Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

HIPERTENSI

OLEH :

NAMA : NI PUTU SONIA APRIYANTI


NIM : P07120018018
KELAS : 2.1

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI D III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
HIPERTENSI
1. Pokok bahasan : Hipertensi
2. Sasaran : Masyarakat Banjar Munduk Anggrek, Desa Yehembang Kauh, Jembrana
3. Waktu : 09.00-09.50 WITA
4. Hari/tanggal : Jumat, 20 Maret 2020
5. Tempat : Bale Banjar Munduk Anggrek, Desa Yehembang Kauh, Jembrana
6. Latar belakang :
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang membutuhkan perhatian karena
dapat menyebabkan kematian utama di Negara-negara maju maupun negara berkembang.
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi ini telah membunuh 9,4 juta warga dunia setiap
tahunnya. Badan Kesehatan dunia (WHO) memperkirakan, jumlah penderita hipertensi akan
terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang membesar. Presentase
penderita hipertensi saat ini paling banyak ditemukan di negara berkembang. Data Global
Status Report on Noncommunicable Diseases 2010 dari WHO menyebutkan, 40 % negara
ekonomi berkembang memiliki penderita hipetensi, sedangkan negara maju hanya 35 %.
Kawasan Afrika memegang posisi puncak penderita hipertensi sebanyak 46 %. Sementasa
kawasan Amerika menempati posisi buncit dengan 35%. Di kawasan Asia Tenggara, 36
persen orang dewasa menderita hipertensi.
Untuk di Indonesia menurut Kementerian Kesehatan jumlah penderita Hipertensi
pada tahun 2013 tertinggi ditemukan di Provinsi Bangka Belitung dengan presentase 30,9%
kemudian disusul Provinsi Kalimantan selatan(30,8%), Kalimantan Timur (29,6%), Jawa
Barat (29,4%),Gorontalo (29,4%), Riau (20,9%),Papua Barat (20,5%), DKI Jakarta (20,0%),
Bali (19,9%) dan Papua (16,8%). (Kementerian Kesehatan, 2013)
Hipertensi yang terjadi pada masyarakat pedesaan dapat disebabkan oleh pengetahuan
masyarakat desa yang rendah tentang hipertensi. Sarana dan prasaran pendidikan yang tidak
mendukung akan menghasilkan kualitas masyarakat yang rendah. Pengetahuan atau
kecerdasan merupakan determinan perilaku internal. Pengetahuan merupakan akar dari
terbentuknya sikap dan tindakan atau perilaku. Pengetahuan masyarakat yang rendah tentang
hipertensi terkait dengan gejala, penyebab, dan pencegahan. Seseorang atau masyarakat yang
memiliki pengetahuan lebih baik tentang hipertensi akan menghindari faktor yang menjadi
penyebab terjadinya hipertensi dan juga akan bertindak dalam rangka mencegah terjadinya
hipertensi. Seseorang akan menjaga pola hidup dan kebiasaannya untuk menghindari
hipertensi, misalnya dengan tidak merokok, minum minuman berakohol, menyalahgunakan
narkoba dan berolah raga secara teratur. Selain itu seseorang juga menjaga pola makan dan
pola hidupnya sehingga tidak akan terjadi obesitas dan juga tidak mengkonsumsi garam
berlebih, di mana obesitas dan konsumsi garam berlebih merupakan faktor risiko terjadinya
hipertensi. Dengan pengetahuan yang rendah maka perilaku tersebut tidak dilakukan sehingga
ada kemungkinan seseorang menderita hipertensi. (Tjandra, 2015)
Salah satu permasalahan yang ada pada masyarakat desa adalah filterasi yang masih
rendah atau belum cukup kuat terhadap budaya asing yang masuk. Hipertensi bisa terjadi
karena gaya hidup masyarakat yang berubah akibat arus informasi dari media massa yang
semakin mudah diakses. Dengan tidak kuatnya daya filterasi masyarakat maka gaya hidup
masyarakat desa sekarang sudah tercampur dengan gaya hidup masyarakat perkotaan,
misalnya lebih memilih makanan siap saji. Makanan cepat saji umumnya mengandung kalori,
kadar lemak, gula dan sodium (Na) yang tinggi tetapi rendah serat, vitamin A, asam akorbat,
kalsium dan folat (Khomsan, 2004).
7. Tujuan penyuluhan :
a. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan penyuluhan selama 50 menit diharapkan sasaran dapat
meningkatkan pemahaman mengenai hipertensi.
b. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukuan penyuluhan selama 1x50 menit diharapkan sasaran mampu :
1) Menjelaskan dan memaparkan pengertian hipertensi
2) Menyebutkan penyebab hipertensi dengan tepat
3) Menyebutkan 6 dari 10 tanda dan gejala hipertensi
4) Menyebutkan 2 dari 4 komplikasi organ akibat hipertensi
5) Menjelaskan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari hipertensi
6) Menyebutkan 6 dari 10 bahan alami yang ada disekitar kita untuk mencegah
hipertensi
8. Kegiatan penyuluhan :
No. Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran
langkah
1. Pendahuluan 10 menit 1. Mengucapkan 1. Menjawab salam
salam
2. Memperkenalkan 2. Mendengarkan
diri
3. Menjelaskan 3. Memperhatikan
tujuan dari
penyuluhan
4. Menggali 4. Menjawab
pengetahuan pertanyaan
sasaran tentang
hipertensi
5. Menyebutkan 5. Mendengarkan
materi yang akan
disampaikan
6. Membuat kontrak 6. Menyetujui
kontrak waktu
waktu

2. Penyajian 20 menit 1. Menjelaskan 1. Mendengarkan


pengertian
hipertensi
2. Menjelaskan 2. Mendengarkan
penyebab
hipertensi
3. Menjelaskan 3. Menjawab
tanda dan gejala pertanyaan yang
hipertensi diberikan
4. Menjelaskan 4. Mendengarkan
komplikasi dari
hipertensi
5. Menjelaskan cara 5. Mendengarkan
pencegahan
hipertensi
6. Menjelasakan 6. Menjawab
pertanyaan yang
pencegahan
diberikan
menggunakan
bahan alami
disekitar kita
3. Evaluasi 15 menit 1. Memberikan 1. Aktif bertanya
kesempatan
bertanya
2. Menjawab 2. Mendengarkan
pertanyaan
3. Post test 3. Menjawab
pertanyaan post
test
4. Penutup 5 menit 1. Menyimpulkan 1. Mendengarkan
materi yang dan
dismapaikan oleh memperhatikan
penyuluh
2. Meminta/memberi 2. Memberi pesan
pesan dan kesan dan kesan
3. Ucapan 3. Menjawab salam
terimakasih dan
salam penutup

9. Metode :
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
10. Media :
a. Leaflet
11. Setting tempat :

Keterangan :
: Penyuluh

: Sasaran

12. Alat dan bahan :


a. Buku dan pulpen
b. Stetoskop dan tensimeter
13. Materi Penyuluhan yang akan disampaikan :
a. Pengertian Hipertensi
b. Faktor Penyebab Hipertensi
c. Tanda dan Gejala Hipertensi
d. Komplikasi Organ yang Terjadi Akibat Hipertensi
e. Pencegahan Hipertensi
f. Pencegahan Menggunakan Bahan yang Ada di Sekitar Kita
14. Evaluasi :
a. Evaluasi struktur:
Secara keseluruhan persiapan penyuluhan sudah dipersiapkan sejak Selasa, 17 Maret
2020 dengan rincian sebagai berikut :
1) Persiapan media
Media yang digunakan dalam penyuluhan adalah leaflet.
2) Persiapan materi
Materi yang diberikan dalam penyuluhan tentang hipertensi lengkap.
3) Peserta penyuluhan
Klien dan keluarga ikut dalam kegiatan penyuluhan dan penyuluhan dilakukan
di Bale Banjar Munduk Anggrek.
b. Evaluasi proses
1) Minimal sasaran menyimak dan mendengarkan materi penyuluhan sebesar 80%
2) Dalam penyuluhan kesehatan berharap sasaran (peserta) dapat merespon dengan
baik dan aktif dimana bias melakukan Tanya jawab serangkaian tentang
hipertensi yang belum dimengrti
c. Evaluasi hasil :
1) Jangka pendek
- Sasaran mengerti sekitar 85% dari materi yang telah diberikan
- Sasaran mau memahami materi yang telah disampaikan
2) Meningkatkan pengetahuan sasaran mengenai penyakit hipertensi sehingga
dapat menurunkan status angka terjadinya hipertensi
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat
evaluasi yang diberikan berupa pertanyaan terbuka antara lain :
- Menjelaskan dan memaparkan pengertian hipertensi
- Menyebutkan penyebab hipertensi dengan tepat
- Menyebutkan 6 dari 10 tanda dan gejala hipertensi
- Menyebutkan 2 dari 4 komplikasi organ akibat hipertensi
- Menjelaskan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari hipertensi
- Menyebutkan 6 dari 10 bahan alami yang ada disekitar kita untuk mencegah
hipertensi

Lampiran 1
Materi Penyuluhan
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih besar atau lebih tinggi dibandingkan dengan
tekanan darah pada keadaan normal. Tekanan darah normal yaitu :
a. Sistolik (100-140 mmHg) adalah tekanan jantung saat memompa darah keseluruh
tubuh.
b. Diastolik (60-90 mmHg) adalah tekanan jantung saat tidak memompa darah
keseluruh tubuh.
Hipertensi yang bisa terjadi pada lansia yaitu hipertensi sistolik terisolasi dimana
tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg.
Menurut WHO yang dikutip oleh Slamet Suyono (2001:253) batas tekanan darah yang
masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg dan tekanan darah sama dengan atau lebih dari
160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Secara umum seseorang dikatakan menderita
hipertensi jika tekanan darah sistolik/diastolik 140/90 mmHg (normalnya 120/80 mmHg).
Hipertensi secara umum adalah tekanan darah persisten dimana tekanan darah sistolik
diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya diatas 90 mmHg. Tetapi pada lansia
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan diastoliknya 90 mmHg (menurut
Brunner and Suddarth, 2002)
B. Faktor Penyebab Hipertensi
1. Faktor yang dapat diubah/dikontrol
a. Kebiasaan Merokok

Rokok juga dihubungkan dengan hipertensi. Hubungan antara rokok dengan


peningkatan risiko kardiovaskuler telah banyak dibuktikan. Selain dari lamanya, risiko
merokok terbesar tergantung pada jumlah rokok yang dihisap perhari. Seseorang lebih
dari satu pak rokok sehari menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang
tidak merokok. Zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap
melalui rokok, yang masuk kedalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel
pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses aterosklerosis dan hipertensi. Nikotin
dalam tembakau merupakan penyebab meningkatnya tekanan darah segara setelah isapan
pertama. Seperti zat-zat kimia lain dalam asap rokok, nikotin diserap oleh pembuluh-
pembuluh darah amat kecil didalam paru-paru dan diedarkan ke aliran darah. Hanya
dalam beberapa detik nikotin sudah mencapai otak. Otak bereaksi terhadap nikotin
dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas epinefrin (adrenalin).

b. Mengkonsumsi Makanan Asin/Garam


Secara umum masyarakat sering menghubungkan antara konsumsi garam dengan
hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada mekanisme timbulnya
hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi melalui peningkatan volume
plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan
ekskresi kelebihan garam sehingga kembali pada keadaan hemodinamik (sistem
pendarahan) yang normal. Pada hipertensi esensial mekanisme ini terganggu, di samping
ada faktor lain yang berpengaruh. Reaksi orang terhadap natrium berbeda-beda. Pada
beberapa orang, baik yang sehat maupun yang mempunyai hipertensi, walaupun mereka
mengkonsumsi natrium tanpa batas, pengaruhnya terhadap tekanan darah sedikit sekali
atau bahkan tidak ada. Pada kelompok lain, terlalu banyak natrium menyebabkan
kenaikan darah yang juga memicu terjadinya hipertensi.

c. Kebiasaan Konsumsi Minum Minuman Beralkohol

Alkohol juga dihubungkan dengan hipertensi. Peminum alkohol berat cenderung


hipertensi meskipun mekanisme timbulnya hipertensi belum diketahui secara pasti.
Orang-orang yang minum alkohol terlalu sering atau yang terlalu banyak memiliki
tekanan yang lebih tinggi dari pada individu yang tidak minum atau minum sedikit.
Mekanisme peningkatan tekanan darah akibat alkohol masih belum jelas. Namun diduga,
peningkatan kadar kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan
darah merah berperan dalam menaikkan tekanan darah. Diperkirakan konsumsi alkohol
berlebihan menjadi penyebab sekitar 5-20% dari semua kasus hipertensi.

d. Obesitas

Obesitas atau kegemukan dimana berat badan mencapai indeks massa tubuh > 25
(berat badan (kg) dibagi kuadrat tinggi badan (m)) juga merupakan salah satu faktor
risiko terhadap timbulnya hipertensi. Obesitas merupakan ciri dari populasi penderita
hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang obesitas
lebih tinggi dari penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada obesitas tahanan perifer
berkurang atau normal, sedangkan aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas
renin plasma yang rendah. Olah raga ternyata juga dihubungkan dengan pengobatan
terhadap hipertensi. Melalui olah raga yang isotonik dan teratur (aktivitas fisik aerobik
selama 30-45 menit/hari) dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan
tekanan darah. Selain itu dengan kurangnya olah raga maka risiko timbulnya obesitas
akan bertambah, dan apabila asupan garam bertambah maka risiko timbulnya hipertensi
juga akan bertambah. Obesitas erat kaitannya dengan kegemaran mengkonsumsi
makanan yang mengandung tinggi lemak. Obesitas meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi karena beberapa sebab.
e. Jarang olahraga
Olahraga banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena olahraga
isotonik dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan
darah. Olahraga juga dikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi. Kurang
melakukan olahraga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan jika
asupan garam juga bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi.

f. Mengelola Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis,
yang dapat meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Apabila stress menjadi
berkepanjangan dapat berakibat tekanan darah menjadi tetap tinggi. Hal ini secara pasti
belum terbukti, akan tetapi pada binatang percobaan yang diberikan pemaparan tehadap
stress ternyata membuat binatang tersebut menjadi hipertensi. Stres adalah suatu kondisi
disebabkan oleh transaksi antara individu dengan lingkungan yang menimbulkan
persepsi jarak antara tuntutan-tuntutan yang berasal dari situasi dengan sumber daya
sistem biologis, psikologis dan sosial dari seseorang. Stres adalah yang kita rasakan saat
tuntutan emosi, fisik atau lingkungan tak mudah diatasi atau melebihi daya dan
kemampuan kita untuk mengatasinya dengan efektif.

2. Faktor yang tidak dapat diubah/dikontrol


a. Umur

Hipertensi erat kaitannya dengan umur, semakin tua seseorang semakin besar
risiko terserang hipertensi. Umur lebih dari 40 tahun mempunyai risiko terkena
hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terkena hipertensi lebih besar sehingga
prevalensi hipertensi dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40 % dengan
kematian sekitar 50 % diatas umur 60 tahun.

b. Jenis Kelamin

Bila ditinjau perbandingan antara wanita dan pria, ternyata terdapat angka yang
cukup bervariasi. Dari laporan Sugiri di Jawa Tengah didapatkan angka prevalensi 6,0%
untuk pria dan 11,6% untuk wanita. Prevalensi di Sumatera Barat 18,6% pria dan 17,4%
perempuan, sedangkan daerah perkotaan di Jakarta (Petukangan) didapatkan 14,6% pria
dan 13,7% wanita.

c. Riwayat Keluarga
Menurut Nurkhalida, orang-orang dengan sejarah keluarga yang mempunyai
hipertensi lebih sering menderita hipertensi. Riwayat keluarga dekat yang menderita
hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena hipertensi terutama pada
hipertensi primer. Keluarga yang memiliki hipertensi dan penyakit jantung meningkatkan
risiko hipertensi 2-5 kali lipat. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya menderita
hipertensi.

d. Genetik

Peran faktor genetik terhadap timbulnya hipertensi terbukti dengan ditemukannya


kejadian bahwa hipertensi lebih banyak pada kembar monozigot (satu sel telur) daripada
heterozigot (berbeda sel telur). Seorang penderita yang mempunyai sifat genetik
hipertensi primer (esensial) apabila dibiarkan secara alamiah tanpa intervensi terapi,
bersama lingkungannya akan menyebabkan hipertensinya berkembang dan dalam waktu
sekitar 30-50 tahun akan timbul tanda dan gejala.

C. Tanda dan Gejala


Hipertensi adalah penyakit yang biasanya tanpa tanda. Namun demikian, secara tidak sengaja
beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi.
Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, wajah kemerahan,
kelelahan dan pegal pada bagian bahu. Yang bisa saja terjadi pada pebderita hipertensi
maupun orang-orang yang memiliki tekanan darah normal. Adapun beberapa tanda dan gejala
hipertensi yaitu :
1. Gelisah
2. Nadi cepat
3. Susah tidur
4. Sesak nafas
5. Sakit kepala
6. Mudah lelah
7. Rasa kaku dan pegal pada bagian bahu
8. Jantung berdebar-debar
9. Pandangan menjadi kamur
10. Mata berkunang-kunang

D. Komplikasi Hipertensi
Tekanan darah tinggi dalam jangka panjang akan terjadi komplikasi serius pada organ-organ
tubuh jika tidak diobati atau ditanggulangi. Adapun organ-organ tubuh yang dapat terjadi
komplikasi hipertensi, yaitu :
1. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran jantung dan semakin lama otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung
tidak mampu lagi memompa dan menampung darah dari paru sehingga banyak cairan
tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau
oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.
2. Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan risiko stroke. Tekanan darah tinggi dapat
menyebabkan dua jenis stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Jenis stroke yang
paling sering (sekitar 80% kasus) adalah stroke iskemik. Stroke ini terjadi karena aliran darah
di arteri otak terganggu. Otak menjadi kekurangan oksigen dan nutrisi. Stroke hemoragik
(sekitar 20% kasus) timbul saat pembuluh darah di otak atau di dekat otak pecah. Penyebab
utamanya adalah tekanan darah tinggi yang persisten. Hal ini menyebabkan darah meresap ke
ruang di antara sel-sel otak. Walaupun stroke hemoragik tidak sesering stroke iskemik,
namun komplikasinya dapat menjadi lebih serius.
3. Ginjal
Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan sistem penyaringan di
dalam ginjal, akibatnya lambat laun ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak
dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
4. Mata
Tekanan darah tinggi dapat mempersempit atau menyumbat arteri di mata, sehingga
menyebabkan kerusakan pada retina (area pada mata yang sensitif terhadap cahaya). Keadaan
ini disebut penyakit vaskular retina. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan dan
merupakan indikator awal penyakit jantung.

E. Pencegahan Hipertensi
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer yaitu upaya awal pencegahan sebelum seseorang menderita hipertensi,
dimana dilakukan penyuluhan faktor-faktor risiko hipertensi terutama pada kelompok risiko
tinggi. Tujuan pencegahan primer adalah untuk mengurangi insidensi penyakit dengan cara
mengendalikan penyebab-penyebab penyakit dan faktor-faktor risikonya Upaya-upaya yang
dilakukan dalam pencegahan primer terhadap hipertensi antara lain :
a. Memperbaiki Pola Makan
1) Mengurangi asupan garam dan lemak tinggi
Terlalu banyak mengonsumsi garam dapat meningkatkan tekanan darah hingga ke tingkat
yang membahayakan. Panduan terkini dari British Hypertension Society menganjurkan
asupan natrium dibatasi sampai kurang dari 2,4 gram sehari. Jumlah tersebut setara
dengan 6 gram garam, yaitu sekitar 1 sendok teh per hari. Penting untuk diingat bahwa
banyak natrium (sodium) tersembunyi dalam makanan, terutama makanan yang diproses.
2) Meningkatkan konsumsi sayur dan buah
Jenis makanan ini sangat baik untuk melawan penyakit hipertensi. Dengan mengonsumsi
sayur dan buah secara teratur dapat menurunkan risiko kematian akibat hipertensi, stroke,
dan penyakit jantung koroner, menurunkan tekanan darah, dan mencegah kanker. Sayur
dan buah mengandung zat kimia tanaman (phytochemical) yang penting seperti
flavonoids, sterol, dan phenol.
b. Perubahan Gaya Hidup
1) Olahraga teratur
Olahraga sebaiknya dilakukan teratur dan bersifat aerobik, karena kedua sifat inilah yang
dapat menurunkan tekanan darah. Olahraga aerobik maksudnya olahraga yang dilakukan
secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh, misalnya
jogging, senam, renang, dan bersepeda. Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang
meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori). Aktivitas fisik
sebaiknya dilakukan sekurang-kurangnya 30 menit perhari dengan baik dan benar. Salah
satu manfaat dari aktivitas fisik yaitu menjaga tekanan darah tetap stabil dalam batas
normal. Contoh dari aktivitas fisik yang dapat menjaga kestabilan tekanan darah misalnya
turun bus lebih awal menuju tempat kerja yang kira-kira menghabiskan 20 menit berjalan
kaki dan saat pulang berhenti di halte yang menghabiskan kira-kira 10 menit berjalan
kaki menuju rumah, atau membersihkan rumah selama 10 menit, dua kali dalam sehari
ditambah 10 menit bersepeda, dan lain-lain.39 Melakukan olahraga secara teratur dapat
menurunkan tekanan darah sistolik 4-8 mmHg. Latihan fisik isometrik seperti angkat besi
dapat meningkatkan tekanan darah dan harus dihindari pada penderita hipertensi. Di usia
tua, fungsi jantung dan pembuluh darah akan menurun, demikian juga elastisitas dan
kekuatannya. Tetapi jika berolahraga secara teratur, maka sistem kardiovaskular akan
berfungsi maksimal dan tetap terpelihara.
2) Menghentikan rokok
Tembakau mengandung nikotin yang memperkuat kerja jantung dan menciutkan arteri
kecil hingga sirkulasi darah berkurang dan tekanan darah meningkat. Berhenti merokok
merupakan perubahan gaya hidup yang paling kuat untuk mencegah penyakit
kardiovaskular pada penderita hipertensi.
3) Membatasi konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang sebagai bagian dari pola makan yang sehat dan
bervariasi tidak merusak kesehatan. Namun demikian, minum alkohol secara berlebihan
telah dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah. Pesta minuman keras (binge drinking)
sangat berbahaya bagi kesehatan karena alkohol berkaitan dengan stroke. Wanita
sebaiknya membatasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 14 unit per minggu dan laki-laki
tidak melebihi 21 unit perminggu. Menghindari konsumsi alkohol bisa menurunkan TDS
2-4 mmHg
4) Mengurangi Kelebihan Berat Badan
Di antara semua faktor risiko yang dapat dikendalikan, berat badan adalah salah satu
yang paling erat kaitannya dengan hipertensi. Dibandingkan dengan yang kurus, orang
yang gemuk lebih besar peluangnya mengalami hipertensi. Penurunan berat badan pada
penderita hipertensi dapat dilakukan melalui perubahan pola makan dan olahraga secara
teratur. Menurunkan berat badan bisa menurunkan TDS 5-20 mmHg per 10 kg penurunan
BB
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder yaitu upaya pencegahan hipertensi yang sudah pernah terjadi untuk
berulang atau menjadi berat. Pencegahan ini ditujukan untuk mengobati para penderita dan
mengurangi akibat-akibat yang lebih serius dari penyakit, yaitu melalui diagnosis dini dan
pemberian pengobatan. Dalam pencegahan ini dilakukan pemeriksaan tekanan darah secara
teratur dan juga kepatuhan berobat bagi orang yang sudah pernah menderita hipertensi.
a. Penatalaksanaan Nonfarmakologis
Pendekatan nonfarmakologis merupakan penanganan awal sebelum penambahan obat-
obatan hipertensi, disamping perlu diperhatikan oleh seorang yang sedang dalam terapi
obat. Pada pasien hipertensi yang terkontrol, hal ini dapat membantu pengurangan dosis
obat pada sebagian penderita. Oleh karena itu, modifikasi gaya hidup merupakan hal
yang penting diperhatikan, karena berperan dalam keberhasilan penanganan hipertensi.
Pendekatan nonfarmakologis yang termasuk adalah :
1) Menurunkan faktor risiko yang menyebabkan atherosklerosis
2) Olahraga dan aktivitas fisik
3) Perubahan pola makan
a) Mengurangi asupan garam
b) Diet rendah lemak jenuh
c) Memperbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, dan susu rendah lemak
4) Menghilangkan stres.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
Selain cara pengobatan nonfarmakologis, penatalaksanaan utama hipertensi primer adalah
dengan obat. Keputusan untuk mulai memberikan obat antihipertensi berdasarkan
beberapa faktor seperti derajat peninggian tekanan darah, terdapatnya kerusakan organ
target, dan terdapatnya manifestasi klinis penyakit kardiovaskuler atau faktor risiko lain.
Terapi dengan pemberian obat antihipertensi terbukti dapat menurunkan sistol dan
mencegah terjadinya stroke pada pasien usia 70 tahun atau lebih.
3. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier yaitu upaya mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat atau
kematian. Upaya yang dilakukan pada pencegahan tersier ini yaitu menurunkan tekanan darah
sampai batas yang aman dan mengobati penyakit yang dapat memperberat hipertensi.
Pencegahan tersier dapat dilakukan dengan follow up penderita hipertensi yang mendapat
terapi dan rehabilitasi. Follow up ditujukan untuk menentukan kemungkinan dilakukannya
pengurangan atau penambahan dosis obat.

F. Pencegahan Menggunakan Bahan Alami yang Ada di Sekitar Kita


1. Seledri
Seledri sejak zaman dahulu sudah menjadi obat tradisional di negara China karena
bisa mengobati tekanan darah tinggi. Sesuai penelitian baru-baru ini seledri bisa
diolah menjadi jus dan dapat menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara
mengkonsumsi setiap hari. Karena kandungan kalium, antioksidan dan mineral pada
seledri dapat meregangkan otot-otot yang ada pada dinding arteri sehingga darah bisa
mengalir lancar. Berguna untuk mengurangi hormon yang menimbulkan stres karena
pembuluh darah yang semakin lama semakin mengerut.

2. Tomat
Tomat merupakan makanan hipertensi yang tepat untuk dikomsumsi orang-orang
yang mengalami tekanan darah tinggi. Sebaiknya jika anda mempunyai tekanan darah
tinggi atau hipertensi anda mengkomsumsi tomat setiap harinya karena tomat sangat
baik untuk penderita hipertensi.

3. Gandum
Salah satu makanan hipertensi yang bisa anda komsumsi adalah gandum, selain bisa
menurunkan lemak ditubuh gandum juga bisa menurunkan takanan darah ditubuh
secara efektif jadi sangat cocok untuk dikomsumsi bagi anda yang mempunyai
masalah dalam tekanan darah.

4. Kentang
Kentang merupakan makanan yang banyak dikomsumsi orang dan bisa dijadikan
sebagai menu makanan yang sehat dan baik untuk kesehatan. Untuk menurunkan
tekanan darah tinggi sebaiknya anda mengkomsumsi kentang dengan rutin.

5. Pisang
Tentunya anda semua sudah tidak asing lagi dengan buah pisang, ternyata buah
pisang adalah salah satu makanan hipertensi yang tepat untuk dikomsumsi bagi
penderita darah tinggi. Pisang mempunyai banyak kandungan vitamin yang baik
untuk menurunkan tekanan darah tinggi yang anda alami.

6. Kedelai
Kedelai juga termasuk kedalam makanan hipertensi yang tepat yang bisa anda
komsumsi, kedelai mempunyai kandungan magnesium dan juga kalium yang sangat
baik untuk menurunkan tekanan darah tinggi, anda bisa mengkomsumsi susu kedelai
secara rutin jika ingin mendapatkan tekanan darah yang normal.

7. Bayam
Bayam merupakan sumber magnesium yang sangat baik. Tidak hanya melindungi
Anda dari penyakit jantung, tetapi juga dapat mengurangi tekanan darah. Selain itu,
kandungan folat dalam bayam dapat melindungi tubuh dari homosistein yang
membuat bahan kimia berbahaya. Penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat tinggi
asam amino (homosistein) dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.

8. Avokad
Asam oleat dalam avokad, dapat membantu mengurangi kolesterol. Selain itu,
kandungan kalium dan asam folat, sangat penting untuk kesehatan jantung.

Selain dengan tanaman obat tradisional, cara tradisional lain yang juga dapat
menurunkan tekanan darah, sekaligus pencegahan hipertensi, misalnya terapi bekam.
Bekam merupakan cara tradisional yang sudah sangat terkenal, dan bermanfaat untuk
pencegahan berbagai macam penyakit.

9. Mengkudu
Buah mengkudu mengandung sejenis fitonutrien, yaitu scopoletin. Scopoletin
berfungsi memperlebar saluran darah yang mengalami penyempitan. Dinding
pembuluh darah yang lebar dapat mempercepat proses aliran darah ke jantung dan
mempercepat penghantaran darah ke seluruh tubuh, mencegah terjadinya konstriksi
pembuluh darah, sehingga tekanan darah menjadi normal (Smeltzer & Bare, 2001).
Selain scopoletin, juga terdapat arginin yang berfungsi dalam sintesis nitric oksida
(NO), suatu vasodilator yang dapat menyebabkan terjadinya vasodilatasi pembuluh
darah (Santosa, 2005). Menurut penelitian Hartono dan Indriawati tahun 2009 tentang
pengaruh mengkudu terhadap hipertensi pada kelompok lansia menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan signifikan antara tekanan darah sistolik dan diastolic sebelum dan
sesudah minum kapsul ekstrak mengkudu. Cara pembuatan obat herbal dengan
mengkudu yaitu dengan cara mencuci bersih dua buah mengkudu (Morinda Citrifolia)
masak, kemudian diparut, diperas, dan disaring untuk diambil sari buahnya. Minuman
ini dapat diminum dua sampai tiga kali sehari. Apabila tidak terlalu suka dengan rasa
alami mengkudu maka dapat ditambahkan madu satu sendok makan.

10. Mentimun
Tanaman mentimun mengandung zat saponin, protein, Fe atau zat besi, sulfur, lemak,
kalsium, vitamin A, vitamin B1, dan juga vitamin C. berbagai zat ini bersifat
porgonik yang disinyalir mampu menurunkan tekanan darah dalam tubuh. Menurut
penelitian Zauhani, pemberian jus mentimun sebanyak 100 gram kepada lansia
selama lima hari mampu menurunkan hipertensi. Cara pembuatan minuman herbal ini
yaitu dengan memblender 100 gram mentimun yang diberi 100 cc air tanpa diberi
tambahan apapun 3 kali dalam sehari.

Lampiran 2
Evaluasi Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
1. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ tubuh.....
a. Jantung
b. Ginjal
c. Mata
d. Otak
e. Semua benar
2. Dibawah ini yang bukan merupakan tanda dan gejala hipertensi adalah.....
a. Sariawan
b. Bibir pecah-pecah
c. Sakit kepala
d. Gatal-gatal
e. Ruam
3. Jenis bahan alami yang dapat digunakan untuk mencegah hipertensi adalah.....
a. Tomat, bayam, timun
b. Mengkudu, seledri, avokad
c. Avokad, cabai, terong
d. Nanas, mangga, jahe
e. a dan b benar
4. Faktor apa saja yang tidak dapat diubah/dikontrol dalam upaya pecegahan hipertensi....
a. Genetik
b. Pola makan
c. Stress
d. Umur
e. a dan d benar
5. Berapa tekanan darah yang normal menurut WHO......
a. 120/80 mmHg
b. 100/90 mmHg
c. 140/90 mmHg
d. 160/90 mmHg
e. 170/100 mmHg
6. Berapa tekanan sistolik pada umumnya untuk lansia...
a. 160 mmHg
b. 140 mmHg
c. 120 mmHg
d. 100 mmHg
e. 90 mmHg
7. Berapa tekanan diastolik pada umumnya untuk lansia...
a. 160 mmHg
b. 140 mmHg
c. 120 mmHg
d. 100 mmHg
e. 90 mmHg
8. Mengapa merokok dapat menyebabkan hipertensi...
a. Mengandung nikotin
b. Rasa yang enak
c. Mengandung karbon monokida
d. Memiliki rasa manis
e. a dan c benar
9. Dibawah ini bagaimanakah cara mengontrol pola makan pada orang hipertensi...
a. Mengkonsumsi buah dan sayur
b. Mengurangi asupan garam dalam makanan
c. Diet rendah lemak
d. Mengkonsumsi junk food
e. a,b,c benar
10. Dibawah ini bagaimanakah cara mengatasi obesitasi, kecuali....
a. Mengatur pola makan
b. Kurangi konsumsi junk food
c. Minum minuman beralkohol
d. Olahraga teratur
e. Makan buah dan sayur

DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=7d0Ex0LAIc4C&oi=fnd&pg=PA13&dq=jurnal+tentang+hipertensi&ots=jzj_
XWeBXR&sig=0u3EF6kSVE-MSxyQt3orpKc89R0&redir_esc=y#v=onepage&q=jurnal
%20tentang%20hipertensi&f=false (diakses pada tanggal 17/03/2020 pukul 12.24 WITA)
https://vivahealth.co.id/article/detail/6079/tekanan-darah-tinggi-(hipertensi) (diakses pada tanggal
17/03/2020 pukul 15.25 WITA)
https://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodatin/infodatin-
hipertensi.pdf (diakses pada tanggal 17/03/2020 pada pukul 15.30 WITA)
Brunner dan Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Vol I . Jakarta :EGC
Saraswati S., 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi dan Stroke,
Cetakan 1, Jogjakarta : A Plus Books

Anda mungkin juga menyukai