3. Alokasi ruang pembangunan merupakan salah satu bidang penerapan ilmu geografi untuk
mengurangi besarnya risiko bencana dengan prinsip:
a. menjauhkan sumber bencana dari masyarakat
b. menjinakkan sumber bencana dari masyarakat
c. menjauhkan masyarakat dari sumber bencana
d. memantau sumber bencana yang mengancam masyarakat
5. Wilayah stabil yaitu wilayah yang tidak pernah mengalami gempa ( tidak ada catatan sejarah
gempa). Berikut ini yang termasuk wilayah stabil di Indonesia adalah …
a. Sumatera
b. Jawa
c. Papua
d. Kalimantan
6. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/resiko
bencana merupakan …
a. Fungsi mitigasi
b. Tujuan mitigasi
c. Program mitigasi
d. Penanggulangan bencana
7. Hal yang tidak termasuk langkah-langkah mitigasi bencana tanah longsor adalah….
a. menangkap pembalak hutan
b. melakukan reboisasi
c. membuat saluran irigasi
d. melakukan penambangan di perbukitan
8. Informasi yang tidak dibutuhkan saat melakukan RHA tanggap darurat bencana adalah….
a. angka ketergantungan dan pekerjaan penduduk
b. jalur transportasi dan sistem telekomunikasi
c. perkiraan jumlah korban meninggal
d. lokasi penampungan korban bencana dan ketersediaan logistic
11. Kegiatan yang tidak termasuk Surveilans Intensif pada situasi bencana
a. Melakukan Pelayanan Pengobatan
b. Laporan Berkala Situasi Darurat
c. Laporan Berkala Upaya Penanggulangan
d. Laporan Masyarakat
16. Dalam upaya penanggulangan bencana tsunami, salah satunya adalah pembuatan peringatan
dini terhadap kejadian tsunami. Upaya ini merupakan upaya penanggulangan bencana pada
tahap?
a. Mitigasi
b. Kesiapsiagaan
c. Tanggap darurat
d. Rehabilitasi
e. Pencegahan
18. Epidemiologi bencana adalah penerapan epidemiologi dalam situasi bencana, dimana
epidemiologi bencana ini memiliki tujuan sebagai berikut (Kecuali) :
a. Mengidentifikasi besar dan prioritas masalah kesehatan pada masyarakat terkena/rawan
bencana
b. Memonitor kecenderungan kesehatan di masyarakat terkena/rawan bencana
c. Mengidentifikasi determinan masalah kesehatan di masyarakat terkena/rawan bencana
d. Menentukan prioritas intervensi kesehatan terkait bencana
e. Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama, seperti komunikasi /transportasi, air
minum, listrik, dan telepon, termasuk mengembalikan kehidupan ekonomi dan sosial
daerah yang terkena bencana
19. Peran epidemiologi pada fase tanggap darurat (sesaat terjadinya bencana) adalah :
a. Melakukan rapid health assessment dan registries
b. Melakukan survey terkait frekuensi korban bencana (sakit, meninggal, cedera, dll) dan
menilai factor risikonya
c. Melakukan registries dan surveilans epidemiologi
d. Melakukan hazard analysis dan riset epidemiologi
e. Melakukan surveilans epidemiologi dan rapid health assessment
22. Misalnya, telah terjadi bencana tsunami di kota X. Setelah kejadian tersebut, pemerintah akan
melakukakan Rapid Health Assessment (RHA) sebagai salah satu upaya penanggulangan
bencana dan anda dilibatkan sebagai tim dalam pelaksanaan RHA ini. Lalu anda akan
menentukan kondisi emergensi dalam bidang kesehatan, apa indikator yang akan anda
gunakan dan berapa nilai batasnya?
a. Crude Mortality Rate ≥ 1 kematian/10.000/tahun
b. Under-Five Mortality Rate ≥ 2kematian/ 10.000/ hari
c. Crude Mortality Rate ≤ 1 kematian/10.000/hari
d. Global Acute Malnutrition ≤ 5%
e. Global Acute Malnutrition ≥ 5%
23. Misalnya, pada suatu daerah terjadi gempa bumi yang mengakibatkan terjadinya tsunami dan
mengakibatkan kerusakan di beberapa kota. Untuk mengetahui informasi kondisi kesehatan
dan kerusakan yang diakibatkan, pemerintah telah melakukakan Rapid Health Assessment
(RHA). Anda adalah salah satu anggota tim dalam pelaksanaan RHA ini. Dalam
pelaksanaannya, pengumpulan data sudah dilakukan selama 3 hari, namun data yang
didapatkan masih kurang lengkap. Sebagai seorang Nurses, apa langkah yang tepat untuk
dilakukan?
a. Menambah beberapa hari lagi sampai semua data lengkap agar kebijakan yang diambil
tidak salah
b. Membuat kesepakatan tambahan beberapa hari dalam pengumpulan data, mengingat
data RHA merupakan data penting
c. Berkoordinasi dengan Pos Informasi Penanggulangan Krisis Kesehatan agar dapat
menambah waktu beberapa hari lagi
d. Menggunakan data yang ada untuk dianalisis sebagai bahan pengambilan keputusan
e. Tetap memutuskan untuk melengkapi data sampai lengkap, agar kebijakan yang diambil
benar-benar valid.
25. Setelah selesai melakukan pengumpulan data, maka tahap selanjutnya dari Rapid Health
Assessment (RHA) adalah melakukan analisis data. Analisis data apa saja yang dilakukan
pada RHA ? (Kecuali)
a. Deskriptif berupa proporsi untuk data numerik
b. Deskriptif berupa ukuran variasi untuk data numerik
c. Analisis perbandingan dengan uji beda proporsi untuk membandingkan 2 wilayah
d. Analisis berbandingan dengan uji beda mean untuk membandingkan 2 wilayah
e. Deskriptif berupa ukuran tengah untuk data numeric
26. Dalam pengendalian penyakit menular ketika bencana, penyediaan atau perbaikian sanitasi
lingkungan termasuk dalam :
a. Pencegahan primer
b. Pencegahan sekunder
c. Pencegahan tersier
d. A dan B benar
e. A dan C benar
29. Pada tahap awal, dimana kedaruratan masih sangat kental, maka prioritas prioritas
pengendalian penyakit sebaiknya difokuskan pada, kecuali :
a. penyediaan makanan pokok yang aman
b. Penyediaan air bersih
c. Penyediaan tempat bernaung/mengungsi
d. surveilens (diare, ISPA, campak, malaria, DBD)
e. Mengaktifkan kembali puskesmas yang sudah lumpuh agar dapat melaksanakan upaya
pencegahan dan pengendalian penyakit saat awal bencana
30. Pengumpulan data surveilans epidemiologi dibagi menjadi 2, yaitu aktif dan pasif. Di bawah
ini yang merupakan pengumpulan data surveilans secara aktif adalah :
a. Mengumpulkan data ke lokasi pengungsian
b. Mengumpulkan secara aktif data pasien yang berkunjung ke pos kesehatan
c. Melakukan wawancara ke masyarakat pengungsi terkait masalah kesehatan
d. A dan C benar
e. A, B dan C benar
31. Indikator yang harus ada pada surveilans pada saat bencana adalah (kecuali):
a. Jumlah penduduk
b. Penduduk yang rentan
c. Angka kematian
d. Nilai asosiasi epidemiologi
e. Angka kesakitan
32. Surveilans penyakit dan faktor risiko pada saat bencana adalah suatu upaya untuk
menyediakan informasi kebutuhan pelayanan kesehatan di lokasi bencana dan pengungsian
sebagai bahan tindakan kesehatan segera. Secara khusus, surveilans ini ditujukan untuk :
(Kecuali)
a. menyediakan informasi kematian dan kesakitan penyakit potensial wabah yang terjadi di
daerah bencana
b. mengidentifikasi sedini mungkin kemungkinan terjadinya peningkatan jumlah penyakit
yang berpotensi menimbulkan KLB/wabah
c. mengidentifikasikan kelompok risiko tinggi terhadap suatu penyakit tertentu
d. mengindetifikasi daerah risiko tinggi terhadap penyakit tertentu
e. memperbaiki status gizi buruk dan sanitasi lingkungan
33. Suatu penelitian dilakukan setelah terjadi gempa bumi di Padang. Penelitiannya bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara cedera, kecacatan dan kualitas hidup orang dewasa pasca
gempa bumi di Padang. Pada penelitian ini korban dewasa yang terluka dan tidak terluka
diamati secara longitudinal pada bulan ke-3 dan ke-6. Penelitian ini menggunakan desain :
a. Cross sectional
b. Case control
c. Kohort prospektif
d. Kohort retrospektif
e. Eksperimen
34. Suatu penelitian bertujuan untuk menilai pola dan distribusi penyakit yang muncul segera
setelah tsunami di Banda Aceh pada tahun 2004. Data dikumpulkan dari rumah sakit lapangan.
Penelitian ini lebih tepat menggunakan desain :
a. Cross sectional
b. Case control
c. Kohort
d. Eksperimen
e. Case series
35. Suatu penelitian dilakukan untuk menilai masalah kesehatan yang berkaitan dengan evakuasi,
termasuk status kesehatan anak-anak yang tinggal di desa-desa yang rentan di Kabupaten
Kediri yang dekat dengan kawah Gunung Kelud. Teknik pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik multistage cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan tingkat prevalensi
semua penyakit akut jauh lebih tinggi daripada perkiraan prevalensi resmi di Kediri / Jawa
Timur. Proporsi anak-anak dengan berat badan kurang, imunisasi tidak lengkap & kurang
menyusui semuanya lebih tinggi dari perkiraan proporsi resmi di Kediri. Berdasarkan
informasi tersebut, maka penelitian ini lebih tepat menggunakan desain studi?
a. Cross sectional
b. Case control
c. Kohort
d. Eksperimen
e. Case series
36. Dalam siklus manajemen bencana, secara garis besar dibagi menjadi 4 tahap, yaitu mitigasi,
kesiapsiagaan, tanggap darurat dan rehabilitasi. Di bawah ini upaya yang termasuk pada tahap
kesiapsiagaan adalah :
a. Rencana kontingensi dan Rapid health assessment
b. Rapid health assessment dan peringatan dini
c. Peringatan dini dan analisis risiko bencana
d. Analisis risiko bencana dan penyiapan sarana komunikasi & pos komando
e. Penyiapan sarana komunikasi & pos komando dan Rencana kontingensi
39. Setelah selesai melakukan pengumpulan data, maka tahap selanjutnya dari Rapid Health
Assessment (RHA) adalah melakukan analisis data. Analisis data apa saja yang dilakukan
pada RHA ? (Keculai)
a. Deskriptif berupa proporsi untuk data numerik
b. Deskriptif berupa ukuran variasi untuk data numerik
c. Analisis perbandingan dengan uji beda proporsi untuk membandingkan 2 wilayah
d. Analisis berbandingan dengan uji beda mean untuk membandingkan 2 wilayah
e. Deskriptif berupa ukuran tengah untuk data numeric
42. Pengumpulan data informasi korban (selama masih hidup) termasuk dalam fase..
a. Penanganan di TKP
b. Ante mortem
c. Post mortem
d. Rekonsiliasi
e. Debriefing
43. Di bawah ini yang termasuk ke dalam identifikasi primer yaitu..
a. Fotografi
b. Analisis sidik jari
c. Identifikasi visual
d. Riwayat medis korban
e. Barang-barang milik korban yang tercecer
44. Di bawah ini yang bukan termasuk fungsi kegiatan dalam fase ante mortem adalah..
45. Di bawah ini yang termasuk ke dalam data post mortem adalah..
a. KTP
b. Kartu Keluarga
c. Gigi korban
d. Riwayat hidup korban
e. Barang-barang korban yang tercecer di sekitar TKP
46. Di bawah ini yang merupakan kegunaan dari fase debriefing adalah..
48. Di bawah ini proses identifikasi korban yang tidak direkomendasikan adalah..
49. Di bawah ini yang bukan termasuk ke dalam data yang diperlukan pada saat serah terima
jenasah adalah..
a. Tanggal dan jam
b. Nama pemeriksa jenazah
c. Tempat penerimaan jenazah
d. Tempat jenazah akan dimakamkan
e. Hubungan keluarga dengan jenazah
50. Pengambilan sidik jari merupakan salah satu tahapan kerja DVI dalam fase..
a. Penanganan di TKP
b. Ante mortem
c. Post mortem
d. Rekonsiliasi
e. Debriefing
** Selamat Bekerja **