DISUSUN OLEH:
1. Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
2. Nada Nabila, S.Kep
3. Najla Nailufar, S.Kep
4. Nanda Agustya, S.Kep
5. Nurfitri Rahmawati, S.Kep
6. Nurhidayatul Nadya, S.Kep
7. Rabiatul Addawiah, S.Kep
8. Resti Anada Putri, S.Kep
9. Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
10. Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
11. Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
12. Vera Febrianti, S.Kep
13. Zilfanny Sera Engla, S.Kep
DOSEN PEMBIMBING:
1. Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom
2. Ns. Silvia Elki Putri, M.Kep
i
KATAPENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Profesi Keperawatan
Komunitas ini. Laporan ini dibuat sebagai salah satu tugas untuk bisa memperoleh
gelar Ners di Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
Dalam pembuatan laporan ini kami banyak mendapatkan bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini izinkan kami menyampaikan
ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. Ir. Usman Muhammad Tang, MS selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Riau.
2. Ns. Darwin Karim, M.Biomed selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
3. Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku koordinator mata ajar Praktik
Profesi Keperawatan Komunitas Fakultas Keperawatan Universitas Riau
4. Ns. Herlina, M.Kep., Sp.Kep.Kom dan Ns. Silvia Elki Putri, S. Kep selaku
pembimbing yang telah bersedia memberikan saran, masukan, bimbingan
serta dukungan bagi kami..
5. Lurah beserta staf Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya yang telah
mengizinkan kami untuk melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas.
6. Ketua RW 015 Kelurahan Tobekgodang Bapak Aguswan, S.Sos, M.Si yang
telah memberikan kami kemudahan dan menerima kami sebagai anak-
anaknya serta telah memberikan kami kesempatan untuk melakukan praktik
profesi di wilayah RW 015.
7. Ketua RT 01, Ketua RT 02, Ketua RT 03, Ketua RT 04, Ketua RT 05, dan
Ketua RT 06 yang telah memberikan kesempatan dan kerjasamanya sehingga
laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar.
8. Masyarakat RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya yang
telah menerima dan mendukung semua kegiatan yang kami laksanakan.
9. Teman-teman seperjuangan sebagai keluarga baru yang telah membantu dan
memberikan masukan serta kerjasama yang luar biasa sehingga kegiatan
ii
dapat berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran pembaca demi kebaikan
laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat dalam dunia keperawatan umumnya
dan keperawatan komunitas khususnya.
Kelompok 2
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok risiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang berisiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni,
& Supriyono, 2017).
Area pelayanan keperawatan profesional yang diberikan secara holistic
difokuskan pada kelompok dengan risiko tinggi melibatkan seluruh mitra dalam
menyelesaikan masalah (Stanhope & Lancaster, 2016). Proses keperawatan komunitas
merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis,
kontiniu, dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,
keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti pengkajian,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Wahyudi, 2010).
Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat yaitu individu, keluarga/kelompok
dan masyarakat dengan fokus upaya kesehatan primer, sekunder, dan tersier. Peran
serta aktif masyarakat merupakan suatu proses dimana individu, keluarga, kelompok
khusus dan masyarakat bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri. Peran
perawat komunitas adalah merubah perilaku masyarakat kearah positif dalam
memelihara kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi, memprioritaskan dan
mencari alternatif pemecahan masalah melalui perencanaan yang dibuat serta menilai
hasil yang telah dicapai (Efendi, 2009).
Karakteristik wilayah RW 015 merupakan wilayah kompleks perumahan yang
terdiri atas 16 blok yang diberi nama berdasarkan alfabet dari huruf A-P. Luas wilayah
RW 015 adalah 42.515 m², dengan jumlah KK sebanyak 217 yang terbagi atas 6 RT.
Hasil observasi didapatkan bahwa wilayah perumahan di RW 015 ini merupakan
1
2
wilayah padat penduduk dimana jarak antar rumah sangat dekat bahkan tidak ada
jarak.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan Ners Muda Fakultas
Keperawatan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya dengan
metode pengumpulan data observasi dan windshield survey, kuesioner, serta
wawancara yang dilaksanakan mulai tanggal 7 Januari 2021 – 11 Januari 2021, maka
ditemukan beberapa masalah yaitu, risiko meningkatnya kejadian penyakit kronis:
hipertensi dan diabetes mellitus pada warga di lingkungan RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya, risiko meningkatnya angka penyakit akibat
curah hujan yang tinggi dan sampah: DBD di lingkungan RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
Berdasarkan masalah kesehatan yang ditemukan oleh Ners Muda Fakultas
Keperawatan yang melakukan Praktik Profesi Keperawatan Komunitas di RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya, maka pemecahan masalah kesehatan
yang ditemukan akan dibahas secara bersama-sama sesuai dengan tugas masing-
masing seksi pada ―RW SIAGA ‖ yang sudah dibentuk pada tanggal 10 Januari 2021.
Berikut ini akan diuraikan hasil pelaksanaan dari pengkajian, merumuskan masalah
keperawatan yang akan muncul di masyarakat sesuai rencana tindakan yang telah
disepakati bersama masyarakat pada LKMM I sampai dengan evaluasi.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan Praktek Profesi Keperawatan Komunitas mahasiswa
mampu melakukan asuhan keperawatan komunitas di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian yang meliputi pengumpulan data, tabulasi data
serta mempersentasikan data yang diperoleh dilapangan;
b. Merumuskan masalah kesehatan dan memberikan gambaran analisa data yang
sesuai dengan masalah kesehatan yang telah disusun;
c. Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan dengan masalah kesehatan
yang akan dijumpai dan diprioritaskan;
d. Mengimplementasi tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun;
3
C. Manfaat Penulisan
1. Dinas Kesehatan
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi gambaran umum tentang
kondisi kesehatan masyarakat kota Pekanbaru, khususnya RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya;
2. Puskesmas
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan bahan maupun data untuk
menyusun kebijakan dan program kerja dibidang kesehatan dimasa yang akan
datang;
3. Kelurahan Tobekgodang
Laporan ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pihak kelurahan untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh masyarakatnya, sekaligus
menjadi bahan penilaian bagaimana upaya pencegahan dan penanggulangan
COVID-19 yang telah dilakukan oleh masyarakat sehingga dapat
dipertimbangkan penetapan kebijakan tertentu agar protokol kesehatan dapat
selalu diterapkan oleh masyarakat.
4. Kader dan Masyarakat
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat
di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
5. Institusi Pendidikan
Laporan hasil kegiatan ini diharapkan dapat menjadi bahan perbandingan untuk
profesi berikutnya dan menjadi evaluasi terhadap program atau kurikulum
keperawatan komunitas yang telah ditetapkan.
D. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan akhir Praktek Profesi Keperawatan
Komunitas adalah sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
4
5
6
2. Konsep komunitas
Menurut Anderson (2011) komunitas merupakan suatu kelompok sosial
yang terbentuk dari satu kesatuan wilayah yang terdiri dari beberapa sub sistem di
dalamnya seperti organisasi formal, institusi sosial, kelompok informal, dan
perkumpulan budaya. Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada
wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama,
serta berinteraki satu sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak & Chayatin,
2009).
7
4. Keperawatan komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari praktik
keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk
meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari keperawatan
kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk, ibu hamil risiko
tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran keluarga yaitu keluarga
yang termasuk rentan terhadap masalah kesehatan dan prioritas. Sasaran
kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai
masalah kesehatan atau perawatan (Ariani, 2015). Ruang lingkup praktik
keperawatan komunitas adalah memberikan asuhan keperawatan langsung dengan
fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar komunitas yang terkait kebiasaan atau
perilaku dan pola hidup tidak sehat sebagai akibat ketidakmampuan masyarakat
beradaptasi terhadap lingkungan. Tujuan dilakukannya asuhan keperawatan
komunitas adalah meningkatkan kemampuan masyarakat dalam upaya mengatasi
masalah kesehatannya secara mandiri dan mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal.Sasaran utama asuhan keperawatan komunitas adalah seluruh masyarakat
individu, keluarga, kelompok risiko tinggi baik dalam kondisi sehat maupun sakit
(Stanhope & Lancaster, 2010).
10
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis, sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat, baik individu, keluarga atau kelompok
yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosiologis, ekonomi
maupun spiritual dapat ditentukan (Mubarak, 2010). Pada tahap pengkajian
dilakukan kegiatan penyebaran kuesioner, obsevasi, wawancara dan windshield
survey. Hal ini sesuai dengan model keperawatan Neuman bahwa masalah
kesehatan ditimbulkan dari berbagai variabel, yaitu fisiologis, psikologis,
sosiokultural & developmental, sehingga semua aspek perlu dikaji untuk
menentukan penyebab terjadinya masalah kesehatan yang ada di masyarakat.
a. Pengumpulan data
1) Tujuan pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi
mengenai masalah kesehatan masyarakat sehingga dapat ditentukan
tidakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah yang menyangkut
aspek fisik, psikologis, sosial, ekonomi, dan spiritual serta faktor
lingkungan yang mempengaruhinya oleh karena itu data tersebut harus
akurat dan dapat dilakukan analisis untuk pemecahan masalah. Menurut
pendapat Notoadmodjo (2010) yang mengatakan penyebaran kuesioner
pada populasi yang melebihi 100 orang populasi, maka dapat dilakukan
teknik simple random sampling, dengan pengambilan sampel secara acak
dan proposional berdasarkan jumlah populasi dari masing-masing RT.
2) Teknik pengumpulan data
a) Pengumpulan data langsung yang terdiri dari wawancara, observasi,
whienshield survey, dan kuesioner;
b) Pengumpulan data laporan (data dari berbagai instansi dan sumber
yang terpercaya seperti catatan kesehatan, catatan pertemuan warga,
dokumen publik, dan statistik).
3) Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi
a) Data inti, seperti: riwayat atau sejarah perkembangan masyarakat
data demografi, vital statistik, dan status kesehatan komunitas;
22
d) Windshield survey
Merupakan pendataan menggunakan panca indra tentang
wilayah/demografi masyarakat yang ada diwilayah tempat tinggal
meliputi perumahan, lingkungan, daerah (bangunan: tua, bahan
arsitektur, bersatu, berpisah, dll), lingkungan terbuka (luas, sempit,
kualitas, pribadi, umum, dll), batas (ada batas daerah, jalan, got,
kondisi bersih, kotor), kebiasaan (tempat kumpul; siapa, jam berapa
dll), transportasi (cara datang dan pergi, situasi jalan, jenis
transportasi), pelayanan kesehatan di masyarakat (puskesmas, pustu,
balai pengobatan), tempat rekreasi (keluarga, anak-anak, umum),
tempat ibadah (mesjid, gereja, wihara), sekolah/perguruan
tinggi/lembaga kursus/pelatihan dll), organisasi di masyarakat
(pokjakes, kepemudaan dll), politik (kampanye/poster).
5) Pengolahan data
Pengolahan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Klasifikasi data/kategorisasi data berdasarkan karakteristik
demografi, karakteristik sosial ekonomi, dan sumber dan pelayanan
kesehatan;
b) Perhitungan persentasi cakupan data;
c) Tabulasi data;
d) Interpretasi data.
6) Analisa data
Merupakan kemampuan untuk mengaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki,
sehingga dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat, baik masalah kesehatan maupun masalah keperawatan.
Tujuan analisa data antara lain:
a) Menetapkan kebutuhan masyarakat;
b) Menetapkan kekuatan;
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas;
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
25
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis (clinical judgement)
terhadap respon individu atau komunitas terhadap masalah kesehatan terhadap
respon individu, kelompok atau komunitas (NANDA, 2017). Diagnosa
keperawatan komunitas terdiri dari tiga bagian, yaitu gambaran masalah yang
merupakan respon atau kondisi masyarakat, faktor penyebab yang berhubungan
dengan masalah, serta tanda dan gejala yang mendukung (IPKKI, 2017)
menjelaskan terdapat tiga komponen format diagnosa keperawatan komunitas:
a. Risk of, masalah keperawatan spesifik atau risiko masalah kesehatan di
komunitas;
b. Among, komunitas atau klien spesifik yang akan diintervensi oleh perawat
komunitas;
c. Related to, yaitu gambaran karakteristik komunitas, meliputi motivasi,
pengetahuan, keterampilan, serta faktor lingkungan. Karakteristik lingkungan
meliputi budaya, fisik, psikososial, dan politik.
Jenis diagnosa keperawatan yang dapat diangkat yaitu:
26
a. Sehat/wellness/ potensial
Komunitas mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data
maladaptif atau paparan masalah kesehatan.
b. Ancaman/risiko
Belum terdapat pemaparan masalah kesehatan, namun sudah ditemukan
beberapa data maladaptif yang memungkinkan timbulnya masalah atau
gangguan.
c. Nyata/actual
Gangguan atau masalah kesehatan sudah timbul didukung dengan beberapa
data maladaptif.
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan komponen kunci dalam praktik keperawatan
komunitas, dimana dalam perencanaan terdapat suatu hubungan vital antara
pengkajian dan diagnosa keperawatan disatu sisi serta intervensi dan evaluasi
disisi lain (Mubarak, 2010). Tiga tahap kegiatan dalam proses perencanaan:
a. Menentukan prioritas masalah atau diagnosa keperawatan komunitas
Menurut Effendi (2009), terdapat enam kriteria dalam menentukan
prioritas masalah keperawatan, masing-masing kriteria diberi skor 1 -10.
Kriteria tersebut adalah:
1) Kesadaran komunitas terhadap masalah;
2) Motivasi komunitas dalam menyelesaikan masalah atau mengelola
masalah dengan baik;
3) Kemampuan perawat untuk mempengaruhi atau memberikan solusi
penyelesaian masalah;
4) Tersedianya keahlian untuk menyelesaikan masalah kesehatan;
5) Keparahan atau keseriusan masalah yang dihasilkan jika tidak
diselesaikan;
6) Kecepatan masalah dapat diselesaikan.
b. Menetapkan tujuan dan kriteria evaluasi
Tujuan dalam tindakan keperawatan terdiri dari tujuan umum dan
tujuan khusus. Tujuan umum/jangka panjang merupakan tujuan akhir yang
akan dicapai setelah tindakan keperawatan komunitas diselesaikan, dimana
27
4. Implementasi
Implementasi merupakan bentuk tindakan keperawatan yang dilakukan
berdasarkan intervensi atau rencana yang telah disusun sebelumnya. Dalam
mengimplementasi, seorang perawat sebagai agen perubah harus memperlihatkan
kemampuan berkomunikasi baik secara verbal maupun tulisan, mempunyai gaya
kepemimpinan yang visioner, dan keterampilan mengelola konflik. Implementasi
dapat berhasil dengan baik apabila ada keterlibatan dari tokoh masyarakat dan
dukungan dari media (IPKKI, 2017).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kumpulan informasi yang sistematik mengenai
aktifitas, karakteristik, dan hasil akhir dari suatu program. Evaluasi
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah atau pada
saat berlangsungnya proses, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi yang
dilaksanakan setelah sekumpulan program dilaksanakan. Adapun kemungkinan
hasil evaluasi yaitu:
a. Tujuan tercapai jika masyarakat mengikuti semua intervensi yang telah
diberikan;
b. Tujuan tercapai sebagian jika masyarakat melakukan sebagian dari intervensi
yang diberikan;
c. Tujuan tidak tercapai jika masyarakat tidak melakukan intervensi yang telah
diberikan.
(IPKKI, 2017)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Timur : RW 09
Selatan : RW 013
Barat : RW 014 Jl. Rajawali Sakti, Kelurahan Tobekgodang
Utara : RW 013
31
c. Fasilitas Perdagangan: Toko barang harian, Kedai makanan Ringan, Kedai nasi.
Sebagian besar fasilitas pedagangan masih belum menerapkan protokol kesehatan
seperti pelayan yang tidak menggunakan masker ketika melayani pembeli.
Terdapat satu warung harian yang memiliki tempat cuci tangan, dan selebihnya
tidak tersedia tempat cuci tangan dan atau handsanitizer untuk pengunjung.
Warung yang memiliki tempat cuci Salah satu warung harian yang tidak
tangan memiliki tempat cuci tangan
d. Fasilitas Transportasi : Situasi jalan masih belum diaspal yaitu masih semen.
Jenis alat transportasi tampak digunakan oleh warga RW 015 diantaranya mobil
dan sepeda motor.
Jalan Semen
33
Pos Satpam
Masjid Al-Kaustar
rumah pada sore hari yang belum menerapkan protokol kesehatan. Pada saat
mereka bermain, banyak anak-anak tidak menggunakan masker.
Titik Pembuangan Sampah dan titik bakar Titik pembuangan sampah di depan
sampah rumah salah satu warga sebelum
diangkut oleh petugas sampah
36
2. Hasil Kuesioner
a. Data Demografi
1. Usia
Diagram 1.1
Distribusi frekuensi berdasarkan usia KK di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n=72)
Usia KK
Dewasa Muda Dewasa Pertengahan Lansia
41
19
12
Usia KK
Diagram 1.2
Distribusi frekuensi berdasarkan usia di RW 015 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Binawidya (n= 231)
USIA
34,20% 33%
35,00%
Bayi
30,00%
25,00% Toddler
20,00% Pre school
15,00% 10,40% 9,10%
5,60% Usia sekolah
10,00% 4,80%
5,00% 0,90%2,60% Remaja
0,00% Dewasa Awal
Dewasa Madya
Lansia
2. Jenis Kelamin
Diagram 2.1
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin (KK) di RW 015
Tobekgodang (n=72)
60
40
20
0
Jenis Kelamin KK
Laki-laki Perempuan
Diagram 2.2
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin anggota keluarga di RW
015 Tobekgodang (n=231)
Jenis Kelamin
laki-laki perempuan
118
113
Jenis kelamin
Agama
Islam Kristen Katolik Budha Hindu
72
0 0 0 0
Agama
Diagram 3.2
Distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n=72)
PEKERJAAN KK
8,20% 8,70%
5,60% 6,10%
2,20%
0,40%
Diagram 3.3
Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 72)
TINGKAT PENDIDIKAN KK
15,00% 13,40%
10%
10,00%
5,60%
4,60%
5,00% 2,20%
0,00%
SD SMP SMA S1 Lainnya
4. Status imunisasi KK
Diagram 4.1
Distribusi frekuensi berdasarkan status imunisasi KK di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 72)
Status Imunisasi KK
100,00%
80,00%
60,00% Lengkap
94,40%
40,00% Tidak lengkap
20,00%
0,00% 5,60%
Lengkap Tidak lengkap
40
Diagram 4.2
Distribusi fekuensi berdasakan imunisasi di RW 015 Tobekgodang (n=
231)
Imunisasi
lengkap tidak lengkap
204
27
Imunisasi
5. Riwayat Penyakit
Diagram 5
Distribusi frekuensi berdasarkan riwayat penyakit di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 231)
RIWAYAT PENYAKIT
78,80%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00% 5,60% 3,90% 2,60% 2,20% 1,30% 1,30% 4,30%
10,00%
0,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Hipotensi
Sakit kepala
Gastritis
Influenza
Tidak ada
Asam urat
Vertigo
Tb paru
Saraf terjepit
Osteoporosis
DM
Hipertensi
Kolesterol
Lutut kebas
Katarak
Osteoarthritis
Dermatitis
Nyeri pinggang
Keterlambatan bicara
Rheumatoid arthritis
Nyeri sendi
b. Bayi Balita
1. Usia
Diagram 7
Distribusi frekuensi berdasarkan usia di RW 015 Kelurahan Tobekgodang,
Kecamatan Binawidya (n= 10)
USIA
70%
80,00%
60,00% Bayi
40,00% Toddler
20,00%
10,00% Pre School
20,00%
0,00%
Bayi Toddler Pre School
2. Pemberian ASI
Diagram 8
Distribusi frekuensi berdasarkan pemberian asi di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
PEMBERIAN ASI
60% 60%
40%
20% 40%
0%
6 Bulan 2 Tahun
3. Status Gizi
Diagram 9
Distribusi frekuensi berdasarkan status gizi di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
STATUS GIZI
100%
50% 100%
0%
0% 0%
Hijau Kuning Merah
4. Status Perkembangan
Diagram 10
Distribusi frekuensi berdasarkan status perkembangan di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
STATUS PERKEMBANGAN
100,00%
Normal
50,00% Meragukan
80,00%
29,70%
0,00%
Normal Meragukan
5. Status Imunisasi
Diagram 11
Distribusi frekuensi berdasarkan status imunisasi di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
STATUS IMUNISASI
100,00%
100,00% Lengkap
50,00%
Tidak Lengkap
0,00%
0,00%
Lengkap Tidak Lengkap
6. Vitamin A
Diagram 12
Distribusi frekuensi berdasarkan vitamin A di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
VITAMIN A
100,00%
Dapat
50,00% 100,00%
0,00% Tidak Dapat
0,00%
Dapat Tidak Dapat
Diagram 13
Distribusi frekuensi berdasarkan kemampuan toilet training di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
100,00%
Bisa
50,00% 20,00%
80,00% Belum Bisa
0,00%
Bisa Belum Bisa
8. Mengikuti PAUD
Diagram 14
Distribusi frekuensi berdasarkan mengikuti PAUD di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
Mengikuti PAUD
YA TIDAK
10%
90%
10%
40%
50%
10%
90%
Memiliki KMS
YA TIDAK
10%
90%
20%
80%
13. Imunisasi
Diagram 19
Distribusi frekuensi berdasarkan imunisasi di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 10)
IMUNISASI
Rumah Sakit Posyandu Puskesmas
10%
40%
50%
Kompres Hangat
10%
10% Dibiarkan Sampai Suhu
Turun
Pergi Ke Klinik
c. Remaja
1. Keluhan Menstruasi saat ini
Diagram 22
Distribusi Frekuensi keluhan menstruasi pada remaja putri di RW 015
Tobekgodang (n= 22)
100,00% Sekolah
0,00% 81,80% 18,20% Bekerja
Sekolah Bekerja
51
Narkoba
60,00%
50,50% Iya
40,00%
20,00% 50,50% Tidak
0,00%
Iya Tidak
4. Pendidikan seks
Diagram 25
Distribusi Frekuensi berdasarkan pendidikan seks pada remaja di RW 015
kelurahan Tobekgodang (n= 22)
Pendidikan seks
80,00%
60,00% Tidak
40,00%
63,60% 36,40% Iya
20,00%
0,00%
Tidak Iya
80,00%
60,00% Iya
40,00% 77,30%
Tidak
20,00% 22,70%
0,00%
Iya Tidak
40,00% Guru
100,00%
Iya
50,00% Tidak
81,80%
0,00% 18,20%
Iya Tidak
100,00% 86,40%
80,00%
60,00%
40,00%
100,00% Tidak
90,90% Iya
0,00% 9,10%
Tidak Iya
50,00% Menonton TV
40,00%
Belajar
30,00%
Jalan-jalan atau bermain
20,00%
10,00% Bekerja
0,00%
56
100,00%
Tidak
50,00% 40,90% ya
59,10%
0,00%
40 32
20
4 7
1 1
0
Jenis KB
Tidak Ada 32 Pil 1 IUD 4 Suntik 7 Implan 1
57
Keluhan KB
40
Tidak ada
TD meningkat
20
BB meningkat
Haid tidak teratur
0
4 4
2 2
1
58
3 4 2
44
e. Lansia
1. Penyakit lansia saat ini
Diagram 40
Distribusi frekuensi berdasarkan penyakit lansia saat ini di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, kecamatan Binawidya (n=26)
8,0% Kolesterol
4,0% Katarak
Dermatitis
2,0%
Tidak Sakit
0,0%
30,0% Osteoporosis
25,0% Dermatitis
20,0% Hipertensi
15,0% Kolesterol
10,0% Rematik
5,0% DM
Asam Urat
0,0%
76,9%
100,0%
3,8% 19,2%
0,0%
Hipotensi Normal Hipertensi
100,0%
100,0%
50,0%
0,0%
Normal
5. Dimensi Psikologis
Diagram 44
Distribusi frekuensi berdasarkan tekanan darah sistol lansia di RW 015
KelurahanTobekgodang Kecamatan Binawidya (n=26)
DIMENSI PSIKOLOGIS
100,0% 69,2%
30,8%
50,0%
0,0%
Baik Kurang baik
6. Dimensi Sosial
Diagram 45
Distribusi frekuensi berdasarkan dimensi sosial lansia di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 26)
57,7%
60,0%
42,3%
50,0%
40,0%
30,0%
20,0%
10,0%
0,0%
kurang baik baik
7. Dimensi Kesehatan
Diagram 46
Distribusi frekuensi berdasarkan dimensi kesehatan lansia di RW 015
Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 26)
50%
40%
30%
20%
10%
0%
positif negatif
f. Penanggulangan COVID-19
1. Aspek Pengetahuan
Diagram 48
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek pengetahuan keluarga tentang
COVID-19 di RW 015 Kelurahan Tobekgodang, Kecamatan Binawidya
(n= 72)
PENGETAHUAN
100,00% 83,30%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00% 1,40% 15,30%
0,00%
Kurang Cukup Baik
2. Aspek Sikap
Diagram 49
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek sikap keluarga tentang upaya
pencegahan dan penanggulangan COVID-19 di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 72)
SIKAP
100,00% 43,10%
0,00% 56,90%
Negatif Positif
3. Aspek Perilaku
Diagram 50
Distribusi frekuensi berdasarkan aspek perilaku keluarga tentang upaya
pencegahan dan penanggulangan COVID-19 di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang, Kecamatan Binawidya (n= 72)
PERILAKU
60,00%
50,00%
40,00%
50,00%
20,00%
0,00%
Baik Kurang Baik
Diagram 50.1
Penggunaan masker ketika berada di luar rumah atau fasilitas umum
seperti pasar, tempat ibadah dan lain-lain (n=72)
Pemakaian Masker
Jarang Sering Selalu
12%
39%
49%
Social Distancing
3%
Tidak Pernah
28% 26% Jarang
Sering
43% Selalu
Diagram 50.3
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau handsanitizer
Mencuci Tangan
13%
33% Jarang
Sering
Selalu
54%
Diagram 50.4
Upaya peningkatan imunitas/pertahanan tubuh (minum jamu/makan buah
dan sayur/suplemen/olahraga secara teratur) untuk mencegah COVID-19
dalam masa pandemi
Upaya Peningkatan Imun
4%
Tidak Pernah
27% 22% Jarang
Sering
47% Selalu
Diagram 50.5
Penerapan tidak kontak langsung dengan keluarga setelah beraktivitas di
luar rumah
Tidak Kontak Langsung
21% Jarang
36%
Sering
Selalu
43%
Diagram 50.6
Penerapan langsung mandi dan mengganti pakaian setelah beraktivitas di
luar rumah
Mandi dan Ganti Pakaian
3%
Diagram 50.7
Menganjurkan tamu untuk menggunakan masker dan mencuci tangan
terlebih dahulu sebelum masuk ke rumah
Menganjurkan Tamu Bermasker dan Cuci Tangan
sebelum Masuk Rumah
17% 10%
Tidak Pernah
Jarang
33% 40% Sering
Selalu
Diagram 50.8
Berjemur di bawah sinar matahari pagi antara jam 07.00-10.15
Berjemur
3%
10%
Tidak Pernah
Jarang
30%
Sering
57%
Selalu
Diagram 50.9
Menghindari sebanyak mungkin menyentuh benda-benda di tempat umum
Menghindari Menyentuh Benda
1%
13%
Tidak Pernah
43% Jarang
Sering
43% Selalu
Diagram 50.10
Menggunakan perlengkapan ibadah pribadi saat akan beribadah di tempat
umum
Menggunakan Peralatan Ibadah Pribadi
14%
30% Tidak Pernah
14% Jarang
Sering
Selalu
42%
Diagram 50.11
Menggunakan peralatan makan pribadi apabila diluar rumah
Menggunakan peralatan makan pribadi apabila
diluar rumah
Diagram 50.12
Melakukan isolasi mandiri jika terdapat gejala COVID-19
Melakukan Isolasi Mandiri jika ada Gejala
COVID 19
11%
tidak pernah
25% jarang
14%
sering
50% selalu
Diagram 50.13
Mengingatkan dan mengajak anggota keluarga melakukan protokol
kesehatan
Mengajak Anggota Keluarga untuk Melakukan
Protokol Kesehatan
Diagram 50.14
Menggunakan masker kain tiga lapis setiap keluar rumah
Masker Kain 3 Lapis
3%
Tidak Pernah
32% 29% Jarang
Sering
Selalu
36%
jarang menggunakan masker kain tiga lapis dan 2 responden (3%) tidak
pernah menggunakan masker kain tiga lapis.
Diagram 50.15
Mengganti masker 4 jam sekali (n=72)
Mengganti Masker 4 Jam sekali
19%
81%
Diagram 52
Distribusi frekuensi keadaan ventilasi ruma keluarga (n=72)
Ventilasi Rumah
Ya Tidak
22%
78%
Diagram 53
Distribusi frekuensi perilaku penggunaan masker oleh keluarga (n=72)
Menggunakan Masker
Ya Tidak
7%
93%
Diagram 54
Distribusi frekuensi perilaku Mencuci tangan menggunkan air mengalir
oleh keluarga (n=72)
29%
71%
Diagram 55
Distribusi frekuensi perilaku Menggunakan cairan Desinfektan oleh
keluarga (n=72)
14%
Ya
Tidak
86%
75
g. Keadaan Lingkungan
1. Kondisi Perumahan
Diagram 56
Distribusi frekuensi perumahan berdasarkan status kepemilikan rumah
(n=72)
Status Kepemilikan Rumah
Milik Sendiri Sewa Bulanan Kontrak
15%
7%
78%
14% Permanen
Semi Permanen
82% Tidak Permanen
76
Diagram 58
Distribusi frekuensi perumahan berdasarkan kondisi jendela setiap harinya
(n=72)
Kondisi Jendela
Terbuka Tertutup
29%
71%
Diagram 59
Distribusi frekuensi perumahan berdasarkan jenis dinding rumah (n=72)
Jenis Dinding Rumah
1% 4%
20% Papan
Semen
Batu Bata
75% Bilik
Diagram 60
Distribusi frekuensi perumahan berdasarkan jenis lantai (n=72)
Jenis Lantai Rumah
Ubin Keramik Tanah
1%
32%
67%
Diagram 61
Distribusi frekuensi responden berdasarkan kebiasaan membersihkan
rumah (n=72)
Kebiasaan Membersihkan Rumah
1x/hari 2x/hari 1x/minggu 2x/minggu
1% 6%
46%
47%
21%
7%
72%
Diagram 63
Distribusi frekuensi syarat air bersih untuk diminum menurut keluarga
(n=72)
Syarat Air Bersih menurut Keluarga
28%
Tidak berbau, tidak
berwarna, jernih
50%
tidak berbau, tidak berwarna, jernih, bebas zat kimia. Terdapat 14 keluarga
(19%) memilih tidak berbau, tidak berwarna, jernih, dan 20 keluarga (28%)
memilih tidak berbau, tidak berwarna.
Diagram 64
Distribusi frekuensi berdasarkan kemudahan memperoleh air (n=72)
Kemudahan Memperoleh Air
Mudah Sulit jika Musim Kemarau
1%
99%
Diagram 65
Distribusi frekuensi cara pengelolaan air oleh keluarga sebelum diminum
(n=72)
Pengelolaan Air Minum
Dimasak Langsung Diminum
22%
78%
Diagram 66
Distribusi frekuensi berdasarkan sumber air untuk mandi, cuci, kakus
(n=72)
Sumber Air MCK
PAM Sumur Galian dengan Cincin Sumur Bor
11%
7%
82%
Diagram 67
Distribusi frekuensi berdasarkan tempat penampungan air bersih (n=72)
Jenis Tempat Penampungan Air
Tengki Air Ember Bak Air
33% 35%
32%
Diagram 68
Distribusi frekuensi berdasarkan kondisi tempat penampungan air bersih
keluarga (n=72)
Kondisi Tempat Penampungan Air Bersih
Terbuka Tertutup
33%
67%
Diagram 69
Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan membersihkan bak mandi
(n=72)
Cara Membersihkan Bak Mandi
Dikuras Dialirkan air
11%
89%
3. Pengelolaan Sampah
Diagram 70
Distribusi frekuensi berdasarkan pengelolaan sampah rumah tangga
keluarga (n=72)
Pengelolaan Sampah
Dibakar Diambil oleh Petugas Kebersihan
4%
96%
4. Pelayanan Kesehatan
Diagram 71
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis fasilitas pelayanan kesehatan yang
biasa digunakan oleh keluarga (n=72)
Fasyankes yang Biasa Digunakan Keluarga
Puskesmas Rumah Sakit Praktik Dokter Klinik
6%
25% 33%
36%
Diagram 72
Distribusi frekuensi berdasarkan keterjangkauan fasilitas pelayanan
kesehatan (n=72)
Keterjangkauan Fasyankes
Mudah Dijangkau Tidak
3%
97%
Diagram 73
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis pembayaran biaya pengobatan
(n=72)
Pembayaran Pengobatan
BPJS Uang Pribadi Asuransi
3%
21%
76%
21% <500.000
500.000-1.000.000
27%
2.000.000-3.000.000
42% 3.000.000-5.000.000
Diagram 75
Distribusi frekuensi berdasarkan kepemilikan tabungan/asuransi (n=72)
Punya Tabungan/Asuransi
Ya Tidak
43%
57%
7. Komunikasi
Diagram 77
Distribusi frekuensi berdasarkan sumber informasi tentang kesehatan yang
diperoleh keluarga (n=72)
Sumber Informasi
Media Elektronik Petugas Kesehatan Kader Posyandu
Teman Tetangga
1% 1%
21%
14% 63%
Diagram 78
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis media elektronik yang digunakan
untuk memperoleh informasi (n=72)
Jenis Media Elektronik
Televisi Handphone/Internet
38%
62%
Diagram 79
Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah frekuensi mendapatkan informasi
kesehatan dalam seminggu (n=72)
Frekuensi Mendapatkan Informasi Kesehatan
1-3 kali 4-6 kali Tidak tentu Jarang >6 kali
7%
8%
24% 50%
11%
8. Transportasi
Diagram 80
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis transportasi yang dimiliki keluarga
(n=72)
Jenis Transportasi
Mobil Sepeda
Motor Mobil dan Motor
Motor dan Sepeda Mobil, sepeda dan Motor
3% 6%
5%
8%
11%
67%
9. Rekreasi
Diagram 81
Distribusi frekuensi berdasarkan jumlah frekuensi rekreasi yang dilakukan
keluarga (n=72)
Frekuensi Rekreasi
1x/bulan 2x/bulan 3x/bulan Sekali-kali Jarang Tidak Pernah
12%
17%
7%
4%
46% 14%
88
Diagram 82
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis rekreasi (n=72)
Jenis rekreasi
Jalan-jalan Kumpul Keluarga Jalan ke Mall
Menonton TV Ke luar Kota Tidak pernah
13%
29%
12%
15%
28%
3%
3. Hasil Wawancara
a. Ketua RW 015
Hasil wawancara dengan ketua Rukun Warga 015 didapatkan bahwa
wilayah RW 015 memiliki luas 42.515 m2 dengan jumlah KK sebanyak 217.
Organisasi masyarakat yang ada di RW 015 adalah wirid/pengajian, Yayasan
Madani Al-Kautsar, organisasi kepemudaan, dan bank sampah. Di wilayah
RW 015 terdapat posko siskamling yang terletak di dekat gerbang masuk
89
b. Ketua RT
Hasil wawancara dengan ketua RT 01 didapatkan bahwa di wilayah RT
01 terdiri atas 48 KK. Di wilayah RT 01 terdapat satu lapangan voli dan satu
pos kamling. Tidak ada warga terkonfirmasi COVID-19 di wilayah RT 01.
Keterbukaan masyarakat cukup baik dan tidak ada kebiasaan tertentu terkait
budaya dan kesehatan. Hasil wawancara dengan ketua RT 02 didapatkan
bahwa terdapat 24 KK di RT 02. Terdapat rumah kosong di RT 02 sebanyak 9
rumah. Antusiasme warga RT 02 dalam mengikuti kegiatan sangat kurang,
namun jika ditunjuk mereka baru akan mau berpartisipasi. Terdapat dua warga
terkonfirmasi COVID-19 di RT 02 yang sudah dinyatakan sembuh. Terdapat
satu warga yang terinfeksi COVID-19 di RT 6 dan RT 3 namun sudah di
nyatakan sembuh. Hasil wawancara dengan ketua RT 03 didapatkan terdapat
28 KK di RT 03. Kegiatan di RT 03 banyak terhenti selama pandemi COVID-
19, seperti kegiatan arisan. Terdapat satu warga terkonfirmasi COVID-19 di
RT 03 yang telah dinyatakan sembuh. Hasil wawancara dengan ketua RT 04
didapatkan bahwa terdapat 39 KK di RT 04. Masyarakat di RT 04 aktif
mengikuti kegiatan kemasyarakatan yang ada di RW 015. Hasil wawancara
dengan ketua RT 05 didapatkan bahwa terdapat 30 KK di RT 05. Terdapat
banyak kos-kosan di wilayah RT 05. Tidak ada kegiatan kemasyarakatan
khusus di RT 05 dan tidak ada warga terkonfirmasi COVID-19 di wilayah RT
90
c. Kader Posyandu
Hasil wawancara dengan ketua kader posyandu didapatkan bahwa
kegiatan posyandu yang dijalankan di RW 015 adalah posyandu bayi/balita
dan ibu hamil yang dinamakan Posyandu Apel, sedangkan untuk posyandu
lansia belum ada dibentuk. Terdapat 71 balita di RW 015 dengan 5 anak yang
berada di garis merah. Terdapat 5 kader yang berpartisipasi pada kegiatan
posyandu. Kegiatan posyandu dilakukan pada tanggal 20 setiap bulannya,
namun semenjak pandemi COVID-19, terhitung sejak Maret 2020 kegiatan
posyandu dihentikan. Sebelum pandemi, pelaksanaan sistem 5 meja berjalan
baik dan setiap kader akan bergiliran menjaga meja 1-4, dan meja 5 akan diisi
oleh bidan/petugas kesehatan dari Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap. Setelah
pandemi, kegiatan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
tidak lagi terlaksana. Kegiatan imunisasi dialihkan ke puskesmas, sedangkan
kegiatan pemberian vitamin A dilaksanakan dengan cara sweaping dari satu
rumah ke rumah lain. Sebelum pandemi partisipasi masyarakat cukup baik
dalam kegiatan posyandu, hanya saja ibu hamil jarang mengunjungi posyandu
dan lebih memilih langsung ke klinik atau rumah sakit. Hasil wawancara
tentang sistem lima meja kepada beberapa kader didapatkan bahwa terdapat
kader yang lupa atau bingung tentang tugas dan fungsi pada beberapa meja,
dikarenakan kegiatan posyandu yang lama terhenti. Kader-kader posyandu
juga mengatakan bahwa masyarakat sudah meminta untuk dilaksanakannya
kembali kegiatan posyandu, namun izin untuk melaksanakan kembali
Posyandu belum ada. Kader juga mengatakan bahwa belum ada mendapat
sosialisasi tentang bagaimana pelaksanaan protokol kesehatan dalam
pelaksanaan posyandu selama COVID-19.
91
d. Wawacara Warga
1) COVID-19
Hasil wawancara Ners Muda dengan salah satu warga di RT 6
didapatkan bahwa satu warga di RT 6 pernah reaktif COVID-19 dan di rawat
di RSD Kota Pekanbaru namun sudah sembuh setelah dilakukan swab PCR
sebanyak 2 kali. Hasil wawancara salah satu warga di RT 3 mengatakan bahwa
terdapat satu warga yang positif COVID-19 dan sudah menjalani karantina
mandiri di rumah selama 2 minggu. Saat ini warga tersebut sudah dinyatakan
negatif COVID-19 seminggu yang lalu. beberapa tetangga sekitar merasa
kahwatir akan tertular. Hal ini menyebabkan masyarakat takut untuk
memeriksakan kesehatan di pelayanan kesehatan. Salah satu warga
mengatakan bahwa terdapat satu warga di RT 4 yang terinfeksi COVID-19 dan
pernah masuk ICU karena gangguan pernapasan berat namun sekarang sudah
dinyatakan sembuh. Namun berdasarkan wawancara beberapa warga
mengatakan bahwa masyarakat hanya menggunakan masker di luar area RW
015 saja atau perumahan rajawali. Kebanyakan masyarakat tidak
menggunakan masker saat berkunjung ke rumah tetangga.
2) PUS (Pasangan Usia Subur)
Hasil wawancara yang dilakukan Ners Muda kepada salah satu PUS
yang mengalamai masalah reproduksi mengatakan bahwa ia mengalami
haid yang panjang sampai satu bulan tidak berhenti. Namun tidak ada rasa
nyeri atau sakit yang dirasakan warga tersebut. Hal ini sudah dialam
sekitar dari bulan November 2020.
Hasil wawancara anggota keluarga yang mengalami mioma uteri
mengatakan bahwa penderita mengeluhkan nyeri haid dan mual selama
dua minggu sehingga diperiksakan ke salah satu rumah sakit dan sudah di
operasi. Terdapat juga satu warga yang pernah mengalami kista namun
sudah dinyatakan sembuh. Selama menderita kista, warga tersebuh sering
meminum ramuan tradisional dan menurut warga tersebut hal itu efektif
menghilangkan kista.
3) Bayi dan Balita
Hasil wawancara yang dilakukan Ners Muda pada salah satu orang tua
yang memiliki anak dengan autism mengatakan bahwa anaknya
mengalami autism ringan, warga tersebut sadar ketika umurnya sudah dua
92
tahun namun belum bisa berbicara. Anak pertama dari warga tersebut juga
memiliki keterlambatan namun dapat berkembang normal saat ini. Anak
yang mengalami autism tersebut menunjukan perilaku seperti tidak bisa
mengikuti arahan orang tua dan keterlambatan berbicara. Saat ini anak
tersebut sedang menjalani terapi tumbuh kembang dan menurut orang tua
sudah ada perkembangan dari anak tersebut. Ibu dari anak tersebut
mengatakan bahwa ia mengalami hipertensi pada saat melahirkan anak
tersebut.
4) Remaja
Hasil wawancara oleh salah satu remaja mengatakan bahwa selama
pembelajaran online ia mengalami kebingungan dan tidak mengerti tentang
pembelajaran yang dia lakukan dan juga sulit untuk bertanya bila tidak
tahu atau mengerti tentang pembelajaran. Remaja tersebut berpendapat
bahwa hal ini yang menyebabkan stres pada remaja.
5) Lansia
Hasil wawancara yang dilakukan Ners Muda pada beberapat lansia
mendapatkan bahwa beberapa lansia tidak mau pergi ke pelayanan
kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan rutin karena takut tertular COVID-
19. Ada salah satu lansia yang pernah pergi ke salah satu RS untuk
pemeriksaan kesehatan namun ditolak sehingga lansia tersebut tidak dapat
menjalani pemeriksaan rutin.
93
ANALISA DATA
sembarangan.
- Jendela di wilayah RW 015 masih terlihat
tertutup sehingga sirkulasi udara tidak
efektif
Hasil observasi
- Kondisi saluran pembuangan air sebagian
besar lancar, namun tampak kotor.
- Tampak beberapa rumah dengan jendela
tertutup.
96
Diagnosa Rencana Kegiatan Strategi Penanggung Penanggung Jawab Waktu Tempat Sumber
Keperawatan Jawab RW Mahasiswa Dana
Siaga
1. Defisiensi Penyuluhan COVID-19 a. Pendidikan, promosi Mimin Rismala a. Rabiatul Jumat, 29 RW 015 Mahasiswa
kesehatan dan demonstrasi terapi kesehatan Addawiah Januari dan
komunitas: komplementer untuk b. Praktik keperawatan b. Nurfitri 2021 Masyarakat
COVID-19 meningkatkan imun professional Rahmawati
Pembagian Masker, a. Promosi Kesehatan Yogi Rezky a. Dinul Tauhid Senin, 8 RW 015 Mahasiswa
pemasangan Banner 3 b. Partnership b. Nada Nabila Februari dan
M (Memakai masker, c. Empowerment c. Najla Nailufar 2021 Masyarakat
mencuci tangan,
menjaga jarak) dan
pembuatan tempat cuci
tangan bersama dengan
100
kelompok pemuda
Gotong Royong dan a. Promosi kesehatan Emmy Liana a. Velisia Dwi Senin, 8 RW 015 Mahasiswa
Penanaman TOGA b. Empowerment Puspita Ardi Februari dan
c. Partnership b. Nurhidayatul 2021 Masyarakat
Nadya
Olahraga rutin (senam a. Empowerment Gustini a. Vera Febianti Minggu, 31 RW 015 Mahasiswa
kesehatan jasmani) b. Partnership Januari dan
untuk meningkatkan c. Sistem Rujukan 2021 Masyarakat
imunitas masyarakat
selama masa pandemi
COVID-19
Sosialisasi Bank a. Empowerment Yusmarni a. Nanda Agustia Sabtu, 6 Mahasiswa
Sampah (Sampah non b. Proses Kelompok b. Riskhita Mutiara Februari dan
Organik) dan c. Partnership Salshabil 2021 Masyarakat
Pengelolaan Sampah
organik (Membuat
Pupuk Rumah Tangga)
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab 4 ini akan dibahas mengenai analisa masing-masing tahapan yang telah
dilakukan pada praktik profesi keperawatan komunitas di wilayah RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya. Praktik asuhan keperawatan komunitas dilaksanakan
selama 6 minggu yaitu dimulai 4 Januari 2021 – 13 Februari 2021. Kegiatan yang dilakukan
oleh Ners Muda dibuat berdasarkan planning of action (POA) yang telah disusun bersama
warga RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya pada saat loka karya mini
masyarakat 1 (LKMM 1).
A. Tahap Persiapan
Pelaksanaan kegiatan praktik profesi keperawatan komunitas merupakan kegiatan
yang berorientasi pada masyarakat. Tahap persiapan yang dilakukan adalah persiapan
lokasi tempat praktik profesi keperawatan komunitas. Persiapan selanjutnya adalah
penyusunan kuesioner yang akan dibagikan kepada masyarakat RW 015 serta pembuatan
google form, panduan windshield survey, format wawancara kepada ketua RT, RW,
kader posyandu, dan pihak Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
Faktor pendukung dalam tahap persiapan kegiatan praktik profesi keperawatan
komunitas ini adalah adanya kerjasama dan pembagian tugas yang baik antar anggota
sehingga tahap persiapan ini dapat berjalan dengan lancar. Dukungan dan bimbingan dari
koordinator praktik profesi keperawatan komunitas, lokasi yang mudah diakses dengan
kendaraan roda dua maupun roda empat dan kerjasama yang baik antara lintas sektor
juga merupakan faktor pendukung dalam proses persiapan ini. Faktor penghambat saat
tahap persiapan ini ditemukan saat pembuatan link google form, dimana terdapat banyak
sekali pertanyaan pada kuesioner sehingga membutuhkan waktu cukup lama untuk
memasukkan ke dalam google form.
B. Tahap Pengkajian
Tahap pengkajian merupakan proses pengumpulan data secara sistematis untuk
dianalisis serta didapatkan permasalahan kesehatan (Efendi, 2009). Pada tahap
pengkajian, perawat komunitas melakukan identifikasi masalah mengenai kebutuhan
masyarakat. Proses tahapan pengkajian tersebut melibatkan masyarakat secara aktif agar
permasalahan tersebut benar-benar berasal dari masyarakat itu sendiri. Permasalahan
yang ditemukan akan dirumuskan bersama, peran perawat komunitas adalah
101
102
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis (clinical judgement) terhadap
respon individu atau komunitas terhadap masalah kesehatan (NANDA, 2017). Diagnosa
keperawatan terdiri dari 3 jenis yaitu: aktual, resiko, dan kesejahteraan. Diagnosa
keperawatan aktual yaitu masalah yang dirasakan, diagnosa keperawatan resiko yaitu
masalah belum terjadi namun jika dibiarkan akan menjadi masalah, dan diagnosa
keperawatan sejahtera yaitu mengacu pada peningkatan kesehatan.
Diagnosa keperawatan yang ditemukan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya dari hasil analisa data dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Defisiensi perilaku kesehatan cenderung beresiko: COVID-19 pada masyarakat di
RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri: upaya pencegahan penyakit tidak
menular pada masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya.
Faktor pendukung dalam merumuskan diagnosa keperawatan adalah warga RW
015 antusias dalam menentukan permasalahan yang terjadi di RW 015, aktif dalam
memberikan masukan serta saran. Faktor penghambat yang terjadi yaitu saat
penyampaian permasalahan yang terjadi di wilayah RW 015 dilakukan pada malam hari,
sehingga ada sebagian masyarakat tidak hadir. Oleh karena itu, penyampaian materi
masalah kesehatan tidak dapat tersalurkan sepenuhnya kepada masyarakat.
Adapun rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan pada tahap ini adalah:
1. Kegiatan dapat dilanjutkan oleh warga RW 015 Kelurahan Tobekgodang untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi secara mandiri.
2. Diharapkan seluruh perangkat RT mengajak warganya untuk lebih aktif dalam
mengikuti berbagai kegiatan untuk menyelesaikan masalah yang ada di lingkungan
RW 015 Kelurahan Tobekgodang.
D. Tahap Intervensi
Penyusunan intervensi keperawatan dilakukan sesuai diagnosa keperawatan yang
telah ditegakkan. Adapun acuan dalam penyusunan dalam intervensi keperawatan,
penulis menggunakan referensi SDKI yang disesuaikan dengan keadaan masalah
104
E. Tahap Implementasi
Implementasi merupakan tahap pelaksanaan kegiatan. Fokus pada tahap
implementasi adalah bagaimana mencapai sasaran dari tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Perawat fokus pada program kesehatan masyarakat yang telah ditetapkan di
perencanaan. Menurut IPPKI (2017), strategi yang digunakan adalah proses kelompok,
promosi kesehatan, kemitraan, pemberdayaan, dan keperawatan profesional. Kegiatan
dilaksanakan dari tanggal 29 Januari s/d 13 Februari 2021.
Berikut hasil implementasi kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Ners Muda:
Diagnosa Keperawatan : Defisiensi perilaku kesehatan cenderung beresiko:
COVID-19 pada masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya.
1. Penyuluhan COVID-19 dan demonstrasi terapi komplementer untuk meningkatkan
imun.
a. Tahap persiapan
Adapun tahap persiapan dari kegiatan ini meliputi:
105
Hermanto, SKM
5. 15.10-15.16 Penutupan dan Sesi foto dengan tetap Sinthia Ramadhani Fitri,
merepakan protokol kesehatan. S.Kep
c. Tahap Evaluasi
1) Struktur
a) Pre-planning telah diselesaikan satu hari sebelum kegiatan dan telah
mendapatkan persetujuan dari pembimbing.
b) Tempat dilaksanakan acara telah sesuai dengan rencana yaitu di Aula
MDA Mesjid Al-Kautsar di RW 015 Kelurahan Tobekgodang dengan
peralatan yang lengkap sesuai perencanan.
c) Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
masing-masing.
d) Peserta yang hadir berjumlah 17 orang.
e) Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu: infocus, microphone, speaker,
air minum 500 ml, daun kelor sebanyak 2 genggam, dan panci elektrik
untuk membuat air rebusan.
2) Proses
a) Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari Jumat, 29 Januari 2021.
Acara dimulai pada pukul 14.16 WIB, terlambat 46 menit dari waktu
awal yang telah ditetapkan yaitu 13.30 WIB. Acara berlangsung selama
60 menit dan berakhir pada pukul 15.16.
b) Sebelum memasuki ruang acara, semua peserta wajib mematuhi
protokol kesehatan yaitu dengan menggunakan masker, mencuci
tangan dan menjaga jarak.
c) Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
d) Moderator, pemateri dan demonstrasi telah dilakukan dan disampaikan
dengan baik dan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan
dipahami oleh masyarakat
e) Selama acara berlangsung, peserta dalam hal ini mengikuti dan
mendegarkan penjelasan yang disampaikan oleh pemateri dengan baik
dan penuh perhatian.
107
c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) 65% (10 dari 15) undangan yang hadir dalam acara kegiatan
penyuluhan COVID-19 Di wilayah RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya Pekanbaru.
b) Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan
penyuluhan COVID-19 Di wilayah RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya Pekanbaru.
c) Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d) Pre-planning sudah dikonsulkan
110
2) Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 30 Januari 2021.
b) Kegiatan dilaksanakan tidak sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan sebelumnya karena banyaknya peserta yang datang tidak
tepat pada waktunya.
c) Ners Muda selaku pelaksana mampu berperan aktif pada saat kegiatan
berlangsung.
3) Evaluasi Hasil
a) 90 % anggota SATGAS COVID di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
memahami upaya penanggulangan COVID-19.
b) 90% kepengurusan SATGAS COVID-19 Kelurahan Tobekgodang
mampu mengulang kembali materi secara singkat.
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung pada kegiatan ini yaitu Ners Muda bekerjasama dengan
pihak BPBD Kota Pekanbaru dan Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap.
5) Faktor Penghambat
Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu kegiatan dilaksanakan tidak
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya karena
banyaknya peserta yang datang tidak tepat pada waktunya
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilaksanakannya
sosialisasi SATGAS COVID-19 diharapkan masyarakat mampu
mengetahui tentang COVID-19 dan SATGAS COVID-19 dan bagaimana
penanganan ketika ada masyarakat RW 015 yang terinfeksi COVID-19
serta dapat membantu masyarakat yang terdampak COVID-19.
2) Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 08 dan 13 Februari 2021
b) Kegiatan dilaksanakan tidak sesuai dengan waktu yang telah
direncanakan sebelumnya karena banyaknya hambatan selama
dilakukan penerapan 3M.
c) Ners Muda selaku pelaksana mampu berperan aktif pada saat kegiatan
berlangsung.
3) Evaluasi Hasil
a) 100% banner telah terpasang pada titik-titik yang telah di tentukan.
b) 80% rumah telah menerima masker yang telah diberikan oleh Ners
Muda dan Kelompok Pemuda.
c) Tengki air untuk tempat cuci tangan telah ada dan menunggu serah
terima.
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan penerapan 3M ini yaitu pemuda yang turut
membantu Ners Muda dalam melakukan kegiatan pemasangan banner dan
pembagian masker. Mulai dari mempersiapkan bambu untuk banner hingga
pemasangan dan ikut serta turun untuk membagikan masker ke setiap RT di
RW 015.
5) Faktor Penghambat
Faktor penghambat pada kegiatan ini yaitu kegiatan dilaksanakan tidak
sesuai dengan waktu yang telah direncanakan sebelumnya karena
banyaknya kendala selama kegiatan. Selain itu, terdapat beberapa rumah
yang kosong sehingga tidak terbagikan masker.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan pemasangan
banner dan pembagian masker di RW 015 diharapkan masyarakat dapat
lebih memahami bagaiamana pencegahan COVID-19 dan dapat
113
2) Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan dimulai pada Selasa, 2 Februari 2021 di lahan
samping Posyandu Apel.
b) Kegiatan berjalan lancar sesuai rencana.
c) Peran dan tugas mahasiswa telah dilaksanakan sesuai perencanaan.
3) Evaluasi hasil
Masyarakat, pemuda dan Ners Muda mampu bekerja sama dengan baik
saat pembuatan dan pemeliharan TOGA.
4) Faktor pendukung
a) Antusiasme dan partisipasi warga dan pemuda dalam pembuatan dan
pemeliharaan TOGA baik dibuktikan dengan aktifnya warga dan
pemuda dalam pembuatan TOGA.
b) Kerjasama yang baik antara pemuda dan Ners Muda dibuktikan
dengan telah terbentuknya lahan TOGA dengan terdiri dari tanaman
yaitu; kunyit, kunyit putih, jahe, binahong, sambiloto, pandan,
bawang dayak, sirih, sirih merah, kumis kucing, lidah buaya, serai,
serta jeruk.
5) Faktor penghambat
Kendala yang ditemukan saat dilaksanakannya kegiatan penanaman
TOGA ini dibutuhkan waktu yang agak panjang karena proses
pembuatan pagar bambu dan kendala waktu
6) Rencana tindak lanjut
Ners Muda mampu mengajak lebih banyak pemuda dan masyarakat lagi
untuk terlibat dalam pemeliharaan TOGA di wilayah RW 015 agar bisa
bergerak cepat dan dapat memelihara taman TOGA
2) Acara dilakukan rutin setiap hari Sabtu pagi jam 07.00. Sehari sebelum
dilakukan senam Ners Muda selalu mengundang dan mengingatkan warga
RW 015 untuk mengikuti kegiatan senam. Kegiatan senam dilakukan di
halaman masjid Al-kautsar RW 015 dekat MDA. Ners Muda juga
mengadakan kegiatan pemeriksaan kesehatan gratis seperti tekanan darah,
gula darah dan asam urat.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Senam Minggu ke 1
Acara dimulai pukul 07.00 WIB, acara tertunda 30 menit dari rencana awal.
Hal ini disebabkan oleh keterlambatan kedatangan peserta. Instruktur senam
dipimpin oleh Ners Muda. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 7 orang.
Acara selesai pada pukul 08.30 WIB. Senam yang dilakukan ada 5 sesi.
Sebelum dilakukan acara, peserta melakukan cek tekanan darah.
Hari/tanggal Waktu Durasi Kegiatan
Sabtu, 6 07.30 WIB Pemeriksaan Pemeriksaan
Februari Tekanan Darah Tekanan darah
2021 (30 menit) gratis dilakukan
Ners Muda
07.30 WIB Senam (60 menit) Senam dilakukan
sebanyak 5 sesi
dipimpin oleh Ners
Muda
08.30 WIB Penutup (15 menit) Dilakukan sesi
dokumentasi
bersama peserta
senam
2) Senam Minggu ke 2
Acara dimulai pukul 07.00 WIB, acara dimulai tepat waktu dari rencana
awal. Senam di pimpin oleh instruktur dari masyarakat. Peserta senam
yang datang sebanyak 18 orang. Acara selesai pada pukul 08.30. Senam
dilakukan sebanyak 7 sesi.
116
c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) Pre-planning telah diselesaikan satu hari sebelum kegiatan dan telah
mendapatkan persetujuan dari pembimbing.
b) Tempat dilaksanakan acara telah sesuai dengan rencana yaitu di
halaman MDA Mesjid Al-Kautsar di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
dengan peralatan yang lengkap sesuai perencanan.
c) Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
masing-masing.
d) Peserta yang hadir berjumlah 7 pada minggu pertama (6 Februari 2021)
dan 18 peserta pada minggu ke 2 (13 Februari 2021).
e) Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu: Sound system, Speaker, dan
laptop
2) Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan senam minggu pertama berlangsung pada sabtu,
06 Februari 2021. Senam minggu pertama dimulai pada pukul 7:30 wib
yang mana terjadi keterlambatan selama 30 menit dari waktu yang
117
5) Faktor Penghambat
Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan acara adalah
keterlambatan dalam memulai senam dikarnakan peserta yang datang tidak
tepat waktu yang telah ditentukan.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan yaitu tetap melaksanakan
kegiatan senam mingguan di lingkungan RW 015 kelurahan tobekgodang.
c. Tahap Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a) 65% (13 dari 20) undangan yang hadir dalam acara kegiatan Sosialisasi
Bank Sampah & Pengolahan Sampah Anorganik Di wilayah RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya Pekanbaru.
b) Tempat dan alat yang digunakan sesuai dengan rencana kegiatan
Sosialisasi Bank Sampah & Pengolahan Sampah Anorganik Di wilayah
RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya Pekanbaru.
c) Peran serta tugas mahasiswa sudah sesuai dan bekerjasama dengan baik
d) Pre-planning sudah dikonsulkan
2) Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada tanggal 06 Februari 2021.
120
3) Evaluasi Hasil
a) Mahasiswa mampu menjelaskan dan mendemonstrasikan protokol
kesehatan dimasa pandemi COVID-19 yaitu 3 M kepada anak sekolah
dasar di RW 015.
b) Peserta dapat mengulangi penjelasan tentang pengertian, tanda gejala,
penyebab, penularan, dampak, protokol kesehatan COVID-19 (3 M),
pencegahan (Iman, Imun dan Aman) dengan baik.
c) Peserta mampu mempraktikkan kembali penerapan protokol kesehatan
dimasa pandemi COVID-19 (memakai masker, mencuci tangan dengan
benar, dan menjaga jarak) dengan baik.
4) Faktor Pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan yang dilaksanakan di
Aula MDA Mesji Al-Kautsar Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya, yang memiliki tempat memadai untuk dilakukan kegiatan serta
antusias peserta dalam kegiatan.
5) Faktor Penghambat
Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan acara adalah
keterlambatan dalam memulai acara. Acara dimulai setelah mundur 35
menit dari waktu yang telah ditentukan, dan kesalahan teknis dalam
memutarkan video.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah dilakukan penyuluhan
protokol kesehatan dan pencegahan COVID-19 peserta mengaplikasikan
mengenai protokol kesehatan selama masa pandemi dalam pencegahan
COVID-19 guna menghindari penyebaran COVID-19 secara meluas
terutama jika sekolah kembali dibuka.
b. Tahap pelaksanaan
1) Acara dilaksanakan pada hari sabtu, 20 januari 2021 pukul 11.00 WIB dan
berakhir pada pukul 12.00 WIB.
2) Jumlah peserta yang hadir sebanyak 13 orang Ners Muda dan 6 orang
warga pemilik warung.
3) Ners Muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu:
pemateri, MC, seksi perlengkapan, seksi humas, seksi konsumsi dan
observer serta dokumentasi.
4) Kegiatan UKK berlangsung selama 50 menit.
c. Tahap evaluasi
1) Evaluasi struktur
a) Peserta yang hadir berjumlah 13 orang Ners Muda dan 6 dari 10 orang
warga yang memiliki warung
b) Setting tempat acara berlangsung telah disepakati sebelum kegiatan;
c) Peran Ners Muda sebagai pelaksana acara telah sesuai dengan peran
dan tugas masing-masing;
d) Perlengkapan alat dan media yang digunakan juga sudah lengkap
sesuai yang telah direncanakan, yaitu: infocus, microphone, speaker,
air mengalir, sabun dan tissue.
2) Evaluasi proses
a) Pelaksanaan kegiatan berlangsung pada hari sabtu, 20 januari 2021
acara berlangsung pada pukul 11: 30 wib mengalami keterlambatan
selama 30 menit dari yang direncanakan.
b) Peran dan tugas Ners Muda telah dilaksanakan sesuai perencanaan
c) Peserta sangat aktif dalam mengikuti kegiatan, terdapat 2 peserta yang
memberikan pertanyaan kepada pemateri
d) Seluruh peserta mengikuti kegiatan sampai akhir.
3) Evaluasi hasil
Peserta dan Ners Muda mampu menjalin kerjasama dalam kegiatan
penyuluhan usaha kesehatan kerja
4) Faktor pendukung
Faktor pendukung kegiatan ini yaitu tempat kegiatan yang dilaksanakan di
Aula MDA Mesjid Al-Kautsar Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
127
4. Posyandu
a. Tahap Persiapan
1) Pembuatan pre-planning
2) Konsultasi dengan dosen pembimbing.
3) Menentukan tempat, waktu, peserta penyuluhan kader posyandu.
4) Mempersiapkan materi yang akan disampaikan tentang pelatihan kader
posyandu.
5) Mempersiapkan media dan alat yang akan digunakan dalam pelatihan kader
posyandu.
6) Selanjutnya melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Acara dilaksanakan pada hari Senin (25 Januari 2021) dimulai pukul. 14.07
WIB sampai dengan 15.28 WIB di Aula MDA Masjid Al-Kautsar RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Bina Widya.
2) Jumlah peserta yang hadir sebanyak 5 orang kader. Kader tampak antusias
dan memperhatikan selama penyampaian materi dan demonstrasi sistem 5
meja dengan protokol kesehatan.
3) Ners Muda berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, yaitu
moderator (Vera Febrianti, S.Kep); Pemateri (Rabiatul Addawiah, S.Kep);
observer (Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep); Fasilitator 5 meja, meja 1 (Nada
Nabila, S.Kep), meja 2 (Nanda Agustia, S.Kep), meja 3 (Nurhidayatul
Nadya, S.Kep), meja 4 (Resti Ananda Putri, S.Kep), meja 5 (Velisia Dwi
128
5) Faktor Penghambat
Karena kader posyandu memiliki banyak kegiatan dan di waktu jam tidur
siang pada hari dilaksanakannya kegiatan, sehingga mengakibatkan acara
diundur selama 30 menit menunggu kedatangan kader.
6) Rencana Tindak Lanjut
Rencana tindak lanjut pada kegiatan ini adalah diharapkan pada saat
berlangsungnya kegiatan posyandu para kader dapat menerapkan sistem 5
meja sesuai dengan protokol kesehatan dengan baik dan benar baik ada atau
tanpa adanya Ners Muda dilingkup RW 015.
5. RW Siaga
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini mencakup mengumpulkan nama-nama calon anggota RW
Siaga dan selanjutnya mengundang calon anggota tersebut. Selanjutnya
melakukan persiapan untuk pelaksanaan sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan.
b. Tahap Pelaksanaan
Acara sosialisasi RW Siaga yang pertama dilakukan pada hari Minggu,
10 Januari 2021 di masjid Al-Kautsar RW 15 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya Pekanbaru pada pukul 20.37 WIB. Peserta yang hadir
sebanyak 35 orang. Pemateri telah menyampaikan/mensosialisasikan RW Siaga
dengan jelas dan baik. Pada kegiatan ini, yang menjadi pemateri adalah Resti
Ananda Putri, S.Kep.
Pada kegiatan sosialisasi RW Siaga ini, telah dibentuk pengurus inti RW
Siaga, diantaranya adalah ketua, sekretaris dan bendahara, serta ketua disetiap
pokja yang ada di RW Siaga. Pada petemuan/sosialisasi yang kedua, acara
dilakukan pada tanggal 13 Januari 2021 pada pukul 20.00 WIB dan telah
terbentuk anggota RW Siaga serta penjelasan masing-masing pokja yang
disampaikan oleh Zilfanny Sera Engla, S.Kep.
Pada tanggal 25 Januari 2021, telah dilaksanakan pelantikan anggota
RW Siaga dengan nama RW Siaga Rajawali Sakti yang dilantik langsung oleh
pak Lurah, H.Yasir Arafat, S.Sos. Pelantikan RW Siaga dilakukan pada pukul
20.30 WIB bertempat di MDA Masjid Al-Kautsar RW 015. Acara pelantikan
130
A. Kesimpulan
Kegiatan praktik klinik profesi keperawatan komunitas ini dimulai dengan
pengumpulan data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner, windshield survey,
observasi dan wawancara yang dilakukan pada minggu pertama. Pada praktik
keperawatan komunitas ini Ners Muda mengambil sampel sebanyak 72 KK yang
mewakili RW 015. Tahap pengkajian dilakukan dari tanggal 7 - 12 Januari 2021.
Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan, selanjutnya dilakukan
analisis dan didapatkan beberapa masalah keperawatan di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya, yaitu:
1. Defisiensi perilaku kesehatan cenderung beresiko: COVID-19 pada masyarakat di
RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan diri: uapaya pencegahan penyakit tidak
menular pada masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya.
Dua masalah keperawatan diatas kemudian didiskusikan bersama pada saat
LKMM I dan didapatkan masalah keperawatan prioritas adalah masalah yang pertama,
yaitu defisiensi perilaku kesehatan cenderung beresiko: COVID-19 pada masyarakat
di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya. Rencana kegiatan yang
akan dilakukan oleh Ners Muda bersama dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
1. Penyuluhan COVID-19 dan demonstrasi terapi komplementer untuk meningkatkan imun.
2. Sosialisasi SATGAS COVID-19 bekerjasama dengan BPBD.
3. Pembagian masker, pemasangan banner 3M (memakai masker, mencuci tangan,
menjaga jarak) dan penyediaan tempat cuci tangan bersama dengan kelompok
pemuda.
4. Gotong royong dan penanaman TOGA.
5. Olahraga rutin (senam kesehatan jasmani) untuk meningkatkan imunitas
masyarakat selama masa pandemi COVID-19.
6. Sosialisasi bank sampah (sampah non organik) dan pengelolaan sampah organik
(membuat pupuk rumah tangga)
Semua kegiatan yang direncanakan telah dilaksanakan dengan baik oleh Ners
Muda dengan dukungan dari berbagai pihak. Faktor pendukung kegiatan implementasi
133
134
Ners Muda adalah tersedianya tempat berkumpul atau Aula yang bisa dimanfaatkan
untuk kegiatan selain itu penerimaan masyarakat terhadap Ners Muda sangat baik
sehingga memudahkan setiap kegiatan yang ingin dilaksanakan. Faktor penghambat
dari kegiatan secara umum adalah keterlambatan waktu pelaksanaan dikarenakan
masih adanya peserta yang datang terlambat. Diharapkan untuk kedepannya Ners
Muda dan masyarakat dapat berkerjasama dengan lebih baik sehingga kegiatan yang
dilaksanakan dapat lebih maksimal.
B. Saran
1. Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau
a. Membina serta memberikan bantuan administratif dan teknis serta menjalin
kerjasama dengan Puskesmas dan SATGAS COVID-19 di RW 015.
b. Memberikan bantuan media promosi kesehatan kepada SATGAS COVID-19
dan kader posyandu.
2. Kelurahan Tobekgodang
Diharapkan dapat menjalin kerjasama dan memberi dukungan kepada tokoh
masyarakat dan SATGAS COVID-19 RW 015 dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada di wilayah RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya terutama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan COVID-19
termasuk dalam penetapan kebijakan bagi pelanggar protokol kesehatan
pencegahan COVID-19.
3. RW Siaga dan SATGAS COVID-19
Diharapkan dapat mengoptimalkan kinerja dengan memahami dan menjalankan
tugas dengan baik, serta dapat secara aktif bertanya kepada puskesmas dan pihak
terkait lainnya jika ada teknis pelaksanaan yang belum dipahami.
135
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, E.T. 2011. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori dan Praktek. Jakarta :
EGC
Ariani, R.D. 2015. Efektifitas Senam Ergonomic Terhadap Penurunan Kadar Gula. E-
Jurnal
Effendi & Makhfudi. 2010. Komunitas Teori dan Praktek. Jakarta : Pt Grasindo
Rosdakarya
Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI). 2017. Panduan Asuhan
Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok dan Komunitas dengan Modifikasi
NANDA, ICNP, NOC dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta : UI-Press
Kemenkes RI. 2016.BTKLPP kelas 1 Makassar Laporan Tahun 2016. Makassar
Menkes RI. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019
tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan
Mubarak & Chayatin. 2009. Keperawatan Kesehatan Masyarakat: Teori dan Praktek
Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Mubarak,dkk. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta : Salemba Medika
Stanhope, M. & Lanchaster, J. 2004. Community Public Health Nursing. St. Louise-
Missouri: Mosby
136
A. Latar Belakang
Pembangunan Kesehatan yang ingin dicapai masyarakat Indonesia dimasa
depan adalah terwujudnya penduduk yang hidup dalam lingkungan dan dengan
perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia. Gambaran masyarakat Indonesia di
masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan tersebut
dirumuskan sebagai Indonesia Sehat 2021. Dalam upaya mewujudkan Visi Indonesia
Sehat 2021 tersebut ditetapkan empat misi pembangunan kesehatan sebagai berikut:
menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan, mendorong
kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya (Murdianti,
2012).
Pemerintah membuat strategi baru dalam mencapai tujuan tersebut yaitu
dengan mencanangkan Desa Siaga atau RW Siaga sebagai daya ungkit tercapainya
Indonesia Sehat (Depkes, 2006). Salah satu ciri masyarakat maju adalah kepedulian
mereka dengan kebersihan dan kesehatan. Sebagai salah satu upaya membangun
kesadaran dan kepedulian akan kebersihan dan kesehatan, pemerintah mengeluarkan
program Desa Siaga atau RW siaga. Selanjutnya, untuk peningkatan peran serta
masyarakat di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan BINAWIDYA dalam
bidang kesehatan, dimana masyarakat tahu, mau, dan mampu membangun kesadaran
akan kebersihan dan kesehatan di daerah tersebut maka diperlukan pembentukan RW
Siaga.
RW Siaga yaitu terciptanya masyarakat yang memiliki kesiapan sumber daya
dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
bencana dan kegawatdaruratan yang terjadi di RW tersebut secara mandiri. Melalui
program ini juga masyarakat diharapkan dapat menangani masalah kebersihan dan
kesehatan di lingkungannya masing-masing, mulai dari rumah masing-masing warga
sampai lingkungan se-RW, mulai dari adanya tanda dan gejala penyakit sampai
137
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan antara mahasiswa dengan masyarakat,
disepakati untuk membentuk RW Siaga sehingga terwujudnya masyarakat sehat,
peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di RW 15 Kelurahan
Tobekgodang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan sosialisasi dan pembentukan RW Siaga, diharapkan masyarakat
mampu untuk:
a. Mengenal, menerima, dan berkerjasama dengan mahasiswa;
b. Mengetahui definisi RW Siaga;
c. Mengetahui maksud dan tujuan pembentukan RW Siaga;
d. Mengetahui 8 indikator RW Siaga;
e. Merencanakan dan membentuk kepengurusan RW Siaga.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Kegiatan ini berjudul yaitu ―Sosialisasi dan Pembentukan RW Siaga‖.
138
2. Peserta
a. Ketua RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan BINAWIDYA
b. Calon pengurus RW Siaga;
c. Tokoh agama;
d. Tokoh masyarakat;
e. Tokoh pemuda;
f. Ibu-ibu kader;
g. Masyarakat;
h. Mahasiswa Praktik Profesi Fakultas Keperawatan Komunitas Universitas
Riau.
3. Metode
a. Diskusi;
b. Ceramah.
4. Media dan alat
a. LCD Proyektor;
b. Laptop;
c. Mikrofon;
d. Alat tulis.
5. Waktu dan Tempat
Hari/ Tanggal : Minggu/ 10 Januari 2021
Waktu : 20.00 WIB s/d selesai
Tempat : Aula Mesjid Al-Kautsar
139
6. Setting Tempat
3 2
4 6
Keterangan:
1 : Pembawa Acara dan ketua pelaksana
2 : ketua RT, RW dan Lurah
3 : Notulen
4 : 20 orang masyarakat dan fasilitator
5 : Observer
6 : Dokumentasi
7. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
b. Ketua Panitia : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan, pelaksanaan kegiatan
dan mensosialisasikan RW Siaga
c. Penyaji : Resti Ananda Putri, S.Kep
Tugas : Menyampaikan materi
d. Pembawa Acara : Zilfanny Sera Engla, S.Kep
Tugas : Membuka acara, menjelaskan tujuan, membuat
kontrak waktu dan menutup kegiatan
e. Notulen : Rabiatul Addawiah, S.Kep
Tugas :Menyiapkan surat menyurat, mencatat hasil
musyawarah dan kegiatan
140
8. Susunan Acara
NO ACARA METODE WAKTU
1. Pembukaan Ceramah 5 menit
8. Penutup Ceramah 2 m
e
n
t
141
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. 65 % undangan menghadiri acara sosialisasi dan pembentukan RW siaga;
b. Tempat dan media serta alat tersedia sesuai rencana;
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana;
d. Pre planning sudah dikonsulkan.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pembentukan RW Siaga sesuai dengan
waktu yang direncanakan;
b. Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir;
c. Masyarakat berperan akif selama pertemuan.
3. Evaluasi hasil
a. RW Siaga di RW 15 Kelurahan Tobekgodang terbentuk
b. Praktik profesi dan kepengurusan RW Siaga Kelurahan Sukamaju mampu
menyusun rencana tindak lanjut masing-masing unit RW Siaga.
142
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA RW SIAGA
RW 15
1. Penanggung Jawab : Aguswan, S.Sos., M.Si
2. Ketua panitia : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
3. Penyaji : Resti Ananda Putri, S.Kep
4. Sekretaris : Rabiatul Addawiah, S.Kep
5. Bendahara : Resti Ananda Putri, S.Kep,
6. Seksi-seksi
Seksi Acara : - Zilfanny Sera Engla, S.Kep
- Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Seksi Humas : - Riskhita Mutiara Salsabil, S.Kep
- Najla Nailufar, S.Kep
Seksi Perlengkapan : - Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
- Nanda Agustia, S.Kep
Seksi Konsumsi : -Nurfitri Rahmawati, S.Kep
- Vera Febrianti, S.Kep
Seksi Dokumentasi : - Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
- Nada Nabila
Lampiran 2
RINGKASAN MATERI
A. Pengertian
RW SIAGA adalah RW yang warganya memiliki kesiapan sumber daya dan
kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan,
bencana, dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri (Kemenkes, 2018).
RW SIAGA merupakan gambaran masyarakat yang sadar, mau, dan mampu
untuk mencegah dan mengatasi berbagai ancaman terhadap kesehatan masyarakat
seperti kurang gizi, penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan
kejadian luar biasa dengan memanfaatkan berbagai sumber daya dan potensi setempat
secara gotong royong. RW SIAGA terbentuk berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1529/MENKES/SK/X/2010.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Terwujudnya RW yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan
kesehatan diwilayahnya.
2. Tujuan Khusus
a. Penigkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya
kesehatan
b. Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan RW terhadap resiko dan bahaya
yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah,
kegawatdaruratan, dan sebagainya)
c. Peningkatan kesehatan lingKungan di RW sehingga dapat meningkatkan
kemampuan dan kemauan masyarakat untuk menolong diri sendiri di bidang
kesehatan
C. Indikator RW Siaga
8 Indikator RW siaga yaitu:
1. Memiliki forum komunikasi masyarakat RW, jika terdapat minimal fasilitator
masyarakat kelurahan, susunan pengurus RW siaga.
144
2. Memiliki fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan sistem rujukan, jika terdapat
fasilitas kesehatan dasar, misalnya pustu, polindes atau rumah bersalin.
3. Memiliki UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat) yang dikembangkan,
jika terdapat 1 posyandu per RW.
4. Memiliki sistem pengamatan penyakit dan faktor risiko berbasis masyarakat, jika
terdapat kegiatan pencatatan dan pelaporan kegiatan di tingkat masyarakat yang
mencakup minimal 80% kegiatan, dilaporkan secara lengkap, tepat waktu (dengan
periode 24 jam atau rutin tiap bulan). adanya data pemantauan wilayah setempat
yang berisiko.
5. Memiliki penanggulangan kegawat daruratan dan bencana berbasis masyarakat,
jika minimal terdapat stimulasi atau gladi bencana, minimal 1 kali setahun di
daerah tidak rawan dan 2 kali setahun di daerah rawan bencana.
6. Adanya upaya mewujudkan lingkungan sehat, jika terdapat gerakan masyarakat
untuk meningkatkan/memelihara kualitas lingkungan yang yang dilaksanakan
secara rutin, minimal 1 kali seminggu di setiap RT.
7. Adanya upaya mewujudkan PHBS (Prilaku Hidup Bersih Dan Sehat), jika minimal
terdapat pendataan dan visualisasi data PHBS rumah tangga minimal 1 kali
setahun, kegiatan promosi PHBS minimal 1 kali sebulan, kegiatan tindak lanjut
dari hasil pendataan dan promosi PHBS.
8. Adanya upaya mewujudkan kadarzi (Keluarga Sadar Gizi) dan terbentuknya
keluarga sadar gizi, jika minimal terdapat pendataan dan visualisasi data kadarzi
minimal 1 kali setahun, kegiatan promosi kadarzi minimal 1 kali sebulan, dan
kegiatan tindak lanjut dari hasil pendataan dan promosi kesehatan.
D. Sasaran RW SIAGA
1. Semua individu dan keluarga di desa, yang di harapkan mampu melaksanakan
hidup sehat, serta peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah
desanya
2. Pihak-pihak yang yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku
individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi
perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh
perempuan dan pemuda, kader desa, serta petugas kesehatan
145
4. Pokja Surveilance
a. Mengamati perkembangan penyakit yang berpotensi wabah di masyarakat
seperti DBD, malaria, diare, campak, ISPA, keracunan, HIV/AIDS (NAPZA).
b. Menggalakan imunisasi di posyandu dan anak sekolah.
c. SATGAS COVID-19
1) Memantau ODP COVID-19 yang tidak memiliki tempat isolasi mandiri
yang layak.
2) Menyiapkan lokasi karantina bagi ODP dari wilayah padat penduduk
atau yang tidak punya tempat isolasi mandiri yang layak.
3) Mengurus pemberian santunan kepada ODP yang memenuhi syarat untuk
disantuni.
4) Melaporkan kasus baru kepada Puskesmas Kelurahan.
5) Mengumpulkan laporan dari Gugus Tugas Setingkat RW, dan
meneruskan laporan tersebut ke pihak terkait.
5. Pokja Kegawatdaruratan
a. Menyelenggarakan tindakan tanggap bencana alam (banjir, longsor), bencana
karena kelalaian manusia (kebakaran, keracunan), bencana karena penyakit
(penyakit yang berpotensi wabah). Seperti pemberian pertolongan pertama
pada korban banjir.
b. Menyelenggarakan pertolongan pertama pada hal-hal yang dapat
menyebabkan kematian.
c. SATGAS COVID-19
1) Memantau ODP COVID-19 yang tidak memiliki tempat isolasi mandiri
yang layak.
2) Menyiapkan lokasi karantina bagi ODP dari wilayah padat penduduk
atau yang tidak punya tempat isolasi mandiri yang layak.
3) Mengurus pemberian santunan kepada ODP yang memenuhi syarat untuk
disantuni.
4) Melaporkan kasus baru kepada Puskesmas Kelurahan.
5) Mengumpulkan laporan dari Gugus Tugas Setingkat RW, dan
meneruskan laporan tersebut ke pihak terkait.
148
A. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (COVID-19).
Virus ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan mengakibatkan
banyak korban jiwa.
COVID-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam, seperti
gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala) sampai
komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Wabah
COVID-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi perhatian dunia
oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah masyarakat Indonesia yang terkena covid 19 pada tanggal 3 desember 2020
yaitu sebanyak 549.508 jiwa dan pasien yang meninggal karena covid 19 sebanyak 17.199
jiwa (Kementerian Kesehatan RI, 2020). Data dari WHO tanggal 2 Desember 2020
didapatkan pasien dengan covid 19 berjumlah 63,360,234 jiwa, sedangkan pasien yang
meninggal karena covid 19 didunia sebanyak 1,475,825 jiwa (WHO, 2020).
Setelah ditemukannya wabah COVID-19 langkah-langkah ketat yang dilakukan oleh
beberapa negara seperti menghentikan penerbangan dan transportasi umum, meliburkan
sekolah, kantor dan pabrik, membatasi pergerakan di dalam kota, meminimalkan
pertemuan massal, dan memberlakukan lockdown di negara tersebut.
Selain itu pencegahan covid 19 ini juga bisa dilakukan dalam ruang lingkup masyarakat
maupun keluarga, salah satu contohnya dengan menerapkan protokol kesehatan seperti
penggunaan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak sosial dimasa pandemi covid 19.
Tujuan protokol kesehatan ini untuk meminimalisir potensi untuk terserang wabah covid
19.
151
Salah satu sasaran usia yang harus mematuhi protokol kesehatan adalah anak dengan
usia sekolah. Informasi dari kemedikbud, sistem pembelajaran online pada masa pandemi
akan diganti dengan metode pembelajaran secara langsung pada tahun ajaran baru 2021
dengan tetap menerapkan protokol kesehatan selama berada dilingkungan sekolah dan
sekitarnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh, tentunya anak usia sekolah harus
dibekali dengan pengetahuan dan juga perilaku dalam penerapan protokol kesehatan untuk
pencegahan covid 19 (Razi Dkk, 2020). Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan
yang memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
maksimal salah satunya pada anak usia sekolah dimasa pandemi covid 19 dalam
mempersiapkan diri di tahun ajaran baru tahun 2021 agar mampu untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya (Ilmiyah, 2020).
Berdasarkan hasil pengumpulan data pada anak usia sekolah dasar dari kelas 1-6,
dengan metode wawancara dan observasi di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya, didapatkan bahwa dari 10 anak usia sekolah diperoleh sebanyak 2 orang anak
yang mengetahui tentang definisi dan tanda serta gejala covid 19, 1 orang anak mengetahui
tentang cara pencegahan covid 19 dengan memakai masker serta mencuci tangan, 1 orang
anak mengetahui penyebab covid 19, 1 orang anak mengetahui cara mencuci tangan 6
langkah dengan benar, dan 7 anak mengatakan bahwa setelah bermain dari luar mereka
langsung mandi dengan alasan disuruh oleh orang tuanya. Pada saat di observasi anak-anak
yang bermain diluar tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak, dan mencuci
tangan jika sudah pulang kerumah. Terkait aturan dari sekolah yang mewajibkan untuk
menggunakan masker ketika sekolah, terdapat tempat cuci tangan disekolahnya, namun
mereka tidak menggunakan masker ketika bermain diluar rumah dan langsung mandi
ketika pulang bermain, tidak memiliki face shield namun memiliki masker serta tidak
memiliki tempat cuci tangan didepan rumah.
Berdasarkan data diatas mahasiswa akan mengadakan penyuluhan kesehatan terkait
penerapan protokol kesehatan dan cara meningkatkan imunitas dimasa pandemi covid 19
pada anak usia sekolah untuk meningkatkan pengetahuan anak usia sekolah, kemampuan
dalam mencuci tangan dengan benar.
152
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan anak usia sekolah dalam menjalankan protokol kesehatan.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan AUS mampu:
a) Menyebutkan pengertian covid 19
b) Menyebutkan tanda dan gejala covid 19
c) Menyebutkan penyebab covid 19
d) Menyebutkan bagaiman cara penularan covid 19
e) Menyebutkan dampak COVID-19 terhadap kesehatan
f) Menyebutkan pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol kesehatan
dimasa pandemi covid 19 (memakai masker, mencuci tangan dengan benar dan
menjaga jarak)
g) Menyebutkan pencegahan dan cara menanggulangi covid- 19 (Iman, Aman,
dan Imun)
h) Mempraktikkan penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi COVID-19
(memakai masker, mencuci tangan dengan benar, dan menjaga jarak)
i) Hal-hal yang harus disiapkan untuk sekolah tatap muka
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Penyuluhan kesehatan tentang penerapan protokol kesehatan dimasa
pandemi covid 19 pada anak usia sekolah
2. Sasaran: Anak usia sekolah (SD kelas 4, 5, dan 6), orang tua di RW 15 Kelurahan
Tobekgodang
3. Metode: Ceramah, tanya jawab, demonstrasi dan redemontrasi
4. Media dan alat: Infocus, poster, sabun, air mengalir, tissu.
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Jumat/ 15 Januari 2021
Jam : 16: 00 – 17:00 Wib
Implementasi : Ruang MDA Masjid Al-Kausar
6. Pengorganisasian:
a. Penanggung jawab : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
153
7. Setting tempat:
M L Co
F F
A A A A
A A A A
A A
F
B B
O
Keterangan:
M = Moderator
L = Leader
Co = Co Leader
A = Anak usia sekolah (10 anak usia sekolah)
B = Perawakilan Orang Tua
F = Fasilitator
O = Observer
D = Dokumentasi
8. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
1 Pembukaan Mengucapkan salam Menjawab salam
(5 menit) Memperkenalkan diri Memperhatikan
Menjelaskan tujuan Memperhatikan
Menjelaskan kontrak waktu Memperhatikan
Penyampaian Menyebutkan pengertian covid 19 Memperhatikan dan
materi (20 Menyebutkan tanda dan gejala mendengarkan
155
tangan 6 benar
Redemontrasi: meminta salah satu
anak untuk mempraktikkan kembali
cara mencuci tangan 6 benar
9. Kriteria evaluasi
A. Evaluasi struktur
a. Peserta dapat mengahadiri penyuluhan
b. Tempat dan media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
B. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
b. Peserta yang hadir dapat mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
c. Peserta yang hadir berperan aktif selama kegiatan penyuluhan berlangsung
C. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menyebutkan pengertian covid 19
b. Peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala covid 19
c. Peserta mampu menyebutkan penyebab covid 19
d. Peserta mampu menyebutkan bagaiman cara penularan covid 19
e. Peserta mampu menyebutkan dampak COVID-19 terhadap kesehatan
f. Peserta mampu menyebutkan Menyebutkan pencegahan dan mempraktikkan
penerapan protokol kesehatan dimasa pandemi covid 19 (memakai masker,
mencuci tangan dengan benar dan menjaga jarak)
g. Peserta mampu menyebutkan pencegahan dan cara menanggulangi covid- 19
(Iman, Aman, dan Imun)
h. Peserta mampu Mempraktikkan penerapan protokol kesehatan dimasa
pandemi COVID-19 (memakai masker, mencuci tangan dengan benar, dan
menjaga jarak)
i. Peserta mampu menyebutkan hal- hal yang harus dipersiapkan untuk sekolah
tatap muka.
157
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
RW 15 KEL. TOBEKGODANG
Lampiran 2
MATERI
A. Definisi covid 19
Menurut Kemenkes RI 2020 Coronavirus adalah keluarga besar virus yang
menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala
berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS).
B. Penyebab covid 19
Menurut Kemenkes RI 2020 Virus penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-
2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia). Penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke manusia
dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi sumber penularan
COVID-19 ini masih belum diketahui.
C. Tanda dan gejala
Menurut Kemenkes 2020. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari.
Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom
pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis
yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus
mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas
di kedua paru
D. Cara penularan Covid 19
Menurut Kemenkes RI, 2020 Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19.
Penyakit ini dapat menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada
saat batuk atau bersin. Droplet tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya.
Kemudian jika ada orang lain menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan
droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah),
maka orang itu dapat terinfeksi COVID-19. Atau bisa juga seseorang terinfeksi
COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya
159
mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang
yang sakit.
E. 3 Jurus Menghadapi COVID-19
Menurut P2PTM Kemenkes RI:
1. Iman
Beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
2. Aman
Patuhi protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan 3M yaitu mencuci
tangan dengan sabun memakai masker dan menjaga jarak.
A. Teknik mencuci tangan dengan menggunakan teknik 6 langkah cuci tangan
menurut kemenkes RI 2020:
1) Basahi tangan, gosok sabun pada telapak tangan, kemudian usap dan
gosok kedua telapak tangan secara lembut dengan arah memutar.
2) Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian
3) Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
4) Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci
5) Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
6) Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan. Bilas
denga air bersih dan keringkan.
B. Teknik penggunaan masker menurut kemenkes RI, 2020:
1) Tutup mulut, hidung dan dagu anda. Pastikan bagian masker yang
berwarna berada disebelah depan.
2) Tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung anda dan
tarik ke belakang kebagian bawah dagu
3) Lepas masker yang telah digunakan dengan hanya memegang tali dan
langsung buang ke tempat sampah
4) Cuci tangan pakai sabun setelah membuang masker yang telah
digunakan ke dalam tempat sampah
5) Biar bersih ganti masker anda secara rutin apabila kotor dan basah.
C. Pembatasan Interaksi Fisik dan Pembatasan Sosial (Physical
Contact/Physical Distancing dan Social Distancing)
Pembatasan sosial adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam
suatu wilayah. Pembatasan sosial ini dilakukan oleh semua orang di wilayah
160
3. Imun
Istirahat cukup, olahraga teratur, tidak panik, bergembira, dan mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang.
161
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, D. R., Ma’arif., Paryati. (2020). Analisa Pengelolaan Kampanye Public Relations
tentang Pencegahan COVID-19 di Indonesia. Bandung : UIN Sunan Gunung
Djati Bandung
Siswanto, Budisetyawati.,& Ernawati,F. (2013). Peran Beberapa Zat Mikro dalam sistem
imunitas. Jurnal Gizi Indo Vol 36 (1).
Susilo (2020). Coronavirus disease 2019. Tinjauan Literatur Terkini Coronavirus disease
2019. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1).
WHO. (2020). COVID-19 strategy update. Diakses tanggal 12 Mei 2020. Dari
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus
164
A. LATAR BELAKANG
Di awal tahun 2020, dunia digemparkan dengan adanya virus baru yaitu coronavirus
jenis baru (SARS-CoV) yang dikenal dengan nama penyakitnya adalah Coronavirus
disease (COVID-19). Diketahui, asal mula virus ini berasal dari negara Wuhan,
Tiongkok pada akhir bulan Desember tahun 2019. Salah satu negara yang ikut terjangkit
wabah ini yaitu negara Indonesia (Yuliana, 2020).
Bukti ilmiah menjelaskan bahwa COVID-19 dapat menular dari manusia ke manusia
melalui kontak erat dan droplet, tidak melalui udara. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 (Kemenkes RI,
2020). Gejala klinis yang muncul pada penderita yaitu demam dengan suhu >380 C,
batuk, sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5 - 6 hari dengan masa inkubasi demam,
batuk, dan sesak napas. Pada kasus yang parah, COVID-19 dapat menyebabkan
komplikasi berupa pneumonia, sindrom pernapasan akut, dan bahkan kematian (Putri,
2020). WHO mengumumkan COVID-19 pada 12 Maret 2020 sebagai pandemi.
Di Indonesia sendiri jumlah kasus terus meningkat dengan pesat, hingga Juni 2020
sebanyak 31.186 kasus terkonfirmasi dan 1851 kasus meninggal (PHEOC Kemenkes RI,
2020). Kasus tertinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta yakni sebanyak 7.623 kasus
terkonfirmasi dan 523 (6,9%) kasus kematian (PHEOC Kemenkes RI, 2020). Pada
tanggal 3 Desember 2020, jumlah masyarakat yang terkenah Covid sebanyak 549.508
jiwa, sedangkan yang meninggal berjumlah 17.199 jiwa (Kementerian Kesehatan RI,
2020). Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau didapatkan rekapan data dari tanggal 3
maret 2020 sampai 31 desember 2020 terdapat total spesimen 197.685, jumlah
keseluruhan suspek 62.121, dan total yang terkonfirmasi sekitar 24.932 (Dinas
Kesehatan Provinsi Riau, 2021).
Oleh karena itu, dengan adanya pandemi ini langkah-langkah yang dilakukan
beberapa negara yaitu dengan menghentikan penerbangan dan transportasi umum,
meliburkan sekolah, kantor dan pabrik, membatasi pergerakan di dalam kota,
meminimalkan pertemuan massal, memberlakukan lockdown serta menerapkan protokol
kesehatan dengan menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Hal
tersebut merupakan suatu tantangan sendiri bagi negara Indonesia salah satunya dalam
165
kesehatan pekerja serta lingkungan hidup. Semua hal tersebut dapat diwujudkan dengan
keikutsertaan atau partisipasi seluruh pekerja (Suma’mur, 2013).
Hasil pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara yang dilakukan
kelompok didapatkan bahwa di RW 15 Kelurahan Tobekgodang terdapat 6 RT yang
memiliki 14 usaha seperti usaha warung harian, usaha laundry, dan warung sarapan.
Kelompok mengambil usaha kesehatan kerja yang ada di RW 015 yaitu usaha kesehatan
kerja warung harian yang berada di setiap RT 1 sampai 6. Alasan kelompok mengambil
usaha kesehatan kerja pada kelompok masyarakat yang memiliki warung harian yaitu
dari hasil observasi didapatkan bahwa dari 6 RT yang memiliki usaha warung, tidak ada
satupun masyarakat yang memiliki usaha warung tersebut menggunakan masker sebagai
alat proteksi diri, tempat kran sebagai media cuci tangan, serta tidak memakai pembatas
plastik saat bertransaksi. Hasil wawancara didapatkan bahwa dari 15 usaha warung
harian mengatakan tidak pernah mendapatkan edukasi ataupun penyuluhan mengenai
penerapan 3M di RW 015 serta dampak COVID-19 dalam bidang usaha khususnya
makanan.
Berdasarkan data diatas mahasiswa akan melakukan penyuluhan kesehatan terkait
penerapan prosedur protokol kesehatan dimasa pandemi COVID-19 pada masyarakat
yang memiliki usaha warung harian untuk menambah pengetahuan masyarakat dalam
pencegahan COVID-19 saat bekerja.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada pekerja di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Bina Widya, diharapkan pekerja dapat memahami,
mendemonstrasikan serta mengimplementasikan tentang 3M (mencuci tangan,
menggunakan masker dan menjaga jarak) dalam aktivitas bekerja sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan selama 1 X 50 menit
diharapkan pekerja (usaha warung) mampu :
a. Menerapkan prosedur pencegahan dan mempraktikkan penerapan protokol
kesehatan dimasa pandemi COVID-19 (memakai masker, mencuci tangan, serta
menjaga jarak antar pembeli).
b. Menyediakan fasilitas cuci tangan di setiap usaha warung serta memakai
pembatas saat bertransaksi.
167
C. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Penyuluhan kesehatan penerapan prosedur protokol kesehatan
di era pandemi COVID-19
2. Sasaran : Pemilik usaha warung harian
3. Metode : Ceramah, diskusi dan demonstrasi
4. Media dan alat : a) Power point
b) Leaflet
c) Infocus
e) Mikrofon
f) Masker
g) Handsanitizer
h) Tempat cuci tangan
i) Handsoap
5. Waktu dan Tempat
Waktu : 20 Januari 2020
Jam : 11.00 WIB s/d selesai
Tempat : Aula MDA Masjid Al-Kautsar Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Bina Widya.
6. Pengorganisasian
- Moderator : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
- Leader : Nada Nabila, S.Kep
- Co Leader : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
- Observer : Nanda Agustia, S.Kep
- Fasilitator : Nurhidayatul Nadya,S.Kep
Rabiatul Addawiah,S.Kep
Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
- Dokumentasi : Resty Ananda Putri, S.Kep
Zilfanny Sera Engla, S.Kep
- Perlengkapan : Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Nurfitri Rahmawati, S.Kep
168
7. Setting Tempat
D
M L Co
F P P P P
P P F P P
P P D
P P P P
O
Keterangan :
D = Dokumentasi
M = Moderator
L = Leader
Co = Co Leader
F = Fasilitator
O = Observer
P = Pekerja (masyarakat yang memiliki usaha warung harian)
a. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan Pembukaan
(5 menit) Mengucapkan salam Menjawab salam
Perkenalan mahasiswa Memperhatikan
Menjelaskan tujuan Memperhatikan
Menjelaskan kontrak waktu Memperhatikan
2 Penyampaian Penyampaian materi
materi Menjelaskan pengertian Memperhatian dan
(30 menit) COVID-19 mendengarkan
Menjelaskan tanda dan Memperhatian dan
gejala COVID-19 mendengarkan
Menjelaskan penyebab Memperhatian dan
COVID-19 mendengarkan
169
Menyimpulkan dan
menutup diskusi
Pemberian bingkisan
kepada peserta yang telah
berartisipasi
Mengucapkan salam
b. Uraian Tugas
1. Moderator
Membuka acara
Memperkenalkan mahasiswa Profesi Ners
Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
Mengatur jalannya diskusi
2. Leader
Menyampaikan materi penyuluhan tentang COVID-19 dan prosedur
penerapan protokol kesehatan penjualan dimasa pandemi.
3. Co Leader
Membantu leader dalam memberikan materi penyuluhan kesehatan tentang
Covid dan prosedur prtokol kesehatan penjuala dimasa pandemi pada
masyarakat yang memiliki usaha warung harian.
4. Fasilitator
Memotivasi peserta atau masyarakat untuk berperan aktif dalam
penyuluhan
Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan dari awal
sampai akhir
Membuat absensi penyuluhan
5. Observer
Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang COVID-19
Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
Membuat laporan hasil penyuluhan kesehatan yang telah dilaksanakan
7. Dokumentasi
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan.
171
Ringkasan Materi
DAFTAR PUSTAKA
Dinas Kesehatan Provinsi Riau. (2021). Riau Tangga COVID-19: Update COVID-19
Provinsi Riau. Di akses 13 Januari 2021.
Harrington, J. M & Gill, F. S. (2015). Buku Saku Kesehatan Kerja. Jakarta : EGC
Kemenkes RI. (2020). Protokol Kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum
dalam rangka pencegahan dan pengendalian corona virus diseases 2019 (COVID-19).
www.kemenkes.go.id
Kemkes RI. 2020. Jaga Diri dan Keluarga Anda dari Virus Corona. COVID-19.diperoleh dari
www. kemkes.go.id
Mustikawati, I. S. (2017). Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Studi Kualitatif pada Ibu-Ibu di
Kampung Nelayan Muara Angke Jakarta Utara; Studi Kualitatif. Arkesmas.
Suma'mur. (2013). Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung
Seto
Yuliana, (2020). Corona virus diseases (COVID-19); Sebuah tinjauan literatur. Wellness and
healthy magazine. 2(1), 187-192. Diperoleh dari
http://wellness.journalpress.id/wellness
178
A. LATAR BELAKANG
Masyarakat atau komunitas merupakan target pelayanan keperawatan komunitas.
Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat bertujuan untuk tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui upaya kerjasama yang aktif
antara perawat dengan masyarakat setempat.
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan yang diberikan melalui
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan dan rehabilitasi. Upaya ini
menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
masyarakat sebagai mitra dalam pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi
pelayanan keperawatan (ANA, 1973; Veronica, Nuraeni, & Supriyono, 2017; Wahyudi,
2010).
Tujuan keperawatan komunitas adalah meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam upaya mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dan mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Pelayanan keperawatan komunitas yang diberikan kepada
masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya berbagai
masalah kesehatan atau penyakit di masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2009).
Masalah kesehatan di komunitas merupakan masalah yang harus diselesaikan
secara bersama-sama dengan melibatkan berbagai elemen yang ada di masyarakat. Upaya
penyelesaian masalah keperawatan komunitas memerlukan peran serta masyarakat
dengan pembentukan RW Siaga yang melibatkan seluruh perangkat desa meliputi
pokjakes, kader posyandu, tokoh masyarakat, tokoh agama dan karang taruna yang ada
(Mubarak, 2011)
LKMM adalah suatu pertemuan dengan Tokoh Masyarakat serta RT, RW, RW
siaga dan tokoh agama yang ada di suatu daerah yang merencanakan serta menyusun
tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah tersebut dengan kegiatan-
kegiatan serta potensi yang dimiliki (Sugiyanto, 2016). LKMM 1 memaparkan tentang
intervensi atau tindakan yang akan dilakukan kepada masyarakat berdasarkan hasil
pengkajian dan masalah yang ada sekaligus dilakukannya pelantikan RW siaga di RW
015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
179
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan LKMM bersama masyarakat diharapkan masyarakat mampu
mengidentifikasi dan mengetahui masalah kesehatan yang ada di wilayah RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya, serta mampu menyelesaikan masalah
kesehatan yang ada melalui empowerment masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan, diharapkan masyarakat RW 015 bersama Ners
Muda mampu:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya
b. Menentukan prioritas masalah kesehatan yang ada di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya
c. Menentukan rencana tindakan yang berkaitan untuk mengatasi masalah kesehatan
yang ditemukan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
3. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Lokakarya Mini Masyarakat 1 di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Binawidya Pekanbaru
2. Sasaran dan Target
Sasaran : Perwakilan tokoh masyarakat RW 015, RW Siaga Kelurahan Tobek
Godang Kecamatan Binawidya
Target : Lurah, Puskesmas, Ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, tokoh
agama, pengurus RW siaga, tokoh pemuda, Ibu-ibu kader, dan
masyarakat.
180
3. Metode
Penyampaian hasil pengkajian data kesehatan yang disampaikan melalui ceramah,
diskusi presentasi dan musyawarah.
4. Media dan Alat
Infocus, laptop, TOA (Speaker), Layar, mikropon, slides, cok sambung, meja, kursi,
tenda.
5. Waktu
Waktu : Sabtu, 23 Januari 2021
Pukul : 20.00 WIB s/d selesai
Tempat : Halaman Masjid Al-Kautsar RW 015 Kelurahan Tobekgadang
Kecamatan Binawidya
6. Seting Tempat
Layar
P P MC M N
D x x x x F x x x x x
x x x F x x x F x x x
x F x x x F x x x x D
Keterangan:
P : Presentator
MC : Pembawa Acara
M : Moderator
N : Notulen
F : Fasilitator (Mahasiswa)
O : Observer
D : Dokumenter
W : Warga 30 Orang
181
7. SUSUNAN ACARA
No. Waktu Kegiatan penyuluhan Pembicara
1. 20.00-20.05 Pembukaan Zilfanny Sera Engla, S.Kep
8. URAIAN TUGAS
1. Persiapan
a. Ketua Panitia : Nurfitri Rahmawati, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan kegiatan
b. Pembawa Acara : Zilfanny Sera Engla, S.Kep
Tugas : Membuka acara, menjelaskan tujuan, membuat kontrak
waktu, menutup kegiatan
c. Presentator : Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
Tugas : Presentasi data hasil pengkajian mahasiswa
d. Moderator : Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Tugas : Memimpin diskusi
e. Notulen : Rabiatul Addawiah, S.Kep
Tugas : Mencatat hasil musyawarah dan kegiatan
f. Observer : Resti Ananda Putri, S.Kep
Tugas : Mengamati jalannya kegiatan, Membuat laporan hasil
kegiatan
g. Dokumentasi : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep, dan Nada Nabila, S.Kep
Tugas : Mendokumentasikan kegiatan LKMM 1.
182
9. KRITERIA EVALUASI
a. Struktur:
a. Pre planning disiapkan empat hari sebelum kegiatan
b. Undangan telah disebarkan minimal satu hari sebelum kegiatan.
c. Tempat dan alat telah disepakati sebelum kegiatan.
d. Peran dan tanggung jawab Ners Muda telah ditentukan.
b. Proses:
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Masyarakat datang sesuai dengan jumlah undangan yang disebarkan.
c. Masyarakat mengikuti kegiatan dengan antusias dan semangat
c. Hasil:
a. Terbentuk rencana kegiatan dari survey kesehatan yang sudah dipresentasikan.
b. Sekitar 80% undangan dapat hadir saat LKMM 1
c. Masyarakat mampu mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
d. Masyarakat mampu menentukan prioritas masalah kesehatan yang ada di RW 015
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
e. Masyarakat mampu merencanakan tindakan yang berkaitan untuk mengatasi
masalah kesehatan yang ditemukan di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya
183
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA PRE LOKAKARYA MINI MASYARAKAT I
DAFTAR PUSTAKA
Stanhope & Lancaster. (2004). Community & public health nursing. Sixth edition. Mosby:
New Jersey.
Mubarak, B & Chayatin, N. (2009). Ilmu keperawatan komunitas: Pengantar dan teori.
Jakarta : Salemba Media.
185
A. Latar Belakang
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
yang menjadi milik masyarakat dan menyatu dalam kehidupan dan budaya masyarakat.
Posyandu berfungsi sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat serta mendekatkan pelayanan kesehatan
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka
Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita (AKABA). Jumlah Posyandu di
Indonesia sebanyak 296.777 yang tersebar di seluruh Indonesia dengan posyandu aktif
sebanyak 188.855 dan terdapat sekitar 3 sampai 4 orang kader per Posyandu dan berarti
ada lebih dari 1 juta kader Posyandu (Kemenkes RI, 2019). Berdasarkan data Riskesdas
(2018), hampir 78% penimbangan balita dilaksanakan di Posyandu dan terdapat 5 kader
disetiap posyandu.
Kader posyandu sebagai garda terdepan dalam pelayanan kepada masyarakat melalui
posyandu. Kader posyandu sebagai pelaksana kegiatan juga menjadi pengelola posyandu
bertugas untuk merancang kegiatan dan mengaturnya. Namun demikian, masih banyak
kader yang belum memiliki pemahaman dan keterampilan yang memadai dalam
melaksanakan tugasnya. Kader posyandu sebaiknya mampu menjadi pengelolah
posyandu dengan baik karena kerekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan
masyarakat diwilayahnya. Pengelola posyandu merupakan orang yang dipilih, bersedia,
mampu, dan meiliki waktu serta kepedulian terhadap pelayanan sosial dasar masyarakat.
Oleh sebab itu, pelatihan kader posyandu merupakan salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan kemampuan kader posyandu.
Banyak faktor yang mempengaruhi keaktifan kader diantaranya pengetahuan kader
tentang posyandu, pengetahuan kader tentang posyandu akan berpengaruh terhadap
kemauan dan perilaku kader untuk mengaktifkan kegiatan posyandu, sehingga akan
mempengaruhi terlaksananya program kerja posyandu. Perilaku yang didasari
pengetahuan akan lebih lama dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
186
Selain pengetahuan kader tentang posyandu, keaktifan kader juga dipengaruhi oleh
motivasi baik dari dalam diri kader sendiri ataupun dari pihak luar seperti dukungan yang
positif dari berbagai pihak diantaranya kepala desa, tokoh masyarakat setempat, maupun
dari petugas kesehatan setempat, fasilitas yang memadai (mengirimkan kader
kepelatihan-pelatihan kesehatan, pemberian buku panduan, mengikuti seminar-seminar
kesehatan), penghargaan, kepercayaan yang diterima kader dalam memberikan
pelayanan kesehatan mempengaruhi aktif tidaknya seorang kader posyandu.
Penghargaan bagi kader dengan mengikuti seminar-seminar kesehatan dan pelatihan
serta pemberian modul-modul panduan kegiatan pelayanan kesehatan. Dengan kegiatan
tersebut diharapkan kader mampu dalam memberikan pelayanan kesehatan dan aktif
datang disetiap kegiatan posyandu.
Terlaksananya Program Posyandu tersebut tidak lepas dari peran tenaga kesehatan
baik rumah sakit, puskesmas, posyandu dan lain sebagainya. Tenaga kesehatan di
posyandu selain perawat ada juga kader yang ikut berperan dalam sistem 5 meja. Meja 1-
4 dipegang oleh kader dengan kegiatan pendaftaran, penimbangan, pencatatan dan
penyuluhan kesehatan, sedangkan meja 5 di pegang oleh petugas kesehatan. Untuk
meningkatkan pengetahuan kader perlu dilakukan pemberian pengetahuan dalam hal ini
yaitu penyegaran kader khususnya tentang sistem lima meja. Di masa pandemi COVID-
19 ini, pada awalnya pelaksanaan posyandu terhenti beberapa bulan sampai
dikeluarkannya protokol pelaksanaan posyandu pada keadaan pandemi COVID-19.
Beberapa posyandu di Indonesia akan melakukan pelaksanaan posyandu sesuai protokol
kesehatan COVID-19, namun ada juga beberapa posyandu di Indonesia yang tetap
berhenti pelaksanaannya, salah satunya Posyandu Apel di RW 015 Kelurahan
Tobekgadang Kecamatan Binawidya, Pekanbaru.
Dari hasil wawancara terhadap kader di Posyandu Apel, Ners Muda mendapatkan
data bahwa terdapat 5 orang kader posyandu yang aktif di Posyandu Apel. Ketua kader
posyandu mengatakan semua kader aktif dalam pelaksanaan posyandu dan ia mengerti
mengenai proses pelaksanaan posyandu dengan sistem lima meja. Karena sebelum
adanya pandemi COVID-19, ia sering mengikuti pelatihan dan posyandu rutin
dilaksanakan setiap tanggal 20 setiap bulannya. Sementara untuk kader-kader posyandu
yang lain mengatakan sudah tahu tentang sistem lima meja. Tetapi, sejak masa pandemi
COVID-19 pelaksanaan posyandu berhenti, begitu juga pelatihan kader dari puskemas
juga tidak dilakukan, hal ini sudah berlangsung selama 10 bulan. Karena hal ini, kader-
kader posyandu mengatakan mereka belum mengetahui bagaimana pelaksanaan
187
posyandu pada masa pandemi di setiap system lima meja posyandu. Sehubungan dengan
hal tersebut maka mahasiswa profesi tertarik untuk melakukan penyegaran kesehatan
kepada kader posyandu tentang sistem lima meja dengan protokol kesehatan pada masa
pandemi COVID-19 yang harus dilakukan jika posyandu tetap berjalan di masa pandemi
COVID-19 di RW 15.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan pada kader kesehatan posyandu Apel di
Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya diharapkan kader kesehatan mampu
melakukan lima langkah kegiatan posyandu dengan menggunakan protokol
kesehatan yang harus diperhatikan selama masa pandemi COVID-19.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan kegiatan penyuluhan kesehatan selama 1 x 30 menit
diharapkan kader kesehatan mampu:
a. Mengetahui tentang kegiatan sistem lima meja di Posyandu.
b. Mampu menjelaskan kembali tentang kegiatan sistem lima meja di Posyandu.
c. Mendemonstrasikan kegiatan sistem lima meja di Posyandu.
d. Mengetahui protokol kesehatan COVID-19 yang perlu dilakukan pada saat
penyelenggaran posyandu apel di RW 15.
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Sistem Lima Meja Sesuai dengan Protokol Kesehatan
COVID-19
2. Sasaran : Kader kesehatan Posyandu Apel
3. Metoda : Ceramah, diskusi, dan demontrasi
4. Media dan alat :
a. Powerpoint
b. Mikrofon
c. Boneka bayi
d. Timbangan bayi
e. KMS
f. Bolpoint
5. Waktu dan tempat
Waktu : Senin, 25 Januari 2020
188
1 2
4 3 4
5 6
Keterangan:
1. Moderator
2. Penyaji
3. Peserta
4. Fasilitator
5. Observer
6. Dokumentasi
b. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 Pembukaan (5 Pembukaan
menit) Mengucapkan salam Menjawab salam
Perkenalan mahasiswa Memperhatikan
Menjelaskan tujuan Memperhatikan
Menjelaskan kontrak waktu Memperhatikan
positif memperhatikan
Menjelaskan langkah- Mendengarkan dan
langkah kegiatan lima meja memperhatikan
Menjelaskan protocol Mendengarkan dan
kesehatan COVID-19 yang memperhatikan
harus diperhatikan jika
posyandu dilaksanakan
dimasa pandemic COVID-19
Mendemonstrasikan kegiatan Memperagakan
sistem lima meja dan kegiatan
protokol kesehatan yang
perlu diperhatikan ketika
posyandu dilaksanakan
dimasa pandemic COVID-19
Memberikan kesempatan Bertanya
untuk bertanya
Penutup Penutup
(5 menit) Mengevaluasi pengetahuan Mendengarkan dan
kader tentang materi yang memberi umpan
disampaikan balik
Menyimpulkan materi Menjawab salam
penyuluhan
Memberi salam penutup
c. Uraian Tugas
1. Penanggung jawab:
a) Velisia Dwi Puspita Ardi, S. Kep
b) Riskita Mutiara Salshabil, S.Kep
2. Ketua Panitia : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Tugas: Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan
3. Moderator: Vera Febrianti, S.Kep
Tugas
a) Membuka acara
190
b) Memperkenalkan mahasiswa
c) Membuat kontrak waktu
d) Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
4. Presentator/Leader: Rabiatul Addawiyah, S.Kep
Tugas: Memberikan penyuluhan kesehatan pada ibu-ibu kader Posyandu
Murbai
5. Demonstrator:
a) Pendaftaran : Nada Nabila, S.Kep
b) Penimbangan : Nanda Agustia, S.Kep
c) Pencatatan : Nurhidayatul Nadya, S.Kep
d) Penyuluhan : Resti Ananda Putri, S.Kep
e) Pelayanan Kesehatan : Zilfany Sera Engla, S.Kep
6. Fasilitator:
a) Nurfitri Rahmawati, S.Kep
b) Velisia Dwi Puspita Ardi, S. Kep
c) Riskita Mutiara Salshabil, S.Kep
d) Dinul Tauhid Almaturidi
Tugas:
a) Memotivasi peserta/masyarakat untuk berperan aktif dalam penyuluhan
b) Memfasilitasi peserta untuk berperan aktif dalam kegiatan
7. Observer: Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Tugas:
Mengamati proses pelaksanan kegiatan penyuluhan dari awal sampai akhir
dan membuat laporan hasil penyuluhan.
8. Dokumentasi: Najla Nailufar, S.Kep
Tugas:
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan
d. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a) Ibu-ibu kader Posyandu Apel dan mahasiswa menghadiri penyuluhan
b) Tempat dan media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi Proses
a) Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
191
b) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
c) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir berperan aktif selama kegiatan
berlangsung
3. Evaluasi Hasil
a) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir mengetahui sistem lima meja
b) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir mampu menjelaskan kembali
sistem lima meja
c) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir mampu mendemonstrasikan
sistem lima meja
d) Ibu-ibu Kader Posyandu Apel yang hadir mengetahui protokol kesehatan
COVID-19 yang harus diperhatikan jika posyandu tetap berjalan di masa
pandemi COVID-19
192
Ringkasan Materi
2) Penimbangan balita
a) Masukkan balita ke dalam sarung timbang dengan pakaian seminimal
mungkin dan geser bandul sampai jarum tegak lurus.
b) Baca berat badan balita dengan melihat angka di ujung bandul geser.
c) Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/ buku bantu dalam
kilogram dan ons.
d) Kembalikan bandul ke angka nol dan pastikan bandul aman.
e) Keluarkan balita dari sarung/celana timbang/kotak timbang.
baik atau kurang baik. Jika anak bertumbuh baik berikan pujian kepada Ibu serta
ingatkan untuk menimbang anaknya di Posyandu pada bulan berikutnya. Bila
pertumbuhan anak kurang baik, perlu dirujuk kepada petugas kesehatan. Untuk itu
kader perlu memperhatikan cara mengisi dan membaca KMS yang benar agar
pengambilan keputusan tidak salah.
Penyuluhan KMS
a. Pada balita yang baru pertama kali ditimbang, perhatikan isian ―Nama Ibu‖
dan ―Nama Anak‖ pada sampul depan buku KIA. Jika masih kosong, isilah
nama ibu dan nama anak dengan jelas. Tambahkan nama panggilan/nama kecil
jika ada.
b. Perhatikan juga halaman iv buku KIA, apakah ―Nomor Registrasi‖, ―Nomor
Urut‖ dan ―Identitas Keluarga‖ sudah terisi dengan lengkap. Jika belum,
bantulah ibu/keluarga balita untuk mengisinya.
c. Pilihlah KMS untuk laki-laki berwarna biru (halaman 49—50 buku KIA).
Pilihlah KMS Untuk perempuan berwarna merah muda (halaman 51—52 Buku
KIA).
d. Isilah nama anak dan nama Posyandu pada bagian atas halaman KMS.
e. Isilah bulan lahir anak pada kolom ―Bulan Penimbangan‖ di bawah umur 0
(nol) bulan.
Contoh:
Aida lahir pada tanggal 17 Februari 2018. Tulis ―Februari 18‖ di bawah umur
0 bulan.
f. Tulis semua kolom bulan berikutnya secara berurutan.
g. Tulis berat badan anak pada kolom ‖BB (kg)‖ di bawah kolom ―Bulan
penimbangan‖.
h. Tentukan letak titik hasil penimbangan berat badan pada KMS dengan cara
menghubungkan garis mendatar berat badan dan garis tegak umur pada grafik
KMS. Lalu buat titik yang mudah terlihat.
i. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk
garis lurus.
Catatan:
Jika anak bulan lalu tidak ditimbang maka garis pertumbuhan tidak dapat
dihubungkan.
197
j. Catat setiap kejadian yang dialami anak pada bulan saat anak ditimbang di atas
titik hasil penimbangan yang telah ditentukan.
k. Isis kolom pemberian ―ASI Ekslusif‖ dengan tanda centang (√) bila pada bulan
tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa makanan dan minuman lain. Bila
diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya diisi dengan
tanda strip (-).
l. Selanjutnya kader menyerahkan KMS kepada keluarga balita yang kemudian
menuju langkah ke-4.
LANGKAH-LANGKAH MENGISI KMS (KEMENKES, 2015) :
Langkah-langkah pengisian KMS adalah sebagai berikut:
1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin
KMS Untuk Laki-laki adalah Balita untuk laki-laki
b). Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu. Jika bulan
sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu
dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus.
c) Tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan (batuk, diare, panas,
rewel, dan lain-lain) dan kebiasaan makan anak.
3) Berat Badan Tidak Naik 2 kali (T2) atau berada di Bawah Garis Merah
(BGM):
a) Berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balita ke Posyandu dan
anjurkan untuk datang kembali bulan berikutnya
b) Berikan umpan balik dengan cara menjelaskan arti garfik pertumbuhan
anaknya yang tertera di KMS secara sederhana
c) Berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan tidak
naik tanpa menyalahkan ibu
d) Berikan nasehat kepada ibu tentang ajnuran pemberian makan anak
sesuai golongan umurnya
e) Rujuk anak ketempat rujukan terdekat sesuai kondisi anak
4) Titik-titik berat badan dalam KMS terputus-putus (tidak teratur)
a) Berikan pendekatan dan penyuluhan tentang manfaat memantau proses
tumbuh kembang anak
b) Berikan motivasi untuk menimbang setiap bulan
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. (2012). Kurikulum dan Modul Kader Posyandu. Jakarta: Kemenkes RI
Kemenkes RI. (2013). Situasi Keluarga Berencana di Indonesia. Jakarta : Kemenkes RI
Kemenkes RI. (2015). Petunjuk Teknis Penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta:
Kemenkes RI
204
A. Latar Belakang
WHO telah menyatakan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagai pandemi.
Penyebaran COVID-19 di Indonesia saat ini sudah semakin meluas lintas wilayah dan
lintas negara yang diiringi dengan pertambahan jumlah kasus dan jumlah kematian.
Situasi ini berdampak semakin luas pada hampir semua aspek kehidupan masyarakat di
Indonesia, sehingga diperlukan strategi dan upaya yang komprehensif dalam percepatan
penanganan COVID-19. Penanggulangan pandemi COVID-19 ini membutuhkan peran
serta dari semua pihak, baik Pemerintah Pusat, Pemerintah daerah, maupun pihak swasta
dan seluruh elemen masyarakat di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sekaitan dengan hal ini, Pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah
yang bersifat komprehensif dalam upaya preventif melalui physical distancing, social
distancing, pengadaan alat pelindung diri (APD), sampai pada pembatasan sosial
berskala besar (PSBB). Setelah pemberlakuan PSBB dengan kondisi pandemi COVID-
19 yang masih berlangsung, diperlukan upaya mitigasi dan kesiapan seluruh elemen
masyarakat untuk dapat beradaptasi melalui perubahan pola perilaku hidup baru pada
situasi COVID-19 (New Normal). Pembentukan satuan gugus pencegahan COVID
sangat diperlukan di setiap penduduk. Berkaitan dengan hal ini, dengan menerapkan
panduan dari Pemerintah diharapkan dapat meminimalisir resiko dan dampak pandemi
COVID-19 yaitu pencegahan dan pengendalian 3 M (memakai masker, mencuci tangan,
dan menjaga jarak) serta perlu menjaga kesehatan tubuh dengan berolahraga, makan
makanan bergizi seimbang untuk meningkatkan daya tahan tubuh, salah satunya
mengkonsumsi tanaman herbal.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan masyarakat RW 015 Kel. Tobekgodang tentang
pencegahan COVID-19 dan penerapan penggunaan tanaman obat keluarga (TOGA)
untuk meningkatkan imun selama pandemi COVID-19.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang penerapan 3 M (mencuci tangan, memakai masker, dan
menjaga jarak)
205
D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Topik : Penyuluhan Pencegahan COVID-19 dan demonstrasi pembuatan
terapi komplementer: rebusan daun kelor untuk meningkatkan daya
tahan tubuh masyarakat RW 015 Kelurahan Tobekgodang dimasa
Pandemi COVID-19
2. Peserta : Masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Bina
Widya
3. Metode
a. Penyuluhan (pemberian materi)
b. Pembagian leaflet
c. Demonstrasi pembuatan terapi komplementer: rebusan daun kelor
4. Media dan Alat
a. TOA
b. Leaflet
c. Infokus
d. Meja
e. Laptop
f. Termometer
g. Handsanitizer/tempat cuci tangan dan sabun
5. Waktu dan Tempat
a. Hari/Tanggal : Jum’at/ 29 Januari 2021
b. Jam : 13.30 WIB s/d selesai
c. Tempat : Aula MDA RW 015 Kel. Tobekgodang
6. Pengorganisasian
a. Leader : Rabiatul Addawiah, S.Kep
b. CO Leader : Nurfitri Rahmawati, S.Kep
c. Observer : Nada Nabila, S.Kep
d. MC : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
e. Fasilitator : Nanda Agustia, S.Kep
: Najla Nailufar, S.Kep
: Vera Vebrianti, S.Kep
: Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
e. Perlengkapan : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
: Zilfanny Sera Engla, S.Kep
207
7. Setting Tempat
D
MC
L dan CO-L
P F P P P F P
P
F P
F P
F P
P P P P P
P P P P
P P
O
Keterangan :
L : Leader
MC : MC
CO- : CO-Leader
L
O : Observer
F : Fasilitator
D : Dokumentasi
208
8. Rencana Kegiatan
No Waktu Kegiatan Pelaksana
1 5 menit Persiapan dan absen Perlengkapan
Fasilitator
2 5 menit Pembukaan : MC
a. Menjelaskan tujuan kegiatan
b. Kontrak waktu
c. Urutan kegiatan
3 10 menit Kegiatan penyuluhan pencegahan COVID- Leader
19 dan pembagian leaflet Faisilitator
4 15 menit Penjelasan dan demonstrasi tentang Leader
pembuatan terapi komplementer: rebusan CO-Leader
daun kelor Fasilitator
5 10 menit Tanya jawab MC
Leader, CO-Leader
Fasilitator
6 5 menit Penutup dan pembagian konsumsi MC
Konsumsi
E. URAIAN TUGAS
1. MC
Memimpin jalannya kegiatan, menjelaskan tujuan kontrak waktu, urutan
kegiatan dan memimpin kegiatan tanya jawab
2. Leader
Menyampaikan materi penyuluhan dan memdemonstrasikn pembuatan terapi
komplementer.
3. CO-Leader
Membantu leader dalam menyampaikan materi penyuluhan dan
memdemonstrasikan pembuatan terapi komplementer.
4. Fasilitator
a. Membantu peserta untuk mengisi absen dan membagikan leaflet
b. Memotivasi peserta agar berperan aktif mengikuti senam lansia
5. Observer
a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b. Membuat laporan kegiatan yang telah dilaksanakan
5. Dokumentasi dan perlengkapan
Mempersiapkan fasilitas sarana dan prasarana serta dokumentasi kegiatan
penyuluhan dan demonstrasi pembuatan terapi komplementer
209
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi COVID 19
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh Coronavirus, yang menjadi krisis kesehatan dunia karena penyebarannya sangat
cepat (WHO, 2020).
B. Penyebab COVID 19
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia
dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan,
mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa
muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit
Coronavirus disease-2019 (COVID-19) (Kemenkes, 2020).
C. Tanda dan gejala
Infeksi virus ini umumnya dikaitkan dengan infeksi saluran pernapasan bagian atas, yang
tanda dan gejalanya biasanya meliputi demam, sakit kepala, dan batuk, beberapa pasien
mungkin memiliki infeksi saluran pernapasan bawah. Menurut Susilo (2020) perjalanan
penyakit COVID-19 berat dengan gejala mulai dari demam, batuk, sesak serta akhir akhir
ini timbul gejala baru yaitu dengan hilangnya indra perasa dan penciuman.
D. Cara penularan COVID 19
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar
melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet
tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain
menyentuh benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu
menyentuh mata, hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi
COVID-19 atau bisa juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja
menghirup droplet dari penderita. Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga
jarak hingga kurang lebih satu meter dari orang yang sakit. Sampai saat ini, para ahli
masih terus melakukan penyelidikan untuk menentukan sumber virus, jenis paparan, dan
cara penularannya.
E. Penerapan Jurus Jitu Mencegah COVID-19 (Iman, Imun dan Aman)
1) Iman, melakukan ibadah dan berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
210
Perlu juga membatasi pemakaian gula, garam dan lemak dan mengkonsumsi
suplemen atau multivitamin jika diperlukan. Saat memasak makanan perlu
memasak dengan benar dan matang terutama bahan makanan protein hewani.
3) Aman, mematuhi protokol kesehatan dengan melakukan praktik 3M (mencuci tangan,
memakai masker dan menjaga jarak).
a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
Mencuci tangan merupakan proses yang secara mekanik melepaskan
kotoran dari kulit tangan dengan menggunakan sabun atau deterjen yang
mengandung agen antiseptik serta air mengalir (Depkes RI, 2009). Mencuci
tangan sangat berfungsi untuk berbagai keperluan dalam pengaturan perawatan
kesehatan. Mencuci tangan dapat mencegah infeksi baik endogen maupun
eksogen, kontaminasi lingkungan, dan transmisi silang mikroorganisme (Longtin
2011).
Pencegahan COVID-19 dapat dilakukan dengan cara mencuci tangan
pakai sabun dengan air mengalir minimal 20 detik. Jangan menyentuh hidung,
mulut dan mata sebelum mencuci tangan. Mencuci tangan harus dilakukan ketika
tiba di rumah, tempat kerja, dll setelah perjalanan. Sebelum makan, sebelum
menyiapkan makanan, setelah menggunakan toilet, dan gunakan cairan pembersih
tangan/ handsinitiser (minimal 70% alkohol), hanya bila sabun dan air mengalir
tidak tersedia.
6 langkah cuci tangan menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO):
- Ambil sabun dan ratakan dengan kedua telapak tangan
- Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
- Gosok telapak tangan dan sela-sela jari
- Punggung jari tangan kanan digosokkan pada telapak tangan kiri dengan jari
sisi dalam kedua tangan saling mengunci
- Ibu jari tangan kiri digosok berputar dalam genggaman tangan kanan dan
sebaliknya
- Gosok berputar ujung jari jari tangan kanan di telapak tangan kiri dan
sebaliknya
b. Menggunakan Masker
Masker menjadi salah satu cara mencegah penularan COVID-19 yang
efektif. Namun tidak sembarangan masker bisa dipakai, tapi harus diperhatikan
212
Tanin terkondensasi memiliki aktivitas sebagai antioksidan dan dapat melindungi kulit
dari kerusakan yang ditimbulkan oleh radiasi ultraviolet.
Dalam bidang kesehatan, alkaloid berfungsi sebagai analgesik, mengubah kerja
jantung, mempengaruhi peredaran darah dan pernafasan, antimalaria, stimulan uterus,
dan anestetika lokal. Senyawa fenol sering digunakan sebagai antibakteri. Mekanisme
fenol sebagai anti bakteri adalah karena fenol mengubah permeabilitas membran
sitoplasma yang menyebabkan kebocoran nutrien dari dalam sel sehingga sel bakteri
akan mati atau terhambat pertumbuhannya dan mengendapkan protein. Flavonoid adalah
golongan senyawa polifenol yang diketahui memiliki sifat sebagai penangkap radikal
bebas, penghambat enzim hidrolisis dan oksidatif, dan bekerja sebagai antiinflamasi.
Flavonoid berfungsi mengatur pertumbuhan, fontosintesis, antimikroba dan antivirus.
Flavonoid bermanfaat untuk melindungi struktur sel, meningkatkan efektifitas vitamin C,
antiinflamasi, mencegah keropos tulang dan sebagai antibiotik.
Daun kelor juga berkhasiat untuk mengatasi berbagai keluhan yang diakibatkan
karena kekurangan vitamin dan mineral seperti kekurangan vitamin A (gangguan
penglihatan), kekurangan Choline (penumpukan lemak pada liver), kekurangan vitamin
B1 (beri-beri), kekurangan vitamin B2 (kulit kering dan pecah-pecah), kekurangan
vitamin B3 (dermatitis), kekurangan vitamin C (pendarahan gusi), kekurangan kalsium
(osteoporosis), kekurangan zat besi (anemia), kekurangan protein (rambut pecah-pecah
dan gangguan pertumbuhan pada anak). Melalui penelitian, kelor ternyata mengandung
banyak nutrisi penting seperti vitamin, mineral, asam amino, beta karoten, antioksidan,
nutriends, anti inflamasi, dan asam lemak omega 3 dan 6. Penggunaan kelor sebagai obat
herbal alami yang sudah diklaim oleh banyak budaya dan komunitas berdasarkan
pengalaman kehidupan nyata sekarang mulai perlahan dikonfirmasi oleh sains.
Zat yang terkandung dalam daun kelor bekerja sebagai sumber antioksidan alami
yang efektif. Karena adanya beberapa macam senyawa antioksidan seperti flavonoid,
asam askorbat, karotenoid dan fenolat. Kelor merupakan salah satu dari sekian tanaman
yang mengandung banyak nutrisi penting terlebih lagi dalam jumlah yang tinggi hanya
pada satu tanaman saja. Namun, kelor sendiri dilaporkan memiliki kandungan nutrisi
yang berbeda lebih tinggi dibandingkan dengan yang ditemukan secara individual di
beberapa jenis makanan dan sayuran. Ekstrak air daun kelor memiliki kandungan
senyawa aktif alkaloid, saponin, tannin, fenol, flavonoid, triterpenoid, steroid, dan
glikosida (Pradana, 2019) Antioksidan dapat melawan pengaruh bahaya dari radikal
bebas atau Reactive Oxygen Species (ROS) yang terbentuk sebagai hasil dari
214
metabolisme oksidatif yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang
terjadi dalam tubuh. Dilansir dari WHO, mengonsumsi daun kelor membantu
perkembangan tubuh dan menjadi bahan obat tradisional untuk mengobati berbagai
penyakit. Pada masa pandemi seperti sekarang, mengonsumsi sayuran dan buah yang
memiliki banyak zat antioksidan yang tinggi dapat menambah imunitas tubuh sehingga
dapat menangkal virus dan penyakit.
G. Pemanfaatan Daun Kelor untuk Meningkatkan Imun
Bahan-bahan:
1. Daun kelor 2 genggam
2. Air 2 cangkir (500 mL)
Cara membuat:
Rebus air hingga mendidih, masukkan daun kelor lalu matikan api dan saring sesudah
dingin.
Cara penggunaan:
1. Dewasa: 2x sehari 1 cangkir.
2. Anak-anak: 2x sehari 1/2 cangkir.
215
A. Latar Belakang
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) telah dinyatakan oleh WHO sebagai global
pandemic dan di Indonesia dinyatakan sebagai jenis penyakit yang menimbulkan
kedaruratan kesehatan masyarakat serta bencana nonalam, yang tidak hanya
menyebabkan kematian tapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar,
sehingga perlu dilakukan upaya penanggulangan termasuk pencegahan dan
pengendaliannya. Masyarakat di RW 15 Kelurahan Tobekgodang sudah memiliki
pengetahuan yang baik tentang pencegahan COVID-19 (83,30%), namun masyarakat
masih memiliki sikap yang negatif (56,90 %) serta perilaku masyarakat yang kurang baik
tidak lebih kecil dari perilaku yang baik (50%) terhadap upaya pencegahan COVID-19 di
RW 15 kelurahan Tobek Gadang. Perilaku masyarakat yang kurang baik dapat dilihat
dari kesehariannya seperti jarang mandi dan mengganti pakaian setelah beraktifitas diluar
rumah (37%), jarang menganjurkan tamu bermasker dan mencuci tangan sebelum masuk
rumah (40%), jarang berjemur dibawah sinar matahari (57%), jarang menggunakan
peralatan ibadah pribadi diluar rumah (42%), tidak memiliki tempat cuci tangan dluar
rumah (81%) dan jarang mengganti masker tiap 4 jam sekali (49%). Masalah ini secara
tidak langsung mempengaruhi tingkat kesadaran masyarakat terhadap masalah yang
dihadapi.
Berdasarkan peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional
serta edaran Kementerian Dalam Negeri untuk membentuk desk perubahan perilaku.
Dalam hal perumusan kebijakan pelaksanaan perubahan perilaku adaptasi kehidupan
baru dalam masyarakat produktif dan aman COVID-19, Pemerintah Daerah membentuk
Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease (COVID-19) Daerah (Kemenkes,
2020).
Pembentukan SATGAS Penanganan COVID-19 di daerah diharapkan mampu
menyelesaikan permasalahan pelaksanaan kebijakan strategis yang berkaitan dengan
penanganan COVID-19 dan dapat segera mengambil langkah – langkah kebijakan
srategis yang diperlukan dalam rangka percepatan penanganan COVID-19 di daerah
sehingga pelaksanaan penanganan menjadi efektif, efisien, dan tepat sasaran
216
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pelatihan kepada SATGAS COVID-19 di RW 15
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan anggota SATGAS terhadap upaya
pencegahan COVID-19.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan sosialisai dan pelatihan SATGAS COVID-19, diharapkan
masyarakat mampu untuk:
a. Mengetahui definisi COVID-19 dan SATGAS COVID-19
b. Mengetahui maksud dan tujuan pelatihan SATGAS COVID-19;
c. Mengetahui fungsi dari SATGAS COVID-19
d. Mengetahui peran dari SATGAS COVID-19
e. Menggetahu strategi dari penanganan COVID-19
f. Mengetahui tugas dari bidang SATGAS COVID-19
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Kegiatan ini berjudul yaitu ―Sosialisasi dan Pelatihan SATGAS COVID-19‖.
2. Peserta
a. Anggota SATGAS COVID-19
b. Anggota Pokja Surveilance & Pokja Kegawatdaruratan RW SIAGA
3. Metode
a. Diskusi
b. Ceramah
c. Demonstrasi
4. Media dan alat
a. Laptop
b. LCD Proyektor;
c. Speaker
d. Mikrofon;
e. Alat tulis
f. Fotocopy materi
g. Termometer
h. Handsanitizer
218
6. Setting Tempat
1 2
4 6
Keterangan:
1 : Pembawa Acara
2 : ketua RW dan Pemateri
3 : Notulen
4 : 15 masyarakat (ketua SATGAS COVID-19 dan 7 anggota surveilance dan 7
anggota KGD) dan fasilitator
5 : Observer
6 : Dokumentasi
7. Uraian Tugas
a. Penanggung Jawab : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Ketua Panitia : Resti Ananda Putri, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan, pelaksanaan kegiatan dan
mensosialisasikan hasil pengkajian
b. Pembawa Acara : Zilfanny Sera Engla, S.Kep
219
D. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. 65 % undangan menghadiri acara sosialisasi dan pelatihan SATGAS COVID-19;
b. Tempat dan media serta alat tersedia sesuai rencana;
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana;
d. Pre planning sudah dikonsulkan.
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan pelatihan sesuai dengan waktu yang
direncanakan;
b. Undangan dan mahasiswa mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir;
c. Anggota SATGAS COVID-19 berperan akif selama pertemuan.
3. Evaluasi hasil
a. 90 % anggota SATGAS covid di RW 15 Kelurahan Tobekgodang memahami
upaya penanggulangan covid
b. 90% kepengurusan SATGAS COVID-19 Kelurahan Tobekgodang mampu
mengulang kembali materi secara singkat.
221
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA RW SIAGA RW 15
1. Penanggung Jawab : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
2. Ketua panitia : Resti Ananda Putri, S.Kep
3. Sekretaris : Rabiatul Addawiah, S.Kep
4. Bendahara : Resti Ananda Putri, S.Kep,
5. Seksi-seksi
Seksi Acara : - Zilfanny Sera Engla, S.Kep
- Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Seksi Humas : - Riskhita Mutiara Salsabil, S.Kep
- Najla Nailufar, S.Kep
Seksi Perlengkapan : - Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
- Nanda Agustia, S.Kep
Seksi Konsumsi : -Nurfitri Rahmawati, S.Kep
- Vera Febrianti, S.Kep
Seksi Dokumentasi : - Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
- Nada Nabila
Lampiran 2
RINGKASAN MATERI
A. Pengertian
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali dengan munculnya kasus
pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di Wuhan, China pada akhir Desember 2019
(Li et al, 2020).
Satuan tugas Coronavirus disease 2019 adalah sebuah kelompok yang
dibentuk pemerintah Indonesia untuk mengkoordinasikan kegiatan antar lembaga dalam
upaya mencegah dan menanggulangi dampak penyakit koronavirus baru di Indonesia.
Gugus tugas ini dibentuk pada 13 Maret 2020 berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 7
Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019
dan berada di bawah serta bertanggung jawab langsung pada presiden Indonesia.
B. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Maksud dari peresmian dan pelatihan SATGAS COVID-19 ini adalah sebagai
acuan bagi m asyarakat di daerah RW 15 kelurahan Tobekgodang dalam
melakukan langkah-langkah pencegahan COVID-19, pembinaan terhadap SATGAS
COVID-19 di RW 15 kelurahan Tobekgodang.
2. Tujuan
a. Adanya keseragaman mengenai pengetahuan tentang upaya pengendalian
COVID-19 di ruang lingkup RW 15 kelurahan Tobekgodang
b. Adanya koordinasi antar SATGAS COVID-19 dengan masyarakat RW 15
kelurahan Tobekgodang yang dibentuk pemerintah daerah Provinsi/
Kabupaten/Kota
c. memberikan petunjuk yang jelas bagi masyarakat dalam upaya yang dilakukan
jika terdapat gejala COVID-19 dalam keluarga
C. Fungsi SATGAS COVID-19
1. Memantau warga yang memiliki status ODP, PDP dan Positif COVID-19.
2. Melaporkan ODP yang tidak memiliki ruang karantina mandiri ke perangkat RW.
3. Mendata warga dengan status ODP, PDP dan Positif COVID-19 yang perlu
disantuni.
4. Memastikan warga wilayah masing- masing mematuhi aturan physical distancing.
223
e. Menyiapkan data pilah penerimaan bantuan agar seluruh bantuan tepat sasaran
dan tepat guna
f. Memastikan kelompok lansia, difabel, ibu hamil, serta anak-anak mendapat
perlindungan
g. Memastikan seluruh kegiatan sosial dilakukan secara gotong royong
227
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah harta yang paling berharga bagi tubuh kita, dengan berolahraga
menjadikan kita senantiasa dalam keadaan bugar dan sehat (Aung, Yuasa, Koyanagi,
2020). Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud
untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh serta meningkatkan imun
tubuh terutama pada masa pandemi COVID-19. Era new normal ini kita harus benar-
benar menjaga kebersihan, kesehatan dan imunitas (Li, Zendrato, 2020). Imunitas adalah
pertahanan atau kekebalan tubuh yang memiliki peran dalam mengenali dan
menghancurkan benda-benda asing atau sel abnormal yang merugikan tibuh kita. Sistem
imunitas ini akan melawan dan membunuh benda asing seperti bakteri, virus dan
mikroorganisme lainnya apabila di transplantasikan ke dalam tubuh dan menolaknya.
Virus corona juga seperti virus pada umumnya yang hanya menyerang jika imunitas
tubuh lemah. Sebagian besar orang (sekitar 80%) jika memiliki imunitas tubuh yang kuat
akan pulih dari penyakit tanpa perlu perawatan khusus karena sifat virus bersifat self
medication (Amalia & Hiola, 2020; Rajput, 2020).
Meningkatkan imunitas salah satu caranya yaitu dengan melakukan olahraga secara
rutin. Melakukan olahraga secara teratur, efeknya lebih baik terhadap sistem imun jika
dibandingkan dengan olahraga yang hanya dilakukan sekli saja. Olahraga bisa
merangsang kinerja antibodi dan sel-sel darah putih bisa bersirkulasi lebih cepat
(Fujimori, 2020). Sel darah putih merupakan sel kekebalan tubuh yang melawan
berbagai penyakit. WHO menganjurkan untuk olahraga selama kurang lebih 15 hingga
30 menit dengan terpapar oleh sinar matahari yang terdapat vitamin D yang bermanfaat
untuk menjaga kesehatan sistem kekebalan tubuh otak dan syaraf salah satunya yaitu
dengan senam (Pavia & Wormser, 2020).
Senam adalah bentuk latihan fisik yang secara sistematis disusun dengan gerakan-
gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan seperti daya tahan tubuh,
kekuatan, kelentukan, koordinasi, membentuk prestasi, membentuk tubuh yang ideal, dan
memelihara kesehatan tubuh (Candra, Setiabudi, & Efendi, 2020; Mohamed & Alawna,
2020). Setiap gerakan dalam senam memiliki kegunaan tersendiri, yaitu seperti
meningkatkan kelentukan, memperbaiki sikap dan gerak atau keindahan tubuh,
228
menambah ketrampilan, meningkatkan kesehatan tubuh (Nugraha & Berawi, 2017). Oleh
karena itu, kita bisa memilih olahraga senam untuk meningkatkan kesehatan jasmani
kita. Senam ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemasukan oksigen di dalam
jaringan tubuh.
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di RW 015 dari 72 KK (213
orang) hanya 13 masyarakat yang mengikuti kegiatan senam setiap dua kali dalam
sebulan. Hal ini dikarenakan di RW 015 sendiri tidak ada dilaksanakan program senam
rutin. Sehingga, Ners Muda Keperawatan Komunitas akan melaksanakan senam yang
dapat dilakukan secara rutin setiap minggu untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan senam di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan
Bina Widya, diharapkan dapat meningkatkan imunitas dan derajat kesehatan
masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang.
2. Tujuan Khusus
a. Menurunkan angka kesakitan pada masyarakat di RW 015 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya
b. Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kepedulian masalah kesehatan di
RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
C. KONSEP ACARA
1. Persiapan
Persiapan acara dilakukan dengan membuat Pre planning kegiatan Senam kesegaran
jasmani dan pemeriksaan Tekanan darah, kemudian dikonsulkan kepada dosen
bimbingan. Mendiskusikan dengan kelompok mengenai tempat kegiatan,
mempersiapkan media dan alat seperti laptop, toa, Tensimeter, serta Stetoscope.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan senam jantung sehat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Pendaftaran/Absen
b. Senam dipimpin oleh instruktur senam (Ners Muda), beberapa fasilitator ikut
mendampingi masyarakat selama senam berlangsung
c. Masyarakat dianjurkan istirahat setelah senam
229
3. Strategi Antisipasi
a. Bila ada masyarakat tidak mampu melakukan gerakan, maka dibantu sesuai
dengan batas optimal gerakan masyarakat.
b. Apabila saat sebelum senam ada yang memiliki tekanan darah tinggi, menderita
rematik, asma, tidak diperbolehkan mengikuti senam.
c. Apabila ada masyarakat yang lelah ditengah kegiatan senam, dianjurkan untuk
istirahat.
D. RANCANGAN KEGIATAN
1. Topik : Senam Kesegaran Jasmani
2. Sasaran : Seluruh masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
3. Metode : Demonstrasi/ Praktik
4. Media dan alat : a) Mikrofon
b) Toa / Speaker
c) Masker
d) Handsanitizer
e) Termogun
5. Waktu dan Tempat
Waktu : Sabtu/ 30 Januari 2021
Jam : 07.00 WIB
Tempat : Halaman Mesjid Al-Kautsar RW 015 Rajawali Sakti
6. Pengorganisasian
a. Setting Tempat
230
b. Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Pelaksana
1 Pra Kegiatan Pemeriksaan Tekanan Darah Fasilitator
(10 menit)
2 Pembukaan Pembukaan Penanggung Jawab
(5 menit) Mengucapkan salam
Perkenalan mahasiswa
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan kontrak waktu
3 Acara Inti Menjelaskan pengertian dan Instruktur
(20 menit) tujuan senam kesegaran
jasmani (2 menit)
Melakukan senam
kesegaran jasmani :
Pemanasan (5 menit)
Melakukan senam
kesegaran jasmani: Gerakan
Inti (8 Menit)
Melakukan senam
kesegaran jasmani:
Pendinginan (5 Menit)
3 Penutup Penutup Penanggung Jawab
(5 menit) Meminta peserta
mengulangi apa itu senam
kesegaran jasmani dan
tujuan dari senam jantung
sehat
Meminta peserta melakukan
senam kesegaran jasmani
secara mandiri di rumah
Memberikan reinforcement
positif atas tindakan yang
231
dilakukan peserta
Menyimpulkan dan
menutup
Pemberian kenang-
kenangan
Mengucapkan salam
c. Pengorganisasian
1) Penanggung Jawab : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep.
2) Instruktur : Vera Febrianti, S.Kep
: Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
3) Observer : Velisia Dwi Puspita A, S.Kep
4) Fasilitator : Rabiatul Addawiah, S.Kep
: Nurfitri Rahmawati, S.Kep
: Resti Ananda Putra, S.Kep
5) Perlengkapan : Nada Nabila, S.Kep
: Zilfanny Sera Engla, S.Kep
6) Konsumsi : Nanda Agustia, S.Kep
: Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
7) Dokumentasi : Najla Nailufar, S.Kep
d. Uraian Tugas
1) Penanggung Jawab
a) Mengkoordinasikan persiapan dan pelaksanaan semua kegiatan
b) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan senam kesegaran jasmani
2) Instruktur
a) Memimpin berlangsungnya senam.
3) Fasilitator
a) Melakukan pemeriksaan Tekanan Darah
b) Memotivasi peserta agar berperan aktif mengikuti senam kesegaran jasmani
4) Observer
a) Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
b) Membuat laporan kegiatan senam kesegaran jasmani yang telah
dilaksanakan
232
Ringkasan Materi
Senam Kesehatan Jasmani
A. Pengertian Senam Kesegaran Jasmani
Senam kesegaran jasmani adalah aktivitas senam yang dilakukan dengan diiringi lagu
dan gerakannya bisa dilakukan oleh semua orang (KBBI).
B. Tujuan Senam Kesegaran Jasmani
Tujuan inti dari olahraga senam kesegaran jasmani yaitu menurunkan resiko penyakit
jantung, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan daya tahan otot, meningkatkan
kelenturan, dan meningkatkan imunitas tubuh (Arifin, 2018).
C. Manfaat Senam Jantung Sehat
1. Mejadikan tubuh yang bugar akan dapat meningkatkan kemampuan jantung dan paru-
paru
2. Memperkuat sendi dan otot
3. Melancarkan aliran darah.
4. Mengurangi lemak
5. Memperbaiki bentuk tubuh
D. Gerakan Senam Kesegaran Jasmani
Struktur gerakan SKJ merupakan susunan dari gerakan-gerakan sederhana yang
rencanakan sedemikian rupa sehingga menjadi satu seri latihan yang sistematika terdari
dari gerakan pemanasan, gerakan inti dan pendinginan. Secara utuh dalam setiap bagian
struktur gerakan harus mengembangkan latihan lokomotor dan non lokomotor dengan
komponen-komponen kebugaran jasmani seperti kelenturan (fleksibiltas), daya tahan
(endurance), kelincahan (kelincahan), kekuatan dan bila perlu daya ledak (eksplosive
power).
Gerakan Pemanasan
234
Gerakan Inti
Gerakan Pendinginan
235
236
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, L., & Hiola, F. (2020). Analisis Gejala Klinis Dan Peningkatan Kekebalan Tubuh
Untuk Mencegah Penyakit COVID-19. Jambura Journal of Health Sciences and
Research, 2(2), 71-76.
Aung, M. N., Yuasa, M., Koyanagi, Y., Aung, T. N. N., Moolphate, S., Matsumoto, H., et al.
(2020). Sustainable health promotion for the seniors during COVID-19 outbreak: A
lesson from Tokyo. [Article]. Journal of Infection in Developing Countries, 14(4),
328-331
Candra, A. T., Setiabudi, M. A., & Efendi, D. K. (2020). Socialization of Increased Physical
Fitness in the Covid Pandemic 19 Era. GANDRUNG: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(2), 20-24.
Fujimori, S., Maruo, S. J., Watanabe, T., Taki, N., Sasamori, F., Kobayashi, K., et al. (2020).
Effectiveness of a Japanese-style health program in Minowa Town, Matsumoto city
and Nagano city, Japan. [Article]. International Journal of Human Rights in
Healthcare, 13(4), 347-363
Li, D., Chen, Y., Liu, H., Jia, Y., Li, F., Wang, W., et al. (2020). Immune dysfunction leads
to mortality and organ injury in patients with COVID-19 in Chi
Nugraha, A. R., & Berawi, K. N. (2017). Pengaruh high intensity interval training (HIIT)
terhadap kebugaran kardiorespirasi. Jurnal Majority, 6(1), 1-5.
Pavia, C. S., & Wormser, G. P. (2020). COVID-19: Is there a role for Western blots and skin
testing for determining immunity and development of a vaccine? [Editorial].
Diagnostic Microbiology and Infectious Disease, 98(4).
237
A. Latar Belakang
Taman obat keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya yang berkhasiat
sebagai obat. Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di
halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan khusus untuk membudidayakan
tanaman yang berkhasiat sebagai obat (apotek hidup) (Adiputra, 2010). Setiap keluarga
dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga
akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga. Tanaman bahan jamu
atau tumbuhan obat tradisional merupakan spesies yang diketahui atau dikenal
masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahan baku dalam
bentuk akar, batang, daun, umbi atau keseluruhan tumbuhan, yang digunakan oleh
industri obat tradisional (Muhlisan, 2011).
Tanaman bahan jamu atau tumbuhan obat tradisional merupakan spesies yang
diketahui atau dikenal masyarakat memiliki khasiat obat dan telah digunakan sebagai
bahan baku dalam bentuk akar, batang, daun, umbi atau keseluruhan tumbuhan yang
digunakan oleh industri obat tradisional atau rumah tangga yang produknya disebut
sebagai jamu. Berdasarkan pengertian umum kefarmasian, bahan dari bagian tumbuhan
yang digunakan sebagai obat baik dalam bentuk asli atau sebagai bahan baku obat yang
sudah dikeringkan disebut simplisia nabati (Dewi, 2013).
Lokakarya Mini Masyarakat I (LKMM I) yang telah Ners Muda lakukan pada
tanggal 23 Januari 2021 di RW 015 Kecamatan Tobekgodang Kelurahan Bina
menghasilkan penyakit observasi yang telah dilakukan kira-kira hanya 30% di kawasan
rumah yang paling banyak diderita masyarakat yaitu hipertensi, asam urat, batuk, pilek
dan diabetes. Salah satu cara perawata kesehata yag bisadilakuka masyarakat yaitu
melalui pemafaatan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Oleh karena itu dibutuhkannya
penanaman TOGA agar dapat membantu masyarakat dalam mengatasi masalah
penyakit tersebut. Penanaman TOGA juga dapat membantu warga RW 15 dalam
memperoleh tumbuhan obat tradisional dengan mudah. Hal ini dapat meminimalkan
warga menggunakan obat-obatan kimia sehingga dapat menghinadari efek samping dari
obat-obatan kimia.
238
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum diadakan kegiatan penanaman TOGA adalah menggerakan
masyarakat untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam
rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.
2. Tujuan Khusus
a. Masyarakat mampu memahami manfaat penanaman TOGA
b. Masyarakat mampu melakukan penanaman TOGA
c. Masyarakat mampu membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan
memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam
pengobatan keluarga
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik : Penanaman TOGA
2. Peserta : Seluruh masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya dan Ners Praktek Profesi Fakultas
Keperawatan Universitas Riau
3. Metode : Praktik
4. Media dan Alat
a. Tanaman TOGA
b. Alat untuk TOGA (parang, sabit, cangkul, sapu dan lain-lain).
c. Banner
5. Waktu dan Tempat
a. Hari/Tanggal : 07 Februari 2021
b. Jam : 09.00 wib
c. Tempat : Pekarangan Masjid Al-Kautsar
Susunan Acara
No Waktu Kegiatan Penanggung Jawab
1 09.00 - 10.30 Penanaman Ners Muda dan Warga RW
TOGA 015
2 10.45 – 11.00 Pemasangan Ners Muda dan Warga RW
Banner TOGA 015
239
6. Pengorganisasian
Ketua Pelaksana : Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Seksi Perlengkapan : Vera Febrianti, S.Kep
Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Najla Nailufar, S.kep
Seksi Humas dan : Rabiatul Addawiah, S.Kep
Dokumentasi Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Nada Nabila, S.Kep
Zilfanny Sera Engla, S.Kep
Dinul Tauhid Almaturidi
Seksi Konsumsi : Resti Ananda Putri, S.Kep
Nurfitri Rahmawati, S.Kep
Observer : Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
7. Uraian Tugas
a. Penanggung jawab dan ketua
Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan kegiatan penanaman TOGA
b. Seksi Perlengkapan
Menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan penanaman
TOGA.
c. Seksi Humas dan Dokumentasi
1) Mengadakan koordinasi dengan Ketua RT 1, RT 2, RT 3, RT 4, RT 5 dan
RT 6 di RW 015
2) Mendokumentasikan seluruh kegiatan penanaman TOGA dan penanaman
TOGA
3) Bertanggung jawab atas RT yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan
penanaman TOGA
d. Observer
Membuat laporan hasil penilaian pada kegiatan penanaman TOGA.
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Penyebaran informasi mengenai kegiatan penanaman TOGA disampaikan dua
hari sebelum kegiatan berlangsung.
b. Tempat dan waktu telah ditentukan dua hari sebelum kegiatan.
c. Peralatan minimal yang dibutuhkan minimal satu hari sebelum kegiatan
240
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah
direncanakan.
b. Pelaksanaan kegiatan diikuti oleh seluruh warga RW 015.
3. Evaluasi hasil
a. Motivasi masyarakat meningkat.
b. 70% masyarakat ikut kegiatan penanaman TOGA
c. Masyarakat dapat menggalakkan kegiatan penanaman TOGA.
d. Masyarakat ikut serta dalam penanaman Toga
241
production-images-kly.akamaized.net
d. Daun Sambiluto
Sambiloto (Andrographis paniculata) adalah tumbuhan khas daerah
teropis yang dapat tumbuh dimana saja. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan
liar yang biasanya tumbuh dikebun terbuka. Daun sambiloto ini mengandung
senyawa andrographolide. Senyawa ini terasa pahit, tapi memiliki sifat
melindungi hati. Penilitian membuktikan bahwa senyawa ini mampu
melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol. Senyawa ini
juga berperan dalam menurunkan enzim CDK4 sehingga
menekanpertumbuhan sel kanker. Jenis penyakit yang dapat di sembuhkan
dengan menggunakan bahansambiloto ini adalah penyakit hepatitis, disentri
basiler, infeksi saluranempedu, diare, tifoid, influenza, abses paru, radang
amandel, radang paru,radang saluran nafas, radang ginjal akut, radang telinga
tengah, radang ususbuntu, demam, sakit gigi, malaria, kencing manis, kencing
nanah, TB paru,sesak nafas, TB paru, skrofuloderma, leptospirosis, kangker,
serta tumorparu.
banyak senyawa anti inflamasi dan antioksidan lainnya yang bermanfaat untuk
kesehatan. Manfaat kesehatan meningkatkan sistem kerja pencernaan,
mengurangi mual, mengobati peradangan, mengurangi nyeri, mencegah
malabsorpsi, memperkuat kekebalan tubuh, mencegah stroke dan penyakit
jantung, mengobati infeksi jamur serta mengatasi masalah pernafasan (Savitri,
Astrid, 2016).
c. Kunyit
Kunyit digunakan dalam pengobatan tradisional di Indonesia,
Tiongkok, dan India. Manfaat kunyit sangat menakjubkan dan mampu
mengobati berbagai macam penyakit. Kunyit mengandung senyawa obat aktif
yang disebut curcumin. Senyawa ini kaya akan zat anti inflamasi, antioksidan,
dan anti bakteri. Manfaat kesehatan meredakan depresi, diabetes, memerangi
249
DAFTAR PUSTAKA
Fitriani, Dewi. 2013. Pengobatan Mandiri. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer Gendrowati.
Fitri. 2015. TOGA: Tanaman Obat Keluarga. Jakarta Timur: Padi Safitri.
Astrid. 2016. Tanaman Ajaib Basmi Penyakit Dengan TOGA ( Tanaman Obat Keluarga ).
Depok: Bibit Publisher
252
PRE PLANNING
PENERAPAN 3M DI WILAYAH RW 015 KELURAHAN TOBEKGODANG
KECAMATAN BINAWIDYA PEKANBARU
A. Latar Belakang
Akhir tahun 2019 lalu dunia digemparkan dengan wabah penyakit yang bernama
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubai, China (Ilmiyah,
2020). Coronavirus jenis baru ini diberi nama Coronavirus disease-2019 (COVID-19).
Virus ini sejak ditemukan menyebar secara luas hingga mengakibatkan pandemi global
yang berlangsung sampai saat ini. Pandemi ini menyebar secara cepat dan
mengakibatkan banyak korban jiwa.
COVID-19 merupakan penyakit menular yang menyebabkan terjadinya gangguan
pada pernapasan dan radang paru (Razi Dkk, 2020). Gejala klinis yang muncul beragam,
seperti gejala flu biasa (demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala)
sampai komplikasi berat (pneumonia dan sepsis) (Kementerian Kesehatan RI, 2020).
Wabah COVID-19 dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat dan menjadi
perhatian dunia oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Jumlah masyarakat Indonesia yang terkena COVID-19 pada tanggal 26 Januari
2021 yaitu sebanyak 1.012.350 kasus jiwa dan pasien yang meninggal karena COVID-19
sebanyak 28.468 jiwa. Sementara untuk di Riau sendiri terdapat 28.272 jiwa dan yang
meninggal dunia sebanyak 617 jiwa (Kementerian Kesehatan RI, 2021).
Setelah dilakukan observasi di lingkungan masyarakat di RW 015 kelurahan
Tobekgodang, masyarakat jarang menggunakan masker yang sesuai standar, tidak
terdapat tempat cuci tangan di tempat umum dan tidak adanya banner atau himbauan
tentang protokol kesehatan. Berdasarkan analisa data yang dilakukan oleh Ners Muda
sebanyak 32% jarang menggunakan masker tiga lapis dan hampir seluruh keluarga tidak
memiliki tempat cuci tangan yaitu sebanyak 58 keluarga (81%). Berdasarkan hasil
observasi dan analisa data Ners Muda akan melakukan pembagian masker, pengadaan
tempat cuci tangan dan pemasangaan banner dibeberapa titik di daerah RW 015 yang
berhubungan dengan protokol kesehatan yang anjurkan oleh pemerintah.
253
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pemasangan banner di wilayah RW 015 kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan
perilaku masyarakat dalam meningkatkan penerapan protokol kesehatan di
lingkungan masyarakat.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan kegiatan diharapkan masyarakat mampu:
a Menggunakan masker saat keluar rumah sesuai dengan standar
b Mencuci tangan di tempat umum setelah dan sebelum melakukan kegiatan
c Memberikan himbauan protokol kesehatan (informasi terkait isi banner) kepada
satu sama lain baik dalam keluarga maupun masyarakat.
C. Rancangan Kegiatan
1. Topik: Pemasangan banner, pembagian masker dan pengadaan tempat cuci tangan
di RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
2. Sasaran: Masyarakat di RW 015 Kelurahan Tobekgodang
3. Metode: Pemasangan banner, pembagian masker, pengadaan tempat cuci tangan
4. Media dan Alat: Banner, tali , masker, tempat cuci tangan
5. Waktu dan tempat:
Hari/tanggal : Senin, 08 Febuari 2020
Jam : 16.00 WIB s/d selesai
Tempat : Wilayah RW 015 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
6. Pengorganisasian:
Ketua : Nada Nabila, S.Kep
Fasilitator : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Najla Nailufar, S.Kep
Nanda Agustia, S.Kep
Nurfitri Rahmawati, S.Kep
Rabiatul Addawiah, S.Kep
Resti Ananda Putri, S.Kep
Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Vera Vebrianti, S.Kep
Zilfanny Sera Engla, S.Kep
254
Nurhidayatul Nadya,S.Kep
Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
7. Setting tempat
a. Tempat pembagian masker: Kondisional di wilayah RW 015
b. Tempat cuci tangan: Mesjid Al-Kautsar
c. Tempat pemasangan banner: RT 01 di Pintu masuk RW 015, RT 04 di MDA
Mesjid Al-Kautsar, Di lapangan sepak bola di RW 015
8. Kegiatan
Hari/Tgl Waktu Kegiatan Mahasiswa
Senin, 08 Pembagian Pembagian masker, pengadaan tempat cuci
Febuari 2021 masker, tangan, memasang banner di wilayah RW 015
pengadaan Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
tempat cuci
tangan
pemasangan
banner ( 60
menit)
D. Uraian Tugas
1. Ketua
Mengkoordinir jalannya kegiatan
2. Fasilitator
Memfasilitasi kebutuhan terkait berjalannya kegiatan
255
A. LATAR BELAKANG
Sampah adalah suatu benda atau bahan yang sudah tidak digunakan lagi oleh
manusia sehingga dibuang. Stigma masyarakat terkait sampah adalah semua sampah itu
menjijikkan, kotor, dan lain-lain sehingga harus dibakar atau dibuang sebagaimana
mestinya (Mulasari, 2012). Segala aktivitas masyarakat selalu menimbulkan sampah. Hal
ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah akan tetapi juga dari seluruh
masyarakat untuk mengolah sampah agar tidak berdampak negatif bagi lingkungan
sekitar (Hardiatmi, 2011).
Selama ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang
sisa yang tidak berguna, bukan sebagai sumberdaya yang perlu dimanfaatkan. Paradigma
baru memandang sampah sebagai sumberdaya yang mempunyai nilai ekonomi dan dapat
dimanfaatkan, misalnya untuk energi, kompos, pupuk ataupun untuk bahan baku industri.
Pengelolaan sampah dengan paradigma baru tersebut dilakukan dengan kegiatan
pengurangan dan penanganan sampah. Namun, pengelolaan sampah tidak bisa
diselesaikan hanya oleh pemerintah dengan ―kumpul, angkut, buang‖ ke TPA saja, tetapi
harus dilakukan secara komprehensif dan terpadu, sehingga sampah dapat memberikan
manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat
mengubah perilaku masyarakat.
Setiap rumah tangga sebagai penghasil sampah tidak bisa lagi mengabaikan
urusan sampahnya dengan alasan sudah membayar iuran kebersihan. Dalam upaya
mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat dan sejahtera dimasa yang akan datang,
akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat. Dari aspek
persampahan, maka kata sehat akan berarti sebagai kondisi yang dapat dicapai bila
sampah dapat dikelola secara baik sehingga bersih dari lingkungan permukiman dimana
manusia beraktifitas didalamnya (PerMen PU nomor: 21PRT/M/2006). Visi
pengembangan sistem pengelolaan persampahan Departemen Kimpraswil, yaitu
“Permukiman Sehat Yang Bersih Dari Sampah” menggambarkan keinginan
terwujudnya suatu kondisi lingkungan yang baik dan sehat. Secara umum, menurut
256
C. PELAKSAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Penyuluhan tentang bank sampah dan pembuatan Ecobrick di RW 15 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
2. Target sasaran
a. Ketua RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
b. Seluruh Ketua RT di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya.
c. Pengurus RW SIAGA ―RAJAWALI SAKTI‖di RW 15 Kelurahan
Tobekgodang Kecamatan Binawidya
d. Masyarakat di RW 15 Kelurahan Tobekgodang Kecamatan Binawidya
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
258
c. Tanya Jawab
d. Demonstrasi pembuatan produk sampah daur ulang (Ecobrick)
4. Media dan alat
a. Laptop
b. TOA
c. LCD
d. Sampah plastik (non- organik)
5. Waktu dan tempat
Kegiatan akan dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : 06 Februari 2021
Waktu : 10:00 – 12:00 Wib
Tempat : Aula MDA Masjid Al-Kautsar RW 15 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya
6. Kepanitiaan
MC : Nanda Agustia, S.Kep
Leader (Pemateri) : Ketua forum Bank Sampah Kecamatan Binawidya
Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Fasilitator : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Najla Nailufar, S.Kep
Vera Febrianti, S.kep
Resti Ananda Putri, S.Kep
Rabiatul Addawiah, S.Kep
Observer : Zilfanny Sera Engla, S.Kep
Dokumentasi : Velisia Dwi Puspita Ardi, S.Kep
Konsumsi : Nada Nabila, S.Kep
Nurhidayatul Nadya, S.Kep
Perlengkapan : Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Nurfitri Rahmawati, S.Kep
259
7. Pengorganisasian
a. Setting tempat
Layar
Proyektor
LCD
M
b.
c.
Keterangan :
M : Moderator
: Pemateri
: Fasilitator
: Observer
260
d. Susunan acara
e. Evaluasi
1. Struktur
Persiapan dilaksanakan 2 minggu sebelum kegiatan dan undangan disebarkan 3
hari sebelum kegiatan.
261
2. Proses
Diharapkan acara berjalan lancar dan kehadiran 100% dari jumlah undangan.
3. Hasil
Masyarakat dapat mengetahui tentang pengolahan sampah rumah tangga.
f. Uraian Tugas
1. Moderator
a. Membuka acara
b. Memperkenalkan mahasiswa
c. Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
d. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
e. Mengatur jalannya diskusi
2. Leader
Menyampaikan materi penyuluhan tentang pengelolaan sampah
3. Fasilitator
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama jalannya kegiatan
b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
c. Membuat absensi penyuluhan
4. Observer
a. Mengamati hasil penyuluhan kesehatan tentang pengelolaan sampah
b. Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan
c. Membuat laporan hasil penyuluhan yang telah dilaksanakan
5. Dokumentasi
Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan
g. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Perwakilan 3 orang setiap RT, pengelola bank sampah, ketua RT, ketua
RW, ketua siaga yang di Undang menghadiri acara penyuluhan
b. Tempat, waktu, media dan alat telah tersedia sesuai rencana
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan sesuai dengan yang direncanakan
b. Peserta dapat mengikuti seluruh kegiatan penyuluhan
262
Lampiran
Materi Pembuatan Ecobrick
1. Pengolahan sampah plastik
Penanganan sampah plastik yang populer selama ini adalah dengan 5 R
(reduce, reuse, recycle, replace dan replant). Reduce diartikan dengan mengurangi
volume sampah. Kegiatan mengurangi pemakaian suatu barang atau pola perilaku
yang dapat terhadap menurunnya produksi sampah. Contohnya adalah dengan
mengurangi penggunaan barang barang yang tidak bisa didaur ulang. Reuse diartikan
dengan menggunakan kembali material atau bahan yang masih layak digunakan.
Contohnya adalah penggunaan pipa atau minuman bekas sebagai tempat untuk
tanaman hias. Recycle Kegiatan mengolah kembali sampah agar dapat digunakan
kembali. Contohnya adalah mengolah kembali sampah organic sehingga dapat
dijadikan pupuk organic atau MOL, juga mengolah kembali sampah anorganik
menjadi barang kerajinan ataupun barang lain yang memiliki manfaat.
Replace Kegiatan mengganti pemakaian suatu barang dengan barang alternatif
yang sifatnya lebih ramah lingkungan.Contohnya yaitu penggunaan pupuk dari bahan
olahan sampah organik. Replant diartikan sebagai kegiatan penanaman kembali.
Contohnya adalah dengan penanaman tanaman Toga yang juga memiliki manfaat bagi
kehidupan rumah tangga (Praganingrum, 2017).
2. Pengertian Ecobrick
Ecobrick adalah cara lain utilisasi sampah-sampah nonbiological selain
mengirimnya ke landfill (pembuangan akhir). Sampah-sampah tersebut diubah
menjadi bagian-bagian kecil (brick) lalu dimasukkan ke dalam botol plastik. Lalu
dengan bantuan kayu, brick tersebut dimampatkan agar tidak ada ruang kosong pada
botol tersebut. Dengan Ecobrick, sampah-sampah plastik akan tersimpan dan terjaga
di dalam botol sehingga tidak perlu dibakar, menggunung dan tertimbun.
3. Fungsi Ecobrick
Fungsi dari Ecobrick bukan untuk menghancurkan sampah plastik, melainkan
untuk memperpanjang usia plastik-plastik tersebut dan mengolahnya menjadi sesuatu
yang berguna, yang bisa dipergunakan bagi kepentingan manusia pada umumnya.
Ecobrick dapat dipergunakan sebagai furniture rumah tangga seperti meja, kursi,
bahkan dinding pembatas. Hal ini sesuai dengan fungsi Ecobrick sebagai penggaanti
bata yang tentunya lebih efisien karena ramah lingkungan serta dapat mengurangi
sampah plastik yang ada. Selain itu, Ecobrick juga dapat menjadi salah satu solusi
264
lain, seperti meja, kursi, bahkan dinding dan atau lantai panggung, pembatas
ruangan dan banyak lagi lainnya. (Suminto, 2017).
266
DAFTAR PUSTAKA
Hardiatmi, S. (2011). Pendukung keberhasilan pengelolaan sampah kota. INNOFARM.
Jurnal Inovasi Pertanian, 10 (1): 50-66.
Mulasari, S. A. (2012). Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku
masyarakat dan pengolahan sampah didusun padukuhan desa sidokarto kecamatan
godean kabupaten sleman yogyakarta. Jurnal Kesmas volume 6 nomor 3 : 204-211.
Departemen Pekerjaan Umum, (2006), Permen PU nomor: 21/PRT/M/2006 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan
Persampahan (KSNP-SPP), Jakarta.di peroleh tanggal 28 Januari 2021 dari http://
www.scrib.com
Mujahiddin. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Upaya Pemberdayaan Masyarakat
dalam Mengelola Sampah Anorganik di Bank Sampah Simpan Jadi Mas. Jurnal
Keskap Fisip, 13(1): 305-331.
Praganingrum, T, I., Suryatmaja, I, B., & Martiningsih, I, G, A, G, E. (2017). Taman Tematik
Edukasi 5R Sebagai Strategi Pemanfaatan Limbah Sampah Organik dan
Anorganik. Jurnal ABDIMAS Vol 10 (2). ISSN: 1979- 0953.
Suminto, S. (2017). Ecobrick: Solusi cerdas dan kreatif untuk mengatasi masalah plastik.
Jurnal Desain Produk (Pengetahuan dan Perancangan Produk) Vol 3 (1). ISSN:
2477-7900.
267
A. LATAR BELAKANG
Komunitas atau kelompok masyarakat adalah sekelompok masyarakat yang
mempunyai persamaan nilai, perhatian yang merupakan kelompok khusus dengan batas-
batas geografi yang jelas, dengan norma dan nilai yang melembaga (Sumijatun, dalam
Harnilawati, 2013). Komunitas merupakan target pelayanan keperawatan komunitas.
Pelayanan keperawatan yang diberikan kepada masyarakat bertujuan untuk tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui upaya kerjasama yang aktif
antara perawat dengan masyarakat setempat.
Keperawatan komunitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal. Pelayanan yang diberikan melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan dan rehabilitasi. Upaya ini menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan masyarakat sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Nuraeni,
Supriyono, Veronica, 2017; Stanhope & Lancaster, 2016).
Keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam upaya mengatasi masalah kesehatannya secara mandiri dan mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal. Pelayan keperawatan komunitas yang diberikan kepada masyarakat
diharapkan dapat meningkatkan kesehatan dan mencegah terjadinya berbagai masalah
kesehatan atau penyakit di masyarakat (Stanhope & Lancaster, 2016).
Masalah kesehatan di komunitas merupakan masalah yang harus diselesaikan secara
bersama-sama dan menyeluruh dengan melibatkan berbagai elemen yang ada di masyarakat.
Upaya penyelesaian masalah keperawatan komunitas memerlukan peran serta masyarakat
dengan pembentukan RW Siaga yang melibatkan seluruh perangkat desa meliputi pokjakes,
kader posyandu, tokoh masyarakat, tokoh agama dan karang taruna yang ada. (Mubarak,
2011)
Lokakarya Mini Masyarakat (LKMM ) adalah suatu pertemuan dengan TOMA serta
RT, RW yang ada disuatu daerah dengan bersama-sama untuk membahas hasil pengkajian
atau survei mawas diri (SMD), menentukan prioritas masalah kesehatannya serta
268
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Judul kegiatan
Lokakarya Mini Masyarakat II (LKMM II) di RW 15 Kelurahan Tobekgodang
Kecamatan Binawidya
2. Sasaran dan Target
Sasaran : Perwakilan tokoh masyarakat RW 15, RW Siaga Kelurahan Tobek
Godang Kecamatan Binawidya
Target : Lurah, Puskesmas, Ketua RW, ketua RT, tokoh masyarakat, tokoh
agama, pengurus RW siaga, tokoh pemuda, Ibu-ibu kader, dan
masyarakat
3. Metode
Penyampaian hasil evaluasi kegiatan yang telah dilakukan ners muda bersama
masyarakat yang disampaikan melalui ceramah, diskusi presentasi dan musyawarah.
4. Media dan alat
Infocus, laptop, TOA (Speaker), layar, mikrofon, slides, cok sambung, meja, dan
kursi.
5. Waktu
Waktu : Selasa, 23 Februari 2021
Pukul : 20.00 WIB s/d selesai
Tempat : MDA Mesjid Al-Kautsar
270
6. Seting Tempat
Layar
P P MC M N
D X X X X F X X X X
F X X X X X F X X X
X X F X X X X X F X
X X X X F X X X X D
Keterangan:
P : Presentator
MC : Pembawa Acara
M : Moderator
N : Notulen
F : Fasilitator
O : Observer
D : Dokumenter
X : Warga (30 Orang)
271
7. SUSUNAN ACARA
No. Waktu Kegiatan penyuluhan Pembicara
1. 20.00-20.02 Pembukaan Sinthia Ramadhani Fitri,
(2 menit) S.Kep
2. 20.02-20.07 Pembacaan ayat suci Al-Qur’an Nurhidayatul Nadya,S.Kep
(5 menit)
3. 20.07-20.12 Doa Dinul Tauhid Almaturidi,
(5 menit) S.Kep
4. 20.12-20.27 Sambutan- sambutan :
(15 menit) - Kata sambutan dari Ketua - Riskhita Mutiara
LKMM II Salshabila, S. Kep
- Kata sambutan dari Dosen - Dosen pembimbing FKP
Pembimbing UNRI
- Kata sambutan dari Lurah - H. Yasir Arafat, S.Sos
Tobek Godang
- Kata sambutan dari Ketua RW - Aguswan, S.Sos, M.Si
15
5. 20.27-20.42 Penampilan video kegiatan - Ners Muda Unri
(15 menit) implementasi Ners Muda Unri
6. 20.42-20.57 Penguraian implementasi Rabiatul Addawiah, S.Kep
(15 menit) kesehatan di RW 15 dan evaluasi
kegiatan
7. 20.57-21.07 Sesi tanya jawab dan diskusi Nanda Agustia, S.Kep
(10 menit)
8. 21.07-21.12 Penutup: Sinthia Ramadhani Fitri,
(5 menit) - Salam Penutup S.Kep
1. )
8. URAIAN TUGAS
1. Persiapan
a. Penanggung Jawab : Riskhita Mutiara Salshabil, S.Kep
Dinul Tauhid Almaturidi, S.Kep
Tugas : Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan kegiatan.
b. Pembawa Acara : Sinthia Ramadhani Fitri, S.Kep
Tugas : Membuka acara, Menjelaskan tujuan, Membuat kontrak
waktu, Menutup kegiatan.
c. Presentator : Rabiatul Addawiah, S.Kep
Tugas : Presentasi data hasil pengkajian mahasiswa.
d. Moderator : Nanda Agustia, S.Kep
272
9. KRITERIA EVALUASI
a. Struktur:
1) Pre planning disiapkan tiga hari sebelum kegiatan
2) Undangan telah disebarkan minimal satu hari sebelum kegiatan.
3) Tempat dan alat telah disepakati sebelum kegiatan.
4) Peran dan tanggung jawab Ners muda telah ditentukan.
b. Proses:
1) Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
2) Masyarakat datang sesuai dengan jumlah undangan yang disebarkan.
3) Masyarakat mengikuti kegiatan dengan antusias dan semangat
c. Hasil:
1) Penyampaian evaluasi kegiatan oleh ners muda sukses dilakukan
2) Perpisahan dengan warga RW 15 Kelurahan Tobek Godang Kecamatan
Binawidya
3) Sekitar 80% undangan dapat hadir saat LKMM II
273
Lampiran 1
SUSUNAN PANITIA LOKAKARYA MINI MASYARAKAT II
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, B & Chayatin, N. (2011). Ilmu keperawatan komunitas: Pengantar dan teori.
Jakarta : Salemba Media.
Stanhope & Lancaster. (2016). Community & public health nursing. Sixth edition. Mosby:
New Jersey.
275
DOKUMENTASI
1. Sosialisasi RW Siaga
2. Pembentukan RW Siaga
3. Pelantikan RW Siaga
276
7. Penyegaran Posyandu
280
10. Senam
283
04 PENTING RW SIAGA
LANDASAN
Penyakit menular
Real Estate
Indikator RW Siaga
Real Estate
Sasaran RW Siaga
Semua individu dan keluarga
di desa
Ketua
Sekretaris Bendahara
Program kerja
Kegawatdaruratan
Kadar Gizi Lingkungan
PHBS Surveilance
Real Estate
Program Kerja
KADAR GIZI PHBS Lingkungan Surveilance Kegawatdaruratan
Real Estate
Tugas Kadar Gizi
• Mengidentifikasi dan memantau kondisi gizi balita (penimbangan, PMT,
penyuluhan, pemberian vitamin A, dll).
01
• Mengindetifikasi status gizi balita (BGM, gizi kurang, gizi buruk) melalui
pemantauan Kartu Menuju Sehat (KMS)
Real Estate
Tugas PHBS
• Melakukan kegiatan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat)
yang dikembangkan seperti:
01
• Posyandu balita, misalnya melalui penyuluhan tentang tumbuh kembang
balita.
Real Estate
Tugas Lingkungan
Real Estate
Tugas Surveilance
• Mengamati perkembangan penyakit yang berpotensi wabah di
01 masyarakat seperti DBD, malaria, diare, campak, ISPA, keracunan,
HIV/AIDS (NAPZA).
Real Estate
Satgas Covid
Memantau ODP COVID-19 yang tidak memiliki tempat isolasi mandiri yang
1
layak
Menyiapkan lokasi karantina bagi ODP dari wilayah padat penduduk atau
yang tidak punya tempat isolasi mandiri yang layak
2
03
Real Estate
Thank you
PENCEGAHAN DAN
PENANGANAN
COVID-19
DI TEMPAT KERJA
PENERAPAN 3 M
(MENCUCI TANGAN, MENGGUNAKAN MASKER DAN MENJAGA JARAK)
Corona virus disease (COVID-19) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit
mulai dari gejala ringan sampai berat.
Penyebaran
Droplet (Air
Liur)
Kontak
dengan Media
(Makanan)
Penyebaran
Airborne
(Udara)
DAMPAK COVID-19
Sesak memberat,
Menggunakan Masker
02 Menggunakan masker merupakan salah satu upaya
pencegahan penyebaran virus melalui masker yang
menutupi hidung dan mulut sebagai jalan masuk
(port de entry)
CARA MENGGUNAKAN
MASKER
Jenis-Jenis Masker
Social
Distancing
1m
Contoh Pembatas Saat Transaksi
J
A
N
G
A
N
L
U
P
A
3M
Di Tempat
Kerja
THANK YOU
Mahasiswa Profesi Ners Fakultas Keperawatan Universitas Riau
LOKAKARYA MINI
MASYARAKAT 1
RW 15 Kelurahan TobekGodang, Kecamatan Tampan,
Pekanbaru, Riau
KEPERAWATAN KOMUNITAS
Komunitas
Manusia dengan keluarga
sebagai unit
pelayanan dasar
Keperawatan
dengan tiga
Kesehatan
level
pencegahan (sehat-sakit)
Lingkungan fisik
biologis, psikologis,
sosial cultural, dan
spiritual
1
HASIL PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan sejak tanggal 7 Januari 2021 – 12 Januari 2021
BATAS WILAYAH
UTARA :
RW 13
BARAT : TIMUR :
RW 14 (Jalan RW 09
Rajawali Sakti)
SELATAN :
RW 13
HASIL WINDSHIELD SURVEY
FASILITAS KESEHATAN
FASILITAS PERDAGANGAN
FASILITAS PERDAGANGAN
KONDISI JALAN
FASILITAS KEAMANAN
FASILITAS IBADAH
FASILITAS OLAHRAGA
KONDISI LINGKUNGAN
KONDISI LINGKUNGAN
USIA
USIA (n=72 KK)
Dewasa Muda Dewasa Pertengahan Lansia
41
19
12
Usia KK
USIA (n=231 Orang/Jiwa)
USIA
34,20%
35,00% 33%
30,00% Bayi
Toddler
25,00%
Pre school
20,00%
Usia sekolah
15,00% Remaja
10,40%
9,10%
10,00% Dewasa Awal
4,80% 5,60%
2,60% Dewasa Madya
5,00% 0,90%
Lansia
0,00%
Bayi Toddler Pre school Usia Remaja Dewasa Dewasa Lansia
sekolah Awal Madya
JENIS KELAMIN
Jenis kelamin Kepala Keluarga
Jenis Kelamin
laki-laki perempuan
118 (51,1%)
113 (48,9%)
Jenis kelamin
43%
45%
40% 32%
35%
30%
25% 18%
20%
15% 7%
10%
5%
0%
SD SMP SMA S1
Riwayat penyakit
RIWAYAT PENYAKIT
78,80%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00% 5,60% 3,90% 2,60% 2,20% 1,30% 1,30% 4,30%
0,00%
KELUHAN SAAT INI
80,00%
70,00%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
HASIL ANALISA DATA :
1.PUS
2.BAYI & BALITA
3.REMAJA
LANSIA (n=26)
Penyakit lansia saat ini
11,5%
7,7%
30,0%
25,0%
20,0%
15,0%
10,0%
5,0%
0,0%
(n=26)
DIMENSI PSIKOLOGIS
69,2%
70,0%
60,0% 30,8%
50,0%
40,0%
30,0%
20,0%
10,0%
0,0%
Baik Kurang baik
(n=26)
DIMENSI SOSIAL LANSIA
(n=26)
DIMENSI KESEHATAN LANSIA
40,0%
20,0%
0,0%
baik kurang baik
(n=26)
DIMENSI GAYA HIDUP LANSIA
50% 50%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
positif negatif
(n=26)
PENANGGULANGAN COVID-19
A. PENGETAHUAN (n=72)
83,30%
90,00%
80,00%
70,00%
60,00%
50,00% 15,30%
40,00%
1,40%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Kurang Cukup Baik
B. ASPEK SIKAP
56,90%
43,10%
60,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Negatif Positif
B. ASPEK PERILAKU
50,00% 50,00%
50,00%
40,00%
30,00%
20,00%
10,00%
0,00%
Baik Kurang Baik
Pemakaian Masker
Mencuci Tangan
Jarang Sering Selalu Social Distancing
3% 33% 13%
12% 28%
Tidak Pernah
Jarang
26% Jarang
39%
Sering
Sering
49% Selalu
Selalu 54%
43%
dari 72 responden, sebanyak 35 dari 72 responden, terdapat 31 responden dari 72 responden, sebanyak 39
responden (49%) yang sering (43%) yang sering menerapkan prinsip responden (54%) sering mencuci tangan
memakai masker, 28 responden jaga jarak, 20 responden (28%) selalu dengan sabun dan air mengalir atau
(39%) yang selalu memakai menerapkan prinsip jaga jarak, 19 handsanitizer, 24 responden (33%) selalu
masker dan 9 responden (12%) responden (26%) jarang menerapkan mencuci tangan dengan sabun dan air
jarang memakai masker . prinsip jaga jarak, dan 2 responden (3%)
tidak pernah menerapkan prinsip jaga
mengalir atau handsanitizer, dan 9
responden (13%) jarang mencuci tangan
jarak. dengan sabun dan air mengalir atau
handsanitizer.
Mandi dan Ganti Pakaian
Upaya Peningkatan Imun Tidak Kontak Langsung
4% 3%
27%
24%
21%
Tidak Pernah 36% Tidak Pernah
22% Jarang
Jarang Jarang
Sering 37%
Sering Sering
Selalu
Selalu 43% Selalu
47% 36%
10%
17%
Tidak Pernah
Jarang
Sering
40% Selalu
33%
Berjemur di bawah sinar matahari pagi antara jam 07.00-10.15
Berjemur
10% 3%
Tidak Pernah
Jarang
Sering
30% 57%
Selalu
Menggunakan Peralatan Ibadah Pribadi
14%
Tidak Pernah
30%
14% Jarang
Sering
Selalu
42%
Menggunakan peralatan makan
pribadi apabila diluar rumah
14%
29%
Melakukan Isolasi Mandiri
11% tidak pernah jika ada Gejala COVID 19
jarang
sering
selalu 11%
25%
46% tidak pernah
14%
jarang
sering
selalu
50%
Masker Kain 3 Lapis Mengajak Anggota Keluarga untuk
Melakukan Protokol Kesehatan
3%
19%
22%
81%
78%
Menggunakan Masker
7% Ya Tidak
93%
Desinfektan 29%
14% Ya Tidak
Ya
86% Tidak
71%
Kebiasaan Membersihkan Rumah
Kondisi Jendela 1x/hari 2x/hari 1x/minggu 2x/minggu
Terbuka Tertutup 1% 6%
29%
46%
47%
71%
PELAYANAN KESEHATAN , POLITIK DAN PEMERINTAHAN
Posyandu
33%
Pengajian/Wirid
25%
Pengurus/Perangkat Desa
Sosial Kematian
Hasil observasi
Hasil observasi menunjukkan kelompok anak usia sekolah & remaja
yang kurang memperhatikan protokol kesehatan untuk pencegahan
COVID-19, seperti tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak saat
berkumpul di keramaian
Hasil observasi menunjukkan bahwa orang dewasa masih ada yang
tidak memakai masker diluar rumah.
Hasil observasi menunjukkan bahwa tidak adanya layanan pengecekan
suhu sebelum masuk ke masjid.
ANALISA DATA MASALAH KEPERAWATAN
Hasil observasi
Kondisi saluran pembuangan air sebagian besar lancar, namun tampak kotor.
Tampak beberapa rumah dengan jendela tertutup.
SKORING PRIORITAS MASALAH KESEHATAN.docx
TERIMAKASIH!
unrinersmuda@gmail.com
01 02 03 04 05
Pemberian Tablet
tambah darah
Pelayanan KB
Operasional
posyandu di saat
pandemi COVID-19
Pelaksanaan posyandu selama pandemi
NERS UNRI
KEMENTERIAN KESEHATAN
2021
Bersatu Melawan
COVID-19
DENGAN “ EMPAT SAJA” :
1. JAGA JARAK
2. PAKAI MASKER
3. CTPS
4. KENALI GEJALA DAN
PERIKSAKAN
Apa itu Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) ?
Memakai masker
Gizi Seimbang
Bayi yang lahir dari ibu ODP
atau PDP diberikan Asi perah
ASI EKSLUSIF
A. PEMBERDAYAAN INDIVIDU DAN
KELUARGA DALAM
PENANGGULANGAN COVID-19.
QUALITY
OF LIFE
Kesehatan,
ketahanan
keluarga dan
ketahanan
pangan,
ekonomi, dll
Bersatu Melawan
COVID-19
Bersatu Melawan
COVID-19
DENGAN “ EMPAT SAJA” :
1. JAGA JARAK 1. PHBS-MASUK RUMAH
2. PAKAI MASKER 2. PHBS-DI DALAM
INGAT LAKUKAN
3. CTPS RUMAH
4. KENALI GEJALA DAN PHBS
3. PHBS-KELUAR RUMAH
PERIKSAKAN
KELUARGA SAJA
“KELUARGA
PHBS-AMAN
COVID-19”
TERIMA KASIH
Perilaku Hidup Baru (PHB)
sebagai Pencegahan COVID-19
NERS
The Power MUDA UNRI
of PowerPoint 2020
- thepopp.com
Prevalensi COVID-19
Indonesia
Dunia
Indonesia menduduki urutan ke-19 dengan
Pada tanggal 27 januari 2021 total kasus angka kejadian COVID-19 sebanyak
kejadian COVID-19 yang terkonfirmasi di dunia 1.024.298 jiwa dengan total kasus kematian
yaitu sebanyak 100juta+ jiwa (100.852.176 jiwa) sebanyak 28.855 jiwa (WHO, 2021).
dengan total kematian sebanyak 2.173.965
(2juta) jiwa (WHO, 2021)
Pekanbaru
Riau
Kejadian terkonfirmasi COVID-19 di pekanbaru 27 Januari
Riau menduduki urutan ke-4 di Indonesia 2021 sebanyak 13.367 jiwa dengan kasus meninggal
sebanyak 300 jiwa. Kecamatan Tampan berada pada
dengan angka kejadian COVID-19 sebanyak urutan pertama di Kota Pekanbaru dengan kejadian positif
28.577 jiwa kasus positif dan 682 jiwa kasus sebanyak 2430 jiwa dan angkat kematian 42 jiwa. Data
meninggal pertanggal 27 Januari 2021 puskesmas Sidomulyo Rawat Inap, jumlah kasus kejadian
(Kemenkes, 2021). COVID-19 yang terkonfirmasi yaitu sebanyak 118 orang.
The Power
NERSof PowerPoint
MUDA UNRI- thepopp.com
2020
Penyebab COVID-19
Batuk
Batuk kering yang dialami terus menerus
Sesak Nafas
Sesak nafas ketika beraktfitas maupun beristirahat
NERS
The Power MUDA UNRI
of PowerPoint 2020
- thepopp.com
Cara Penularan
Droplet (Percikan air liur)
Percikan saat batuk, bersin atau berbicara
Menyentuh wajah
“menyentuh wajah seperti mata, hidung, mulut tanpa mencuci tangan terlebih
dahulu
NERS
The Power MUDA UNRI
of PowerPoint 2020
- thepopp.com
Dampak COVID-19
Sesak Memberat
Fatigue (Kelemahan)
Kematian
The Power
NERSof PowerPoint
MUDA UNRI - thepopp.com
2020
Cara Pencegahan Covid-19
Bahan-bahan:
Cara membuat:
1. Daun kelor 2 genggam Rebus air hingga mendidih,
2. Air 2 gelas (500 mL) masukkan daun kelor lalu matikan api dan
saring sesudah dingin.
01 02 03 04 05
Memantau Menyiapkan Mengurus Melaporkan Memastikan
ODP COVID- lokasi karantina pemberian kasus baru warga wilayah
19 yang tidak bagi ODP dari santunan kepada masing-
memiliki wilayah padat kepada ODP Puskesmas masing
tempat isolasi penduduk atau yang Kelurahan mematuhi
mandiri yang yang tidak memenuhi aturan
layak punya tempat syarat untuk physical
isolasi mandiri disantuni distancing.
yang layak
Slide 4
01 02 03
Memantau RT mencatat Menginfokan
situasi melalui pergerakan keluar dan pencegahan
grup WA masuk warga/tamu penularan
dan melaporkan ke COVID-19 ke
satgas covid warga
07 08 09
Menindaklanjuti Mengedukasi Distribusi bantuan
perkembangan warga sekitar pemerintah kepada
laporan setelah agar tidak warga terdampak
3 jam memberi stigma COVID-19.
buruk Slide 5
APA SAJA BIDANG TUGAS SATGAS COVID-
19?
Slide 6
Mendata setiap orang Mencegah penyebaran
yang keluar masuk dan penularan covid-19
dengan membawa
Memastikan dan orang yang
update data siapa teridentifikasi PDP ke
saja yang berstatus Rumah Sakit rujukan
OTG,ODP dan PDP
PARADIGMA LAMA
SAMPAH
KUMPUL
BUANG
ANGKUT
PARADIGMA BARU
Mengurangi
Menggunakan
dan memakai
kembali bahan
Mendaur
ulang
Mengganti
Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Organik
Pengomposan (Composting)
Sampah basah itu kemudian ditumpuk dalam sebuah lubang kecil misalnya di pekarangan
rumah. Dalam jangka waktu tertentu bagian paling bawah dalam tumpukan tersebut bisa
diangkat kemudian ditebarkan ke tanaman sebagai pupuk kompos.
Pemanfaatan sampah anorganik
1. Sampah kertas
bisa dijual ke tukang loak/bank sampah, Kumpulan sampah
kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan
2. Sampah kaleng & Sampah botol
sebagai pot bunga atau tempat sampah.
3. Sampah plastik
4. Sampah kain
Dampak Sampah terhadap Kesehatan
• Penyakit diare,
• Penyakit kolera, tifus dan demam berdarah (DBD)
yang menyebar dengan cepat karena virus
• Penyakit jamur kulit
• penyakit cacingan.
Apa Itu bank sampah ?
PARADIGMA LAMA
SAMPAH
KUMPUL
BUANG
ANGKUT
PARADIGMA BARU
Mengurangi
Menggunakan
dan memakai
kembali bahan
Mendaur
ulang
Mengganti
Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga Organik
Pengomposan (Composting)
Sampah basah itu kemudian ditumpuk dalam sebuah lubang kecil misalnya di pekarangan
rumah. Dalam jangka waktu tertentu bagian paling bawah dalam tumpukan tersebut bisa
diangkat kemudian ditebarkan ke tanaman sebagai pupuk kompos.
Pemanfaatan sampah anorganik
1. Sampah kertas
bisa dijual ke tukang loak/bank sampah, Kumpulan sampah
kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan
2. Sampah kaleng & Sampah botol
sebagai pot bunga atau tempat sampah.
3. Sampah plastik
4. Sampah kain
Dampak Sampah terhadap Kesehatan
• Penyakit diare,
• Penyakit kolera, tifus dan demam berdarah (DBD)
yang menyebar dengan cepat karena virus
• Penyakit jamur kulit
• penyakit cacingan.
Apa Itu bank sampah ?
Olahraga rutin
Pembagian Masker,
(senam kesehatan jasmani)
pemasangan Banner 3 M
untuk meningkatkan
& pengadaan tempat cuci
imunitas masyarakat
tangan
selama COVID-19
Dokumentasi
Penyuluhan COVID-19 & Demonstrasi Terapi Komplementer 2
Faktor Pendukung
Waktu Pelaksanaan
Adanya peran aktif dari masyarakat dan RW Siaga.
29 Januari 2021
13.30 WIB
Faktor Penghambat
Keterlambatan dalam memulai acara dari waktu
yang telah ditentukan
Tempat Pelaksanaan
Aula MDA Mesjid Al- Rencana Tindak Lanjut
Kautsar RW 015 Masyarakat dapat menerapkan protokol kesehatan
Kelurahan Tobekgodang Selama masa pandemi dan mampu memanfaatkan
TOGA dalam meningkatkan imunitas.
Penyuluhan COVID-19 & Demonstrasi Terapi Komplementer
Dokumentasi
Sosialisasi SATGAS COVID-19 bekerjasama dengan BPBD 3
Faktor Pendukung
Waktu Pelaksanaan Ners Muda bekerjasama dengan pihak BPBD
30 Januari 2021 Kota Pekanbaru dan Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap
10.00 WIB
Faktor Penghambat
Keterlambatan dalam memulai acara dari waktu
yang telah ditentukan
Tempat Pelaksanaan
Rencana Tindak Lanjut
Aula MDA Mesjid Al-
Kautsar RW 015 Tim SATGAS COVID-19 RW 15 dapat bekerja
Kelurahan Tobekgodang Sama dengan SATGAS COVID-19 yang ada di
Kecamatan dan Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap
Sosialisasi SATGAS COVID-19 bekerjasama dengan BPBD
Dokumentasi
Pembagian Masker, pemasangan Banner 3 M, dan pengadaan
4
tempat cuci tangan
Waktu Pelaksanaan Pemasangan banner ini dilakukan tiga titik yaitu depan pintu
masuk, pintu keluar dan disamping kanan Masjid Al-Kautsar.
8 dan13 Februari 2021
Kondisional Pembagian masker dibagikan ke seluruh masyarakat di setiap
RT yang berada di lingkungan RW 015.
Masker yang dibagikan merupakan hasil dari partnership deng
an beberapa instansi, yaitu BPBD, RS Awal Bros, RS Prima,
Tempat Pelaksanaan
dan PKPU.
Lingkungan masyarakat
RW 015 Pengadaan tempat cuci tangan dibantu oleh salah satu anggota
Kelurahan Tobekgodang DPRD.
Pembagian Maker, pemasangan Banner 3 M, dan pengadaan tempat cuci tangan
4
Faktor Pendukung
Adanya peran aktif dari pemuda yang turut membantu Ners Muda
dalam melakukan kegiatan pemasangan banner & pembagian masker.
Faktor Penghambat
Kurangnya dana untuk pembuatan kaki tempat cuci tangan
Dokumentasi
Pembagian Masker, pemasangan Banner 3 M dan pengadaan
tempat cuci tangan
Dokumentasi
Olahraga rutin (senam kesehatan jasmani) 5
Faktor Pendukung
Waktu Pelaksanaan -tersedianya tempat untuk senam yaitu halaman masjid
Setiap hari Sabtu -Adanya instruktur senam yang turut serta mengikuti
07.00 WIB rangkaian senam
-Adanya semangat dari masyarakat RW 015
Rencana Tindak Lanjut
Tempat Pelaksanaan
Masyarakat melanjutkan pelaksanaan senam secara rutin
Halaman MDA Mesjid
Al-Kautsar RW 015
Kelurahan Tobekgodang
Olahraga rutin (senam kesehatan jasmani)
Dokumentasi
Gotong Royong dan Penanaman TOGA 6
Waktu Pelaksanaan
Penanaman TOGA dan bunga di wilayah RW 15 ini
2-12 Februari 2021 Dilaksanakan dalam bentuk lomba taman
Kondisional Yang dilakukan penilaian pada tanggal 19 Februari 2021
dengan tim penilai yaitu, Bapak Lurah Tobekgodang dan
Bapak Camat Binawidya.
Tempat Pelaksanaan Lomba taman pekarangan mesjid di RW 15 ini
Lingkungan masyarakat Dimenangkan oleh RT 02.
RW 015
Kelurahan Tobekgodang
Gotong Royong dan Penanaman TOGA 6
Faktor Pendukung
Adanya lahan pekarangan mesjid yang dapat dimanfaat
Kan untuk penanaman bunga dan TOGA
Antusias dan peran aktif masyarakat dalam pelaksanaan
Pembuatan taman bunga dan TOGA
Dokumentasi
Gotong Royong dan Penanaman TOGA
Dokumentasi
Gotong Royong dan Penanaman TOGA
Dokumentasi
Gotong Royong dan Penanaman TOGA
Dokumentasi
Sosialisasi Bank Sampah (Sampah non Organik) dan
7
Pengelolaan Sampah organik (Membuat Pupuk Rumah Tangga)
Faktor Pendukung
-Adanya kerjasama Ners Muda UNRI dengan
Waktu Pelaksanaan pihak DLHK (Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan)
6 Februari 2021 -Adanya bank sampah serta pengurusnya di RW 15
10.00 WIB
Dokumentasi
Implementasi 5 Kegiatan Utama Praktik Profesi
Keperawatan Komunitas
Loka Karya
Mini Masyarakat I Upaya Kesehatan Sekolah Upaya Kesehatan Kerja
(LKMM)
Posyandu APP
Faktor Pendukung
-Tersedianya tempat kegiatan yaitu aula MDA Masjid
Waktu Pelaksanaan -Adanya peran aktif dan antusias anak-anak RW 15
Jum’at, 15 Januari 2021
16.00 WIB
Dokumentasi
Upaya Kesehatan Kerja 9
Faktor Pendukung
-Banyaknya usaha warung di RW 15
Waktu Pelaksanaan -Peran aktif pelaku usaha untuk berpartisipasi
Jum’at, 15 Januari 2021 dalam kegiatan
16.00 WIB
Dokumentasi
Penyegaran Kader Posyandu 10
Faktor Pendukung
Waktu Pelaksanaan
-Adanya peran aktif dan antusias ibu kader posyandu
Jum’at, 15 Januari 2021 -Dukungan dari Puskesmas Sidomulyo Rawat Inap yang
16.00 WIB Ikut hadir dalam pelaksanaan kegiatan
Dokumentasi
APP
Dokumentasi
Keluarga Binaan
Dokumentasi
LANSIA 11
Dari data diatas, maka Ners Muda mengangkat masalah kesehatan prioritas ad
adalah hipertensi dan disusun beberapa rencana kegiatan untuk mengatasi hal
tersebut, yaitu: penyuluhan hipertensi, pemanfaatan TOGA, demonstrasi akupr
esur, proses kelompok pengaturan diet dan senam lansia.
Penyuluhan Hipertensi, TOGA, Akupresur dan Pengaturan 11
Diet
Waktu Pelaksanaan
Jum’at,,26Januari 2021
16.00 WIB
Tempat Pelaksanaan
Posyandu Apel RW 15
LANSIA
Dokumentasi
Alhamdulillah…
Thankyou for your attention!