Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing:
Di sebuah rumah sakit Raden Mattaher di salah satu ruang Instalasi rawat inap
ruang jantung setiap pagi melakukan operan terhadap pasien yang dilakukan oleh kepala
ruang dan tim perawat. Dimana ruangan tersebut menggunakan metode SP2KP (system
pemberian pelayanan keperawatan profesional). Setiap paginya kepala ruangan selalu
memimpin operan kepada perawat yang ada di ruangannya tersebut. Setelah dilakukan
operan pembagian tugas tentang asuhan keperawatan 10 Orang Pasien (dengan tingkat
ketergantungan lima parsial dan lima total). Dimana Kepala ruangan setiap harinya
selalu dipanggil supervisor untuk melakukan rapat di ruangan diklat. Tugas kepala
ruangan dialihkan kepada perawat primer (PP). Tidak lama setelah kepergian kepala
ruangan, tiba-tiba masuk pasien baru yang mengalami Heart attack dengan kondisi
kritis. Perawat primer (PP) tersebut memanggil perawat Associate (PA) untuk
menangani segera terhadap pasien yang baru datang dan menambahkan lagi tugas
asuhan keperawatan kepada Perawat Associate (PA).
Jawaban :
3. Perawat associate adalah seorang perawat yang diberi wewenang dan ditugaskan
untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada klien.
4. Perawat primer atau Primary Nursing adalah metode penugasan kepada seorang
perawat dimana perawat tersebut bertanggung jawab penuh selama 24 jam
terhadap asuhan keperawatan pada pasien dari mulai pasien masuk sampai keluar
rumah sakit
6. Lima parsial (intermediate care) adalah tindakan yang dilakukan perawat dalam
waktu 3-4 jam / hari dimana kegiatan sehari hari pasien seperti mengatur posisi
makan, memberikan makan, eliminasi, dan kebutuhan diri seperti ke kamar mandi
harus dibantu perawat.
7. Hal yang akan dibahas oleh supervisor dengan tenaga kesehatan saat diruang
diklat yaitu hal-hal yang berkaitan dengan mengawasi, mengevaluasi dan
memperbaiki hasil pekerjaan perawat. Adapun peran supervisor yaitu
a. Dalam perencanaan, seorang supervisor merencanakan pemberian arahan untuk
menjelaskan tugasnya untuk siapa, kapan waktu, bagaimana, kenapa dan
termasuk memberikan instruksi.
b. Pengarahan, diberikan untuk menjamin mutu asuhan keperawatan pasien
berkualitas tinggi dengan melaksanakan tugas pemberi asuhan keperawatan
kepada pasien sesuai dengan standart asuhan keperawatan,termasuk
pendokumentasian asuhan keperawatan dan sesuai kebijakan rumah sakit.
c. Pelatih dalam memberikan asuhan keperawatan keperawatan pasien. Supervisi
menfasilitasi informasi tentang pasien, lingkungan pasien, perawat pasien yang
memberikan asuhan keperawatan untuk pasien.
d. Pengamatan, meliputi memeriksa pekerjaan staf,memperbaiki,menyetujui
pelaksanaan (dalam hal ini pendokumentasia asuhan keperawatan ).
e. Penilai, dengan melaksanakan penilaian terhadap hasil kerja perawat pelaksana
saat melaksanakan asuhan keperawatan selama periode tertentu seperti selama
masa pengkajian.
Ketidakefektifan
dalam Jenis Model
Pengertian
Pendelegasian SP2KP
SP2KP
Komponen
SP2KP Struktur
Tingkatan
Kegiatan Penerapan Penyebab SP2KP
Delegasi Pendelegasian Pemberian
Gagalnya
Wewenang ASKEP
Delegasi
SP2KP Penerapan
SP2KP
Keberhasilan Tempat dan Cara
Pendelegasian Waktu Pendelegasian
Pendelegasian
STEP V (LEARNING OBJECTIV)
3. Prinsip delegasi
Prinsip– prinsip klasik yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi yang efektif :
a. Prinsip scalar.
Proses skalar adalah mengenai perkembangan rantai perintah yang
menghasilkan pertambahan tingkat-tingkat pada struktur organisasi. Proses
skalar dicapai melalui pendelegasian wewenang dan tanggung jawab.
b. Prinsip kesatuan perintah.
Dalam melakasanakan pekerjaan, karyawan harus memperhatikan prinsip
kesatuan perintah sehingga pelaksanaan kerja dapat dijalankan dengan baik.
Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus bertanggung jawab sesuai dengan
wewenang yang diperolehnya. Perintah yang datang dari manajer lain kepada
serorang karyawan akan merusak jalannya wewenang dan tanggung jawab serta
pembagian kerja.
c. Tanggung jawab, wewenang, dan akuntabilitas. Kondisi
8. Teknik Pendelegasian
Manajer perawat pada seluruh tingkatan dapat menyiapkan tugas-tugas yang
dapat didelegasikan dari eksekutif perawat sampai eksekutif departemen atau
kepala unit, dan dari kepala unit sampai perawat/bidan klinis. Delegasi mencakup
kewenangan untuk persetujuan, rekomendasi atau pelaksanaan. Tugas-tugas
seharusnya dirangking dengan waktu yang diperlukan untuk melaksanakannya dan
sebaiknya satu kewajiban didelegasikan pada satu waktu.
9. Keberhasilan Pendelegasian
Dalam pendelegasian agar dapat behasil perawat manajer harus
memeprhatikan sebagai berikut :
a. Komunikasi yang jelas dan lengkap
b. Ketersediaan sumber dan sarana
c. Perlunya suatu monitoring atau kontrol
d. Adanya pelaporan mengenai perkembangan tugas yang dilimpahkan
e. Disiplin dalam pemberian wewenang
f. Bertanggung jawab dalam pembinaan moral staf
g. Menghindari kesalahan penyampaian dalam pendelegasian
10. Ketidakefektian dalam Pendelegasian
Delegasi dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah,
dimana proses delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini diarenakan tiga
hal :
a. under –delegasi : Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang
sangat sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas.
b. over-delegasi : Pemberian delegasi berlebihan. Di sini dapat terjadi
penyalahgunaan wewenang.
c. unproper delegasi : Pelimpahan yang tidak tepat.Kesalahan yang ditemukan
adalah, pemberian tugas limpah, orang yang tepat, dan alasan delegasi hanya
karena faktor senang/tidak senang. Pelimpahan ini tidak efektif karena
kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan unsur Subyektif.
b. Pendekatan Manajemen
Pendekatan manajemen juga merupakan salah satu nilai profesional yang
diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan profesional. Model
ini memberlakukan manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), artinya ada garis
komunikasi yang jelas antara PP dan PA. Performa PA dalam satu tim menjadi
tanggung jawab PP. PP adalah seorang manajer asuhan keperawatan yang harus
dibekali dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan sehingga PP dapat
menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang efektif.Pendekatan manajemen
yang digunakan dalam pengelolaan keperawatan diruang rawat meliputi:
c. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan rincian kegiatan tentang apa, bagaimana masing-masing
dan dimana kegiatan akan dilaksanakan.Perencanaan diruang rawat adalah
kegiatan perencanaan yang melibatkan seluruh perawat ruangan tersebut mulai
dari kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim/perawat pelaksana. Perencanaan
yang disusun oleh perawat disesuaikan dengan peran dan fungsi masing-masing.
Perencanaan yang diterapkan adalah rencana harian, mingguan dan bulanan.
a) Rencana Harian
Rencana harian adalah rencana aktifitas pada tiap shift oleh perawat
asosiet/perawat pelaksana, perawat primer/ketua tim dan kepala ruangan.
1) Rencana Harian Perawat Pelaksana
Perawat pelaksana akan membuat rencana yang ditujukan padatindakan
keperawatan untuk sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya.
2) Rencana harian ketua tim
Isi rencana harian ketua tim adalahpenyelenggaraan asuhan keperawatan
pada pasien di timnya, melakukan supervisi perawat pelaksana untuk
menilai kompetensi secara langsung dan tidak langsung, serta on the job
trainning yang dirancang, kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan
lainnya yang merawat pasien dalam timnya. Ketua tim sebaiknya hanya
dinas pagi, karena pada pagi hari banyak kegiatan atau tindakan yang
dilakukan dan merencanakan kegiatan sore dan malam.
3) Rencana harian kepala ruangan
Isi kegiatan harian kepala ruangan meliputi semua kegiatan yang dilakukan
oleh seluruh perawat yang ada di ruangan dalam rangka menghasilkan
pelayanan asuhan keperawatan yang berkualitas. Kepala ruangan harus
mengetahui kebutuhan ruangan dan mempunyai hubungan keluar dengan
unit yang terkait untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian pula
dengan asuhan keperawatan, kepala ruangan sebagai narasumber utama atau
konsultan untuk menjamin terlaksananya asuhan keperawatan pada semua
tim di ruangan.
b) Rencana Bulanan
Ketua tim dan kepala ruangan membuat rencana bulanan berhubungan dengan
peningkatan asuhan keperawatan dan pelayanan keperawatan.
1) Rencana Bulanan Kepala Ruangan
Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi dan
berdasarkan hasil evaluasi tersebut, kepala ruangan akan membuat rencana
tindak lanjut dalam rangka peningkatan kualitas hasil. Dalam fungsi
perencanaan, kepala ruangan membuat laporan tentang evaluasi rencana
harian yang dibuat oleh ketua tim dan perawat pelaksana.
2) Rencana bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan
kegiatan yang dilakukan didalam tim nya yaitu askep dan kinerja perawat
pelaksana. Berdasarkan hasil tersebut, dibuat rencana tindak lanjut untuk
perbaikan pada bulan berikutnya. Ketua tim membuat laporan evaluasi
rencana kegiatan harian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat
pelaksana dan melaporkan hasil audit asuhan keperawatan serta melakukan
perbaikan asuhan keperawatan dengan merencanakan diskusi langsung.
Praktik keperawatan dalam hal ini asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien mengacu pada proses keperawatan itu sendiri yaitu meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Dalam hal
pelaksanaan tindakan maupun pendokumentasiannya perawat dituntut untuk
profesional. Dalam melakukan asuhan keperawatan yang professional,
diperlukannya membuat suatu rencana asuhan keperawatan (renpra) untuk
membantu mengidentifikasi dan menyusun strategi terhadap tindakan keperawatan
yang akan dilakukan ke pasien. Selain itu renpra memiliki fungsi sebagai berikut:
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan DEPKES RI. 2009. Modul Sistem pemberian
Pelayanan Keperawatan Profesional. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika
Potter, Patricia A. & Perry, Anne G. 2009. Fundamental Keperawatan Buku 1 Ed. 7.
Jakarta: Salemba Medika.