Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Pelayanan Rawat Jalan

Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis,


pengobatan, rehabilitasi medis dan pelayanan kesehatan lainya tanpa menginap di
rumah sakit. Pelayanan Rawat Jalan adalah salah satu fasilitas yang disediakan
oleh hamper seluruh Rumah Sakit di Indonesia. Masyarakat Indonesia sangat
membutuhkan pelayanan Rawat Jalan pada Rumah Sakit untuk menunjang usaha
dalam mencapai kesehatannya.

Pelayanan rawat jalan ini termasuk tidak hanya yang diselenggarakan oleh
sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal rumah sakit atau klinik,
tetapi juga yang diselenggarakan di rumah pasien (home care) serta di rumah
perawatan (nursing homes). Bentuk pertama dari pelayanan rawat jalan adalah
yang diselenggarakan oleh klinik yang ada kaitannya dengan rumah sakit (hospital
based ambulatory care). Jenis pelayanan rawat jalan di rumah sakit secara umum
dapat dibedakan atas 4 macam yaitu :

1. Pelayanan gawat darurat (emergency services) yakni untuk menangani


pasien yang butuh pertolongan segera dan mendadak.
2. Pelayanan rawat jalan paripurna (comprehensive hospital outpatient
services) yakni yang memberikan pelayanan kesehatan paripurna sesuai
dengan kebutuhan pasien.
3. Pelayanan rujukan (referral services) yakni hanya melayani pasien-pasien
rujukan oleh sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi,
sedangkan perawatan selanjutnya tetap ditangani oleh sarana kesehatan
yang merujuk.
4. Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services) yakni memberikan
pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang sama

Banyak faktor yang berperan sebagai penyebab makin berkembangnya pelayanan


dan juga sarana pelayanan berobat jalan ini. Jika disederhanakan, paling tidak
dapat dibedakan menjadi lima macam yaitu : ( Cambridge Research Institute,
1976; Avery dan Imdieke, 1984; Feste,1989):

1. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan


rawat jalan relatif lebih sederhana dan murah, dan karena itu lebih banyak
didirikan.
2. Kebijakan pemerintah yang untuk mengendalikan biaya kesehatan
mendorong dikembangkannnya sebagai sarana pelayanan rawat jalan.
3. Tingakat kesadaran kesehatan penduduk yangmakin meningkat, yang tidak
lagi membutuhkan pelayanan untuk mengobati penyakit saja, tetapi juga
untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan yang umumnya dapat
dilayanai oleh sarana pelayanan rawat jalan saja.
4. Kemajuan ilmu teknologi kedokteran yang telah dapat melakukan berbagai
tindakan kedokteran yang dulunya memerlukan pelayanan rawat inap,
tetapi pada saat ini cukup dilayani dengan pelayanan rawat jalan saja.
5. Utilisasi Rumah Sakit yang makin terbatas, dan karenanya untuk
meningkakan pendapatan, kecuali lebih megembangkan pelayanan rawat
jalan yang ada di rumah sakit juga terpaksa mendirikan berbagai sarana
pelayanan rawat jalan di luar Rumah Sakit.

2.2 Tujuan Pelayanan Rawat Jalan

Tujuan dari pelayanan rawat jalan adalah mengupayakan kesembuhan dan


pemulihan pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang
dapatdipertanggung jawabkan. (standart pelayanan Rumah sakit, dirjen yanmed
depkes RI thn 1999). Sedangkan Fungsi dari pelayanan rawat jalan adalah sebagai
tempatkonsultasi, penyelidikan, pemeriksaan dan pengobatan pasien oleh dokter
ahli dibidang masing-masing yang disediakan untuk pasien yang membutuhkan
waktu singkat untuk penyembuhannya atau tidak memerlukan pelayanan
perawatan. poliklinik juga berfungsi sebagai tempat untuk penemuan diagosis
dini, yaitu tempat pemeriksaan pasien pertama dalam rangka pemeriksaan lebih
lanjut dalam tahap pengobatan penyakit. Pelayanan rawat jalan dibagi menjadi
beberapa bagian atau poliklinik, menggambarkan banyaknya pelayanan
spesialistik, sub spesialistik dan pelayanan gigi spesialistik dari staf medis yang
ada pada rumah sakit.

2.3 Instalasi Rawat Jalan

Instalasi rawat jalan atau unit rawat jalan atau poliklinik, merupakan tempat
pelayanan pasien yang berobat rawat jalan sebagai pintu pertama apakah pasien
tersebut menginap atau tidak, atau perlu dirujuk ketempat pelayanan kesehatan
lainnya.

A. Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ)

TPPRJ atau lebih dikenal dengan sebutan tempat pendaftaran, merupakan tempat
dimana antara pasien dengan petugas rumah sakit melakukan kontak yang
pertama kali.

Sebelum tempat pendaftaran dibuka perlu disiapkan :

1. Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP)


2. Kartu Identitas Berobat (KIB)
3. Dokumen Rekam Medis
4. Buku register
5. Tracer
6. Buku Ekspedisi
7. Karcis pendaftaran pasien

Menanyakan kepada pasien yang datang, apakah sudah pernah berobat? Bila
belum berarti pasien baru dan bila sudah berarti pasien lama.

Pelayanan kepada pasien baru meliputi :

1. Menanyakan identitas pasien lengkap untuk dicatat pada formulir rekam


medis rawat jalan, KIB, dan KIUP.
2. Menyerahkan KIB kepada pasien dengan pesan untuk dibawa kembali bila
datang berobat berikutnya.
3. Menyimpan KIUP sesuai huruf abjad (alfabetik)
4. Menanyakan keluhan utamanya guna memudahkan untuk mengarahkan
pasien ke poliklinik yang sesuai.
5. Menanyakan apakah membawa surat rujukan. Bila membawa :

 Tempelkan pada formulir rekam medis rawat jalan.


 Baca isinya ditujukan kepada dokter siapa atau diagnosisnya, guna
mengarahkan pasien menuju poliklinik yang sesuai.
 Mempersilahkan pasien menunggu di ruang tunggu poliklinik yang sesuai.
 Mengirimkan dokumen rekam medis ke poliklinik yang sesuai dengan
menggunakan buku ekspedisi.

Pelayanan pasien lama, meliputi :

1. Menanyakan terlebih dahulu membawa KIB atau tidak.


2. Bila membawa KIB, maka catatlah nama dan nomor rekam medisnya
padatracerutnuk dimintakan dokumen rekam medis lama ke bagian
3. Bila tidak membawa KIB, maka tanyakanlah nama dan alamatnya untuk
dicari di KIUP.
4. Mencatat nama dan nomor rekam medis yang ditemukan di KIUP
pada traceruntuk dimintakan dokumen rekam medis lama ke bagian
5. Mempersilahkan pasien baru atau membayar di loket pembayaran.

B. Pelayanan pasien asuransi kesehatan disesuaikan dengan peraturan dan


prosedur asuransi penanggung biaya pelayanan kesehatan.

C. Merima dokumen rekam medis dari TPPRJ dengan menandatangani buku


ekspedisi.

D. Mengontrol pembayaran jasa pelayanan rawat jalan yang dibawa oleh pasien
dan dicatat dibuku register.

E. Memanggil pasien berurutan agar tidak terjadi antrian yang memanjang.


F. Merekap hasil laporan dari paramedis yang meliputi anamnese, diagnosis dan
tindakan yang dilakukan oleh tenaga medis maupun paramedis dimana laporan
tersebut sudah di tanda tangani oleh tenaga medis ataupun paramedis yang
menangani pasien tetrsebut.

G. Memberikan keterangan tentang penyakit kepada pasien dalam bentuk resume


medis

H. Apabila perlu dirawat, buatlah surat admission note kemudian dibawa ke


TPPRI

I. Apabila diperlukan membuat surat keterangan sakit atau sehat, dan surat
keterangan kematian.

J. Setelah selesai pelayanan, maka yang dilakukan adalah :

 Mencatat identitas pada buku register pendaftaran pasien rawat jalan,


 Mencocokan jumlah pasien dengan jumlah pendapatan pendaftaran rawat
jalan dengan kasir rawat jalan
 Membuat laporan harian tentang : Penggunaan nomor rekam medis, agar
tidak terjadi duplikasi
 Penggunaan formulir rekam medis, untuk pengendalian penggunaan
formulir rekam medis.
 Merekapitulasi jumlah kunjungan pasien baru dan lama, untuk keperluan
statistik rumah sakit.

Instalasi Rawat Jalan adalah tempat untuk diselenggarakan pelayanan preventif,


promotif dan kuratif dan rehabilitatif yang diselenggarakan dengan standar
tertentu tanpa menginap. Kebutuhan dan fungsi ruang-ruang rawat jalan adalah
a) sebagai ruang pemeriksaan
b) ruang tindakan
c) ruang perawat dan administrasi
d) ruang tunggu
e) ruang pertemuan dokter
f) Toilet pasien, petugas
g) spoelhock.
Adapun Lingkup kegiatan berasal dari berbagai poliklinik yang adayang telah
dikelompokanberdasarkan kebutuhan yaitu sebagai berikut :
1) Poliklinik Umum
2) Poli Gigi
3) Poliklinik Spesialis Dasar yaitu
 Poliklinik Penyakit Dalam
 Poliklinik Bedah umum
 Poliklinik Kebidanan dan Kandungan
 Poliklinik Anak
4) Poliklinik spesialis lainnya
 Poliklinik Mata,
 Poliklinik THT
 Poliklinik Kulit
 Ortopedi
 Urologi
 Poliklinik Paru
 Poliklinik Jantung
 Poliklinik Jiwa
 Poliklinik saraf
 Variasi lainnya dikembangkan sesuai kebutuhan
Tabel Fungsi Instalasi Rawat Jalan :
2.4 Standar Pelayanan Rawat Jalan

Berdasarkan Keputusan Menteri kesehatan Nomor: 129/Menkes/SK/II/2008


tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar minimal rawat jalan
adalah sebagai berikut:

1. Dokter yang melayani pada Poliklinik Spesialis harus 100 % dokter


spesialis
2. Rumah sakit setidaknya harus menyediakan pelayanan klinik anak, klinik
penyakit dalam, klinik kebidanan, dan klinik bedah.
3. Jam buka pelayanan adalah pukul 08.00 – 13.00 setiap hari kerja, kecuali
hari Jumat pukul 08.00 – 11.00
4. Waktu tunggu untuk rawat jalan tidak lebih dari 60 menit.
5. Kepuasan pelanggan lebih dari 90 %.

2.5 Alur dan Prosedur Pelayanan Rawat Jalan

Hubungan antar unit di rawat jalan :


Prosedur pelayanan di Instalasi Rawat Jalan adalah sebagai berikut:
a. Pasien lama maupun baru mendaftar di loket pendaftaran, kemudian data
pasien dicatat dalam rekam medik dan kemudian status pasien dikirimkan
ke tenaga medis di masing-masing poliklinik yang dituju pasien;
b. Pasien menunggu antrian pemeriksaan di ruang tungguuntuk masing-
masing poliklinik;
c. Setelah dilakukan pemeriksaan kemudian pasien:
 Diberikan resep untuk dibeli/ditukar di Apotek;
 Pulang dengan catatan harus kembali pada hari berikutnya; atau
dapat langsung pulang tanpa harus kembali lagi;
 Rujukan ke penunjang medis;
 Pengantar ke rawat inap;
 Dilakukan tindakan medis di kamar tindakan.
d. Setelah dilakukan pemeriksaan, rekam medik pasien tersebut setelah
selesai jam kerja, diambil oleh petugas rekam medis untuk pengolahan
data dan diarsipkan dibagian rekam medis;
e. Rincian biaya tindakan medik, biaya pemeriksaan penunjang medik
dibayar oleh pasien pada loket pembayaran yang telah ditentukan. Bukti
pembayaran merupakan bukti untuk pengambilan hasil dari loket
pemeriksaan penunjang;
f. Pasien yang akan dirawat di Instalasi Rawat Inap, diberikan surat
pengantar rawat oleh dokter yang memeriksa, dan dibawa ke loket
pendaftaran rawat inap sekaligus mengurus semua persyaratan
administrasi rawat inap.
Alur pelayanan rawat jalan :

Alur proses Pasien Rawat Jalan :


Alur pemeriksaan pasien di rawat jalan :

2.6 Isi dan Formulir Pelayanan Rawat Jalan

Formulir rekam medis rawat jalan :


1. Lembar umum terdiri dari :
a. Identitas Pasien
b. Ringkasan pasien rawat jalan
c. Catatan poliklinik
d. Konsultasi
e. Hasil pemeriksaan
2. Lembar spesifik terdiri dari :
a. Evaluasi sosial
b. Evaluasi psikologis
c. Data dasar medis
d. Data dasar nurse atau perawat
e. Catatan lanjutan medis
f. Salinan resep
g. Catatan lajutan nurse
h. KIUP
i. Buku Register

2.7 Mutu Pelayanan Rawat Jalan

Sama halnya dengan berbagai pelayanan kesehatan lainnya, maka


salah satu syarat pelayanan rawat jalan yang baik adalah pelayanan yang
bermutu. Karena itu untuk dapat menjamin mutu pelayanan rawat jalan
tersebut, maka program menjaga mutu pelayanan rawat jalan perlu pula
dilakukan.
Untuk ini diperhatikan bahwa sekalipun prinsip pokok program
menjaga mutu pada pelayanan rawat jalan tidak banyak berbeda dengan
berbagai pelayanan kesehatan lainnya, namun karena pada pelayanan
rawat jalan ditemukan beberapa ciri khusus, menyebabkan
penyelenggaraan program menjaga mutu pada pelayanan rawat jalan
tidaklah semudah yang diperkirakan, ciri-ciri khusus yang dimaksud
adalah:
1. Sarana, prasarana serta jenis pelayanan rawat jalan sangat beraneka ragam,
sehingga sulit merumuskan tolak ukur yang bersifat baku.
2. Tenaga pelaksana bekerja pada sarana pelayanan rawat jalan umumnya
terbatas, sehingga di satu pihak tidak dapat dibentuk suatu perangkat khusus yang
diserahkan tanggung jawab penyelengaraa program menjaga mutu, dan pihak lain,
apabila beban kerja terlalu besar, tidak memiliki cukup waktu untuk
menyelengarakan program menjaga mutu.
3. Hasil pelayanan rawat jalan sering tidak diketahui, ini disebabkan karena
banyak dari pasien tidak datang lagi ke klinik.
4. Beberapa jenis penyakit yang datang ke sarana pelayanan rawat jalan adalah
penyakit yang dapat sembuh sendiri, sehingga penilaian yang objektif sulit
dilakukan.
5. Beberapa jenis penyakit yang datang ke sarana pelayanan rawat jalan adalah
mungkin penyakit yang telah berat dan bersifat kronis, sehingga menyulitkan
pekerjaan penilaian.
6. Beberapa jenis penyakit yang datang berobat datang kesarana pelayanan rawat
jalan mungkin jenis penyakit yang penanggulangannya sebenarnya berada di luar
kemampuan yang dimiliki. Keadaan yang seperti ini juga akan menyulitkan
pekerjaan penilaian.
7. Rekam medis yang dipergunakan pada pelayanan rawat jalan tidak selengkap
rawat inap, sehingga data yang diperlukan untuk penilaian tidak lengkap
8. Perilaku pasien yang datang kesarana pelayanan rawat jalansukar dikontrol, dan
karenanya sembuh atau tidaknya suatu penyakit yang dalami tidak sepenuhnya
tergantung dari mutu pelayanan yang diselenggarakan.
DAFTAR PUSTAKA
http://lely2790ueu.blogspot.com/2015/10/pelayanan-rawat-jalan-yang-baik.html?
m=1 diakses pada 31 Maret 2020
http://hernita.weblog.esaunggul.ac.id/2016/01/20/manajemen-pelayanan-rawat-
jalan-yang-ideal-di-rumah-sakit/ diakses pada 31 Maret 2020

http://upkp2.batangkab.go.id/standar-minimal-dalam-pelayanan-rawat-jalan-dan-
rawat-inap-di-rumah-sakit/

https://prezi.com/ku4rvxolhksn/instalansi-rawat-jalan/

http://rerenabilae.blogspot.co.id/2014/01/hallo.html

http://hernita.weblog.esaunggul.ac.id/2016/01/20/manajemen-pelayanan-rawat-
jalan-yang-ideal-di-rumah-sakit/
Modul I Manajemen Pelayanan Medik RS. Politeknik Alislam.
https://politeknikalislam.ac.id/download/Modul%20Manajemen
%20Pelayanan%20RS.pdf

Anda mungkin juga menyukai