Anda di halaman 1dari 12

Gambaran Kemandirian Pasien Halusinasi Dalam Mengontrol Halusinasi

di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali

Dewa Ayu Rolya Dewi1, M. Adreng Pamungkas2, Dewa Putu Arwidiana3


1
Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Wira Medika Bali1
2
Dewan Pertimbangan, STIKes Wira Medika Bali2
3
Program Studi Ilmu Kesehatan, STIKes Wira Medika Bali

ABSTRAK
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan sensori
persepsi yang disebabkan stimulus yang sebenarnya itu tidak ada. Pasien
mengalami halusinasi disebabkan oleh ketidakmampuan pasien dalam
menghadapi suatu stressor dan kurangnya kemampuan pasien dalam mengenal
dan mengontrol halusinasi tersebut. Pengontrolan halusinasi dapat dilakukan
dengan empat cara, yaitu menghardik halusinasi, mengkonsumsi obat secara
teratur, bercakap – cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas secara terjadwal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemandirian pasien
halusinasi dalam mengontrol halusinasi. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sampel dalam penelitian
ini adalah pasien halusinasi yang di rawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
sebanyak 61 pasien, teknik sampling yang digunakan adalah Probability sampling
jenis Simple random sampling. Instrument pengumpulan data yang digunakan
adalah lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan kemandirian dalam
mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi pada kemampuan kognitif sebagian
besar yaitu 48 orang (78.7%) dalam kategori ketergantungan total dan
kemandirian dalam mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi pada
kemampuan psikomotor sebagian besar responden yaitu 39 orang (63.9%) dalam
kategori ketergantungan total. Disarankan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai referensi perawatan klien dalam mengontrol halusinasi, agar lebih
mengajarkan asien halusinasi cara mengontrol halusinasi.
Kata Kunci: Kemandirian, Mengontrol Halusinasi, Halusinasi
Description of Hsllucinations Patients’ Independence in Controlling
Hallucinations in Bali Province Mental Hospital
Dewa Ayu Rolya Dewi1, M. Adreng Pamungkas2, Dewa Putu Arwidiana3
1
Nursing Science Study Program, STIKes Wira Medika Bali1
2
Advisory Council, STIKes Wira Medika Bali2
3
Health Science Study Program3

ABSTRACT

Hallucination is a condition in which the client experiences sensory perceptual


changes caused by a stimulus that is not there. Patients experience hallucinations
caused by the patient's inability to deal with a stressor and the patient's lack of
ability to recognize and control these hallucinations. Hallucination control can be
done in four ways, namely rebuking hallucinations, taking medication regularly,
chatting with other people, doing activities on a scheduled basis. This study aims
to describe the independence of hallucination patients in controlling
hallucinations. This research is a descriptive quantitative study with a cross-
sectional approach. The sample in this study was 61 hallucinatory patients who
were treated at the Mental Hospital of Bali Province. The sampling technique
used was Probability sampling type Simple random sampling. The data collection
instrument used was the observation sheet. The results of this study indicate
independence in controlling hallucinations in hallucination patients on cognitive
abilities, mostly 48 people (78.7%) in the category of total dependence and
independence in controlling hallucinations in patients with hallucinations on
psychomotor abilities, most of the respondents were 39 people (63.9%) in the
category. total dependence. It is suggested that the results of this study can be
used as a reference for client care in controlling hallucinations, in order to better
teach hallucination patients how to control hallucinations.

Keywords: Independence, Controlling Hallucinations, Hallucinations


PENDAHULUAN

Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan


sensori persepsi yang disebabkan stimulus yang sebenarnya itu tidak ada. Pasien
mengalami halusinasi disebabkan oleh ketidakmampuan pasien dalam
menghadapi suatu stressor dan kurangnya kemampuan pasien dalam mengenal
dan mengontrol halusinasi tersebut. Pengontrolan halusinasi dapat dilakukan
dengan empat cara, yaitu menghardik halusinasi, mengkonsumsi obat secara
teratur, bercakap – cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas secara terjadwal.
Penelitian yang dilakukan oleh Firman Bayu (2018) didapatkan hasil dari
44 responden sebanyak 19 responden (43,2%) memiliki kemampuan mengontrol
halusinasi dengan kategori kurang baik. Penelitian lain juga dilakukan oleh
Handayani (2015), didapatkan hasil bahwa tingkat kemandirian pasien dalam
mengontrol halusinasi setelah mengikuti kegiatan terapi aktivitas kelompok
stimulasi persepsi adalah supportive (mandiri) 28,6% partially (bantuan) 61,9%
dan wholly (ketergantungan) 9,5%. Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian
besar tingkat kemandirian pasien adalah partially sehingga perlu dikembangkan
strategi-strategi dalam upaya peningkatan kinerja perawat dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan sehingga dapat menumbuhkan kemandirian pasien.
Berdasarkan data Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali tahun 2020, kunjungan
rawat inap pasien gangguan jiwa di RumahSakit Jiwa Provinsi Bali berjumlah
4.096 orang.Berdasarkan hasil studi pendahuluan didapatkan data dalam 3 bulan
terakhir pada pasien dengan diagnose halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi
Bali tahun 2020 yaitupada bulan Oktober sebanyak 49 orang , pada bulan
November mengalami penurunan menjadi 38 orang dan dimana pada bulan
Desember jumlah pasien dengan diagnose halusinasi sejumlah 38 orang. Jadi,
jumlah keseluruhan pasien yang dengan diagnose halusinasi 3 bulan terakhir di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali yaitu 125 orang.
Hasil wawancara yang peneliti lakukan di ruang rawat inap Rumah Sakit
Jiwa Provinsi Bali pada bulan Januari 2021 terhadap 7 perawat di Ruang Kunti,
Ruang Abimanyu, Ruang Sahadewa, Ruang Drupadi, Ruang Sri Krisna, Ruang
Arjuna dan Ruang Nakula mengenai kemandirian pasien dengan halusinasi dalam
mengontrol halusinasi didapatkan hasil bahwa masih banyak pasien yang belum
bisa mengontrol halusinasi. Hasil observasi yang dilakukan pada 8 pasien di tiga
ruangan yaitu Kunti, Drupadi Abimanyu didapatkan hasil sebanyak 1 pasien
mandiri dalam mengontrol halusinasinya, 3 pasien memerlukan bantuan atau
arahan dari perawat dan 4 pasien tidak dapat berpartisipasi dalam mengontrol
halusinasi.
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul gambaran kemandirian pasien halusinasi dalam
mengontrol halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan model pendekatan


cross sectional dengan teknik Probability sampling Simple random sampling.
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali pada bulan April –
Mei 2021 dengan populasi 72 orang total sampel 61 responden. Pengambilan data
dengan lembar observasi, analisis data yang digunakan adalah univariat meliputi
frekuensi dan proporsi.

HASIL DAN DISKUSI

Penelitian mengenai gambaran kemandirian pasien halusinasi dalam


mengontrol halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali dilaksanakan pada
tanggal 12 April 2021 – 18 Mei 2021. Dari pengumpulan data tersebut didapatkan
sampel penelitian sebanyak 61 responden. Adapun karakteristik responden yang
diperoleh berdasarkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan dan
lama rawat didistribusikan ke dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data Karakteristik
Pasien Halusinasi Di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali
Karakteristik Frekuensi Presentase
Usia
17-25 Tahun - -
26-35 Tahun 7 11.5%
36-45 Tahun 22 36.0%
46-55 Tahun 32 52.5%
>56 Tahun - -
Jenis Kelamin
Laki – laki 37 60.7%
Perempuan 24 39.3%
Pendidikan
Tidak Pernah Sekolah 4 6.6%
Tidak Tamat SD 6 9.8%
Tamat SD 37 60.6%
Tamat SMP 10 16.4%
Tamat SMA 4 6.6%
Perguruan Tinggi - -
Pekerjaan
PNS - -
Supir 1 1.6%
Pedagang 1 1.6%
Petani 20 32.8%
Buruh 2 3.3%
Tidak Bekerja 37 60.7%
Lama Rawat
1-42 hari 30 49.2
43-104 hari 22 36.0
105-180 hari 5 8.2
>180 hari 4 6.6
Total 61 100%
Sumber: Depkes, 2016

Berdasarkan tabel 1 karakteristik responden berdasarkan umur


menunjukkan bahwa sebagian besar memiliki rentang usia 46 – 55 tahun
sebanyak 32 orang (52.5%). Berdasarkan jenis kelamin menunjukan bahwa dari
keseluruhan responden sebagian besar responden berjenis kelamin laki- laki yaitu
sebanyak 37 orang (60.7%). Berdasarkan pendidikan menunjukan bahwa dari
keseluruhan responden sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan
yaitu sekolah dasar (SD) sebanyak 37 orang (60.6%) Berdasarkan pekerjaan
menunjukan bahwa dari keseluruhan responden sebagian besar responden tidak
bekerja sebanyak 37 orang (60.7%). Berdasarkan lama rawat menunjukan bahwa
dari keseluruhan responden sebagian besar responden lama dirawat selama 1-42
hari sebanyak 30 orang (49.2%).

Tabel 2. Hasil Pengamatan Terhadap Objek Penelitian Berdasarkan


Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah kemandirian mengontrol
halusinasi pada pasien halusinasi di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali, hasil
penelitian sebagai berikut:
Kemandirian Mengontrol Halusinasi pada Pasien Halusinasi di Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Bali

No Indikator Mengontrol Frekuensi Persentase (%)


Halusinasi
Kemampuan Kognitif
1 Ketergantungan Total 48 78.7%
2 Bantuan 13 21.3%
3 Mandiri - -
Total 61 100%
Kemampuan Psikomotor
1 Ketergantungan Total 39 63.9
2 Bantuan 22 36.1
3 Mandiri - -
Total 61 100%

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, menunjukkan bahwa kemandirian pasien


dalam mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi berdasarkan kemampuan
kognitif dan kemampuan psikomotor didapatkan hasil pada kemampuan kognitif
pasien bahwa sebagian besar pasien dengan ketergantuang total yaitu sebanyak 48
orang (78.7%) dan pada kemampuan psikomotor sebagian besar responden juga
ketergantungan total yaitu sebanyak 39 orang (63.9%).
Diskusi
Pasien halusinasi memerlukan bantuan atau bahkan ketergantungan total
dalam mengontrol halusinasi. Hal ini disebabkan karena pada pasien gangguan
jiwa terjadi abnormalitas dalam perkembangan sistem saraf yang berhubungan
dengan respon neuron dan biologis yang maladaptif. Menurut konsep
neurobiological, ciri utama pada pasien gangguan jiwa memiliki lobus frontalis
yang lebih kecil daripada rata-rata orang normal. Lobus frontalis berfungsi
sebagai “senior eksekutif” dari otak atau kepribadian yang bertindak untuk
memproses, mengintegrasikan, menghambat, berasimilasi dan mengingat persepsi
dan impuls yang diterima dari sistem limbik (Videback, 2015).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Firman Bayu (2018) yang meneliti tentang kemampuan mengontrol
halusinasi klien skizofrenia di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi. Hasil peneltian didapatkan tingkat kemampuan mengontrol
halusinasi pada kemampuan kognitif paling banyak adalah responden mengalami
ketergantungan total sebanyak 25 responden (56,8%) dari 44 responden.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah penelitian sebelumnya menggunakan
simple random sampling sedangkan penelitian ini menggunakan purposive
sampling. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama – sama menggunakan
pasien halusinasi.
Klien yang mengalami gangguan neurobiologis mengalami kesulitan
dalam pengambilan keputusan, merencanakan dan penurunan kemampuan
menyelesaikan masalah. Berdasarkan hal tersebut, penting untuk membuat
kegiatan terjadwal bagi klien untuk mengatasi masalahnya. Kemampuan
psikomotor klien mengontrol halusinasi meliputi kemampuan memperagakan cara
mengontrol halusinasi yang diajarkan, kemampuan secara mandiri melakukan
latihan terhadap kemampuan mengontrol halusinasi yang telah diajarkan dan
kemampuan menerapkan kembali cara mengontrol halusinasi yang telah diajarkan
(Stuart & Laraia 2010).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Firman Bayu (2018) yang meneliti tentang kemampuan mengontrol
halusinasi klien skizofrenia di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah
Provinsi Jambi. Hasil peneltian didapatkan tingkat kemampuan mengontrol
halusinasi pada kemampuan psikomotor paling banyak adalah responden
mengalami ketergantungan total sebanyak 19 responden (43,2%). Persamaan
dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan simple random sampling

SIMPULAN DAN SARAN

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai
berikut:
1. Karakteristik responden umur pasien sebagian besar berumur 46 – 55 tahun
sebanyak 32 orang (52.5%). Jenis kelamin pasien sebagian besar berjenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 37 orang (60.7%). Pendidikan pasien
sebagian besar memiliki tingkat pendidikan yaitu sekolah dasar (SD) sebanyak
37 orang (60.6%). Pekerjaan pasien sebagian besar responden tidak bekerja
sebanyak 37 orang (60.7%). Lama dirawat pasien sebagian besar 1-42 hari
sebanyak 30 orang (49.2%).
2. Kemandirian dalam mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi pada
kemampuan kognitif sebagian besar yaitu 48 orang (78.7%) dalam kategori
ketergantungan total.
3. Kemandirian dalam mengontrol halusinasi pada pasien halusinasi pada
kemampuan psikomotor sebagian besar responden yaitu 39 orang (63.9%)
dalam kategori ketergantungan total.

SARAN
Saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian adalah sebagai berikut:
1. Kepada Pihak Rumah Sakit
Disarankan untuk meningkatkan lagi program atau kebijakan- kebijakan yang
berhubungan dengan tindakan asuhan keperawatan pada pasien halusinasi seperti
mengontrol halusinasi dan menghardik, menggunakan obat secara teratur,
bercakap-cakap dengan orang lain, melaksanakan aktivitas secara teratur karena
masih banyaknya pasien halusinasi yang kurang dalam mengontrol halusinasi.
2. Kepada Peneliti Selanjutnya
Disarankan agar memberikan bingkisan terlebih dahulu kepada pasien untuk
mempermudah melakukan penelitian dikarenakan tingkat halusinasi pasien masih
tinggi dan susah untuk dilakukan observasi.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur peneliti ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karuniaNya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Gambaran Kemandirian Pasien Halusinasi Dalam Mengontrol Halusinasi Di
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali” pada waktunya.
Penelitian ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali.
Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak mendapat bantuan sejak
awal sampai terselesainya penelitian ini, untuk itu dengan segala hormat dan
kerendahan hati, peneliti menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM selaku Ketua STIKes Wira Medika
Bali.
2. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati. S.Kep., M.Kep Selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali.
3. M. Adreng Pamungkas, S.Pd., M.M selaku pembimbing I yang telah
memberikan banyak masukan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ns. Dewa Putu Arwidiana, S.Kep., MAP selaku pembimbing II yang telah
memberikan banyak masukan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Terima kasih kepada para responden yang telah bersedia menjadi responden
dalam penelitian ini.
6. Keluarga tercinta atas segala doa, cinta dan kasih sayang serta dukungan
moral maupun material dalam menyelesaikan skripsi di STIKes Wira Medika
Bali.
7. Teman-teman Mahasiswa STIKes Wira Medika Bali Program Studi Ilmu
Keperawatan khususnya angkatan ke-11.
Peneliti menyadari masih banyak keterbatasan dalam penyusunan skripsi
ini, peneliti telah berusaha dengan segenap kemampuan dalam menuangkan
pemikiran dalam skripsi ini, tentunya akan masih banyak hal-hal yang masih perlu
diperbaiki, untuk itu peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran guna
penyempurnan skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Arikunto, S. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

2. Azizah, Lilik, Rifatul. 2016. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.


Yogyakarta: Indomedia Pustaka

3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Jakarta: Departemen


Kesehatan Republik Indonesia

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2018. Riset Kesehatan Dasar


2018. Jakarta:Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI

5. Firman, Bayu. 2018. Gambaran Kemandirian Mengontrol Halusinasi Klien


Skizofrenia di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Jambi.

6. Handayani, L. Febriani, Rahmadani. 2015. Faktor Risiko Kejadian Skizofrenia


Di Rumah Sakit Jiwa Grahasia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Humanitas Vol. 13 No. 2. Universitas Ahmad Dahlan
7. Hawari. 2014. Pendekatan Holistic Pada Gangguan Jiwa Skizofrenia. Jakarta:
FKUI.

8. Hidayat. 2014. Metode Penelitian dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Penerbit
Salemba Medika.

9. Keliat, B. A. 2015. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: ECG

10. Maramis, 2015.Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga


University Press

11. Muhith, A. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).


Yogyakarta: Andi

12. Mu’tadin, 2015. Pengaruh terapi suportifter hadap kemampuan keluarga


dalam merawat klien gangguan jiwa di kelurahan Sindang Barang
Bogor.FIK-UI.Tesis.

13. Nursalam. 2017.Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu


Keperawatan,Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian
Keperawatan, Edisi 4, Jakarta: Salemba Medika

14. Prabowo, E. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Nuha Medika

15. Stuart, G. W. 2013. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

16. Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta


17. Sutejo. 2017. Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa:
Ganguan Jiwa dan Psikososial. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.

18. Videbeck, S. 2015. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

19. Yosep, I & Sutini, T. 2016.Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika
Aditam

Anda mungkin juga menyukai