PRAKTIK KEBIDANAN
Resume : Sistem Dokumentasi Rawat Jalan dan Rawat Inap
Dosen pengampu : Theresia Eugenie, SST, SKM, M.Kes.
Penyusun :
KELAS 1A
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
Jl. Arteri Jorr Jati warna Pondok Melati Pondok Gede
Website : http://www.poltekkesjakarta3.com
1. Definisi Rawat Jalan dan Rawat Inap
Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya,
tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap.
Pasien rawat jalan adalah pasien yang datang kerumah sakit, klinik, rumah
bersalin, bidan praktek mandiri untuk melakukan pemeriksaan karena adanya suatu
keluhan yang menganggu kegiatan sehari-harinya dan kondisinya tidak dalam
keadaan gawat darurat kemudian setelah dilakukan pemeriksaan secara subyektif dan
obyektif dan penegakan diagnose tidak memerlukan perawatan dirumah sakit atau
pasien cukup melakukan control secara rutin sesuai kondisinya dan bisa dilakukan
asuhan sendiri dirumah.
Sedangkan rawat inap (Opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan
pasien oleh tenaga kesehatan professional akibat penyakit tertentu,dimana pasien di
inapkan disuatu ruangan dirumah sakit.Ruang inap adalah ruang tempat pasien
dirawat. Ruangan ini dulunya sering hanya berupa bangsal yang dihuni oleh banyak
orang sekaligus. Standart pasien rawat inap dibagi dalam 3 kelompok :
a. Pasien yang tidak urgen, penundaan perawatan pasien tidak akan menambah
gawat penyakitnya.
b. Pasien yang urgen tetapi tidak gawat darurat dapat dimaksudkan ke dalam
daftar tunggu.
c. Pasien gawat darurat , diprioritaskan langsung diberi pelayanan demi
keselamatan jiwa pasien.
Pasien rawat inap adalah pasien yang datang ke rumah sakit, klinik, rumah
bersalin, bidan praktik mandiri untuk melakukan kegiatan sehari-harinya dan kondisinya
bisa dalam keadaan gawat darurat atau tidak kemudian setelah dilakukan pemeriksaan
secara subyektif dan obyektif dan penegakan diagnose memerlukan perawatan di rumah
sakit atau pasien harus diberikan asuhan secara berkesinambungan dan pengawasan ketat
oleh tenaga professional yakni dokter, bidan, perawat, dan tenaga medis lainnya dan
biasanya pasien tidak mampu melakukan asuhan sendiri terhadap tubuhnhya karena
kondisinya yang lemah atau harus tirah baring.
1. Pemberian layanan rawat inap adalah dokter spesialis, dan perawat dengan
minimal Pendidikan D3
2. Penanggung jawab pasien rawat inap adalah 100% dokter.
3. Ketersediaan pelayanan rawat inap terdiri dari anak, penyakit dalam, kebidanan,
dan bedah.
4. Jam kunjung dokter spesialis adalah pukul 08.00-14.00 setiap hari kerja.
5. Kejadian infeksipasca operasi kurang dari 1,5%
6. Kejadian infeksi nasokomial kurang dari 1,5%
7. Kematian pasien lebih dari 48 jam : kurang dari 0,24%
8. Kejadian pulang paksa kurang dari 5%
9. Kepuasan pelanggan lebih dari 90%
4. Jenis Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap
Jenis pelayanan rawat jalan di rumah sakit secara umum dapat dibedakan atas
4 macam yaitu :
1) Pelayanan gawat darurat (emergency services) yakni untuk menangani pasien
yang butuh pertolongan segera dan mendadak.
2) Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient services)
yakni yang memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan
kebutuhan pasien.
3) Pelayanan rujukan (referral services) yakni hanya melayani pasien-pasien
rujukan oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi,
sedangkan perawatan selanjutnya tetap ditangani oleh sarana kesehatan yang
merujuk.
4) Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services) yakni memberikan
pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang sama.
Adapun jenis-jenis metode penugasan rawat inap yang berkembang saat ini adalah
sebagai berikut:
a. Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu karena
masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat hanya
melakukan satu sampai dua jenis intervensi, misalnya merawat luka kepada semua pasien
di bangsal.
c. Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar rumah sakit.
Mendorong praktek kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat perencana
asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan
terus menerus antara pasien dengan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
d. Metode Kasus
Setiap pasien ditugaskan kepada semua perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap shift dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada
hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk perawatan khusus seperti :
isolasi, intensive, care.