DISUSUN OLEH:
PROFESI NERS UB
KELOMPOK 2A
1. Pengertian
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan empat unsur,
yakni: standar, proses keperawatan, pendidikan keperawatan, dan sistem MAKP. Definisi
tersebut berdasarkan prinsip-prinsip nilai yang diyakini dan akan menentukan kualitas
produksi/jasa layanan keperawatan. Jika perawat tidak memiliki nilai-nilai tersebut sebagai
sesuatu pengambilan keputusan yang independen, maka tujuan pelayanan
kesehatan/keperawatan dalam memenuhi kepuasan pasien tidak akan dapat terwujud
(Nursalam, 2014). Di Ruang Rawat Inap C sendiri, metode yang digunakan merupakan
metode tim modifikasi, yang secara teori penjelasan dari metode tim merupakan sebagai
berikut
MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2–3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan asisten dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini biasa digunakan pada pelayanan
keperawatan di unit rawat inap, unit rawat jalan, dan unit gawat darurat.
Konsep metode Tim:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
teknik kepemimpinan;
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin;
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim;
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan berhasil bila
didukung oleh kepala ruang.
Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh;
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan;
c. Memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah di atasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kekurangan:
a. Komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim,
yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada
waktu-waktu sibuk.
Tanggung jawab anggota tim:
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya;
b. Kerja sama dengan anggota tim dan antartim;
c. Memberikan laporan.
Tanggung jawab ketua tim:
a. Membuat perencanaan;
b. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi;
c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien;
d. Mengembangkan kemampuan anggota;
e. Menyelenggarakan konferensi.
Tanggung jawab kepala ruang:
a. Perencanaan
Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing-masing;
Panduan Penerapan MAKP | Ilmu Keperawatan FKUB 2019 2
Mengikuti serah terima pasien pada shift sebelumnya;
Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat, transisi, dan
persiapan pulang, bersama ketua tim;
Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktivitas
dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur penugasan/
penjadwalan;
Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan;
Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan, dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien;
Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk kegiatan
membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan, membimbing penerapan
proses keperawatan dan menilai asuhan keperawatan, mengadakan
diskusi untuk pemecahan masalah, serta memberikan informasi kepada
pasien atau keluarga yang baru masuk;
Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri;
Membantu membimbing peserta didik keperawatan;
Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit.
b. Pengorganisasian
Merumuskan metode penugasan yang digunakan;
Merumuskan tujuan metode penugasan;
Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas;
Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua tim, dan
ketua tim membawahi 2–3 perawat;
Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari, dan lain-lain;
Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan,
Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik;
Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada di tempat kepada
ketua tim;
Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien;
Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya;
Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
c. Pengarahan
Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim;
Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik;
Memberi motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap;
Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pada pasien;
Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan;
Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya;
Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.
Kepala Ruang
1. KEPALA RUANGAN
Tugas Kepala Ruangan :
1. Mengatur pembagian tugas staf.
2. Mengatur dan mengendalikan logistik/ administrasi ruangan.
3. Mengadakan diskusi dengan staf untuk memecahkan masalah
4. Bersama PP mengikuti ronde tim medis.
5. Mengadakan ronde keperawatan.
6. Menilai kinerja staf ruangan.
7. Melakukan kegiatan administrasi dan jadual dinas.
8. Mengorientasikan pegawai baru
9. Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan klien/keluarga
dan disiplin kesehatan lainnya.
10. Melakukan supervisi
TERAPI/
IMPLEMENTASI
DISCHARGE PLANNING
Indikator pemulangan
Kebutuhan paska rawat
Penyiapan keluarga
ADMINISTRASI/KEUANGAN
2. Ketua Tim (dapat dibantu oleh anggota tim) melakukan pengkajian, kemudian
membuat rencana keperawatan berdasarkan standar rencana keperawatan yang sudah
ada setelah terlebih dahulu melakukan analisa dan modifikasi terhadap rencana
keperawatan tersebut sesuai dengan kondisi pasien.
4. Pengkajian awal dapat dilakukan oleh anggota tim lainnya apabila ketua tim tidak
sedang berjaga dinas terutama yang terkait dengan masalah kesehaan utama pasien,
anggota tim membuat masalah keperawatan yang utama dan melakukan tindakan
keperawatan dengan terlebih dahulu mendiskusikannya dengan penanggung jawab
sore/malam/hari libur.
5. Pada dinas pagi, ketua tim bersama anggota tim melakukan operan dari dinas malam
(hanya pasien yang dirawat oleh tim yang bersangkutan), selanjutnya dengan anggota tim
pagi melakukan konferens tentang permasalahan pasien, pembagian pengelolaan pasien
untuk tiap anggota tim, dan mengkoordinasikan tugas yang harus dilakukan oleh anggota
tim.
6. Ketua tim juga melakukan komunikasi langsung dengan dokter, ahli gizi dan tim
kesehatan lain untuk membahas perkembangan pasien dan perencanaan baru yang
perlu dibuat. Selain itu mengidentifikasi pemeriksaan penunjang yang telah ada dan yang
perlu dilakukan selanjutnya.
9. Bila ada pasien yang akan pulang atau pindah ke unit perawatan lain, ketua tim akan
membuat resume keperawatan yang berisi masalah-masalah pasien yang timbul dan
masalah yang sudah teratasi, tindakan keperawatan yang telah dilakukan dan pendidikan
kesehatan yang telah diberikan.
10. Pada penggantian dinas pagi-sore dilakukan operan antara anggota tim pagi dengan
anggota tim sore yang didampingi oleh ketua tim. Komponen utama yang
diinformasikan dalam operan antara lain keadaan umum pasien, tindakan/
intervensi yang telah dilakukan dan atau tindakan yang belum dilakukan, hal-hal
penting yang harus diperhatikan oleh perawat dinas sore dan malam yang berkaitan
dengan perencanaan keperawatan pasien yang dibuat oleh ketua tim.
Di Ruang RIC sendiri, penerimaan pasien baru langsung dilakukan oleh perawat
pelaksana (PA) yang telah mendapatkan delegasi dari ketua tim. Yang dilakukan oleh PA
adalah menerima timbang terima pasien dari ruang sebelumnya, kemudian perkenalan
diri kepada pasien dan keluarga pasien serta menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan
keperluan pasien berupa fasilitas yang ada. Para PA sudah melaksanakan sesuai dengan
SPO yang ada di ruangan, namun demikian belum ada media yang digunakan pada saat
mengorientasi pasien baru di RIC.
2. Tujuan
a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan terapeutik.
b. Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan pasien.
c. Mengetahui kondisi dan keadaan pasien secara umum.
d. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS (Nursalam, 2014).
PP menyiapkan:
1. Lembar pasien masuk rumah sakit;
2. Buku status dan lembar format pengkajian pasien;
3. Nursing kit;
4. Informed consent sentralisasi obat;
5. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
6. Lembar tingkat kepuasan pasien;
7. Tempat tidur pasien baru
Terminasi
Evaluasi
Tidak
Aspek yang dilakukan Dilakukan
Dilakukan
Persiapan ruangan oleh petugas
1. Verbed
2. Cek kebersihan ruangan
3. Siapkan oksigen (bila perlu)
4. Cek fasilitas ruangan
Hubungi perawat ruangan asal pasien bahwa ruangan siap ditempati
Penerimaan pasien di ruangan
1. Antarkan pasien pada kamar yang sudah dipesan
2. Pasang O2 bila perlu
3. Atur tetesan infus sesuai advis dokter
4. Ukur TTV dan anamnesa
5. Menjelaskan tata tertib rumah sakit dan ruangan
6. Menjelaskan fasilitas yang ada di ruangan baik letak maupun
cara penggunaan (bel pasien, lampu tidur, bed, TV, AC, kipas
angin, table set, lemari pasien, kulkas, kamar mandi, air
panas dan dingin, ruang perawat)
7. Memberikan penjelasan dokter yang merawat dan jam
kunjungan serta perawat penanggung jawab pasien
8. Memberikan penjelasan tentang jadwal kegiatan rutin
ruangan antara lain waktu makan, waktu kunjungan, waktu
operan perawat
9. Memberi tahu tentang keamanan (barang-barang berharga
agar disimpan di tempat yang aman atau tidak dibawa ke
Rumah Sakit)
10. Catat dalam buku register dan checklist orientasi pasien baru
dan ditandatangani oleh keluarga dan perawat.
11. Telepon bagian gizi untuk pesan diit
12. Catat kondisi pasien terkini dalam format SOAP di CPPT
Presentase
2. Tujuan
a. Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
b. Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya.
c. Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada
pasien.
d. Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
3. Pedoman operan
Tidak
Aspek yang dilakukan Dilakukan
Dilakukan
Persiapan alat dan ruangan
Kedua tim sudah dalam keadaan siap
Kedua tim menyiapkan pocket note dan buku Katim
Kanit dan katim mengidentifikasi tingkat ketergantungan
pasien dan membagi kepada perawat pelaksana
Menyiapkan troli set yang isinya cairan pasien, aquabides,
plester, gunting, transparan dressing, alcohol swap, bengkok,
spuit steril 3/5 cc, handscoon non steril, spalk, infus set, IV
kateter dan Oksimetri (sesuai dengan kebutuhan unit)
Persiapan pasien
Pasien sudah mendapatkan informasi kalau ada kegiatan
operan jaga sehari 3 kali jam 07.00 wib, 14.00 wib dan 21.00
wib
Pelaksanaan
SESI 1 Di Ruang Perawat
Katim shift sebelumnya menyiapkan BRM pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
Kanit atau Katim membuka operan jaga dengan do’a (Muslim :
membaca Basmallah)
Katim/ PJ melaporkan pasien yang menjadi tanggungjawabnya:
1) Identitas pasien: Nama, TTL dan No. Rekam medis
2) Diagnosa medis
3) Kondisi atau keadaan umum pasien
4) Masalah keperawatan yg muncul pada saat jaga dan
diagnosa keperawatan yang kemungkinan akan atau masih
muncul.
5) Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan belum
dilakukan
Post Conference :
Komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum
operan kepada shift berikut.
Isi post conference adalah : hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak
lanjut). Post conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.
Presentase
3. Kriteria pasien
Pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki
kriteria sbb:
a. Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan.
b. Pasien dengan kasus baru atau langka.
4. Metode
Diskusi
5. Alat bantu
a. Sarana diskusi: buku, pulpen.
b. Status/dokumentasi keperawatan pasien.
c. Materi yang disampaikan secara lisan.
6. Peran
a. Ketua Tim dan Anggota Tim
Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
Menjelaskan masalah keperawata utama.
Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
Menjelaskan tindakan selanjutnya.
Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
Tahap pra PP
1. Penetepan pasien
2. Persiapan pasien:
- Informed consent
- Hasil pengkajian/validasi data
Tahap pelaksanaan
di nurse station 3. Penyajian Apa diagnose keperawatan?
Apa data yang mendukung?
Bagaiman intervensi yang sudah
dilakukan?
Apa hambatan yang ditemukan?
Pascaronde
(nurse station) 6. kesimpulan dan 5. lanjut, diskusi di
rekomendasi solusi nurse station
masalah
Tahapan
a. Persiapan
Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
b. Pelaksanaan
Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan
pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah
dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor/ kepala ruangan
tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
c. Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan
Ruang : ……………………………………………………………………………….
No. RM : ……………………………………………………………………………….
Dengan ini menyatakan setuju untuk dilakukan ronde keperawatan.
Kepanjen,.………………20.....
…………………………… ………………………………….
Saksi-saksi : Tanda tangan
1. ………………………… ………………………………….
2. ………………………… ………………………….............
A. Pengertian
Suatu proses mulainya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan
kesinambungan perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke
lingkungannya
B. Tujuan
Meningkatkan kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan
memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge Planning dapat
mengurangi hari rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan
kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga
C. Keuntungan
a. Bagi pasien
f. Dapat memenuhi kebutuhan pasien
g. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian
yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya.
h. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
i. Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support
sebelum timbulnya masalah.
j. Dapat memilih prosedur perawatannya
k. Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat
dihubunginya
b. Bagi perawat
d. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
e. Menerima informasi kunci setiap waktu
f. Memahami perannya dalam system
g. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
h. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang
berbeda.
i. Bekerja dalam suatu sistem dengan efektif
Pasien
KRS Perencanaan pulang
Program HE:
Pengobatan/ control
Penyelesaian Kebutuhan nutrisi Lain-lain
administrasi Aktivitasdan istirahat
Perawatan di rumah
Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 2000. Leadership roles and management functions in
nursing. Philadelphia: JB Lippincott.
Marquis, B.L., dan C.J. Huston. 1998. Management Decision Making for Nurses. 124 Cases
Studies. Edisi 3. Philadelphia: JB Lippincott.
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 4/Nursalam. Jakarta: Salemba Medika.