Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIK KLINIK

MANAJEMEMEN KEPERAWATAN
DI RUANG TRUNTUM RSUD BENDAN
(09 – 11 Nov 2020)

Oleh :
Nama : Hersari Jauharin Sukma
Npm : 1217004241

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Manajemen Keperawatan
Dosen Pengampu : Nonik Eka Martyastuti, S.Kep, Ns, M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) merupakan pengelolaan struktur
dan proses pemberian asuhan keperawatan pada tingkat ruang rawat sehingga
memungkinkan pemberian asuhan keperawatan profesional. Peningkatan MPKP dapat
menggambarkan usaha berbagai negara untuk menunjukkan kualitas asuhan keperawatan
dan lingkungan kerja perawat (Sitorus & Panjaitan, 2018)
Guna mencapai target kualitas pelayanan yang baik pelaksanaan model praktik
asuhan keperawatan harus didukung oleh adanya tenaga perawat yang masing-masing
mengatahui tugas mereka dan dapat bekerja sama dengan tim. Selain itu, perawat juga
harus dapat melaksanakan proses keperawatan yang tepat hingga proses dokumentasi
selesai (Suratmi, 2015)
Dalam proses pelaksanaan MPKP satu ruangan harus ditetapkan jenis tenaga
keperawatannya, beberapa jenis tenaga yang ada meliputi kepala ruang rawat, Clinical
Care Manager (CCM), perawat primer (PP), serta perawat assosiet (PA). Peran dan
fungsi antara PP dan PA harus jelas dan sesuai dengan tanggung jawabnya. Pada ruang
MPKP pemula, kepala ruangan adalah perawat dengan kemampuan DIII keperawatan
dengan pengalaman, dan pada MPKP tingkat 1 adalah perawat dengan kemampuan S.
Kep/Ners dengan pengalaman (Sitorus & Panjaitan 2018)

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan konsep teori dalam pelaksanaan
manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan professional
di ruang rawat inap
2. Tujuan khusus
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan mahasiswa diharapkan
mampu :
a. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai dengan prinsip manajemen
keperawatan
b. Mempraktekkan konsep teori manajemen keperawatan baik manajemen
pelayanan maupun manajemen asuhan keperawatan.

C. Manfaat
1. Bagi instalasi rumah sakit
Pengidentifikasian / pengobservasian dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dalam bidang keperawatan manajemen untuk mengetahui kondisi
psikologi perawat kepala ruang dan perawat ketua tim diruang Truntum.
2. Bagi perawat
Pengidentifikasian / pengobservasian dapat menjadikan perawat mengetahui
stress, motivasi, dan juga kinerja perawat selama diruang Truntum sehingga
perawat dapat meningkatkan motivasi dan kinerja dalam bekerja.
3. Bagi mahasiswa
Pengidentifikasian / pengobservasian dapat menjadikan pengalaman / wawasan
untuk kedepannya bila sudah lulus dan untuk bekerja.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi MPKP
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses
dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut
diberikan. (Ratna sitorus & Yulia 2017).

B. Manfaat MPKP
1. Dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan
2. Untuk menata tenaga keperawatan dalam upaya menuju layanan yang
profesional
3. Untuk proses belajar mahasiswa keperawatan
4. Untuk menunjang program pendidikan ners spesialis keperawatan
5. Untuk tempat penelitian keperawatan

C. Unsur –Unsur Dalam MPKP


1. Penetapan Jumlah Tenaga Keperawatan
Penetapan jumlah keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat
ketergantungan klien.
2. Penetapan Jenis Tenaga Keperawatan
Pada suatu ruang rawat MPKP, terdapat beberapa jenis tenaga yang memberikan
asuhan keperawatan yaitu Clinical Care Manager (CCM), Perawat Primer (PP),
dan Perawat Asosiet (PA). Selain jenis tenaga tersebut terdapat juga seorang
kepala ruang rawat yang bertanggung jawab terhadap manajemen pelayanan
keperawatan di ruang rawat tersebut. Peran dan fungsi masing-masing tenaga
sesuai dengan kemampuannya dan terdapa tanggungjawab yang jelas dalam
sistem pemberian asuhan keperawatan.
3. Penetapan Standar Rencana Asuhan Keperawatan
Standar rencana asuhan keperawatan perlu ditetapkan karena berdasarkan hasil
observasi. Penulisan rencana asuhan keperawatan sangat menyita waktu karena
fenomena keperawatan mencakup 14 kebutuhan dasar manusia (Potter & Perry,
1997). Pada MPKP digunakan metode modifikasi keperawatan primer, sehingga
terdapat satu orang perawat professional yang disebut perawat primer yang
bertanggungjawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang
diberikan. Disamping itu, terdapat Clinical Care Manager (CCM) yang
mengarahkan dan membimbing PP dalam memberikan asuhan keperawatan CCM
diharapkan akan menjadi peran Ners spesialis pada masa yang akan datang.
D. Peran dan Tugas Kepala Ruang
1. Peran sebagai kepala ruangan
Fungis :
a. Menentukan standar pelaksanaan kerja
b. Memberi pengarahan kepada ketua dan anggota tim
c. Supervisi dan evaluasi tugas staf
2. Uraian tugas :
a. Perencanaan :
1) Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing-masing
2) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas
dan kebutuhan pasien
5) Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf
6) Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan
7) Merencanakan kebutuhan logistic dan fasilitas ruangan kelolaan
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b. Pengorganisasian dan ketenagaan :
1) Merumuskan metode penugasan keperawatan
2) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan
3) Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
4) Membuat rentang kendali diruang rawat
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, missal :membuat roster
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan jumlah dan
kondisi pasien
6) Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keperawatan dalam
bentuk diskusi, bimbingan dan penyampaian informasi
7) Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan
8) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek
9) Mendelegasikan tugas kepada ketua tim
10) Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain
11) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
c. Pengarahan :
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
2) Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan dan fungsi-fungsi manajemen
3) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien
4) Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap
5) Melalui supervisi : Supervisi langsung terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan melalui pengamatan sendiri atau laporan langsung secara
lisan dari ketua tim
6) Supervise tidak langsung dengan cara mengecek, membaca dan memeriksa
rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan
7) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat itu
juga
8) Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan tugasnya
9) Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan tugas dengan baik
10) Memberi teguran kepada bawahan yang membuat kesalahan
11) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan
12) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
d. Pengawasan :
1) Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim maupun anggota tim / pelaksana mengenai asuhan keperawatan
yang diberikan secara langsung kepada pasien
2) Melalui evaluasi : mengevaluasi upaya / kerja ketua tim dan anggota tim /
pelaksana dan membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan
rencana keperawatan yang telah disusun
3) Member umpan balik kepada ketua tim
4) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut
5) Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan
6) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan keperawatan
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

E. Peran dan Tugas Kepala Tim (Ka. Tim)


1. Peran sebagai kepala tim (Ka. Tim)
Funsi :
a. Membuat perencanaan berdasarkan tugas dan kewenangan yang
didelegasikan oleh kepala ruangan
b. Membuat penugasan, supervise dan evaluasi kinerja anggota tim / pelaksana
c. Mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai kebutuhan pasien
d. Mengembangkan kemampuan anggota tim / pelaksana
e. Menyelenggarakan konferensi

2. Uraian tugas :
a. Perencanaan :
1) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya bersama kepala
ruangan
2) Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untung anggota tim /
pelaksana
3) Menyusun rencana asuhan keperawatan
4) Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
5) Memberi pertolongan segera pada pasien dengan masalah kedaruratan
6) Melakukan ronde keperawatan bersama kepala ruangan
7) Mengorientasikan pasien baru
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b. Pengorganisasian dan ketenagaan :
1) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim
2) Bersama kepala ruangan membuat rincian tugas untuk anggota tim /
pelaksana sesuai dengan perencanaan terhadap pasien yang menjadi
tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan keperawatan
3) Melakukan pembagian kerja anggota tim / pelaksana sesuai dengan tingkat
ketergantungan pasien
4) Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain
5) Mengatur waktu istirahat untuk anggota tim / pelaksana
6) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada anggota
tim / pelaksana
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
c. Pengarahan :
1) Member pengarahan tentang tugas setiap anggota tim / pelaksana
2) Memberikan informasi kepada anggota tim / pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan
3) Melakukan bimbingan kepada anggota tim / pelaksana yang berhubungan
dengan asuhan keperawatan
4) Member pujian kepada anggota tim / pelaksana yang melaksanakan
tugasnya dengan baik, tepat waktu, berdasarkan prinsip, rasional dan
kebutuhan pasien
5) Memberi teguran kepada anggota tim /pelaksana yang melalaikan tugas
atau membuat kesalahan
6) Member motivasi kepada anggota tim / pelaksana
7) Melibatkan anggota tim / pelaksana dari awal sampai dengan akhir
kegiatan
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian

d. Pengawasan :
1) Melalui komunikasi : mengawas dan berkomunikasi langsung dengan
anggota tim / pelaksana asuhan keperawatan kepada pasien
2) Melalui supervisi : melihat atau mengawasi pelaksanaan asuhan
keperawatan dan catatan keperawatan yang dibuat oleh anggota tim /
pelaksana serta menerima / mendengar laporan secara lisan dari anggota
tim / pelasana tentang tugas yang dilakukan
3) Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat itu
juga
4) Melalui evaluasi
5) Mengevaluasi kinerja dan laporan anggota tim / pelaksana dan
membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan rencana
keperawatan yang telah disusun
6) Penampilan kerja anggota tim / pelaksana dalam melaksanakan tugas
7) Upaya peningkatan kemampuan, keterampilan dan sikap
8) Memberi umpan balik kepada anggota tim / pelaksana
9) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut
10) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan
11) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
F. Peran dan Tugas Perawat Pelaksana
1. Perencanaan :
a. Bersama kepala ruang dan ketua tim mengadakan serah terima tugas
b. Menerima pembagian tugas dari ketua tim
c. Bersama ketua tim menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan
keperawatan
d. Mengikuti ronde keperawatan bersama kepala ruangan
e. Menerima pasien baru
f. Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
2. Pengorganisasian dan ketenagaan :
a. Menerima penjelasan tujuan dari metode penugasan keperawatan tim
b. Menerima rincian tugas dari ketua tim sesuai dengan perencanaan terhadap
pasien yang menjadi tanggung jawabnya dalam pemberian asuhan
keperawatan
c. Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim
d. Melaksanakan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain
e. Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim / pelaksana lainnya
f. Melaksanakan asuhan keperawatan
g. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian tindakan keperawatan yang
dilakukan
3. Pengarahan :
a. Menerima pengarahan dan bimbingan dari ketua tim tentang tugas setiap
anggota tim / pelaksana
b. Menerima informasi dari ketua tim berhubungan dengan asuhan keperawatan
c. Menerima pujian dari ketua tim
d. Dapat menerima teguran dari ketua tim apabila melalaikan tugas atau
membuat kesalahan
e. Mempunyai motivasi terhadap upaya perbaikan
f. Terlibat aktif dari awal sampai dengan akhir kegiatan
g. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian
4. Pengawasan :
a. Menyiapkan dan menunjukkan bahan yang diperlukan untuk proses evaluasi
serta terlibat aktifdalam mengevaluasi kondisi pasien
b. Menunjang pelaporan dan pendokumentasian

G. Pre dan Pos Conference


a. Pre conference
Pre conference merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapkan
aktifitas pelayanan pada awal shift dinas. Pada kegiatan ini sangat efektif untuk
membahas rencana kegiatan yang diperlukan umpan balik atau tanggapan yang
bersifat khusus, maksudnya tanggapan tersebut kurang etis bila disampaikan di
depan pasien saat dilaksanakan timbang terima. Pada saat kegiatan pre conference
seluruh peserta dapat secara bebas menyampaikan pendapatnya. Kegiatan ini
sebaiknya dilakukan secara singkat sehingga tidak mengganggu kelancaran
pelayanan keperawatan. Kegiatan ini dibawah tanggung jawab kepala ruangan
atau ketua tim yang telah ditentukan.
b. Post conference
Pada tahap ini, kegiatan berfokus pada pembahasan dari tindakan yang telah
dilaksanakan serta rencana program selanjutnya. Umumnya kegiatan ini
dilakukan sebelum kegiatan timbang terima pada shift berikutnya. Kegiatan ini
diikuti oleh seluruh perawat dan kepala ruangan sebagai penanggung jawab.

BAB III
PEMBAHASAN

A. Hasil Identifikasi Tugas dan Peran


1. Tugas dan peran kepala ruang
Menurut hasil observasi yang sudah dilakukan selama 3 hari terlihat bahwa kepala
ruang sibuk mengurusi masalah manajemen dan administrasi yang ada diruangan.
Kepala ruang melakukan identifikasi terhadap tingkat ketergantungan klien. Kepala
ruang juga selalu mengikuti operan setiap harinya. Saat ada mahasiswa yang praktek
di Ruang Truntum juga kepala ruangan memberikan bimbingan kepada mahasiswa
tentang orientasi ruangan. Didalam ruang lingkup kerja Ruang Truntum juga terlihat
bahwa hubungan antara kepala ruang dan para staff sangatlah harmonis, tidak terjadi
konflik atau masalah antara staff dan atasan.
Dari hasil observasi di ruang Truntum juga didapatkan bahwa kepala ruangan
belum ikut untuk melihat kondisi klien dengan dokter visit dan mendiskusikan
tindakan medisnya. Kepala ruangan masih kurang dalam mengatur dan
mengendalikan asuhan keperawatan. Selama 3 hari observasi kepala ruang terlihat
sibuk mengurus administrasi dan manajemen di mejanya. Kepala ruang juga terlihat
tegas. Ketika saat hand over para staff ada yang becandaan, kepala ruang langsung
menegurnya.
Dari hasil wawancara dengan kepala ruang yang ada di ruang truntum didapatkan
hasil bahwa fasilitas yang ada di ruang Truntum sudah memadai. Kepala ruangan
melaksanakan tugasnya dengan baik. Kepala Ruangan selalu membuat jadwal harian,
bulanan, mingguan dan tahunan. Setiap 1 bulan sekali kepala ruang mengadakan
rapat diruangan dan jika terjadi konflik di ruangan, kepala ruang ikut menyelesaikan
masalah tersebut. Dan kepala ruangan selalu melakukan administrasi yang ada di
ruangan.
2. Tugas dan peran Ka.tim
Menurut hasil observasi yang sudah dilakukan selama 3 hari terlihat bahwa
Kepala Tim sibuk menyusun asuhan keperawatan bersama staff lain. Tidak terlihat
pre dan post converence. Kepala Tim juga mengikuti serah terima pasien dari shift
sebelumnya bersama kepala ruangan. Kepala Tim terlihat melakukan / menyusun
pelaporan pada hari itu dan Kepala Tim selalu mengorientasikan pasien baru jika ada
pasien baru dan terlihat Kepala Tim selalu berkoordinasi dengan staff lainnya,
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Tim didapatkan hasil bahwa
Kepala Tim membuat jadwal harian yaitu pre dan post conference kemudian
melakukan dan mendengarkan hand over. Kepala tim selalu melakukan pre
converence sebelum melakukan operan dan melakukan post converence setelah
operan. Kemudian kepala tim bertanggung jawab terhadap pengelolaan askep sejak
masuk sampai pulang. Jika terjadi konflik diruangan katim ikut dalam menyelesaikan
masalah.
3. Tugas dan peran Perawat Pelaksana
Menurut hasil observasi yang sudah dilakukan selama 3 hari terlihat bahwa
perawat pelaksana selalu mengikuti hand over dari shift sebelumnya. Kemudian
perawat pelaksana menyiapkan keperluan untuk asuhan keperawatan dan selalu
mengecek kelengkapan status keperawatan yang ada di rekam medis klien.
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan perawat pelaksana didapatkan hasil
bahwa perawat yang ada di Ruang Truntum sudah sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan, anggota tim atau pelaksana juga bertanggung jawab atas keputusan
keperawatan jika kepala tim sedang tidak bertugas atau tidak ada ditempat.
4. Pre dan Pos Conference di Ruangan
Selama 3 hari di Ruang Truntum tidak terlihat adanya kegiatan pre dan post
conference yang dilakukan baik sebelum maupun sesudah operan. Di ruang Truntum
hanya terlihat adanya operan saja. Setelah operan selesai, perawat dan kepala tim
maupun kepala ruang tidak pernah melakukan kegiatan pre dan post conference. Saat
sudah selesai operan, para perawat sibuk masing-masing untuk mengelola kliennya.
Tetapi pada saat wawancara dengan Kepala Tim pre dan post conference selalu
dilakukan.

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di ruangan Truntum didapatkan hasil
bahwa pelaksanaan peran dan tanggung jawab dari kepala ruang dan ketua tim sudah
cukup baik namun masih belum terlaksana secara optimal. Kegiatan pre dan post
conference tidak dilakukan dengan maksimal. Pelaksanaan perawat associate sudah
berjalan dengan baik. Terjalin hubungan yang baik antara kepala ruangan dengan para
stafnya.
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat menjadi pedoman atau masukan dan pengembangan
dalam mata kuliah Manajemen Keperawatan
2. Bagi perawat MPKP
Diharapkan tetap menjaga kualitas asuhan keperawatan dengan selalu mengikuti
pelatihan-pelatihan di rumah sakit dan bersedia jika diikutkan untuk pelaihan diluar
rumah sakit. Dan diharapkan untuk melaksanakan peran dan tanggung jawabnya
masing-masing secara optimal.
3. Bagi mahasiswa
Setelah menyelesaikan praktikum Manajemen Keperawatan diharapkan mahasiswa
mampu menerapkan proses manajemen keperawatan serta menjadi agent of change
dalam penerapan manajemen keperawatan.

Lampiran

Uraian tugas Kepala ruang, kepala tim dan perawat pelaksana di ruang Jlamprang RSUD
Bendan:
a. Kepala ruang
Uraian tugas kepala ruang:
1. Membuat rencana kerja tahuan.
2. Menyusun rencana kebutuhan SDM.
3. Menyusun dan mengusulkanper baikan dan pemeliharaan alat medis dan keperawatan
serta sarana dan prasarana ruang perawatan.
4. Mengadakan pertemuan untuk memecahkan masalah-masalah diruangan.
5. Menyusun dan mengatur jadwal dinas tenaga keperawatan dan tenaga lain meliputi
petugas dinas, petugas on call dan jadwal cuti.
6. Merencanakan dan mengevaluasi mutu asuhan keperawatan.
7. Mengatur dan mengendalikan kebersihan dan ketetertiban ruangan.
8. Memfasilitasi bimbingan mahasiswa dan bekerjasama dengan pembimbing klinik
dalam memberikan askep diruangan.
9. Mengorientasi pegawai baru mahasiswa keperawatan/bidan dengan menggunakan
format orientasi.
10. Mengatur dan mengkoordinasikan penyediaan penggunaan penyimpanaan dan
pemeliharan alat-alat keperawatan, alat medic, obat dan bahan yang diperlukan agar
dalam kondisi siap pakai.
11. Meneliti sensus harian pasien.
12. Melaksanakan bimbingan dan pembinaan dalam keputusan terhadap SPO
keperawatan.
13. Melakukan tindakan sesuai dengan rencana kegiatan.
14. Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan klien
setiap hari.
15. Melakukan supervise terhadap asuhan keperawatan.
16. Melakukan kegiatan timbang terima klien dibawah tanggung jawabnya.
17. Melakukan pertemuan/memfasilitasi pertemuan tim kesehatan dengan klien/keluarga
untuk membahas kondisi keperawatan klien ( bergantung kondisi klien )
18. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga.
19. Membuat perencanaan pualang.
20. Bekerjasama dengan penanggung jawab mutu dan pelayanan, melalui kepala ruang,
dalam mengidentifikasi issue yang melakukan pembuktian sehingga terciptanya
Evidience Bae Praktik ( EBP ) dan kegiatan ilmah lainya.
b. Perawat Pelaksana
Uraian tugas perawat pelaksana
1. Melaksanakan rencana tindakan perawatan yang telah ditetapkan PPJA.
2. Membina hubungan terapeutik dengan pasien/ keluarga, sebagai lanjutan kontak yang
sudah dilakukan PPJA.
3. Menerima pasien baru dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi pasien/
keluarga jika PPJA tidak ditempat.
4. Melakukan pengkajian dasar pada pasien baru bila PPJA tidak ditempat.
5. Membuat evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikan
pada format yang tersedia.
6. Mendampingi visit dokter bila PPJA tidak ditempat.
7. Membuat catatan keperawatan terhadap tindakan keperawatan yang sudah dilakukan.
8. Mengkomunikasikan kepada PPJA bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan.
9. Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan diagnostic ,laboratorium, pengobatan dan
tindakan.
10. Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga
yang dilakukan oleh PPJA.
11. Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu pelayanan keperawatan.
12. Mengatur pelaksanaan operan dinas juga.
13. Melakukan supervise pelaksanaan asuhan keperawatan.
14. Melaksanakan pembinaan etik profesi dan membuat laporan bila ada pegawai yang
bermaalah.
15. Mengawasi pelaksanaan pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
16. Menyiapkan data penilaian kinerja.
17. Memantau kelengkapan berkas rekammedis.
18. Menyusun laporan mutu asuhan keperawatan.
c. PPJA
Uraian tugas Perawat Penanggung Jawab Asuhan ( PPJA )
1. Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahligizi, fisioterapi, farmasi
klinik dll. Sesuai kebutuhan pasien dalam memecahkan perasalahan pasien.
2. Melaukan kontrak dengan klien / keluarganya yang menjadi tanggung jawabnya dari
pasien masuk sampai pulang pada awal pasien dirawat
3. Melakukan pengkajian melengkapi dan verifiksi pengkajian pada klien baru yang
sudah dilakukan perawat pelaksana (PP).
4. Melaksanakan analisa dan menegakan diagnose keperawatan berdasarkan hasil
pengkajian.
5. Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar rencana
perawatan sesuai hasil pengkajian.
6. Menjelaskan rencana perawatan yang sudah ditetapkan kepada perawat pelaksana
dibawah tanggung jawabnya.
7. Membagi tugas masing-masing kepad aperawat pelaksana yang menjadi tanggung
jawabnya.
8. Melakukan bimbingan evaluasi kepada PP dalam kepatuhan terhadap SPO
keperawatan.
9. Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh perawat pelaksana
10. Membantu dan memfasilitasi terlaksana kegiatan perawat pelaksana.
11. Menerapkan perilaku caring dalam pemberiana suhan keperawatan.

DAFTAR PUSTAKA

Sitorus Ratna, Yulia. (2017). Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit: penataan
struktur & proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat. (E. Wahyuningsih,
Ed.). Jakarta: EGC
Sitorus, R & Panjaitan, R. (2018). Manajemen keperawatan: Manajemen keperawatan di ruang
rawat. Jakarta: CV. Sagung Seto
Suratmi. (2015). Pengaruh Pelatihan Metode Asuhan Keperawatan Profesionaln (MPKP) Tim
Terhadap Penerapan MAKP Tim di RSUD Dr. Soegiri Lamongan, 3(13), 66-73.

Anda mungkin juga menyukai