Oleh :
APRIADI RAHMAT
G1B117006
UNIVERSITAS JAMBI
2021
SKENARIO II
Disebuah rumah sakit Raden Mattaher disalah satu ruang Instalasi rawat inap
ruang jantung setiap pagi melakukan operan terhadap pasien yang dilakukan oleh
kepala ruang dan tim perawat. Di mana ruangan tersebut menggunakan metode
SP2K ( system pemberian pelayanan Keperawatan Profesional ). Setiap paginnya
kepala ruangan selalu memimpin operan kepada perawat yang ada di ruangan nya
tersebut. Setelah dilakukan operan pembagian tugas tentang Asuhan keperawatan
10 Orang Pasien ( dengan tingkat ketergantuangan lima parsial dan lima total ).
Dimana Kepala ruangan setiap harinya selalu dipanggil supervisor untuk
melakukan rapat diruangan Diklat. Tugas kepala ruangan dialih kan kepada
perawat primer (PP). Tidak lama setelah kepergian kepala ruangan, tiba- tiba
masuk pasien baru yang mengalami Heart attack dengan kondisi kritis. Perawat
primer ( PP) tersebut memanggil perawat Assosiate ( PA) untuk menagani segera
terhadap pasien yang baru datang dan menambahkan lagi tugas asukan
keperawatn kepada Perawat Assosiate ( PA) .
Jawab :
1. Supervisor adalah seseorang yang mempunyai untuk memberikan arahan dari
atasan kepada bawahan serta mengawasi tugas yang diberikan
2. Merupakan system pemberian asuhan keperawatan professional yang mana
merupakan hasil pengembangan dari MPKP atau model praktek keperawatan
professional. SP2KP ini termasuk didalamnya adalah perawat primer (PP),
perawat associate (PA) serta tenaga kesehatan lainnya yang saling bekerja
sama.
3. Perawat associate (PA) adalah seorang perawat yang diberikan wewenang
untuk melakukan asuhan keperawaran kepada klien secara langsung.
4. Perawat primer (PP) merupakah sebuah metode penugasan yang mana
melibatkan perawat untuk bertanggung jawab penuh kepada pasien selama 24
jam penuh baik dari pasien datang sampai dengan pasien tersebut pulang.
5. Operan merupakan sebuah komunikasi antar perawat yang sedang berganti
shift dengan perawat lainnya, dimana perawat menyampaikan secara rinci
tentang kondisi pasiennya.
6. Parsial merupakan sebuah keadaan pasien masih memiliki kemampuan/tenaga
sebagian namun untuk melakukan kegiatan seperti berjalan, bangun, mandi
ataupun eliminasi perlu dibantu oleh perawat
STEP II (Identifikasi Masalah)
1. Apa tugas pokok perawat primer (PP) dan Perawat associate (PA) ?
2. Gaya kepemimpinan apa yang diterapkan pada kasus ?
3. Manfaat operan bagi perawat dan pasien ?
4. Apa perbedaan supervisor keperawatan dengan supervisor pada kasus ?
5. Apa saja alasan penting yang dapat dijadikan dalam sebuah pendelegasian
yang dilakukan oleh perawat primer kepada perawat associate ?
6. Apa saja langkah langkah dalam melakukan metode SP2K dan apakah semua
ruangan yang ada di rumah sakit menggunakan metode tersebut ?
7. Apa saja hal yang dibahas oleh supervisor dan tenaga kesehatan saat
diruangan diklat ?
8. Apa saja perbedaan antara MPKP dengan SP2K ?
7. Adapun hal – hal yang akan dibahas di dalam ruangan diklat oleh supervisor
serta tenaga kesehatan lainnya yaitu tentang pengawasan, evaluasi, serta
perbaikan – perbaikan yang bisa dilakukan untuk meningkatkan hasil kerja
dari perawat.
8. Perbedaanya adalah kalau MPKP merupakan suatu system yang
memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menoang pemberian asuhan
tersebut. Sedangkan SP2KP adalah pengembangan dari MPKP tersebut, yang
mana disini terjadi kerja sama antara perawat primer, perawat associate dan
tenaga kesehatan lainnya.
STEP IV (MIND MAPPING)
Komponen
SP2KP Struktur
Tingkatan
Pemberian SP2KP
ASKEP
SP2KP Penerapan
SP2KP
STEP V (LEARNING OBJECTIVE)
Jawab :
1. Pendelegasian adalah pembagian wewenang dan kekuasaan kepada orang
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, Pengertian Pendelegasian
Wewenang menurut Hasibuan (2007) Pendelegasian wewenang adalah
memberikan sebagian pekerjaan atau wewenang oleh delegator (pemberi
wewenang) kepada delegate (penerima wewenang) untuk dikerjakannya atas
nama delegator.
Dimana pendelegasian ini ada 3 elemen penting yaitu Wewenang
(Authority), Tanggung Jawab (Responsibility) dan Akuntabilitas
(Accountability):
a. Wewenang (Authority)
Wewenang atau authority dapat didefinisikan sebagai kekuasaan dan
hak seseorang untuk menggunakan dan mengalokasikan sumber daya secara
efisien, untuk mengambil keputusan dan memberi perintah agar dapat
mencapai tujuan organisasinya.
c. Akuntabilitas (accountability)
Akuntabilitas atau accountability adalah kewajiban seseorang atau
organisasi untuk mempertanggungjawabkan aktivitasnya dan
mengungkapkan hasilnya secara transparan.
STEP VI (KONSEP TEORI)
A. Pendelegasian
1. Definisi
Menurut Marquis dan Huston (1998) dalam Nursalam
(2002) bahwa pendelegasian adalah penyelesaian suatu pekerjaan melalui
orang lain. Dapat juga diartikan sebagai suatu pemberian suatu tugas
kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi.
Pendelegasian adalah bagian dari manajemen yang memerlukan latihan
manajemen profesional yang dikembangkan untuk dapat menerima
pendelegasian tanggung jawab secara struktural(Swanburg, RC., 2000).
2. Alasan Pendelegasian
Adapun beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan,
beberapa diantaranya adalah :
a. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil
yang lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
b. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
c. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat
memusatkan perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih
penting.
d. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan
berkembang, bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi
untuk belajar dari kesalahan atau keberhasilan.
4. Konsep Pendelegasian
Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara
komponen tanggung jawab, kemampuan dan wewenang. Tanggung jawab
(responsibility) adalah suatu rasa tanggung jawab terhadap penerimaan
suatu tugas, kemampuan (accountability) adalah kemampuan seseorang
dalam melaksanakan tugas limpah. Wewenang (authorirty) adalah
pemberian hak dan kekuasaan penerima tugas limpah untuk mengambil
suatu keputusan terhadap tugas yang di limpah.
6. Penerapan Pendelegasian
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas
oleh Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat
Pelaksana. Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas
dan wewenang. Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang.
Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a. Pendelegasian terencana
Merupakan pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai
konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP.
Bentuknya dapat berupa :
• Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk
menggantikan tugas sementara karena alasan tertentu
• Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab
Shift
• Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan yang telah direncanakan
b. Pendelegasian insidentil
Terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir
maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang
mengatur pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala
Ruangan, Ketua Tim atau Penanggung Jawab Shift, tergantung pada
personil yang berhalangan.
7. Cara Pendelegasian
a. Seleksi dan susun tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas
yang harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh
staf. Tahap berikutnya yang harus dikerjakan secara otomatis adalah
menyiapkan laporan yang kontinu, menjawab setiap pertanyaan,
menyiapkan jadwal berurutan, memesan alat-alat, presentasi pada
komisi yang bertanggung jawab, dan melaksanakan asuhan
keperawatan dan tugas teknis lainnya
b. Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut
berdasarkan kemampuan dan persyaratan lainnya. Tepat tidaknya
menajer memilih staf bergantung dari kemampuan menajer mengenal
kinerja staf, kelebihan, kelemahan, dan perilakunya
c. Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan
yang jelas. Lebih baik pendelegasian dilakukan secara tertulis, dan
ajarkan pula bagaimana melaksanakan tugas tersebut.
d. Lakukan supervisi yang tepat
Manejer harus bias menentukan apa yang perlu disupervisi, kapan
dilakukan, dan bantuan apa yang dapat diberikan. Supervise
merupakan hal yang penting dan pelaksanaannya bergantung
bagaimana staf melihatnya. Ada dua macam supervise yaitu
overcontrol (control yang berlebihan) dan undercontrol (control yang
kurang).