Anda di halaman 1dari 22

Askeb Packa Persalinan

dan Menyusui

Topik : Konsep Dasar Masa Nifas


Sub Topik : Perubahan Fisiologi Masa Nifas

D-III Kebidanan
Penjelasan :

1. Perubahan tanda – tanda vital


2. Perubahan sistem reproduksi : uterus, vagina dan perineum.
3. Perubahan sistem pencernaan.
4. Perubahan sistem perkemihan.
5. Perubahan sistem muskuloskeletas / diastasis rectie abdominis.
6. Perubahan sistem endokrin
7. Perubahan sistem kardiovaskuler
8. Perubahan sistem hematology
9. Perubahan dinding perut
10. Perubahan berat badan
SUMBER PUSTAKA
Varney’s 1997, Varney Midwifery (BU I)
Brown, B 1996. Myles Text Book for Midwives Churchill Livingstone
Sweet, P Betty, 1997. Mayes Midwivery A Text Book for Midwifes. London, Paulline
Tindall.

D-III Kebidanan
PENDAHULUAN
Semua perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan akan
kembali normal selama masa postpartum, Bidan harus tahu
apakah perubahan – perubahan yang dialami ibu tersebut
normal atau tidak, agar bisa mengambil langkah – langkah yang
tepat dan sesuai.

Selain itu, bidan juga perlu memberitahu kepada ibu agar


mengetahui perubahan – perubahan tersebut yang dialami oleh
ibu. Karena efek perubahan tersebut secara langsung akan
dirasakan oleh ibu.

D-III Kebidanan
1. PERUBAHAN TANDA – TANDA VITAL.
Suhu
• TTV harus terus dipantau untuk mengetahui keadaan ibu.
• Suhu biasanya meningkat setelah persalinan sebesar 0,5 C dari suhu normal. Hal
ini harus dipantau selama persalinan. Suhu tubuh yang normal < 38C, Jika
suhunya > 38C, mungkin disebabkan dehydrasi karena persalinan yang lama
dan tidak cukup minum atau oleh infeksi.

Tekanan Darah
◼ Tekanan darah yang normal < 140/90 mmHg.
◼ Sebagian wanita mempunyai tekanan darah < 90/60 mmHg. Jika denyut
nadinya normal tekanan darah yang rendah seperti ini tidak akan menjadi
masalah. Akan tetapi, jika tekanan darahnya adalah < 90/60 mmHg dan
nadinya > 100x/menit, maka hal ini mengindikasikan adanya suatu masalah.
Mungkin ibu tersebut mengalami demam atau terlalu banyak mengeluarkan
darah.

D-III Kebidanan
Denyut Nadi
◼ Denyut nadi dan volume sekuncup serta curah jantung tetap
tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai
menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu
ke-8 sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke
frekuensi sebelum hamil. Frekuensi denyut nadi yang cepat atau
semakin meningkat dapat menunjukan hipovolemia akibat
perdarahan.

Pernapasan
▪ Pernapasan harus berada dalam rentang normal sebelum
melahirkan.

D-III Kebidanan
2. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI.
• Uterus

Involusi uterus/pengerutan uterus merupakan proses dimana uterus


kembali ke kondisi sebelum hamil dengan beratnya menjadi 50 -
60gr.
Tabel berikut menggambarkan
Bobot Uterus Diameter Uterus Palpasi Serviks Tinggi Fundus Uterus

Pada Akhir Persalinan 900-1000 gr 12,5cm Lembut/lunak Sepusat

Pada akhir minggu I 450-500 gr 7,5 cm 2 cm Setengah pusat symphisis

Pada akhir minggu II 200-300 gr 5,0 cm 1 cm


Akhir minggu VI 50-60 gr 2,5 cm Menyempit

Subinvolusi adalah kegagalan uterus untuk kembali pada keadaan


tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering adalah
tertahannya plasenta dan infeksi.
D-III Kebidanan
Kontraksi
• Pada primipara, tonus uterus meningkat sehingga uterus pada umumnya
tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami
multipara dan bisa menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang masa
awal puerperium.
• Rasa nyeri setelah melahirkan ini lebih dirasakan oleh ibu yang
melahirkan dengan uterus terlalu teregang (misalnya pada bayi besar,
bayi kembar).
• Selama 1 - 2 jam pertama postpartum intensitas kontraksi uterus bisa
berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting sekali untuk
mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan
oksitosin secara IV atau IM diberikan segera setelah plasenta lahir.
• Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri ini
karena keduanya merangsang kontraksi uterus.
• Ibu yang merencanakan menyusui bayinya, dianjurkan membiarkan
bayinya dipayudara segera setelah lahir karena isapan bayi pada
payudara merangsang pelepasan oksitosin.
D-III Kebidanan
• Lokhia
Lokhia adalah cairan yang dikeluarkan oleh uterus melalui
vagina pada masa nifas. Lokhia mempunyai reaksi basa yang
dapat membuat organisme berkembang lebih cepat daripada
kondisi asam yang ada pada vagina normal.
Lokhia mempunyai bau amis (anyir), meskipun tidak terlalu
menyengat, dan volumenya berbeda – beda pada setiap wanita.
Lokhia mengalami perubahan karena proses involusi.

Lokhia biasanya menetes dari muara vagina. Alirannya tetap


keluar dalam jumlah lebih besar saat uterus kontraksi, apabila
perdarahan bukan lokia darah menyembur dari vagina,
kemungkinan terdapat robekan pada serviks atau vagina selain
dari luka yang normal.

D-III Kebidanan
a. Lokhia Rubra
muncul pada hari 1 - hari ke 3 masa postpartum. Warnanya
biasanya merah dan mengandung darah dari robekan /luka pada
plasenta dan serabut dari decidua dan chorion.
b. Lokhia Sangunolenta
muncul pada hari ke 3 sampai hari ke 7 berwarna putih dan
bercampur darah.
c. Lokhia Serosa
muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 hari berikutnya. Berwarna
kecoklatan mengandung lebih sedikit darah dan lebih banyak
serum, juga terdiri dari lekosit dan robekan/laserasi plasenta.
d. Lokhia Alba
muncul setelah hari ke 14, warnanya lebih pucat (putih), putih
kekuningan dan mengandung lekosit, selput lendir serviks dan
selaput jaringan yang mati.

D-III Kebidanan
• Perubahan pada perinium
Berkurangnya sirkulasi progresteron mempengaruhi otot – otot
pada panggul, perineum, vagina dan vulva. Proses ini membantu
pemulihan kearah elastisitas normal dari ligamentum otot rahim.
Ini merupakan proses bertahap yang akan berguna apabila ibu
melakukan ambulasi dini, senam nifas dan mencegah timbulnya
konstipasi.

Progresteron juga meningkatkan pembuluh darah vagina dan


vulva selama kehamilan dan persalinan biasanya menyababkan
timbulnya beberapa hematoma dan edema pada jaringan ini
dan pada perineum

D-III Kebidanan
3. PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN
Pada masa nifas wanita akan merasa lapar segera setelah
melahirkan, sehingga ia dapat mengkonsumsi makanan ringan.
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anesthesia, dan
keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar → 2 kali dari
jumlah yang biasa dikonsumsi

Konstipasi akan menjadi masalah diawal masa nifas yang


merupakan akibat dari kekurangan nutrisi selama persalinan dan
penekanan defikasi (Ibu merasa sakit atau kurang pengetahuan
atau takut akan terjadi robekan jika ibu bergerak – gerak)

D-III Kebidanan
4. PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN
Kandung kencing dalam masa nifas kurang sensitif dan
kapasitasnya akan bertambah, mencapai 3000 ml pada 2 – 5
hari post partum. Hal ini akan mengakibatkan kandung
kencing penuh. Sisa urine dan trauma pada dinding kandung
kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Lebih
kurang 30 – 60 % wanita mengalami inkontinensial urine
selama periode post partum.

Bisa trauma akibat kehamilan dan persalinan, Anestisi epidural


dapat meningkatkan rasa penuh pada kandung kemih, dan
nyeri perineum terasa lebih lama, Dengan mobilisasi dini bisa
mengurangi hal diatas.

D-III Kebidanan
5. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAS / DIASTASIS RECTIE ABDOMINIS

Pada saat ibu berdiri dihari pertama setelah melahirkan, abdomennya


akan menonjol dan membuat ibu tersebut tampak seperti masih hamil.
Dalam 2 minggu setelah melahirkan, dinding abdomen akan rileks.
Diperlukan sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke
keadaan sebelum hamil. Kulit memperoleh kambali elastisitasnya,
tetapi sejumlah kecil striae menetap.
Pengembalian tonus otot bergantung kepada kondisi tonus sebelum
hamil, latihan fisik yang tepat, dan jumlah jaringan lemak. Pada
keadaan tertentu, dengan tampak ketegangan yang berlebihan
seperti bayi besar, hamil kembar, otot-otot dinding abdomen memisah,
suatu keadaan yang dinamai diastasis rekti abdominis. Apabila
menetap, efek ini dapat dirasa mengganggu pada wanita, tetapi
penanganan melalui upaya bedah jarang dibutuhkan. Seiring
perjalanan waktu, efek tersebut menjadi kurang terlihat.
D-III Kebidanan
6. PERUBAHAN SISTEM ENDOKRIN
Setelah melahirkan terdapat penurunan mendadak dan besar dari
kadar progesterone dan estrogen sehingga hormone prolaktin
meningkat. Hipofise menghasilkan oksitosin yang menyebabkan
pelepasan plasenta pada kala III persalinan sehingga dapat
mencegah perdarahan. Penurunan estrogen merangsang keluarnya
prolaktin dari adenohipofise. Pada wanita menyusui tingkat
prolaktin tetap tinggi.
Meskipun prolaktin plasma turun setelah kelahiran hingga
mencapai kadar yang lebih rendah daripada selama kehamilan,
isapan puting menimbulkan kadar prolaktin meningkat.
Rangsangan dari payudara mengurangi pelepasan faktor
menghambat prolaktin dari hipotalamus, yang pada akhirnya
menginduksi peningkatan sekresi sementara prolaktin oleh
hipofise.
D-III Kebidanan
7. PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER

Volume plasma menurun 1000 ml karena kehilangan darah pada


saat persalinan dan diuresis. Setelah 3 hari volume darah
mengingkat 1200 ml sebagai akibat cairan ekstra seluler ke intra
seluler. Total volume darah menurun 16 % setelah persalinan.

Peningkatan tekanan sistol dan distol 5 % selama 6 hari post


partum. Aktifitas fibrolik meningkat 2 jam pertama dan kembali 3-
5 hari post partum, faktor pembekuan lain menurun selama 1
minggu post partum.

D-III Kebidanan
8. PERUBAHAN SISTEM HEMATOLOGY
Pada wanita nifas haemoglobin, hematokrit dan erit rosit pada
dasarnya adalah meningkat yang merupakan hasil perubahan
volume plasenta dan volume sel darah merah. Perubahan ini terjadi
akibat hidrasi, volume cairan selama persalinan yang berkurang
dan pengurangan total volume darah yang meningkat pada saat
kehamilan.

D-III Kebidanan
9. PERUBAHAN DINDING PERUT
Pada masa nifas dinding perut akan mengendur setelah terjadi
peregangan setelah persalinan. Seluruh wanita memiliki derajat
diastase rektus, dimana keadaan ini merupakan pemisahan otot
rektus dengan perut. Keadaan ini tergantung kondisi otot pada setiap
wanita.
Jika wanita melakukan olah raga, akan mengembalikan kondisi
otot dinding perut dan akan menutup dilastasi rectum yang terjadi
setelah persalinan. Jika otot dinding perut tidak kembali, maka
jarak antara otot rektus tersebut akan terisi dengan lemak.
Kemudian wanita tidak memiliki otot yang kuat dalam kehamilan
berikutnya, hal ini dapat terjadi seperti perut gantung pada
multipara. kondisi ini dapat menyebabkan nyeri punggung dan
kepala bayi susah masuk panggul pada persalinan.

D-III Kebidanan
10. PERUBAHAN BERAT BADAN
Pada masa persalinan wanita akan kehilangan berat badan
rata-rata 12 Kg pada awal persalinan, kehilangan akan di
akumulasikan dari berat badan bayi, plasenta dan cairan
amnion, 5 kg yang lain akan hilang pada awal persalinan
terutama kehilangan cairan dimana terbesar kehilangan akibat
diuresis.

D-III Kebidanan
Kesimpulan

Perubahan fisiologi masa nifas


◼ Perubahan tanda-tanda vital → biasanya suhu akan
meningkat kurang lebih 0,5 oC.
◼ Perubahan sistim reproduksi → Uterus yang tadinya
membesar selama kehamilan pada saat nifas terjadi Involusi
uteri
◼ Perubahan sistim pencernaan → Biasanya pada ibu nifas
susah untuk BAB di karenakan takut untuk mengedan
pada saat BAB dan sering merasa lapar

D-III Kebidanan
- Perubahan sistim perkemihan → Kurangnya sensitif
untuk BAK di karenakan biasanya trauma akibat
kehamilan dan persalinan
- Perubahan sistem Muskuloseletal → Otot yang
mengalami ketegangan yang berlebihan saat
melahirkan sehingga tonus otot meningkat (dilatasis
rekti abdominis)
- Perubahan sistem endokrin → Terjadi penurunan
mendadak dan besar dari kadar progesteron dan
estrogen sehingga hormon prolaktin meningkat

D-III Kebidanan
◼ Perubahan sistem kardiovaskuler → Volume plasma menurun
kurang lebih 1000 ml karena kehilangan darah saat persalinan
dan di uresis
◼ Perubahan sistem Hematologi → Pada wanita nifas HB, HT dan
eritosit pada dasarnya meningkat karena terjadi perubahan
volume plasenta dan volume sel darah merah
◼ Perubahan pada dinding perut → Pada masa nifas dinding perut
akan mengendor dan terjadi peregangan setelah persalinan
◼ Perubahan Berat Badan → Pada masa nifas wanita akan
kehilangan BB rata-rata 12 kg pada awal persalinan

D-III Kebidanan
D-III Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai