Metode (M3-Method)
PPJA
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Perawat Pelaksana
Pasien
Berdasarkan gambar diatas motode penugasan yang dipakai Ruang Mawr adalah
metode MPKP dalam memberikan asuhan keperawatan. Terdiri dari 1 PPJA dan 7 Perawat
pelaksana. Dengan pembagian bed sbb : Perawat 1 terdiri dari 3 bed (2 bed Kelas 1 dan 1
bed observasi), Perawat 2 terdiri dari 3 bed (3 bed observasi), Perawat 3 terdiri dari 3 bed (1
bed observasi dan 2 bed kelas 3), Perawat 4 terdiri dari 3 bed (3 bed kelas 3)
a. Penerapan MAKP
Dari hasil pengumpulan data tentang Model Asuhan Keperawatan
yang digunakan saat ini didapatkan bahwa model yang digunakan adalah
modifikasi Metode Tim Primer. Sebanyak 7 dari 9 perawat yang
dibagikan angket (87 %) menyatakan mengerti/memahami model yang
digunakan dan 67 % menyatakan cocok dengan model yang ada.
Mengenai efektifitas dan efisiensi model asuhan keperawatan,
didapatkan bahwa dengan menggunakan model yang sekarang ini 53 %
perawat menjawab bahwa model asuhan keperawatan tersebut
menjadikan lama rawat inap bagi pasien semakin pendek dan 47 %
menjawab bahwa model asuhan keperawatan tersebut tidak manjamin
lama perawatan pasien menjadi pendek. Dengan adanya model asuhan
keperawatan tersebut telah terjadi peningkatan kepercayaan pasien
terhadap ruangan. Model asuhan keperawatan tersebut tidak mempersulit
pekerjaan yang ada. Di samping itu, 60 % perawat mengatakan bahwa
model asuhan keperawatan tersebut tidak memberatkan dalam
pembiayaan. Model asuhan keperawatan ini tidak banyak mendapat
kritikan dari pasien.
Pelaksanaan model asuhan keperawatan dengan metode modifikasi
tim primer telah mendukung terlaksananya komunikasi adekuat antar
perawat dan tim kesehatan lain. 87 % perawat mengatakan bahwa
kontinuitas rencana keperawatan terlaksana dengan baik. 53 % perawat
mengatakan bahwa mereka sering mendapat teguran dari ketua tim jika
ditemui ada kesalahan tindakan atau pendokumentasian asuhan
keperawatan. Berdasarkan hasil angket yang disebarkan pada perawat di
ruang Mawar, didapatkan bahwa seluruh perawat yang ada telah
menjalankan kegiatan sesuai standar. Secara keseluruhan perawat sudah
mengenal dan mengetahui kondisi pasien.
b. Overan
Berdasarkan pengumpulan data diperoleh bahwa overan dilakukan
tiga kali dalam sehari, yaitu dari malam ke pagi pukul 08.00 WITA
dikarenakan tenaga perawat yang berkurang, perawat melakukan shift 1x
24 jam. Berdasarkan observasi overan dilaksanakan sudah lebih dari
20 menit dan seringkali selesai tidak tepat waktu. Hal ini disebabkan
karena saat overan berlangsung, ada perawat yang langsung memberikan
tanggapan tentang masalah yang dioverkan, sehingga waktu overan
menjadi semakin panjang. Sebaiknya kesempatan untuk memberikan
tanggapan/masukan nanti seluruh kegiatan overan selesai, sehingga dapat
menghemat waktu overan. Di samping itu, penyebab overan berlangsung
lama yaitu adanya visite dokter bertepatan dengan waktu overan,
sehingga kegiatan overan sering terganggu. Overan dipimpin oleh Kepala
Ruangan dan dihadiri oleh semua perawat yang berkepentingan. Sebelum
operan dilaksanakan para perawat yang ada mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan dengan pasien seperti status pasien, list pasien, terutama
rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap masing-masing pasien.
Seluruh perawat yang ada telah mengetahui hal-hal apa yang harus
disampaikan saat pelaporan operan. Semua yang dilaporkan saat overan,
baik sebelum maupun sesudah overan, semuanya dicatat dalam buku
laporan. 70 % perawat mengatakan bahwa tidak ada kesulitan dalam
mendokumentasikan laporan.
Setelah melakukan overan di Kantor Perawat, masing-masing tim
langsung menuju ke ruang perawatan pasien untuk melakukan interaksi
dengan pasien (visite keperawatan). Adapun interaksi yang dilakukan di
depan pasien yaitu perawat yang bertugas pada shift selanjutnya dan
memastikan kondisi pasien apakah sesuai dengan yang di-overkan atau
tidak. 80 % perawat di ruang Mawar sudah mengetahui teknik pelaporan
overan saat di depan pasien, seperti menghindari pasien agar tidak kaget
mendengarkan hasil pemeriksaan atau tindakan yang akan diberikan. 53
% perawat menyatakan bahwa lama waktu mengunjungi pasien kurang
dari 5 menit. Seluruh perawat biasanya mendapat evaluasi langsung dari
kepala ruangan.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam Overan menurut
Nursalam (2012) adalah informasi yang disampaikan harus akurat,
singkat, sistematis dan menggambarkan kondisi pasien saat itu. Informasi
tersebut dapat diperoleh dari Perawat Pelaksana. Jika perawat pelaksana
tidak memiliki rencana harian dan laporan kegiatan harian, maka akan
berdampak pada kelengkapan informasi yang dibutuhkan saat Overan.
Berdasarkan hal tersebut, maka rencana kegiatan harian perawat
pelaksana sangatlah penting dalam kesinambungan layanan asuhan
keperawatan. Berikut adalah data-data yang diperoleh melalui observasi
dan wawancara mengenai overan dan rencana harian perawat pelaksana.
1) Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi kelompok, ditemui bahwa setiap hari
seringkali di Tim terdapat 2 – 3 orang perawat pelaksana di
masing-masing Tim baik di overan pagi maupun overan sore (50-60
%) tidak menyimak/tidak memperhatikan dengan baik hal-hal
penting yang disampaikan saat overan berlangsung dan sering
berdiskusi serta kurang menghargai orang yang menyampaikan
overan. Berdasarkan observasi, perawat
pelaksana tidak memiliki keseragaman format catatan rencana harian
untuk mendokumentasikan perkembangan pasien kelolaan masing-
masing.
2) Hasil Wawancara
Adapun hasil wawancara yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a) Kepala ruangan
Hal-hal yang perlu dipersiapkan saat pelaporan overan yaitu
rencana kerja, jumplah pasien, ketenagaan cukup atau tidak,
kesiapan masing-masing perawat, hal-hal apa saja yangperlu
diingatkan seperti hal-hal prioritas atau masalah pasien-pasien
yang membutuhkan observasi lebih. Sementara itu metode yang
digunakan saat penyampaian overan yaitu menggunakan metode
S BAR untuk semua pasien. Mengenai rencana harian, perawat
pelaksana memang telah memiliki buku catatan masing-masing.
Tetapi untuk format rencana harian belum digunakan.
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
dilakukan
Kepala Ruang
1. Melaksanakan fungsi perencanaan (p1)
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja harian, mingguan,
bulanan, dan tahunan.
b. Menunjuk perawat primer dan tugasnya
masing-masing.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan
klien dibantu perawat primer.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang
dibutuhkan berdasarkan aktivitas dan
tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh
perawat primer.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan
perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui
kondisi, patofisiologi, tindakan medis yang
dilakukan terhadap klien.
g. Menjaga terwujudnya visi dan misi
keperawatan dan rumah sakit.
h. Menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah maupun
kualifikasi untuk ruang rawat, koordinasi
dengan kepala perawatan/ kepala instalasi.
i. Menyusun rencana kebutuhan fasilitas, alat,
dan dana keperawatan.
j. Menyusun jadwal dinas.
k. Menyusun jadwal cuti.
l. Menyusun rencana pengembangan staf.
m. Menyusun rencana kegiatan pengendalian
mutu.
2. Melaksanakan fungsi penggerakan dan
pelaksanaan (p2) meliputi:
a. Merumuskan metode penugasan yang
digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas ketua tim dan
perawat pelaksana secara jelas.
d. Membuat rentang kendali.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan.
f. Mengatur dan mengendalikan sistem
ruangan.
g. Menyelenggarakan konferen.
h. Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh
kegiatan pelayanan di ruang rawat, melalui
kerjasama dengan petugas lain yang
bertugas diruang rawatnya.
i. Melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru/ tenaga lain yang akan
kerja di ruang rawat.
j. Memberikan orientasi kepada
siswa/mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktik.
k. Memberi orientasi kepada
pasien/keluarganya meliputi: penjelasan
tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara
penggunaanya serta kegiatan rutin sehari-
hari.
l. Membimbing tenaga keperawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan.
m. Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-
waktu dengan staf keperawatan dan petugas
lain yang bertugas diruang rawatnya.
n. Memberi kesempatan/ijin kepada staf
keperawatan untuk mengikuti kegiatan
ilmiah/penataran dengan koordinasi kepala
instalasi/kasi perawatan.
o. Mengupayakan pengadaan peralatan dan
obat-obatan sesuai kebutuhan berdasarkan
ketentuan/kebijakan rumah sakit.
p. Mengatur dan mengkoordinasikan
pemeliharaan alat agar selalu dalam
keadaan siap pakai.
q. Mengelompokkan pasien dan mengatur
penempatannya di ruang rawat menurut
tingkat kegawatan, infeksi/non infeksi,
untuk kelancaran pemberian asuhan
keperawatan.
r. Meneliti pengisian formulir sensus harian
pasien di ruang rawat.
s. Meneliti/memeriksa ulang pada saat
penyajian makanan pasien sesuai dengan
program dietnya.
t. Menyimpan berkas catatan pasien dalam
masa perawatan diruang rawatnya dan
selanjutnya mengembalikan berkasi
tersebut ke bagian medical record bila
pasien keluar/pulang dari rumah sakit
tersebut.
u. Membimbing mahasiswa keperawatan yang
menggunkan ruang rawatnya sebagai lahan
praktik.
v. Memberikan penyuluhan kesehatan pada
pasien/keluarga sesuai kebutuhan dasar
dalam batas wewenangnya.
w. Melakukan serah terima pasien pergantian
dinas.
x. Mengatur dan mengendalikan tenaga
keperawatan, membuat daftar dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap dari dan
lain-lain.
y. Mengatur dan mengendalikan sistem
ruangan.
3. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian dan penilaian (p3) meliputi:
a. Mengawasi dan menilai mahasiswa
keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar sesuai tujuan program
bimbingan yang telah ditentukan.
b. Melakukan penilaian kinerja tenaga
keperawatan yang berada dibawah
tanggungjawabnya dan mutu pelayanan.
c. Memberikan pengarahan tentang penugasan
kepada ketua tim dan perawat pelaksana.
d. Memberikan pujian kepada perawat yang
mengerjakan tugas dengan baik.
e. Memberikan motivasi dalam peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
f. Menginformasikan hal-hal yang dianggap
penting dan berhubungan dengan askep
klien.
g. Membimbing bawahan yang mengalami
kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
h. Meningkatkan kolaborasi.
i. Melalui komunikasi, mengawasi dan
berkomunikasi langsung dengan perawat
primer mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
j. Mengobservasi pasien baru dan mengaudit
dokumentasi asuhan keperawatan.
k. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan
membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama.
Total
Prosentase
1-MAKP
A. Model asuhan keperawatan yang digunakan
1. Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan perawat di ruangan saat ini?
2. Apakah Anda mengerti/memahami dengan model asuhan keperawatan yang digunakan
saat ini?
3. Menurut Anda, apakah model tersebut cocok digunakan di ruangan Anda?
4. Apakah model yang digunakan sesuai dengan visi dan misi ruangan?
3- Ronde Keperawatan
1. Apakah ruangan ini mendukung adanya kegiatan ronde keperawatan?
2. Apakah sebagian besar perawat di ruang Saudara mengerti adanya ronde keperawatan?
3. Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan ini telah optimal?
4. Berapa kali ronde keperawatan dilaksanakan dalam 1 bulan?
5. Apakah keluarga pasien mengerti tentang adanya ronde keperawatan?
6. Apakah tim dalam pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan telah dibentuk?
7. Apakah tim yang dibentuk telah mampu melaksanakan kegiatan ronde dengan optimal?
4. M4-Money
1. Pemasukan
Kamar Tarif
Biaya Perawatan Biaya Dokter Umum Biaya Dokter Spesialis
BPJS Kelas I Rp. 300.000/Hari Rp. 100.000/Visite Rp. 125.000/Visite
BPJS Kelas II Rp. 200.000/Hari Rp. 50.000/Visite Rp. 75.000/Visite
BPJS Kelas III Rp.100.000/Hari Rp.30.000/Visite Rp. 50.000/Visite
UMUM Rp. 200.000/Hari Rp. 50.000/Visite Rp. 75.000/Visite
c. Untuk pengadaan dan perbaikan alat kesehatan biasanya kepala ruangan Mawar
mengajukan surat melalui telegram, biasanya dana untuk perbaikan dan renovasi
dikelola oleh RSUD Manembo-Nembo Bitung dari anggaran pertahun oleh APBD
atau APBN.