PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Tujuan Umum
Tercapainya suatu pelayanan kesehatan yang optimal bagi
setiap pasien yang berada di Ruang Melati.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pelayanan terhadap pasien untuk keperluan
konsultasi, observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan,
rehabilitasi medik, pra dan paska pembedahan dan atau
pelayanan kesehatan lainnya.
b. Memberikan pelayanan Informasi kesehatan dengan tepat
pada pasien dan keluarga, sehingga dapat memenuhi hak
pasien dan keluarga
c. Memberikan pelayanan dengan memperhatikan safety
patient.
d. Mencegah kematian dan kecacatan
e. Melakukan rujukan
f. Siaga bencana
D. Batasan Operasional
1. Pasien
Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di rumah
sakit baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
2. Pelayanan
Pelayanan adalah pemberian jasa yang bermanfaat bagi mereka
yang membutuhkan.
3. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah pelayanan yang dilakukan RSUD
yang meliputi pelayanan medik, pelayanan penunjang
diagnostik, pelayanan penunjang non medik, yang ditujukan
kepada individu, keluarga dan masyarakat melalui upaya
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif serta peningkatan
derajat kesehatan lainnya.
4. Pelayanan medis
Pelayanan medis adalah pelayanan yang bersifat individu yang
diberikan oleh tenaga medis berupa pemeriksaan, konsultasi,
dan tindakan medis.
5. Pelayanan Penunjang Diagnostik
Pelayanan penunjang diagnostik adalah pelayanan penunjang
untuk menegakkan diagnosis dan terapi, antara lain berupa
pelayanan laboratorium klinik, radiologi diagnostik,
elektromedik diagnostik, dan tindakan/pemeriksaan penunjang
diagnostik lainnya.
6. Pelayanan Penunjang non medik
Pelayanan penunjang non medik adalah pelayanan yang
diberikan di rumah sakit yang secara tidak langsung berkaitan
dengan pelayanan medik.
E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II Batang Dengan mengubah Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran
Pedoman Pelayanan Ruang Melati 5
RSUD BATANG
Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757);
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Pedoman Pelayanan Ruang Melati 8
RSUD BATANG
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Pola ketenagaan dan kualifikasi Sumber Daya Manusia Ruang Melati
adalah :
Kualifikasi
No Nama Jabatan Keterangan
Formal
Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
S1/D III
1 Kepala Ruang Pelatihan
Keperawatan
Manajemen
Bangsal
Bersertifikat
BLS/BTCLS/PPGD
Clilinical Care S1/D III
2 Pelatihan
Manager (CCM) Keperawatan
Manajemen
Bangsal
Bersertifikat
3 Perawat Primer (PP) D III Keperawatan
BLS/BTCLS/PPGD
Perawat Asosiasi Bersertifikat
4 D III Keperawatan
(PA) BLS/BTCLS/PPGD
Bersertifikat BHD
SMA atau Dapat meng-
5 Admin
sederajat operasionalkan
komputer
B. Distribusi Ketenagaan
1. Kuantitas Tenaga
Jenis ketenagaan di Ruang Melati terdiri dari tenaga
keperawatan (Kepala Ruang, Clinical Care Manager/CCM,
Perawat Primer/PP, Perawat Asosiasi/PA) dan tenaga
administrasi.
1. Kepala Ruang 1 1 -
2. CCM 1 1 -
Standar 1 PP
3. Perawat Primer 3 5 memegang 6-7 2
pasien
Jumlah 22 29 7
A. Denah Ruangan
Ket :
A : Rawat Inap Khusus
B : Rawat Inap Biasa
C : Rawat Inap Biasa
D
D : Rawat Inap Biasa
2
4 1 : Nurse Station
2 : Ruang Dokumen
1
3 : Tolitet
3
5 4 : Ruang Obat
11 C 5 : Selasar
6 : Ruang Linen dan Alkes
7 : SpoelHook
8 : Gudang
A
10 B 9 : Pintu masuk
10: Bed Pasien
A 11: Pantry
6
7
B. Standar Fasilitas
3. Standar Peralatan
Peralatan yang tersedia di ruang Melati :
d. Ambulance
Untuk menunjang pelayanan terhadap pasien Rumah Sakit
Umum Daerah Batang saat Ini memiliki 7 unit ambulance
transportasi, 2 ambulance VVIP/EMS dan 2 ambulans
jenazah yang kegiatannya berada dalam koordinasi IGD
dan bagian perlengkapan dan rumah tangga.
Fasilitas & Sarana untuk Ambulance
1) Ambulans Transport/non emeregency
a) Perlengkapan Ambulance
Ac
Sirine
Lampu rotary
Semi automatic strecher
Sabuk pengaman
Sumber listrik / stop kontak
Lemari untuk alat medis
Lampu ruangan
Wastafel
3) Ambulans Jenazah
Perlengkapan Ambulance
Ac
Sirine
Lampu rotary
Brankar
Sabuk pengaman
Lampu ruangan
IGD KLINIK
MELATI
ADMINISTRASI
INST.
DI PEMULASARAN
TRANSFER PULANG JENAZAH
b. Pasien meninggal
c. Pasien di transfer
1) Transfer pasien intra rumah sakit
Tentukan ruangan yang sesuai dengan
kebutuhan pasien.
Perawat ruangan mengkonfirmasi ruangan yang
dituju.
Perawat menyiapkan pasien, sisa obat, rincian
biaya, rekam medis pasien dan formulir transfer
pasien intra Rumah Sakit yang berisi antara lain :
ringkasan alasan masuk rawat inap;
ringkasan temuan signifikan yang penting
untuk disampaikan;
ringkasan diagnosis yang telah ditegakkan;
ringkasan tindakan yang telah diberikan;
ringkasan obat-obatan/ terapi yang telah
diberikan;
ringkasan kondisi pasien saat
dipindah/ditransfer.
Pedoman Pelayanan Ruang Melati 27
RSUD BATANG
Menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang
rencana pemindahan pasien.
Perawat mengirim pasien dan melakukan serah
terima dengan perawat ruangan yang dituju
dengan metode SBAR.
2. Perangkat Kerja
Pesawat telpon
2. Perangkat Kerja
a. Ambulans
b. Form Transfer
c. Alat Tulis
1. Petugas Penanggung
Jawab
Dokter/Dokter Gigi
2. Perangkat Kerja
a. Form permintaan pemeriksaan laboratorium
b. Form permintaan pemeriksaan radiologi
c. Form inform concent
3) Laparoscopy diagnostik
Dokter membuat permintaan pemeriksaan dan
indikasi klinis pasien atau advis di CPPT
Daftarkan ke bagian Instalasi Bedah Sentral (IBS)
Persiapkan pasien sesuai permintaan bagian IBS
Inform concent dokter bedah
Inform concent dokter anastesi
Konfirmasikan ke bagian IBS sebelum pasien
dikirim
Siapkan dan isi form transfer pasien
4) Laboratorium
Dokter/dokter gigi membuat permintaan
pemeriksaan dan indikasi klinis
Daftarkan ke Instalasi Laboratorium
Petugas laborat mengambil sampel
darah
Prosedur di Instalasi Laboratorium
BAB V
LOGISTIK
A. Pengertian
Keselamatan Pasien ( Patient Safety )
Adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien
lebih aman.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RSUD Batang
5. Sentinel
Pemilihan kata “sentinel” terkait dengan keseriusan cedera yang
terjadi (mis. Amputasi pada kaki yg salah, dsb) sehingga
D. TATA LAKSANA
Alur Pelaporan
Jika diketahui ada kejadian / Insiden, maka segera lakukan
penanganan, dan buat laporan kepada kepala unit.
Kepala unit akan melakukan grading resiko, apabila grading resiko
biru atau hijau dilakukan investigasi sederhana, apabila grading
resiko merah atau kuning dilaporkan ke Sub Komite Keselamatan
Pasien dan Manajemen Resiko dalam waktu 2x24 jam.
Kemudian Sub Komite Keselamatan Pasien dan Manajemen Resiko
melakukan grading ulang, apabila hasil grading resiko sama
dilakukan RCA. Hasil RCA dan rekomendasinya disampaikan kepada
Direktur Rumah Sakit dalam waktu maksimal 45 hari.
A. Pendahuluan
HIV / AIDS telah menjadi ancaman global. Ancaman penyebaran
HIV menjadi lebih tinggi karena pengidap HIV tidak menampakkan
gejala. Setiap hari ribuan anak berusia kurang dari 15 tahun dan
14.000 penduduk berusia 15 - 49 tahun terinfeksi HIV. Dari
keseluruhan kasus baru 25% terjadi di Negara - negara berkembang
yang belum mampu menyelenggarakan kegiatan penanggulangan
yang memadai.
Angka pengidap HIV di Indonesia terus meningkat, dengan
peningkatan kasus yang sangat bermakna. Ledakan kasus HIV /
AIDS terjadi akibat masuknya kasus secara langsung ke masyarakat
melalui penduduk migran, sementara potensi penularan
dimasyarakat cukup tinggi (misalnya melalui perilaku seks bebas
tanpa pelindung, pelayanan kesehatan yang belum aman karena
belum ditetapkannya kewaspadaan umum dengan baik, penggunaan
bersama peralatan menembus kulit : tato, tindik, dll).
Pedoman Pelayanan Ruang Melati 39
RSUD BATANG
Penyakit Hepatitis B dan C, yang keduanya potensial untuk
menular melalui tindakan pada pelayanan kesehatan. Sebagai
ilustrasi dikemukakan bahwa menurut data PMI angka kesakitan
hepatitis B di Indonesia pada pendonor sebesar 2,08% pada tahun
1998 dan angka kesakitan hepatitis C dimasyarakat menurut
perkiraan WHO adalah 2,10%. Kedua penyakit ini sering tidak dapat
dikenali secara klinis karena tidak memberikan gejala.
Menurut World Health Organization (1999) jumlah pasien
Tuberkulosis (TB) di Indonesia sekitar 10% jumlah pasien TB di
dunia dan merupakan ke 3 terbanyak di dunia setelah India
dan China. Diperkirakan saat ini jumlah pasien TB di Indonesia
sekitar 5,8% dari total jumlah pasien TB didunia dan setiap tahun
terdapat 539.000 kasus baru. Insidens kasus TB BTA positif
sekitar 107 per 100.000 penduduk. Data Survei Tuberkulosis
Nasional tahun 2004 masih mendapatkan bahwa kasus baru
di Indonesia rata rata 110 per 100,000 penduduk dengan kematian
100,000 pertahun. Penyakit menular lewat udara (droplet airbone
disease) selain TBC juga morbili dan varicella.
Dengan munculnya penyebaran penyakit tersebut diatas
memperkuat keinginan untuk mengembangkan dan menjalankan
prosedur yang bisa melindungi semua pihak dari penyebaran infeksi.
Upaya pencegahan penyebaran infeksi dikenal melalui “Kewaspadaan
Umum“ atau “Universal Precaution” yaitu dimulai sejak dikenalnya
infeksi nosokomial yang terus menjadi ancaman bagi “Petugas
Kesehatan”.
Tenaga kesehatan sebagai ujung tombak yang melayani dan
melakukan kontak langsung dengan pasien dalam waktu 24 jam
secara terus menerus tentunya mempunyai resiko terpajan infeksi,
oleh sebab itu tenaga kesehatan wajib menjaga kesehatan dan
keselamatan darinya dari resiko tertular penyakit agar dapat bekerja
maksimal.
B. Tujuan
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. PENDAHULUAN
Dengan makin meningkatnya kesejahteraan masyarakat baik
dari sisi pendidikan, sosial ekonomi, maka kesadaran hukum juga
meningkat. Masyarakat menuntut pelayanan umum yang lebih baik
termasuk pelayanan dalam bidang kesehatan. Perkembangan
fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit makin meningkat dewasa
ini. Dilaksanakannya Undang- undang tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional dimana penerapan di rumah sakit telah merubah
system pembayaran yang semula fee for service menjadi pembayaran
berdasar paket pelayanan. Hal ini menimbulkan tantangan bagi
dunia rumah sakit bagaimana untuk tetap bisa bertahan dan
berkembang namun tetap bisa menjaga mutu pelayanan rumah
sakit.
B. LATAR BELAKANG
Sebagai Rumah Sakit pertama di kabupaten Batang yang berada
di jalur utama pantura, RSUD Batang selalu berupaya untuk terus
meningkatkan kemampuan pelayanan dengan melaksanakan
kegiatan peningkatan mutu dan keselamatan pasien secara
berkelanjutan.
Dari beberapa Indikator berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal rumah sakit, terdapat beberapa Indikator yang sudah
memenuhi standar namun ada beberapa Indikator yang belum
sesuai standar dan membutuhkan beberapa tahapan untuk
pemenuhannya yang akan dievaluasi terus menerus.
Dari Standar Input rawat inap adalah kamar mandi dengan
pengaman pegangan tangan karena merupakan bagian dari
keselamatan pasien.
Dari Standar rawat inap adalah Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan Rawat Inap karena merupakan penanggung jawab
pelayanan agar terjadi koordinasi dan kesinambungan pelayanan
Dari standar output rawat inap adalah kejadian pulang sebelum
dinyatakan sembuh (PAPS) dan Standar Outcome rawat inap adalah
kepuasan pasien sebagai evaluasi program pelayanan
Untuk pelaporan dan pencatatan Indikator mutu kunci,
pelaporan insiden keselamatan pasien belum terlaksana secara
konsisten.
Untuk standar yang belum memenuhi perlu dilakukan
intervensi agar secara bertahap dapat memenuhi standar yang
Pedoman Pelayanan Ruang Melati 44
RSUD BATANG
diharapkan. Hal tersebut membutuhkan komitmen dari semua
komponen di rumah sakit agar keberadaan Ruang Melati bisa
memenuhi harapan.
C. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Meningkatnya mutu dan keselamatan pasien di Ruang Melati
B. TUJUAN KHUSUS
Meningkatnya kepatuhan pencatatan dan pelaporan
Indikator mutu di Ruang Melati
Meningkatnya pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien
Meningkatnya kepatuhan pelaporan insiden keselamatan
pasien
Meningkatnya kompetensi SDM
Meningkatnya kepuasan pelanggan terhadap pelayanan
Ruang Melati
F. SASARAN
a. Sasaran Keselamatan Pasien :
angka kepatuhan identifikasi pasien (SKP1)
angka kepatuhan komunikasi verbal yang efektif/SBAR dan
TBK (SKP2)
angka kepatuhan cuci tangan (SKP5)
angka kejadian pasien jatuh (SKP6)
b. Indikator Area Managemen :
Angka kejadian jarum dibuang tidak pada tempatnya
(IAM9)
c. Standar Pelayanan Minimal :
Kamar mandi dengan pengaman pegangan tangan
Kepuasan pasien
Adanya DPJP setiap pasien
Pasien PAPS kurang dari 5%
d. Pelaporan insiden keselamatan pasien100%
e. Orientasi khusus karyawan baru 100%
f. Realisasi pelatihan yang direncanakan 50%
g. Penilaian kinerja individu 100%
h. Penilaian kinerja unit 100%
G. JADWAL PELAKSANAAN
b. Pelaporan.
Pelaporan Standar Pelayanan Minimal dilaporkan oleh Kepala
Ruang kepada Bagian Monitoring dan Evaluasi setiap 3 bulan
sekali.
Pelaporan Indikator mutu unit dan Indikator mutu kunci
dilaporkan oleh Kepala Ruang Melati kepada Komite PMKP
setiap bulan.
Pelaporan Insiden keselamatan Pasien dilaporkan maksimal
sesuai ketentuan kepada komite PMKP.
Penilaian Kinerja Individu dilaporkan oleh kepala Ruang Melati
kepada Kepala Bidang Keperawatan setiap 12 bulan.
Penilaian Kinerja Unit dilaporkan Kepala Instalasi Rawat Inap
kepada Direktur dan Komite PMKP setiap 6 bulan
c. Evaluasi.
Evaluasi Pencapaian Indikator mutu unit dan indikator mutu
kunci serta Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien dilakukan
oleh Komite PMKP dan dibahas tindak lanjutnya bersama
Kepala Ruang.
Evaluasi Penilaian Kinerja Individu dilakukan oleh Kepala
Bidang Keperawatan dan Indikator kinerja Unit dilakukan oleh
Kepala Instalasi Rawat Inap dan Komite PMKP untuk bahan
pembinaan karyawan dan pembinaan unit yang bersangkutan .
BAB IX
PENUTUP