Anda di halaman 1dari 19

3.

Metode (M3-Method)

Gambar . Metode Penugasan


Kepala Ruang

PPJA

Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana

Pasien

Berdasarkan gambar diatas motode penugasan yang dipakai Ruang Mawr adalah
metode MPKP dalam memberikan asuhan keperawatan. Terdiri dari 1 PPJA dan 7 Perawat
pelaksana. Dengan pembagian bed sbb : Perawat 1 terdiri dari 3 bed (2 bed Kelas 1 dan 1
bed observasi), Perawat 2 terdiri dari 3 bed (3 bed observasi), Perawat 3 terdiri dari 3 bed (1
bed observasi dan 2 bed kelas 3), Perawat 4 terdiri dari 3 bed (3 bed kelas 3)

a. Penerapan MAKP
Dari hasil pengumpulan data tentang Model Asuhan Keperawatan
yang digunakan saat ini didapatkan bahwa model yang digunakan adalah
modifikasi Metode Tim Primer. Sebanyak 7 dari 9 perawat yang
dibagikan angket (87 %) menyatakan mengerti/memahami model yang
digunakan dan 67 % menyatakan cocok dengan model yang ada.
Mengenai efektifitas dan efisiensi model asuhan keperawatan,
didapatkan bahwa dengan menggunakan model yang sekarang ini 53 %
perawat menjawab bahwa model asuhan keperawatan tersebut
menjadikan lama rawat inap bagi pasien semakin pendek dan 47 %
menjawab bahwa model asuhan keperawatan tersebut tidak manjamin
lama perawatan pasien menjadi pendek. Dengan adanya model asuhan
keperawatan tersebut telah terjadi peningkatan kepercayaan pasien
terhadap ruangan. Model asuhan keperawatan tersebut tidak mempersulit
pekerjaan yang ada. Di samping itu, 60 % perawat mengatakan bahwa
model asuhan keperawatan tersebut tidak memberatkan dalam
pembiayaan. Model asuhan keperawatan ini tidak banyak mendapat
kritikan dari pasien.
Pelaksanaan model asuhan keperawatan dengan metode modifikasi
tim primer telah mendukung terlaksananya komunikasi adekuat antar
perawat dan tim kesehatan lain. 87 % perawat mengatakan bahwa
kontinuitas rencana keperawatan terlaksana dengan baik. 53 % perawat
mengatakan bahwa mereka sering mendapat teguran dari ketua tim jika
ditemui ada kesalahan tindakan atau pendokumentasian asuhan
keperawatan. Berdasarkan hasil angket yang disebarkan pada perawat di
ruang Mawar, didapatkan bahwa seluruh perawat yang ada telah
menjalankan kegiatan sesuai standar. Secara keseluruhan perawat sudah
mengenal dan mengetahui kondisi pasien.

b. Overan
Berdasarkan pengumpulan data diperoleh bahwa overan dilakukan
tiga kali dalam sehari, yaitu dari malam ke pagi pukul 08.00 WITA
dikarenakan tenaga perawat yang berkurang, perawat melakukan shift 1x
24 jam. Berdasarkan observasi overan dilaksanakan sudah lebih dari
20 menit dan seringkali selesai tidak tepat waktu. Hal ini disebabkan
karena saat overan berlangsung, ada perawat yang langsung memberikan
tanggapan tentang masalah yang dioverkan, sehingga waktu overan
menjadi semakin panjang. Sebaiknya kesempatan untuk memberikan
tanggapan/masukan nanti seluruh kegiatan overan selesai, sehingga dapat
menghemat waktu overan. Di samping itu, penyebab overan berlangsung
lama yaitu adanya visite dokter bertepatan dengan waktu overan,
sehingga kegiatan overan sering terganggu. Overan dipimpin oleh Kepala
Ruangan dan dihadiri oleh semua perawat yang berkepentingan. Sebelum
operan dilaksanakan para perawat yang ada mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan dengan pasien seperti status pasien, list pasien, terutama
rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap masing-masing pasien.
Seluruh perawat yang ada telah mengetahui hal-hal apa yang harus
disampaikan saat pelaporan operan. Semua yang dilaporkan saat overan,
baik sebelum maupun sesudah overan, semuanya dicatat dalam buku
laporan. 70 % perawat mengatakan bahwa tidak ada kesulitan dalam
mendokumentasikan laporan.
Setelah melakukan overan di Kantor Perawat, masing-masing tim
langsung menuju ke ruang perawatan pasien untuk melakukan interaksi
dengan pasien (visite keperawatan). Adapun interaksi yang dilakukan di
depan pasien yaitu perawat yang bertugas pada shift selanjutnya dan
memastikan kondisi pasien apakah sesuai dengan yang di-overkan atau
tidak. 80 % perawat di ruang Mawar sudah mengetahui teknik pelaporan
overan saat di depan pasien, seperti menghindari pasien agar tidak kaget
mendengarkan hasil pemeriksaan atau tindakan yang akan diberikan. 53
% perawat menyatakan bahwa lama waktu mengunjungi pasien kurang
dari 5 menit. Seluruh perawat biasanya mendapat evaluasi langsung dari
kepala ruangan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam Overan menurut
Nursalam (2012) adalah informasi yang disampaikan harus akurat,
singkat, sistematis dan menggambarkan kondisi pasien saat itu. Informasi
tersebut dapat diperoleh dari Perawat Pelaksana. Jika perawat pelaksana
tidak memiliki rencana harian dan laporan kegiatan harian, maka akan
berdampak pada kelengkapan informasi yang dibutuhkan saat Overan.
Berdasarkan hal tersebut, maka rencana kegiatan harian perawat
pelaksana sangatlah penting dalam kesinambungan layanan asuhan
keperawatan. Berikut adalah data-data yang diperoleh melalui observasi
dan wawancara mengenai overan dan rencana harian perawat pelaksana.
1) Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi kelompok, ditemui bahwa setiap hari
seringkali di Tim terdapat 2 – 3 orang perawat pelaksana di
masing-masing Tim baik di overan pagi maupun overan sore (50-60
%) tidak menyimak/tidak memperhatikan dengan baik hal-hal
penting yang disampaikan saat overan berlangsung dan sering
berdiskusi serta kurang menghargai orang yang menyampaikan
overan. Berdasarkan observasi, perawat
pelaksana tidak memiliki keseragaman format catatan rencana harian
untuk mendokumentasikan perkembangan pasien kelolaan masing-
masing.
2) Hasil Wawancara
Adapun hasil wawancara yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a) Kepala ruangan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan saat pelaporan overan yaitu
rencana kerja, jumplah pasien, ketenagaan cukup atau tidak,
kesiapan masing-masing perawat, hal-hal apa saja yangperlu
diingatkan seperti hal-hal prioritas atau masalah pasien-pasien
yang membutuhkan observasi lebih. Sementara itu metode yang
digunakan saat penyampaian overan yaitu menggunakan metode
S BAR untuk semua pasien. Mengenai rencana harian, perawat
pelaksana memang telah memiliki buku catatan masing-masing.
Tetapi untuk format rencana harian belum digunakan.
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
Kepala Ruang
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan.
b. Menunjuk perawat primer dan tugasnya
masing-masing.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan
klien dibantu perawat primer.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh
perawat primer.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan
perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui
kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan terhadap klien.
g. Menjaga terwujudnya visi dan misi
keperawatan dan rumah sakit.
h. Menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi
dengan kepala perawatan/ kepala instalasi.
i. Menyusun rencana kebutuhan fasilitas, alat,
dan dana keperawatan.
j. Menyusun jadwal dinas.
k. Menyusun jadwal cuti.
l. Menyusun rencana pengembangan staf.
m. Menyusun rencana kegiatan pengendalian
mutu.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan
pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Merumuskan metode penugasan yang
digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan
perawat pelaksana secara jelas.
d. Membuat rentang kendali.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan.
f. Mengatur dan mengendalikan sistem
ruangan.
g. Menyelenggarakan konferen.
h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui
kerjasama dengan petugas lain yang
bertugas diruang rawatnya.
i. Melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru/ tenaga lain yang akan
kerja di ruang rawat.
j. Memberikan orientasi kepada
siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik.
k. Memberi orientasi kepada
pasien/keluarganya meliputi: penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara
penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-
hari.
l. Membimbing tenaga keperawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan.
m. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-
waktu dengan staf keperawatan dan petugas
lain yang bertugas diruang rawatnya.
n. Memberi kesempatan/ijin kepada staf
keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala
instalasi/kasi perawatan.
o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan
obat-obatan sesuai kebutuhan berdasarkan
ketentuan/kebijakan rumah sakit.
p. Mengatur dan mengkoordinasikan
pemeliharaan alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
q. Mengelompokkan pasien dan mengatur
penempatannya di ruang rawat menurut
tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,
untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan.
r. Meneliti pengisian formulir sensus harian
pasien di ruang rawat.
s. Meneliti/memeriksa ulang pada saat
penyajian makanan pasien sesuai dengan
program dietnya.
t. Menyimpan berkas catatan pasien dalam
masa perawatan diruang rawatnya dan
selanjutnya mengembalikan berkasi
tersebut ke bagian medical record bila
pasien keluar/pulang dari rumah sakit
tersebut.
u. Membimbing mahasiswa keperawatan yang
menggunkan ruang rawatnya sebagai lahan
praktik.
v. Memberikan penyuluhan kesehatan pada
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar
dalam batas wewenangnya.
w. Melakukan serah terima pasien pergantian
dinas.
x. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan, membuat daftar dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap dari dan
lain-lain.
y. Mengatur dan mengendalikan sistem
ruangan.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengawasi dan menilai mahasiswa
keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan.
b. Melakukan penilaian kinerja tenaga
keperawatan yang berada dibawah
tanggungjawabnya dan mutu pelayanan.
c. Memberikan pengarahan tentang penugasan
kepada ketua tim dan perawat pelaksana.
d. Memberikan pujian kepada perawat yang
mengerjakan tugas dengan baik.
e. Memberikan motivasi dalam peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan askep
klien.
g. Membimbing bawahan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
h. Meningkatkan kolaborasi.
i. Melalui komunikasi, mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan perawat
primer mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
j. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit
dokumentasi asuhan keperawatan.
k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama.
Total
Prosentase

b) Ketua Tim (PPJA)


Sebagai seorang ketua tim hal yang perlu dipersipkan saat
pelaporan overan yaitu status pasien, list obat, list asuhan
keperawatan dan buku tugas. Dalam penyampian overan
biasanya menggunakan metode S BAR namun dalam
pelaksanaannya di ruang Mawar belum maksimal.
1
Uraian Tugas
D TD
Ketua Tim
a. Bersama penanggung jawab
ruangan/kepala ruangan/perawat
associate/anggota tim mengadakan
serah terima tugas setiap penggantian
dinas.
b. Melakukan pembagian tugas kepada
perawat associate dengan
mempertimbangkan kemampuan
masing-masing anggota.
c. Menyusun rencana asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian
sampai dengan evaluasi.
d. Mengikuti visite dokter.
e. Menciptakan suasana harmonis.
f. Membuat laporan pasien.
g. Mengorientasikan pasien baru.
h. Membina hubungan saling percaya
antara perawat, pasien, dan keluarga.
i. Memberikan pertolongan segera pada
pasien dengan kedaruratan.
j. Membuat laporan pasien dan mencatat
kasus dari pasien, kejadian diluar
dugaan yang tidak diinginkan.
k. Mengatur waktu istirahat.
l. Melakukan ronde keperawatan
bersama Kepala Ruang dan
melaporkan tentang kondisi pasien,
asuhan keperawatan yang dilakukan,
kesulitan yang dialami.
m. Bersama perawat pagi, sore, dan
malam melaksanakan, mengawasi, dan
mengevaluasi pelayanan keperawatan
pasien yang sudah diprogramkan dan
membuat pembaharuan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
n. Mendelegasikan pelaksanaan asuhan
keperawatan pada anggota tim.
o. Membuat perincian tugas anggota tim.
c) Perawat Pelaksana
Masing-masing perawat pelaksana ternyata mempunyai
caranya sendiri dalam melakukan persiapan sebelum overan
berlangsung. Secara umum dapat disimpulkan bahwa hal-hal
yang perlu dipersiapkan sebelum overan adalah berdoa,
persiapan diri baik fisik maupun mental, peralatan tulis-menulis
termasuk buku kecil/buku catatan pribadi, status dan list pasien,
buku laporan masing-masing tim. Selain itu pastikan juga bahwa
program-program/tindakan sudah terlaksana, kita harus
membaca kembali status pasien membuka kembali status
keperawatan untuk melihat tindakan yang akan diberikan,
mengecek obat apakah sudah diberikan atau belum, apakah obat
tersedia atau tidak serta kita harus tahu apa yang perlu dioverkan
seperti instruksi-instruksi yang disampaikan harus jelas. Di
samping itu diperlukan juga ketelitian, konsentrasi yang baik
dan kesiapan untuk mendengar serta tidak boleh diskusi saat
overan berlangsung agar supaya tidak ada informasi yang
terlewatkan. Pada saat menyampaikan overan hal-hal yang perlu
disampaikan yaitu nama pasien, umur pasien, diagnosa medis,
diagnosa keperawatan, hari perawatan, dokter penangung jawab,
tindakan yang sudah dilakukan, hasil pemeriksaan lab, tindakan
yang belum dilaksanakan, dan program atau tindakan
selanjutnya. Pada dasarnya saat menyampaikan overan harus
dengan komunikasi yang efektif yaitu menggunakan metode
SBAR (Situation, Background, Accessment, Recomendation),
namun sebagian besar perawat pelaksana mengatakan bahwa
belum maksimal pelaksanaannya.
Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan oleh
kelompok tersebut, baik Perawat Pelaksana, Ketua Tim dan Kepala
Ruangan telah mempunyai buku tugas/catatan pribadi untuk
mendokumentasikan perkembangan pasien kelolaan masing-masing.
Namun catatan pribadi Perawat Pelaksana tidak ada keseragaman antara
satu dengan yang lainnya. Di samping itu, Perawat Pelaksana juga tidak
memiliki format rencana harian untuk dilaksanakan pada shift-nya.
Adapun dampak dari tidak adanya rencana harian perawat, yaitu kegiatan
yang dilaksanakan sepanjang shift tidak akan terarah dengan baik,
kegiatan yang berjalan tidak terstruktur, dan perawat tidak mengetahui
apa saja kegiatan yang akan dilakukan sepanjang shift-nya. Sedangkan
dengan adanya rencana harian perawat, akan sangat membantu perawat
dalam mengarahkan kegiatan pelayanan asuhan keperawatan pada
pasien, serta akan menjadi bahan penilaian akan kinerja dari perawat
pelaksana itu sendiri. Sehingga berdasarkan data tersebut, maka
kelompok mengangkat masalah mengenai tidak optimalnya rencana
harian Perawat Pelaksana yang mempengaruhi efektifitas dan efisiensi
kerja harian perawat. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut
dipandang perlu untuk dibuat sebuah format rencana kegiatan harian
Perawat Pelaksana.
c. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi keperawatan
klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk
membahas & melaksanakan asuhan keperawatan, yang dilakukan oleh
Perawat Primer dan atau konsuler, kepala ruang, dan Perawat pelaksana,
serta melibatkan seluruh anggota tim. Tim ronde keperawatan di ruangan
telah tersedia, namun belum melaksanakan ronde secara optimal.
d. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang
akan diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh
perawat (Nursalam,2002). Terdapat 87 % perawat mengatakan bahwa
sudah mengetahui tentang sentralisasi obat. 80 % perawat menyatakan
bahwa sudah pernah diberi wewenang dalam urusan sentralisasi obat.
100 % perawat menyatakan bahwa sudah ada format daftar pengadaan
tiap-tiap macam obat seperti: oral, injeksi, supositoria, infus, insulin, dan
obat gawat darurat.
Mengenai format persetujuan sentralisasi obat dari pasien/keluarga
pasien, 73 % perawat menyatakan bahwa di ruangan telah menggunakan
format tersebut. Selama ini juga proses penerimaan obat dari
pasien/keluarga pasien sudah berjalan dengan baik. Di ruangan telah
tersedia lemari khusus untuk penyimpanan/sentralisasi obat, bahkan obat-
obatan untuk pasien telah diletakkan dalam kotak obat dan
dikelompokkan berdasarkan kamar dan bed pasien yang bersangkutan.
Selain itu, untuk meminimalisir kesalahan pemberian obat, obat-obatan
tersebut telah diberi label/barcode. Semua perawat sudah mengetahui
cara penyimpanan obat secara baik dan benar atau sesuai dengan SOP
Rumah Sakit.
Dalam memberikan obat kepada pasien, 93 % perawat mengatakan
bahwa harus selalu menginformasikan jumlah kepemilikan obat yang
telah digunakan. Selain itu, setiap jenis obat yang diberikan pada pasien
mempunyai format masing-masing. Setelah memberikan obat kepada
pasien, keluarga/pasien wajib menandatangani form terapi
pengobatan/medik yang sudah diberikan pada pasien.
e. Supervisi
Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing,
mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai,
mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar,
adil serta bijaksana. Berdasarkan pengumpulan data, 100 % perawat
mengatakan bahwa sudah mengerti tentang supervisi dan sudah
dilaksanakan/dilakukan di ruangan. 60 % perawat mengatakan bahwa
setiap bulan diadakan supervisi. Bahkan menurut wawancara dengan
Kepala Ruangan, disampaikan bahwa biasanya Kepala Ruangan
langsung mengadakan supervisi setiap minggu.
Setiap tindakan yang dijalankan dan dilaksanakan oleh perawat
mempunyai format baku untuk supervisi, seperti SOP (Standar
Operasional Prosedur). 80 % perawat menyatakan bahwa alat (instrument
untuk supervisi tersedia secara lengkap. Adapun hasil dari supervisi
disampaikan kepada perawat, sehingga para perawat mengetahui apa
yang masih perlu dibenahi guna meningkatkan kualitas pelayanan rumah
sakit. Setelah supervisi dilakukan, selalu ada umpan balik dari supervisor
untuk setiap tindakan. Hasil dari umpan balik tersebut sebagian besar
perawat merasa puas dengan hasil yang ada. Sebesar 87 % perawat
mengatakan bahwa setiap hasil supervisi, ada tindak lanjutnya. Setelah
diklarifikasi hasil supervisi yang didapat, 93 % perawat mengatakan
bahwa mereka menginginkan perubahan untuk setiap tindakan agar
sesuai dengan hasil supervisi. Sementara itu, 60 % perawat menyatakan
bahwa sudah pernah mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang
supervisi.
f. Perencanaa Pulang (Discharge Planning)
Seluruh perawat mengatakan bahwa sudah mengerti tentang
perencanaan pulang. Setiap kali pasien pulang, sebelum itu perawat wajib
memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit yang pasien alami
dan mengenai perawatan di rumah. 93 % perawat di ruang Mawar
menyatakan bahwa mereka bersedia melakukan perencanaan pulang
mulai pasien masuk RS sampai pasien akan keluar Rumah Sakit. 73 %
perawat menyatakan bahwa sudah ada pembagian tugas tentang
perencanaan pulang.
Sebagian besar perawat mengatakan bahwa pasien sudah mengerti
dan memahami bahasa yang dipakai perawat saat memberikan
perencanaan pulang. Jika ada yang belum dimengerti, pasien/keluarga
diberi kesempatan untuk bertanya. Setiap kali selesai memberikan
perencanaan pulang, setiap perawat wajib melakukan pendokumentasian
pada buku laporan atau list pasien.
g. Dokumentasi
Di ruangan telah tersedia format yang bisa digunakan untuk
membantu dan memudahkan perawat dalam melakukan pengkajian pada
pasien. Sebesar 87 % perawat mengatakan bahwa sudah melaksanakan
pendokumentasian dengan tepat waktu. Sebagian perawat mengatakan
bahwa model dokumentasi yang digunakan ini tidak menambah beban
kerja perawat. Dengan adanya model dokumentasi yang digunakan saat
ini 80 % perawat menyatakan bahwa menyita banyak waktu perawat.
KUISIONER
Petunjuk Jawaban :
Jawablah sesuai yang anda ketahui!

1-MAKP
A. Model asuhan keperawatan yang digunakan
1. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan perawat di ruangan saat ini?
2. Apakah Anda mengerti/memahami dengan model asuhan keperawatan yang digunakan
saat ini?
3. Menurut Anda, apakah model tersebut cocok digunakan di ruangan Anda?
4. Apakah model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan?

B. Efektifitas dan efisiensi model asuhan keperawatan.


1. Apakah dengan menggunakan model saat ini menjadikan semakin pendek lama rawat
inap bagi pasien? Rerata hari rawat berapa?
2. Apakah terjadi peningkatkan kepercayaan pasien terhadap ruangan?
3. Apakah model yang digunakan saat ini tidak menyulitkan dan memberikan beban berat
kerja bagi Anda?
4. Apakah model saat ini tidak memberatkan dalam pembiayaan?
5. Apakah model yang digunakan mendapat banyak kritikan dari pasien pada ruangan?

C. Pelaksanaan model asuhan keperawatan.


1. Apakah kontunuitas rencana keperawatan terlaksana?
2. Apakah Anda menjalankan kegiatan sesuai tupoksi?

D. Tanggung jawab dan pembagian tugas.


1. Apakah job description untuk Anda selama ini sudah jelas?
2. Jelaskan tugas Anda sesuai dengan model asuhan keperawatan yang saat ini digunakan
ruangan?
3. Apakah Anda mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan?
2-Timbang Terima.
1. Berapa kali timbang terima dilakukan di ruangan Anda?
2. Apakah timbang terima telah dilaksanakan tepat waktu?
3. Apakah timbang terima dihadiri oleh semua perawat yang berkepentingan?
4. Siapa yang memimpin kegiatan timbang terima?
5. Adakah yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaan timbang terima?
6. Tahukah Anda, apa saja yang harus disampaikan dalam pelaporan timbang terima?
7. Apakah ada buku khusus untuk mencatat hasil laporan timbang terima?
8. Apakah ada kesulitan dalam mendokumentasikan laporan timbang terima?
9. Apakah ada interaksi dengan pasien saat timbang terima berlangsung?
10. Tahukah Anda, bagaimana teknik pelaporan timbang terima ketika berada di depan
pasien?
11. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi masing-masing pasien?
12. Tahukah Anda, bagaimana persetujuan atau penerimaan timbang terima?

3- Ronde Keperawatan
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan?
2. Apakah sebagian besar perawat di ruang Saudara mengerti adanya ronde keperawatan?
3. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan ini telah optimal?
4. Berapa kali ronde keperawatan dilaksanakan dalam 1 bulan?
5. Apakah keluarga pasien mengerti tentang adanya ronde keperawatan?
6. Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan telah dibentuk?
7. Apakah tim yang dibentuk telah mampu melaksanakan kegiatan ronde dengan optimal?
4. M4-Money
1. Pemasukan

Pemasukan Ruangan Mawar RSUD Manembo-nembo Bitung berasal dari keuntungan


rumah sakit dan sebagian berasal dari pemerintah dibawah pengawasan Dinas Kesehatan
Sulawesi Utara. Hasil wawancara dengan kepala ruangan Mawar di dapatkan pembayaran
pasien sebagian besar menggunakan BPJS, KIS, ASKES, Jamkesmas dan asuransi
kesehatan lainnya, sedangkan sisanya dari pasien umum (biaya sendiri).
2. RAB
a. Operasional (Kegiatan Pelayanan)

Kamar Tarif
Biaya Perawatan Biaya Dokter Umum Biaya Dokter Spesialis
BPJS Kelas I Rp. 300.000/Hari Rp. 100.000/Visite Rp. 125.000/Visite
BPJS Kelas II Rp. 200.000/Hari Rp. 50.000/Visite Rp. 75.000/Visite
BPJS Kelas III Rp.100.000/Hari Rp.30.000/Visite Rp. 50.000/Visite
UMUM Rp. 200.000/Hari Rp. 50.000/Visite Rp. 75.000/Visite

Kamar Tindakan Perawatan Biaya Tindakan Perawatan


BPJS Kelas I Memandikan Bayi Rp. 60.000/Tindakan
Trapi oral Rp. 40.000/Tindakan
Perawatan Tali Pusar Rp. 40.000/Tindakan
Personal Hygine Rp. 85.000/Tindakan
BPJS Kelas II Memandikan Bayi Rp. 20.000/Tindakan
Personal Hygine Rp. 85.000/Tindakan
Terapi Oral Rp. 20.000/Tindakan
Perawatan Tali Pusar Rp. 20.000/Tindakan
BPJS Kelas III Terapi Oral Rp. 20.000/Tindakan
Memandikan Bayi Rp. 20.000/Tindakan
Perawatan Tali Pusar Rp. 20.000/Tindakan
Rawat Luka Rp. 20.000/Tindakan
UMUM Memandikan Bayi Rp. 30.000/Tindakan
Aff Infus Rp. 30.000/Tindakan
b. Anggaran pembayaran gaji pegawai di Ruang Mawar RSUD Manembo-nembo
Bitung terbagi menjadi 2 yaitu PNS dan Non PNS. Pembayaran gaji perawat PNS
diatur oleh pihak pemerintah sedangkan gaji untuk non PNS diatur oleh pihak
rumah sakit sendiri dengan standar UMP yang langsung dikelola oleh pihak
keuangan RSUD Manembo-nembo Bitung, begitu juga dengan pembayaran air,
listrik, di tanggung oleh pihak rumah sakit.

c. Untuk pengadaan dan perbaikan alat kesehatan biasanya kepala ruangan Mawar
mengajukan surat melalui telegram, biasanya dana untuk perbaikan dan renovasi
dikelola oleh RSUD Manembo-Nembo Bitung dari anggaran pertahun oleh APBD
atau APBN.

Anda mungkin juga menyukai