Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh:

Nama: Miftahul Husna

Nim:1811142010050

Dosen Pembimbing: Ns. Marlina Andriani, S.kep, M.Kep

UNIVERSITAS MOHAMMAD NATSIR YARSI SUMBAR


BUKITTINGGI
1. KEPALA RUANGAN
a. Definisi

Kepala ruangan adalah Seorang perawat profesional yang diberi wewenang


dan tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.

b. Tugas Pokok dan Tangung Jawab Tugas Pokok :

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang


rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.

Tanggung Jawab :
1. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan.
2. Kebenaran dan ketepatan progam pengembangan pelayanan.
keperawatan.
3. Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga keperawatan.
4. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru.
5. Kebenaran dan ketepatan protab / SOP pelayanan keperawatan.
6. Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan keperawatan.
7. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat.
8. Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan progam bimbingan
siswa/mahasiswa institusi pendidikan keperawatan
c. Kompetensi Kepala Ruangan
1. Keterampilan keperawatan dasar, mencakup proses keperawatan dan
penguasaan terhadap SOP tindakan keperawatan.
2. Teknik manajemen waktu dalam pengelolaan unit ruang rawat.
3. Kemampuan belajar informasi baru, termasuk mempergunakan sumber-
sumber untuk belajar.
4. Mempergunakan “positive self talk and thinking” .
5. Perilaku assertive.
6. Ketrampilan komunikasi
7. Penerapan asek legal dalam pelayanan keperawatan.
8. Penerapan aspek etik dalam pelayanan keperawatan
9. Penyelesaian masalah dan berfikir kritis.
10. Manajemen stress
d. Uraian Tugas
1. Perencanaan
a. Menunjuk perawat primer dan perawat asosiet serta tugasnya
masing-masing.
b. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien dibantu perawat
primer.
d. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan tingkat ketergantungan pasien dibantu oleh perawat
primer.
e. Merencanakan strategi pelaksanaan perawatan.
f. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan
dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap klien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan :
1) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
2) Membimbing penerapan proses keperawatan.
3) Menilai asuhan keperawatan.
4) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
5) Memberikan informasi kepada pasien/keluarga yang baru
masuk.
h. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
i. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
j. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
2. Pengorganisasian
a. Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas perawat primer dan perawat asosiet secara
jelas.
d. Membuat rencana kendali, kepala ruangan membawahi 2 perawat
primer dan perawat primer membawahi 2 perawat asosiet.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
h. Mendelegasikan tugas saat kepala ruang tidak berada di tempat
kepada perawat primer.
i. Mengembangkan kemampuan anggota.
j. Menyelenggarakan konferensi.
3. Pengarahan
a. Memberi pengarahan tentang penugasan kepada perawat primer.
b. Memberikan pujian kepada perawat yang mengerjakan tugas dengan
baik.
c. Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap.
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan klien.
e. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam
melaksanakan tugasnya.
f. Meningkatkan kolaborasi.
4. Pengawasan
a. Melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi langsung
dengan perawat primer mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
kepada klien.
b. Melalui supervisi :
1) Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi
kelemahan-kelemahan yang ada saat ini.
2) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir, membaca
dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat
selama dan sesudah proses keperawatan dilakukan
(didokumentasikan), mendengar laporan dari perwat primer.
c. Evaluasi
1) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disususn bersama.
2) Audit keperawatan.
2. KETUA TIM (KATIM)
a. Definisi

Ketua tim adalah seorang perawat yang bertugas yang mengepalai sekelompok
tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat dan
bertanggung jawab langsung langsung kepada karu.

b. Tugas Pokok dan Tangung Jawab Tanggung Jawab Ketua Tim :


1. Mengkaji klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat.pengkajian
merupakan proses yang berlanjut dan berkesinangan, dapat melakukan serah
terima tugas.
2. Mengkoordinasikan rencana perawatan yan tepat waktu membimbing anggota
tim untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah di lakukan.
3. Meyakinkan semua evaluasi – evaluasi berupa respon klien terhadap
tindakan keperawatan.
4. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung / laporan
anggota tim.
c. Kompetensi Ketua Tim
1. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan tim.
2. Menjada kesultan dalam asuhan keperawatan
3. Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien.
4. Menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien.
5. Merevisi dan menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan pasien.
6. Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien maupun kerja
dari anggota tim.
7. Menjadi guru atau pengajar .
8. Melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif
d. Uraian Tugas (POAC)
a) Pengkajian : mengumpukan data kesehatan klien.
b) Perencanaan :
Fungsi perencanaan dan ketenagaan:
1. Bersama Karu melaksanakan serah terima tugas.
2. Bersama karu melaksanakan pembagian tugas.
3. Menyusun rencana asuhan keperawatan.
4. Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan asuhan keperawatan.
5. Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan.
6. Mengorientasikan klien baru pada lingkungan.
7. Melakukan pelaporan dan pendokumantasian
c) Implementasi
Fungsi pengorganisasian :
1. Menjelaskan tujuan pengorganisasian tim keperawatan.
2. Membagi pekerjaan sesuai tingkat ketergantungan pasien.
3. Membuat rincian tugas anggota tim dalam keperawatan.
4. Mampu mengkoordinir pekerjaan yang harus dilakukan bersama tim
kesehatan lain.
5. Mengatur waktu istirahat anggota tim.
6. Mendelegasikan proses asuhan keperawatan pada anggota tim.
7. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
Fungsi pengarahan :
1. Memberikan pengarahan kepada anggota tim.
2. Memberikan bimbingan pada anggota tim.
3. Memberikan infromasi yang berhubungan dengan askep.
4. Mengawasi proses pemberian askep.
5. Melibat anggota tim sampai awal dan akhir kegiatan.
6. Memberikan pujian/motivasi kepada anggota tim.
7. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d) Evaluasi:

Fungsi pengendalian :

1. Mengevaluasi asuhan keperawatan.


2. Memberikan umpan balik pada pelaksana.
3. Memperhatikan aspek legal dan etik.
4. Melakukan pelaporan dan pendokumantasian.
3. PERAWAT PELAKSANA ( PP )
a. Definisi
Keperawatan primer (primary nursing) adalah sistem pemberian asuhan
keperawatan di tingkat rawat inap yang dapat mempermudah realisasi praktek
keperawatan profesional.
Sistem ini menyediakan asuhan yang berfokus pada pasien yang secara
individual dan komprehensif, berkesinambungan sejak pasien dirawat di rumah
sakit sampai keluar pindah ke institusi lain.
b. Metode Perawat Primer
Metode primer ini ditandai dengan keterkaitan kuat dan terus-menerus
antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan
mengkoordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Metode dengan menggunakan perawat primer/ pelaksana dapat meningkatkan
mutu asuhan keperawatan karena :
1. Hanya ada 1 perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan
koordinasi asuhan keperawatan.
2. Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 klien.
3. Perawat primer/ pelaksana (PP) bertanggung jawab 24 jam.
4. Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal.
5. Rencana ahuan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan paralel.
Perawat primer pemula adalah perawat lulusan DIII keperawatan
dengan pengalaman minimal 4 tahun dan pada MPKP tingkat I adalah perawat
S.kep/Ners dengan pengalaman minimal 1 tahun.
Perawat dapat bertugas pagi, sore atau malam hari, namun
sebaiknya perawat primer (PP) hanya bertugas pagi atau sore saja karena bila
bertugas pada malam hari, perawat primer (PP) akan libur beberapa hari
sehingga sulit menilai perkembangan klien.
c. Kelebihan dalam Perawat Primer
Kelebihan dalam keperawatan primer adalah :
1. Bersifat kontinu dan komprehensif.
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan kemungkinan pengembangan diri.
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat dan rumah sakit.
Kelebihan yang dirasakan klien adalah merasa dihargai karena terpenuhinya
kebutuhan secara individu, selain itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan akan
tercapai pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi dan
informasi serta advokasi.

d. Kelemahan dalam Perawat Primer

Kelemahan dari metode ini :

Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan


pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction, memiliki
kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinik, akuntabel serta berkolaborasi dengan berbagai disiplin.

e. Konsep Dasar Perawat Primer

Konsep dasar keperawatan primer adalah :

1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.


2. Ada otonomi.
3. Ada keterlibatan pasien dan keluarga.
f. Tugas Pokok
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses
keperawatan dengan sentuhan kasih saying
a. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah disusun.
b. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan.
c. Mencatat dan melaporkan semua tindakan keperawatan dan respon
klien dan catatan keperawatan.
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
a. Memberi obat
b. Pemeriksaan laboratorium.
c. Persiapan klien yang akan di operasi.
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, dan spiritual dari klien
a. Memelihara kebersihan klien dan lingkungan.
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman
dan ketenangan.
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi
tindakan perawatan dan pengobatan secara diagnostik.
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuan.
6. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruang dalam pelaksanaan ruangan secara
administrative.
a. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal dunia.
b. Sensus harian dan formulir
c. Rujukan atau penyuluhan PKMRS
8. Mengantar dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan
dan keindahan ruangan.
10. Melaksanakan tugas dinas pagi, siang atau malam secara bergantian.
11. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan
penyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun
tertulis.
13. Membuat laporan harian.
g. Aplikasi Peran sebagai Perawat Primer
1. Membaca rencana keperawatan yang telah ditetapkan oleh ketua tim.
2. Membina hubungan terapeutik dengan klien atau keluarga sebagai
lanjutan kontrak yang telah dilakukan perawat primer (PP).
3. Menerima klien baru bila ada dan melaksanakan orientasi.
4. Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan.
5. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan
mendokumentasikan.
6. Mengikuti visite dokter.
7. Memeriksa kerapihan dan kelengkapan status keperawatan.
8. Membuat laporan pergantian dinas.
9. Mengkomunikasikan dengan PP atau PJ-shift atau ketua tim, bila menemukan
masalah yang pasien yang perlu diselesaikan.
10. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik, laborat pengobatan.
11. Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan.
12. Membantu tim lainnya yang membutuhkan.
Waktu Rencana Kegiatan
06.45 Berdoa bersama

06.50 Mengikuti pre conference bersama kepala ruang, CCM, ketua tim dan
 perawat primer lain.
07.50 Melaksanakan tugas asuhan keperawatan terhadap pasien yang menjadi
kelolaan.
08.00 Ronde keperawatan ke pasien sesuai yang ditugaskan oleh ketua tim.
08.20 Melaksanakan pemberian terapi kepada pasien kelolaan sesuai dengan

 peranan medis
09.00 Istirahat pagi
10.00 Melanjutkan asuhan keperawatan pasien kelolaan

12.00 Istirahat siang


13.00 Melaporkan hasil evaluasi asuhan keperawatan kepada ketua tim
13.30 Mengikuti siang klinik
13.45 Mengikuti post conference
4. PRE DAN POST CONFERENCE
a. Pengertian
Konferensi merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Konferensi
dilakukan sebelum atau setelah melakukan operan dinas, sore atau malam sesuai
dengan jadwal dinas perawatan pelaksanaan. Konferense sebaiknya dilakukan di
tempat tersendiri sehingga dapat mengurangi gangguan dari luar. Konferensi
terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Pre Conference
Komunikasi kepala tim dan perawat pelaksana setelah selesai operan untuk
rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh katim atau penanggung
jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut hanya 1 orang, maka pre conference
ditiadakan. Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan
tambahan rencana dari kepala tim dan penanggung jawab tim:
Waktu : Setelah operan
Tempat : meja masing-masing tim
PJ : Kepala tim atau penanggung jawab tim
Kegiatan :
1. Kepala tim atau penanggung jawab tim membuka acara
2. Kepala tim atau penanggung jawab tim menanyakan rencana harian
masing-masing perawat pelaksana.
3. Kepala tim atau penanggung jawab tim memberikan masukan dan
tindakan lanjut terkait dengan asuhan yang diberikan saat itu.
4. Kepala tim atau penanggung jawab tim memberikan reinforcement
5. Kepala tim atau penanggung jawab tim menutup acara
2. Post Conference
Komunikasi kepala tim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan
sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikutnya. Isinya adalah hasil
asuhan keperawatan tiap perawatan dan hal penting untuk operanI(tindak
lanjut). Post conference dipimpin oleh kepala tim atau penanggung jawab tim.
Waktu : sebelum operan ke dinas berikutnya
Tempat : meja masing-masing tim
PJ : kepala tim atau penanggung jawab tim
Kegiatan :
1. Kepala tim atau penanggung jawab tim membuka acara.
2. Kepala tim atau penanggung jawab tim menanyakan kendala dalam
asuhan yang telah diberikan.
3. Kepala tim atau penanggung jawab tim menyakan tindakan lanjut
asuhan klien yang harus dioperkan kepada perawat shift berikut nya
4. Kepala tim atau penanggung jawab tim menutup acara
1. Tujuan
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah
secara kritis dan menjabarkan alternative penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk
menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri dalam
pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif untuk
menghasilkan perubahan non kognitif. Juga membantu koordinasi dalam
rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi pengulangan
asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan.
a. Tujuan pre conference adalah :
 Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien,
merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
 Mempersiapkan hal-hal yang akan di temui di lapangan
 Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
b. Tujuan post conference
 Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian masalah
dan membandingkan masalah yang dijumpai.
1. Syarat
2. Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan
dan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan
3. Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit
4. Topic yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang keadaan
pasien, perencanaan tindaka rencana dan data-data yang perlu
ditambahkan
5. Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan
anggota tim
2. Panduan perawat dalam pelaksanaan
Menurut Ratna Sitorus, 2006 , panduan perawat dalam pelaksanaan, antara
lain:
1. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian dinas pagi atau
sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
2. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya masing-masing.
3. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil evaluasi kemarin
dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal-hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi:
 Keluhan utama klien
 TTV dan kesadaran
 Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnostik terbaru
 Masalah keperawatan
 Rencana keperawatan hari ini
 Perubahan keadaan terapi medis
 Rencana medis
1. Perawat pelaksana mendiskusikan dan mengarahkan perawat asosiet tentang masalah
yang terkait dengan perawatan klien yang meliputi:
1. Klien yang terkait dengan pelayanan, seperti: keterlambatan, kesalahan pemberian
makanan, kebisikan pengunjung lainnya, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
2. Ketepatan pemberian infuse
3. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
4. Ketepatan pemberian obat/injeksi
5. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
6. Ketepatan dokumentasi
7. Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan
8. Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran, dan kemajuan
masing-masing perawatan asosiet
9. Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalah yang tidak dapat
diselesaika.
5. Metode Tim
a. Definisi
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif. Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga
diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.
Metode tim adalah pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan
menggunakan tim yeng terdiri atas kelompok klien dan perawat. kelompok
ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman kerja serta
memiliki pengetahuan dibidangnya (registered nurse). Pembagian tugas dalam
kelompok dilakukan oleh pimpinan kelompok atau ketua group dan ketua
group bertanggung jawab dalam mengarahkan anggota group atau tim. Selain
itu ketua group bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam
menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya ketua tim
melaporkan pada kepala ruang tentang kemajuan pelayanan atau asuhan
keperawatan terhadap klien.
b. Tujuan Metode Tim
Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan adalah:
a. untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan objektif.
b. Dapat meningkatkan kerja sama dan koordinasi perawat dalam
melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowladge dan
transfer of experiences diantara perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan
c. Meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan.
d. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif .
e. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar.
f. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda

Menurut Kron Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep
berikut:

a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik


kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
Metode tim ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal
dan pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
Sesuai dengan tujuan tersebut maka tugas dan tanggung jawab keperawatan
harus benar benar di arahkan dan di rencanakan secara matang untuk keberhasilan
asuhan keperawatan. sebagaimana di ketahui bahwa satu tim keperawatan terdiri dari
dua orang perawat atau lebih yang bekerja sama dalam pemberian asuhan
keperawatan. ketua tim seharusnya perawat profesional yang sudah berpengalaman
dalam memberikan asuhan keperawatan dan di tunjuk oleh perawat kepala ruang
(nurse unit manager). Selanjutnya, ketua tim akan melaksanakan tugas yang di
delegasikan oleh perawat kepala ruang bersama sama denga anggota tim. tugas dan
tanggung jawab ketua tim menjadi hal yang harus di perhatikan secara cermat. tugas
dan tanggung jawab tersebut diarahkan untuk melakukan pengkajian dan penyusunan
rencana keperawatan untuk setiap pasien yang berada di bawah tanggung jawabnya,
membagi tugas kepada semua anggota tim dengan mempertimbangkan kemampuan
yang di miliki anggota tim dan kebutuhan pasien yang harus dipenuhi, mengontrol
dan memberikan bimbingan kepada anggota tim dalam melaksanakan tugasnya
apabila diperlukan, melakukan evaluasi terhadap hasil kerja anggota tim, menerima
laporan tentang perkembangan kondisi pasien dan anggota tim.
c. Prinsip-Prinsip Tim Keperawatan
1. Suatu model asuhan yang dilaksanakan oleh suatu team terhadap satu atau
sekelompok klien/pasien
2. Team dipimpin oleh seorang perawat yang secara klinis kompeten,
mempunyai kemampuan yang baik dalam komunikasi, mengorganisasi, dan
memimpin.
3. Dalam model ini, team dapat terdiri dari pelaksana asuhan dengan level
kemampuan yang berbeda tetapi semua aktifitas team harus terkoordinasi
secara baik.
4. Semua anggota team harus paham terhadap permasalahan klien - intervensi
dan dampaknya karenanya dibutuhkan case conference secara periodik dan
berkesinambungan.
5. Dalamproses asuhan, dibutuhkan kesinambungan antar team untuk setiap
shift dinas (P- S - M) Dokumentasi akurat, timbang terima berbasis pasien.
d. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tim
Menurut Tappen (1995), ada beberapa elemen penting yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Pemimpin tim didelegasikan atau diberi otoritas untuk membuat penugasan bagi
anggota tim dan mengarahkan pekerjaan timnya.
b. Pemimpin diharapkan menggunakan gaya kepemimpinan demokratik atau
partisipatif dalam berinteraksi dengan anggota tim
c. Tim bertanggung Jawab terhadap perawatan total yang diberikan kepada
kelompok pasien
d. Komunikasi diantara anggota tim adalah penting agar dapat sukses.
Komunikasi meliputi:
a) Penulisan perawatan klien
b) Rencana perawatan klien
c) Laporan untuk dan dari pimpinan tim
d) Penentuan tim untuk mendiskusikan kasus pasien
e) Umpan balik informal diantara anggota tim
 Kelebihan
1. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan secara komprehensif
2. Memungkinkan pelaksanaan proses keperawatan
3. konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk
belajar
4. Memberikepuasan anggota tim dalam berhubungan interpersonal
5. Memungkinkan meningkatkan kemempuan anggota tim yang berbeda-
beda secara afektif
6. Peningkatan kerja sama dan komunikasi diantara anggota tim dapat
menghasilkan sikap moral yang tinggi, memperbaiki fungsi staf secara
keseluruhan, memberikan anggota tim perasaan bahwa ia mempunyai
kontribusi terhadap hasil asuhan keperawatan yang diberikan
7. Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggung jawabkan
8. Metode ini memotivasi perawat untuk selalu bersama klien selama
bertugas.
 Kelemahan:
1. Ketua tim menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi dan supervise
anggota tim dan harus mempunyai keterampilan yang tinggi baik
sebagai perawat pemimpin maupun perawat klinik.
2. Keperawatan tim menimbulkan fragmentasi keperawatan bila
konsepnya tidak diimplementasikan dengan total
3. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada sitiuasi sibuk rapat tim
ditiadakan, sehingga komunikasi antar anggota tim terganggu
4. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung staf, berlindung kepada anggota tim yang mampu
5. Akontabilitas dari tim menjadi kabur

Anda mungkin juga menyukai