Anda di halaman 1dari 8

1

Lampiran : Peraturan Direktur RS Baptis Kediri


Nomor : 004e / Per.Dir. / RSBK / IV /2015
Tanggal : 1 April 2015
Tentang :

BAB I
DEFINISI

1.1 Pengertian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Model Tim


Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaboratif ( Douglas, 1984).
1.2 Tujuan
1) Tujuan Umum
Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota kelompok
mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan
keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung perawat yang tinggi
sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat.
2) Tujuan Khusus
(1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai
tehnik kepemimpinan.
(2) Meningkatkan komunikasi yang efektif agar kontuinitas rencana keperawatan
terjamin.
(3) Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim.
(4) Meningkatkan peran kepala ruang dalam pelaksanaan MAKP Tim.

1.3 Hal – hal yang perlu diperhatikan :


1) Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim
d. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
2) Kelemahan :
a. Pasien mungkin masih menerima fragmentasi pemberian asuhan
keperawatan
b. Konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu atau kadang sulit untuk
melaksanakan pada waktu-waktu sibuk akan menganggu komunikasi dan
koordinasi antar anggota tim
c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung
atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim
3) Metode ini lebih menekankan segi manusiawi pasien dan para perawat anggota
dimotivasi untuk belajar.
4) Hal pokok yang harus ada pada metode tim keperawatan adalah:
a. konferensi tim yang dipimpin ketua tim,
b. rencana keperawatan dan
c. ketrampilan kepemimpinan

2
BAB II
RUANG LINGKUP

2.1 Tanggung Jawab Dalam MAKP Tim


2.1.1 Tanggung Jawab Kepala Ruang
A. Perencanaan
1. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing- masing
2. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan
persiapan pulang bersama ketua tim
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas
dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/
penjadwalan
5. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan:
a. Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan
b. Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan
c. Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah
d. Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
RS
8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri
9. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit
B. Pengorganisasian
1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan
2. Merumuskan tujuan metode penugasan
3. Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas
4. Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan
ketua tim membawahi 2 – 3 perawat
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain
6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
7. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
8. Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat
9. Identifikasi masalah dan cara penanganannya
C. Pengarahan
1. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2. Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
3. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap
4. Menginformasikan hal – hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien
5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya
3
7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain
D. Pengawasan
1. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien
2. Melalui supervisi:
A. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi
kelemahannya yang ada saat itu juga
B. Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas
C. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim
2.1.2 Tanggung Jawab Ketua Tim
1. Membuat perencanaan
2. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi
3. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien
4. Mengembangkan kemampuan anggota
5. Menyelenggarakan konferensi
6. Mengkaji setiap klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat
7. Mengkoordinasikan rencana perawatan yang tepat waktu, membimbing anggota
tim untuk mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan
8. Meyakinkan semua hasil evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan
keperawatan tercatat
9. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung atau laporan
anggota tim
2.1.3 Tanggung Jawab Anggota Tim
1. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya
2. Bekerjasama dengan anggota tim dan antar tim
3. Memberikan laporan
4. Menerima bantuan dan bimbingan ketua tim

4
BAB III
TATA LAKSANA

3.1 Pelaksanaan Model Tim


Menurut Kron & Gray (1987):
1) Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
2) Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
3) Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
4) Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
5) Tim Keperawatan adalah sistem desentralisasi dimana perawatan pasien
didistribusikan di antara anggota kelompok kerja dalam upaya terkoordinasi
6) Ada kewenangan bagi pemimpin tim yang harus perawat profesional (RN), di RS
Baptis Kediri bisa perawat vokasional dengan masa kerja lebih dari 3,5 tahun.
7) Ketua tim memimpin 4-6 anggota, dengan pasien 10-25 orang
8) Ketua tim memberikan tugas-tugas, jadwal perawatan kepada anggota tim
secara rinci
9) Konferensi diselenggarakan pada awal dan akhir tiap shift untuk memungkinkan
anggota tim bertukar info dan ketua tim membuat perubahan dalam rencana
perawatan untuk setiap pasien
10) Pelaksanaan Tim Keperawatan sebaiknya fleksibel atau tidak kaku.
11) Sejumlah tenaga perawat dapat terlibat dalam tim, minimal 2-3 tim. Jumlah atau
besarnya tim bergantung dari banyaknya staf. Dua orang perawat dapat
dikatakan tim, terutama untuk shift sore dan malam, dimana jumlah tenaga
terbatas.

3.2 Sistem pemberian asuhan keperawatan “ Team Nursing “ (Marquis dan


Huston, 1998)

5
3.2 TARGET
Pemberian asuhan keperawatan dengan menggunakan MAKP Tim dapat
berjalan lebih optimal dengan perbaikan panduan Pelaksanaan MAKP Tim yang
disampaikan serta mempertahankan alur dan proses penerapan MAKP Tim dalam
pelayanan keperawatan.

3.3 KRITERIA EVALUASI


1) Struktur
a. Penyusunan daftar dinas di setiap ruangan / instalasi yang mengacu pada
MAKP Tim..
b. Pembagian tugas yang jelas antara Kepala Ruang, Ketua Tim dan Anggota
Tim.
2) Proses
a. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
bila didukung oleh kepala ruang.
b. Tim Keperawatan adalah sistem desentralisasi dimana perawatan pasien
didistribusikan di antara anggota kelompok kerja dalam upaya terkoordinasi
c. Ada kewenangan bagi pemimpin tim yang harus perawat profesional (RN),
di RS Baptis Kediri bisa perawat vokasional dengan masa kerja lebih dari
3,5 tahun.
d. Ketua tim memimpin 4-6 anggota, dengan pasien 10-25 orang
e. Ketua tim memberikan tugas-tugas, jadwal perawatan kepada anggota tim
secara rinci.
f. Konferensi diselenggarakan pada awal dan akhir tiap shift untuk
memungkinkan anggota tim bertukar info dan ketua tim membuat perubahan
dalam rencana perawatan untuk setiap pasien.
g. Pelaksanaan Tim Keperawatan sebaiknya fleksibel atau tidak kaku.
h. Sejumlah tenaga perawat dapat terlibat dalam tim, minimal 2-3 tim. Jumlah
atau besarnya tim bergantung dari banyaknya staf. Dua orang perawat
dapat dikatakan tim, terutama untuk shift sore dan malam, dimana jumlah
tenaga terbatas.
E. Hasil
a. Penerapan MAKP Tim dalam pelayanan keperawatan terlaksana sesuai
pembagian tugas dalam tim.
b. Pasien menerima pelayanan asuhan keperawatan secara komperhensif.
c. Pendokumentasian asuhan keperawatan dalam rekam medis pasien
terdokumentasi sesuai Standar Asuhan Keperawatan.

6
BAB IV
DOKUMENTASI

1. Ada pembagian tugas di dalam daftar tugas ruangan dengan jelas.


2. Ada perencanaan asuhan keperawatan untuk setiap pasien yang dibuat
oleh ketua tim.
3. Ada pembagian tugas secara rinci dari ketua tim kepada anggota tim
dalam kegiatan konferensi.
4. Adanya catatan kecil oleh ketua tim dan anggota tim.
5. Tanggung jawab dokumentasi dalam rekam medis oleh ketua tim dan
anggota tim.

7
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.(2015). Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan


Profesional.Jakarta.Salemba Medika

Gillies, 1989. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Alih Bahasa :


Dika Sukmana.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai