RUANG LINGKUP 1. Model keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena
sebagaim perawat primer harus mempunyai latar belakang
pendidikan pada tingkat S1 Keperawatan atau setara.
2. Model tim tidak digunakan secara murni karena pada metode ini
tanggung jawab tentang asuhan keperawatan pasien terfragmentasi
pada berbagai tim. Hal ini sukar menunjuk-kan akontabilitas tenaga
keperawatan.
Latar belakang pendidikan perawat yang cocok dalam metode ini :
1. Perawat Specialis 5%
2. S-1 Keperawatan 80%
3. D-3 Kperawatan 15 %
Metode ini cocok digunakan dalam ruangan :
1. Ruang ICCU/ CVCU
2. Ruang Bedah
3. Ruang Interna
4. Ruang IC
5. Ruang NICU
PROSEDUR 1. Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi beberapa tim,
KERJA yang diketuai masing – masing oleh seorang ketua tim yang dianggap
paling ahli dari masing -–masing tim.
2. Masing – masing tim mengatur dinasnya sehingga masing – masing
shift ada anggota tim yang bertugas (pagi, sore, malam).
3. Kepala ruangan membagi pasien untuk masing – masing tim dan
menetapkan perawat primer untuk masing – masing pasien.
4. Katim membagi job desk.
5. PP melakukan interaksi dengan pasien, melakukan peng kajian,
membuat rencana perawatan, dan membagi pelak-sana tindakan
keperawatan kepada perawat pelaksana anggota timnya.
6. Perawat pelaksana melaksanakan tindakan keperawatan kepada
pasien yang manjadi tanggungannya.
7. Perawat primer (ketua tim) mengendalikan asuhan kepe-rawatan
yang diberikan kepada pasien baik yang diterap-kan oleh dirinya
maupun perawat pelaksana anggota tim-nya.
8. Apabila satu tim kekurangan kekurangan perawat pelak-sana karena
kondisi tertentu, kepala ruangan dapat memin-dahkan perawat
pelaksana dari satu tim ke tim yang meng-alami kekurangan anggota.
UNIT TERKAIT RUANG RAWAT INAP