Oleh :
Kelompok 5
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya makalah yang berjudul “Persiapan Pasien Yang Akan
Dilakukan Tindakan Sebagai Hasil Kolaborasi (Operatif, Kemoterapi)” bisa terselesaikan
dengan tepat waktu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, saran dan kritikan yang bersifat konstruktif diharapkan demi terciptanya tujuan
yang ingin dicapai. Atas bantuan dan kritikan serta saran dari semua pihak, maka penulis
mengucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
melakukan kuretase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk
menentukan letak uterus, keadaan serviks dan besarnya uterus gunanya untuk
mencegah terjadinya bahaya kecelakaan misanya perforasi (Sofian, 2011). Biopsi
adalah pengambilan jaringan tubuh untuk pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan
jaringan tersebut bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit atau mencocokkan
jaringan organ sebelum melakukan transplantasi organ. Risiko yang dapat
ditimbulkan oleh kesalahan proses biopsi adalah infeksi dan pendarahan. Kemoterapi
adalah pemberian obat untuk membunuh sel kanker.Tidak seperti radiasi atau operasi
yang bersifat local, kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat
menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker yang telah menyebar jauh
atau metastase ke tempat lain (Rasjidi,2007).
Tim pelayanan kesehatan merupakan sekelompok profesional yang
mempunyai aturan yang jelas, tujuan umum dan keahlian berbeda. Tim akan berjalan
dengan baik bila setiap anggota tim memberikan kontribusi yang baik. Anggota tim
kesehatan antara lain dokter, perawat, fisioterapis, radiolog, laboran, ahli gizi, dan
juga apoteker. Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat merencanakan
dan praktik bersama sebagai kolega. Bekerja saling ketergantungan dalam batasan-
batasan lingkup kerja mereka dengan berbagai nilai-nilai dan saling mengakui dan
menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu
keluarga dan masyarakat (American Medical Assosiation, 1994).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui persiapan operasi Kanker Serviks (Histerektomi).
2. Untuk mengetahui persiapan operasi Mioma Uteri (Miomektomi).
3. Untuk mengetahui persiapan Kuretase / Curtage.
4. Untuk mengetahui persiapan kemoterapi Kanker Serviks.
2
5. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan perioperative.
6. Untuk mengetahui gambaran umum masing – masing tahap dalam keperawatan
dan kolaboratif.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ada beberapa jenis metode operasi yang dapat dilakukan untuk menangani kanker
serviks, salah satunya yaitu Histerektomi
a. Definisi
b. Tujuan :
c. Indikasi
a) Keganasan ginekologi
1. Serviks
2. Uterus
3. Ovarium
4. Tuba
b) Penyakit jinak ginekologi
4
1) Leioma uteri
2) Adenomiosis bergejala
3) Edometriosis bergejala
4) Sindrom relaksasi panggul bergejala
5) nyeri panggul pusat sehingga menimbulkan ketidakmampuan
kronis
6) penyakit radang pelvis berat atau abses pelvis
c) Komplikasi obstetrik
1. Perdarahan uterus yang tidak dapat dikembalikan
2. Kehamilan mola
d. Prosedur Histerektomi
1) Pre Operasi
5
Persiapan Pasien
1. Meja Mayo
2. Set tenun
3. Set instrument dasar ditambah : kogle tang, liver hak
4. Obat-obatan :
6
● Bethadine
● NaCl
● Alkohol
● Sorfratule
5. Benang-benang :
● Chromik 1
● Silk 1
● Vicryl 1
● Plain 2/0
● Vicryl 3/0
6. Kabel diatermi
7. Mata Pisau no.20
8. kassa dan rol kassa
9. Handscoon
10. Hypafix
2) Saat dilakukan Operasi
7
4. Suhu tubuh
Mioma uteri adalah sejenis tumor jinak uterus yang paling banyak
mengenai wanita. Tumor ini terdapat pada hampir 20% wanita yang umurnya
di atas usia 35 tahun. Selain karena pengaruh atau faktor kehamilan yang
sudah pernah di alami, tumor mioma ini juga diakibatkan oleh pembesar
uterus yang sering terjadi. Tumor ini berasal dari sel-sel otot polos uterus.
Mioma uteri ini dapat bersifat tunggal maupun bersifat multipel.
Konsistensinya keras, berbatas tegas, dan sering mempunyai pseudokapsul
sehingga dapat di enukleasi.
b. Tujuan
8
c. Prosedur operasi mioma uteri
1) Pre Operasi
Persiapan Pasien
• Persiapan mental
Persiapan mental merupakan hal yang penting dalam proses
persiapan operasi karena mental pasien yang tidak siap dapat
berpengaruh terhadap kondisi fisiknya. Persiapan mental dapat
dilakukan dengan bantuan keluarga dan perawat. Kehadiran dan
keterlibatan keluarga sangat mendukung persiapan mental pasien.
Keluarga hanya perlu mendampingi pasien sebelum operasi,
memberikan doa dan dukungan pasien dengan kata-kata yang
menenangkan hati pasien untuk menjalani operasi.
• Latihan Sebelum Operasi
1. Latihan napas dalam
Latihan napas dalam sangat bermanfaat untuk
mengurangi nyeri setelah operasi dan dapat membantu
pasien relaksasi dan dapat meningkatkan kualitas tidur.
2. Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif juga sangat diperlukan bagi pasien
setelah operasi untuk mengeluarkan lendir atau sekret.
3. Latihan gerak sendi
Merupakan hal sangat penting bagi pasien sehingga
setelah operasi, pasien dapat segera melakukan berbagai
pergerakan untuk mempercepat proses penyembuhan.
Keluarga pasien seringkali mempunyai pandangan yang
keliru tentang pergerakan pasien setelah operasi. Banyak
pasien yang tidak berani menggerakan tubuhnya karena
takut jahitan.
• Obat-obatan sebelum operasi
Sebelum Operasi dilakukan pada esok harinya. Pasien akan
diberikan obat-obatan premedikasi untuk memberikan
kesempatan pasien mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
9
● Beberapa hal yang akan dilakukan sebelum opeasi miom dapat
mencakup:
- Tes darah
- Elektrokardiogram
- Pemindaian MRI
- USG panggul
Persiapan Alat
1. Persiapan anastesi
• 2 buah cucing
• 1 buah bengkok
• Kassa steril
• 1 buah tampon tang
• Oksigen
• Mesin atau monitor anastesi lengkap
• 1 duk lubang
2. Peralatan Miomektomi :
• Nafudder 2 buah
• Ring klem 2 buah
• Duk klem 6 buah
• Musquito 2 buah
• Koher lurus 1 buah
• Koher bergigi 4 buah
• Hand mess no.20
• Gunting 1 buah
• Hak daun 1 buah
• Langen back 1 buah
• Cangkul besar 1 buah
• Cangkul besar lurus 1 buah
• Pinset anatomi 1 buah
• Pinset cirurgis 1 buah
• Bengkok 1 buah
• Cucing 2 buah
10
• Myom bor
• Selang suction
• handscoon
2) Saat dilakukan Operasi
• Didalam kamar operasi persiapan yang harus dilakukan terhadap
pasien yaitu berupa penutupan pasien dengan menggunakan
peralatan tenun steril dan hanya bagian yang akan di insisi saja
yang dibiarkan terbuka
• Pembiusan, menghilangkan rasa sakit ketika melakukan operasi
• Lamanya waktu operasi pengangkatan mioma 1-1,5 jam
bergantung dari keadaan pasien.
3) Pasca Operasi
C. Persiapan Kuretase/Curtage
a. Definisi
11
pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus, keadaan serviks dan
besarnya uterus gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya kecelakaan
misalnya perforasi (Sofian, 2011). Kuretase adalah serangkaian proses
pelepasan jaringan yang melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan
invasi dan manipulasi instrument (sendok kuret) ke dalam kavum uteri.
b. Tujuan Kuretase
menurut Damayanti (2014) bahwa tujuan kurtase dibagi menjadi dua, yaitu :
12
c. Indikasi Kuretase
1. USG (Ultrasonografi)
2. Mengukur tensi dan Hb darah
3. Memeriksa sistim pernapasan
4. Mengatasi Perdarahan
5. Memastikan pasien dalam kondisi sehat dan fit.
Persiapan Pasien
13
6. Pada umumnya diperlukan anastesi infiltrasi lokal atau umum
secara Intravena dengan ketalar.
7. Sebelum masuk ke ruang opersi, terlebih dahulu pasien harus
dipersiapkan dari ruangan.
8. Puasa : saat akan menjalani kuretase, dilakukan puasa 4-6 jam
sebelumnya. Tujuannya supaya perut dalam keadaan kosong
sehingga kuret bisa dilakukan dengan maksimal
9. Cek adanya perdarahan
14
12. Memakaikan baju operasi kepada pasien dan gelang sebagai
identitas
13. Pasien dibawa keruang operasi yang telah ditentukan .
14. Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis tindakan yang akan
dilakukan, kemudian pasien dibius dengan anesthesi narkose
15. Setelah pasien tertidur, segera pasang alat bantu napas dan
monitor EKG
16. Bebaskan area yang akan dikuret
15
● AVM Kit ( tabung, adaptor dan kanula)
● Tenakulum(1buah)
● Klem Ovum/fenster (2 buah)
● Mangkok Logam
● Dilagator/busi hegar (1 set)
● Lampu sorot
● kain atas bokong dan penutup perut bawah
● Larutan antiseptik (klorheksidin, povidon, iodin,
alkohol)
● Tensimeter dan Stetoskop
● Sarung Tangan DTT(Desinfeksi Tingkat Tinggi)
● Set Infus
● Abocatt
● Cairan infus
● Wings
● Kateter karet 1 buah
● Spuit 3 cc dan 5 cc
3) Obat-obatan
● Analgetik (Petidin 1-2 mg/Kg BB)
16
biasanya melengkung. Karena itu alat-alat tersebut harus
dimasukkan sesuai dengan letak rahim. Tujuannya supaya tidak
terjadi salah arah (fase route) dan perforasi.
3. Kuretase
Pada teknik ini harus memakai sendok kuret yang cukup besar.
Jangan memasukkan sendok kuret dengan kekuatan, dan
pengerokan biasanya dimulai di bagian tengah. Memakai
sendok kuret yang tajam (ada tanda bergerigi) lebih efektif dan
lebih terasa sewaktu melakukan kerokan pada dinding rahim
dalam (seperti bunyi mengukur kelapa). Dengan demikian, kita
tahu bersih atau tidaknya hasil kerokan (Sofian, 2011).
17
3) Setelah dilakukan tindakan
● Setelah melakukan kuret, pasien tinggal beberapa jam di ruang
rawat agar dokter dapat memantai jika terjadi pendarahan atau
ada komplikasi lain pasca kuret.
● Beberapa jam itu juga digunakan untuk memulihkan fisik
akibat efek anastesi.
● Jika pasien mendapati general anastesi, mungkin akan
merasakan mual atau muntah. Bisa pula mengalami sakit
tenggorokan.
● Efek samping kuret yang normal akan terasa beberapa hari
kemudian, efeknya yaitu kram ringan dan flek.
● Pasien akan dapat beraktivitas kembali setelah 1 atau 2 hari
pasca kuret.
● Perlu diingat, setelah melakukan kuret jangan dahulu
memasukan apapun atau berhubungan intim dengan suami. Hal
ini untuk menghindari masuknya kuman atau penyebaran
penyakit lainnya.
● Selain itu, untuk mempercepat pemulihan pasca kuret maka ada
beberapa perawatan yang bisa dilakukan di rumah.
1. Perforasi
18
2. Luka pada Serviks uteri
4. Perdarahan
19
Kemoterapi dapat dipadukan dengan metode pengobatan, seperti terapi
hormon, operasi, serta radioterapi. Pelaksanaan prosedur ini bisa dilakukan
dirumah dengan mengonsumsi obat kemoterapi oral atau melalui infus yang
dilakukan di rumah sakit dengan pengawasan dokter. Pilihan ini ditentukan
berdasarkan jenis kanker, stadiumnya, serta kondisi kesehatan pasien. Waktu
pelaksanaan kemoterapi biasanya dapat berlangsung selama beberapa bulan
yang terbagi dalam beberapa sesi. Prosedur ini adalah pengobatan sistemik
yang berpengaruh pada seluruh tubuh, sehingga dapat menimbulkan berbagai
efek samping yang dirasakan pasien pasca terapi.
b. Indikasi Kemoterapi
20
● pemeriksaan penunjang lainnya, seperti pemeriksaan
laboratorium dan pastikan hemoglobin > 10 gram % untuk
hemoglobin > 10 gram % untuk rencana kemotera rencana
kemoterapi, Hb >11 gram pi, Hb >11 gram % untuk kemoterapi
dan % untuk kemoterapi dan radiasi. Pemeriksaan Biopsi PA,
USG ginekologi atau onkologi, dan dan rontgen thorax.
● Periksa darah lengkap sebelum dan secara regular selama
kemoterapi.
● Evaluasi fungsi hati, ginjal dan jantung
● Evaluasi kimia darah dan elektrolit
● Hidrasi selama 24 jam, alkalinisasi (pH 7-7,5)
● Jika ada demam lakukan biakan darah, obati sebagai sepsis,
berikan antibiotic minimal selama 3 hari sebelum kemoterapi
● Jika didapati anemia, Hb<6 gr/dl, berikan PRC usahakan Hb
diatas 9 gr/dl
● Lakukan eradikasi parasite (cacing) tanpa memandang hasil
pemeriksaan feses.
● Pemberian nutrisi yang baik.
21
● Sebagian orang merasa lemas dan lelah setelah kemoterapi,
oleh karena itu, sebaiknya minta bantuan orang lain untuk
mengantar dan menemani saat pelaksaaan kemoterapi.
● Pasien membutuhkan membutuhkan waktu istirahat yang cukup
pasca kemoterapi. Oleh karena itu, diperlukan bantuan dalam
melakukan pekerjaan di rumah atau mengurus anak, setidaknya
selama satu hari setelah kemoterapi.
● Sebaiknya jam kerja disesuaikan dengan kondisi fisik.
Pengaturan jam kerja yang sesuai dengan beban kerja yang
lebih ringan perlu dilakukan dalam rangka mengantisipasi efek
pasca kemoterapi.
● Bicarakan dan rencanakanlah segala sesuatunya dengan dokter,
keluarga atau sahabat yang dapat memberi dukungan selama
proses terapi.
Persiapan Obat dan alat
● Persiapan protocol pengobatan
● Perhitungan dosis obat berdasarkan umur penderita dan luas
permukaan tubuh atau berat badan penderita
● Penyediaan obat-obat yang diperlukan dalam kemoterapi sesuai
protocol pengobatan
● Penyediaan infuse set, obbocath, dan cairan untuk rehidrasi
● Spoit ( syringe) 3cc, 5cc, 10cc
● Handscoon / sarung tangan steril
● Jarum spinal no 20 (untuk kemoterapi intratekal)
● Antiseptic
Alat
3. Masker
4. Penutip kepala
22
5. Handschoen steril
6. Doek steril
7. Nierbek
8. Kom
15. Plester
16. Tissue
Bahan
3. Alkohol 70%
23
obat disalurkan dari sekantong cairan obat yang disambungkan dengan
selang menuju salah satu pembuluh vena.
3) Pasca kemoterapi
● Memantau kondisi fisik pasien oleh tim dokter untuk
mengetahui tingkat keberhasilannya. Pemantauan atau
24
monitoring tersebut bisa berupa pemeriksaan darah dan
pemindaian tubuh secara teratur.
● Memantau bagaimana efek samping yang ditimbulkan pasca
prosedur kemoterapi. Dengan demikian, tim dokter dapat
melakukan penyesuaian terhadap pelaksanaan kemoterapi.
25
Kemajuan yang sama juga ditunjukkan dalam bidang farmasi terkait dengan
penggunaan obat-obatan anestesi kerja singkat, sehingga pemulihan pasien akan
berjalan lebih cepat. Kemajuan dalam bidang teknik pembedahan dan teknik anestesi
tentunya harus diikuti oleh peningkatan kemampuan masing-masing personal
sehingga outcome yang diharapkan dari pasien bisa tercapai.
Keperawatan perioperatif adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman
pembedahan pasien. Istilah perioperative adalah suatu istilah gabungan yang
mencakup tiga fase pengalaman pembedahan, yaitu preoperative phase,
intraoperative phase, dan postoperative phase. Masing-masing fase di mulai pada
waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu pula dengan urutan peristiwa yang
membentuk pengalaman bedah dan masing-masing mencakup rentang perilaku dan
aktivitas keperawatan yang luas yang dilakukan oleh perawat dengan menggunakan
proses keperawatan dan strandar praktik keperawatan. Disamping perawat kegiatan
perioperatif ini juga memerlukan dukungan dari tim kesehatan lain yang berkompeten
dalam keperawatan pasien sehingga kepuasan pasien dapat tercapai sebagai suatu
bentuk pelayanan prima.
26
peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak
lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta
pemulangan.
27
BAB III
KESIMPULAN
Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada sel-sel di leher rahim. Kanker ini terjadi
pada sel-sel di leher rahim alias serviks yang tidak normal, dan berkembang terus dengan
tidak terkendali. Terdapat beberapa cara dalam menangani kanker serviks salah satunya yaitu
Operasi Kanker Serviks (Histerektomi) yang berasal dari bahasa Yunani yakni hystera yang
berarti “rahim” dan ektmia yang berarti “pemotongan”. Tujuan atau kegunaan histerektomi
adalah untuk mengangkat rahim wanita yang mengidap penyakit tertentu dan sudah
menjalani berbagai perawatan medis, namun kondisinya tidak kunjung membaik. Kemudian
terdapat Operasi Mioma Uteri (Miomektomi) yang merupakan tindakan pembedahan dengan
melakukan laparatomi atau insisi dinding uterus untuk mengeluarkan myoma singkatnya
miomektomi adalah pengambilan sarang mioma saja tanpa pengangkatan uterus. Operasi
Miomektomi bertujuan untuk menghilangkan mioma uteri, pada operasi mioma uteri
bermanfaat untuk menghilangkan tumor ataupun mematikan sel-tumor. Kemudian Persiapan
Kuretase/Curtage merupakan serangkaian proses pelepasan jaringan yang melekat pada
dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan manipulasi instrument (sendok kuret) ke
dalam kavum uteri. Tujuan Kuretase menurut Damayanti (2014) dibagi menjadi dua yakni
kuret sebagai diagnostik suatu penyakit rahim serta kuret sebagai terapi. Selanjutnya
persiapan kemoterapi kanker serviks yang merupakan salah satu prosedur pengobatan dengan
menggunakan bahan kimia yang sangat kuat untuk menghentikan atau menghambat
pertumbuhan sel kanker dalam tubuh. Kemoterapi dapat dipadukan dengan metode
pengobatan, seperti terapi hormon, operasi, serta radioterapi, pelaksanaan prosedur ini bisa
dilakukan dirumah dengan mengonsumsi obat kemoterapi oral atau melalui infus yang
dilakukan di rumah sakit dengan pengawasan dokter. Terdapat Konsep Dasar Keperawatan
Perioperatif kolaborasi dalam bentuk kerjasama, interaksi, kompromi beberapa elemen yang
terkait baik individu, lembaga dan atau pihak-pihak yang terlibat secara langsung dan tidak
langsung yang menerima akibat dan manfaat dari setiap tindakan yang diberikan ke pasien.
Gambaran umum dari masing-masing tahapan keperawatan dan kolaboratif yakni fase pra-
operatif, fase intra operatif, serta fase pasca operatif.
28
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/search?content_type=documents&page=2&query=Prosedur%20oper
asi%20Histerektomi
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/b8015aecfff00d3e34057d28d0047f7a
.pdf
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/9909/5/BAB%20II.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/132/jtptunimus-gdl-sitichoiru-6577-2-2.babi.pdf
https://www.slideshare.net/mobile/Djokopriyono/persiapan-operasi-pengangkatan-mioma-
uteri
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1229/5/BAB%20II%202.pdf
https://www.scribd.com/doc/95629780/Persiapan-Kuretase-Dan-Perawatan-Setelah-Kuretase
https://www.scribd.com/document/421848043/Laporan-Pendahuluan-Ruang-Kemoterapi
https://www.scribd.com/document/421059123/PERSIAPAN-KEMOTERAPI
https://www.scribd.com/document/401365649/106143772-Penerapan-Kolaborasi-Perawat-
Dalam-Tindakan-Operasi-doc
29