dan Menyusui
D-III Kebidanan
Penjelasan :
D-III Kebidanan
PENDAHULUAN
Semua perubahan fisiologis yang terjadi selama kehamilan akan
kembali normal selama masa postpartum, Bidan harus tahu
apakah perubahan – perubahan yang dialami ibu tersebut
normal atau tidak, agar bisa mengambil langkah – langkah yang
tepat dan sesuai.
D-III Kebidanan
1. PERUBAHAN TANDA – TANDA VITAL.
Suhu
• TTV harus terus dipantau untuk mengetahui keadaan ibu.
• Suhu biasanya meningkat setelah persalinan sebesar 0,5 C dari suhu normal. Hal
ini harus dipantau selama persalinan. Suhu tubuh yang normal < 38C, Jika
suhunya > 38C, mungkin disebabkan dehydrasi karena persalinan yang lama
dan tidak cukup minum atau oleh infeksi.
Tekanan Darah
◼ Tekanan darah yang normal < 140/90 mmHg.
◼ Sebagian wanita mempunyai tekanan darah < 90/60 mmHg. Jika denyut
nadinya normal tekanan darah yang rendah seperti ini tidak akan menjadi
masalah. Akan tetapi, jika tekanan darahnya adalah < 90/60 mmHg dan
nadinya > 100x/menit, maka hal ini mengindikasikan adanya suatu masalah.
Mungkin ibu tersebut mengalami demam atau terlalu banyak mengeluarkan
darah.
D-III Kebidanan
Denyut Nadi
◼ Denyut nadi dan volume sekuncup serta curah jantung tetap
tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai
menurun dengan frekuensi yang tidak diketahui. Pada minggu
ke-8 sampai ke-10 setelah melahirkan, denyut nadi kembali ke
frekuensi sebelum hamil. Frekuensi denyut nadi yang cepat atau
semakin meningkat dapat menunjukan hipovolemia akibat
perdarahan.
Pernapasan
▪ Pernapasan harus berada dalam rentang normal sebelum
melahirkan.
D-III Kebidanan
2. PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI.
• Uterus
D-III Kebidanan
a. Lokhia Rubra
muncul pada hari 1 - hari ke 3 masa postpartum. Warnanya
biasanya merah dan mengandung darah dari robekan /luka pada
plasenta dan serabut dari decidua dan chorion.
b. Lokhia Sangunolenta
muncul pada hari ke 3 sampai hari ke 7 berwarna putih dan
bercampur darah.
c. Lokhia Serosa
muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 hari berikutnya. Berwarna
kecoklatan mengandung lebih sedikit darah dan lebih banyak
serum, juga terdiri dari lekosit dan robekan/laserasi plasenta.
d. Lokhia Alba
muncul setelah hari ke 14, warnanya lebih pucat (putih), putih
kekuningan dan mengandung lekosit, selput lendir serviks dan
selaput jaringan yang mati.
D-III Kebidanan
• Perubahan pada perinium
Berkurangnya sirkulasi progresteron mempengaruhi otot – otot
pada panggul, perineum, vagina dan vulva. Proses ini membantu
pemulihan kearah elastisitas normal dari ligamentum otot rahim.
Ini merupakan proses bertahap yang akan berguna apabila ibu
melakukan ambulasi dini, senam nifas dan mencegah timbulnya
konstipasi.
D-III Kebidanan
3. PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN
Pada masa nifas wanita akan merasa lapar segera setelah
melahirkan, sehingga ia dapat mengkonsumsi makanan ringan.
Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anesthesia, dan
keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar → 2 kali dari
jumlah yang biasa dikonsumsi
D-III Kebidanan
4. PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN
Kandung kencing dalam masa nifas kurang sensitif dan
kapasitasnya akan bertambah, mencapai 3000 ml pada 2 – 5
hari post partum. Hal ini akan mengakibatkan kandung
kencing penuh. Sisa urine dan trauma pada dinding kandung
kencing waktu persalinan memudahkan terjadinya infeksi. Lebih
kurang 30 – 60 % wanita mengalami inkontinensial urine
selama periode post partum.
D-III Kebidanan
5. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAS / DIASTASIS RECTIE ABDOMINIS
D-III Kebidanan
8. PERUBAHAN SISTEM HEMATOLOGY
Pada wanita nifas haemoglobin, hematokrit dan erit rosit pada
dasarnya adalah meningkat yang merupakan hasil perubahan
volume plasenta dan volume sel darah merah. Perubahan ini terjadi
akibat hidrasi, volume cairan selama persalinan yang berkurang
dan pengurangan total volume darah yang meningkat pada saat
kehamilan.
D-III Kebidanan
9. PERUBAHAN DINDING PERUT
Pada masa nifas dinding perut akan mengendur setelah terjadi
peregangan setelah persalinan. Seluruh wanita memiliki derajat
diastase rektus, dimana keadaan ini merupakan pemisahan otot
rektus dengan perut. Keadaan ini tergantung kondisi otot pada setiap
wanita.
Jika wanita melakukan olah raga, akan mengembalikan kondisi
otot dinding perut dan akan menutup dilastasi rectum yang terjadi
setelah persalinan. Jika otot dinding perut tidak kembali, maka
jarak antara otot rektus tersebut akan terisi dengan lemak.
Kemudian wanita tidak memiliki otot yang kuat dalam kehamilan
berikutnya, hal ini dapat terjadi seperti perut gantung pada
multipara. kondisi ini dapat menyebabkan nyeri punggung dan
kepala bayi susah masuk panggul pada persalinan.
D-III Kebidanan
10. PERUBAHAN BERAT BADAN
Pada masa persalinan wanita akan kehilangan berat badan
rata-rata 12 Kg pada awal persalinan, kehilangan akan di
akumulasikan dari berat badan bayi, plasenta dan cairan
amnion, 5 kg yang lain akan hilang pada awal persalinan
terutama kehilangan cairan dimana terbesar kehilangan akibat
diuresis.
D-III Kebidanan
Kesimpulan
D-III Kebidanan
- Perubahan sistim perkemihan → Kurangnya sensitif
untuk BAK di karenakan biasanya trauma akibat
kehamilan dan persalinan
- Perubahan sistem Muskuloseletal → Otot yang
mengalami ketegangan yang berlebihan saat
melahirkan sehingga tonus otot meningkat (dilatasis
rekti abdominis)
- Perubahan sistem endokrin → Terjadi penurunan
mendadak dan besar dari kadar progesteron dan
estrogen sehingga hormon prolaktin meningkat
D-III Kebidanan
◼ Perubahan sistem kardiovaskuler → Volume plasma menurun
kurang lebih 1000 ml karena kehilangan darah saat persalinan
dan di uresis
◼ Perubahan sistem Hematologi → Pada wanita nifas HB, HT dan
eritosit pada dasarnya meningkat karena terjadi perubahan
volume plasenta dan volume sel darah merah
◼ Perubahan pada dinding perut → Pada masa nifas dinding perut
akan mengendor dan terjadi peregangan setelah persalinan
◼ Perubahan Berat Badan → Pada masa nifas wanita akan
kehilangan BB rata-rata 12 kg pada awal persalinan
D-III Kebidanan
D-III Kebidanan