Anda di halaman 1dari 68

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA

BONGKUDAI BARU KECAMATAN MOOAT KABUPATEN


BOLAANG MONGONDOW TIMUR

DISUSUN OLEH:

Anathasya Salamat, S. Kep 20062038 Olivia Y. Parei, S. Kep 20062029


20062038 20062
Chenny V. Tolibakuta, S. Kep 20062013 Philomena Y. Abbas, S. Kep 20062046
Christiana Sowo, S.Kep 20062063 Pricillia Y. Wauran, S. Kep 20062028
Rindy G. Bawotong, S.Kep 20062053
Ogi Roky Robert, S. Kep 19062069
20062013Christiana Sowo, S. Kep
Sri A. Manumpil, S. Kep 20062030
Christidhea Rumahmury, S. Kep 20062037
Virjinia L. Arundaa, S. Kep 19062019
Jeisi L. Tamboto, S. Kep 20062034
Kristianus J. Wahyudi, S. Kep 20062050

DOSEN PEMBIMBING:
Cindi T.M. Oroh, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Filia Tiwatu, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas cinta
kasih dan penyertaan-Nya sehingga kelompok dapat menyelesaikan kegiatan praktek
pengabdian Masyarakat yang diadakan di Desa Bongkudai Baru Kecamatan Mooat
Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, dan kelompok juga dapat menyelesaikan laporan
praktikum sekaligus sebagai laporan asuhan keperawatan selama 10 minggu.

Kelompok menyusun laporan ini sebagai bentuk pertanggung jawaban atas


pelaksanaan praktek Keperawatan Komunitas yang dimulai dari tanggal 17 Mey 2021 - 24
July 2021. Kelompok membuat laporan ini juga untuk menambah pengetahuan mengenai
keperawatan komunitas khususnya asuhan keperawatan pada masyarakat sesuai dengan
masalah yang ada di desa yang bersangkutan. Sehingga bisa menjadi bahan ajaran pada
instansi-instansi yang terkait,terutama kami sebagai mahasiswa, dosen maupun tim kesehatan
lainnya yang berkecimpung dalam dunia keperawatan komunitas.

Kelompok menyadari bahwa dalam pelaksanaan praktek sampai dengan penyusunan


laporan ada beberapa pihak yang ikut serta membantu, baik itu dalam bentuk pikiran, waktu,
bahkan materi. Atas bantuan dan bimbingan serta kerja sama yang baik kami ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Wahyuny Langelo, BSN.,M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas


Katolik De La Salle Manado.
2. Johanes Kerangan, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Ketua Program Study Profesi Ners
3. Cindi T.M. Oroh, S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Filia Tiwatu, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Mat
sebagai CT (Clinical Teacher) profesi ners
4. Ibu Camat kecamatan Mooat
5. Sangadi Desa Bongkudai Baru Jerold Kamuh,S.Th yang telah memberikan izin bagi
kami untuk melaksanakan praktek keperawatan komunitas di Desa Bongkudai Baru.
6. Kepala dusun I-V desa Bongkudai Baru yang telah membantu dan memberi dukungan
dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunitas.
7. Setiap tokoh masyarakat, tokoh agama yang ada di Desa Bongkudai Baru yang telah
memberikan dukungan kepada kami dalam pelaksanaan praktek keperawatan
komunitas.

i
8. Seluruh masyarakat desa Bongkudai Baru dan semua pihak yang telah membantu
kami dalam setiap kegiatan dan pengumpulan data.
9. Teman-Teman seangkatan yang tidak dapat disebut satu persatu,yang telah membantu
selama praktek keperawatan komunitas,terutama teman-teman kelompok 3.
10. Orang tua yang selalu memberi dukungan dan bantuan kepada kami selama praktek
keperawatan komunitas.

Kami menyadari bahwa laporan pertanggung jawaban yang kami susun ini masih
banyak kekurangannya baik itu dalam bentuk tulisan, penyusunan, bahkan bahasa yang
digunakan. Untuk itu,kami kelompok mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kelengkapan penyusunan laporan hasil praktek
keperawatan komunitas. Semoga dengan adanya laporan pertanggung jawaban praktek
keperawatan komunitas ini, dapat bermanfaat bagi para pembaca, termasuk bisa menjadi
pegangan bagi kecamatan Mooat dan Desa Bongkudai Baru dalam memperluas dan
meningkatkan kualitas pelayanan sistem kerja keperawatan komunitas yang bisa
meningkatkan mutu dan derajat kesehatan masyarakat di Desa Bongkudai Baru.

Bongkudai Baru,13 Juli 2021

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................

Daftar Isi...............................................................................................................

BAB I. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang...........................................................................................


1.2 Tujuan Penulisan.......................................................................................
1.3 Manfaat Penulisan.....................................................................................
1.4 Sistematika Penulisan................................................................................

BAB II. Tinjauan Pustaka

2.1 Teori Masalah yang Diangkat..................................................................


2.2 Konsep Teori Keperawatan......................................................................

BAB III. Kerangka Konsep

3.1 WOC (Web Of Causation: Menggunakan Kerangka Konsep Dorothea Orem


3.2 Aplikasi Teori Keperawatan Dalam Asuhan Keperawatan......................

BAB IV. Aplikasi Asuhan Keperawatan

4.1 Pengkajian Asuhan Keperawatan Komunitas..........................................


4.2 Analisa Data Komunitas...........................................................................
4.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas..........................................................
4.4 Rencana Asuhan Keperawatan.................................................................
4.5 Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas......................................
4.6 Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas..............................................

BAB V. Pembahasan

BAB VI. Penutup

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................

LAMPIRAN.........................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan
kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian
derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan
klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan.
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah
seperti pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan (Putri, 2020).
Pelayanan keperawatan komunitas melibatkan perawat dan masyarakat. Perawat
sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan, melaksanakan fungsi-fungsi yang
sangat relevan dengan kebutuhan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Masyarakat
terdiri dari individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti keluarga penduduk
di daerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok
bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, 2017).Keluarga sebagai unit utama yang menjadi
sasaran pelayanan dalam kesehatan masyarakat, kerena keluarga merupakan unit terkecil
dalam masyarakat. Apabila ada salah satu anggota keluarga mempunyai masalah
keperawatan atau kesehatan akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain, demikian pula
terhadap kelompok dan masyarakat disekitarnya.
Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya perawatan kesehatan masyarakat yang lebih
menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai
gangguan kesehatan dan keperawatan, dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan
perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun dalam kondisi
pemulihan terhadap penyakit. Perawatan kesehatan masyarakat ditujukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, serta memberikan bantuan melalui intervensi
keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan

4
masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan kesehatan yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan tugas praktik belajar lapangan pada mata kuliah keperawatan
komunitas, yaitu mengorganisir masyarakat baik dalam bentuk wadah maupun kegiatan dan
membuat rancangan pembangunan masyarakat dibidang kesehatan yang direalisasikan dalam
bentuk kegiatan yang dilaksanakan seperti yang dipaparkan dalam laporan ini. Adapun
penjelasan program praktik lapangan keperawatan komunitas merupakan penerapan konsep,
prinsip dan proses keperawatan komunitas yang diarahkan agar mahasiswa dapat
mengaplikasikan teori keperawatan komunitas.

1.2 Tujuan Penulisan


1.1.1 Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengatasi masalah kesehatan
komunitas di Desa Bongkudai Baru Kecamatan Mooat.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Untuk menjelaskan dan memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang
proses keperawatan komunitas.
2. Untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa bagaimana melaksanakan
asuhan keperawatan komunitas di Desa Bongkudai Baru.
3. Untuk mendorong mahasiswa agar dapat mempertanggung jawabkan kegiatan dan
aktivitas selama praktikum keperawatan komunitas di Desa Bongkudai Baru
dalam jangka waktu 10 Minggu dalam bentuk Planning of action and action.
4. Untuk menjelaskan pada mahasiswa bagaimana mekanisme kerja pelaksanaan
penyuluhan dan memberikan laporan berkaitan dengan penyuluhan yang sudah
terlaksana di Desa Bongkudai Baru.

1.3 Manfaat Penulisan


1.3.1 Mahasiswa
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami serta mengaplikasikan Asuhan
Keperawatan komunitas.

5
1.3.2 Masyarakat
Masyarakat dapat meningkatkan kemandirian dan kesadaran dalam mengatasi
masalah kesehatan komunitas.
1.3.3 Institusi Keperawatan
Institusi keperawatan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan komunitas.

1.4 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan Praktik Belajar
Lapangan Keperawatan Komunitas di Desa Bongkudai Baru Kecamatan Mooat Kabupaten
Bolaang Mongondow Timur ini sebagai berikut : pada Bab I: Pendahuluan terdiri dari latar
belakang, tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan. Bab II : Tinjauan
pustaka terdiri dari teori dari masalah yang diangkat dan konsep teori keperawatan. Bab III :
Kerangka konsep terdiri dari WOC (Web Of Causation) dan Aplikasi teori keperawatan
dalam asuhan keperawatan. Bab IV : Aplikasi asuhan keperawatan terdiri dari pengkajian
asuhan keperawatan komunitas, Analisa data komunitas, Diagnosa keperawatan komunitas,
Rencana asuhan keperawatan, Implementasi asuhan keperawatan komunitas dan evaluasi
asuhan keperawatan. Bab V : Terdiri dari pembahasan dari setiap diagnose keperawatan.
Bab VI : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teori Masalah Yang Diangkat


2.1.1 Manajemen kesehatan tidak efektif
Manajemen kesehatan tidak efektif dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan
mengatur dan mengintegrasikan penanganan masalah kesehatan dalam kehidupan
sehari-hari untuk mencapai status kesehatan optimal. Adapun aspek-aspek yang dapat
diukur dalam diagnose ini adalah menejemen kesehatan diri, pemeliharaan kesehatan,
proses informasi, tingkat kepatuhan dan tingkat pengetahuan (PPNI, 2019).
Beberapa hal yang berhubungan dengan manajemen kesehatan tidak efektif yaitu
masalah pengolah sampah dan vector yang membahayakan kesehatan (nyamuk)
a. Pengolahan Sampah
1) Pengertian Sampah
Sampah merupakan sesuatu bahan atau benda padat ataupun cair yang
sudahtidak terpakai lagi oleh manusia atau benda yang sudah digunakan lagi
dalam suatukegiatan manusia dan dibuang.
2) Jenis-jenis Sampah
Berdasarkan sifatnya (zat kimia yang terkandung di dalamnya), sampah
dibagi menjadi :
a) Sampah Organik - dapat diurai (degradable),yaitu sampah yang mudah
membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan
sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
b) Sampah Anorganik - tidak terurai (undegradable),yaitu sampah yang
tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah pembungkus makanan,
kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan
sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan sampah komersil atau sampah
yang laku dijual untuk dijadikan produk lainnya. Beberapa sampah
anorganik yang dapatdijual adalah plastik wadah pembungkus makanan,
botol dan gelas bekasminuman, kaleng, kaca, dan kertas, baik kertas
koran, HVS, maupun karton.

7
3) Bahaya Sampah bagi Kesehatan
Menurut Soekidjo Nototmodjo (2003 : 168) sampah erat kaitannya
dengankesehatan masyarakat, karena dari sampah-sampah tersebut akan hidup
berbagai mikroorganisme penyebab penyakit dan juga binatang serangga sebagai
pemindahatau penyebar penyakit. Oleh karena itu, sampah harus dikelola dengan
baik sampaisekecil mungkin sehingga tidak mengganggu kesehatan masyarakat.
Sampah yang berserakan selain merusak estetika (keindahan) juga
menjaditempat yang cocok untuk tumbuhnya organism penyebab timbulnya
penyakit. Selainitu, tempat tersebut juga menarik hewan perantara penyakit
seperti lalat dan nyamuk. Sampah yang membusuk juga menghasilkan gas-gas
beraroma tidak sedap yang jugamempengaruhi kesehatan.
Beberapa penyakit yang bisa ditimbulkan karena sampah yang
dibuangsembarangan yaitu : diare, kolera, tifus, malaria, demam berdarah, infeksi
kulit.
4) Perilaku Membuang Sampah yang Benar
a) Buanglah selalu sampah pada tempat sampah, sekecil apapun sampah
tersebut, jangan dibuang di sembarang tempat.
b) Pisahkan antara sampah organik dengan sampah anorganik
c) Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman
d) Sampah anorganik juga bisa dimanfaatkan kembali, misalnya kaleng
bekas dimanfaatkan sebagai pot bunga.
e) Sampah yang tidak bisa dimanfaatkan sendiri, jangan dibiarkan
menumpuk terlalulama. Secara periodik buanglah ke TPS (Tempat
Pembuangan Sampah Sementara) agar diangkut oleh truk sampah ke
tempat pengelolaan sampah.
f) Jangan membakar sampah sembarangan, karena selain menimbulkan asap
yang menyesakkan nafas, sampah-sampah tertentu dapat menghasilkan
yangmenyebabkan penyakit bila di bakar (seperti bahan plastik dan karet
bila dibakar menghasilkan gas yang dapat menyebabkan kanker). Selain

8
itu ada juga sampahyang dapat meledak bila terkena panas/dibakar (botol
aerosol).
5) Manfaat Perilaku Membuang Sampah yang Benar
a) Mencegah terjadinya penyakit seperti diare, kolera, tifus, malaria, DBD,
dll.
b) Menjaga nilai estetika lingkungan (keindahan)
c) Sampah-sampah yang dimanfaatkan kembali dapat menghemat
pengeluaran,seperti kaleng bekas yang dimanfaatkan sebagai pot bunga
sehingga tidak diperlukan lagi uang untuk membeli pot bunga
b. Vector Yang Membahayakan Kesehatan (Nyamuk)
 Nyamuk sebagai vector penyakit
Nyamuk termasuk jenis serangga, dalam ordo diptera, dari kelas
insecta. Nyamuk mempunyai dua sayap bersisik, tubuh yang langsing dan
enam kaki panjang. Antar spsies berbeda-beda tetapi jarang sekali panjangnya
melebihi 15 mm. nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup yaitu
telur, larva, pupa, dan dewasa. Pada dasarnya nyamuk jantan dan betina
memakan cairan nectar bunga sebagai sumber makanan, akan tetapi nyamuk
betina juga mengisap darah manusia atau hewan demi kelangsungan
spesiesnya. Nyamuk betina mengisap darah bukan untuk mendapatkan
makanan, melainkan untuk mendapatkan protein yang terdapat dalam darah
sebagai nuntrisi untuk pematangan telurnya. (Silva, 2003)
Nyamuk tersebar luas di seluruh dunia mulai dari daerah kutub sampai
ke daerah tropika, dapat di jumpai 5000 meter di atas permukaan laut sampai
kedalaman 1500 meter dibawah permukaan tanah di daerah pertambangan
(WHO, 1999). Nyamuk merupakan salah satu jenis serangga penghisap darah
yang paling penting di antara banyaknya serangga penghisap darah lainnya.
Banyak penyakit khususnya penyakit menular seperti demam berdarah,
Japanese encephalitis, malaria, filariasis di tularkan melalui perantara
nyamuk (Achmadi, 2013).
Nyamuk membawa penyakit-penyakit berat seperti malaria, demam
berdarah, dan demam penyakit kuning. Penyakit-penyakit ini menyebar

9
dengan cepat dari satu orang ke lain orang. Nyamuk berkembang biak di
dalam air yang tidak mengalir (air yang tidak bergerak), yang sering
disebut “ air genangan”.

Untuk mencegah penyebaran penyakit oleh nyamuk :


 Hindari resiko digigit nyamuk
Gunakan kawat jendela, ramuan anti serangga yang aman, obat nyamuk
bakar, baju yang serapat mungkin untuk menutup tubuh, dan kelambu
yang mengandung insektisida.
 Mengendalikan penyebaran penyakit dengan pengobatan
Pastikan bahwa masyarakat mendapatkan pengobatan yang cepat dan
efektif, tanpa melihat kemampuan ekonominya.
 Singkirkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk
Tutuplah sumber-sumber air rumah tangga atau komunitas seperti, tong-
tong air dan tangki air. Buatlah saluran pembuangan yang baik pada
keran-keran, sumur-sumur, dan saluran air permukaan.
 Mencegah adanya tempat-tempat perkembangbiakan baru
Melalui pengelolaan lahan dan air yang baik.
Perubahan cepat dari tataguna lahan seperti, terlalu banyak pohon yang di
tebang, pembangunan tanggul-tanggul dan pembelokan aliran sungai, atau
pembukaan lahan pada area yang luas, semua ini menciptakan kondisi yang
memungkinkan nyamuk berkembang biak.
Penyakit- penyakit yang di bawah oleh nyamuk menyebar jauh lebih cepat
pada saat-saat darurat seperti pada saat perang, saat perpindahan manusia dalam
jumlah besar, dan saat bencana alam, ketika orang sulit melakukan tindakan
pencegahan biasa.
2.1.2 Defisit Kesehatan Komunitas
Defisit kesehatan komunitas adalah terdapat masalah kesehatan atau faktor
resiko yang dapat mengganggu kesejahteraan pada suatu kelompok. (SDKI, 2017).
Hal yang berhubungan dengan defisit kesehatan komunitas adalah riwayat

10
penyakit pada masyarakat seperti hipertensi, gout arthritis, kolestrol, dan diabetes
mellitus
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan
darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg.
Hipertensi sering disebut sebagai the silent killer. (Kemenkes, 2018).
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan
tekanan perifer. akan tetapi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi :
1. Genetik : Respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport
Na.
2. Obesitas : Terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3. Stres karena lingkungan
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah. (Aspiani, 2016).
Hipertensi terbagi menjadi 2 golongan, hipertensi primer (esensial) dan
hipertensi sekunder. Hipertensi Primer merupakan hipertensi yang belum diketahui
penyebabnya. diderita oleh sekitar 95% orang. Hipertensi sekunder terjadi akibat
penyebab yang jelas salah satu contohnya adalah Hipertensi vascular renal, yang
terjadi akibat stenosis arteri renalis. kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
arterosklerosis stenosis artery renalis menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga
terjadi pengaaktifan baro reseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin, dan
pembentukan angiotensin II. Hipertensi dapat menyebabkan komplikasi yaitu
penyakit jantung, penyakit ginjal, peyakit stroke, Retinopati hipertensi.
Penataksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskular
dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Pentalaksanaan faktor resiko
dilakukan dengan cara pengobatan serta non farmakologis antara lain pengaturan diet,
penurunan berat badan, olaharga, memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat.

11
a. Gout Artritis
Gout Artritis atau yang sering dikenal dengan penyakit asam urat merupakan
penyakit progresif akibat deposisi kristal monosodium urat dipersendian, ginjal dan
jaringan ikat lain sebagai akibat hiperurisemia yang telah berlangsung kronik. Tanpa
penanganan yang efektif kondisi ini dapat berkembang menjadi gout kronik,
terbentuknya tofus, dan bahkan dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal berat,
serta penurunan kualitas hidup (Kemenkes, 2018).
Gout artritis ini terjadi akibat peningkatan kadar asam urat serum atau
hiperurisemia dipersendian. Perjalanan ilmiah gout terdiri dari tiga fase, yaitu : a)
hiperuresemia tanpa gejala klinis, b) artritis gout akut diselingi interval tanpa gejala
klinis (fase interkritikal) dan c) artritis gout kronis. Hiperurisemia tanpa gejala klinis
ditandai dengan kadar asam urat serum > 6,8 mg/dL, yang berarti telah melewati
batas solubilitasnya di serum. Periode ini dapat berlangsung cukup lama dan sebagian
dapat berubah menjadi atritis gout. Serangan gout artritis akut yang pertama paling
sering mengenai sendi metatarsophalangeal (MTP) 1 yaitu sekitar 80-90% kasus,
yang secara klasik disebut podagra. Onset serangan tiba-tiba, sendi yang terkena
mengalami eritema, hangat, bengkak dan nyeri (PRI, 2018).
Serangan gout artritis kedua dapat dialami dalam 6 bulan – 2 tahun setelah
serangan pertama. Serangan akut kedua dan serangan seterusnya dapat mengenai
lebih dari satu persendian, dapat mengakibatkan tungkai atas, durasi serangan lebih
lama, interval antar serangan lebih pendek dan berat. Serangan gout artritis akut yang
tidak terobati dengan baik akan mengakibatkan destruksi kronis pada sendi-sendi
yang mengalami serangan artritis akut (PRI, 2019).
Tatalaksana gout artritis seperti memberikan informasi memadai tentang
penyakit gout, modifikasi gaya hidup seperti menurunkan berat badan hingga ideal,
menghindari alcohol, minuman yang mengandung gula pemanis buatan, makanan
berkalori tinggi serta daging merah dan sefood berlebihan, serta menganjurkan untuk
mengonsumsi makanan rendah lemak, dan latihan fisik secara teratur. Adapun
komplikasi dari gout artritis adalah gangguan fungsi ginjal, penyakit jantung
koronenr, gagal jantung dan stroke, penyakit arteri perifer, obesitas, hipertensi,
diabetes, dan merokok (Kemenkes, 2018).

12
b. Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak. Di dalam
lemak terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat trigliserida, fosfolipid,
asam lemak bebas dan juga kolesterol. Secara umum, kolesterol berfungsi
membangun dinding dalam sel (membrane sel) dalam tubuh. Kolesterol adalah suatu
zat lemak yag dinuat dalam hati dan lemak jenuh dalam makanan. Jika terlalu tinggi
kadar kolesterol dalam darah maka akan semakin meningkatkan faktor resiko
terjadinya penyakit arteri coroner.
Kolesterol dibagi menjadi 2 jenis kolesterol yaitu Low Density Lipoprotein
(LDL) dan High Density Lipoprotein (HDL). LDL atau sering juga disebut kolesterol
jahat. LDL terdiri atas lemak dan sedikit protein, dan bertugas mengangkut 60-80%
kolesterol tubuh kedalam darah. Setelah berkeliling dalam darah selama beberapa hari
dan sudah terbentuk, LDL akam diserap oleh sel-sel tubuh sebagai bahan pembuat
hormone dan sel-sel tubuh, tapi karena tidak smua diperlukan maka kelebihan
kolesterol itu akan dibuang dalam darah. Kemudian buangan inilah akan menumpuk
pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan timbulnya radang dan
menghasilkan plak.
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia, fungsi dari HDL
adalah mengangkut LDL didalam jaringan perifer ke Hepar dan akan membersihkan
lemak-lemak yang menempel dipembuluh darah yang kemudian akan dikeluarkan
melalui saluran empedu dalam bentuk lemak empedu. Faktor yang mempengaruhi
kadar kolesterol adalah makanan, kurang aktifitas fisik, kurang pengetahuan dan
kepatuhan. Jika kadar kolesterol sudah sangat tinggi maka endapan lemak akan
membentuk suatu pertumbuhan yang sering disebut sebagai xanpoma didalam tendon
urat daging dan didalam kulit. Untuk memantau tanda dan gejala yang muncul maka
diperlukan pengukuran kadar kolesterol agar dapat engontrol kadar kolesterol dalam
tubuh.

13
c. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus atau penyakit gula atau kencing manis adalah Penyakit yang
ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal (hiperglikemia) akibat
tubuh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif. Tingkat kadar glukosa darah
menentukan apakah seseorang menderita Diabetes Melitus atau tidak. Dalam proses
perjalanan penyakit diabetes mellitus dapat timbul komplikasi baik akut maupun
kronik komplikasi akut dapat diatasi dengan pengobatan yang tepat antara lain
ketoasidosis. Hiperosmolar non ketotik koma dan toksik asidosis. Sedangkan
komplikasi kronik timbul setelah beberapa tahun seperti mikroangiopati, neuropati,
nefropati dan retinopati dan makro angiopati kardiovaskuler dan peripheral vaskuler.
Pankreas terletak melintang dibagian atas abdomen dibelakang gaster didalam
ruang retroperitoneal. Disebelah kiri ekor pankreas mencapai hilus limpa diarah kronio
– dorsal dan bagian atas kiri kaput pankreas dihubungkan dengan corpus pankreas oleh
leher pankreas yaitu bagian pankreas yang lebarnya biasanya tidak lebih dari 4 cm,
arteri dan vena mesentrika superior berada dileher pankreas bagian kiri bawah kaput
pankreas ini disebut processus unsinatis pankreas. Pankreas terdiri dari dua jaringan
utama yaitu Asinus, yang mengekskresikan pencernaan ke dalam duodenum dan Pulau
Langerhans, yang tidak mempunyai alat untuk mengeluarkan getahnya namun
sebaliknya mensekresi insulin dan glukagon langsung kedalam darah. Pankreas
disebut sebagai organ rangkap, mempunyai dua fungsi yaitu sebagai kelenjar eksokrin
dan kelenjar endokrin. Kelenjar eksokrin menghasilkan sekret yang mengandung
enzim yang dapat menghidrolisis protein, lemak, dan karbohidrat; sedangkan endokrin
menghasilkan hormon insulin dan glucagon yang memegang peranan penting pada
metabolisme karbohidrat
Kelenjar pankreas dalam mengatur metabolisme glukosa dalam tubuh berupa
hormon-hormon yang disekresikan oleh sel – sel dipulau langerhans. Hormon-hormon
ini dapat diklasifikasikan sebagai hormon yang merendahkan kadar glukosa darah
yaitu insulin dan hormon yang dapat meningkatkan glukosa darah yaitu glukagon.
Fisiologi Insulin : Hubungan yang erat antara berbagai jenis sel dipulau langerhans
menyebabkan timbulnya pengaturan secara langsung sekresi beberapa jenis hormone

14
lainnya, contohnya insulin menghambat sekresi glukagon, somatostatin menghambat
sekresi glukagon dan insulin.
Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI) tipe 1 Diabetes yang tergantung pada
insulin diandai dengan penghancuran sel-sel beta pancreas yang disebabkan oleh faktor
genetic, faktor imunologi, faktor lingkungan. Faktor risiko yang berhubungan dengan
proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah Usia (resistensi insulin cenderung
meningkat pada usia di atas 65 tahun), Obesitas, Riwayat keluarga dan Kelompok etnik.
Ada 4 kategori utama diabetes yaitu Tipe I: Insulin Dependent Diabetes Melitus
(IDDM)/ Diabetes Melitus tergantung insulin (DMTI), Tipe II: Non Insulin Dependent
Diabetes Mellitus (NIDDM)/ Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI), DM
tipe lain karena kelainan genetik, penyakit pankreas (trauma pankreatik), obat, infeksi,
antibodi, sindroma penyakit lain, dan penyakit dengan karakteristik gangguan endokrin.
Pasien dengan DM tipe-1 sering memperlihatkan awitan gejala yang eksplosif
dengan polidipsi, poliuria, turunnya berat badan, polifagia, lemah somnolen yang terjadi
selama beberapa hari atau beberapa minggu. Pasien dapat menjadi sakit berat dan timbul
ketoasidosis, serta dapat meninggal jika tidak ditangani dengan segera. Jika
hiperglikemianya berat dan melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka timbul
glikosuria. Glikosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik yang meningkatkan
pengeluaran urine (poliuria) dan timbul rasa haus (polidipsia). Karena glukosa hilang
bersama urine maka pasien mengalami keseimbangan kalori negatif dan penurunan berat
badan. Akibatnya akan timbul rasa lapar yang semakin besar (polifagia), mengeluh lelah
dan mengantuk. Sedangkan pada pasien DM tipe-2 mungkin tidak memperlihatkan
gejala apapun dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di
laboratorium dan melakukan tes toleransi glukosa. Pada hiperglikemia yang berat,
pasien tersebut mungkin menunjukkan gejala polidipsia, poliuria, lemah dan somnolen.
Biasanya mereka tidak menderita ketoasidosis karena pasien ini tidak mengalami
defisiensi insulin secara absolut namun hanya relative. Komplikasi DM dibedakan
menjadi 2 yaitu, komplikasi akut dan komplikasi kronik.

15
2.1.3 Kesiapan Peningkatan Komunitas
Kesiapan peningkatan komunitas adalah pola adaptasi dan penyelesaian masalah
komunitas yang memuaskan untuk memenuhi tuntutan atau kebutuhan masyarakat, serta
dapat di tingkatkan untuk penatalaksanaan masalah saat ini dan mendatang (SDKI,
2017)
Peningkatan komunitas dalam hal ini mengatasi masalah penggunaan gadget
syang berlebihan pada anak-anak.
a. Pengertian Gadget
Gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa Inggris yang mengartika
sebuah alat elektronik kecil dengan berbagai macam fungsi khusus, contohnya :
komputer, handphone, game.
b. Manfaat Gadget
1) Sebagai alat komunikasi
2) Sebagai alat untuk mencari informasi
3) Sebagai sarana penambah wawasan
4) Sebagai media hiburan gratis
5) Sebagai gaya hidup
c. Dampak Penggunaan Gadget
1) Kerusakan mata
Paparan sinar dari gadget yang terlalu lama akan membuat mata terasa
lelah, sakit kepala, dan penglihatan kabur. Selain itu, ketika menggunakan
gadget, kita akan jarang berkedip. Rata-rata orang akan berkedip 3-8 kali per
menit saat akan bekerja di depan komputer dan aktivitas lain yang membutuhkan
fokus.
2) Mengganggu Pola tidur
Pecandu gadget sering kali rela begadang, sehingga kualitas dan waktu
tidurnya berkurang. Jika dibiarkan berkepanjangan, hal ini dapat
menyebabkan gangguan tidur. Masalah kesehatan ini bisa meningkatkan risiko
terjadinya obesitas, diabetes, penyakit jantung, bahkan infertilitas. Karena kurang
tidur, pecandu gadget akan sulit berkonsentrasi dan mengalami kelelahan

16
sepanjang hari. Hal ini dapat meningkatkan risiko cedera atau kecelakaan saat
bekerja atau menyetir.
3) Obesitas
Kecanduan gadget  juga membuat anak rentan mengalami obesitas alias
kelebihan berat badan. Sebab, asyik bermain gadget bisa menyebabkan anak
kurang bergerak atau lebih sering duduk dan berbaring. Padahal, anak-anak
seharusnya aktif bermain bersama temannya di luar rumah. Obesitas tidak boleh
dianggap sepele, sebab kondisi ini bisa meningkatkan risiko penyakit jangka
panjang, seperti obesitas, stroke usia dini, hingga serangan jantung.
4) Postur tubuh bungkuk
Anak yang kecanduan gadget tanpa sadar sering menundukan leher untuk
melihat gadgetnya. Ketika leher condong kedepan dan menunduk saat asyik
bermain gadget,beban leher dan tulang belakang jadi bertambah besar karena
harus menopang beban kepala,sehingga bias menyebabkan leher dan
punggungmu terasa nyeri. Jika dibiarkan terlalu lama,maka akan berdanpak pada
postur tubuhmu yang jadi bungkuk.
5) Gangguan pelajaran
Penggunaan teknologi yang berlebihan pada anak bisa membuat proses
belajarnya tidak teratur. Karena teknologi ini membuat segalanya menjadi lebih
mudah,sehingga otak anak tidak terasah,disebabkan kemudahan yang ditawarkan
untuk mencari jalan pintas. Oleh karena tidak bias berhenti bermain
gadget,kegiatan belajar anak yang memiliki sindrom nomofobia ini pun biasanya
akan terganggu. Hamper sebagaian besar waktunya digunakan untuk bermain
gadget dan ia sulit untuk berkonsentrasi saat belajar di sekolah,sehingga akhirnya
prestasi disekolah pun menurun.
6) Gangguan mental
Ternyata, penggunaan gawai secara berlebihan dapat mengakibatkan
gangguan mental. Anak-anak dan remaja yang lebih banyak menghabiskan
waktu mereka dengan bermain ponsel pintar atau bersentuhan dengan teknologi
rentan mengalami masalah gangguan perilaku dan gejala attention deficit
hyperactivity disorder atau ADHD.

17
ADHD adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak
mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian dan memiliki perilaku yang
impulsif serta agresif. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, ADHD bisa
memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap prestasi anak di sekolah.
Pasalnya, anak dengan kondisi ADHD lebih sering terlihat tidak mendengarkan
pembicaraan yang dilakukan secara langsung. Tidak hanya itu, pengidap ADHD
pun mengalami kesulitan mengatur tugas dan aktivitas yang dijalani.
Anak-anak yang mengidap gangguan kesehatan mental ini juga terlihat
hiperaktif dan tidak bisa diam. Biasanya, mereka lebih senang mengganggu
orang lain yang sedang beraktivitas. Jika ibu mendapati anak menunjukkan
gejala ADHD, Jangan ragu untuk segera menanyakan penanganannya pada
dokter.
d. Upaya Pencegahan Kecanduan Gadget
1) Membatasi penggunaan
Batasi penggunaan gadget sesuai dengan rekomendasi usia anak. The
American Academy of Pediatrics (2013) dan Canadian Paediatric Society (2010)
telah menerbitkan pedoman screen time seperti berikut ini: 1) Anak-anak di
bawah usia 2 tahun: sebaiknya tidak dibiarkan bermain gadget sendirian,
termasuk TV, smartphone dan tablet. 2) Anak-anak usia 2 sampai 4 tahun:
kurang dari satu jam sehari. 3) Usia 5 tahun ke atas: sebaiknya tidak lebih dari
dua jam sehari untuk penggunaan rekreasional (di luar kebutuhan belajar).
2) Beri Jadwal
Jadwalkan waktu yang tepat untuk bermain gadget. Di luar itu, orangtua
juga harus menyiapkan kegiatan alternatif lainnya agar anak tidak bosan dan
beralih ke gadget lagi.
3) Jangan beri akses penuh
Letakkan tv atau komputer di ruang keluarga. Sehingga setiap anak
menggunakannya, dia tidak sendirian dan masih dalam pengawasan anggota
keluarga lainnya. Selain itu perangkat mobile juga sebaiknya tidak diserahkan
pada anak sepenuhnya. Biarkan anak meminta izin terlebih dahulu jika ingin
menggunakannya, dan ambil kembali setelah selesai

18
4) Tetapkan wilayah-wilayah bebas gadget
Buat peraturan tidak boleh menggunakan gadget di tempat-tempat
tertentu. Misalnya di meja makan, di kamar tidur, dan di mobil.
5) Ajarkan anak pentingnya menahan diri
Pastikan untuk memberikan pujian pada anak ketika ia berhasil menahan
diri untuk tidak bermain game dan mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
6) Berikan contoh yang baik
Sudah jadi pengetahuan umum bahwa anak meniru apa yang dilakukan
orangtuanya. Untuk itu, Parents juga harus menjadi contoh yang baik, letakkan
HP dan bermainlah atau bercerita bersama.

2.2 Konsep Teori Keperawatan Dorothea Orem


Dorothea Elizabeth Orem merupakan salah satu tokoh ahli teori keperawatan. Orem lahir
di Baltimore, Maryland, pada tahun 1914. Orem memulai karir bidang keperawatan di
Providance Hospital School of Nursing Washington DC dan mendapatkan gelar diploma
keperawatan pada tahun 1930-an. Kemudian Orem melanjutkan pendidikannya dengan
mendapatkan gelar Sarjana (BS) bidang keperawatan di Catholic University of America (CUA)
pada tahun 1999 kemudian pada tahun 1946 Oream menerima gelar Master (MS) dalam
pendidikan keperawatan di CUA.
Menurut Orem (1971) keperawatan kesehatan komunitas keluarga adalah pelayanan
manusia yang berpusat pada kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya
secara terus menerus untuk dapat menunjang kesehatan dari kehidupan, sembuh dari penyakit
atau kecelakaan dan mengulangi akibat-akibatnya (Mirnawati, 2016).
Model konseptual dari Orem yang diterpkan kedalam keperawtan komunitas keluarga
adalah kemampuan individu atau keluarga untuk merawat dirinya sendiri maupun anggota
keluarga yang mengalami gangguan secara kompeten. Orem berfokus pada pelayanan
keperawatan diri secara teraupetik baik dalam lingkungan keluarga maupun komunitas yang
bertujuan untuk mengelolah kehidupan untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan. Tujuan dari
Orem secara khusus dalam keperawatan komunitas keluarga yaitu untuk meningkatkan
kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga,
meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar

19
dalam keluarga, meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah
dasar dalam keluarga maupun komunitas, meningkatkan kemampuan keluarga dan komunitas
dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggota
keluarganya maupun komunitas dan meningkatkan produktifitas keluarga dalam meningkatkan
mutu hidupnya dan kesehatan komunitas sekitarnya. (Mirnawati, 2016).
Keyakinan Orem tentang empat konsep keperawatan adalah :
1. Klien individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus mempertahankan self
care untuk hidup sehat, pemenuhan sakit/trauma atau koping dan efeknya. Orem
mengemukakan pendapatnya tentang manusia yang berkaitan dengan self care, dimana
setiap individu memiliki tanggung jawab pada dirinya sendiri dalam pemeliharaan
kesehatan. Orem juga berpandangan bahwa individu merupakan suatu kesatuan yang
berfungsi secara biologic, simbolik dan social. Menurut Orem dalam kondisi sehat individu
bertindak sebagai self care untuk dirinya sendiri. Sedangkan ketika dalam kondisi sakit atau
memiliki masalah kesehatan yang berperan sebagai self care yaitu tenaga kesehatan dan
keluarga. Dalam hal ini individu memiliki kemampuan untuk mengembangkan dan
mempelajari dalam memenuhi kebutuhan self care, sehingga dapat tercipta kemandirian
dalam perawatan (Alligood, 2017).
2. Sehat, yakni kemampuan individu atau kelompok untuk memenuhi tuntutan self care yang
berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan
perkembangan. Sehat menurut Orem yaitu adanya perkembangan struktur dan fungsi tubuh
secara baik dan normal yang meliputi aspek fisik, psikologi, interpersonal dan sosial. Orem
mengatakan bahwa sehat merupakan suatu usaha diri sendiri untuk mencapainya, karena
ketika individu dapat memenuhi kebutuhan self care secara optimal tanpa ada
ketergantungan maka individu tersebut ada dalam kondisi sehat. Dalam hal ini kesejahteraan
merupakan keadaan dimana individu berhasil dalam mengembangkan diri dan
memanfaatkan sumber daya yang tersedia sehingga dapat memanifesatasikan melalui
kemampuan (Aligood, 2017).
3. Lingkungan, yakni tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhan keperluan self
care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik. Pandangan Orem mengenai
lingkungan yaitu segala sesuatu yang dapat mempengaruhi individu. Menurut Orem
lingkungan terdiri dari lingkungan fisik, kimia, biologi serta sosial yang dapat memberi

20
pengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan self care secara maksimal. Selain dari pada itu,
terdapat juga lingkungan positif dan lingkungan negative. Lingkungan positif yaitu
lingkungan yang membantu individu dalam memenuhi kebutuhan self care sedangkan
lingkungan negatif merupakan lingkungan yang dapat mengahambat individu dalam
memenuhi kebutuhan self care (Aligood, 2017).
4. Keperawatan, yakni pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan
untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self
care yang mencangkup integritas structural, fungsi dan perkembangan berdasarkan
keyakinan konsep utama Orem. Keperawatan menurut Orem merupakan suatu rangkaian
aktivitas yang bersifat therapeutic yang berdasarkan teori keperawatan. Dalam proses
keperawatan, perawat harus memfasilitasi kebutuhan self care dari pasien sehingga ketika
kemampuannya lebih kecil dari pada kebutuhannya maka peran perawat dalam hal ini yaitu
memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan kesehatan dan mengindentifikasi
tingkat kemampuan self care pasien kemudian mencari cara untuk meminimalkan self care
deficit dari pasien. Peran perawat sebagai self careagent (nursing agency) yaitu memberikan
asuhan keperawatan yang terdiri dari tindakan langsung, peningkatan pengetahuan melalui
pemberian pendidikan kesehatan, memberi bimbingan kepada pasien maupun keluarga,
memberikan dukungan serta motivasi serta menciptakan lingkungan positif yang membantu
dalam meningkatkan self care pasien (Aligood, 2017).

Fokus keperawatan pada model Orem yang diterapkan pada praktek keperawatan
komunitas keluarga dalam Mirnawati (2016) adalah :
1. Aspek interpersonal : hubungan dalam keluarga
2. Aspek social : hubungan keluarga dan masyarakat sekitarnya
3. Aspek procedural : melatih keterampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi
perubahan yang terjadi.
4. Aspek teknis : mengajarkan kepada keluarga sebagai masyarakat tentang teknis yang
dilakukan dirumah misalnya melakukan pengolahan diet untuk pasien gout atritis secara
benar.

21
Keperawatan menurut Orem merupakan suatu rangkaian aktivitas yang bersifat
therapeutic yang berdasarkan teori keperawatan. Dalam proses keperawatan, perawat harus
memfasilitasi kebutuhan self care dari pasien sehingga ketika kemampuannya lebih kecil dari
pada kebutuhannya maka peran perawat dalam hal ini yaitu memberikan asuhan keperawatan
untuk meningkatkan kesehatan dan mengindentifikasi tingkat kemampuan self care pasien
kemudian mencari cara untuk meminimalkan self care deficit dari pasien. Peran perawat sebagai
self careagent (nursing agency) yaitu memberikan asuhan keperawatan yang terdiri dari tindakan
langsung, peningkatan pengetahuan melalui pemberian pendidikan kesehatan, memberi
bimbingan kepada pasien maupun keluarga, memberikan dukungan serta motivasi serta
menciptakan lingkungan positif yang membantu dalam meningkatkan self care pasien (Aligood,
2017).

22
Asumsi utama dari teori self care Orem yaitu, self care yang merupakan sikap atau
perilaku individu dalam dalam keluarga untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
kesejahteraan yang jika dilakukan secara efektif maka akan memberi kontribusi dalam integritas
structural fungsi dan kebutuhan manusia. Self care digunakan dalam mengontrol factor internal
dan factor eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan individu. Self care agency
merupakan kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan untuk perawatan diri yang
dipengaruhi oleh conditioning factor yang meliputi umur, jenis kelamin, status kesehatan, sistem
keluarga, pola hidup, dan lingkungan. Self care demands lebih mengacuh pada tuntutan atau
permintaan dalam perawatan diri, yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk mencapai
kebutuhan perawatan diri secara maksimal dengan menggunakan metode yang tepat. Nursing
agency merupakan kemampuan dari perawat dalam membangun hubungan interpersonal untuk
bertindak, mengetahui dan membantu orang-orang tertentu dalam memenuhi tuntutan perawatan
diri dan membantu untuk mencapai kemandirian dari individu serta mengurangi tingkat self care
deficit. (Aini, 2018)

23
BAB III

KERANGKA KONSEP

3.1 WOC (Web Of Causation)

self care
conditioning factor

conditioning factor
self care self care
agency demands
deficit

nursing
agency

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Dorothea Orem

3.2 Aplikasi Teori Keperawatan Dalam Asuhan Keperawatan


Dalam proses pembuatan asuhan keperawatan komunitas di Desa Bongkudai Baru
teori keperawatan yang digunakan yaitu teori Self-Care dari Dorothea Orem. Model
konseptual dari Orem adalah kemampuan individu untuk merawat dirinya sendiri tanpa
ketergantungan kepada orang lain. Orem berfokus pada pelayanan diri klien yang bertujuan
untuk mengelolah kehidupan untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan. Tujuan dari Orem
yaitu untuk meningkatkan kemandirian individu sehingga dapat meningkatkan perilaku hidup
sehat dan mencapai kesehatan secara optimal. Dalam hal ini asuhan keperawatan diberikan
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dari pasien itu sendiri (Smith M. C, 2015).
Berdasarkan teori, self-care merupakan sikap atau perilaku individu dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan yang jika dilakukan secara
efektif maka akan memberi kontribusi dalam integritas structural fungsi dan kebutuhan

24
manusia. Pada proses asuhan keperawatan, self-care merupakan perilaku masyarakat Desa
Sawangan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan dan yang menjadi agen
perawatan diri yaitu masyarakat desa itu sendiri.
Nursing agency merupakan kemampuan dari perawat dalam membangun hubungan
interpersonal untuk bertindak, mengetahui dan membantu orang-orang tertentu dalam
memenuhi tuntutan perawatan diri dan membantu untuk mencapai kemandirian dari individu
serta mengurangi tingkat self care deficit. Agen keperawatan dalam proses asuhan
keperawatan ini yaitu mahasiswa yang mengadakan pengabdian masyarakat di Desa
Sawangan. Dimana dalam hal ini mahasiswa mampu membantu masyarakat dalam
mengembalikan kemampuan dalam merawat diri secara mandiri untuk mencapai
kesejahteraan dan kesehatan yang optimal dengan cara melakukan beberapa penyuluhan
kesehatan berdasarkan kebutuhan masyarakat, membantu masyarakan dalam mengatasi
penularan covid 19, membantu masyarakat dalam mempersiapkan diri untuk new normal,
membantu masyarakat dalam pencegahan dini penyakit dengan cara pemeriksaan kesehatan
dan beberapa program kesehatan yang telah disusun untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat desa.
Self care agency merupakan kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan untuk
perawatan diri yang dipengaruhi oleh conditioning factor yang meliputi umur, jenis kelamin,
status kesehatan, sistem keluarga, pola hidup, dan lingkungan. Self-care agency dalam proses
asuhan keperawatan ini yaitu kemampuan masyarakat dalam melakukan perilaku hidup sehat
dan bersih. Self care demands lebih mengacuh pada tuntutan atau permintaan dalam
perawatan diri, yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk mencapai kebutuhan perawatan
diri secara maksimal dengan menggunakan metode yang tepat. Pada proses asuhan
keperawatan ini yang menjadi Self care demands yaitu perilaku hidup sehat bersih,
pencegahan penyakit secara dini, peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan derajat
kesehatan yang harus dilakukan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan merawat diri
dalam meningkatkan kesehatan.
Masalah kesehatan yang muncul disebabkan karena kurangnya kemampuan
masyarakat dalam perawatan diri (Self-Care), yang diakibatkan karena sebagian masyarakat
tidak memperhatikan kondisi kesehatan diri sendiri dan keluarga yang ada dirumah. Hal ini
dibukitkan dengan hasil pengkajian yang ada. Dalam kasus ini ketika Self Care Agency

25
rendah yaitu ketika kurangnya kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup sehat dan Self
Care Demands yang ditetapkan tidak terpenuhi yaitu indikator hidup sehat maka terjadi Self-
Care Defisit di masyarakat, dengan demikian diangkatnya 3 masalah keperawatan utama
yang ada di Desa Bongkudai Baru. Dari masalah tersebut maka mahasiswa sebagai Nursing
Agency harus mampu membantu masyarakat meningkatkan kualitas kesehatan sehingga
mengurangi tingkat self-care deficit.

26
BAB IV
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 PENGKAJIAN
1. Dimensi lokasi
a. Batas wilayah
Desa Bongkudai baru merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan
Mooat, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur, jarak desa Bongkudai Baru dari
pusat kecamatan ± 800 m. Batas utara esa ini berbatasan langsung dengan desa
Bongkudai Utara, Batas barat berbatasan langsung dengan cagar alam gunung
ambang, Batas selatan berbatasan langsung dengan desa Bongkudai selatan.

27
Gambar 4.1 Denah Desa Bongkudai Baru

b. Lokasi Pelayanan Kesehatan


Saat ini tempat pelayanan kesehatan di desa Bongkudai Baru masi dalam
perencanaan.
c. Lingkungan Fisik
Desa Bongkudai Baru memiliki iklim tropis, kualitas udara di desa ini
tergolong dingin dan sejuk. Hal ini dikarenakan desa Bongkudai Baru terletak
dibawah kaki Gunung Ambang .Sumber air yang digunakan adalah dari sumber
air yang berasal dari mata air. Desa ini memiliki sektor pertanian berupa Cingkeh,
Pisang, daun bawang, jahe, bawang merah, kentang, tomat,rica, sayuran berupa Kol,
sawi, wortel,dan seledri. Sedangkan berdasarkan pengkajian yang dilakukan
sebagian besar masyarakat memiliki hewan peliharaan seperti: Anjing, Ayam, dan
Kucing Dengan presentase hewan terbanyak adalah anjing.
d. Lingkungan Buatan
Desa ini memiliki lahan pekuburan. Situasi lingkungan berdasarkan survei
yang dilakukan tergolong cukup bersih namun pada ruas-ruas jalanan masih ada
sampah dan juga pada beberapa halaman belakang rumah warga masih ada sampah-
sampah.

28
e. Transportasi
Sebagian besar masyarakat di desa ini menggunakan alat transportasi motor
dan mobil untuk berpergian, namun ada juga masyarakat yang menggunakan bentor
dan angkutan kota sebagai transportasi umum dan kalero sebagai transportasi
pengangkut bahan-bahan sektor pertanian. Akses jalan dari pusat kecamatan ke desa
sudah sangat memadai karena jalan di desa ini merupakan jalan trans Amurang -
Kotamobagu.

2. Dimensi Populasi
a. Ukuran
Jumlah penduduk di desa Bongkudai Baru adalah 489 jiwa dengan jumlah
keluarga 157 KK. Untuk pasanagan usia subur berjumlah 72 pasangan dengan
kategori umur 15-49 Tahun. (BKKBN,2015).

29
PIRAMIDA PENDUDUK DESA BONGKUDAI BARU
> 85 tahun
80-84 tahun
75-79 tahun
70-74 tahun
65-69 tahun
60-64 tahun
55-59 tahun
50-54 tahun
45-49 tahun
40-44 tahun
35-39 tahun
30-34 tahun
25-29 tahun
20-24 tahun
15-19 tahun
10-14 tahun
5-9 tahun
< 5 tahun
-30 -20 -10 0 10 20 30

LAKI-LAKI PEREMPUAN

b. Komposisi Penduduk

JENIS KELAMIN
UMUR LAKI-LAKI PEREMPUAN

< 5 tahun 17 10
5-9 tahun 22 14
10-14 tahun 20 27
15-19 tahun 21 14
20-24 tahun 21 19
25-29 tahun 17 21
30-34 tahun 14 12
35-39 tahun 16 19
40-44 tahun 22 25

30
45-49 tahun 27 17
50-54 tahun 14 12
55-59 tahun 13 9
60-64 tahun 12 6
65-69 tahun 9 9
70-74 tahun 12 6
75-79 tahun 4 4
80-84 1 -
85-87 11 1
Sumber: Data Primer, 2021

Komposisi penduduk menurut usia, dan jenis kelamin yaitu untuk usia < 5 tahun laki-
laki berjumlah 17 jiwa dan perempuan berjumlah 10 jiwa, usia 5-9 tahun laki-laki
berjumlah 22 jiwa dan perempuan berjulah 14 jiwa, usia 10-14 tahun, laki-laki berjumlah
20 jiwa dan perempuan berjumlah 27 jiwa, usia 15-19 tahun, laki-laki berjumlah 21 jiwa
dan perempuan berjumlah 14 jiwa, usia 20-24 tahun, laki-laki berjumlah 21 jiwa dan
perempuan berjumlah 19 jiwa, usia 25-29 tahun, laki-laki berjumlah 17 jiwa dan
perempuan 21 jiwa, usia 30-34 tahun, laki-laki berjumlah 14 jiwa dan perempuan 12
jiwa, usia 35-39 tahun, berjumlah laki-laki 16 jiwa perempuan 19 jiwa, usia 40-44 tahun,
laki-laki berjumlah 22 jiwa dan perempuan berjumlah 25 jiwa, usia 45-49 tahun, laki-
laki berjumlah 27 jiwa dan perempuan berjumlah 17 jiwa, usia 50-54 tahun, laki-laki
berjumlah 27 dan perempuan berjumlah 17 jiwa, usia 55-59 tahun, laki-laki berjumlah 13
jiwa dan perempuan 9 jiwa, usia 60-64 tahun, laki-laki berjumlah 12 dan perempuan
berjumlah 6 jiwa, usia 65-69 tahun, laki-laki berjumlah 9 jiwa dan perempuan berjumlah
9 jiwa, usia 70-74 tahun, laki-laki berjumlah 12 jiwa dan perempuan berjumlah 6 jiwa,
usia 75-79 tahun laki-laki berjumlah 4 jiwa dan perempuan berjumlah 4 jiwa, usia 80-84
tahun, laki-laki berjumlah 1 jiwa dan perempuan tidak ada, usia >85 tahun laki-laki
berjumlah 2 jiwa dan perempuan berjumlah 1 jiwa.
c. Budaya Penduduk
Desa Bongkudai Baru merupakan salah satu dari 10 desa yang ada di
kecamatan Bolaang Mongondow Timur. Pada awalnya desa Bongkudai Baru dan
desa Bongkudai Selatan,Timur, dan Utara merupakan 1 desa yang utuh Sejak 17
September 2012. Berdasarkan budaya penduduk, penduduk Desa Bongkudai Baru

31
masih menganut budaya dan adat Minahasa walau terletak di Kabupaten Bolaang
Mongondow Timur.
d. Kelas Sosial Penduduk
Di desa Bongkudai Baru sebagian besar keluarga tergolong pada
keluarga Pra- Sejahtera. Tetapi, ada juga masyarakat yang tergolong dalam
keluarga Sejahtera.
e. Mobilitas Penduduk
Berdasarkan hasil pengkajian dan juga wawancara sebagian besar
masyarakat adalah penduduk tetap di desa Bongkudai Baru.

3. Dimensi Sistem Sosial


a. Sistem Kesehatan
1) Sistem Pelayanan Kesehatan
Jenis pelayanan kesehatan yang ada di desa Bongkudai Baru adalah
posyandu dan juga puskesmas. Posyandu dilaksanakan setiap bulan pada tanggal
10 dan puskesmas merupakan tempat rujukan awal masyarakat desa Bongkudai
Baru yang bertempat di desa Bongkudai Selatan yang jauhnya kira-kira ± 2 km.
2) Jumlah Pelayanan
Jumlah pelayanan kesehatan di desa Bongkudai Baru hanya Posyandu dan
Puskesdes masi dalam perencanaan.
3) Jenis Penyakit
Jenis Penyakit Jumlah Presentase (%)

Kolesterol 12 14
Gout Atritis 22 25
Hipertensi 28 32
DM 8 9
Gastritis 5 6
Demam 4 4
Flu 4 5
Batu Ginjal 1 1
Alergi 1 1

32
Sinusitis 1 1
Jantung 1 1
Miom 1 1
Jumlah 88 100
Sumber: Data Primer, 2021

Jumlah

Flu
Alergi Sinusitis Jantung Miom
5%
Demam 1% 1% 1% 1%
5%
Batu Ginjal Kolesterol
Gastritis 1% 14%
6% Gout Atritis
DM 25%
9%

Hipertensi
32%

Analisa Data: berdasarkan pengkajian yang dilakukan didesa Bongkudai


Baru penyakit teratas yaitu Hipertensi dengan jumlah 32 % sedangkan yang
terrendah yaitu batu ginjal, alergi, sinusitis, jantung dan miom dengan jumlah 1%.

4) Jumlah Kader

33
Jumlah kader yang ada di desa Bongkudai Baru adalah 7 orang kader
posyandu dan ada 7 kader BKKBN. Kader-kader tersebut mendapat pelatihan dari
tenaga kesehatan.
5) Jenis Pembiayaan
Sebagian besar masyarakat di desa ini sudah memiliki asuransi kesehatan
berupa BPJS. Namun ada juga beberapa masyarakat yang tidak memiliki
asuransi kesehatan dikarenakan dalam pengurusan, dokumen atau berkas yang
dikumpulkan belum lengkap dan masi mempunyai tunggakan.
6) Pelayanan KB
Berikut ini merupakan jenis pelayanan KB yang pernah digunakan :
Alat Kontrasepsi Jumlah Presentase (%)
PIL 3 7
Suntik 3 bulan 28 64
Implan 10 23
IUD 2 4
Kondom 1 2
Jumlah 44 100%
Sumber: Data Primer, 2021

Jumlah
Kondom PIL
Implan 2% 7%
23% IUD
5%

Analis
Suntik 3 bulan a Data:
64%
berdasarkan
pengkajian
yang
dilakukan di
Desa Bongkudai Baru jumlah penggunaan alat kontrasepsi terbanyak yaitu

34
menggunakan suntik 64 % sedangkan yang paling sedikit adalah penggunaan
kondom dengan presentase 2 %.

7) Riwayat Kejadian Luar Biasa


Berdasarkan informasi yang didapatkan dari petugas kesehatan dan juga
masyarakat, tidak ada kejadian luar biasa di desa Bongkudai Baru.
8) Pola Konsumsi
Pola konsumsi masyarakat di desa ini adalah nasi, ikan,daging dan juga
sayur.
9) Kondisi Kesehatan Lingkungan, Pemukiman, Saluran Air, Sampah
Dilihat dari hasil survey yang dilakukan sebagian besar lingkungan
rumah masyarakat sudah tergolong bersih. Masyarakat tampak masih membuang
sampah pada saluran air dekat tempat tinggal. Untuk sampah, masyarakat
mengelola sampah dengan cara dibakar. Tapia ada beberapa masyarakat yang
membuang sampah sembarangan dibelakang rumah tanpa di bakar dan ditimbun.
Pada ruas-ruas jalan terlihat kotor karena ada sampah yang berhamburan pada
sepanjang ruas jalan. Desa ini menggunakan sumber air dari mata air, dan
pengolahan sampah di desa ini adalah dengan cara dibakar.

b. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Jumlah Presentase (%)
Keluarga Inti 87 69
Keluarga Besar 25 20
Duda 1 1
Janda 8 6
Keluarga Muda 3 2
Single Parent 2 2
Jumlah 126 100%
Sumber: Data Primer, 2021

35
Tipe Keluarga
Janda Keluarga MudaSingle Parent
6% 2% 2%
Duda
1%
Keluarga Besar
20%
Keluarga Inti
69%

Analisa Data: berdasarkan pengkajian yang dilakukan di desa Bongkudai Baru


didapatkan presentase tipe keluarga terbanyak adalah keluarga inti sebesar 69
%.

c. Sistem Ekonomi
1) Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat didesa Bongkudai Baru bekerja sebagai petani.
2) Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang ada di desa Bongkudai Baru tergolong cukup
banyak. Hal ini dilihat dari kebanyakan masyarakat berpenghasilan lewat
sumber daya alam di desa seperti Sayuran, dan Rempah-rempah.
3) Perekonomian Keluarga
Berdsarkan pengkajian yang dilakukan, sebagian besar masyarakat di desa
Bongkudai Baru berpenghasilan Rp. 1.000.000 – Rp. 3.000.000 .
d. Sistem Rekreasi
Sebagian besar masyarakat didesa Bongkudai Baru akan melakukan rekreasi
ketika ada kegiatan besar gerejawi yang diadakan saat ada peringatan atau acara
besar. Desa ini memiliki tempat wisata seperti Goba Molunow, The Mooat
Strawberry, Vila yang berjarak 3,5 km dari desa dan ada juga terdapat
perkebunan desa.. Namun, ada beberapa jenis rekreasi atau sarana rekreasi kecil
yang ada dirumah masyarakat, seperti TV.

36
e. Sistem Komunikasi
Masyarakat di desa ini memiliki tingkat sosial yang tinggi karena sebagian
besar masyarakat di desa ini masih saling berkomunikasi antatara warga. Tetapi,
untuk berkomunikasi jarak jauh, masyarakat disini menggunakan telepon genggam
sebagai sarana berkomunikasi.
f. Sistem Keagamaan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan, terdapat sebagian besar
keluarga di desa ini menganut agama Kristen. Dan untuk tempat ibadah terdapat 2
tempat ibadah yang terletak di desa Bongkudai Baru yaitu gereja GGP Alfa Omega
dan gereja Advent Hari Ketujuh Bongkudai Baru Setiap golongan gerejawi yang ada
memiliki organisasinya.
g. Sistem Pendidikan
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, di desa Bongkudai Baru
terdapat sarana pendidikan yaitu SD Negeri 1 Bongkudai Baru. Sedangkan untuk
SMP, SMA masi belum ada.
h. Sistem Politik
Desa Bongkudai Baru memiliki sistem politik yaitu demokrasi. Dimana
masyarakat dilibatkan secara langsung dalam pemilihan Sangadi. Selanjutnya
Sangadi menunjuk perangkat desa seperti kepala jaga dan lainnya.
i. Sistem Legal
Desa Bongkudai Baru memiliki sistem legal yaitu tentang keamanan
desa dan memiliki Linmas dan RT untuk menjaga keamanan desa.

37
4.2 ANALISA DATA KOMUNITAS

4.2.1 Klasifikasi Data

1. Vektor yang membahayakan kesehatan di sekitar rumah

Di desa bongkuai baru terdapat beberapa vector yang banyak di sekitar rumah yang dapat
membahaya kesehatan masyarakat diantaranya : Nyamuk dengan persentase 77,3%,
Lalat dengan persentase 28,6%, Ayam dengan persentase 13,4%, Kucing dan tikus
dengan persentase 5%, Anjing dengan persentase 4,2%, Kecoa dan bebek dengan
persentase 0,8%.

3% 1% 1% 1% 1% 2. Riwayat
3% Hipertensi
penyakit
3% Gastritis
1% 22%
Asam Urat
Kolestrol
DM Tipe 2
Tidak Ada
4% Batu Ginjal
28% Batuk
Demam
Flu
17%
Alergi
Sinusitis
6% Jantung
9%
Miom

38
Berdasarkan hasil pendataan yang trla dilakukan mengenai riwayat penyakit masyarakat
di bongkudai baru ditemukan hasil: hipertensi dengan persentase 22% dengan jumlah
jiwa sebanyak 28 orang, asam urat dengan persentase 17 % dengan jumlah jiwa sebanyak
22 orang, kolestrol dengan persentase 9% dengan jumlah jiwa sebanyak 12 orang,
Diabetes militus tipe II dengan persentase 6% dengan jumlah jiwa sebanyak 8 orang,
gastritis dengan persentase 4% dengan jumlah jiwa 5 orang, demam,batuk dan flu
memiliki persentase yang sama sebesar 3% dengan jumlah jiwa masing- masing sebayak
4 orang, batu ginjal,alergi,sinusitis,jantung dan miom memiliki persentase yang sama
sebesar 1% dengan jumlah jiwa masing-masing 1 orang.

3. Masalah kesehatan pada anak

Berdasarkan hasil pendataan mengenai masalah pada anak yang ada pada desa bongkudai
baru ditemukan beberapa masalah diantaranya masalah belajar dengan persentase 53,3%,
kurang percaya diri dengan persentase 26,7%, susah makan dan kurangnya bergaul
memiliki persentase yang sama sebesar 10%.

Pengelolaan sampah baik Pengelolaan sampah kurang baik 4. Pengelolaan


sampah
7%

39
93%
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan mengenai cara pengelolaan sampah di desa
bongkudai baru terdapat cara pengelolaan sampah baik sebesar 7% dan cara pengelolaan
sampah kurang baik sebesar 93%.

4.3 DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosa Besar Tingkat Mudah Perhatian Total Prioritas


masalah keparahan diatasi masyarakat
1. Menejemen kesahatan 4 4 4 4 16 1
tidak efektif
berhubungan ketidak
cukupan petunjuk
untuk bertindak
(Pengolahan Sampah)
Ditandai dengan data :
 pengelolaan
sampah kurang
baik sebesar
93%.
 pengelolaan
sampah baik
sebesar 7%
2. Defisit kesehatan 4 4 4 4 16 2
komunitas
berhubungan dengan
program tidak
mengatasi seluruh
masalah kesehatan
komunitas (riwayat
penyakit masyarakat)
Ditandai dengan data :
 hipertensi
dengan
persentase 22%
 asam urat
dengan
persentase 17
%
40
 kolestrol
dengan
persentase 9%
 Diabetes
militus tipe II
dengan
persentase 6%
3. Menejemen kesehatan 4 4 3 3 14 3
tidak efektif
berhubungan dengan
ketidak efektifan pola
perawatan keluarga
(Vektor
membahayakan :
Nyamuk)
Ditandai dengan data :
 Nyamuk
dengan
persentase
77,3%
 Lalat dengan
persentase
28,6%
 Ayam dengan
persentase
13,4%
 Kucing dan
tikus dengan
persentase 5%
 Anjing dengan
persentase
4,2%
 Kecoa dan
bebek dengan
persentase
0,8%

41
4. Kesiapan peningkatan 3 3 3 3 12 4
komunitas
Ditandai dengan data :
 masalah belajar
dengan
persentase
53,3%,
 kurang percaya
diri dengan
persentase
26,7%,
 susah makan
dan kurangnya
bergaul
memiliki
persentase
yang sama
sebesar 10%.

42
4.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas

No Diagnosa Keperawatan Analisa SWOT


1 Menejemen kesahatan tidak efektif di S : Tingkat pendidikan tertinggi masyarakat di desa bongkudai baru adalah 54 orang dengan
desa bongkudai baru berhubungan presentase (42,5%). Pekerjaan masyarakat didesa bongkudai baru adalah 110 orang denga
dengan masalah pengolahan sampah persentase (86,6%). Adanya kader kesehatan.

W : cara pengolahan sampah kurang baik didesa bongkudai baru adalah 118 orang dengan
presentase (93%). Dengan kebiasaan membuang barang bekas (botol/kaleng) adalah sebanyak 59
orang dengan persentase (47,2%).

O : Terdapat program penyuluhan tentang sampah dan kerja bakti bersama membersihkan desa
bongkudai baru

T : Terdapat kebiasaan masyarakat desa yang membuang sampah sembarangan


, kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal kebersihan.
2 Defisit kesehatan komunitas di desa S : Tingkat pendidikan tertinggi masyarakat di desa bongkudai baru adalah 54 orang dengan
bongkudai baru berhubungan dengan presentase (42,5%). Pekerjaan masyarakat didesa bongkudai baru adalah 110 orang denga
riwayat penyakit masyarakat persentase (86,6%). Adanya kader kesehatan dan adanya petugas kesehatan (Posyandu)

W : Penyakit yang diderita oleh masyrakat yaitu Hipertensi 22%, Asam Urat 17%, Kolestrol 9%
dan DM 6%. Kebiasaan masyarakat desa yang kurang mengkonsumsi makanan sehat.

O : Terdapat program penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan tentang penyakit asam urat,
hipertensi, , kolestrol dan DM.

T : Risiko terjadinya peningkatan penyakit Hipertensi. Terjadi penurunan kualitas hidup


3 Menejemen kesehatan tidak efektif di S : Tingkat pendidikan tertinggi masyarakat di desa bongkudai baru adalah 54 orang dengan
desa bongkudai baru berhubungan presentase (42,5%). Membersikan penampungan air setiap hari pada masyarakat didesa
dengan vector yang membahayakan bongkudai baru adalah 57 orang denga persentase (47,5%). Adanya kader kesehatan dan petugas
kesehatan : Nyamuk. Kesehatan

43
W : cara pengolahan sampah kurang baik didesa bongkudai baru adalah 118 orang dengan
presentase (93%). Dengan kebiasaan membuang barang bekas (botol/kaleng) adalah sebanyak 59
orang dengan persentase (47,2%).

O: Terdapat program penyuluhan tentang sampah, PHBS dan kerja bakti bersama membersihkan
desa bongkudai baru

T : Terdapat kebiasaan masyarakat desa yang membuang sampah sembarangan


, kurangnya kesadaran masyarakat dalam hal kebersihan

4 Kesiapan peningkatan komunitas di S : Tingkat usia anak tertinggi masyarakat di desa bongkudai baru adalah 12 orang usia 11-12
desa bongkudai baru berhubungan tahun 4 orang dengan persentase (6,9%), usia 12-13 tahun 4 orang (6,9%), usia 15-17 tahun 4
dengan masalah belajar pada anak : orang dengan presentase (6,9%) cara untuk mengatasi masalah yaitu dengan bercerita kepada
penggunaan Gedget orang tua adalah 38 orang dengan persentase (76%), kebiasaan remaja pada waktu luang 39 orang
dengan persentase (68,4%). Adanya kader kesehatan dan petugas Kesehatan

W : masalah belajar pada anak di desa bongkudai baru adalah 16 orang dengan presentase 53,3%.

O : Terdapat program penyuluhan tentang Penggunaan Gedget desa bongkudai baru

T : terdapat kebiasaan anak di desa bongkudai baru mengalami ketergantungan dengan gadget
dan membuat konsentrasi belajara pada anak menurun.

44
4.4 INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN
NO MASALAH TUJUAN RENCANA SASARA WAKTU TEMPAT DANA PJ
TINDAKAN N

1. Menejemen Dalam waktu 2 1. Penyuluhan Warga Dilaksanakan - Di rumah - Pembuatan Mahasiswa


kesahatan minggu kesehatan tentang Masyaraka selama jadwal masyarakat Leaflet: 30 Praktik
tidak efektif masyarakat desa t Desa praktik di Komunitas
pengelolaan Desa lembar Rp.
berhubungan Bongkudai Baru Bongkudai Bongkudai Desa
ketidak mampu : sampah Baru Baru Kec. Bongkudai 50.000 Bongkudai
cukupan 2. Lakukan promosi Mooat Baru. - Sapu lidi Baru
petunjuk  Masyarakat
kesehatan - Di sekitar jalan dan plastik
untuk desa
bertindak mengenai sampah raya dan sampa
Bongkudai
(Pengolahan organik dan pemukiman Rp.35.000
Baru mampu
Sampah)
anorganik warga Desa
Ditandai mengelolah
dengan data : 3. Lakukan promosi Bongkudai
sampah
kesehatan Baru
- pengelolaan dengan baik.
sampah mengenai cara
 Mampu
kurang baik penanggulangan
memilah
sebesar 93%. sampah
sampah
- pengelolaan 4. Lakukan kerja
organik dan
sampah baik bakti
sebesar 7% anorganik
5. Penyuluhan
 Meningkatka
kesehatan tentang
n derajat
PHBS

45
kesehatan.
2. Defisit Dalam waktu 2 Program Kesehatan: Warga Dilaksanakan - Di rumah - Pembuatan Mahasiswa
kesehatan minggu 1. Penyuluhan Masyaraka selama jadwal masyarakat leaflet Praktik
komunitas masyarakat desa t Desa praktik di Komunitas
kesehatan tentang Desa Hipertensi,
berhubungan Bongkudai Baru Bongkudai Bongkudai Desa
dengan mampu : Hipertensi Baru Baru Kec. Bongkudai Asam Urat., Bongkudai
program 2. Penyuluhan Mooat Baru. Kolestrol, Baru
tidak  Memahami
kesehatan tentang - Di depan dan
mengatasi bahaya
seluruh Asam Urat rumah Sangadi Diabetes
Hipertensi,
masalah 3. Penyuluhan Desa Militus
Asam Urat.,
kesehatan
kesehatan tentang Bongkudai Rp. 80.000
komunitas Kolestrol,
(riwayat Kolestrol Baru - Pembelian
dan Diabetes
penyakit 4. Penyuluhan alat
Militus
masyarakat) kesehatan tentang pemeriksa
 Meningkatan
Ditandai Diabetes Militus an gula
tanda dan
dengan data : 5. Lakukan darah,
gejala
- Hipertensi pemeriksaan asam urat
dengan Hipertensi,
kesehatan dan
persentase Asam Urat.,
22% 6. Lakukan senam kolestrol
- Asam urat Kolestrol,
sehat untuk Rp.
dengan dan Diabetes
persentase 17 penderita 500.000
% Militus
Hipertensi, Asam
- Kolestrol  Memahami
dengan Urat., Kolestrol,

46
persentase cara dan Diabetes
9%
pencegahan Militus
- Diabetes
militus tipe II Hipertensi, 7. Pelatihan BHD
dengan
Asam Urat., dan pemeriksaan
persentase
6% Kolestrol, tekanan darah,
dan Diabetes gula darah, asam
Militus urat, kolestrol
 Memahami pada kader dan
cara aparat Desa
mengontrol Bongkudai Baru
Hipertensi,
Asam Urat.,
Kolestrol,
dan Diabetes
Militus
3. Menejemen Dalam waktu 2 Program Kesehatan : Warga Dilaksanakan - Di rumah - Pembuatan Mahasiswa
kesehatan minggu Masyaraka selama jadwal masyarakat leaflet Rp. Praktik
tidak efektif masyarakat desa 1. Lakukan Promosi t Desa praktik di Komunitas
kesehatan yang Bongkudai Desa 30.000,-
berhubungan Bongkudai Baru Bongkudai Desa
dengan mampu : berkaitan dengan Baru Baru Kec. Bongkudai Bongkudai
ketidak Mooat Baru. Baru
bahaya nyamuk
efektifan pola  Masyarakat
perawatan desa 2. Lakukan
keluarga penyuluhan

47
(Vektor Sawangan kesehatan
membahayak mampu pengelolaan
an : Nyamuk)
menjaga sampah yang
Ditandai lingkungan dapat memicuh
dengan data :
rumah dan perkembiakan
- Nyamuk sekitarnya. nyamuk
dengan  Mampu 3. Lakukan kerja
persentase menerapkan bakti
77,3% 3M
- Lalat  Mampu
dengan mencegah
persentase perkembang
28,6% an nyamuk
- Ayam
dengan
persentase
13,4%
- Kucing
dan tikus
dengan
persentase
5%

48
- Anjing
dengan
persentase
4,2%
- Kecoa dan
bebek dengan
persentase
0,8%
4. Kesiapan Dalam waktu 2 Program Kesehatan : Warga Dilaksanakan - Di rumah - Pembuatan Mahasiswa
peningkatan minggu Masyaraka selama jadwal masyarakat leaflet Rp. Praktik
komunitas masyarakat desa 1. Lakukan Promosi t Desa praktik di Komunitas
kesehatan yang Bongkudai Desa 30.000,-
Bongkudai Baru Bongkudai Desa
Ditandai mampu : Bongkudai
berkaitan dengan Baru Baru Kec. Bongkudai
dengan data : Mooat Baru
bahaya gadget Baru.
 Memahami
- masalah
bahaya 2. Lakukan
belajar
gadge penyuluhan
dengan
 Memahami kesehatan tentang
persentase
manfaat manfaat
53,3%
penggunaan penggunaan
- kurang
gadget yang gadget yang benar
percaya diri
benar 3. Lakukan
dengan
 Memahami penyuluhan
persentase
kesehatan tentang

49
26,7%, efek efek sampaing
- susah sampaing penggunaan
makan dan penggunaan gadget yang
kurangnya gadget yang berlebihan
bergaul berlebihan
memiliki
persentase
yang sama
sebesar 10%.

50
4.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N MASALAH HARI/TANGGAL KEGIATAN EVALUASI


O KEPERAWATAN

1. Menejemen kesahatan 1. Senin, 14 Juni 2021 1. Memberikan penyuluhan kesehatan Senin, 14 Juni – Sabtu, 19 Juni
tidak efektif tentang pengelolaan sampah 2021
berhubungan ketidak
Hasil : Sebanyak 22 warga desa 1-3. Sebanyak 22 warga
cukupan petunjuk
untuk bertindak Bongkudai baru yang tergabung dalam masyarakat desa Bongkudai Baru
(Pengolahan Sampah) PKB GGP Alfa Omega Bongkudai Mengikuti kegiatan Penyuluhan
Ditandai dengan data :
baru mengikuti pemberian penyuluhan kesehatan tentang Sampah yang
 pengelolaan kesehatan mengenai pengelolaan diberikan oleh Mahasiswa
sampah kurang sampah Keperawatan UNIKA De La Salle
baik sebesar 2. Senin, 14 Juni 2021 2. Melakukan promosi kesehatan Manado . Kegiatan Berjalan sesuai
93%. mengenai sampah organik dan jadwal, dan mendapat Apresiasi
- pengelolaan anorganik dan antusias dari Warga Desa
sampah baik Hasil : Sebanyak 22 warga desa Bongkudai Baru. Mahasiswa tidak
sebesar 7%. Bongkudai baru yang tergabung dalam mengalami hambatan dan masalah
PKB GGP Alfa Omega Bongkudai selama kegiatan berlangsung.
baru mengikuti pemberian penyuluhan 4.Mahasiswa bersama Aparat dan
kesehatan mengenai sampah organic Masyarakat Desa Bongkudai Baru
dan anorganik melaksanakan kegiatan Kerja
3. Senin, 14 Juni 2021 3. Melakukan promosi kesehatan Bakti bersama serentak di setiap

51
mengenai cara penanggulangan dusun..Kegiatan berjalan sesuai
sampah jadwal dan tidak terjadi masalah
Hasil : Sebanyak 22 warga desa dan hambatan selama kegiatan
Bongkudai baru yang tergabung dalam berlangsung.
PKB GGP Alfa Omega Bongkudai 5. Sebanyak 30 Anak Sekolah
baru mengikuti pemberian penyuluhan Minggu Jemaat GMIBM
kesehatan mengenai penanggulangan mengikuti kegiatan Penyuluhan
sampah kesehatan tentang PHBS yang
4. Rabu, 16 Juni 2021 4. Melakukan kerja bakti diberikan oleh Mahasiswa
dan Sabtu, 19 Juni Hasil : Mahasiswa bersama dengan Keperawatan dan 4 orang Dosen
2021 Aparat dan masyarakat Desa Keperawatan UNIKA De La Salle
Bongkudai Baru melaksanakan kerja Manado . Kegiatan Berjalan sesuai
bakti bersama serentak di setiap dusun. jadwal, dan mendapat Apresiasi
5. Jumat, 18 Juni 2021 5. Memberikan penyuluhan kesehatan dan antusias dari Anak Sekolah
tentang PHBS Minggu dan Para Pembina ASM.
Hasil : Mahasiswa bersama dengan 4 Mahasiswa tidak mengalami
orang dosen dan Sebanyak 30 Anak hambatan dan masalah selama
Sekolah Minggu mengikuti kegiatan berlangsung.
permberian penyuluhan kesehatan
mengenai PHBS
2. Defisit kesehatan Program Kesehatan: Kamis, 10 Juni 2021
komunitas 1. Kamis, 10 Juni 2021 1. - Memberikan penyuluhan kesehatan 1. Sebanyak 20 orang Jemaat

52
berhubungan dengan tentang Hipertensi GMIBM Kolom 2, 17 orang
program tidak Hasil : Sebanyak 20 orang Jemaat Jemaat GMIBM Kolom 1, 20
mengatasi seluruh
GMIBM Kolom 2, 17 orang Jemaat orang Jemaat GGP Alfa
masalah kesehatan
komunitas (riwayat GMIBM Kolom 1, 20 orang Jemaat Omega Komsel 3 mengikuti
penyakit masyarakat) GGP Alfa Omega Komsel 3 mengikuti kegiatan Penyuluhan kesehatan
Ditandai dengan data : pemberian penyuluhan kesehatan tentang Hipertensi yang
tentang Hipertensi diberikan oleh Mahasiswa
 hipertensi
dengan 2. Kamis, 17 Juni 2021 - Memberikan penyuluhan kesehatan Keperawatan UNIKA De La
persentase 22%
tentang Asam Urat Salle Manado . Kegiatan
 asam urat
dengan Hasil : Sebanyak 19 orang Jemaat Berjalan sesuai jadwal, dan
persentase 17 GMIBM Kolom 4 mengikuti mendapat Apresiasi dan
%
 kolestrol pemberian penyuluhan kesehatan antusias dari Warga Desa
dengan tentang Asam Urat Bongkudai Baru. Mahasiswa
persentase 9%
- Diabetes 3. Jumat, 11 Juni 2021 2. Memberikan penyuluhan kesehatan tidak mengalami hambatan dan
militus tipe II tentang Kolestrol masalah selama kegiatan
dengan Hasil : Sebanyak 22 warga berlangsung.
persentase 6% masyarakat desa Bongkudai baru yang 2. Sebanyak 19 warga masyarakat
tergabung dalam WKI GGP Alfa desa Bongkudai Baru
Omega Bongkudai Baru mengikuti Mengikuti kegiatan
pemberian penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan tentang
1. Kamis, 17 Juni 2021 mengenai Kolesterol bersama 3 orang Asam Urat yang diberikan oleh
dosen Mahasiswa Keperawatan

53
3. Memberikan penyuluhan kesehatan UNIKA De La Salle Manado .
tentang Diabetes Militus Kegiatan Berjalan sesuai
Hasil : Sebanyak 15 Jemaat GGP Alfa jadwal, dan mendapat
Omega Komsel 4 mengikuti Apresiasi dan antusias dari
pemberian penyuluhan kesehatan Warga Desa Bongkudai Baru.
mengenai Diabetes Melitus Mahasiswa tidak mengalami
4. Melakukan pemeriksaan kesehatan hambatan dan masalah selama
dan Pengbatan Gratis kegiatan berlangsung.
Hasil : Sebanyak 18 orang warga 3. Sebanyak 22 warga masyarakat
masyarakat mengikuti pemeriksan desa Bongkudai Baru
kesehatan oleh mahasiswa Profesi Mengikuti kegiatan
Ners di Posko Mahasiswa, dan 31 Penyuluhan kesehatan tentang
2. Rabu, 23 Juni 2021 orang warga masyarakat Desa Kolesterol yang diberikan oleh
dan Kamis, 08 Juli Bongkudai Baru mengikuti Mahasiswa Keperawatan
2021 Pemeriksaan dan Pengobatan gratis UNIKA De La Salle Manado .
yang di selenggarakan oleh Pihak Kegiatan Berjalan sesuai
Fakultas Keperawatan UNIKA De La jadwal, dan mendapat
Salle Manado di Gedung PPA Jemaat Apresiasi dan antusias dari
GGP Alfa Omega Bongkudai Baru. Warga Desa Bongkudai Baru.
3. Jumat, 11 Juni 2021 3. Melakukan senam sehat untuk Mahasiswa tidak mengalami
dan Jumat 18 Juni penderita Hipertensi, Asam Urat., hambatan dan masalah selama
2021 Kolestrol, dan Diabetes Militus kegiatan berlangsung.

54
Hasil : Mahasiswa bersama Aparat 3. Sebanyak 15 warga masyarakat
desa dan Warga desa bongkudai baru desa Bongkudai Baru
mengikuti kegiatan senam sehat yang Mengikuti kegiatan
dilaksanakan oleh Mahasiswa Penyuluhan kesehatan tentang
bertempat di depan kantor Sangadi Diabetes Melitus yang
desa Bongkudai Baru diberikan oleh Mahasiswa
4. Senin, 28 Juni 2021 4. Memberikan pelatihan BHD pada Keperawatan UNIKA De La
kader dan aparat Desa Bongkudai Baru Salle Manado . Kegiatan
Hasil : Sebanyak 14 orang Aparat dan Berjalan sesuai jadwal, dan
Kader Desa Bongkudai Baru mendapat Apresiasi dan
mengikuti Pelatihan yang antusias dari Warga Desa
dilaksanakan Pihak Fakultas Bongkudai Baru. Mahasiswa
Keperawatan UNIKA De La Salle tidak mengalami hambatan dan
Manado bekerja Sama dengan Tim masalah selama kegiatan
HIPGABI Sulut di Gedung PPA berlangsung
Jemaat GGP Alfa Omega Bongkudai 4. Sebanyak 18 orang warga
Baru. masyarakat mengikuti
pemeriksan kesehatan oleh
mahasiswa Profesi Ners di
Posko Mahasiswa, dan 31
orang warga masyarakat Desa
Bongkudai Baru mengikuti

55
Pemeriksaan dan Pengobatan
gratis yang di selenggarakan
oleh Pihak Fakultas
Keperawatan UNIKA De La
Salle Manado di Gedung PPA
Jemaat GGP Alfa Omega
Bongkudai Baru. Kegiatan
Berjalan sesuai jadwal, dan
mendapat Apresiasi dan
antusias dari Warga Desa
Bongkudai Baru. Mahasiswa
tidak mengalami hambatan dan
masalah selama kegiatan
berlangsung
5. Masyarakat desa Bongkudai
Baru Mengikuti kegiatan
Senam Sehat Bersama yang di
selenggarakan oleh Mahasiswa
Keperawatan UNIKA De La
Salle Manado . Kegiatan
Berjalan sesuai jadwal, dan
mendapat Apresiasi dan

56
antusias dari Warga Desa
Bongkudai Baru. Mahasiswa
tidak mengalami hambatan dan
masalah selama kegiatan
berlangsung.
6. Sebanyak 14 orang Aparat dan
Kader Desa Bongkudai Baru
mengikuti Pelatihan yang
dilaksanakan Pihak Fakultas
Keperawatan UNIKA De La
Salle Manado bekerja Sama
dengan Tim HIPGABI Sulut di
Gedung PPA Jemaat GGP Alfa
Omega Bongkudai Baru.
Kegiatan Berjalan sesuai
jadwal, dan mendapat
Apresiasi dan antusias dari
Warga Desa Bongkudai Baru.
Mahasiswa tidak mengalami
hambatan dan masalah selama
kegiatan berlangsung
3. Menejemen kesehatan Program Kesehatan : Senin, 14 Juni- Rabu, 16 Juni 2021

57
tidak efektif 1. Senin, 14 Juni 2021 1. Melakukan Promosi kesehatan 1-2. Sebanyak 22 warga
berhubungan dengan yang berkaitan dengan bahaya masyarakat desa Bongkudai Baru
ketidak efektifan pola
nyamuk Mengikuti kegiatan Penyuluhan
perawatan keluarga
(Vektor Hasil : Sebanyak 22 warga desa kesehatan tentang Sampah yang
membahayakan : Bongkudai baru yang tergabung diberikan oleh Mahasiswa
Nyamuk)
dalam PKB GGP Alfa Omega Keperawatan UNIKA De La Salle
Ditandai dengan data : Bongkudai baru mengikuti Manado . Kegiatan Berjalan sesuai
 Nyamuk pemberian penyuluhan kesehatan jadwal, dan mendapat Apresiasi
dengan 2. Senin, 14 Juni 2021 2. Melakukan penyuluhan kesehatan dan antusias dari Warga Desa
persentase pengelolaan sampah yang dapat Bongkudai Baru. Mahasiswa tidak
77,3% memicuh perkembiakan nyamuk mengalami hambatan dan masalah

 Lalat dengan Hasil : Sebanyak 22 warga desa selama kegiatan berlangsung

persentase Bongkudai baru yang tergabung 3. Mahasiswa bersama dengan

28,6% dalam PKB GGP Alfa Omega Aparat dan warga desa mengikuti

 Ayam dengan Bongkudai baru mengikuti Kegiatan Kerja bakti yang di

persentase pemberian penyuluhan kesehatan lakukan di Depan Gedung PAUD.

13,4% mengenai pengelolaan sampah Kegiatan berjalan sesuai jadwal

 Kucing dan 3. Rabu, 16 Juni 2021 3. Melakukan kerja bakti dan tidak terjadi masalah dan

tikus dengan dan Sabtu, 19 Juni Hasil : Kerja bakti bersama di hambatan selama kegiatan

persentase 5% 2021 depan Gedung PAUD desa berlangsung.


Bongkudai Baru dan Mahasiswa
 Anjing dengan
bersama Aparat masyarakat

58
persentase melakukan kerja bakti bersama di
4,2% dusun 3 dan 4
 Kecoa dan
bebek dengan
persentase
0,8%
4. Kesiapan peningkatan Program Kesehatan : Rabu, 9 Juni 2021 dan Rabu 16
komunitas 1. Rabu, 9 Juni 2021 dan 1. Melakukan Promosi kesehatan yang Juni 2021
Ditandai dengan data : Rabu, 16 Juni 2021 berkaitan dengan bahaya gadget Sebanyak 10 Anak Remaja Rayon
Hasil : Sebanyak 10 Anak Remaja 1, dan 11 Anak Remaja Rayon 2
 masalah belajar
Rayon 1, dan 11 Anak Remaja Rayon Penyuluhan kesehatan tentang
dengan
2 mengikuti pemberian penyuluhan Bahaya Gadged yang diberikan
persentase
kesehatan mengenai Gadged oleh oleh Mahasiswa Keperawatan
53,3%,
mahasiswa keperawatan di Desa UNIKA De La Salle Manado .
 kurang percaya
Bongkudai Baru Kegiatan Berjalan sesuai jadwal,
diri dengan
2. Rabu, 9 Juni 2021 dan 2. Melakukan penyuluhan kesehatan dan mendapat Apresiasi dan
persentase
Rabu, 16 Juni 2021 tentang manfaat penggunaan gadget antusias dari Remaja dan Para
26,7%,
yang benar Pembina Remaja. Mahasiswa tidak
 susah makan
Hasil : Sebanyak 10 Anak Remaja mengalami hambatan dan masalah
dan kurangnya
Rayon 1, dan 11 Anak Remaja Rayon selama kegiatan berlangsung.
bergaul
2 mengikuti pemberian penyuluhan
memiliki
kesehatan mengenai Gadged oleh

59
persentase mahasiswa keperawatan di Desa
yang sama Bongkudai Baru
sebesar 10%. 3. Rabu, 9 Juni 2021 dan 3. Melakukan penyuluhan kesehatan
Rabu, 16 Juni 2021 tentang efek sampaing penggunaan
gadget yang berlebihan
Hasil : Sebanyak 10 Anak Remaja
Rayon 1, dan 11 Anak Remaja Rayon
2 mengikuti pemberian penyuluhan
kesehatan mengenai Gadged oleh
mahasiswa keperawatan di Desa
Bongkudai Baru

60
BAB V
PEMBAHASAN

Pengabdian masyarakat komunitas keluarga merupakan bagian aplikasi dari


keperawatan komunitas keluarga yang dilaksanakan sejak tanggan 17 Mei 2021 – 24 Juli
2021 atau selama 10 minggu Di Desa Bongkudai Baru. Pengabdian masyarakat ini memiliki
beberapa tahapan proses keperawatan yaitu proses pengkajian, diagnosa, rencana asuhan
keperawatan, implementasi dan evaluasi keperawatan.
5.1 Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan di Desa Bongkudai Baru Kecamatan Mooat
dilakukan dengan cara mengunjungi rumah ke rumah dengan melakukan wawancara,
mengobservasi keadaan rumah dan lingkungan rumah. Berdasarkan pengkajian yang
dilakukan selama 1 Minggu, yakni sejak 24 Mei 2021 – 30 Mei 2021, di Desa
Bongkudai Baru terdapat beberapa masalah kesehatan yaitu: Pengelolahan sampah
yang kurang baik, riwayat penyakit, vektor yang membahayakan kesehatan, dan
masalah belajar pada anak.
Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan mengenai cara pengelolaan sampah
di desa bongkudai baru terdapat cara pengelolaan sampah baik sebesar 7% dan cara
pengelolaan sampah kurang baik sebesar 93%. Riwayat penyakit masyarakat di
bongkudai baru ditemukan hasil: hipertensi dengan persentase 22% dengan jumlah jiwa
sebanyak 28 orang, asam urat dengan persentase 17 % dengan jumlah jiwa sebanyak 22
orang, kolestrol dengan persentase 9% dengan jumlah jiwa sebanyak 12 orang,
Diabetes militus tipe II dengan persentase 6% dengan jumlah jiwa sebanyak 8 orang,
gastritis dengan persentase 4% dengan jumlah jiwa 5 orang, demam,batuk dan flu
memiliki persentase yang sama sebesar 3% dengan jumlah jiwa masing- masing
sebayak 4 orang, batu ginjal,alergi,sinusitis,jantung dan miom memiliki persentase
yang sama sebesar 1% dengan jumlah jiwa masing-masing 1 orang. vector yang
banyak di sekitar rumah yang dapat membahaya kesehatan masyarakat diantaranya :
Nyamuk dengan persentase 77,3%, Lalat dengan persentase 28,6%, Ayam dengan
persentase 13,4%, Kucing dan tikus dengan persentase 5%, Anjing dengan persentase
4,2%, Kecoa dan bebek dengan persentase 0,8%. Masalah pada anak yang ada pada
desa bongkudai baru ditemukan beberapa masalah diantaranya masalah belajar dengan
persentase 53,3%, kurang percaya diri dengan persentase 26,7%, susah makan dan
kurangnya bergaul memiliki persentase yang sama sebesar 10%.

61
5.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang diambil berdasarkan masalah yang ada di Desa
Bongkudai Baru dan telah disetujui oleh perangkat-perangkat dan tokoh-tokoh
masyarakat dalam Musyawara Masyarakat Desa (MMD), yakni :
1. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan masalah pengelolahan
sampah, diagnosa ini diangkat sebagai prioritas karena sesuai pengkajian didapati
perilaku masyarakat yang suka membuang sampah disembarang tempat,
banyaknya sampah yang dibuang diselokan yang menutupi saluran air
mengakibatkan terjadinya banjir pada saat musim hujan.
2. Defisit kesehatan komunitas berhubungan dengan riwayat penyakit masyarakat
(Hipertensi, Asam Urat, Kolestrol, Diabetes Militus), diagnosa ini diangkat karena
sesuai pengkajian dan pemeriksaan yang telah dilakukan didapatkan Hipertensi,
Asam Urat, Kolestrol, Diabetes Militus menjadi penyakit yang paling banyak
didapati pada masyarakat Desa Bongkudai Baru.
3. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan vektor yang
membahayakan kesehatan (nyamuk), diagnosa ini diangkat karena berdasarkan
pengkajian ditemukan bahwa kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat pada
masyarakat dan juga lingkungan yang kotor akibat tumpukan sampah
menimbulkan perkembangbiakan nyamuk.
4. Kesiapan peningkatan komunitas belajar pada anak (pengggunaan gadget
berlebihan), diagnosa ini diangkat karena berdasarkan pengkajian ditemukan
bahwa penggunaan gadget sudah melibihi batas waktu normal ( 30-60 menit).
5.3 Rencana Asuhan Keperawatan
Pada rencana asuhan keperawatan terdapat beberapa intervensi yang telah kami
buat. Intervensi yang kami buat berdasarkan empat diagnosa yang ada dan difokuskan
pada promosi, penyuluhan kesehatan, kerja bakti, dan pemeriksaan kesehatan serta
membimbing masyarakat untuk membiasakan pada perilaku hidup bersih dan sehat.
5.4 Implementasi
Implementasi yang telah dilakukan antara lain yaitu memberikan penyuluhan kesehatan
tentang pengelolaan sampah pada hari Senin, 14 Juni 2021 di Ibadah PKB GGP Alfa
Omega Bongkudai baru serta melakukan kerja bakti bersama dengan aparat desa dan
warga desa Bongkudai baru pada hari Rabu, 16 Juni 2021 dan Sabtu, 19 Juni 2021.
Kami pun memberikan penyuluhan kesehatan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) pada hari Jumat, 18 Juni 2021 di Ibadah Anak sekolah Minggu GMIBM dan

62
Ibadah Komsel GGP Alfa Omega. Kemudian kami memberikan penyuluhan kesehatan
tentang Hipertensi pada hari Kamis, 10 Juni 2021 di Ibadah Kolom 1 dan 2 GMIBM,
memberikan penyuluhan kesehatan tentang Asam Urat pada hari Kamis, 17 Juni 2021
di Ibadah kolom 4 GMIBM, memberikan penyuluhan kesehatan tentang Kolestrol pada
hari Jumat, 11 Juni 2021 di Ibadah WKI GGP Alfa Omega, memberikan penyuluhan
kesehatan tentang Diabetes Militus pada hari Kamis, 17 Juni 2021 di Ibadah Komsel
GGP Alfa Omega, serta melakukan pemeriksaan kesehatan gratis gelombang pertama
pada hari Rabu, 23 Juni 2021 bertempat di Kantor Desa Bongkudai Baru dan
gelombang kedua pada hari Kamis, 8 Juli 2021 bertempat di Gedung Pendidikan GGP
Alfa Omega. Melakukan senam sehat untuk penderita Hipertensi, Asam Urat.,
Kolestrol, dan Diabetes Militus seminggu sekali. Melakukan Promosi kesehatan yang
berkaitan dengan bahaya gadget pada hari Rabu, 9 Juni 2021 dan Rabu, 16 Juni 2021 di
Ibadah Remaja GMIBM dan Remaja GGP Alfa Omega. Melakukan pelatihan BHD
pada kader dan aparat Desa Bongkudai Baru pada hari Senin, 28 Juni 2021 bertempat di
Gedung Pendidikan GGP Alfa Omega.
5.5 Evaluasi
Penyuluhan-penyuluhan yang sudah dilakukan adalah dengan metode ceramah
dan tanya jawab serta media yang digunakan adalah leaflet. Ada respon dari masyarakat
berupa beberapa pertanyaan yang diajukan pada saat penyuluhan. Para masyarakat
memperhatikan dengan baik dan memahami penyuluhan yang sudah dilaksanakan.
Respon masyarakat dalam setiap kegiatan yang sudah kami lakukan mendapat respon
yang sangat baik, baik itu penyuluhan kesehatan, promosi kesehatan, maupun
pemeriksaan kesehatan seperti pemeriksaan tekanan darah, gula darah, dan kadar asam
urat, serta kerja bakti yang dilakukan bersama dengan masyarakat Desa Bongkudai
Baru.

63
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil kegiatan menanggulangi masalah kesehatan yang dilaksanakan
Mahasiswa Universitas Katolik De La Salle Manado yang melakukan Pengabdian
Masyarakat di Desa Bongkudai Baru didapatkan kesimpulan berupa:
Manajemen Kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakcukupan
petunjuk untuk bertindak (pengelolaan sampah). Kegiatan yang dilakukan berupa
Penyuluhan Kesehatan dan Kerja bakti bersama. Untuk kegiatan ini berjalan sesuai
dengan jadwal dan mendapat apresiasi dari masyarakat Desa Bongkudai Baru. Defisit
Kesehatan Komunitas berhubungan dengan program tidak mengatasi seluruh masalah
kesehatan komunitas (Riwayat penyakit masyarakat). Kegiatan yang dilaksanakan
berupa Peyuluhan Kesehatan, Senam Jantung, Senam Lansia, Pemeriksaan dan
Pengobatan Gratis, serta Mahasiswa Keperawatan bekerja sama dengan Tim HIPGABI
Sulut dalam Pelatihan PENANGANAN KEGAWATDARURATAN SEHARI-HARI
untuk Aparat dan Kader Desa Bongkudai Baru. Untuk kegiatan ini berjalan sesuai
dengan jadwal dan mendapat apresiasi dari masyarakat Desa Bongkudai Baru.
Manajemen Kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidak efektifan pada
perawatan. Untuk Kegiatan dalam memberantas nyamuk Mahasiswa menggabungkan
Rencana tindakan yang dilakukan bersamaan dengan penanggulangan Sampah. Dengan
kegiatan berupa Penyuluhan kesehatan dan Kerja bakti bersama. Kegiatan yang
dilakukan berjalan sesuai jadwal dan mendapat apresiasi masyarakat. Kesiapan
Peningkatan Koping Komunitas. Yang dimaksud disini berupa koping masyarakat
terhadap penggunaan Gadged pada anak. Dengan kegiatan berupa Penyuluhan
kesehatan tentang Bahaya Gadged. Kegiatan yang dilakukan berjalan sesuai jadwal dan
mendapat apresiasi dari masyarakat. Dari Kegiatan yang di laksanakan di Desa
Bongkudai Baru, diharapkan dapat memberikan kesadaran bagi masyarakat Desa
Bongkudai Baru terkait dengan masalah kesehatan yang ada di Desa Bongkudai baru
dan dapat menjadi acuan bagi Pemerintah Desa dalam melanjutkan kegiatan yang telah
dilakukan oleh Mahasiswa, sehingga dapat menyadarkan Masyarakat tentang
pentingnya kesehatan.

64
6.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :
a. Kader Kesehatan
Kegiatan yang sudah dilaksanakan di desa seperti penyuluhan dan pelatihan kader
kiranya dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat yang ada khususnya di
Desa Bongkudai Baru sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan yang lebih
baik untuk masyarakat setempat
b. Masyarakat
Dengan penyuluhan yang telah diberikan diharapkan dapat membantu masyarakat
dalam meningkatkan derajat kesehatan yang ada di Desa Bongkudai Baru dan
masyarakat mampu mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat.
c. Mahasiswa Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado
Kegiatan yang dilakukan sudah dilakukan perlu ditindaklanjuti oleh mahasiswa
angkatan berikutnya untuk mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan dan
kesehatan masyarakat khususnya yang ada di Desa Bongkudai Baru.

65
DAFTAR PUSTAKA
Novia Farah Fitria. (2010). Gangguan Kesehatan Akibat Nyamuk. Jurnal Kesehatan.

Nur Aini. (2018). Teori Model Keperawatan Beserta Aplikasinya dalam Keperawatan Edisi
1. Jakarta: UMM Press

Martha Raile Alligood. (2014). Pakar Teori Keperawatan Edisi Da Karya Mereka 8 Vol 1.
Jakarta: Elsevier

Putri, H. N. (2020). Laporan Praktik Profesi Ners Stase Komunitas dan Keluarga.
JurnalKesehatan.

Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

66
LAMPIRAN

67

Anda mungkin juga menyukai