (misal flexy glass/plastik), menyediakan wadah
khusus serah terima uang, dan lain lain
d) Jika kondisi padat dan penerapan jaga jarak sulit diterapkan, maka penggunaan
pelindung wajah (face shield) bersama masker sangat direkomendasikan sebagai
perlindungan tambahan.
e) Saat tiba di rumah, segera mandi dan berganti pakaian sebelum kontak dengan
anggota keluarga di rumah, serta membersihkan handphone, kacamata, tas, dan
barang lainnya dengan cairan disinfektan.
Upaya pengendalian COVID-19 di tempat kerja seperti :
1. Cara menggunakan masker bedah
- Masker harus pas menutup wajah:
a) Bagian berwarna masker menghadap keluar dengan strip logam di
bagian atas
b) Tali atau pita elastic ditempatkan dengan benar untuk menjaga masker
tetap di tempatnya
c) Masker harus benar-benar menutupi hidung, mulut dan dagu
d) Strip logam menempel pada batang hidung dan masker harus pas
menutup wajah
- Hindari menyentuh masker setelah di pasang pada wajah, jika harus
dilakukan maka cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh masker
- Saat melepaskan masker, hindari menyentuh bagian luar masker karena
bagian ini dipenuhi kuman
- Setelah melepaskan masker, masukkan masker ke dalam kantung plastic atau
kertas sebelum memasukkannya ke tempat sampah yang memiliki tutup
174

2) Cara penggunaan masker kain


- Masker kain yang disarankan adalah masker kain 3 lapis
- Penggunaan masker kain orang sehat maksimal 4 jam
- Ganti ketika mulai basah
- Lepas masker kain dengan benar
- Lepaskan dengan melonggarkan pengait masker di telinga kanan dan kiri
- Masukkan masker kain yang sudah digunakan kedalam plastik untuk dicuci
dan pakai ulang
- Bersihkan tangan dengan hand sanitizer atau air dan sabun setelah
melepaskan masker kain

Sumber: Kemenkes RI (2020).


3) Cara mencuci masker kain
- Gunakan deterjen atau penghilang noda dengan air mengalir atau air hangat
dengan suhu minimal 300 celcius
175

- Siapkan baskom, sarung tangan, jepit jemuran dan handuk bersih


- Cuci tangan dengan air mengaliri dan sabun. Kemudian isi baskom dengan
air dan isi dengan deterjen atau pemutih seusai instruksi, campur larutan
dengan merata
- Rendam masker dalam larutan dan diamkan 10 menit, tekan masker dengan
lembut dan perlahan dengan tangan. Jangan kucek terlau kuat agar serat kain
tidak rusak
- Bilas masker dengan air mengalir, pastikan tidak ada sisa pembersih di dalam
kain
- Serap cairan berlebih di masker dengan menepuk setiap sisi masker dengann
handuk bersih
- Jemur masker di tempat yang terpapar cahaya matahari, panas dan ventilasi
baik
- Jangan lupa cuci tangan setelah semuanya selesai
4) Mencuci Tangan
Langkah-langkah cuci tangan pakai sabun sebagai berikut: membasahi kedua
tangan dengan air mengalir, beri sabun secukupnya, menggosokan kedua telapak
tangan dan punggung tangan, menggosok sela-sela jari kedua tangan, menggosok
kedua telapak dengan jari-jari rapat, jari-jari tangan dirapatkan sambil digosok ke
telapak tangan, tangan kiri ke kanan, dan sebaliknya, menggosok ibu jari secara
berputar dalam genggaman tangan kanan, dan sebaliknya, menggosokkan kuku
jari kanan memutar ke telapak tangan kiri, dan sebaliknya, basuh dengan air, dan
mengeringkan tangan. Selain langkah-langkah tersebut, waktu kapan seseorang
harus mencuci tangan ssalah satunya ketika sebelum memasak dan menyiapkan
makanan (Mustikawati, 2017).
5) Physical Distancing
Physical distancing atau pembatasan jarak fisik adalah upaya yang dilakukan
untuk mengendalikan penyebaran infeksi virus Corona dan mencegah COVID-19.
Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk menghindari terkena
droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin, serta menghindari kerumunan,
keramaian, dan berdesakan (Kemenkes, 2020).
176

3. Penerapan Protokol Kesehatan pada Pelaku Usaha Dimasa Pandemi


Contoh
177

DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2021). Riau Tangga COVID-19: Update COVID-19
Provinsi Riau. Di akses 13 Januari 2021.

Harrington, J. M & Gill, F. S. (2015). Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC

Kemenkes RI. (2020). Protokol Kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum
dalam rangka pencegahan dan pengendalian corona virus diseases 2019 (COVID-19).
www.kemenkes.go.id

Kemkes RI. 2020. Jaga Diri dan Keluarga Anda dari Virus Corona. COVID-19.diperoleh dari
www. kemkes.go.id

Mustikawati, I. S. (2017). Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Studi Kualitatif pada Ibu-Ibu di
Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara; Studi Kualitatif. Arkesmas.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). (2020). Diagnosis & Penatalaksanaan di


Indonesia. Jakarta

Suma'mur. (2013). Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung
Seto

Yuliana, (2020). Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur. Wellness and
healthy magazine. 2(1), 187-192. Diperoleh dari
http://wellness.journalpress.id/wellness
178

PRE PLANNING LOKAKARYA MINI MASYARAKAT 1 RW 015


KELURAHAN TOBEKGADANG KECAMATAN BINAWIDYA

A. LATAR BELAKANG
Masyarakat atau komunitas merupakan target pelayanan keperawatan komunitas.
Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat bertujuan untuk tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui upaya kerjasama yang aktif
antara perawat dengan masyarakat setempat.
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan yang diberikan melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan dan rehabilitasi. Upaya ini
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
masyarakat sebagai mitra dalam pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi
pelayanan keperawatan (ANA, 1973; Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017; Wahyudi,
2010).
Tujuan keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam upaya mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dan mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Pelayanan keperawatan komunitas yang diberikan kepada
masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya berbagai
masalah kesehatan atau penyakit di masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2009).
Masalah kesehatan di komunitas merupakan masalah yang harus diselesaikan
secara bersama-sama dengan melibatkan berbagai elemen yang ada di masyarakat. Upaya
penyelesaian masalah keperawatan komunitas memerlukan peran serta masyarakat
dengan pembentukan RW Siaga yang melibatkan seluruh perangkat desa meliputi
pokjakes, kader posyandu, tokoh masyarakat, tokoh agama dan karang taruna yang ada
(Mubarak, 2011)
LKMM adalah suatu pertemuan dengan Tokoh Masyarakat serta RT, RW, RW
siaga dan tokoh agama yang ada di suatu daerah yang merencanakan serta menyusun
tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah tersebut dengan kegiatan-
kegiatan serta potensi yang dimiliki (Sugiyanto, 2016). LKMM 1 memaparkan tentang
intervensi atau tindakan yang akan dilakukan kepada masyarakat berdasarkan hasil
pengkajian dan masalah yang ada sekaligus dilakukannya pelantikan RW siaga di RW
015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
179

Pada lokakarya mini masyarakat 1 diharapkan masyarakat mampu secara


bersama-sama untuk memecahkan permasalahan kesehatan yang ada di RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya dengan melibatkan peran serta tokoh
masyarakat dan RW siaga serta SATGAS COVID-19 dengan tujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan LKMM bersama masyarakat diharapkan masyarakat mampu
mengidentifikasi dan mengetahui masalah kesehatan yang ada di wilayah RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya, serta mampu menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada melalui empowerment masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan, diharapkan masyarakat RW 015 bersama Ners
Muda mampu:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya
b. Menentukan prioritas masalah kesehatan yang ada di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya
c. Menentukan rencana tindakan yang berkaitan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ditemukan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya

3. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Lokakarya Mini Masyarakat 1 di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya Pekanbaru
2. Sasaran dan Target
Sasaran : Perwakilan tokoh masyarakat RW 015, RW Siaga Kelurahan Tobek
Godang Kecamatan Binawidya
Target : Lurah, Puskesmas, Ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, tokoh
agama, pengurus RW siaga, tokoh pemuda, Ibu-ibu kader, dan
masyarakat.
180

3. Metode
Penyampaian hasil pengkajian data kesehatan yang disampaikan melalui ceramah,
diskusi presentasi dan musyawarah.
4. Media dan Alat
Infocus, laptop, TOA (Speaker), Layar, mikropon, slides, cok sambung, meja, kursi,
tenda.
5. Waktu
Waktu : Sabtu, 23 Januari 2021
Pukul : 20.00 WIB s/d selesai
Tempat : Halaman Masjid Al-Kautsar RW 015 Kelurahan Tobekgadang
Kecamatan Binawidya
6. Seting Tempat

Layar

P P MC M N

Lurah, RW, RT, RW SIAGA, Dosen Pembimbing

D x x x x F x x x x x

x x x F x x x F x x x

x F x x x F x x x x D

Keterangan:
P : Presentator
MC : Pembawa Acara
M : Moderator
N : Notulen
F : Fasilitator (Mahasiswa)
O : Observer
D : Dokumenter
W : Warga 30 Orang
181

7. SUSUNAN ACARA
No. Waktu Kegiatan penyuluhan Pembicara
1. 20.00-20.05 Pembukaan Zilfanny Sera Engla, S.Kep

2. 20.05-20.15 Pembacaan Ayat Suci Al-qur’an Nurhidayatul Nadya, S.Kep

6. 21:20- 21:25 Doa Dinul Tauhid Almaturidi,


S.Kep
3. 20.15-20.45 Sambutan- sambutan :
- Kata Sambutan dari pembimbing - Dosen pembimbing FKP
- Kata sambutan dari puskesmas UR
- Kata sambutan dari Lurah - Puskesmas
Tobekgadang (sekalian pelantikan rw - H. Yasir Arafat, S.Sos
siaga) - Aguswan, S.Sos, M.Si
- Kata Sambutan ketua RW
4. 20.45-21.30 Penguraian masalah/ hasil tabulasi data Velisia Dwi Puspita Ardi,
tentang masalah kesehatan RW 015 dan S.Kep
pembahasan tentang masalah prioritas
5. 21:30- 21:35 Doa dan sekaligus penutup oleh ketua Dinul Tauhid Almaturidi,
Ners Muda S.Kep
7. 21:35- 21:40 Penutup: Zilfanny Sera Engla, S.Kep
- Salam penutup

8. URAIAN TUGAS
1. Persiapan
a. Ketua Panitia : Nurfitri Rahmawati, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan kegiatan
b. Pembawa Acara : Zilfanny Sera Engla, S.Kep
Tugas : Membuka acara, menjelaskan tujuan, membuat kontrak
waktu, menutup kegiatan
c. Presentator : Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
Tugas : Presentasi data hasil pengkajian mahasiswa
d. Moderator : Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Tugas : Memimpin diskusi
e. Notulen : Rabiatul Addawiah, S.Kep
Tugas : Mencatat hasil musyawarah dan kegiatan
f. Observer : Resti Ananda Putri, S.Kep
Tugas : Mengamati jalannya kegiatan, Membuat laporan hasil
kegiatan
g. Dokumentasi : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep, dan Nada Nabila, S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan LKMM 1.
182

h. Fasilitator : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep


Najla Nailufar, S.Kep
Nanda Agustia, S.Kep
Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Vera Febrianti, S.Kep
Tugas : Memfasilitasi kelancaran kegiatan

9. KRITERIA EVALUASI
a. Struktur:
a. Pre planning disiapkan empat hari sebelum kegiatan
b. Undangan telah disebarkan minimal satu hari sebelum kegiatan.
c. Tempat dan alat telah disepakati sebelum kegiatan.
d. Peran dan tanggung jawab Ners Muda telah ditentukan.
b. Proses:
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Masyarakat datang sesuai dengan jumlah undangan yang disebarkan.
c. Masyarakat mengikuti kegiatan dengan antusias dan semangat
c. Hasil:
a. Terbentuk rencana kegiatan dari survey kesehatan yang sudah dipresentasikan.
b. Sekitar 80% undangan dapat hadir saat LKMM 1
c. Masyarakat mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
d. Masyarakat mampu menentukan prioritas masalah kesehatan yang ada di RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
e. Masyarakat mampu merencanakan tindakan yang berkaitan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ditemukan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya
183

Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA PRE LOKAKARYA MINI MASYARAKAT I

1. Ketua panitia : Nurfitri Rahmawati, S.Kep


2. Sekretaris : Rabiatul Addawiah , S.Kep
3. Bendahara : Resti Ananda Putri, S.Kep
4. Seksi Acara : Najla Nailufar, S.Kep
Nurhidayatul Nadya, S. Kep
5. Seksi Humas : Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
6. Seksi Perlengkapan : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Zilfanny Sera Engla, S.Kep
7. Seksi Konsumsi : Vera Febrianti, S.Kep
Nanda Agustia, S.Kep
8. Seksi Dokumentasi : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Nada Nabila, S.Kep

Pekanbaru, 19 Januari 2021


Ketua

Nurfitri Rahmawati, S.Kep


184

DAFTAR PUSTAKA

Stanhope & Lancaster. (2004). Community & public health nursing. Sixth edition. Mosby:
New Jersey.
Mubarak, B & Chayatin, N. (2009). Ilmu keperawatan komunitas: Pengantar dan teori.
Jakarta : Salemba Media.
185

PRE PLANNING PENYEGARAN PELAKSANAAN POSYANDU


(SISTEM LIMA MEJA) PADA MASA PANDEMI SESUAI
DENGAN PROTOKOL KESEHATAN
PADA KADER KESEHATAN POSYANDU APEL
RW 015 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN BINAWIDYA
PEKANBARU

A. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan budaya masyarakat.
Posyandu berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat serta mendekatkan pelayanan kesehatan
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Jumlah Posyandu di
Indonesia sebanyak 296.777 yang tersebar di seluruh Indonesia dengan posyandu aktif
sebanyak 188.855 dan terdapat sekitar 3 sampai 4 orang kader per Posyandu dan berarti
ada lebih dari 1 juta kader Posyandu (Kemenkes RI, 2019). Berdasarkan data Riskesdas
(2018), hampir 78% penimbangan balita dilaksanakan di Posyandu dan terdapat 5 kader
disetiap posyandu.
Kader posyandu sebagai garda terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat melalui
posyandu. Kader posyandu sebagai pelaksana kegiatan juga menjadi pengelola posyandu
bertugas untuk merancang kegiatan dan mengaturnya. Namun demikian, masih banyak
kader yang belum memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai dalam
melaksanakan tugasnya. Kader posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelolah
posyandu dengan baik karena kerekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan
masyarakat diwilayahnya. Pengelola posyandu merupakan orang yang dipilih, bersedia,
mampu, dan meiliki waktu serta kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat.
Oleh sebab itu, pelatihan kader posyandu merupakan salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader posyandu.
Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader diantaranya pengetahuan kader
tentang posyandu, pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh terhadap
kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan
mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku yang didasari
pengetahuan akan lebih lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
186

Selain pengetahuan kader tentang posyandu, keaktifan kader juga dipengaruhi oleh
motivasi baik dari dalam diri kader sendiri ataupun dari pihak luar seperti dukungan yang
positif dari berbagai pihak diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat setempat, maupun
dari petugas kesehatan setempat, fasilitas yang memadai (mengirimkan kader
kepelatihan-pelatihan kesehatan, pemberian buku panduan, mengikuti seminar-seminar
kesehatan), penghargaan, kepercayaan yang diterima kader dalam memberikan
pelayanan kesehatan mempengaruhi aktif tidaknya seorang kader posyandu.
Penghargaan bagi kader dengan mengikuti seminar-seminar kesehatan dan pelatihan
serta pemberian modul-modul panduan kegiatan pelayanan kesehatan. Dengan kegiatan
tersebut diharapkan kader mampu dalam memberikan pelayanan kesehatan dan aktif
datang disetiap kegiatan posyandu.
Terlaksananya Program Posyandu tersebut tidak lepas dari peran tenaga kesehatan
baik rumah sakit, puskesmas, posyandu dan lain sebagainya. Tenaga kesehatan di
posyandu selain perawat ada juga kader yang ikut berperan dalam sistem 5 meja. Meja 1-
4 dipegang oleh kader dengan kegiatan pendaftaran, penimbangan, pencatatan dan
penyuluhan kesehatan, sedangkan meja 5 di pegang oleh petugas kesehatan. Untuk
meningkatkan pengetahuan kader perlu dilakukan pemberian pengetahuan dalam hal ini
yaitu penyegaran kader khususnya tentang sistem lima meja. Di masa pandemi COVID-
19 ini, pada awalnya pelaksanaan posyandu terhenti beberapa bulan sampai
dikeluarkannya protokol pelaksanaan posyandu pada keadaan pandemi COVID-19.
Beberapa posyandu di Indonesia akan melakukan pelaksanaan posyandu sesuai protokol
kesehatan COVID-19, namun ada juga beberapa posyandu di Indonesia yang tetap
berhenti pelaksanaannya, salah satunya Posyandu Apel di RW 015 Kelurahan
Tobekgadang Kecamatan Binawidya, Pekanbaru.
Dari hasil wawancara terhadap kader di Posyandu Apel, Ners Muda mendapatkan
data bahwa terdapat 5 orang kader posyandu yang aktif di Posyandu Apel. Ketua kader
posyandu mengatakan semua kader aktif dalam pelaksanaan posyandu dan ia mengerti
mengenai proses pelaksanaan posyandu dengan sistem lima meja. Karena sebelum
adanya pandemi COVID-19, ia sering mengikuti pelatihan dan posyandu rutin
dilaksanakan setiap tanggal 20 setiap bulannya. Sementara untuk kader-kader posyandu
yang lain mengatakan sudah tahu tentang sistem lima meja. Tetapi, sejak masa pandemi
COVID-19 pelaksanaan posyandu berhenti, begitu juga pelatihan kader dari puskemas
juga tidak dilakukan, hal ini sudah berlangsung selama 10 bulan. Karena hal ini, kader-
kader posyandu mengatakan mereka belum mengetahui bagaimana pelaksanaan
187

posyandu pada masa pandemi di setiap system lima meja posyandu. Sehubungan dengan
hal tersebut maka mahasiswa profesi tertarik untuk melakukan penyegaran kesehatan
kepada kader posyandu tentang sistem lima meja dengan protokol kesehatan pada masa
pandemi COVID-19 yang harus dilakukan jika posyandu tetap berjalan di masa pandemi
COVID-19 di RW 15.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada kader kesehatan posyandu Apel di
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya diharapkan kader kesehatan mampu
melakukan lima langkah kegiatan posyandu dengan menggunakan protokol
kesehatan yang harus diperhatikan selama masa pandemi COVID-19.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit
diharapkan kader kesehatan mampu:
a. Mengetahui tentang kegiatan sistem lima meja di Posyandu.
b. Mampu menjelaskan kembali tentang kegiatan sistem lima meja di Posyandu.
c. Mendemonstrasikan kegiatan sistem lima meja di Posyandu.
d. Mengetahui protokol kesehatan COVID-19 yang perlu dilakukan pada saat
penyelenggaran posyandu apel di RW 15.

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Sistem Lima Meja Sesuai dengan Protokol Kesehatan
COVID-19
2. Sasaran : Kader kesehatan Posyandu Apel
3. Metoda : Ceramah, diskusi, dan demontrasi
4. Media dan alat :
a. Powerpoint
b. Mikrofon
c. Boneka bayi
d. Timbangan bayi
e. KMS
f. Bolpoint
5. Waktu dan tempat
Waktu : Senin, 25 Januari 2020
188

Jam : 13.30 WIB - Selesai


Tempat : Posyandu Apel
6. Pengorganisasian
a. Setting Tempat

1 2

4 3 4

5 6

Keterangan:
1. Moderator
2. Penyaji
3. Peserta
4. Fasilitator
5. Observer
6. Dokumentasi

b. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan (5 Pembukaan
menit)  Mengucapkan salam  Menjawab salam
 Perkenalan mahasiswa  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
 Menjelaskan kontrak waktu  Memperhatikan

2 Penyampaian Penyampaian materi


materi (35  Menanyakan langkah  Menjawab
menit) kegiatan lima meja
 Memberikan reinforcement  Mendengarkan dan
189

positif memperhatikan
 Menjelaskan langkah-  Mendengarkan dan
langkah kegiatan lima meja memperhatikan
 Menjelaskan protocol  Mendengarkan dan
kesehatan COVID-19 yang memperhatikan
harus diperhatikan jika
posyandu dilaksanakan
dimasa pandemic COVID-19
 Mendemonstrasikan kegiatan  Memperagakan
sistem lima meja dan kegiatan
protokol kesehatan yang
perlu diperhatikan ketika
posyandu dilaksanakan
dimasa pandemic COVID-19
 Memberikan kesempatan  Bertanya
untuk bertanya
Penutup Penutup
(5 menit)  Mengevaluasi pengetahuan  Mendengarkan dan
kader tentang materi yang memberi umpan
disampaikan balik
 Menyimpulkan materi  Menjawab salam
penyuluhan
 Memberi salam penutup

c. Uraian Tugas
1. Penanggung jawab:
a) Velisia Dwi Puspita Ardi, S. Kep
b) Riskita Mutiara Salshabil, S.Kep
2. Ketua Panitia : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Tugas: Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
3. Moderator: Vera Febrianti, S.Kep
Tugas
a) Membuka acara
190

b) Memperkenalkan mahasiswa
c) Membuat kontrak waktu
d) Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
4. Presentator/Leader: Rabiatul Addawiyah, S.Kep
Tugas: Memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu-ibu kader Posyandu
Murbai
5. Demonstrator:
a) Pendaftaran : Nada Nabila, S.Kep
b) Penimbangan : Nanda Agustia, S.Kep
c) Pencatatan : Nurhidayatul Nadya, S.Kep
d) Penyuluhan : Resti Ananda Putri, S.Kep
e) Pelayanan Kesehatan : Zilfany Sera Engla, S.Kep
6. Fasilitator:
a) Nurfitri Rahmawati, S.Kep
b) Velisia Dwi Puspita Ardi, S. Kep
c) Riskita Mutiara Salshabil, S.Kep
d) Dinul Tauhid Almaturidi
Tugas:
a) Memotivasi peserta/masyarakat untuk berperan aktif dalam penyuluhan
b) Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan
7. Observer: Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Tugas:
Mengamati proses pelaksanan kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
dan membuat laporan hasil penyuluhan.
8. Dokumentasi: Najla Nailufar, S.Kep
Tugas:
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan
d. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Ibu-ibu kader Posyandu Apel dan mahasiswa menghadiri penyuluhan
b) Tempat dan media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a) Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
191

b) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
c) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir berperan aktif selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir mengetahui sistem lima meja
b) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir mampu menjelaskan kembali
sistem lima meja
c) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir mampu mendemonstrasikan
sistem lima meja
d) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir mengetahui protokol kesehatan
COVID-19 yang harus diperhatikan jika posyandu tetap berjalan di masa
pandemi COVID-19
192

Ringkasan Materi

SISTEM LIMA MEJA

A. Pengertian Sistem Lima Meja


Lima langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan mulai dari pendaftaran
hingga pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada hari buka Posyandu. Langkah
pertama hingga keempat dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah kelima
dilaksanakan oleh kader bersama petugas kesehatan (KEMENKES RI, 2012).
B. Protokol Pencegahan COVID-19 Pelaksanaan Posyandu
Berdasarkan surat dari Kementrian Dalam Negeri Indonesia nomor 094/1737/BPD
tanggal 27 April 2020 tentang Operasional Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam
Pencegahan Penyebaran COVID-19.
1. Penangungjawab posyandu dan kader mendistribusikan undangan kepada orang tua
balita terutama yang bermasalah gizi atau tumbuh kembang, untuk datang ke
posyandu sesuai hari dan jam yang telah ditetapkan dalam undangan sehingga
protokol pencegahan Covi-19 dapat dijalankan.
2. Penanggung jawab posyandu menuliskan permintaan agar balita membawa sendiri
kain untuk menimbang
3. Kader posyandu menyampaikan undangan tersebut melalui what apps (WA) group
atau undangan tertulis, pada 3-4 hari sebelum pelaksanaan posyandu
4. Penanggung jawab dan kader posyandu menyiapkan posyandu sebelum pelayanan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mendesinfektan kursi, meja dan area didalam posyandu yang akan digunakan
serta area disekitar posyandu
b. Menyiapkan tempat cuci tangan dan sabun tangan
c. Menyiapkan thermogun untuk memeriksa suhu petugas, orangtua balita dan balita
d. Memastikan kader yang akan melayani dalam keadaan sehat dengan memastikan
kader tidak dalam keadaan batuk, pilek atau demam
e. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan yaitu alat timbang (dacin, pita LILA),
alat ukur panjang/tinggi badan, oralit, buku pencatatan, buku laporan dan lain-
lain.
f. Mempersiapkan bahan PMT penyuluhan dan pemulihan
g. Penanggung jawab posyandu membagi tugas dan menempatkan kader dimasing-
masing meja pelayanan
193

h. Penanggungjawab posyandu menempatkan 1(satu) kader posyandu untuk


mengecek suhu tubuh
i. Penanggungjawab posyandu menempatkan 1 kader untuk mengawasi
terlaksananya protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 di
posyandu
5. Setelah posyandu dipersiapkan dan kader yang bertugas sudah siap, maka pelayanan
dapat segera dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a. Kader posyandu meminta orangtua balita dan balitanya memakai masker dan
mencuci tangan
b. Kader posyandu memeriksa suhu tubuh orang tua balita dan balita dengan
mengunakan thermogun
c. Mempersilahkan masuk menuju meja pelayanan
d. Kader posyandu memberikan pelayanan pendaftaran
e. Kader posyandu memberikan pelayanan pengukuran tinggi/panjang badan,
timbang berat badan dan pengukuran lingkar kepala
f. Kader posyandu melakukan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran
tinggi/panjang badan balita dibuku KIA dan register
g. Kader posyandu menjelaskan hasil pemantauan pertumbuhan dan edukasi kepada
orangtua
h. Kader posyandu memberikan Makanan Tambahan penyuluhan bagi balita yang
tidak memiliki gangguan gizi
i. Kader posyandu didampingi petugas kesehatan memberikan Makanan Tambahan
Pemulihan untuk balita yang memiliki gangguan gizi
j. Kader posyandu merujuk balita yang mengalami gangguan pertumbuhan dan
perkembangan
k. Petugas kesehatan memberikan pelayanan bagi balita yang membutuhkan
pelayanan kesehatan
l. Kader posyandu mengingatkan orangtua untuk kembali melakukan penimbangan
dibulan selanjutnya setelah pelayanan selesai
m. Kader posyandu mempersilahkan orangtua balita untuk segera pulang dan
meminta mencuci tangan terlebih dahulu sebelum pulang.
194

C. Langkah Sistem Lima Meja


1. Langkah pertama : Pendaftaran
a. Kader mendaftaran bayi/balita yang dibawa ibu-ibu: yaitu nama bayi/balita
tersebut ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya.
Apabila balita merupakan peserta baru, berarti KMS baru diberikan, nama anak
ditulis pada KMS dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMS-nya.
b. Selain itu, kader juga mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu hamil tersebut ditulis
pada formulir atau Register Ibu hamil. Apabila ibu hamil tidak membawa balita,
langsung dipersilahkan menuju langkah 4.
2. Langkah kedua : Penimbangan
a. Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita untuk membawa bayi/balitanya dan
menyerahkan KMS kepada kader di langkah 2.
b. Kader di kegiatan 2 menimbang dan mencatat hasil penimbangan bayi/balita
tersebut pada secarik kertas yang diselipkan dalam KMS.
Langkah-langkah penimbangan:
1) Mempersiapkan dacin
a) Gantung dacin pada tempat yang kokoh, seperti: pelana rumah atau
kusen pintu, atau dahan pohon, atau penyangga kaki tiga yang kuat.
b) Letakkan bandul geser pada angka nol. Jika ujung kedua paku timbang
tidak dalam posisi lurus maka timbangan perlu ditera atau diganti
dengan baru.
c) Atur posisi angka pada batang dacin sejajar dengan mata penimbang.
d) Pastikan bandul geser berada pada angka nol.
e) Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang yang kosong
pada dacin.
f) Seimbangkan dacin yang telah dibebani dengan sarung timbang/celana
timbang/kotak timbang dengan memberi kantong plastik berisikan
pasir/ batu krikil di ujung batang dacin, sampai kedua jarum di atas
tegak lurus.
195

2) Penimbangan balita
a) Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal
mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.
b) Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
c) Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/ buku bantu dalam
kilogram dan ons.
d) Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan bandul aman.
e) Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak timbang.

3. Langkah ketiga: Pengisisan KMS


Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah kartu yang memuat kurva pertumbuhan
normal anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur. Pada setiap
hari buka Posyandu kader diharapkan dapat mengisi KMS dalam buku KIA seluruh
anak yang datang dan ditimbang. KMS ini menjadi penting karena merupakan salah
satu alat pemantau pertumbuhan anak. Selain mampu mengisi, kader diharapkan juga
mampu membaca atau menilai grafik yang terbuat dari hasil penimbangan anak
setiap bulan sehingga ia dapat memberikan penilaian apakah anak bertumbuh dengan
196

baik atau kurang baik. Jika anak bertumbuh baik berikan pujian kepada Ibu serta
ingatkan untuk menimbang anaknya di Posyandu pada bulan berikutnya. Bila
pertumbuhan anak kurang baik, perlu dirujuk kepada petugas kesehatan. Untuk itu
kader perlu memperhatikan cara mengisi dan membaca KMS yang benar agar
pengambilan keputusan tidak salah.
Penyuluhan KMS
a. Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, perhatikan isian ―Nama Ibu‖
dan ―Nama Anak‖ pada sampul depan buku KIA. Jika masih kosong, isilah
nama ibu dan nama anak dengan jelas. Tambahkan nama panggilan/nama kecil
jika ada.
b. Perhatikan juga halaman iv buku KIA, apakah ―Nomor Registrasi‖, ―Nomor
Urut‖ dan ―Identitas Keluarga‖ sudah terisi dengan lengkap. Jika belum,
bantulah ibu/keluarga balita untuk mengisinya.
c. Pilihlah KMS untuk laki-laki berwarna biru (halaman 49—50 buku KIA).
Pilihlah KMS Untuk perempuan berwarna merah muda (halaman 51—52 Buku
KIA).
d. Isilah nama anak dan nama Posyandu pada bagian atas halaman KMS.
e. Isilah bulan lahir anak pada kolom ―Bulan Penimbangan‖ di bawah umur 0
(nol) bulan.
Contoh:
Aida lahir pada tanggal 17 Februari 2018. Tulis ―Februari 18‖ di bawah umur
0 bulan.
f. Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.
g. Tulis berat badan anak pada kolom ‖BB (kg)‖ di bawah kolom ―Bulan
penimbangan‖.
h. Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada KMS dengan cara
menghubungkan garis mendatar berat badan dan garis tegak umur pada grafik
KMS. Lalu buat titik yang mudah terlihat.
i. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk
garis lurus.
Catatan:
Jika anak bulan lalu tidak ditimbang maka garis pertumbuhan tidak dapat
dihubungkan.
197

j. Catat setiap kejadian yang dialami anak pada bulan saat anak ditimbang di atas
titik hasil penimbangan yang telah ditentukan.
k. Isis kolom pemberian ―ASI Ekslusif‖ dengan tanda centang (√) bila pada bulan
tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa makanan dan minuman lain. Bila
diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan
tanda strip (-).
l. Selanjutnya kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian
menuju langkah ke-4.
LANGKAH-LANGKAH MENGISI KMS (KEMENKES, 2015) :
Langkah-langkah pengisian KMS adalah sebagai berikut:
1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin
KMS Untuk Laki-laki adalah Balita untuk laki-laki

KMS Untuk Perempuan adalah untuk Balita Perempuan

2. Mengisi nama anak dan nama tempat pelayanan pada halaman


KMS (lihat point 1. di atas)
3. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak
198

4. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis


pertumbuhan anak
a) Letakkan (ploting) titik berat badan hasil penimbangan

b). Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu. Jika bulan
sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu
dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus.

5. Mencatat setiap kejadian yang dialami anak


199

6. Menentukan status pertumbuhan anak


Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu: 1)
dengan menilai garis pertumbuhannya, atau 2) dengan menghitung
Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan adalah tertera sebagai
200

Contoh di atas menggambarkan status pertumbuhan


berdasarkan grafik pertumbuhan anak dalam KMS:
a. TIDAK NAIK (T), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di
bawahnya; kenaikan berat badan < KBM (< 800 g)
b. NAIK (N), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan diatasnya;
kenaikan berat badan > KBM (> 900 g)
c. NAIK (N), grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya; kenaikan
berat badan > KBM (> 500 g)
d. TIDAK NAIK (T), grafik berat badan mendatar; kenaikan berat badan < KB
M (< 400 g)
e. TIDAK NAIK (T), grafik berat badan menurun; grafik berat badan < KBM (<
300 g)
7. Isi kolom Pemberian ASI Eksklusif Beri tanda (√ ) bila pada bulan
tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa makanan dan minuman lain.
Bila diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya
diisi dengan: tanda (-)

4. Langkah keempat : Penyuluhan


a. Kader yang bertugas menerima KMS anak dari keluarga balita membacakan
dan menjelaskan data KMS tersebut.
b. Cara membaca KMS/menentukan status pertumbuhan anak:
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai
garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak
dibandingkan dengan kenaikan Berat Badan Minimum (KBM).
Kesimpulan dari penentuan status pertumbuhan anak adalah sebagai berikut.
1) Naik (N): grafik berat badan memotong garis pertumbuhan di atasnya dan
kenaikan berat badan lebih besar dari KBM.
201

2) Naik (N): grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya dan


kenaikan berat badan lebih besar dari KBM.
3) Tidak Naik (T): grafik berat badan memotong garis pertubuhan di
bawahnya dan kenaikan berat badan lebih kecil dari KBM.
4) Tidak Naik (T): grafik berat badan mendatar dan kenaikan berat badan lebih
kecil dari KBM.
5) Tidak Naik (T): grafik berat badan menurun dan kenaikan grafik berat
badan lebih kecil dari KBM.
c. Setelah kesimpulan didapat status pertumbuhan anak tersebut dicatat pada kolom
―N/T‖ dengan menuliskan ―N‖ jika naik atau ―T‖ jika tidak naik. Kader kemudian
memberikan nasehat kepada keluarga balita, baik dengan mengacu kepada data
KMS maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya.
d. Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader dapat
melakukan rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PL KB, atau Puskesmas apabila
ditemukan masalah pada balita, ibu hamil atau ibu menyusui.
e. Selain itu, kader juga dapat memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar,
misalnya pemberian makanan tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet besi),
vitamin A, oralit dan lain-lain.
f. Tindak lanjut hasil penimbangan
Berdasarkan hasil penilaian pertumbunhan balita, tindak lanjut yang dapat
dilakukan adalah:
1) Berat Badan Naik (N):
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan
beri dukungan untuk mempertahankan kondisi anak sehat.
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik pertumbuhan
anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana.
c) Anjurkan kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anak dan berikan
nasihat tentang pemberian makan anak sesuai golongan umurnya.
d) Anjurkan untuk datang pada penimbangan berikutnya.
2) Berat Badan Tidak Naik 1 kali (T1):
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti grafik
pertumbuhan anaknya yang tertera pada KMS secara sederhana
202

c) Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas,
rewel, dan lain-lain) dan kebiasaan makan anak.
3) Berat Badan Tidak Naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah Garis Merah
(BGM):
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan
anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti garfik pertumbuhan
anaknya yang tertera di KMS secara sederhana
c) Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak
naik tanpa menyalahkan ibu
d) Berikan nasehat kepada ibu tentang ajnuran pemberian makan anak
sesuai golongan umurnya
e) Rujuk anak ketempat rujukan terdekat sesuai kondisi anak
4) Titik-titik berat badan dalam KMS terputus-putus (tidak teratur)
a) Berikan pendekatan dan penyuluhan tentang manfaat memantau proses
tumbuh kembang anak
b) Berikan motivasi untuk menimbang setiap bulan

5. Langkah kelima: Pelayanan Kesehatan


Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat dilakukan oleh petugas
kesehatan bidan atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) yang
memberikan layanan antara lain imunisasi wajib seperti BCG-Polio 1 (1 bulan),
DPT-HB-Hib1, Polio 2 (2 bulan), DPT-HB-Hib 2, Polio 3 (3 bulan), DPT-HB-Hib 3,
Polio 4, IPV (4 bulan), campak/measles Rubella (MR) (9 bulan), KB, pemberian
tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A dan obat-obatan lainnnya.
203

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes RI. (2012). Kurikulum dan Modul Kader Posyandu. Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI. (2013). Situasi Keluarga Berencana di Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI
Kemenkes RI. (2015). Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Kemenkes RI
204

PRE PLANNING PENYULUHAN PENCEGAHAN COVID-19 DAN


TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK MENINGKATKAN DAYA
TAHAN TUBUH SELAMA PANDEMI COVID-19 DI RW 015
KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN BINAWIDYA

A. Latar Belakang
WHO telah menyatakan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi.
Penyebaran COVID-19 di Indonesia saat ini sudah semakin meluas lintas wilayah dan
lintas negara yang diiringi dengan pertambahan jumlah kasus dan jumlah kematian.
Situasi ini berdampak semakin luas pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat di
Indonesia, sehingga diperlukan strategi dan upaya yang komprehensif dalam percepatan
penanganan COVID-19. Penanggulangan pandemi COVID-19 ini membutuhkan peran
serta dari semua pihak, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah, maupun pihak swasta
dan seluruh elemen masyarakat di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sekaitan dengan hal ini, Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah
yang bersifat komprehensif dalam upaya preventif melalui physical distancing, social
distancing, pengadaan alat pelindung diri (APD), sampai pada pembatasan sosial
berskala besar (PSBB). Setelah pemberlakuan PSBB dengan kondisi pandemi COVID-
19 yang masih berlangsung, diperlukan upaya mitigasi dan kesiapan seluruh elemen
masyarakat untuk dapat beradaptasi melalui perubahan pola perilaku hidup baru pada
situasi COVID-19 (New Normal). Pembentukan satuan gugus pencegahan COVID
sangat diperlukan di setiap penduduk. Berkaitan dengan hal ini, dengan menerapkan
panduan dari Pemerintah diharapkan dapat meminimalisir resiko dan dampak pandemi
COVID-19 yaitu pencegahan dan pengendalian 3 M (memakai masker, mencuci tangan,
dan menjaga jarak) serta perlu menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga, makan
makanan bergizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya
mengkonsumsi tanaman herbal.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan masyarakat RW 015 Kel. Tobekgodang tentang
pencegahan COVID-19 dan penerapan penggunaan tanaman obat keluarga (TOGA)
untuk meningkatkan imun selama pandemi COVID-19.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang penerapan 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan
menjaga jarak)
205

b. Meningkatkan kesadaran pada masyarakat terhadap kepedulian menerapkan


protokol kesehatan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Bina Widya
c. Masyarakat RW 015 Kelurahan Tobekgodang mengetahui cara pencegahan
COVID-19 dan menerapkan pola perilaku hidup sehat.
d. Mengetahui salah satu terapi komplementer untuk meningkatkan daya tahan
tubuh masyarakat dimasa pandemi COVID-19
C. KONSEP ACARA:
 Persiapan
Persiapan acara dilakukan dengan membuat Pre planning kegiatan penyuluhan
dan demonstrasi pembuatan terapi komplementer untuk meningkatkan daya tahan
tubuh masyarakat RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Bina Widya,
kemudian dikonsulkan kepada dosen bimbingan. Mendiskusikan dengan kelompok
mengenai tempat kegiatan, mempersiapkan media dan alat seperti leaflet, bahan
pembuatan terapi komplementer dan toa.
 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Ners Muda melakukan pemeriksaan suhu tubuh, menganjurkan mencuci
tangan kepada peserta sebelum memasuki ruangan penyuluhan.
b. Pendaftaran/Absen
c. Masyarakat mengambil tempat duduk untuk mendengarkan penyuluhan dari
Ners Muda
d. Ners Muda membagikan leaflet kepada masayarakat
e. Ners Muda memberikan penyuluhan tentang pencegahan COVID-19
f. Ners Muda mendemonstrasikan pembuatan terapi komplementer kepada
masyarakat dibantu oleh beberapa fasilitator
g. Ners Muda mempersilahkan salah satu masyarakat untuk turut serta
mempraktikkan cara pembuatan terapi komplementer
 Penutupan dan evaluasi
a. Mahasiswa mempersilahkan masyarakat untuk bertanya
b. Mahasiswa menjawab pertanyaan dan diakhiri menyimpulkan pembahasan
tentang topik kegiatan
206

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik : Penyuluhan Pencegahan COVID-19 dan demonstrasi pembuatan
terapi komplementer: rebusan daun kelor untuk meningkatkan daya
tahan tubuh masyarakat RW 015 Kelurahan Tobekgodang dimasa
Pandemi COVID-19
2. Peserta : Masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Bina
Widya
3. Metode
a. Penyuluhan (pemberian materi)
b. Pembagian leaflet
c. Demonstrasi pembuatan terapi komplementer: rebusan daun kelor
4. Media dan Alat
a. TOA
b. Leaflet
c. Infokus
d. Meja
e. Laptop
f. Termometer
g. Handsanitizer/tempat cuci tangan dan sabun
5. Waktu dan Tempat
a. Hari/Tanggal : Jum’at/ 29 Januari 2021
b. Jam : 13.30 WIB s/d selesai
c. Tempat : Aula MDA RW 015 Kel. Tobekgodang
6. Pengorganisasian
a. Leader : Rabiatul Addawiah, S.Kep
b. CO Leader : Nurfitri Rahmawati, S.Kep
c. Observer : Nada Nabila, S.Kep
d. MC : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
e. Fasilitator : Nanda Agustia, S.Kep
: Najla Nailufar, S.Kep
: Vera Vebrianti, S.Kep
: Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
e. Perlengkapan : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
: Zilfanny Sera Engla, S.Kep
207

f. Konsumsi : Resti Ananda Putri, S.Kep


: Nurhidayatul Nadya, S.Kep
g. Dokumentasi : Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep

7. Setting Tempat
D
MC
L dan CO-L

P F P P P F P

P
F P
F P
F P

P P P P P

P P P P

P P

O
Keterangan :

L : Leader

MC : MC

CO- : CO-Leader
L
O : Observer

F : Fasilitator

P : Peserta (20 orang)

D : Dokumentasi
208

8. Rencana Kegiatan
No Waktu Kegiatan Pelaksana
1 5 menit Persiapan dan absen Perlengkapan
Fasilitator
2 5 menit Pembukaan : MC
a. Menjelaskan tujuan kegiatan
b. Kontrak waktu
c. Urutan kegiatan
3 10 menit Kegiatan penyuluhan pencegahan COVID- Leader
19 dan pembagian leaflet Faisilitator
4 15 menit Penjelasan dan demonstrasi tentang Leader
pembuatan terapi komplementer: rebusan CO-Leader
daun kelor Fasilitator
5 10 menit Tanya jawab MC
Leader, CO-Leader
Fasilitator
6 5 menit Penutup dan pembagian konsumsi MC
Konsumsi

E. URAIAN TUGAS
1. MC
Memimpin jalannya kegiatan, menjelaskan tujuan kontrak waktu, urutan
kegiatan dan memimpin kegiatan tanya jawab
2. Leader
Menyampaikan materi penyuluhan dan memdemonstrasikn pembuatan terapi
komplementer.
3. CO-Leader
Membantu leader dalam menyampaikan materi penyuluhan dan
memdemonstrasikan pembuatan terapi komplementer.
4. Fasilitator
a. Membantu peserta untuk mengisi absen dan membagikan leaflet
b. Memotivasi peserta agar berperan aktif mengikuti senam lansia
5. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan kegiatan yang telah dilaksanakan
5. Dokumentasi dan perlengkapan
Mempersiapkan fasilitas sarana dan prasarana serta dokumentasi kegiatan
penyuluhan dan demonstrasi pembuatan terapi komplementer
209

MATERI PENYULUHAN
A. Definisi COVID 19
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Coronavirus, yang menjadi krisis kesehatan dunia karena penyebarannya sangat
cepat (WHO, 2020).
B. Penyebab COVID 19
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan,
mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa
muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit
Coronavirus disease-2019 (COVID-19) (Kemenkes, 2020).
C. Tanda dan gejala
Infeksi virus ini umumnya dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang
tanda dan gejalanya biasanya meliputi demam, sakit kepala, dan batuk, beberapa pasien
mungkin memiliki infeksi saluran pernapasan bawah. Menurut Susilo (2020) perjalanan
penyakit COVID-19 berat dengan gejala mulai dari demam, batuk, sesak serta akhir akhir
ini timbul gejala baru yaitu dengan hilangnya indra perasa dan penciuman.
D. Cara penularan COVID 19
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar
melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet
tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain
menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu
menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi
COVID-19 atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja
menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga
jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit. Sampai saat ini, para ahli
masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, dan
cara penularannya.
E. Penerapan Jurus Jitu Mencegah COVID-19 (Iman, Imun dan Aman)
1) Iman, melakukan ibadah dan berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
210

2) Imun, meningkatkan sistem pertahanan tubuh terhadap virus dengan melakukan


olahraga teratur, istirahat cukup, tidak panik, bergembira dan mengonsumsi makanan
bergizi seimbang.
a. Olahraga teratur
Berolahraga teratur dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan sistem
metabolisme. Berolahraga secara teratur dapat meningkatkan produksi antibodi
dan membantu mengeluarkan racun dari tubuh. Olahraga yang bisa dilakukan
seperti berjalan kaki atau lari disekitar rumah, berkebun atau melakukan aktivitas
fisik di rumah. melakukan aktivitas fisik atau olahraga selama 30 menit setiap
hari atau minimal 3-5 hari dalam seminggu. Selain berolahraga, usahakan
terpapar cukup sinar matahari dengan membuka jendela rumah atau berjemur
setiap pagi selama 15 menit.
b. Cukup tidur/istirahat, selama 6-8 jam sehari.
c. Tidak panik dan bergembira
Mengelola stres dengan baik dapat menjadi upaya untuk menjaga imunitas tubuh.
Mengelola stres dapat dilakukan dengan meluangkan waktu untuk melakukan
perawatan diri dan kegemaran seperti membaca buku. Seseorang harus memiliki
relaksasi yang membuat dirinya nyaman dan tenang. Sikap panik dan reaksi
berlebihan dapat mempengaruhi daya tahan tubuh.
d. Konsumsi makanan bergizi seimbang
Makan makanan bergizi sangat penting untuk membangun kekebalan tubuh yang
kuat agar terlindungi dari infeksi virus, serta memberikan perlindungan ekstra
bagi tubuh. Dalam isi piring makan sehari-hari sebaiknya terdiri dari:
- Makanan pokok yang merupakan sumber karbohidrat, dapat berupa nasi,
jagung, kentang dan umbi-umbian.
- Lauk pauk yang merupakan sumber protein dan mineral. Lauk hewani atara
lain: daging, ikan, ayam, telur. Lauk nabati antara lain: tahu, tempe dan
kacang-kacangan.
- Sayuran dan buah yang merupakan sumber vitamin, mineral dan serat.
Terutama sayuran dan buah yang berwarna baik berwarna kuning, merah,
oranye, ungu, banyak mengandung vitamin dan berfungsi sebagai antioksidan
yaitu vitamin A, C, E. Seperti pisang, jeruk, alpukat, nanas, apel, pepaya,
manggis, dll. Sayuran yang kaya serat seperti sayuran berdaun hijau, terong,
tauge, daun singkong, labu, dll.
211

Perlu juga membatasi pemakaian gula, garam dan lemak dan mengkonsumsi
suplemen atau multivitamin jika diperlukan. Saat memasak makanan perlu
memasak dengan benar dan matang terutama bahan makanan protein hewani.
3) Aman, mematuhi protokol kesehatan dengan melakukan praktik 3M (mencuci tangan,
memakai masker dan menjaga jarak).
a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Mencuci tangan merupakan proses yang secara mekanik melepaskan
kotoran dari kulit tangan dengan menggunakan sabun atau deterjen yang
mengandung agen antiseptik serta air mengalir (Depkes RI, 2009). Mencuci
tangan sangat berfungsi untuk berbagai keperluan dalam pengaturan perawatan
kesehatan. Mencuci tangan dapat mencegah infeksi baik endogen maupun
eksogen, kontaminasi lingkungan, dan transmisi silang mikroorganisme (Longtin
2011).
Pencegahan COVID-19 dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan
pakai sabun dengan air mengalir minimal 20 detik. Jangan menyentuh hidung,
mulut dan mata sebelum mencuci tangan. Mencuci tangan harus dilakukan ketika
tiba di rumah, tempat kerja, dll setelah perjalanan. Sebelum makan, sebelum
menyiapkan makanan, setelah menggunakan toilet, dan gunakan cairan pembersih
tangan/ handsinitiser (minimal 70% alkohol), hanya bila sabun dan air mengalir
tidak tersedia.
6 langkah cuci tangan menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO):
- Ambil sabun dan ratakan dengan kedua telapak tangan
- Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
- Gosok telapak tangan dan sela-sela jari
- Punggung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan kiri dengan jari
sisi dalam kedua tangan saling mengunci
- Ibu jari tangan kiri digosok berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya
- Gosok berputar ujung jari jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya
b. Menggunakan Masker
Masker menjadi salah satu cara mencegah penularan COVID-19 yang
efektif. Namun tidak sembarangan masker bisa dipakai, tapi harus diperhatikan
212

tingkat kerapatan pori-pori dan waktu pemakaian masker. Kementerian


Kesehatan mengimbau masyarakat untuk memakai masker yang baik dan bahan
yang benar. Ia menjelaskan ada 3 jenis masker yang direkomendasikan, yakni
masker N95, masker bedah, dan msker kain. Masker kain yang banyak dipakai
masyarakat tidak boleh sembarangan dengan kain tipis seperti masker scub.
penggunaan masker kain setidaknya dua lapis.
Lapisan kain bagian dalam masker dapat menyerap cairan dari mulut kita.
Gunakan masker kain selama maksimal 3 jam setelah itu ganti dengan masker
yang bersih. masker buff atau masker scuba, karena begitu masker tersebut ditarik
pori-porinya akan terbuka lebar. Masker tersebut tidak memenuhi syarat
c. Melakukukan menjaga jarak (physical distancing)
Physical distancing merupakan menjaga jarak antar manusia. Penyakit
COVID-19 ini menyebar dengan cepat. Orang dapat terinfeksi tanpa gejala
apapun, namun tetap dapat menyebarkannya ke orang lain. Jika kita tidak
melakukan upaya pencegahan dengan menghindari keramaian, jumlah orang
terinfeksi akan meledak dan fasilitas layanan kesehatan akan kewalahan
menangani. Physical distancing dapat dilakukan dengan cara dirumah saja.
Berdiam diri di rumah, jika tidak untuk kepentingan yang sangat mendesak,
usahakan tidak keluar rumah. Jika terpaksa sekali ke luar rumah, hindari tempat
keramaian, dan beri jarak dengan orang lain.
F. Daun Kelor
Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis tanaman yang
banyak tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Salah satu bagian tanaman kelor yang
memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi adalah daun kelor. Kandungan gizi yang
baik dalam daun kelor adalah antioksidan dan potassium yang bermanfaat untuk
mengobati berbagai penyakit. Daun kelor mengandung antibakteri patogen dan
antioksidan serta memiliki kandungan asam amino essensial yang seimbang. Daun kelor
mengandung beberapa senyawa kimia seperti steroid, flavonoid, alkaloid, fenol, dan
tanin (Ikalinus, 2015). Senyawa steroid yang terdapat dalam tumbuhan dapat berperan
sebagai pelindung. Beberapa jenis senyawa steroid yang digunakan dalam dunia obat-
obatan antara lain glukokortikoid sebagai anti inflamasi, alergi, demam, leukemia, dan
hipertensi. Tanin memiliki aktivitas sebagai antibiotik. Prinsip kerja tanin sebagai
antibiotik adalah dengan cara membentuk kompleks dengan enzim ekstraseluler yang
dihasilkan oleh patogen atau dengan mengganggu proses metabolisme patogen tersebut.
213

Tanin terkondensasi memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan dapat melindungi kulit
dari kerusakan yang ditimbulkan oleh radiasi ultraviolet.
Dalam bidang kesehatan, alkaloid berfungsi sebagai analgesik, mengubah kerja
jantung, mempengaruhi peredaran darah dan pernafasan, antimalaria, stimulan uterus,
dan anestetika lokal. Senyawa fenol sering digunakan sebagai antibakteri. Mekanisme
fenol sebagai anti bakteri adalah karena fenol mengubah permeabilitas membran
sitoplasma yang menyebabkan kebocoran nutrien dari dalam sel sehingga sel bakteri
akan mati atau terhambat pertumbuhannya dan mengendapkan protein. Flavonoid adalah
golongan senyawa polifenol yang diketahui memiliki sifat sebagai penangkap radikal
bebas, penghambat enzim hidrolisis dan oksidatif, dan bekerja sebagai antiinflamasi.
Flavonoid berfungsi mengatur pertumbuhan, fontosintesis, antimikroba dan antivirus.
Flavonoid bermanfaat untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C,
antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik.
Daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan
karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan
penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin
B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan
vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium
(osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah
dan gangguan pertumbuhan pada anak). Melalui penelitian, kelor ternyata mengandung
banyak nutrisi penting seperti vitamin, mineral, asam amino, beta karoten, antioksidan,
nutriends, anti inflamasi, dan asam lemak omega 3 dan 6. Penggunaan kelor sebagai obat
herbal alami yang sudah diklaim oleh banyak budaya dan komunitas berdasarkan
pengalaman kehidupan nyata sekarang mulai perlahan dikonfirmasi oleh sains.
Zat yang terkandung dalam daun kelor bekerja sebagai sumber antioksidan alami
yang efektif. Karena adanya beberapa macam senyawa antioksidan seperti flavonoid,
asam askorbat, karotenoid dan fenolat. Kelor merupakan salah satu dari sekian tanaman
yang mengandung banyak nutrisi penting terlebih lagi dalam jumlah yang tinggi hanya
pada satu tanaman saja. Namun, kelor sendiri dilaporkan memiliki kandungan nutrisi
yang berbeda lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan secara individual di
beberapa jenis makanan dan sayuran. Ekstrak air daun kelor memiliki kandungan
senyawa aktif alkaloid, saponin, tannin, fenol, flavonoid, triterpenoid, steroid, dan
glikosida (Pradana, 2019) Antioksidan dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal
bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk sebagai hasil dari
214

metabolisme oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang
terjadi dalam tubuh. Dilansir dari WHO, mengonsumsi daun kelor membantu
perkembangan tubuh dan menjadi bahan obat tradisional untuk mengobati berbagai
penyakit. Pada masa pandemi seperti sekarang, mengonsumsi sayuran dan buah yang
memiliki banyak zat antioksidan yang tinggi dapat menambah imunitas tubuh sehingga
dapat menangkal virus dan penyakit.
G. Pemanfaatan Daun Kelor untuk Meningkatkan Imun
Bahan-bahan:
1. Daun kelor 2 genggam
2. Air 2 cangkir (500 mL)

Cara membuat:
Rebus air hingga mendidih, masukkan daun kelor lalu matikan api dan saring sesudah
dingin.
Cara penggunaan:
1. Dewasa: 2x sehari 1 cangkir.
2. Anak-anak: 2x sehari 1/2 cangkir.
215

PRE PLANNING SOSIALISASI DAN PELATIHAN SATGAS COVID-19


DI RW 015 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN BINAWIDYA
PEKANBARU

A. Latar Belakang
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai global
pandemic dan di Indonesia dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan
kedaruratan kesehatan masyarakat serta bencana nonalam, yang tidak hanya
menyebabkan kematian tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar,
sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk pencegahan dan
pengendaliannya. Masyarakat di RW 15 Kelurahan Tobekgodang sudah memiliki
pengetahuan yang baik tentang pencegahan COVID-19 (83,30%), namun masyarakat
masih memiliki sikap yang negatif (56,90 %) serta perilaku masyarakat yang kurang baik
tidak lebih kecil dari perilaku yang baik (50%) terhadap upaya pencegahan COVID-19 di
RW 15 kelurahan Tobek Gadang. Perilaku masyarakat yang kurang baik dapat dilihat
dari kesehariannya seperti jarang mandi dan mengganti pakaian setelah beraktifitas diluar
rumah (37%), jarang menganjurkan tamu bermasker dan mencuci tangan sebelum masuk
rumah (40%), jarang berjemur dibawah sinar matahari (57%), jarang menggunakan
peralatan ibadah pribadi diluar rumah (42%), tidak memiliki tempat cuci tangan dluar
rumah (81%) dan jarang mengganti masker tiap 4 jam sekali (49%). Masalah ini secara
tidak langsung mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat terhadap masalah yang
dihadapi.
Berdasarkan peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional
serta edaran Kementerian Dalam Negeri untuk membentuk desk perubahan perilaku.
Dalam hal perumusan kebijakan pelaksanaan perubahan perilaku adaptasi kehidupan
baru dalam masyarakat produktif dan aman COVID-19, Pemerintah Daerah membentuk
Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) Daerah (Kemenkes,
2020).
Pembentukan SATGAS Penanganan COVID-19 di daerah diharapkan mampu
menyelesaikan permasalahan pelaksanaan kebijakan strategis yang berkaitan dengan
penanganan COVID-19 dan dapat segera mengambil langkah – langkah kebijakan
srategis yang diperlukan dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 di daerah
sehingga pelaksanaan penanganan menjadi efektif, efisien, dan tepat sasaran
216

(Kemendagri, 2020). Beragam upaya yang dapat dilakukan SATGAS Penanganan


COVID-19 mengakhiri pandemi COVID-19 ini dengan cara mengajak seluruh
masyarakat menjadi garda terdepan dengan menerapkan 3 utama yaitu wajib menjaga
iman, aman dan imun. Iman dimaknai dengan menjalankan ibadah sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing. Aman diartikan sebagai kepatuhan totalitas terhadap
protokol kesehatan pencegahan COVID-19 yang dikenal dengan istilah 3M (memakai
masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, serta mencuci tangan pakai sabun).
Sedangkan Imun harus dijaga diantaranya dengan mengonsumsi makanan bergizi,
menjaga kesehatan mental, rajin berolahraga, dan beristirahat cukup.
Dalam konteks aman, perilaku wajib 3M harus menjadi kebiasaan seluruh
masyarakat RW 015 Tobekgodang, tanpa terkecuali. Masih cukup banyak masyarakat
yang enggan melaksanakan 3M secara konsisten. Padahal, kepatuhan terhadap 3M
mutlak menjadi prasyarat memutus rantai penularan COVID-19.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan kepatuhan dan pengetahuan masyarakat di
mengenai upaya pencegahan COVID-19 dibentuknya SATGAS COVID-19 tingkat RW.
Dengan dibentuknya SATGAS COVID-19 dan diberikannya pelatihan pada SATGAS
tersebut diharapkan dapat mencegah resiko terjadinya masalah COVID-19 dan
meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya 3M tersebut. Dan juga
masyarakat mampu menganalisa masalah kebersihan dan kesehatan di lingkungannya
masing-masing, mulai dari rumah masing-masing warga sampai lingkungan se-RW,
mulai dari adanya tanda dan gejala penyakit COVID-19 sampai tindakan apa yang harus
dilakukan jika gejala timbul.
RW 15 merupakan salah satu RW yang terdapat di Kelurahan Tobekgodang,
berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan masih banyak masyarakat di RW 15
Tobekgodang yang tidak menggunakan masker saat berada diluar rumah, untuk itu perlu
dilakukan sosialisasi dan pelatihan pada SATGAS COVID-19 oleh anggota SATGAS
bersama Mahasiswa Ners Praktik Profesi Fakultas Keperawatan Universitas Riau selaku
fasilitator. Dengan dilakukannya sosialisasi dan pelatihan SATGAS COVID-19 di RW
15 diharapkan dapat menimbulkan kesadaran dan motivasi masyarakat dalam mencegah
timbulnya penyakit COVID-19, mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat khususnya di RW 15 Kelurahan Tobekgodang secara optimal dan
berkesinambungan dengan cara mematuhi atuan 3M.
217

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pelatihan kepada SATGAS COVID-19 di RW 15
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan anggota SATGAS terhadap upaya
pencegahan COVID-19.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan sosialisai dan pelatihan SATGAS COVID-19, diharapkan
masyarakat mampu untuk:
a. Mengetahui definisi COVID-19 dan SATGAS COVID-19
b. Mengetahui maksud dan tujuan pelatihan SATGAS COVID-19;
c. Mengetahui fungsi dari SATGAS COVID-19
d. Mengetahui peran dari SATGAS COVID-19
e. Menggetahu strategi dari penanganan COVID-19
f. Mengetahui tugas dari bidang SATGAS COVID-19
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Kegiatan ini berjudul yaitu ―Sosialisasi dan Pelatihan SATGAS COVID-19‖.
2. Peserta
a. Anggota SATGAS COVID-19
b. Anggota Pokja Surveilance & Pokja Kegawatdaruratan RW SIAGA
3. Metode
a. Diskusi
b. Ceramah
c. Demonstrasi
4. Media dan alat
a. Laptop
b. LCD Proyektor;
c. Speaker
d. Mikrofon;
e. Alat tulis
f. Fotocopy materi
g. Termometer
h. Handsanitizer
218

5. Waktu dan Tempat


Waktu : Sabtu, 30 Januari 2021
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Aula MDA Mesjid Al-Kautsar

6. Setting Tempat

1 2

4 6

Keterangan:
1 : Pembawa Acara
2 : ketua RW dan Pemateri
3 : Notulen
4 : 15 masyarakat (ketua SATGAS COVID-19 dan 7 anggota surveilance dan 7
anggota KGD) dan fasilitator
5 : Observer
6 : Dokumentasi

7. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Ketua Panitia : Resti Ananda Putri, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan, pelaksanaan kegiatan dan
mensosialisasikan hasil pengkajian
b. Pembawa Acara : Zilfanny Sera Engla, S.Kep
219

Tugas : Membuka acara, menjelaskan tujuan, membuat


kontrak
waktu dan menutup kegiatan
c. Notulen : Rabiatul Addawiah, S.Kep
Tugas : Menyiapkan surat menyurat, mencatat hasil
musyawarah dan kegiatan
g. Observer : Najla Nailufar, S.Kep
Tugas : Mengamati jalannya kegiatan dan membuat laporan
hasil kegiatan
h. Dokumentasi : Sithia Ramadhani Fitri, S.Kep dan Nada Nabila
S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan musyawarah
i. Fasilitator : Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Nanda Agustia, S.Kep
Nurfitri Rahmawati, S.Kep
Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Vera Febrianti, S.Kep
Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
Tugas : Memfasilitasi peserta untuk berpartipasi aktif dalam
mengikuti acara, mendorong inisiatif dari peserta
dalam pelatihan SATGAS COVID-19
8. Susunan Acara
NO ACARA METODE WAKTU
1. Pembukaan Ceramah 5 menit

2. Kata sambutan dari:


c. Pembimbing Ceramah 5 menit
d. Puskesmas
e. BPBD
3. Sosialiasi SATGAS Covid Ceramah dan diskusi 15 menit

4. Demonstrasi pelatihan SATGAS COVID-19 Demonstrasi 15 menit

5. Do’a Ceramah 5 menit

6 Penutup Ceramah 3 menit


220

D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. 65 % undangan menghadiri acara sosialisasi dan pelatihan SATGAS COVID-19;
b. Tempat dan media serta alat tersedia sesuai rencana;
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana;
d. Pre planning sudah dikonsulkan.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pelatihan sesuai dengan waktu yang
direncanakan;
b. Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir;
c. Anggota SATGAS COVID-19 berperan akif selama pertemuan.
3. Evaluasi hasil
a. 90 % anggota SATGAS covid di RW 15 Kelurahan Tobekgodang memahami
upaya penanggulangan covid
b. 90% kepengurusan SATGAS COVID-19 Kelurahan Tobekgodang mampu
mengulang kembali materi secara singkat.
221

Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA RW SIAGA RW 15
1. Penanggung Jawab : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
2. Ketua panitia : Resti Ananda Putri, S.Kep
3. Sekretaris : Rabiatul Addawiah, S.Kep
4. Bendahara : Resti Ananda Putri, S.Kep,
5. Seksi-seksi
Seksi Acara : - Zilfanny Sera Engla, S.Kep
- Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Seksi Humas : - Riskhita Mutiara Salsabil, S.Kep
- Najla Nailufar, S.Kep
Seksi Perlengkapan : - Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
- Nanda Agustia, S.Kep
Seksi Konsumsi : -Nurfitri Rahmawati, S.Kep
- Vera Febrianti, S.Kep
Seksi Dokumentasi : - Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
- Nada Nabila

Pekanbaru, 26 Januari 2021


Ketua Pelaksana

Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep


222

Lampiran 2
RINGKASAN MATERI

A. Pengertian
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir Desember 2019
(Li et al, 2020).
Satuan tugas Coronavirus disease 2019 adalah sebuah kelompok yang
dibentuk pemerintah Indonesia untuk mengkoordinasikan kegiatan antar lembaga dalam
upaya mencegah dan menanggulangi dampak penyakit koronavirus baru di Indonesia.
Gugus tugas ini dibentuk pada 13 Maret 2020 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7
Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
dan berada di bawah serta bertanggung jawab langsung pada presiden Indonesia.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud dari peresmian dan pelatihan SATGAS COVID-19 ini adalah sebagai
acuan bagi m asyarakat di daerah RW 15 kelurahan Tobekgodang dalam
melakukan langkah-langkah pencegahan COVID-19, pembinaan terhadap SATGAS
COVID-19 di RW 15 kelurahan Tobekgodang.
2. Tujuan
a. Adanya keseragaman mengenai pengetahuan tentang upaya pengendalian
COVID-19 di ruang lingkup RW 15 kelurahan Tobekgodang
b. Adanya koordinasi antar SATGAS COVID-19 dengan masyarakat RW 15
kelurahan Tobekgodang yang dibentuk pemerintah daerah Provinsi/
Kabupaten/Kota
c. memberikan petunjuk yang jelas bagi masyarakat dalam upaya yang dilakukan
jika terdapat gejala COVID-19 dalam keluarga
C. Fungsi SATGAS COVID-19
1. Memantau warga yang memiliki status ODP, PDP dan Positif COVID-19.
2. Melaporkan ODP yang tidak memiliki ruang karantina mandiri ke perangkat RW.
3. Mendata warga dengan status ODP, PDP dan Positif COVID-19 yang perlu
disantuni.
4. Memastikan warga wilayah masing- masing mematuhi aturan physical distancing.
223

D. Peran dalam penanggulangan pandemi COVID-19


1. Mengaktifkan grup whatsapp dengan warga, untuk memantau situasi.
2. Perangkat RT mencatat pergerakan keluar dan masuk warga/tamu dan
melaporkannya ke SATGAS COVID-19 RW 15.
3. Menginformasikan langkah tepat pencegahan penularan COVID-19 pada warga
sekitar.
4. Mengidentifikasi, mendata dan melaporkan warga dengan gejala COVID-19 ke
perangkat Puskesmas.
5. Mengedukasi warga dengan gejala COVID-19 dan tetangga yang sempat kontak
untuk isolasi mandiri di rumah.
6. Melapor kepada kelurahan jika ada warga yang tidak memungkinkan untuk
melakukan isolasi mandiri, agar dipindah ke lokasi 'isolasi bersama' yang sudah
ditentukan oleh kelurahan.
7. Menindaklanjuti perkembangan laporan setelah 3 jam melapor kepada kelurahan.
8. Bersama perangkat RT,RW dan Kelurahan mengedukasi warga sekitar agar tidak
memberi stigma buruk kepada ODP, PDP atau Positif COVID-19.
9. Bersama perangkat RW/RT mengkoordinasikan distribusi bantuan pemerintah
kepada warga terdampak COVID-19.
E. Strategi Penanganan
SATGAS Penanganan COVID-19 membentuk Bidang Perubahan Perilaku untuk
menangani permasalahan penularan COVID-19 di hulu, yaitu dengan mendorong
percepatan perubahan perilaku masyarakat agar secara konsisten menjalankan 3M.
Perubahan perilaku manusia terjadi akibat dua dorongan, yakni dorongan dari dalam diri
sendiri dan dorongan dari luar. Idealnya, perubahan perilaku berasal dari kesadaran
dalam diri. Untuk menciptakan motivasi internal ini, akan dilakukan edukasi dan
sosialisasi secara masif. Empat strategi intervensi untuk membangun kesadaran dari
dalam diri, yaitu:
1. Nasehat, memberi informasi yang benar dan masif agar masyarakat memahami
pentingnya perilaku 3M.
2. Dorongan, mengingatkan secara berulang-ulang, mendorong tersedianya fasilitas
agar masyarakat mudah menjalankan protokol kese hatan 3M, dan mengembangkan
inovasi dan kreativitas daerah untuk menyukseskan program tersebut.
224

3. Insentif, memberi penghar gaan atas perubahan yang terjadi.


4. Hukuman, memberi sanksi bagi yang belum patuh.
F. Tugas SATGAS COVID-19
1. Merangkul seluruh komunitas untuk bekerja sama mengkampanyekan Gerakan 4M
(Memakai Masker, Mencuci Tangan, Menjaga jarak, Menghindari Keramaian)
dengan tujuan utama perubahan perilaku.
2. Melakukan analisa yang matang, mendalam, dan berdasarkan evidence-based untuk
memperhitungkan dampak sosial dan peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat
yang dengan memastikan keamanan dan keselamatan tenaga penyedia layanan
kesehatan sebagai garda terdepan serta memberikan layanan bagi masyarakat sesuai
Standar Pelayanan Minimal (SPM).
3. Menyiapkan dan menyiagakan segala bentuk sumberdaya dan fasilitas kesehatan
yang dimiliki, antara lain dengan bekerjasama dengan rumah sakit swasta sebagai
rujukan penderita COVID-19, menambah ruang isolasi di rumah sakit maupun di
fasilitas kesehatan dan pendukung lainnya, serta meningkatkan kapasitas Puskesmas
atau layanan kesehatan primer untuk berperan dalam upaya pencegahan dan
penanganan COVID-19.
4. Melakukan refocussing kegiatan untuk menjamin kemudahan pelaksanaan upaya
pencegahan, pengendalian, dan penanggulangan wabah COVID-19 di daerah
sebagaimana amanat Inpres Nomor 4 Tahun 2020 tentang Refocussing Kegiatan,
Realokasi Anggaran, serta Pengadaan Barang dan Jasa Dalam Rangka Penanganan
COVID-19 sesuai Surat Edaran Kepala LKPP Nomor 3 Tahun 2O2O tentang
Penjelasan Atas Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Dalam Rangka Penanganan
COVID-19," Sebutnya.
5. Melaksanakan sosialisasi pembatasan sosial (social distancing) dan karantina
mandiri (self-quarantine) serta perubahan perilaku yang melibatkan desk/tim
perubahan perilaku di tingkat provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari unsur
PentaHelix, semua jajaran Pemerintah, Akademisi, Bisnis, Komunitas, Media dan
menjadi bagian dari SATGAS setempat.
6. Dalam hal pembatasan sosial menyebabkan dampak bagi kelompok masyarakat
dengan penghasilan rendah, maka daerah dapat memberikan bantuan sosial,"
jelasnya.
7. Mengadopsi strategi dasar SATGAS Nasional dan melengkapinya dengan kebijakan
khusus perubahan perilaku yang spesifik di tingkat Kota Pekanbaru. Kemudian juga
225

bertugas melakukan konsultasi dan melaporkan perkembangan pelaksanaan operasi


perubahan perilaku serta antisipasi dan penanganan dampak penularan COVID-19
secara berkala kepada SATGAS Penanganan COVID-19.
G. Bidang tugas SATGAS
1. SATGAS Kesehatan
a. Mendata setiap orang yang keluar masuk
b. Mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 dengan membawa orang yang
teridentifikasi PDP ke Rumah Sakit rujukan
c. Memastikan dan update data siapa saja yang berstatus OTG,ODP dan PDP
d. Mengupayakan ODP dan OTG karantina mandiri 14 hari
e. Memastikan: lokasi strategis tersedia cuci tangan, penyemprotan desinfektan
secara rutin, warga tertib keluar rumah memakai masker, jaga jarak fisik antar
warga 1,5-2 meter
f. Memberikan pelayanan kesehatan: pemeriksaan suhu badan, pengecekan gejala
COVID-19, pengecekan tempat cuci tangan
g. Mendorong praktik hidup bersih dan sehat, makan minum seimbang, olahraga,
mandi teratur, istirahat cukup, dan lingkungan bersih
h. Berkoordinasi dengan petugas kesehetan daerah untuk pemeriksaan lanjut jika
ada kondisi darurat
2. SATGAS ekonomi
a. Mendata kebutuhan dasar masyarakat
b. Mendata warga yang tidak mampu menyediakan kebutuhan dasar
c. Mengupayakan secara maksimal agar warga bisa dibantu
d. Memastikan bantuan tepat sasaran
e. Memastikan kegiatan seperti, bertani, berkebun, dan berdagang tetap berjalan
dengan memperhatikan protokol kesehatan
f. Melayani kebutuhan makan sehari-hari warga yang karantina mandiri
3. SATGAS sosial & ekonomi
a. Bersama tim kesehatan melakukan pencatatan orang masuk dan keluar di
lingkungan RW
b. Membuat jadwal giliran ronda
c. Menghindari kerumunan
d. Memastikan yang berstatus ODP dan OTG untuk tidak keluar rumah
226

e. Menyiapkan data pilah penerimaan bantuan agar seluruh bantuan tepat sasaran
dan tepat guna
f. Memastikan kelompok lansia, difabel, ibu hamil, serta anak-anak mendapat
perlindungan
g. Memastikan seluruh kegiatan sosial dilakukan secara gotong royong
227

PRE PLANNING SENAM KESEGARAN JASMANI


PADA MASYARAKAT DI RW 015 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN BINA WIDYA

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah harta yang paling berharga bagi tubuh kita, dengan berolahraga
menjadikan kita senantiasa dalam keadaan bugar dan sehat (Aung, Yuasa, Koyanagi,
2020). Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud
untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh serta meningkatkan imun
tubuh terutama pada masa pandemi COVID-19. Era new normal ini kita harus benar-
benar menjaga kebersihan, kesehatan dan imunitas (Li, Zendrato, 2020). Imunitas adalah
pertahanan atau kekebalan tubuh yang memiliki peran dalam mengenali dan
menghancurkan benda-benda asing atau sel abnormal yang merugikan tibuh kita. Sistem
imunitas ini akan melawan dan membunuh benda asing seperti bakteri, virus dan
mikroorganisme lainnya apabila di transplantasikan ke dalam tubuh dan menolaknya.
Virus corona juga seperti virus pada umumnya yang hanya menyerang jika imunitas
tubuh lemah. Sebagian besar orang (sekitar 80%) jika memiliki imunitas tubuh yang kuat
akan pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus karena sifat virus bersifat self
medication (Amalia & Hiola, 2020; Rajput, 2020).
Meningkatkan imunitas salah satu caranya yaitu dengan melakukan olahraga secara
rutin. Melakukan olahraga secara teratur, efeknya lebih baik terhadap sistem imun jika
dibandingkan dengan olahraga yang hanya dilakukan sekli saja. Olahraga bisa
merangsang kinerja antibodi dan sel-sel darah putih bisa bersirkulasi lebih cepat
(Fujimori, 2020). Sel darah putih merupakan sel kekebalan tubuh yang melawan
berbagai penyakit. WHO menganjurkan untuk olahraga selama kurang lebih 15 hingga
30 menit dengan terpapar oleh sinar matahari yang terdapat vitamin D yang bermanfaat
untuk menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh otak dan syaraf salah satunya yaitu
dengan senam (Pavia & Wormser, 2020).
Senam adalah bentuk latihan fisik yang secara sistematis disusun dengan gerakan-
gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan seperti daya tahan tubuh,
kekuatan, kelentukan, koordinasi, membentuk prestasi, membentuk tubuh yang ideal, dan
memelihara kesehatan tubuh (Candra, Setiabudi, & Efendi, 2020; Mohamed & Alawna,
2020). Setiap gerakan dalam senam memiliki kegunaan tersendiri, yaitu seperti
meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh,
228

menambah ketrampilan, meningkatkan kesehatan tubuh (Nugraha & Berawi, 2017). Oleh
karena itu, kita bisa memilih olahraga senam untuk meningkatkan kesehatan jasmani
kita. Senam ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemasukan oksigen di dalam
jaringan tubuh.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di RW 015 dari 72 KK (213
orang) hanya 13 masyarakat yang mengikuti kegiatan senam setiap dua kali dalam
sebulan. Hal ini dikarenakan di RW 015 sendiri tidak ada dilaksanakan program senam
rutin. Sehingga, Ners Muda Keperawatan Komunitas akan melaksanakan senam yang
dapat dilakukan secara rutin setiap minggu untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan senam di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Bina Widya, diharapkan dapat meningkatkan imunitas dan derajat kesehatan
masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan angka kesakitan pada masyarakat di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kepedulian masalah kesehatan di
RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
C. KONSEP ACARA
1. Persiapan
Persiapan acara dilakukan dengan membuat Pre planning kegiatan Senam kesegaran
jasmani dan pemeriksaan Tekanan darah, kemudian dikonsulkan kepada dosen
bimbingan. Mendiskusikan dengan kelompok mengenai tempat kegiatan,
mempersiapkan media dan alat seperti laptop, toa, Tensimeter, serta Stetoscope.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan senam jantung sehat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pendaftaran/Absen
b. Senam dipimpin oleh instruktur senam (Ners Muda), beberapa fasilitator ikut
mendampingi masyarakat selama senam berlangsung
c. Masyarakat dianjurkan istirahat setelah senam
229

3. Strategi Antisipasi
a. Bila ada masyarakat tidak mampu melakukan gerakan, maka dibantu sesuai
dengan batas optimal gerakan masyarakat.
b. Apabila saat sebelum senam ada yang memiliki tekanan darah tinggi, menderita
rematik, asma, tidak diperbolehkan mengikuti senam.
c. Apabila ada masyarakat yang lelah ditengah kegiatan senam, dianjurkan untuk
istirahat.
D. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Senam Kesegaran Jasmani
2. Sasaran : Seluruh masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
3. Metode : Demonstrasi/ Praktik
4. Media dan alat : a) Mikrofon
b) Toa / Speaker
c) Masker
d) Handsanitizer
e) Termogun
5. Waktu dan Tempat
Waktu : Sabtu/ 30 Januari 2021
Jam : 07.00 WIB
Tempat : Halaman Mesjid Al-Kautsar RW 015 Rajawali Sakti

6. Pengorganisasian
a. Setting Tempat
230

b. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Pelaksana
1 Pra Kegiatan Pemeriksaan Tekanan Darah Fasilitator
(10 menit)
2 Pembukaan Pembukaan Penanggung Jawab
(5 menit)  Mengucapkan salam
 Perkenalan mahasiswa
 Menjelaskan tujuan
 Menjelaskan kontrak waktu
3 Acara Inti  Menjelaskan pengertian dan Instruktur
(20 menit) tujuan senam kesegaran
jasmani (2 menit)
 Melakukan senam
kesegaran jasmani :
Pemanasan (5 menit)
 Melakukan senam
kesegaran jasmani: Gerakan
Inti (8 Menit)
 Melakukan senam
kesegaran jasmani:
Pendinginan (5 Menit)
3 Penutup Penutup Penanggung Jawab
(5 menit)  Meminta peserta
mengulangi apa itu senam
kesegaran jasmani dan
tujuan dari senam jantung
sehat
 Meminta peserta melakukan
senam kesegaran jasmani
secara mandiri di rumah
 Memberikan reinforcement
positif atas tindakan yang
231

dilakukan peserta
 Menyimpulkan dan
menutup
 Pemberian kenang-
kenangan
 Mengucapkan salam

c. Pengorganisasian
1) Penanggung Jawab : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep.
2) Instruktur : Vera Febrianti, S.Kep
: Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
3) Observer : Velisia Dwi Puspita A, S.Kep
4) Fasilitator : Rabiatul Addawiah, S.Kep
: Nurfitri Rahmawati, S.Kep
: Resti Ananda Putra, S.Kep
5) Perlengkapan : Nada Nabila, S.Kep
: Zilfanny Sera Engla, S.Kep
6) Konsumsi : Nanda Agustia, S.Kep
: Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
7) Dokumentasi : Najla Nailufar, S.Kep
d. Uraian Tugas
1) Penanggung Jawab
a) Mengkoordinasikan persiapan dan pelaksanaan semua kegiatan
b) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan senam kesegaran jasmani
2) Instruktur
a) Memimpin berlangsungnya senam.
3) Fasilitator
a) Melakukan pemeriksaan Tekanan Darah
b) Memotivasi peserta agar berperan aktif mengikuti senam kesegaran jasmani
4) Observer
a) Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b) Membuat laporan kegiatan senam kesegaran jasmani yang telah
dilaksanakan
232

5) Dokumentasi dan perlengkapan


Mempersiapkan fasilitas sarana dan prasarana serta dokumentasi kegiatan
senam kesegaran jasmani.
e. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Tim penyelenggara terbentuk sebelum acara dimulai
b) Peserta berkumpul 10 menit sebelum senam
c) Peralatan telah disediakan sebelum senam berlangsung
d) Setting tempat yang yang digunakan disesuaikan menggunakan tempat
yang luas dan sirkulasi yang baik
2. Evaluasi Proses
a) Peran dan tugas Ners Muda sesuai perencanaan
b) Peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c) Peserrta yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a) 50% kehadiran Peserta
b) 50% dari peserta antusias terhadap kegiatan yang diselenggarakan
c) Senam kesegaran jasmani tetap berlangsung secara kontinyu dan mandiri
dengan atau tanpa keberadaan Ners Muda
233

Ringkasan Materi
Senam Kesehatan Jasmani
A. Pengertian Senam Kesegaran Jasmani
Senam kesegaran jasmani adalah aktivitas senam yang dilakukan dengan diiringi lagu
dan gerakannya bisa dilakukan oleh semua orang (KBBI).
B. Tujuan Senam Kesegaran Jasmani
Tujuan inti dari olahraga senam kesegaran jasmani yaitu menurunkan resiko penyakit
jantung, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan daya tahan otot, meningkatkan
kelenturan, dan meningkatkan imunitas tubuh (Arifin, 2018).
C. Manfaat Senam Jantung Sehat
1. Mejadikan tubuh yang bugar akan dapat meningkatkan kemampuan jantung dan paru-
paru
2. Memperkuat sendi dan otot
3. Melancarkan aliran darah.
4. Mengurangi lemak
5. Memperbaiki bentuk tubuh
D. Gerakan Senam Kesegaran Jasmani
Struktur gerakan SKJ merupakan susunan dari gerakan-gerakan sederhana yang
rencanakan sedemikian rupa sehingga menjadi satu seri latihan yang sistematika terdari
dari gerakan pemanasan, gerakan inti dan pendinginan. Secara utuh dalam setiap bagian
struktur gerakan harus mengembangkan latihan lokomotor dan non lokomotor dengan
komponen-komponen kebugaran jasmani seperti kelenturan (fleksibiltas), daya tahan
(endurance), kelincahan (kelincahan), kekuatan dan bila perlu daya ledak (eksplosive
power).
Gerakan Pemanasan
234

Gerakan Inti

Gerakan Pendinginan
235
236

DAFTAR PUSTAKA
Amalia, L., & Hiola, F. (2020). Analisis Gejala Klinis Dan Peningkatan Kekebalan Tubuh
Untuk Mencegah Penyakit COVID-19. Jambura Journal of Health Sciences and
Research, 2(2), 71-76.
Aung, M. N., Yuasa, M., Koyanagi, Y., Aung, T. N. N., Moolphate, S., Matsumoto, H., et al.
(2020). Sustainable health promotion for the seniors during COVID-19 outbreak: A
lesson from Tokyo. [Article]. Journal of Infection in Developing Countries, 14(4),
328-331
Candra, A. T., Setiabudi, M. A., & Efendi, D. K. (2020). Socialization of Increased Physical
Fitness in the Covid Pandemic 19 Era. GANDRUNG: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(2), 20-24.
Fujimori, S., Maruo, S. J., Watanabe, T., Taki, N., Sasamori, F., Kobayashi, K., et al. (2020).
Effectiveness of a Japanese-style health program in Minowa Town, Matsumoto city
and Nagano city, Japan. [Article]. International Journal of Human Rights in
Healthcare, 13(4), 347-363
Li, D., Chen, Y., Liu, H., Jia, Y., Li, F., Wang, W., et al. (2020). Immune dysfunction leads
to mortality and organ injury in patients with COVID-19 in Chi
Nugraha, A. R., & Berawi, K. N. (2017). Pengaruh high intensity interval training (HIIT)
terhadap kebugaran kardiorespirasi. Jurnal Majority, 6(1), 1-5.
Pavia, C. S., & Wormser, G. P. (2020). COVID-19: Is there a role for Western blots and skin
testing for determining immunity and development of a vaccine? [Editorial].
Diagnostic Microbiology and Infectious Disease, 98(4).
237

PRE PLANNING TANAMAN OBAT KELUARGA


PADA MASYARAKAT DI RW 015 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN BINA WIDYA

A. Latar Belakang
Taman obat keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya yang berkhasiat
sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan khusus untuk membudidayakan
tanaman yang berkhasiat sebagai obat (apotek hidup) (Adiputra, 2010). Setiap keluarga
dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga
akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga. Tanaman bahan jamu
atau tumbuhan obat tradisional merupakan spesies yang diketahui atau dikenal
masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku dalam
bentuk akar, batang, daun, umbi atau keseluruhan tumbuhan, yang digunakan oleh
industri obat tradisional (Muhlisan, 2011).
Tanaman bahan jamu atau tumbuhan obat tradisional merupakan spesies yang
diketahui atau dikenal masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai
bahan baku dalam bentuk akar, batang, daun, umbi atau keseluruhan tumbuhan yang
digunakan oleh industri obat tradisional atau rumah tangga yang produknya disebut
sebagai jamu. Berdasarkan pengertian umum kefarmasian, bahan dari bagian tumbuhan
yang digunakan sebagai obat baik dalam bentuk asli atau sebagai bahan baku obat yang
sudah dikeringkan disebut simplisia nabati (Dewi, 2013).
Lokakarya Mini Masyarakat I (LKMM I) yang telah Ners Muda lakukan pada
tanggal 23 Januari 2021 di RW 015 Kecamatan Tobekgodang Kelurahan Bina
menghasilkan penyakit observasi yang telah dilakukan kira-kira hanya 30% di kawasan
rumah yang paling banyak diderita masyarakat yaitu hipertensi, asam urat, batuk, pilek
dan diabetes. Salah satu cara perawata kesehata yag bisadilakuka masyarakat yaitu
melalui pemafaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Oleh karena itu dibutuhkannya
penanaman TOGA agar dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah
penyakit tersebut. Penanaman TOGA juga dapat membantu warga RW 15 dalam
memperoleh tumbuhan obat tradisional dengan mudah. Hal ini dapat meminimalkan
warga menggunakan obat-obatan kimia sehingga dapat menghinadari efek samping dari
obat-obatan kimia.
238

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum diadakan kegiatan penanaman TOGA adalah menggerakan
masyarakat untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat mampu memahami manfaat penanaman TOGA
b. Masyarakat mampu melakukan penanaman TOGA
c. Masyarakat mampu membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan
memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam
pengobatan keluarga
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Penanaman TOGA
2. Peserta : Seluruh masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya dan Ners Praktek Profesi Fakultas
Keperawatan Universitas Riau
3. Metode : Praktik
4. Media dan Alat
a. Tanaman TOGA
b. Alat untuk TOGA (parang, sabit, cangkul, sapu dan lain-lain).
c. Banner
5. Waktu dan Tempat
a. Hari/Tanggal : 07 Februari 2021
b. Jam : 09.00 wib
c. Tempat : Pekarangan Masjid Al-Kautsar
Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
1 09.00 - 10.30 Penanaman Ners Muda dan Warga RW
TOGA 015
2 10.45 – 11.00 Pemasangan Ners Muda dan Warga RW
Banner TOGA 015
239

6. Pengorganisasian
Ketua Pelaksana : Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Seksi Perlengkapan : Vera Febrianti, S.Kep
Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Najla Nailufar, S.kep
Seksi Humas dan : Rabiatul Addawiah, S.Kep
Dokumentasi Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Nada Nabila, S.Kep
Zilfanny Sera Engla, S.Kep
Dinul Tauhid Almaturidi
Seksi Konsumsi : Resti Ananda Putri, S.Kep
Nurfitri Rahmawati, S.Kep
Observer : Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
7. Uraian Tugas
a. Penanggung jawab dan ketua
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan penanaman TOGA
b. Seksi Perlengkapan
Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan penanaman
TOGA.
c. Seksi Humas dan Dokumentasi
1) Mengadakan koordinasi dengan Ketua RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, RT 5 dan
RT 6 di RW 015
2) Mendokumentasikan seluruh kegiatan penanaman TOGA dan penanaman
TOGA
3) Bertanggung jawab atas RT yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan
penanaman TOGA
d. Observer
Membuat laporan hasil penilaian pada kegiatan penanaman TOGA.
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Penyebaran informasi mengenai kegiatan penanaman TOGA disampaikan dua
hari sebelum kegiatan berlangsung.
b. Tempat dan waktu telah ditentukan dua hari sebelum kegiatan.
c. Peralatan minimal yang dibutuhkan minimal satu hari sebelum kegiatan
240

2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah
direncanakan.
b. Pelaksanaan kegiatan diikuti oleh seluruh warga RW 015.
3. Evaluasi hasil
a. Motivasi masyarakat meningkat.
b. 70% masyarakat ikut kegiatan penanaman TOGA
c. Masyarakat dapat menggalakkan kegiatan penanaman TOGA.
d. Masyarakat ikut serta dalam penanaman Toga
241

TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)

A. Definisi Tanaman Obat Keluarga


Tanaman obat keluarga (TOGA) merupakan beberapa jenis tanaman obat
pilihan yang dapat ditanam dipekarangan rumah atau lingkungan rumah. Tanaman obat
yang dipilih biasanya tanaman yang dapat dipergunakan untuk pertolongan pertama
atau obat- obatan ringan seperti demam dan batuk. Keberadaan tanaman obat
dilingkungan rumah sangat penting, terutama bagi keluarga yang tidak memiliki akses
mudah kepelayanan medis seperti klinik, puskesmas ataupun rumah sakit. Tanaman
obat-obatan dapat ditanam dalam pot-pot atau dilahan sekitar rumah. Dengan
memahami manfaat dan khasiat dan jenis tanaman tertentu, tanaman obat menjadi
pilihan keluarga dalam memilih obat alami yang aman (Astrid, 2016).
B. Fungsi Tanaman Obat Keluarga
Tanaman obat keluarga memiliki beberapa fungsi, salah satu fungsi Toga adalah
sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan
masyarakat yang antara lain meliputi:
1. Upaya preventif (pencegahan)
2. Upaya promotif (meningkatkan derajat kesehatan)
3. Upaya kuratif (penyembuhan penyakit).
C. Penyiapan Tanaman Sebagai Obat
Dalam sebuah peracikan tanaman obat itu tergolong sangat mudah, tetapi untuk
menghasilkan tanaman obat yang berkualitas harus menyiapkan tanaman dan melalui
proses langkah-langkah terlebih dahulu
1. Proses pengambilan tanaman
Dalam pemilihan tanaman obat terlebih dahulu harus menyeleksi tanaman
tersebut, dari yang cocok untuk dijadikan bahan obat atau belum sama sekali.
Proses ini sangat perlu diperhatikan dengan teliti agar kualitas bahan tanaman obat
ini bekerja sangat baik saat dikonsumsi. Beberapa bagian tanaman obat ini dapat
dijadikan bahan tanaman obat sebagai berikut:
a. Bagian daun : pemetikan ini dilakukan saat tanaman berbunga.
b. Bagian bunga : pemetikan ini dilakukan saat sebelum atau sesegera mungkin
saat bunga mekar
c. Bagian buah : pemetikan ini dilakukan saat buah matang atau masak.
d. Bagian biji : dalam pengumpulan biji ini baiknya saat buah
242

itu matang sempurna


e. Bagian akar, rimpang dan umbi : dalam pengumpulannya baiknya dilakukan
saat pertumbuhan tanaman sudah berhenti.
f. Proses sterilisasi
Proses sterilisasi ini adalah proses dimana pembersihan dan pencucian
bahan tanaman obat yang telah kita kumpulkan agar bersih dari kotoran dan
terhindar dari bakteri. Untuk bahan tanaman obat yang akan kita konsumsi
sebaiknya dilakukan dengan air bersih tanpa menggunakan sabun yang
didalamnya itu mengandung bahan kimia (Fitri, 2015).
2. Proses pengeringan
Pengeringan ini bertujuan agar tanaman obat yang sudah melalui proses
sterilisasi atau pencucian dan pembersihan ini mengurangi kadar airnya. Selain
mengurangi kadar air didalam tanaman obat juga untuk mencegah proses
pembusukan jamura dan bakteri. Tanaman yang sudah dikeringkan akan
memberikan ketahanan dan memudahkan untuk dijadikan obat dalam bentuk
bubuk. Dalam proses pengeringan ini dapat dilakukan dalam berbagai cara yang
sederhana seperti disimpan ditempat yang teduh, ditempat sinar matahari langsung,
disangarai (digoreng tanapa minyak) serta dioven (Fitri, 2015).
a. Peracikan tanaman obat
Sebuah peracikan tanaman obat adalah sebuah proses takar-menakar
bahan tanaman obat yang akana nanti dibuat. Dalam menakar bahan tanaman
obat harus dilihat jenis penyakit dan apa saja yang dapat menyembuhkan
penyakit tersebut. Komposisinya harus sesuai dengan jenis penyakit tersebut
(Fitri, 2015).
b. Perebusan tanaman obat
Dalam perebusan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti air
yang digunakan dan tempat perebusannya. Tidak sembarang air dan tempat
perebusan bisa digunakan untuk membuat ramuan. Air yang digunakan
baiknya air bening dan bersih, sedangkan tempat untuk merebusnya adalah
sebuah pot tanah atau keramik karena tidak akan terkontaminasi zat racun. Api
sangat berperan penting dalam proses perebusan ini, tergantung jenis bahan
yang akan direbus (Fitri, 2015).
243

D. Bagian Tanaman Yang Bisa Dimanfaatkan Sebagai Obat


Beberapa bagian tanaman memiliki manfaatnya masing-masing yang dapat
dijadikan obat. Bagian-bagian itu mulai dari daun hingga ke akarnya dapat dijadikan
obat dan adapula bagian tanaman yang hanya bagian-bagian tertentu yang dapat
dijadikan obat tidak semuanya. Berikut adalah beberapa contoh tanaman obat yang
menurut klasifikasi baian tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai obat (Fitri, 2015).
1. Tanaman obat yang memanfaatkan bagian daun
a. Daun Seledri
Ada kekayaan manfaat kesehatan seledri yang tidak disadari
kebanyaka orang. Faktanya daun seledri kaya akan vitamin c, dapat
menurunkan kolestrol, mencegah kanker, mengelola rasa sakit karena
arthrithis membantu upaya penurunan berat badan, mendetoksifikasi tubuh,
antiseptik, mengurangi gejala asma, peningkatan sistem kekebalan tubuh,
meringankan migrain, mengatasi diabetes, mengurangi tekanan darah tinggi
dan meningkatkan kesehatan secara
keseluruhan. Seledri mengandung mineral seperti kalsium, natrium,
tembaga, magnesium, besi, seng dan kalium. Tanaman ini juga mengandung
asam lemak dan vitamin, termasuk vitamina, c, e, d, b6, b12 dan vitamin k.
Seledri juga kaya akan kandungan thiamin, riboflavin, asam folat dan serat
(Savitri, Astrid, 2016).

Gambar 2. Daun Seledri


Sumber: http://images.wisegeek.com/celery-against-white-background.jpg
b. Daun Kelor
Tanaman kelor (Moringa oleifera) merupakan salah satu jenis
tanaman tropis yang mudah tumbuh di daerah tropis seperti Indonesia. Daun
kelor merupakan salah satu bagian dari tanaman kelor yang telah banyak
diteliti kandungan gizi dan kegunaannya. Daun kelor sangat kaya akan
nutrisi, diantaranya kalsium, zat besi, fosfor, kalium, zinc, protein, vitamin A,
244

vitamin B, vitamin C, vitamin D, vitamin E, vitamin K, asam folat dan biotin


(Syarifah et al., 2015). Berbagai bagian dari tanaman kelorseperti daun, akar,
biji, kulit kayu, buah dan bunga bertindak sebagai stimulanjantung dan
peredaran darah, memiliki anti tumor, anti hipertensi, menurunkan kolesterol,
antioksidan, anti diabetik, anti bakteri dan anti jamur (Krisnadi, 2015).

Gambar 4. Daun kelor


Sumber:https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fwww.balipuspanews.
Com

c. Daun Sirih hijau dan merah


Daun sirih (Piperbetle L.) merupakan tanaman merambat yang
mencapai ketinggian hingga 15 m dan mempunyai batangberwarna coklat
kehijauan yang beruas-ruas sebagai tempat keluarnya akar. Daun sirih
mempunyai aroma yang khas karenamengandung minyak atsiri 1-4,2%, air,
protein, lemak,karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B, C yodium, guladan
pati. Dari berbagai kandungan tersebut, dalam minyakatsiri terdapat fenol
alam (senyawa alami) yang mempunyaidaya fungisid yang sangat kuat tetapi
tidak sporosid. Daun sirih bermanfaat untuk menghentikan pendarahan yang
bersifat sementara, daun sirih mengandung zat antiseptik yang mampu
membunuh kuman dan zat adstringent yang mampu mengerutkan jaringan
daun sirih juga berfungsi untuk asam urat.

Gambar 6. Daun sirih


Sumber: https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fcdn1-
245

production-images-kly.akamaized.net
d. Daun Sambiluto
Sambiloto (Andrographis paniculata) adalah tumbuhan khas daerah
teropis yang dapat tumbuh dimana saja. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan
liar yang biasanya tumbuh dikebun terbuka. Daun sambiloto ini mengandung
senyawa andrographolide. Senyawa ini terasa pahit, tapi memiliki sifat
melindungi hati. Penilitian membuktikan bahwa senyawa ini mampu
melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Senyawa ini
juga berperan dalam menurunkan enzim CDK4 sehingga
menekanpertumbuhan sel kanker. Jenis penyakit yang dapat di sembuhkan
dengan menggunakan bahansambiloto ini adalah penyakit hepatitis, disentri
basiler, infeksi saluranempedu, diare, tifoid, influenza, abses paru, radang
amandel, radang paru,radang saluran nafas, radang ginjal akut, radang telinga
tengah, radang ususbuntu, demam, sakit gigi, malaria, kencing manis, kencing
nanah, TB paru,sesak nafas, TB paru, skrofuloderma, leptospirosis, kangker,
serta tumorparu.

Gambar 8. Daun sambiloto


Sumber:https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fi2.wp.com
%2Fherbalogi. com%2Fwp-
e. Daun binahong
Binahong merupakan tanaman yang mudah tumbuh di mana pun,
bahkan di Indonesia biasa digunakan sebagai tanaman pagar, selain mudah
dibudidayakan, binahong merupakan salah satu herbal yang dipercaya mampu
mendatangkan berbagai manfaat kesehatan karena mengandung senyawa aktif
di dalamnya. Kandungan binahong ini memiliki kandungan senyawa aktif
berupa terpenoid, saponin, fenol, minyak asiri, dan flavonoid. Binahong
246

dipercaya memiliki khasiat untuk membantu pengobatan luka, tipus, maag,


radang usus, ambeien, pembengkakan, pembekuan darah, rematik, luka
memar, asam urat, stroke dan diabetes mellitus. Pada dasarnya hampir semua
bagian tumbuhan binahong dapat digunakan mulai dari akar, batang, daun,
hingga bunga. Namun, bagian yang paling sering dan paling efektif digunakan
sebagai obat adalah bagian daunnya.

Gambar 9. Daun Binahong

f. Daun Bawang Dayak


Salah satu tanaman obat yang sudah dikembangkan khususnya di daerah
Kalimantan Tengah adalah tanaman bawang dayak (Eleutherine palmifolia
(L.) Merr). Tanaman ini mempunyai banyak jenis dengan bentuk dan jenis
yang beragam seperti bawang merah, bawang putih dan berbagai jenis bawang
lainnya. Ciri spesifik tanaman ini adalah umbi tanaman berwarna merah
menyala dengan permukaan yang sangat licin. Letak daun berpasangan dengan
komposisi daun bersirip ganda. Tipe pertulangan daun sejajar dengan tepi daun
licin dan bentuk daun berbentuk pita berbentuk garis. Selain digunakan
sebagai tanaman obat tanaman ini juga dapat digunakan sebagai tanaman hias
karena bunganya indah dengan warna putih yang memikat. Tanaman ini
memiliki adaptasi yang baik, dapat tumbuh dalam berbagai tipe iklim dan jenis
tanah. Selain hal tersebut di atas tanaman ini juga dapat diperbanyak dan di
panen dalam waktu yang singkat, sehingga tanaman ini dapat dengan mudah
dikembangkan untuk skala industri. Ramuan bawang dayak sudah lama
dimanfaatkan berbagai kalangan masyarakat Dayak sebagai obat alternatif
karena mudah diperoleh dan harganya relatif murah dan tanaman ini gampang
diperoleh masyarakat luas. Bawang dayak sudah banyak dibudidayakan di
pekarangan sebagai TOGA (tanaman obat keluarga) dan ramuannya sudah
banyak menyembuhkan penyakit.
247

Gambar 9. Bawang Dayak

2. Tanaman obat yang memanfaatkan bagian buah


a. Buah Jeruk Nipis
Jeruk nipis (Citrus Aurantium) merupakan buah kaya manfaat
kesehatan. Sejak zaman dahulu, berbagai bangsa di dunia menggunakan jeruk
nipis sebagai obat maupun sebagai tambahan dalam makanan, minuman, dan
kosmetik. Jeruk nipis memiliki kandungan vitamin C yang sangat tinggi jika
dibandingkan dengan varian buah jeruk lainnya. Manfaat kesehatan mengobati
sariawan, perawatan kulit, mengobati batuk, memperbaiki sistem pencernaan,
mengurangi sembelit, menurunkan berat badan, diabetes, pencegah penyakit
jantung, mengatasi gangguan pernafasan, menurunkan demam (Savitri, Astrid,
2016)

Gambar 10. Jeruk Nipis


Sumber:http://www.buyfruit.com.au/images/P/iStock_000013736793Small_%28l
imes%2 9 59333.jpg
3. Tanaman yang dimanfaatkan rimpang
a. Jahe
Jahe (Zingiber Officinale Rosc) adalah rempah yang digunakan pada
hampir semua kuliner Asia dan India. Jahe juga digunakan sebagai tanaman
obat selama berabadabad oleh masyarakat berbagai budaya. Jahe mengandung
248

banyak senyawa anti inflamasi dan antioksidan lainnya yang bermanfaat untuk
kesehatan. Manfaat kesehatan meningkatkan sistem kerja pencernaan,
mengurangi mual, mengobati peradangan, mengurangi nyeri, mencegah
malabsorpsi, memperkuat kekebalan tubuh, mencegah stroke dan penyakit
jantung, mengobati infeksi jamur serta mengatasi masalah pernafasan (Savitri,
Astrid, 2016).

Gambar 11. Jahe


Sumber: http://topfoodfacts.com/wp-content/uploads/2013/03/ginger.jpg
b. Kencur
Kencur (Kaempferia Galanga) adalah salah satu jenis TOGA yang
sering dijadikan obat tradisional maupun jamu. Rempah ini merupakan
penyedap rasa alami yang digunakan dalam banyak masakan Indonesia.
Manfaat kesehatan mengobati batuk, meredakan perut kembung,
membersihkan darah kotor, menyembuhkan diare, mengobati peradangan,
menghilangkan lelah dan mengatasi jerawat (Savitri, Astrid, 2016)

Gambar 12. Kencur

c. Kunyit
Kunyit digunakan dalam pengobatan tradisional di Indonesia,
Tiongkok, dan India. Manfaat kunyit sangat menakjubkan dan mampu
mengobati berbagai macam penyakit. Kunyit mengandung senyawa obat aktif
yang disebut curcumin. Senyawa ini kaya akan zat anti inflamasi, antioksidan,
dan anti bakteri. Manfaat kesehatan meredakan depresi, diabetes, memerangi
249

kanker, mengurangi penuana kulit, mencegah penyakit Alzheimer,


menyembuhkan nyeri sendi dan peradangan kronis, asma, pilek dan flu serta
menurnkan berat badan (Savitri, Astrid, 2016)

Gambar 13. Kunyit


Sumber:http://www.homeremediesweb.com/images/product_turmeric.jpg
d. Temulawak
Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza) merupakan tanaman obat yang
sebagai salah satu bahan dasar jamu. Temulawak memiliki bentuk dan warna
yang hampit mirip dengan kunyit. Manfaat kesehatan mengatasi gangguan
pencernaan, meringankan rematik, mengatasi kanker, melancarkan ASI,
menangkal radikal bebas, menjaga fungsi hati, mengobati jantung dan menjaga
kesehatan ginjal (Savitri, Astrid, 2016)

Gambar 14. Temulawak


Sumber:http://www.khasiatherba.com/wp-content/uploads/2014/08/khasiat-
temulawak.jpg
e. Kunyit Putih
Manfaat kunyit sebagai meurunkan potensi pemicu kanker didalam
tubuh, meredakan peradagangan dan nyeri sendi, anti jamur dalam
mengurangi bakteri jahat, penghilang rasa sakit, mengatasi dan mengbati sakit
maag, membantu wajah menjadi lebih cerah dan sehat.
250

Gambar 15. kunyit putih


4. Tanaman obat yang memanfaatkan bagian batang
Serai
Tanaman serai yang banyak dijumpai di Indonesia adalah West Indian
Lemongrass atau Cymbopogon citrates. serai dapat tumbuh secara alami, maun
dapat tumbuh ditanam pada berbagai kondisi didaerah tropis yang lembab. serai
mengandung karbohidrat, protein, mineral, serat dan lemak. Hasil analisis
fitokimia andungan kimia yang ada dalam serai antara lain alkaloid, saponin,
tannin, siteroid, phenol dan flavonoid. Manfaat serai dalam kesehatan sebagai anti
radang, mengurangi rasa sakit, melancarkan sirkulasi darah, meredakan nyeri haid
dan mengurangi bengkak setelah melahirka (Hariana, 2006).

Gambar 16. Serai


Sumber :https://www.google.com/search?q=serai&safe=strict&client=firefox-b-
251

DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, Dewi. 2013. Pengobatan Mandiri. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Gendrowati.
Fitri. 2015. TOGA: Tanaman Obat Keluarga. Jakarta Timur: Padi Safitri.
Astrid. 2016. Tanaman Ajaib Basmi Penyakit Dengan TOGA ( Tanaman Obat Keluarga ).
Depok: Bibit Publisher
252

PRE PLANNING
PENERAPAN 3M DI WILAYAH RW 015 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN BINAWIDYA PEKANBARU

A. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (COVID-19).
Virus ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan
mengakibatkan banyak korban jiwa.
COVID-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan
pada pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam,
seperti gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala)
sampai komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Wabah COVID-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi
perhatian dunia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah masyarakat Indonesia yang terkena COVID-19 pada tanggal 26 Januari
2021 yaitu sebanyak 1.012.350 kasus jiwa dan pasien yang meninggal karena COVID-19
sebanyak 28.468 jiwa. Sementara untuk di Riau sendiri terdapat 28.272 jiwa dan yang
meninggal dunia sebanyak 617 jiwa (Kementerian Kesehatan RI, 2021).
Setelah dilakukan observasi di lingkungan masyarakat di RW 015 kelurahan
Tobekgodang, masyarakat jarang menggunakan masker yang sesuai standar, tidak
terdapat tempat cuci tangan di tempat umum dan tidak adanya banner atau himbauan
tentang protokol kesehatan. Berdasarkan analisa data yang dilakukan oleh Ners Muda
sebanyak 32% jarang menggunakan masker tiga lapis dan hampir seluruh keluarga tidak
memiliki tempat cuci tangan yaitu sebanyak 58 keluarga (81%). Berdasarkan hasil
observasi dan analisa data Ners Muda akan melakukan pembagian masker, pengadaan
tempat cuci tangan dan pemasangaan banner dibeberapa titik di daerah RW 015 yang
berhubungan dengan protokol kesehatan yang anjurkan oleh pemerintah.
253

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemasangan banner di wilayah RW 015 kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
perilaku masyarakat dalam meningkatkan penerapan protokol kesehatan di
lingkungan masyarakat.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan diharapkan masyarakat mampu:
a Menggunakan masker saat keluar rumah sesuai dengan standar
b Mencuci tangan di tempat umum setelah dan sebelum melakukan kegiatan
c Memberikan himbauan protokol kesehatan (informasi terkait isi banner) kepada
satu sama lain baik dalam keluarga maupun masyarakat.
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Pemasangan banner, pembagian masker dan pengadaan tempat cuci tangan
di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
2. Sasaran: Masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
3. Metode: Pemasangan banner, pembagian masker, pengadaan tempat cuci tangan
4. Media dan Alat: Banner, tali , masker, tempat cuci tangan
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Senin, 08 Febuari 2020
Jam : 16.00 WIB s/d selesai
Tempat : Wilayah RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
6. Pengorganisasian:
Ketua : Nada Nabila, S.Kep
Fasilitator : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Najla Nailufar, S.Kep
Nanda Agustia, S.Kep
Nurfitri Rahmawati, S.Kep
Rabiatul Addawiah, S.Kep
Resti Ananda Putri, S.Kep
Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Vera Vebrianti, S.Kep
Zilfanny Sera Engla, S.Kep
254

Nurhidayatul Nadya,S.Kep
Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep

7. Setting tempat
a. Tempat pembagian masker: Kondisional di wilayah RW 015
b. Tempat cuci tangan: Mesjid Al-Kautsar
c. Tempat pemasangan banner: RT 01 di Pintu masuk RW 015, RT 04 di MDA
Mesjid Al-Kautsar, Di lapangan sepak bola di RW 015

8. Kegiatan
Hari/Tgl Waktu Kegiatan Mahasiswa
Senin, 08 Pembagian Pembagian masker, pengadaan tempat cuci
Febuari 2021 masker, tangan, memasang banner di wilayah RW 015
pengadaan Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
tempat cuci
tangan
pemasangan
banner ( 60
menit)

D. Uraian Tugas
1. Ketua
Mengkoordinir jalannya kegiatan
2. Fasilitator
Memfasilitasi kebutuhan terkait berjalannya kegiatan
255

PRE PLANNING KEGIATAN PENYULUHAN


TENTANG PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA
DI RW 015 KELURAHAN TOBEKGODANG KECAMATAN BINAWIDYA
KOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

A. LATAR BELAKANG

Sampah adalah suatu benda atau bahan yang sudah tidak digunakan lagi oleh
manusia sehingga dibuang. Stigma masyarakat terkait sampah adalah semua sampah itu
menjijikkan, kotor, dan lain-lain sehingga harus dibakar atau dibuang sebagaimana
mestinya (Mulasari, 2012). Segala aktivitas masyarakat selalu menimbulkan sampah. Hal
ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah akan tetapi juga dari seluruh
masyarakat untuk mengolah sampah agar tidak berdampak negatif bagi lingkungan
sekitar (Hardiatmi, 2011).
Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang
sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumberdaya yang perlu dimanfaatkan. Paradigma
baru memandang sampah sebagai sumberdaya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat
dimanfaatkan, misalnya untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri.
Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan
pengurangan dan penanganan sampah. Namun, pengelolaan sampah tidak bisa
diselesaikan hanya oleh pemerintah dengan ―kumpul, angkut, buang‖ ke TPA saja, tetapi
harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu, sehingga sampah dapat memberikan
manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat
mengubah perilaku masyarakat.
Setiap rumah tangga sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi mengabaikan
urusan sampahnya dengan alasan sudah membayar iuran kebersihan. Dalam upaya
mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera dimasa yang akan datang,
akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat. Dari aspek
persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang dapat dicapai bila
sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana
manusia beraktifitas didalamnya (PerMen PU nomor: 21PRT/M/2006). Visi
pengembangan sistem pengelolaan persampahan Departemen Kimpraswil, yaitu
“Permukiman Sehat Yang Bersih Dari Sampah” menggambarkan keinginan
terwujudnya suatu kondisi lingkungan yang baik dan sehat. Secara umum, menurut
256

Peraturan Menteri PU nomor: 21/PRT/M/2006, daerah yang mendapatkan pelayanan


persampahan yang baik akan dapat ditunjukkan memiliki kondisi sebagai berikut:
a. Seluruh masyarakat memiliki akses untuk penanganan sampah yang dihasilkan dari
aktifitas sehari-hari, baik di lingkungan perumahan, perdagangan, perkantoran,
maupun tempat-tempat umum lainnya.
b. Masyarakat memiliki lingkungan permukiman yang bersih karena sampah yang
dihasilkan dapat ditangani secara benar.
c. Masyarakat mampu memelihara kesehatannya karena tidak terdapat sampah yang
berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti diare, tipus, disentri, dan lain-
lain; serta gangguan lingkungan baik berupa pencemaran udara, air atau tanah.
d. Masyarakat dan dunia usaha/swasta memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan persampahan sehingga memperoleh manfaat bagi kesejahteraannya.
Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah menekankan
tentang perlunya perubahan pola pengelolaan sampah konvensional menjadi pengelolaan
sampah yang bertumpu pada pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan
sampah dapat dilakukan dengan kegiatan pembatasan timbulan sampah, mendaur ulang
dan memanfaatkan kembali sampah atau dikenal dengan 3R (Reduce, Reuse, dan
Recycle). Penerapan kegiatan 3R pada masyarakat masih terkendala terutama oleh
kurangnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Salah satu alternatif yang
digalakkan oleh pemerintah adalah bank sampah.
Berdasarkan hasil wawancara saat pengumpulan data kesehatan di RW 015
Kelurahan Tobekgodang diperoleh data dari 72 Kepala Keluarga, mayoritas mengolah
sampah dengan cara diangkut petugas 69 KK (96%) dan 3 Kepala keluarga (4%)
mengolah sampah keluarga dengan cara dibakar. Berdasarkan hasil observasi didapatkan
banyak sampah baik itu yang bergantung didedapan pagar rumah ataupun penumpukan
sampah didalam tempat sampah disetiap rumah, sampah digabung didalam satu plastik
baik itu sampah organik maupun sampah non- organik.
Bank sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering yang berdiri sejak
akhir 2007 dengan tujuan mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta
menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada
gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan
Akhir). Di RW 015 juga terdapat 1 Bank Sampah yang sudah didapatkan pada bulan
desember 2020, dan terdapat tim operasional unit bank sampah hijau di RW 15
Kelurahan Tobekgodang. Namun bank sampah tersebut belum berfungsi sebagaimana
257

mestinya.karna kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap peran bank sampah yang


ada di RW 15. Sebagai tindak lanjut dari masalah yang telah diuraikan, mahasiswa
Praktek Profesi Keperawatan Komunitas FKp UNRI merasa perlu untuk memberikan
penyuluhan tentang bank sampah dan pengelolaan sampah organik dan non-organik,
kepada masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya Kota
Pekanbaru.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah di berikan penyuluhan tentang bank sampah dan pengolahan sampah selama
1 x 85 menit diharapkan masyarakat mampu memahami cara pengolahan sampah
rumah tangga.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang pengolahan sampah rumah tangga
di wilayah RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya diharapkan
masyarakat mampu:
a. Mampu mengenali fungsi bank sampah
b. Mampu membedakan sampah organik dan non-organik
c. Mampu mengolah sampah organik menjadi pupuk
d. Mampu mempraktekkan pembuatan Ecobrick sebagai produk olahan sampah
non-organik

C. PELAKSAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Penyuluhan tentang bank sampah dan pembuatan Ecobrick di RW 15 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
2. Target sasaran
a. Ketua RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
b. Seluruh Ketua RT di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
c. Pengurus RW SIAGA ―RAJAWALI SAKTI‖di RW 15 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya
d. Masyarakat di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
258

c. Tanya Jawab
d. Demonstrasi pembuatan produk sampah daur ulang (Ecobrick)
4. Media dan alat
a. Laptop
b. TOA
c. LCD
d. Sampah plastik (non- organik)
5. Waktu dan tempat
Kegiatan akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : 06 Februari 2021
Waktu : 10:00 – 12:00 Wib
Tempat : Aula MDA Masjid Al-Kautsar RW 15 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya
6. Kepanitiaan
MC : Nanda Agustia, S.Kep
Leader (Pemateri) : Ketua forum Bank Sampah Kecamatan Binawidya
Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Fasilitator : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Najla Nailufar, S.Kep
Vera Febrianti, S.kep
Resti Ananda Putri, S.Kep
Rabiatul Addawiah, S.Kep
Observer : Zilfanny Sera Engla, S.Kep
Dokumentasi : Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
Konsumsi : Nada Nabila, S.Kep
Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Perlengkapan : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Nurfitri Rahmawati, S.Kep
259

7. Pengorganisasian
a. Setting tempat

Layar
Proyektor

LCD
M

b.

c.

Keterangan :

M : Moderator

: Pemateri

: Masyarakat sebanyak 32 orang warga RW 15

: Fasilitator

: Observer
260

d. Susunan acara

No Waktu Kegiatan Pengisi Acara


1 10:00 - 10:05 wib Pembukaan Nanda Agustia, S.Kep
2 10:05– 10:10 wib Perlaksanaan: Pak Hermanto
Kata sambutan dari ketua
RW Siaga
3 10:10 – 10:40 wib Penyampaian Materi 1. Pemateri Syarifah Anum (Ketua
tentang forum Bank Sampah Kecamatan
- Bank sampah dari Binawidya)
2. Riskhita Mutiara Salsabil, S.Kep
ketua forum bank
sampah
- Materi tentang Ecobrick
dan praktik
pembuatannya
4 10:40 – 10: 50 Tanya Jawab 1. Pemateri Syarifah Anum (Ketua
wib forum Bank Sampah Kecamatan
Binawidya)
2. Riskhita Mutiara salsabil, S.Kep
5 10:50 – 11: 20 Demonstrasi Pembuatan 1. Pemateri Syarifah Anum (Ketua
wib Ecobrick
forum Bank Sampah Kecamatan
Binawidya)
2. Ners Muda
Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Najla Nailufar, S.Kep
Vera Febrianti, S.kep
Resti Ananda Putri, S.Kep
Rabbiatul Addawiyah, S.Kep

5 11: 20- 11: 25 Penutup Nanda Agustia, S.Kep


wib

e. Evaluasi
1. Struktur
Persiapan dilaksanakan 2 minggu sebelum kegiatan dan undangan disebarkan 3
hari sebelum kegiatan.
261

2. Proses
Diharapkan acara berjalan lancar dan kehadiran 100% dari jumlah undangan.
3. Hasil
Masyarakat dapat mengetahui tentang pengolahan sampah rumah tangga.

f. Uraian Tugas

1. Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswa
c. Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
d. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
e. Mengatur jalannya diskusi
2. Leader
Menyampaikan materi penyuluhan tentang pengelolaan sampah
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
c. Membuat absensi penyuluhan
4. Observer
a. Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang pengelolaan sampah
b. Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
c. Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
5. Dokumentasi
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan
g. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Perwakilan 3 orang setiap RT, pengelola bank sampah, ketua RT, ketua
RW, ketua siaga yang di Undang menghadiri acara penyuluhan
b. Tempat, waktu, media dan alat telah tersedia sesuai rencana
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan
b. Peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan
262

c. 100% peserta berperan aktif selama jalannya kegiatan


3. Evaluasi hasil
Masyarakat memahami tentang pengelolaan sampah yang baik dan benar.
263

Lampiran
Materi Pembuatan Ecobrick
1. Pengolahan sampah plastik
Penanganan sampah plastik yang populer selama ini adalah dengan 5 R
(reduce, reuse, recycle, replace dan replant). Reduce diartikan dengan mengurangi
volume sampah. Kegiatan mengurangi pemakaian suatu barang atau pola perilaku
yang dapat terhadap menurunnya produksi sampah. Contohnya adalah dengan
mengurangi penggunaan barang barang yang tidak bisa didaur ulang. Reuse diartikan
dengan menggunakan kembali material atau bahan yang masih layak digunakan.
Contohnya adalah penggunaan pipa atau minuman bekas sebagai tempat untuk
tanaman hias. Recycle Kegiatan mengolah kembali sampah agar dapat digunakan
kembali. Contohnya adalah mengolah kembali sampah organic sehingga dapat
dijadikan pupuk organic atau MOL, juga mengolah kembali sampah anorganik
menjadi barang kerajinan ataupun barang lain yang memiliki manfaat.
Replace Kegiatan mengganti pemakaian suatu barang dengan barang alternatif
yang sifatnya lebih ramah lingkungan.Contohnya yaitu penggunaan pupuk dari bahan
olahan sampah organik. Replant diartikan sebagai kegiatan penanaman kembali.
Contohnya adalah dengan penanaman tanaman Toga yang juga memiliki manfaat bagi
kehidupan rumah tangga (Praganingrum, 2017).
2. Pengertian Ecobrick
Ecobrick adalah cara lain utilisasi sampah-sampah nonbiological selain
mengirimnya ke landfill (pembuangan akhir). Sampah-sampah tersebut diubah
menjadi bagian-bagian kecil (brick) lalu dimasukkan ke dalam botol plastik. Lalu
dengan bantuan kayu, brick tersebut dimampatkan agar tidak ada ruang kosong pada
botol tersebut. Dengan Ecobrick, sampah-sampah plastik akan tersimpan dan terjaga
di dalam botol sehingga tidak perlu dibakar, menggunung dan tertimbun.
3. Fungsi Ecobrick
Fungsi dari Ecobrick bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan
untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu
yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan manusia pada umumnya.
Ecobrick dapat dipergunakan sebagai furniture rumah tangga seperti meja, kursi,
bahkan dinding pembatas. Hal ini sesuai dengan fungsi Ecobrick sebagai penggaanti
bata yang tentunya lebih efisien karena ramah lingkungan serta dapat mengurangi
sampah plastik yang ada. Selain itu, Ecobrick juga dapat menjadi salah satu solusi
264

untuk mengurangi dampak racun (Bisphenol-A) yang menyebar dan merusak


kehidupan mahluk hidup.

4. Tata cara Pembuatan Ecobrick


Membuat Ecobrick tidak sulit, hanya memerlukan ketelatenan dan sedikit
usaha. Secara umum langkah-langkah membuat Ecobrick adalah sebagai berikut:
a. Mengumpulkan botol-botol plastik bekas, seperti botol bekas kemasan minuman
(misalnya air mineral), botol bekas kemasan minyak goreng dan lain sebagainya.
Kemudian mencucinya hingga bersih, lalu dikeringkan.
b. Mengumpulkan berbagai macam kemasan plastik, seperti kemasan mie instan,
minuman-minuman instan, plastik pembungkus, tas plastik dan sebagainya. Harus
dipastikan plastik-plastik tersebut bebas dari segala jenis makanan (yang tersisa
didalamnya), dalam keadaan kering dan tidak tercampur oleh bahan lain (klip,
benang, kertas dan sebagainya).
c. Memasukkan segala jenis plastik yang ada di poin ke 2 ke dalam botol-botol
plastik pada poin ke 1.
d. Tidak boleh tercampur dengan kertas, kaca, logam, benda-benda yang tajam dan
bahan-bahan lain selain plastik.
e. Bahan-bahan plastik yang dimasukkan ke dalam botol plastik harus
dimampatkan hingga sangat padat dan mengisi seluruh ruangan dalam botol
plastiknya.
f. Cara memadatkannya bisa dengan menggunakan alat yang terbuat dari bambu
atau kayu (seperti tongkat bambu atau kayu).
g. Jika ingin membuat sesuatu dengan hasil Ecobrick ini, misalnya membuat meja,
kursi, atau benda-benda lain, maka bisa menggunakan botol-botol yang berukuran
sama, atau bahkan dari jenis dan merk yang sama, sehingga memudahkan
penyusunan.
h. Jika menginginkan hasil yang berwarna-warni, maka plastik-plastik kemasan
yang disusun didalamnya bisa diatur sedemikian rupa sehingga menghasilkan
warna sesuai yang diinginkan. Bisa juga dengan cara membungkus botol plastik
dengan cellophone/pita perekat yang berwarna
i. Setelah semua botol plastik diisi dengan kemasan-kemasan plastik hingga padat,
maka botol-botol plastik tersebut siap disusun dan digabungkan menjadi benda
265

lain, seperti meja, kursi, bahkan dinding dan atau lantai panggung, pembatas
ruangan dan banyak lagi lainnya. (Suminto, 2017).
266

DAFTAR PUSTAKA
Hardiatmi, S. (2011). Pendukung keberhasilan pengelolaan sampah kota. INNOFARM.
Jurnal Inovasi Pertanian, 10 (1): 50-66.
Mulasari, S. A. (2012). Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku
masyarakat dan pengolahan sampah didusun padukuhan desa sidokarto kecamatan
godean kabupaten sleman yogyakarta. Jurnal Kesmas volume 6 nomor 3 : 204-211.
Departemen Pekerjaan Umum, (2006), Permen PU nomor: 21/PRT/M/2006 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan (KSNP-SPP), Jakarta.di peroleh tanggal 28 Januari 2021 dari http://
www.scrib.com
Mujahiddin. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upaya Pemberdayaan Masyarakat
dalam Mengelola Sampah Anorganik di Bank Sampah Simpan Jadi Mas. Jurnal
Keskap Fisip, 13(1): 305-331.
Praganingrum, T, I., Suryatmaja, I, B., & Martiningsih, I, G, A, G, E. (2017). Taman Tematik
Edukasi 5R Sebagai Strategi Pemanfaatan Limbah Sampah Organik dan
Anorganik. Jurnal ABDIMAS Vol 10 (2). ISSN: 1979- 0953.
Suminto, S. (2017). Ecobrick: Solusi cerdas dan kreatif untuk mengatasi masalah plastik.
Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk) Vol 3 (1). ISSN:
2477-7900.
267

PRE PLANNING LOKAKARYA MINI MASYARAKAT II


RW 15 KELURAHAN TOBEK GODANG KECAMATAN BINAWIDYA

A. LATAR BELAKANG
Komunitas atau kelompok masyarakat adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai, perhatian yang merupakan kelompok khusus dengan batas-
batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang melembaga (Sumijatun, dalam
Harnilawati, 2013). Komunitas merupakan target pelayanan keperawatan komunitas.
Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat bertujuan untuk tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui upaya kerjasama yang aktif
antara perawat dengan masyarakat setempat.
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan yang diberikan melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan dan rehabilitasi. Upaya ini menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan masyarakat sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Nuraeni,
Supriyono, Veronica, 2017; Stanhope & Lancaster, 2016).
Keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam upaya mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dan mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Pelayan keperawatan komunitas yang diberikan kepada masyarakat
diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya berbagai masalah
kesehatan atau penyakit di masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2016).
Masalah kesehatan di komunitas merupakan masalah yang harus diselesaikan secara
bersama-sama dan menyeluruh dengan melibatkan berbagai elemen yang ada di masyarakat.
Upaya penyelesaian masalah keperawatan komunitas memerlukan peran serta masyarakat
dengan pembentukan RW Siaga yang melibatkan seluruh perangkat desa meliputi pokjakes,
kader posyandu, tokoh masyarakat, tokoh agama dan karang taruna yang ada. (Mubarak,
2011)
Lokakarya Mini Masyarakat (LKMM ) adalah suatu pertemuan dengan TOMA serta
RT, RW yang ada disuatu daerah dengan bersama-sama untuk membahas hasil pengkajian
atau survei mawas diri (SMD), menentukan prioritas masalah kesehatannya serta
268

merencanakan dan menyusun tindakan pemecahan masalah untuk mengatasi masalah


kesehatan di wilayah tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat sesuai dengan
potensi yang dimiliki (Sugiyanto, 2016) .
Hasil pengkajian yang diperoleh ners muda dari penyebaran angket, observasi,
windshield survey, dan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 07 Januari 2021
sampai dengan 11 Januari 2021 di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya,
didapatkan permasalahan yaitu defisiensi kesehatan komunitas: COVID 19
Pada LKMM II para ners muda sudah melakukan implementasi secara keseluruahan
dan akan memaparkan hasil evaluasi semua kegiatan yang telah dilakukan selama praktik
profesi komunitas di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya. LKMM II ini
dilakukan dengan harapan agar masyarakat mengetahui hasil kegiatan yang telah dilakukan
ners muda serta mampu mempertahankan dan meningkatan potensi di bidang kesehatan
yang berbasis masyarakat di wilayah RW 15, sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat setinggi-tingginya.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan LKMM II bersama masyarakat diharapkan masyarakat
mengetahui kegiatan yang sudah ners muda lakukan, evaluasi, serta rencana tindak
lanjut dari hasil kegiatan ners muda yang ada di wilayah RW 15 Kelurahan Tobek
Godang Kecamatan Binawidya, serta mampu melanjutkan kegiatan positif yang dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan, diharapkan masyarakat RW 15 bersama Ners muda
mampu:
a. Memaparkan hasil kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh ners muda di RW 15
Kelurahan Tobek Godang Kecamatan Binawidya
b. Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dan penyusunan rencana tindak lanjut
yang perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal
c. Masyarakat dan Ners Muda melakukan perpisahan secara baik dan tetap menjaga
silaturahmi
269

C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Lokakarya Mini Masyarakat II (LKMM II) di RW 15 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya
2. Sasaran dan Target
Sasaran : Perwakilan tokoh masyarakat RW 15, RW Siaga Kelurahan Tobek
Godang Kecamatan Binawidya
Target : Lurah, Puskesmas, Ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, tokoh
agama, pengurus RW siaga, tokoh pemuda, Ibu-ibu kader, dan
masyarakat
3. Metode
Penyampaian hasil evaluasi kegiatan yang telah dilakukan ners muda bersama
masyarakat yang disampaikan melalui ceramah, diskusi presentasi dan musyawarah.
4. Media dan alat
Infocus, laptop, TOA (Speaker), layar, mikrofon, slides, cok sambung, meja, dan
kursi.
5. Waktu
Waktu : Selasa, 23 Februari 2021
Pukul : 20.00 WIB s/d selesai
Tempat : MDA Mesjid Al-Kautsar
270

6. Seting Tempat

Layar

P P MC M N

Lurah, RW, RT, RW SIAGA, Dosen Pembimbing

D X X X X F X X X X

F X X X X X F X X X

X X F X X X X X F X

X X X X F X X X X D

Keterangan:
P : Presentator
MC : Pembawa Acara
M : Moderator
N : Notulen
F : Fasilitator
O : Observer
D : Dokumenter
X : Warga (30 Orang)
271

7. SUSUNAN ACARA
No. Waktu Kegiatan penyuluhan Pembicara
1. 20.00-20.02 Pembukaan Sinthia Ramadhani Fitri,
(2 menit) S.Kep
2. 20.02-20.07 Pembacaan ayat suci Al-Qur’an Nurhidayatul Nadya,S.Kep
(5 menit)
3. 20.07-20.12 Doa Dinul Tauhid Almaturidi,
(5 menit) S.Kep
4. 20.12-20.27 Sambutan- sambutan :
(15 menit) - Kata sambutan dari Ketua - Riskhita Mutiara
LKMM II Salshabila, S. Kep
- Kata sambutan dari Dosen - Dosen pembimbing FKP
Pembimbing UNRI
- Kata sambutan dari Lurah - H. Yasir Arafat, S.Sos
Tobek Godang
- Kata sambutan dari Ketua RW - Aguswan, S.Sos, M.Si
15
5. 20.27-20.42 Penampilan video kegiatan - Ners Muda Unri
(15 menit) implementasi Ners Muda Unri
6. 20.42-20.57 Penguraian implementasi Rabiatul Addawiah, S.Kep
(15 menit) kesehatan di RW 15 dan evaluasi
kegiatan
7. 20.57-21.07 Sesi tanya jawab dan diskusi Nanda Agustia, S.Kep
(10 menit)
8. 21.07-21.12 Penutup: Sinthia Ramadhani Fitri,
(5 menit) - Salam Penutup S.Kep
1. )

8. URAIAN TUGAS
1. Persiapan
a. Penanggung Jawab : Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan kegiatan.
b. Pembawa Acara : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Tugas : Membuka acara, Menjelaskan tujuan, Membuat kontrak
waktu, Menutup kegiatan.
c. Presentator : Rabiatul Addawiah, S.Kep
Tugas : Presentasi data hasil pengkajian mahasiswa.
d. Moderator : Nanda Agustia, S.Kep
272

Tugas : Memimpin diskusi


e. Notulen : Resti Ananda Putri, S.Kep
Tugas : Mencatat hasil musyawarah dan kegiatan.
f. Observer : Nurfitri Rahmawati, S.Kep
Tugas : Mengamati jalannya kegiatan dan membuat laporan hasil
kegiatan.
g. Dokumentasi : Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
Nada Nabila, S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan LKMM II.
h. Fasilitator : Najla Nailufar, S.Kep
Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Zilfanny Sera Engla, S.Kep
Vera Febrianti, S.Kep
Tugas : Memfasilitasi kelancaran kegiatan

9. KRITERIA EVALUASI
a. Struktur:
1) Pre planning disiapkan tiga hari sebelum kegiatan
2) Undangan telah disebarkan minimal satu hari sebelum kegiatan.
3) Tempat dan alat telah disepakati sebelum kegiatan.
4) Peran dan tanggung jawab Ners muda telah ditentukan.
b. Proses:
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
2) Masyarakat datang sesuai dengan jumlah undangan yang disebarkan.
3) Masyarakat mengikuti kegiatan dengan antusias dan semangat
c. Hasil:
1) Penyampaian evaluasi kegiatan oleh ners muda sukses dilakukan
2) Perpisahan dengan warga RW 15 Kelurahan Tobek Godang Kecamatan
Binawidya
3) Sekitar 80% undangan dapat hadir saat LKMM II
273

Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA LOKAKARYA MINI MASYARAKAT II

1. Ketua Panitia : Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep


2. Sekretaris : Rabiatul Addawiah, S.Kep
3. Bendahara : Resti Ananda Putri, S.Kep
4. Seksi Acara : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Nurhidayatul Nadya,S.Kep
5. Seksi Humas : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Najla Nailufar, S.Kep
6. Seksi Perlengkapan : Vera Febrianti, S.Kep
Zilfanny Sera Engla, S.Kep
7. Seksi Konsumsi : Nanda Agustia, S.Kep
Nurfitri Rahmawati, S.Kep
8. Seksi Dokumentasi : Nada Nabila, S.Kep
Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep

Pekanbaru, 20 Februari 2021


Ketua

Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep


274

DAFTAR PUSTAKA

Harnilawati. (2013). Pengantar ilmu keperawatan komunitas. Takalar: Pustaka As Salam

Mubarak, B & Chayatin, N. (2011). Ilmu keperawatan komunitas: Pengantar dan teori.
Jakarta : Salemba Media.
Stanhope & Lancaster. (2016). Community & public health nursing. Sixth edition. Mosby:
New Jersey.
275

DOKUMENTASI

1. Sosialisasi RW Siaga

2. Pembentukan RW Siaga

3. Pelantikan RW Siaga
276

4. Upaya Kesehatan Sekolah


277

5. Upaya Kesehatan Kerja


278

6. Loka Karya Mini Masyarakat I


279

7. Penyegaran Posyandu
280

8. Penyuluhan COVID-19 dan Terapi Komplementer

9. Sosialisasi SATGAS COVID-19


281
282

10. Senam
283

11. Gotong Royong


284
285

12. Tanaman Obat Keluarga


286

13. Penerapan 3M (Pemasangan banner, pembagian masker, pengadaan tempat cuci


tangan)
287
288

14. Sosialisasi Bank Sampah dan Pengelolaan Sampah


289

15. Loka Karya Mini Masyarakat II


SOSIALISASI
RUKUN WARGA (RW) SIAGA BERLOKASI DI RW 015
PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
Latar Belakang
Visi Pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2021
01 “terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong”

Misi Pembangunan kesehatan:


• Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan,
• Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,
02 memelihara
• Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau serta memelihara dan meningkatkan kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya

Hal ini sejalan dengan tujuan praktek keperawatan kesehatan


masyarakat : meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mencegah
03 dan mengatasi masalah kesehatan sehingga terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi tingginya

04 PENTING RW SIAGA
LANDASAN

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1529/Menkes/SK/X/2010 tentang pedoman pelaksanaan
Pengembangan Desa Siaga
RW SIAGA merupakan gambaran
masyarakat yang SADAR, MAU, dan
Defenisi RW Siaga
MAMPU untuk MENCEGAH dan
MENGATASI berbagai ancaman RW SIAGA adalah WADAH
terhadap kesehatan masyarakat yang penting agar masyarakat
dapat duduk bersama untuk
Kurang gizi mengupayakan kesehatan
masyarakat secara mandiri

Penyakit menular

Penyakit yang berpotensi menimbulkan


kejadian luar biasa dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya
dan potensi setempat secara gotong
royong
Tujuan RW Siaga

Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran


masyarakat tentang kesehatan.

Meningkatnya kewaspadaan dan


Terwujudnya RW yang sehat, peduli,
kesiapsiagaan RW terhadap resiko dan
dan tanggap terhadap permasalahan
bahaya yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan diwilayahnya
kesehatan

Meningkatnya kesehatan lingkungan di RW


sehingga dapat meningkatkan kemampuan
dan kemauan masyarakat untuk menolong
diri sendiri di bidang kesehatan

Real Estate
Indikator RW Siaga

Penanggulangan kegawat daruratan dan


bencana berbasis masyarakat
Forum komunikasi
masyarakat RW Adanya upaya mewujudkan lingkungan
sehat
Fasilitas pelayanan kesehatan
dasar dan sistem
Adanya upaya mewujudkan PHBS (Prilaku
rujukan
Hidup Bersih Dan Sehat)
UKBM
Adanya upaya mewujudkan kadarzi (Keluarga
Sistem pengamatan penyakit dan
Sadar Gizi) dan terbentuknya keluarga sadar
faktor risiko gizi
berbasis masyarakat

Real Estate
Sasaran RW Siaga
Semua individu dan keluarga
di desa

Pihak-pihak yang yang mempunyai


pengaruh terhadap perubahan
perilaku individu dan keluarga

Pihak-pihak yang di harapkan memberikan


dukungan kebijakan , peraturan
perundangan, dana, tenaga,sarana
Struktur Organisasi
Penasehat Ketua Sekeretaris Bendahara Anggota

• Memberikan • Bertanggunga jawab • Melaksanakan


• Mengkordinasikan • Mencatat seluruh
pembinaan terhadap kegiatan RW
kegiatan RW SIAGA kegiatan RW
secara berkala pengeluaran dan SIAGA sesuai
• Memimpin kegiatan SIAGA
terhadap pemasukan dana; dengan unitnya.
pertemuan RW SIAGA • Melaporkan
kegiatan RW • Menghimpun semua • Melaporkan hal-
• Membagi tugas kegiatan hasil
SIAGA dana yang masuk; hal yang
kegiatan RW SIAGA kepada seluruh
• Memberikan • Mencatat berkaitan dengan
pada anggota setiap anggota RW
bimbingan pemasukan dan unit- unit RW
unit SIAGA
terhadap pengeluaran dana SIAGA kepada
• Membantu anggota RW • Menginformasikan
anggota RW RW SIAGA; keoordinator tiap
SIAGA untuk kepada tiap
SIAGA • Melaporkan unit.
melakukan kegiatan anggota pada
• Mengevaluasi keuangan kepada • Bekerjasama
pengawasan setiap pertemuan
program dan ketua dan seluruh dengan anggota
• Membantu pengawasan • Pengurusan surat
pelaksanaan anggota RW SIAGA. yang lain dalam
pelaksanaan kegiatan –menyurat dan
kegiatan RW kegiatan RW
RW SIAGA pengarsipan.
SIAGA. SIAGA.
• Mengevaluasi kegiatan
RW SIAGA.
Real Estate
Struktur Organisasi RW Siaga
Penasehat

Ketua

Sekretaris Bendahara

Program kerja

Kegawatdaruratan
Kadar Gizi Lingkungan
PHBS Surveilance

Real Estate
Program Kerja
KADAR GIZI PHBS Lingkungan Surveilance Kegawatdaruratan

Real Estate
Tugas Kadar Gizi
• Mengidentifikasi dan memantau kondisi gizi balita (penimbangan, PMT,
penyuluhan, pemberian vitamin A, dll).
01
• Mengindetifikasi status gizi balita (BGM, gizi kurang, gizi buruk) melalui
pemantauan Kartu Menuju Sehat (KMS)

• Mengidentifikasi pertumbuhan dan perkembangan balita


• Mengindentifikasi dan memantau kadarzi (contoh memantau keluarga 02
dengan balita yang kurang gizi)

• Membantu pemanfaatan perkarangan untuk meningkatkan gizi


03 keluarga [misalnya: penanaman tanaman obat keluarga (TOGA)]

• Mengidentifikasi dan memantau gizi ibu hamil


• Mengidentifikasi dan memantau gizi lansia. 04
.

Real Estate
Tugas PHBS
• Melakukan kegiatan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
yang dikembangkan seperti:
01
• Posyandu balita, misalnya melalui penyuluhan tentang tumbuh kembang
balita.

• Posyandu lansia, misalnya melakukan penkes tentang penyakit pada


lansia ataupun kondisi-kondisi yang dapat membuat lansia cedera. 02

• TOGA, melalui penanaman tanaman obat yang bermanfaat bagi kesehatan.


03 • Pos UKK, melalui identifikasi masalah kesehatan pekerjaan yang dominan
di wilayah RW.

• Mengidentifikasi dan memantau kondisi gizi balita (penimbangan, PMT, penyuluhan,


pemberian vitamin A, dll).
• Mengindetifikasi status gizi balita (BGM, gizi kurang, gizi buruk) melalui 04
pemantauan Kartu Menuju Sehat (KMS)
.

Real Estate
Tugas Lingkungan

01 • Melakukan penyuluhan kesehatan lingkungan

• Membantu pengelolaan sampah, air bersih. 02

• Membantu pengelolaan kebersihan lingkungan (gotong royong,


03
pemantauan jentik).

Real Estate
Tugas Surveilance
• Mengamati perkembangan penyakit yang berpotensi wabah di
01 masyarakat seperti DBD, malaria, diare, campak, ISPA, keracunan,
HIV/AIDS (NAPZA).

• Menyelenggarakan imunisasi di posyandu 02

Real Estate
Satgas Covid
Memantau ODP COVID-19 yang tidak memiliki tempat isolasi mandiri yang
1
layak

Menyiapkan lokasi karantina bagi ODP dari wilayah padat penduduk atau
yang tidak punya tempat isolasi mandiri yang layak
2

Mengurus pemberian santunan kepada ODP yang memenuhi syarat untuk


3
disantuni

Melaporkan kasus baru kepada Puskesmas Kelurahan 4

Mengumpulkan laporan dari Gugus Tugas Setingkat RW, dan meneruskan


5
laporan tersebut ke pihak terkait
Tugas Kegawatdaruratan
• Menyelenggarakan tindakan tanggap bencana alam (banjir, longsor), bencana
karena kelalaian manusia (kebakaran, keracunan), bencana karena penyakit
01 (penyakit yang berpotensi wabah). Seperti pemberian pertolongan pertama
pada korban banjir.

• Menyelenggarakan pertolongan pertama pada hal-hal yang dapat 02


menyebabkan kematian.

03

Real Estate
Thank you
PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN
COVID-19
DI TEMPAT KERJA
PENERAPAN 3 M
(MENCUCI TANGAN, MENGGUNAKAN MASKER DAN MENJAGA JARAK)

OLEH : NERS MUDA FAKULTAS KEPERAWATAN UNRI


2020 di RW 15 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan
Tampan
Usaha Kesehatan Kerja (UKK)

UKK adalah usaha penyerasian antara


kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan
kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri
maupun masyarakat di sekelilingnya, agar
diperoleh produktivitas kerja yang optimal

Tujuan Usaha Kesehatan Kerja (UKK) adalah


untuk memperoleh derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya bak fisik, mental dan sosial
bagi masyarakat pekerja dan masyarakt
lingkungan pekerja tersebut
DEFINISI

Corona virus disease (COVID-19) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat.

TANDA DAN GEJALA


Tanda dan Gejala

Demam Batuk Sesak Sakit


Nafas Tenggorokkan
Dampak Covid-19 di Tempat Kerja

Penyebaran
Droplet (Air
Liur)

Kontak
dengan Media
(Makanan)

Penyebaran
Airborne
(Udara)
DAMPAK COVID-19
 Sesak memberat,

 Fatigue (Kelelahan) Dampak COVID-19 terhadap usaha yaitu dapat


terjadinya penyebaran virus melalui kontak pekerja
 Kematian. seperti penyebaran aerosol (partikel, asap, debu)
dan kontak lingkungan ruangan, bekerja bersama
dalam jarak dekat tanpa mengindahkan protocol
kesehatan (PDPI, 2016).

Risiko pergerakan orang dan berkumpulnya masyarakat pada


tempat dan fasilitas umum, seperti warung dan tmpt umum
lainnya memiliki potensi penularan COVID-19 yang cukup
besar.
Upaya Pencegahan COVID-19 di
Tempat Kerja
Mencuci Tangan
Mencuci tangan dengan menggunakan sabun menjadi

01 salah satu tindakan sanitasi untuk pencegahan penyakit.


Mencuci tangan direkomendasikan dengan menggunakan
sabun dan air mengalir selama 20 detik.

Menggunakan Masker
02 Menggunakan masker merupakan salah satu upaya
pencegahan penyebaran virus melalui masker yang
menutupi hidung dan mulut sebagai jalan masuk
(port de entry)

Menjaga Jarak (Physical Distancing)


03 Physical distancing atau pembatasan jarak fisik adalah
upaya yang dilakukan untuk mengendalikan penyebaran
infeksi virus Corona dan mencegah COVID-19.
Masker Medis atau Masker Kain

CARA MENGGUNAKAN
MASKER
Jenis-Jenis Masker

Rekomendasi Kemenkes, 2020


01 02 03 04

Lepas masker Cuci tangan


Tutup mulut, Tekan bagian
yang telah pakai sabun
hidung dan atas masker
digunakan setelah
dagu. Pastikan agar mengikuti
dengan hanya membuang
bagian masker bentuk hidung
memegang tali masker yang
yang berwarna dan tarik ke
dan langsung telah
berada di belakang di
buang ke digunakan ke
bagian depan. bagian bawah
tempat dalam tempat
dagu.
sampah. sampah.
C A R A
M E N C U C I
T A N G A N
Cara Mencuci Tangan Sesuai Rekomendasi
WHO

Your Text Here Your Text Here


You can simply impress your You can simply impress your
audience and add a unique zing audience and add a unique zing
and appeal to your Presentations. and appeal to your Presentations.

Your Text Here Your Text Here


You can simply impress your You can simply impress your
audience and add a unique zing audience and add a unique zing
and appeal to your Presentations. and appeal to your Presentations.

Menggunakan Hand Sanitizer


Rekomendasi Organisasi Dunia

Social
Distancing

1m
Contoh Pembatas Saat Transaksi
J
A
N
G
A
N

L
U
P
A

3M

Di Tempat
Kerja
THANK YOU
Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Riau
LOKAKARYA MINI
MASYARAKAT 1
RW 15 Kelurahan TobekGodang, Kecamatan Tampan,
Pekanbaru, Riau
KEPERAWATAN KOMUNITAS

Komunitas
Manusia dengan keluarga
sebagai unit
pelayanan dasar

Keperawatan
dengan tiga
Kesehatan
level
pencegahan (sehat-sakit)

Lingkungan fisik
biologis, psikologis,
sosial cultural, dan
spiritual
1
HASIL PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 7 Januari 2021 – 12 Januari 2021
BATAS WILAYAH
UTARA :
RW 13

BARAT : TIMUR :
RW 14 (Jalan RW 09
Rajawali Sakti)

SELATAN :
RW 13
HASIL WINDSHIELD SURVEY
FASILITAS KESEHATAN
FASILITAS PERDAGANGAN
FASILITAS PERDAGANGAN
KONDISI JALAN
FASILITAS KEAMANAN
FASILITAS IBADAH
FASILITAS OLAHRAGA
KONDISI LINGKUNGAN
KONDISI LINGKUNGAN
USIA
USIA (n=72 KK)
Dewasa Muda Dewasa Pertengahan Lansia

41

19

12

Usia KK
USIA (n=231 Orang/Jiwa)
USIA
34,20%
35,00% 33%

30,00% Bayi
Toddler
25,00%
Pre school
20,00%
Usia sekolah
15,00% Remaja
10,40%
9,10%
10,00% Dewasa Awal
4,80% 5,60%
2,60% Dewasa Madya
5,00% 0,90%
Lansia
0,00%
Bayi Toddler Pre school Usia Remaja Dewasa Dewasa Lansia
sekolah Awal Madya
JENIS KELAMIN
Jenis kelamin Kepala Keluarga

Jenis Kelamin
laki-laki perempuan

118 (51,1%)

113 (48,9%)

Jenis kelamin

Jenis kelamin (n=231)


PEKERJAAN KK
PEKERJAAN KK jumlah KK yang tidak berkerja atau maupun
26,40% 27,80% sudah pensiun sebanyak 19 responden (26,4%),
19,40%
swasta sebanyak 13 responden (18,1%),
18,10%
wiraswasta sebanyak 20 responden (27,7%),
PNS sebanyak 14 responden (19,4%), angkatan
6,90%
(AUAL/AD) sebanyak 1 responden (1,4%), dan
1,40%
IRT sebanyak 5 responden (7%). Kesimpulan
dari diagram menggambarkan bahwa pada
umumnya KK yang mengisi angket kuesioner ini
bekerja sebagai wiraswasta.
TINGKAT PENDIDIKAN KK

43%

45%
40% 32%
35%
30%
25% 18%
20%
15% 7%
10%
5%
0%
SD SMP SMA S1
Riwayat penyakit

RIWAYAT PENYAKIT
78,80%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00% 5,60% 3,90% 2,60% 2,20% 1,30% 1,30% 4,30%
0,00%
KELUHAN SAAT INI

80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
HASIL ANALISA DATA :
1.PUS
2.BAYI & BALITA
3.REMAJA
LANSIA (n=26)
Penyakit lansia saat ini

15,4% 15,4% 15,4% 15,4%

11,5%

7,7%

3,8% 3,8% 3,8% 3,8% 3,8%

Dari 10 penyakit, terdapat 4 penyakit mayoritas yang dialami


oleh lansia, yaitu Hipertensi, rematik, Batuk dan Pilek.
LANSIA
Penyakit kronis selama 6 bulan

30,0%
25,0%
20,0%
15,0%
10,0%
5,0%
0,0%

(n=26)

dari 26 responden, mayoritas penyakit kronis yang dimiliki oleh lansia


selama 6 bulan adalah penyakit hipertensi yaitu sebanyak 26,9%.
DIMENSI PSIKOLOGIS LANSIA

DIMENSI PSIKOLOGIS

69,2%

70,0%
60,0% 30,8%
50,0%
40,0%
30,0%
20,0%
10,0%
0,0%
Baik Kurang baik

(n=26)
DIMENSI SOSIAL LANSIA

Kategori Dimensi Sosial


57,7%
42,3%
60,0%
50,0%
40,0%
30,0%
20,0%
10,0%
0,0%
kurang baik baik

(n=26)
DIMENSI KESEHATAN LANSIA

Kategori Dimensi Kesehatan


61,5%
80,0%
38,5%
60,0%

40,0%

20,0%

0,0%
baik kurang baik

(n=26)
DIMENSI GAYA HIDUP LANSIA

Kategori Dimensi Gaya Hidup

50% 50%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
positif negatif

(n=26)
PENANGGULANGAN COVID-19

A. PENGETAHUAN (n=72)
83,30%

90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00% 15,30%
40,00%
1,40%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Kurang Cukup Baik
B. ASPEK SIKAP

56,90%
43,10%

60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Negatif Positif
B. ASPEK PERILAKU

50,00% 50,00%

50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Baik Kurang Baik
Pemakaian Masker
Mencuci Tangan
Jarang Sering Selalu Social Distancing
3% 33% 13%
12% 28%
Tidak Pernah
Jarang
26% Jarang
39%
Sering
Sering
49% Selalu
Selalu 54%
43%

dari 72 responden, sebanyak 35 dari 72 responden, terdapat 31 responden dari 72 responden, sebanyak 39
responden (49%) yang sering (43%) yang sering menerapkan prinsip responden (54%) sering mencuci tangan
memakai masker, 28 responden jaga jarak, 20 responden (28%) selalu dengan sabun dan air mengalir atau
(39%) yang selalu memakai menerapkan prinsip jaga jarak, 19 handsanitizer, 24 responden (33%) selalu
masker dan 9 responden (12%) responden (26%) jarang menerapkan mencuci tangan dengan sabun dan air
jarang memakai masker . prinsip jaga jarak, dan 2 responden (3%)
tidak pernah menerapkan prinsip jaga
mengalir atau handsanitizer, dan 9
responden (13%) jarang mencuci tangan
jarak. dengan sabun dan air mengalir atau
handsanitizer.
Mandi dan Ganti Pakaian
Upaya Peningkatan Imun Tidak Kontak Langsung
4% 3%
27%
24%
21%
Tidak Pernah 36% Tidak Pernah
22% Jarang
Jarang Jarang
Sering 37%
Sering Sering
Selalu
Selalu 43% Selalu

47% 36%

dari 72 responden, terdapat 34 responden dari 72 responden, sebanyak


. 31 responden (43%) dari 72 responden, sebanyak 26 responden (37%)
(47%) yang sering melakukan upaya sering tidak kontak langsung dengan keluarga jarang langsung mandi dan mengganti pakaian
peningkatan imunitas/pertahanan tubuh, 19 setelah beaktivitas di luar rumah, 26 responden setelah beraktivitas di luar rumah, 26 responden
responden (27%) selalu melakukan upaya (36%) jarang menerapkan untuk tidak kontak (36%) sering langsung mandi dan mengganti
peningkatan imunitas/pertahanan tubuh, 16 langsung dengan keluarga setelah beraktivitas di pakaian setelah beraktivitas di luar rumah, 17
responden (22%) jarang melakukan upaya luar rumah, dan 15 responden (21%) selalu responden (24%) selalu langsung mandi dan
peningkatan imunitas/pertahanan tubuh, dan 3 menerapkan untuk tidak kontak langsung dengan mengganti pakaian setelah beraktivitas di luar
responden (4%) tidak pernah melakukan upaya keluarga setelah beraktivitas di luar rumah rumah, dan 2 responden (3%) tidak pernah
peningkatan imunitas/pertahanan tubuh. langsung mandi dan mengganti pakaian setelah
beraktivitas di luar rumah.
Menganjurkan tamu untuk menggunakan masker dan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah

Menganjurkan Tamu Bermasker dan Cuci Tangan sebelum Masuk Rumah

10%
17%
Tidak Pernah
Jarang
Sering
40% Selalu

33%
Berjemur di bawah sinar matahari pagi antara jam 07.00-10.15

Berjemur
10% 3%

Tidak Pernah
Jarang
Sering
30% 57%
Selalu
Menggunakan Peralatan Ibadah Pribadi

14%

Tidak Pernah
30%
14% Jarang
Sering
Selalu
42%
Menggunakan peralatan makan
pribadi apabila diluar rumah
14%

29%
Melakukan Isolasi Mandiri
11% tidak pernah jika ada Gejala COVID 19
jarang
sering
selalu 11%
25%
46% tidak pernah
14%
jarang
sering
selalu

50%
Masker Kain 3 Lapis Mengajak Anggota Keluarga untuk
Melakukan Protokol Kesehatan
3%

32% Tidak Pernah 28% 12% tidak pernah


29% Jarang jarang
24%
Sering sering
Selalu selalu
36%
36%

Mengganti Masker 4 Jam sekali


18%
21%
Tidak Pernah
Jarang
12%
Sering
49% Selalu
Lingkungan dan Pendukung

Memiliki Tempat Cuci


Tangan
Ya Tidak Ventilasi Rumah
Ya Tidak

19%

22%

81%
78%
Menggunakan Masker

7% Ya Tidak

93%

Menggunakan cairan Mencuci tangan menggunakan air mengalir

Desinfektan 29%
14% Ya Tidak

Ya
86% Tidak
71%
Kebiasaan Membersihkan Rumah
Kondisi Jendela 1x/hari 2x/hari 1x/minggu 2x/minggu

Terbuka Tertutup 1% 6%

29%
46%

47%
71%
PELAYANAN KESEHATAN , POLITIK DAN PEMERINTAHAN

Fasyankes yang Biasa Digunakan Keluarga


Organisasi
Puskesmas Rumah Sakit Praktik Dokter Klinik
2% 4%
6%
40%
49% PKK

Posyandu
33%
Pengajian/Wirid
25%
Pengurus/Perangkat Desa

Sosial Kematian

1% 4% Tidak Ikut Organisasi


36%
2
ANALISA DATA
ANALISA DATA MASALAH KEPERAWATAN
Hasil angket: Defisiensi kesehatan
Sebagian masyarakat di RW 15 masih memiliki perilaku kurang baik seperti tidak komunitas: COVID- 19
adanya tempat cuci tangan sebanyak (81%). Pada umumnya masyarakat tidak
menggunakan cairan desinfektan (86%) untuk membersihkan tangan ketika
bepergian.
Sikap masyarakat terhadap upaya pencegahan covid-19 di RW 15 kelurahan
Tobek Gadang sebagian besar memiliki sikap negatif (56,9%). Seperti, setelah
beraktivitas diluar rumah hampir setengah masyarakat jarang langsung mandi dan
mengganti pakai (37%), jarang berjemur (57%), jarang menghindari menyentuh
benda-benda (43%), dan jarang menganjurkan tamu bermasker dan mencuci
tangan sebelum masuk ke rumah (40%). Selain itu Masalah ini secara tidak
langsung mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat terhadap masalah yang
dihadapi.
Pengetahuan masyarakat tentang covid-19 menunjukan pengetahuan yang baik
(83,3%).
Hasil wawancara
Hasil wawancara dengan ketua RW 15 Kelurahan Tobekgodang mengatakan bahwa belum
terbentuk RW siaga, sehingga tidak adanya program peningkatan pencegahan COVID-19 pada
masyarakat. Satgas COVID-19 sudah terbentuk di RW 15 akan tetapi belum ada pelatihannya
sehingga jika terdapat masyarakat yang suspect dan ODP petugas satgas COVID-19 tidak
mengetahui tindakan yang dilakukan.
Hasil wawancara dengan beberapa masyarakat mengatakan bahwa masyarakat hanya
menggunakan masker di luar area RW 15 saja.
Hasil wawancara RT dan beberapa masyarakat mengatakan bahwa terdapat lima warga yang
ANALISA DATA MASALAH KEPERAWATAN

Hasil windshield survey Defisiensi kesehatan


Masih terdapat warga RW 15 yang tidak menerapkan protokol kesehatan cenderung beresiko:
seperti tidak memakai masker, tidak menjaga jarak saat berada di luar COVID- 19
rumah.
Pada fasilitas umum seperti wesjid, warung, dan bengkel tidak
menyediakan fasilitas cuci tangan.
Lingkungan RW 15 tidak terdapat poster himbauan wajib menggunakan
masker atau protokol kesehatan lainnya

Hasil observasi
Hasil observasi menunjukkan kelompok anak usia sekolah & remaja
yang kurang memperhatikan protokol kesehatan untuk pencegahan
COVID-19, seperti tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak saat
berkumpul di keramaian
Hasil observasi menunjukkan bahwa orang dewasa masih ada yang
tidak memakai masker diluar rumah.
Hasil observasi menunjukkan bahwa tidak adanya layanan pengecekan
suhu sebelum masuk ke masjid.
ANALISA DATA MASALAH KEPERAWATAN

Hasil angket ketidakefektifan


Mayoritas masyarakat di RW 15 kondisi jendela disetiap harinya tertutup (71%). pemeliharaan kesehatan
berhubungan dengan
Hasil wawancara: ketidakmampuan
Beberapa masyarakat mengatakan takut memeriksakan kesehatan ke pelayanan menerapkan upaya
kesehatan karena pandemi COVID-19 pencegahan penyakit.
Hasil wawancara dengan ketua RW 15 mengatakan bahwa partisipasi masyarakat
terhadap permasalahan RW masih tergolong minim dan terhadap kebersihan
lingkungan seperti selokan masih ada sampah berserakan.

Hasil windshield survey


Beberapa rumah mengelola sampah dengan menunggu diangkut dengan petugas
kebersihan, namun masih ada beberapa titik tempat penduduk mengolah sampah
dengan di bakar dan dibuang sembarangan.
Jendela di wilayah RW 15 masih terlihat tertutup sehingga sirkulasi udara tidak
efektif

Hasil observasi
Kondisi saluran pembuangan air sebagian besar lancar, namun tampak kotor.
Tampak beberapa rumah dengan jendela tertutup.
SKORING PRIORITAS MASALAH KESEHATAN.docx
TERIMAKASIH!

unrinersmuda@gmail.com

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, incluiding icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Please, keep this slide for attribution.


Penyegaran pelaksanaan posyandu (sistem lima
meja) di masa pandemi covid-19 sesuai dengan
protokol kesehatan pada kader kesehatan di
posyandu apel rw 015 Kel. Tobekgodang, Kec.
Tampan.
NERS MUDA 2020
PRAKTIK KLINIK PROFESI KEPERAWATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
Pelaksanaan posyandu

Pelaksanaan Posyandu dikenal dengan


nama “sistem lima meja”, maksudnya dalam
pelaksanaan kegiatan Posyandu harus
mencakup lima kegiatan pokok.
SISTEM LIMA MEJA

01 02 03 04 05

Pendaftaran Penimbangan & Pencatatan/ Penyuluhan & Pelayanan


pengukuran Pengisian Pelayanan Kesehatan, KB
tinggi badan KMS Gizi & Imunisasi
01
Pendaftaran
Bayi/balita

1. Kader mendaftaran bayi/balita yang dibawa


Ibu hamil
ibu-ibu: nama bayi/balita tersebut ditulis
pada secarik kertas yang kemudian
diselipkan pada KMS-nya.
2. Apabila balita merupakan peserta baru,
berikan KMS baru kepada balita. Kader mendaftar ibu hamil, yaitu nama ibu
3. Ibu dipersilahakan membawa balita menuju hamil tersebut ditulis pada Register Ibu hamil
meja 2 dan dipersilahkan menuju tempat
penimbangan.
02
Penimbangan dan pengukuran tinggi badan

1. Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan


pakaian seminimal mungkin dan geser bandul
sampai jarum tegak lurus.
2. Baca berat badan balita dengan melihat angka di
ujung bandul geser.
3. Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas
dalam kilogram dan ons.
4. Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan
bandul aman.
5. Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak
timbang.
02
Penimbangan dan pengukuran tinggi badan

PENGUKURAN PANJANG BADAN


● Letakkan pengukur panjang badan pada meja atau tempat yang rata. Bila tidak
ada meja, alat dapat diletakkan di atas tempat yang datar (misalnya lantai).
● Baringkan bayi dengan posisi telentang.
● Rapatkan kedua kaki dan tekan lutut bayi sampai lurus dan menempel pada
meja/tempat menaruh alat ukur.
● Ukur panjang badan anak dari ujung kepala hingga telapak kaki.
● Catat hasil pengukuran berdasarkan cm.
02
Penimbangan dan pengukuran tinggi badan

PENGUKURAN TINGGI BADAN


○ Minta balita yang akan diukur untuk melepaskan alas kaki dan
berdiri tepat di bawah microtoise.
○ Pastikan balita berdiri tegak dengan pandangan lurus ke depan,
serta kepala, punggung, bokong, betis, dan tumit menempel
pada bidang vertikal/tembok/dinding dalam keadaan rileks.
○ Turunkan microtoise hingga mengenai/menyentuh rambut
balita, namun tidak terlalu menekan (pas dengan kepala) dan
posisi microtoise tegak lurus.
○ Catat hasil pengukuran berdasarkan cm.
03
Pencatatan/Pengisian kMS
03
Pencatatan/Pengisian kMS
03
Pencatatan/Pengisian kMS
03
Pencatatan/Pengisian kMS
03
Pencatatan/Pengisian kMS
Selain mampu
mengisi, kader
diharapkan juga
mampu membaca
atau menilai grafik
KMS.
04
Penyuluhan dan Pelayanan Gizi

Bayi/balita Ibu Hamil

• Pemberian ASI Ekslusif • Istirahat yang cukup


• Pemberian MP-ASI • Makanan yang bergizi
• Pemberian vit A setiap bulan 2 • Tablet tambah darah
dan 8 • Pengenalan bahaya kehamilan
• Diare (mis: anemia)
• Infeksi saluran pernafasan akut • Inisiasi menyusui dini
• Demam • Cara pencegahan penularan
• Cara pencegahan penularan COVID-19 pada ibu hamil
COVID-19 pada bayi/balita
05
Pelayanan
kesehatan, KB
dan Imunisasi

Pemberian VIT A Imunisasi

Pemberian Tablet
tambah darah
Pelayanan KB
Operasional
posyandu di saat
pandemi COVID-19
Pelaksanaan posyandu selama pandemi

Yang harus diperhatikan sebelum mulai kegiatan posyandu:


● kader harus mendesinfeksi kursi, meja dan area di dalam posyandu.
● Memastikan kader yang melayani dalam keadaan sehat (tidak demam,
batuk, pilek)
● Menyiapkan tempat cuci tangan dan sabun/ handsanitizer
● Minta orang tua balita dan balitanya untuk memakai masker dan cuci
tangan
● Minta orang tua untuk membawa sendiri kain untuk menimbang.
● Pj posyandu menempatkan 1 kader untuk mengecek suhu tubuh.
terimakasih
“jangan lupa 3m”
Panduan Kesehatan Balita
Pada Masa Tanggap Darurat COVID-19

NERS UNRI
KEMENTERIAN KESEHATAN
2021
Bersatu Melawan
COVID-19
DENGAN “ EMPAT SAJA” :
1. JAGA JARAK
2. PAKAI MASKER
3. CTPS
4. KENALI GEJALA DAN
PERIKSAKAN
Apa itu Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ?

-Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah


penyakit saluran napas yang pertama kali
ditemukan di Wuhan, China pada akhir
tahun 2019 yang disebabkan oleh Novel
Corona Virus 2019 atau SARS Coronavirus 2.

-COVID-19 dapat mengenai siapa saja, tanpa


memandang usia,
status sosial ekonomi dan sebagainya.
TANDA DAN
GEJALA COVID-
19
Langkah-langkah pencegahan level individu

Memakai masker

MENCUCI TANGAN DENGAN


AIR MENGALIR, DAN
MENGGUNAKAN SABUN
Cara menjaga kesehatan anak secara mandiri di rumah

Gizi Seimbang
Bayi yang lahir dari ibu ODP
atau PDP diberikan Asi perah

ASI EKSLUSIF
A. PEMBERDAYAAN INDIVIDU DAN
KELUARGA DALAM
PENANGGULANGAN COVID-19.
QUALITY
OF LIFE
Kesehatan,
ketahanan
keluarga dan
ketahanan
pangan,
ekonomi, dll

Bersatu Melawan
COVID-19

DENGAN “ EMPAT SAJA” :


1. JAGA JARAK
2. PAKAI MASKER
3. CTPS
4. KENALI GEJALA DAN
PERIKSAKAN
Penerapan “Keluarga SAJA” , merupakan peningkatan literasi
kesehatan penanggulangan COVID-19 dalam membangun Ketahanan
Keluarga- Aman COVID-19 Di Era New-Normal
#dirumahsaja-#keluargasaja

Bersatu Melawan
COVID-19
DENGAN “ EMPAT SAJA” :
1. JAGA JARAK 1. PHBS-MASUK RUMAH
2. PAKAI MASKER 2. PHBS-DI DALAM
INGAT LAKUKAN
3. CTPS RUMAH
4. KENALI GEJALA DAN PHBS
3. PHBS-KELUAR RUMAH
PERIKSAKAN
KELUARGA SAJA

“KELUARGA
PHBS-AMAN
COVID-19”
TERIMA KASIH
Perilaku Hidup Baru (PHB)
sebagai Pencegahan COVID-19

Ners Muda 2020


Praktik Klinik Profesi Keperawatan Komunitas
Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Pengertian COVID-19

Corona atau COVID-19


COVID-19 merupakan penyakit
menular yang disebabkan virus
yang dapat mengganggu sistem
pernapasan mulai dari ringan
sampai dengan berat.
Richard Dawson

NERS
The Power MUDA UNRI
of PowerPoint 2020
- thepopp.com
Prevalensi COVID-19
Indonesia
Dunia
Indonesia menduduki urutan ke-19 dengan
Pada tanggal 27 januari 2021 total kasus angka kejadian COVID-19 sebanyak
kejadian COVID-19 yang terkonfirmasi di dunia 1.024.298 jiwa dengan total kasus kematian
yaitu sebanyak 100juta+ jiwa (100.852.176 jiwa) sebanyak 28.855 jiwa (WHO, 2021).
dengan total kematian sebanyak 2.173.965
(2juta) jiwa (WHO, 2021)
Pekanbaru
Riau
Kejadian terkonfirmasi COVID-19 di pekanbaru 27 Januari
Riau menduduki urutan ke-4 di Indonesia 2021 sebanyak 13.367 jiwa dengan kasus meninggal
sebanyak 300 jiwa. Kecamatan Tampan berada pada
dengan angka kejadian COVID-19 sebanyak urutan pertama di Kota Pekanbaru dengan kejadian positif
28.577 jiwa kasus positif dan 682 jiwa kasus sebanyak 2430 jiwa dan angkat kematian 42 jiwa. Data
meninggal pertanggal 27 Januari 2021 puskesmas Sidomulyo Rawat Inap, jumlah kasus kejadian
(Kemenkes, 2021). COVID-19 yang terkonfirmasi yaitu sebanyak 118 orang.

The Power
NERSof PowerPoint
MUDA UNRI- thepopp.com
2020
Penyebab COVID-19

Disebabkan oleh virus Severe


Acute Respiratory Syndrom
Coronavirus 2 (SARS-CoV-2)

NERS MUDA UNRI 2020


Tanda Gejala Covid-19
Demam
Demam tinggi diatas 38⁰C

Batuk
Batuk kering yang dialami terus menerus

Sesak Nafas
Sesak nafas ketika beraktfitas maupun beristirahat

NERS
The Power MUDA UNRI
of PowerPoint 2020
- thepopp.com
Cara Penularan
Droplet (Percikan air liur)
Percikan saat batuk, bersin atau berbicara

Kontak fisik dengan orang terinfeksi


Menyentuh atau berjabat tangan tanpa menggunakan masker

Menyentuh wajah
“menyentuh wajah seperti mata, hidung, mulut tanpa mencuci tangan terlebih
dahulu

NERS
The Power MUDA UNRI
of PowerPoint 2020
- thepopp.com
Dampak COVID-19
Sesak Memberat

Fatigue (Kelemahan)

Kematian

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Cara Pencegahan Covid-19

NERS MUDA UNRI 2020


Cara Meningkatkan Imun
Tidur dan Istirahat yang Cukup dan Kelola Stres
Tidur atau Istirahat minimal 6-8 jam sehari.
Mengelola stres dapat dilakukan dengan meluangkan waktu untuk melakukan perawatan
diri dan kegemaran misalnya lebih memperbanyak waktu bersama keluarga.

Olahraga dan Aktivitas Fisik Teratur


Lakukanlah aktivitas fisik sekurang-kurangnya 30 menit secara rutin
3 -5 kali seminggu. Usahakan terpapar sinar matahari dengan
membuka jendela rumah atau berjemur setiap pagi selama 15 menit.

Makan Makanan Bergizi Seimbang


Perbanyak maka buah dan sayuran yang berwarna , baik kuning, merah, oranye,
ungu, seperti pepaya, jeruk, mangga, manggis dan sayuran hijau atau berwarna
seperti bayam merah, kol ungu, terong ungu, wortel, tomat.
JANGAN LUPA MINUMLAH AIR PUTIH 8 GELAS SEHARI

The Power
NERSof PowerPoint
MUDA UNRI - thepopp.com
2020
Cara Pencegahan Covid-19

NERS MUDA UNRI 2020


Penerapan Tanaman Obat
Keluarga dalam
Meningkatkan Imun
Penerapan Tanaman Obat Keluarga

Bahan-bahan:
Cara membuat:
1. Daun kelor 2 genggam Rebus air hingga mendidih,
2. Air 2 gelas (500 mL) masukkan daun kelor lalu matikan api dan
saring sesudah dingin.

Dewasa: 2x sehari 1 cangkir


Anak-anak: 2x sehari 1/2 cangkir.

NERS MUDA UNRI 2020


Penerapan Tanaman Obat Keluarga

Bahan-bahan: Cara Membuat:


1. Kunyit 1 ruas ibu jari Cuci bersih semua bahan,
2. Lengkuas 1 ruas ibu jari kunyit dan lengkuas digeprek.
3. Jeruk nipis 1 buah Rebus air hingga mendidih, kecilkan api dan
4. Air 3 cangkir rebus semua bahan yang sudah disiapkan.
5. Gula merah secukupnya Tunggu kira-kira hingga setegahnya danmatikan.
Saring dalam keadaan dingin.
Ramuan diminum 2x sehari sebanyak 1 1/2 cangkir.

NERS MUDA UNRI 2020


Thank You! 
Any Questions?

Ners Muda Fakultas Keperawatan


Keperawatan Komunitas
Universitas Riau
2020
PELATIHAN SATGAS
COVID
MAHASISWA PRAKTIK PROFESI NERS
FA K U LTA S K E P E R AWATA N
U N I V E R S I TA S R I A U
2021
APA ITU COVID-19 ?
Penyakit menular yang
Pertama di laporkan sebagai
disebabkan oleh pneumonia misterius di
Coronavirus jenis baru yang Wuhan, China, 31 Desember
2019
dilaporkan pertama kali
akhir tahun 2019
APA ITU SATGAS COVID-19 ?
Sebuah kelompok yang dibentuk pemerintah
Indonesia untuk mengkoordinasikan kegiatan antar
lembaga dalam upaya mencegah dan menanggulangi
dampak penyakit koronavirus baru di Indonesia

Dibentuk pada 13 Maret 2020 berdasarkan


Keputusan Presiden Nomor 7 Tahun 2020
tentang Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 dan
berada di bawah serta bertanggung jawab
langsung pada presiden Indonesia.
Slide 3
APA FUNGSINYA ?

01 02 03 04 05
Memantau Menyiapkan Mengurus Melaporkan Memastikan
ODP COVID- lokasi karantina pemberian kasus baru warga wilayah
19 yang tidak bagi ODP dari santunan kepada masing-
memiliki wilayah padat kepada ODP Puskesmas masing
tempat isolasi penduduk atau yang Kelurahan mematuhi
mandiri yang yang tidak memenuhi aturan
layak punya tempat syarat untuk physical
isolasi mandiri disantuni distancing.
yang layak

Slide 4
01 02 03
Memantau RT mencatat Menginfokan
situasi melalui pergerakan keluar dan pencegahan
grup WA masuk warga/tamu penularan
dan melaporkan ke COVID-19 ke
satgas covid warga

APA PERAN DALAM 04 05 06


PENANGGULANGAN Mengidentifikasi,
mendata dan
Mengedukasi
untuk isolasi
Melaporkan
warga tidak
COVID-19 ? melaporkan
warga dg gejala
mandiri bagi
warga dg gejala
memungkinkan
untuk isolasi
covid-19 ke PKM mandiri

07 08 09
Menindaklanjuti Mengedukasi Distribusi bantuan
perkembangan warga sekitar pemerintah kepada
laporan setelah agar tidak warga terdampak
3 jam memberi stigma COVID-19.
buruk Slide 5
APA SAJA BIDANG TUGAS SATGAS COVID-
19?

Satgas Satgas Satgas


Kesehatan Sosial dan Ekonomi
Keamanan

Slide 6
Mendata setiap orang Mencegah penyebaran
yang keluar masuk dan penularan covid-19
dengan membawa
Memastikan dan orang yang
update data siapa teridentifikasi PDP ke
saja yang berstatus Rumah Sakit rujukan
OTG,ODP dan PDP

SATGAS Memastikan: lokasi


strategis tersedia cuci
Mengupayakan
ODP dan OTG
tangan, penyemprotan karantina mandiri 14
KESEHATAN desinfektan secara rutin, hari
warga tertib keluar
rumah memakai masker,
jaga jarak fisik antar Memberikan
warga 1,5-2 meter pelayanan
Berkoordinasi kesehatan:
dengan petugas pemeriksaan suhu
kesehetan daerah Mendorong praktik hidup
badan, pengecekan
untuk pemeriksaan bersih dan sehat, makan
gejala covid-19,
lanjut jika ada minum seimbang,
pengecekan tempat
kondisi darurat olahraga, mandi teratur,
cuci tangan
istirahat cukup, dan
lingkungan bersih Slide 7
Mendata Mendata warga
kebutuhan yang tidak
dasar mampu
masyarakat menyediakan
kebutuhan
dasar
Mengupayakan
secara Memastikan
maksimal agar bantuan tepat
SATGAS warga bisa sasaran
dibantu
EKONOMI
Memastikan Melayani
kegiatan seperti, kebutuhan
bertani, berkebun, makan
dan berdagang sehari-hari
tetap berjalan warga yang
dengan karantina
memperhatikan mandiri
protokol kesehatan
Slide 8
Bersama tim Membuat jadwal
kesehatan giliran ronda
melakukan
pencatatan orang
masuk dan keluar Memastikan
di lingkungan RW yang
berstatus
Menghindari ODP dan
SATGAS kerumunan OTG untuk
tidak keluar
SOSIAL DAN Menyiapkan data
rumah

pilah penerimaan Memastikan


KEAMANAN bantuan agar kelompok
seluruh bantuan lansia, difabel,
tepat sasaran dan ibu hamil, serta
tepat guna anak-anak
mendapat
Memastikan seluruh perlindungan
kegiatan sosial dilakukan
secara gotong royong Slide 9
Slide 10
sampah ????

sesuatu yang tidak


digunakan
tidak dipakai
tidak disenangi
sesuatu yang
dibuang yang
berasal dari
kegiatan manusia
vs

Sampah atau limbah yang Sampah yang berasal dari olahan


berasal dari makluk hidup atau proses manusia yang tidak
yang dapat terurai kembali dapat terurai serta membutuhkan
secara alami waktu yang lama
Cara PENGELOLAAN SAMPAH Rumah Tangga

PARADIGMA LAMA

SAMPAH

KUMPUL

BUANG

ANGKUT
PARADIGMA BARU
Mengurangi

Menggunakan
dan memakai
kembali bahan

Mendaur
ulang

Mengganti
Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Organik

 Pengomposan (Composting)
Sampah basah itu kemudian ditumpuk dalam sebuah lubang kecil misalnya di pekarangan
rumah. Dalam jangka waktu tertentu bagian paling bawah dalam tumpukan tersebut bisa
diangkat kemudian ditebarkan ke tanaman sebagai pupuk kompos.
Pemanfaatan sampah anorganik

1. Sampah kertas
bisa dijual ke tukang loak/bank sampah, Kumpulan sampah
kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan
2. Sampah kaleng & Sampah botol
sebagai pot bunga atau tempat sampah.
3. Sampah plastik
4. Sampah kain
Dampak Sampah terhadap Kesehatan

• Penyakit diare,
• Penyakit kolera, tifus dan demam berdarah (DBD)
yang menyebar dengan cepat karena virus
• Penyakit jamur kulit
• penyakit cacingan.
Apa Itu bank sampah ?

sistem ini akan


menampung,
memilah dan
sistem pengolahan sampah dilakukan dari, oleh menyalurkan
kering yang sudah di pilah dan untuk sampah bernilai
oleh masyarakat dan masyarakat ekonomi
masyarakat dapat
berperan serta aktif
dalamnya secara bersama

 ekonomis dari menabung


sampah
masyarakat lebih terampil dalam
mengolah sampah.
lingkungan menjadi bersih
sampah ????

sesuatu yang tidak


digunakan
tidak dipakai
tidak disenangi
sesuatu yang
dibuang yang
berasal dari
kegiatan manusia
vs

Sampah atau limbah yang Sampah yang berasal dari olahan


berasal dari makluk hidup atau proses manusia yang tidak
yang dapat terurai kembali dapat terurai serta membutuhkan
secara alami waktu yang lama
Cara PENGELOLAAN SAMPAH Rumah Tangga

PARADIGMA LAMA

SAMPAH

KUMPUL

BUANG

ANGKUT
PARADIGMA BARU
Mengurangi

Menggunakan
dan memakai
kembali bahan

Mendaur
ulang

Mengganti
Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Organik

 Pengomposan (Composting)
Sampah basah itu kemudian ditumpuk dalam sebuah lubang kecil misalnya di pekarangan
rumah. Dalam jangka waktu tertentu bagian paling bawah dalam tumpukan tersebut bisa
diangkat kemudian ditebarkan ke tanaman sebagai pupuk kompos.
Pemanfaatan sampah anorganik

1. Sampah kertas
bisa dijual ke tukang loak/bank sampah, Kumpulan sampah
kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan
2. Sampah kaleng & Sampah botol
sebagai pot bunga atau tempat sampah.
3. Sampah plastik
4. Sampah kain
Dampak Sampah terhadap Kesehatan

• Penyakit diare,
• Penyakit kolera, tifus dan demam berdarah (DBD)
yang menyebar dengan cepat karena virus
• Penyakit jamur kulit
• penyakit cacingan.
Apa Itu bank sampah ?

sistem ini akan


menampung,
memilah dan
sistem pengolahan sampah dilakukan dari, oleh menyalurkan
kering yang sudah di pilah dan untuk sampah bernilai
oleh masyarakat dan masyarakat ekonomi
masyarakat dapat
berperan serta aktif
dalamnya secara bersama

 ekonomis dari menabung


sampah
masyarakat lebih terampil dalam
mengolah sampah.
lingkungan menjadi bersih
PEMBUATAN ECOBRICK

Ners Muda 2020


Praktik Klinik Profesi Keperawatan Komunitas
Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Sampah adalah suatu benda atau
bahan yang sudah tidak digunakan
lagi oleh manusia sehingga dibuang.
Stigma masyarakat terkait sampah
adalah semua sampah itu menjijikkan,
kotor, dan lain-lain sehingga harus
dibakar atau dibuang sebagaimana
mestinya (Mulasari, 2012)
Sampah Organik
Sampah atau limbah yang berasal dari
makluk hidup yang dapat terurai kembali
Sampah Non-organik
secara alami Sampah yang berasal dari olahan atau
proses manusia yang tidak dapat terurai
serta membutuhkan waktu yang lama

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Pengolahan sampah di RW 15
Berdasarkan hasil wawancara saat pengumpulan data kesehatan di
RW 015 Kelurahan Tobek Godang diperoleh data dari 72 Kepala
Keluarga, mayoritas mengolah sampah dengan cara diangkut petugas
69 KK (96%) dan 3 Kepala keluarga (4%) mengolah sampah keluarga
dengan cara dibakar. Berdasarkan hasil observasi didapatkan banyak
sampah baik itu yang bergantung didedapan pagar rumah ataupun
penumpukan sampah didalam tempat sampah disetiap rumah, sampah
digabung didalam satu plastik baik itu sampah organik maupun
sampah non- organik.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Penanganan sampah plastik yang populer selama ini adalah dengan 5 R (Reduce,
Reuse, Recycle, Replace dan Replant).
1. Reduce diartikan dengan mengurangi volume sampah, Contohnya adalah dengan
mengurangi penggunaan barang barang yang tidak bisa didaur ulang.
2. Reuse diartikan dengan menggunakan kembali material atau bahan yang masih
layak digunakan, Contohnya adalah penggunaan pipa atau minuman bekas
sebagai tempat untuk tanaman hias.
3. Recycle Kegiatan mengolah kembali sampah agar dapat digunakan kembali.
Contohnya adalah mengolah kembali sampah organic sehingga dapat dijadikan
pupuk organic, juga mengolah kembali sampah anorganik menjadi barang
kerajinan ataupun barang lain yang memiliki manfaat.
4. Replace Kegiatan mengganti pemakaian suatu barang dengan barang alternatif
yang sifatnya lebih ramah lingkungan.Contohnya yaitu penggunaan pupuk dari
bahan olahan sampah organik.
5. Replant diartikan sebagai kegiatan penanaman kembali. Contohnya adalah
dengan penanaman tanaman Toga yang juga memiliki manfaat bagi kehidupan
rumah tangga.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
Apa itu Ecobrick ?
Ecobrick adalah cara lain utilisasi
sampah-sampah nonbiological selain
mengirimnya TPA (Tempat
pembuangan akhir). Sampah-sampah
tersebut diubah menjadi bagian-bagian
kecil (brick) lalu dimasukkan ke dalam
botol plastik. Lalu dengan bantuan
kayu, sampah tersebut dimampatkan
agar tidak ada ruang kosong pada botol
tersebut. Dengan ecobrick, sampah-
sampah plastik akan tersimpan dan
Richard Dawson terjaga di dalam botol sehingga tidak
perlu dibakar, menggunung dan
tertimbun.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
APA FUNGSI ECOBRICK ?
1. Ecobrick bukan untuk menghancurkan sampah plastik,
melainkan untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut
dan mengolahnya menjadi sesuatu yang berguna
2. Ecobrick dapat dipergunakan sebagai furniture rumah tangga
seperti meja, kursi, bahkan dinding pembatas. Hal ini sesuai
dengan fungsi ecobrick sebagai pengganti bata yang tentunya
lebih efisien karena ramah lingkungan serta dapat mengurangi
sampah plastik yang ada.
3. Selain itu, ecobrick juga dapat menjadi salah satu solusi untuk
mengurangi dampak racun (Bisphenol-A) yang menyebar dan
merusak kehidupan mahluk hidup.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
CARA PEMBUATAN ECOBRICK
1. Mengumpulkan botol-botol plastik bekas,
seperti botol bekas kemasan minuman
(misalnya air mineral). Kemudian mencucinya
hingga bersih, lalu dikeringkan.
2. Mengumpulkan berbagai macam kemasan
plastik, seperti kemasan mie instan, plastik
pembungkus, tas plastik dan sebagainya. Harus
dipastikan plastik-plastik tersebut bebas dari
segala jenis makanan (yang tersisa
didalamnya), dalam keadaan kering dan tidak
tercampur oleh bahan lain (klip, benang, kertas
dan sebagainya).
3. Memasukkan segala jenis plastik yang ada di
poin ke 2 ke dalam botol-botol plastik pada poin
ke 1.

The Power of PowerPoint - thepopp.com


4. Tidak boleh tercampur dengan kertas, kaca, logam, benda-benda
yang tajam dan bahan-bahan lain selain plastik.

5. Bahan-bahan plastik yang dimasukkan ke dalam botol plastik harus


dimampatkan hingga sangat padat dan mengisi seluruh ruangan dalam
botol plastiknya.

6. Cara memadatkannya bisa dengan menggunakan alat yang terbuat


dari bambu atau kayu (seperti tongkat bambu atau kayu).

The Power of PowerPoint - thepopp.com


7. Setelah semua botol plastik diisi dengan kemasan-kemasan plastik
hingga padat, maka botol-botol plastik tersebut siap disusun dan
digabungkan menjadi benda lain, seperti meja, kursi, bahkan dinding
dan atau lantai panggung, pembatas ruangan dan banyak lagi lainnya

8. Jika menginginkan hasil yang berwarna-warni, maka plastik-plastik


kemasan yang disusun didalamnya bisa diatur sedemikian rupa
sehingga menghasilkan warna sesuai yang diinginkan. Bisa juga
dengan cara membungkus botol plastik dengan cellophone/pita perekat
yang berwarna

The Power of PowerPoint - thepopp.com


The Power of PowerPoint - thepopp.com
SLIDE 12

The Power of PowerPoint - thepopp.com


Thank You! 
Any Questions?

Ners Muda Fakultas Keperawatan


Keperawatan Komunitas
Universitas Riau
2020
Loka Karya Mini Masyarakat 2
Selasa, 03 Maret 2021
NERS Muda UNRI RW 15
Pembimbing:
1. Ns. Herlina, M.Kep.,Sp.Kep.Kom
2. Ns. Silvia Elki Putri, M.Kep
3. Aguswan, S.Sos.,M.Si

Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep


Nada Nabila, S.Kep
Najla Nailufar, S.Kep
Nanda Agustya, S.Kep
Nurfitri Rahmawati, S.Kep
Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Rabiatul Addawiah, S.Kep
Resti Anada Putri, S.Kep
Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
Vera Febrianti, S.Kep
Zilfanny Sera Engla, S.Kep
Rangkaian Kegiatan Ners Muda UNRI 1

Kegiatan praktik profesi Keperawatan Komunitas yang dilakukan oleh


Ners Muda dimulai dengan melakukan pengumpulan data dengan
berbagai metode seperti: observasi dan windshield survey, wawancara,
Serta penyebaran kuesioner pada 72 KK (231 sampel) yang dilaksana-
kan mulai tanggal 7 hingga 11 Januari 2021.

Setelah didapatkan data, kemudian dilakukan analisis untuk merumus-


kan masalah kesehatan yang terjadi di RW 15 yang kemudian dipapar
kan pada LKMM I pada tanggal 23 Januari 2021, pukul 20.00 WIB
sekaligus melakukan skoring prioritas masalah dan menentukan
rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan prioritas, yaitu:
Defisiensi Kesehatan Perilaku Cenderung Berisiko: COVID-19
Defisiensi kesehatan perilaku cenderung beresiko:
COVID-19

Penyuluhan COVID-19 Sosialisasi SATGAS


dan demonstrasi terapi COVID-19 bekerjasama
komplementer untuk dengan BPBD
meningkatkan imun

Olahraga rutin
Pembagian Masker,
(senam kesehatan jasmani)
pemasangan Banner 3 M
untuk meningkatkan
& pengadaan tempat cuci
imunitas masyarakat
tangan
selama COVID-19

Telah dilakukan implementasi :


Implementasi Tambahan: Lingkungan

Sosialisasi Bank Sampah


Gotong Royong & (Sampah non Organik) &
Lomba Taman pekarangan Penanaman TOGA Pengelolaan Sampah
Mesjid di RW 15 organik (Membuat Pupuk
Rumah Tangga)
Sosialisasi & Pembentukan RW Siaga 1

Telah terbentuk RW Siaga RAJAWALI SAKTI di RW 15 Kel.


Waktu Pelaksanaan Tobekgodang yang dilantik oleh Lurah Tobekgodang pada
tanggal 25 Januari 2021 di MDA Mesjid Al-Kautsar
Minggu, 10 Januari 2021
Faktor Pendukung
20.35 WIB
Rabu, 13 Januari 2021 -Adanya peran aktif dan antusias masyarakat saat acara pelan
20.00 WIB tikan RW Siaga
-Adanya respon positif dari warga yang berpartisipasi
Tempat Pelaksanaan -Adanya dorongan yang positif dari rw & Lurah

Masjid Rencana Tindak Lanjut


Al-Kautsar RW 015 Kader RW Siaga tetap aktif dan terus menjalankan
Kelurahan Tobekgodang tugas dan fungsinya masing-masing.
Pembentukan dan Pelantikan RW Siaga

Dokumentasi
Penyuluhan COVID-19 & Demonstrasi Terapi Komplementer 2

Faktor Pendukung
Waktu Pelaksanaan
Adanya peran aktif dari masyarakat dan RW Siaga.
29 Januari 2021
13.30 WIB
Faktor Penghambat
Keterlambatan dalam memulai acara dari waktu
yang telah ditentukan
Tempat Pelaksanaan
Aula MDA Mesjid Al- Rencana Tindak Lanjut
Kautsar RW 015 Masyarakat dapat menerapkan protokol kesehatan
Kelurahan Tobekgodang Selama masa pandemi dan mampu memanfaatkan
TOGA dalam meningkatkan imunitas.
Penyuluhan COVID-19 & Demonstrasi Terapi Komplementer

Dokumentasi
Sosialisasi SATGAS COVID-19 bekerjasama dengan BPBD 3

Faktor Pendukung
Waktu Pelaksanaan Ners Muda bekerjasama dengan pihak BPBD
30 Januari 2021 Kota Pekanbaru dan Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap
10.00 WIB
Faktor Penghambat
Keterlambatan dalam memulai acara dari waktu
yang telah ditentukan
Tempat Pelaksanaan
Rencana Tindak Lanjut
Aula MDA Mesjid Al-
Kautsar RW 015 Tim SATGAS COVID-19 RW 15 dapat bekerja
Kelurahan Tobekgodang Sama dengan SATGAS COVID-19 yang ada di
Kecamatan dan Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap
Sosialisasi SATGAS COVID-19 bekerjasama dengan BPBD

Dokumentasi
Pembagian Masker, pemasangan Banner 3 M, dan pengadaan
4
tempat cuci tangan

Waktu Pelaksanaan Pemasangan banner ini dilakukan tiga titik yaitu depan pintu
masuk, pintu keluar dan disamping kanan Masjid Al-Kautsar.
8 dan13 Februari 2021
Kondisional Pembagian masker dibagikan ke seluruh masyarakat di setiap
RT yang berada di lingkungan RW 015.
Masker yang dibagikan merupakan hasil dari partnership deng
an beberapa instansi, yaitu BPBD, RS Awal Bros, RS Prima,
Tempat Pelaksanaan
dan PKPU.
Lingkungan masyarakat
RW 015 Pengadaan tempat cuci tangan dibantu oleh salah satu anggota
Kelurahan Tobekgodang DPRD.
Pembagian Maker, pemasangan Banner 3 M, dan pengadaan tempat cuci tangan
4

Faktor Pendukung
Adanya peran aktif dari pemuda yang turut membantu Ners Muda
dalam melakukan kegiatan pemasangan banner & pembagian masker.

Faktor Penghambat
Kurangnya dana untuk pembuatan kaki tempat cuci tangan

Rencana Tindak Lanjut


Masyarakat menerapkan 3M
Pembagian Masker, pemasangan Banner 3 M dan pembuatan
tempat cuci tangan bersamadengan kelompok pemuda

Dokumentasi
Pembagian Masker, pemasangan Banner 3 M dan pengadaan
tempat cuci tangan

Dokumentasi
Olahraga rutin (senam kesehatan jasmani) 5

Faktor Pendukung
Waktu Pelaksanaan -tersedianya tempat untuk senam yaitu halaman masjid
Setiap hari Sabtu -Adanya instruktur senam yang turut serta mengikuti
07.00 WIB rangkaian senam
-Adanya semangat dari masyarakat RW 015
Rencana Tindak Lanjut
Tempat Pelaksanaan
Masyarakat melanjutkan pelaksanaan senam secara rutin
Halaman MDA Mesjid
Al-Kautsar RW 015
Kelurahan Tobekgodang
Olahraga rutin (senam kesehatan jasmani)

Dokumentasi
Gotong Royong dan Penanaman TOGA 6

Waktu Pelaksanaan
Penanaman TOGA dan bunga di wilayah RW 15 ini
2-12 Februari 2021 Dilaksanakan dalam bentuk lomba taman
Kondisional Yang dilakukan penilaian pada tanggal 19 Februari 2021
dengan tim penilai yaitu, Bapak Lurah Tobekgodang dan
Bapak Camat Binawidya.
Tempat Pelaksanaan Lomba taman pekarangan mesjid di RW 15 ini
Lingkungan masyarakat Dimenangkan oleh RT 02.
RW 015
Kelurahan Tobekgodang
Gotong Royong dan Penanaman TOGA 6

Faktor Pendukung
Adanya lahan pekarangan mesjid yang dapat dimanfaat
Kan untuk penanaman bunga dan TOGA
Antusias dan peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan
Pembuatan taman bunga dan TOGA

Rencana Tindak Lanjut


RW dan RW Siaga melakukan kegiatan gotong royong rutin
Untuk menjaga kebersihan lingkungan dan keindahan taman
Gotong Royong dan Penanaman TOGA

Dokumentasi
Gotong Royong dan Penanaman TOGA

Dokumentasi
Gotong Royong dan Penanaman TOGA

Dokumentasi
Gotong Royong dan Penanaman TOGA

Dokumentasi
Sosialisasi Bank Sampah (Sampah non Organik) dan
7
Pengelolaan Sampah organik (Membuat Pupuk Rumah Tangga)

Faktor Pendukung
-Adanya kerjasama Ners Muda UNRI dengan
Waktu Pelaksanaan pihak DLHK (Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan)
6 Februari 2021 -Adanya bank sampah serta pengurusnya di RW 15
10.00 WIB

Tempat Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut


Aula MDA Mesjid Masyarakat aktif memanfaatkan bank sampah dan
Al-Kautsar RW 015 Melakukan pengelolaan sampah secara mandiri
Kelurahan Tobekgodang
Sosialisasi Bank Sampah (Sampah non Organik) dan
Pengelolaan Sampah organik (Membuat Pupuk Rumah Tangga)

Dokumentasi
Implementasi 5 Kegiatan Utama Praktik Profesi
Keperawatan Komunitas

Loka Karya
Mini Masyarakat I Upaya Kesehatan Sekolah Upaya Kesehatan Kerja
(LKMM)

Posyandu APP

Telah dilakukan implementasi :


Upaya Kesehatan Sekolah 8

Faktor Pendukung
-Tersedianya tempat kegiatan yaitu aula MDA Masjid
Waktu Pelaksanaan -Adanya peran aktif dan antusias anak-anak RW 15
Jum’at, 15 Januari 2021
16.00 WIB

Tempat Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut


Aula MDA Masjid Anak-anak lebih memperhatikan protokol
Al-Kautsar RW 015 Kesehatan saat bermain di luar rumah
Kelurahan Tobekgodang
Upaya Kesehatan Sekolah

Dokumentasi
Upaya Kesehatan Kerja 9

Faktor Pendukung
-Banyaknya usaha warung di RW 15
Waktu Pelaksanaan -Peran aktif pelaku usaha untuk berpartisipasi
Jum’at, 15 Januari 2021 dalam kegiatan
16.00 WIB

Tempat Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut


Aula MDA Masjid Pelaku usaha dapat menerapkan protokol kesehatan
Al-Kautsar RW 015 Saat bertransaksi dengan pembeli
Kelurahan Tobekgodang
Upaya Kesehatan Kerja

Dokumentasi
Penyegaran Kader Posyandu 10

Faktor Pendukung
Waktu Pelaksanaan
-Adanya peran aktif dan antusias ibu kader posyandu
Jum’at, 15 Januari 2021 -Dukungan dari Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap yang
16.00 WIB Ikut hadir dalam pelaksanaan kegiatan

Tempat Pelaksanaan Rencana Tindak Lanjut


Aula MDA Masjid Kader melakukan rolling atau pergantian tugas setiap
Al-Kautsar RW 015 bulannya sehingga semua kader memahami
Kelurahan Tobekgodang peran dan tugas masing-masing meja
Posyandu

Dokumentasi
APP

Dokumentasi
Keluarga Binaan

Dokumentasi
LANSIA 11

Dalam praktik profesi keperawatan Gerontik, Ners Muda melakukan pengkajia


n terhadap13 orang lansia, dan didapatkan data bahwa 30% lansia mengalami hi
pertensi 20% asam urat, 5% DM, 10% gangguan tidur, 15% katarak, dan sisanya
Kolesterol, sakit pinggang, maag, dan sakit lutut.

Dari data diatas, maka Ners Muda mengangkat masalah kesehatan prioritas ad
adalah hipertensi dan disusun beberapa rencana kegiatan untuk mengatasi hal
tersebut, yaitu: penyuluhan hipertensi, pemanfaatan TOGA, demonstrasi akupr
esur, proses kelompok pengaturan diet dan senam lansia.
Penyuluhan Hipertensi, TOGA, Akupresur dan Pengaturan 11
Diet

Waktu Pelaksanaan
Jum’at,,26Januari 2021
16.00 WIB

Tempat Pelaksanaan
Posyandu Apel RW 15
LANSIA

Dokumentasi
Alhamdulillah…
Thankyou for your attention!

Anda mungkin juga menyukai