BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Pengertian rumah sakit Berdasarkan Permenkes No. 147 tahun 2010
tentang Perijinan Rumah Sakit adalah:
a. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang bertugas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
b. Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
c. Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan
lainnya.
d. Rumah Sakit Publik adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang bersifat nirlaba.
e. Rumah Sakit Privat adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh badan hukum
dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.
2. Fungsi Rumah Sakit
Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 fungsi rumah sakit
sebagai berikut:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
16
B. Rekam Medis
1. Pengertian Rekam Medis
Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis
adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan
kepada pasien.
Menurut Departemen Kesehatan tahun 2006 rekam medis adalah
keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas, anamnesis
penentuan fisik, laboratorium, diagnosis, tindakan medik yang diberikan
pada pasien serta pengobatan, baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun
yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
17
Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat yang akan berobat
ke poliklinik adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan rumah sakit.
2. Sistem Penamaan
Sistem penamaaan pada dasarnya untuk membedakan identitas
kepada seorang pasien serta untuk mempermudah atau memperlancar di
dalam memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang berobat
kerumah sakit.
Cara penulisan akan memudahkan seorang penulisan akan
memudahkan seorang penulis dalam mengambil berkas rekam medis
ditempat penyimpanan apa bila sewaktu-waktu berkas rekam medis di
perlukan. Adapun penulisan nama sebagai berikut:
a. Nama Orang Indonesia
1) Nama Tunggal
Nama orang dapat terdiri dari satu kata, dua kata atau lebih.
Nama orang yang hanya terdiri dari satu kata, diindeks sebagai mana
nama itu disebut.
Contoh :
Nama Asli Diindeks
Soimah Soimah
22
2) Nama Keluarga
Nama orang Indonesia yang mempunyai nama keluarga,
diindeks menurut kata ahir (nama keluarga) sebagai kata pengenal
diikuti tanda koma, baru kemudian namanya sendiri.
Contoh :
Nama Asli Diindeks
Hening Gardjito Gardjito, Hening
Kuswanti Trunosemito Trunosemito, Kuswanti
c) Nama Bayi
Bila terjadi seorang bayi yang baru lahir hingga saat pulang
belum mempunyai nama maka penulisannya adalah Kartono.
Bayi binti (Nn), bila bayi lahir wanita dan orang tua beragama
islam. Ritonga, bayi, bila bayi lahir laki – laki dan orang tuanya
beragama Kristen.
g. Gelar-gelar
a. Gelar bangsawan adalah merupakan bagian dari indeks seperti
nama
Contoh :
Nama Asli Diindeks
RA Kartini Kartini, RA
Teuku Umar Umar, Teuku
Contoh :
Nama Asli Diindeks
Sumarno Notonegoro, Notonegoro, Sumarno
SH (SH)
KRT. Bangkit Bangkit, KRT Trunosemito
Trunosemito, MSc (MSc)
h. Petunjuk silang
Petunjuk silang ialah alat penunjuk dari indeks yang tidak
dipergunakan kepada indeks yang dipakai atau petunjuk
hubungan antara indeks yang dipakaidengan indeks lainnya
yang juga dipakai.penunjukan silang ada 2 macam yaitu
penunjukan langsung dan tidak langsung (penunjuk tidak
langsung kita bicarakan). Penunjukan silang langsung adalah
penunjukan tentang seseorang yang memiliki lebih dari satu
nama atau dokumen yang mengandung lebih dari satu masalah
(tentang dokumen tidak kita bicarakan). Untuk petunjuk
langsung di gunakan kata “lihat” atau tanda “X” atau samaran
ditujukan kepada nama yang sebenarnya.
Contoh :
Nama Asli Diindeks
Unyil alias Sumiati Sumiati lihat Unyil
atau
Sumiati X Unyil
3. Sistem penomoran
Sistem penomoran atau dikenal dengan istilah numbering system
penting artinya untuk kesinambungan informasi, tujuan memberikan nomor
pada dokumen rekam medis adalah mempermudah pencarian kembali
dokumen rekam medis yang telah terisi sebagai informasi medis tentang
pasien saat pasien datang kembali berobat di sarana pelayanan kesehatan
yang sama. Ada 3 sistem pemberian nomor yaitu:
a. Pemberian Nomor Cara Seri
Pemberian nomor cara seri dikenal dengan nama Serial Numbering
System (SNS) adalah suatu sistem penomoran diamana setiap pasien yang
berkunjung kerumah sakit atau puskesmas selalu mendapat nomor yang
baru. Pada sistem ini, KIB dan KIUP tidak diperlukan karena seorang
pasien dapat memiliki lebih dari satu nomor rekam medis.
b. Pemberian Nomor Secara Unit
27
46 99 97
98 27 65
18 27 22
b. Desentralisasi
Desentralisasi adalah sistem penyimpanan dengan cara memisakan
dokumen rekam medis antara rawat jalan, rawat inap, gawat darurat,
terpisah dengan tempat rak penyimpanan. Rekam medis di simpan di satu
tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis pasien di simpan di bagian
pencatatan medis.
6. Sistem Retensi, Penyusutan, Penilaian Nilai Guna dan Pemusnahan
a. Sistem Retensi
Sistem retensi yaitu kegiatan memisahkan atau memindahkan
antara dokumen rekam medis yang masih aktif dengan dokumen rekam
medis yang dinyatakan in aktif di ruang penyimpanan (filling).
Tujuannya adalah mengurangi beban penyimpanan dokumen rekam
medis dan menyiapkan kegiatan penilaian nilai guna rekam medis untuk
kemuadian diabadikan atau dimusnahkan. Dokumen rekam medis yang
telah di retensi akan di simpan di ruang penyimpanan in aktif
berdasarkan tanggal terakhir pasien berobat dan bedasarkan diagnosis
penyakit pasien.
Tabel 3.4
Jadwal retensi arsip berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pelayanan Medis
No. HK.00.1.5.01160 tahun 1995
No Kelompok Aktif IN AKTIF
RJ RI RJ RI
1. Umum 5 th 5 th 2 th 2 th
2. Mata 5 th 10 th 2 th 2 th
3. Jiwa 10 th 5 th 5 th 5 th
4. Orthopedi 10 th 10 th 2 th 2 th
5. Kusta 15 th 15 th 2 th 2 th
6. Ketergantungan Obat 15 th 15 th 2 th 2 th
7. Jantung 10 th 10 th 2 th 2 th
8. Paru 5Th 10 th 2 th 2Th
Keterangan: RJ= Rawat jalan; RI= Rawat Inap.
Sumber : Depkes RI (2006)
b. Tata Cara Penyusutan Berkas Rekam Medis
Penyusutan berkas rekam medis di lakukan dengan cara yaitu:
31
1) Memindahkan berkas rekam medis in aktif dari file aktif ke rak file in
aktif dengan cara memilah pada rak file penyimpanan sesuai dengan
tahun kunjungan.
2) Memikrofilmisasi berkas rekam medis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3) Memusnahkan berkas rekam medis yang telah di mikrofilm dengan
cara tertentu sesuai ketentuan yang berlaku.
4) Dengan cara melakukan scaner pada berkas rekam medis.
c. Penilaian Nilai Guna
Penilaian nilai guna rekam medis adalah suatu kegiatan penilaian
terhadap formulir-formulir rekam medis yang masih perlu diabadikan
atau sudah boleh dimusnahkan. Penilaian nilai guna dilakukan oleh Tim
Pemusnah yang ditetapkan oleh Direktur rumah sakit atau pimpinan
sarana pelayanan kesehatan sesuai aturan yang berlaku. Tata cara
penilaian formulir rekam medis yaitu berkas rekam medis yang telah 2
tahun in aktif. Indikator yang digunakan untuk menilai berkas rekam
medis in aktif adalah:
1) Seringnya rekam medis digunakan untuk pendidikan dan penelitian
2) Mempunyai nilai guna:
a) Primer yaitu:
i. Administrasi,
ii. Hukum,
iii. Keuangan dan
iv. Iptek.
b) Sekunder yaitu:
i. Pembuktian dan
ii. Sejarah.
d. Sistem Pemusnahan Dokumen Rekam Medis
Pemusnahan adalah suatu kegiatan menghancurkan secara fisik
dokumen rekam medis yang sudah berakhir masa fungsi dan tidak
memiliki nilai guna, rusak, tidak terbaca dan tidak dapat dikenali baik isi
32
tetapi karena tidak sesuai lagi dengan perkembangan yang ada sehingga
perlu disesuaikan dengan pembentukan SIRS VI. SIRS VI terdiri dari
rekapitulasi laporan (RL) sebagai berikut:
Formulir RL 1.1 Data Dasar Rumah Sakit
Formulir RL 1.2 Indikator Pelayanan Rumah Sakit
Formulir RL 1.3 Fasilitas Tempat Tidur
Formulir RL 2 Ketenagaan
Formulir RL 3.1 Kegiatan Pelayanan Rawat Inap
Formulir RL 3.2 Kegiatan Pelayanan Rawat Darurat
Formulir RL 3.3 Kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut
Formulir RL 3.4 Kegiatan Kebidanan
Formulir RL 3.5 Kegiatan Perinatologi
Formulir RL 3.6 Kesehatan Pembedahan
Formulir RL 3.7 Kegiatan Radiologi
Formulir RL 3.8 Pemeriksaan Laboratorium
Formulir RL 3.9 Pelayanan Rehabilitasi Medik
Formulir RL 3.10 Kegiatan Pelayanan Khusus
Formulir RL 3.11 Kegiatan Kesehatan Jiwa
Formulir RL 3.12 Kegiatan Keluarga Berencana
Formulir RL 3.13 Pengadaaan Obat, Penulisan & Pelayanan Resep
Formulir RL 3.14 Kegiatan Rujukan
Formulir RL 3.15 Cara Bayar
Formulir RL 4a Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap
Formulir RL 4a Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Penyebab
Kecelakaan
Formulir RL 4b Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan
Formulir RL 4b Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Penyebab
Kecelakaan
Formulir RL 5 Data Bulanan
Formulir RL 5.1 Pengunjung Rumah Sakit
Formulir RL 5.2 Kunjungan Rawat Jalan
35
Indeks pasien adalah salah satu tabulasi katalog yang berisi nama
semua pasien yang pernah berobat dirumah sakit. Cara penyimpanan
disusun alphabet seperti susunan kata-kata dalam kamus. Sedangkan
lamanya penyimpanan kartu indeks pasien sama dengan lama
penyimpanan berkas rekam medis.
2) Indeks penyakit
Indeks penyakit dan indeks operasi adalah tabulasi yang berisi
kode penyakit dan kode operasi pasien yang berobat di rumah sakit.
Informasi yag ada di kartu ini adalah:
a) Nomor kode
b) Judul, bulan, tahun.
c) Nomor pasien
d) Jenis kelamin
e) Umur
3) Indeks dokter
Indeks dokter adalah suatu tabulasi data yang berisi nama dokter
yang memberi pelayanan medik pada pasien kegunaanya adalah untuk
menilai kinerja dokter dan sebagai bukti pengendalian.
4) Indeks kematian
Kegunaan indeks kematian adalah statistik menilai mutu
pelayanan dasar, menambah dan meningkatkan peralatan atau tenaga.
Cara penyimpanan indeks kematian dengan cara disusun menurut
nomor indeks kematian.
Informasi yang tetap dalam indeks kematian:
a) Nama pasien
b) Nomor rekam medis
c) Jenis kelamin
d) Umur
e) Kematian: kurang dari satu jam setelah operasi
f) Dokter yang merawat
g) Hari perawatan
37
h) Wilayah
4. Filling
Filling adalah segala tindakan atau perbuatan atau kegiatan yang
berhubungan dengan masalah pengumpulan, klasifikasi, penyimpanan,
penempatan, pemeliharaan dan distribusi atas surat-surat, catatan-catatan,
perhitungan-perhitungan, grafik-grafik, data ataupun informasi yang lain
dan tindakan tersebut dilakukan dengan setepat-tepatnya dalam rangka
melakakukan suatu proses manajemen serta catatan maupun surat tersebut
dapat ditemukan kembali dengan mudah.
1) Prosedur Pengambilan Kembali Rekam Medis
a) Setelah ada permintaan untuk peminjaman, maka sebelum
dilakukan pengambilan kembali dibuatkan bon peminjaman
(rangkap 3).
b) Menyimpan bon peminjaman pada dokumen rekam medis, out
guide dan pada kotak bon peminjaman di unit rekam medis atau
ditempat yang meminjamnya.
c) Menyimpan out guide pada tempat rekam medis yang diambil.
d) Apabila ada perpindahan peminjaman maka dicatat pada slip
transfer dan diberitakan ke unit rekam medis dan slip disimpan.
a. Meretensi dokumen rekam medis sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan sarana pelayanan kesehatan.
b. Memisahkan penyimpanan dokumen rekam medis in-aktif dari dokumen
rekam medis aktif.
c. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis.
d. Menyimpan dokumen rekam medis yang dilestarikan.
e. Membantu dalam pelaksanaan pemusnahan formulir rekam medis.
(DepKes RI, 2006).
kesehatan.
kata lain, uraian pekerjaan menjelaskan tentang apa yang harus dikerjakan,
39
mengerjakannya.
dibuatnya rekam medis secara baik dan benar oleh tenaga kesehatan pada
medis yang baik bergantung pada petugas rekam medis itu sendiri, dengan
maksimal.
tahun per kategori sumber daya manusia. Standar beban kerja untuk suatu
Rumus:
habis pakai, frekuensi kegiatan dalam suatu hari, minggu, bulan, serta
Rumus :
Rumus:
serta menyesuaikan dengan uraian pekerjaan yang ada pada unit kerja
yang akan diteliti sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan beban kerja
F. Analisa Mutu
1. Pengertian
Mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang di satu pihak dapat
menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai
dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan
(Azrul, 2010).
41
Dilihat dari BOR (Bed Occupancy Rate), BTO (Bed Trun Over),
LOS (Length Of Stay), TOI (Turn Over Internal), NDR (Nett Death
Rate) dan GDR (Gross De
Rumus :
(jumlah hari perawatan di rumah sakit) × 100%
(jlh tempat tidur × jlh hari dalam satu periode)
2) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya
pasien dirawat)
Rumus :
(jumlah lama dirawat)
(jlh pasien keluar (hidup + mati))
3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
Rumus :
((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
4) BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)
Rumus :
Jumlah pasien dirawat (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)
5) NDR (Net Death Rate)
Rumus :
Jumlah pasien mati > 48 jam × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
6) GDR (Gross Death Rate)
Rumus :
Jumlah pasien mati seluruhnya × 100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
c. Pelayanan Rawat Darurat
Dihitung dari jumlah pasien Gawat Darurat dan jumlah pasien
Gawat Darurat meninggal.
43
G. Analisa SWOT
1. Pengertian
4. Pemodelan SWOT
a. Pembobotan