DEFINISI
RUANG LINGKUP
A. Landasan Hukum
Instalasi Rekam Medis di RS Musi Medika Cendikia adalah merupakan bagian yang
harus terselenggara sesuai dengan :
1. Undang-undang Tenaga Kesehatan pasal 2 (Lembaran Negara Tahun 1963 No.
78).
2. Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1966 tentang wajib simpan rahasia
kedokteran.
3. Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga rekam medis.
4. Surat KeputusanMenkes RI No.034/BIRHUP/1972. Ada kejelasan bagi rumah
sakit menyangkut kewajibannya untuk menyelenggarakan rekam medis dengan
segala kegiatannya menunjang pelayanan medis yang diberikan kepada pasien,
meliputi membuat rekam medis berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan, serta merawat statistik
yang telah up to date. Melalui peraturan-peraturan tentang rekam medis, diharapkan
rumah sakit dapat menyelenggarakan rekam medis berjalan sebagaimana yang
diharapkan.
5. Permenkes No.749a/MENKES/PER/XII/1989 tentang rekam medis merupakan
landasan hukum yang harus dipedomani bagi semua tenaga medis dan para medis
serta tenaga kesehatan lainnya yang terlibat di dalam penyelenggaraan rekam medis.
6. SK Dir Jen Yan Medik tahun 1991, Nomor : 78/Yan.Med/RS.Um.Dik/YMU/I/91
tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Rekam Medis di Rumah Sakit.
7. Permenkes RI No 575/Men.Kes/Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis.
Instalasi Rekam Medis RS Musi Medika Cendikia Palembang memiliki beberapa kebijakan
khusus sebagai berikut :
1. Setiap pasien RS Musi Medika Cendikia Palembang memiliki satu nomor Rekam
Medis.
2. Penyimpanan rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap disimpan di dalam
satu tempat.
3. Data minimal yang harus ada dalam formulir rekam medis rawat inap dan rawat
jalan. Assesmen yang dilakukan dalam perawatan inap terdiri dari assesment bayi
(0-28 hari), assesment anak (28 hari– 17 tahun) dan assesment dewasa (lebih dari
17 tahun) serta bila ada kasus khusus, maka dokter/DPJP dapat mengambil status
lokalis di bagian logistik rekam medis.
4. Praktisi kesehatan yang memiliki akses pada berkas Rekam Medis adalah Dokter,
Perawat, Bidan, Nutrisionis, ahli Farmasi, ahli Anestesi, Penata Rontgen, Tenaga
Laboratorium dan Perekam Medis.
5. Setiap pasien yang pulang rawat inap dibuatkan Ringkasan Perawatan Pasien
(Resume Medis).
6. Seluruh pelayanan dokumen rekam medis dilaksanakan oleh petugas rekam medis.
7. Setiap pasien yang masuk ke RS Musi Medika Cendikia Palembang dientry
melalui admission / registrasi.
8. Permintaan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepentingan pengobatan
pasien dan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan dan pinjaman menggunakan
bon peminjaman.
9. Penanggung Jawab Rawat Inap bertanggung jawab atas kembalinya berkas rekam
medis pasien rawat inap yang keluar perawatan dalam waktu tidak lebih dari 1 x
24 jam sesuai check list pasien pulang.
10. Semua profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien
diwajibkan
a. menulis seluruh pelayanan yang diberikan pada lembar rekam medis yang sudah
ditentukan, dengan tulisan jelas dan bisa dibaca, dilengkapi dengan tanda
tangan/paraf dan nama jelas.
b. mengisi catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan lengkap tiap 1 x 24 jam.
11. Pelayanan konsul dituliskan dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi di
formulir rekam medis rawat inap maupun rawat jalan dengan mencantumkan cap
konsul,nama dan tanda tangan dokter/DPJP yang melakukan konsul.
12. Berkas rekam medis yang telah dikembalikan ke Rekam Medis Instalasi Rekam
Medis yang belum lengkap, wajib dilengkapi oleh profesi tenaga kesehatan yang
bersangkutan.
13. Semua profesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada pasien
diwajibkan membuat kembali asesmen rawat inap bila pasien sudah mendapatkan
pelayanan rawat inap 1 (satu) bulan (assesmen ulang).
14. Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab atas laporan berkala yang telah
ditetapkan, baik untuk kepentingan eksternal maupun internal.
15. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang wajib ditempelkan pada lembar
rekam medis yang telah ditetapkan.
16. Bagian Rekam Medis Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab atas tersedianya
informasi kegiatan pelayanan dan indikator rumah sakit yang telah ditetapkan.
17. Seluruh pelayanan rekam medis wajib berorientasi pada kepuasan pelanggan.
18. Bagi pasien yang memerlukan data rekam medis, dapat diberikan resume atau
ringkasan perawatan pasien, hasil pemeriksaan dan riwayat pelayanan telah
diberikan.
19. Ketentuan tentang standarisasi Kode Diagnosa menggunakan ICD 10
20. Ketentuan tentang standarisasi Kode tindakan menggunakan ICD 9 CM
21. Ketentuan tentang standarisasi definisi, simbol dan singkatan yang boleh dan tidak
boleh digunakan.
22. Penyusutan (retensi) rekam medis dilaksanakan secara rutin sesuai jangka waktu 5
tahun setelah kunjungan terakhir (selanjutnya dialihkan ke media elektronik).
23. Petugas Rekam Medis bertanggungjawab atas pengembalian dan pendistribusian
berkas rekam medis.
24. Privasi dan kerahasiaan informasi serta akses data yang dapat diketahui
sejauhmana bila diperbolehkan didalam Rekam Medis.
25. Lama waktu penyimpanan Rekam Medis dan data serta informasi adalah selama 5
tahun sesuai Permenkes nomor 269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis.
26. Otorisasi siapa yang berhak mengisi Rekam Medis adalah Dokter, Dokter gigi,
Perawat, Bidan, Nutrisionis, ahli Anestesi, Penata Rontgen, Tenaga Laboratorium
sesuai dengan permenkes nomor 749a/Menkes/Xii/1989 tentang rekam medis.
27. Review Rekam Medis tertutup dilaksanakan tiap tanggal 1 awal bulan di Instalasi
Rekam Medis dengan mengambil sampel 20% berkas rekam medis pasien pulang.
28. Melakukan koreksi tentang pengisian Rekam Medis.
29. Petugas rekam medis bertanggung jawab atas penyimpanan rekam medis in aktif,
termasuk rekam medis pasien meninggal.
30. Pemusnahan rekam medis in aktif dilakukan oleh Panitia yang dibentuk oleh
manajemen RS Musi Medika Cendikia Palembang (tidak dilakukan oleh bagian
Rekam Medis sendiri).
B. Aspek Persyaratan Hukum
Rekam medis harus memenuhi obyek persyaratan hukum (PERMENKES 749a/89)
yaitu :
1. Rekam medis tidak ditulis dengan pensil.
2. Tidak ada penghapusan.
3. Coretan, ralatan sesuai dengan prosedur, tanggal dan tanda tangan.
4. Tulisan jelas, terbaca.
5. Ada tanda tangan dan nama petugas.
6. Ada tanggal dan waktu pemeriksaan tindakan.
7. Ada lembar persetujuan tindakan.
TATA LAKSANA
Tata cara penerimaan pasien yang akan berobat ke poliklinik ataupun yang akan
dirawat adalah sebagian dari sistem prosedur pelayanan RS Musi Medika Cendikia
Palembang, dapat dikatakan bahwa disinilah pelayanan pertama kali yang diterima oleh
seorang pasien saat tiba di rumah sakit, maka tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa di
dalam tata cara penerimaan inilah seorang pasien mendapatkan kesan baik ataupun tidak
baik dari pelayanan rumah sakit. Tata cara melayani pasien dapat dinilai baik bilamana
dilaksanakan oleh petugas dengan sikap yang ramah, sopan, tertib dan penuh tanggung
jawab.
Dilihat dari segi pelayanan di rumah sakit, pasien yang datang dapat dibedakan menjadi :
1. Pasien yang dapat menunggu
- Pasien berobat jalan yang datang dengan perjanjian.
- Pasien yang datang tidak dalam keadaan gawat.
2. Pasien yang harus segera ditolong (pasien gawat darurat).
PASIEN LAMA
TUNGGU PANGGILAN
PENDAFTARAN
PEMERIKSAAN
PENUNJANG MENUJU POLI RAWAT JALAN KONSUL
RAWAT INAP
PULANG
KETENTUAN UMUM PENERIMAAN PASIEN RAWAT INAP :
PENDAFTARAN
TUNGGU PANGGILAN
Prosedur selama pasien di ruang perawatan yang berkaitan dengan rekam medis antara
lain :
(1) Perawat menambah formulir-formulir tambahan yang diperlukan oleh dokter
maupun perawat sendiri yang telah disiapkan di konter perawatan.
(2) Selama perawatan, perawat mencatat semua data perawatan yang diberikan dari
mulai saat pasien tiba di ruang sampai pasien tersebut pulang, dipindahkan atau
meninggal di dalam berkas rekam medis rawat inap.
1. Sistem Penulisan
Sesuai dengan regulasi dari buku Standar Akreditasi Rumah Sakit tahun 2011, pada
Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) 19.4 dimana fokus evaluasi review
rekam medis adalah pengisian waktu, dapat terbacanya isi rekam medis dan analisa
kelengkapannya, maka dalam pengisian rekam medis RS Musi Medika Cendikia
Palembang mengatur bahwa isi dari berkas rekam medis harus dapat terbacanya
oleh dua orang petugas yang dapat dipilih acak untuk membacanya tulisan yang ada
di dalam rekam medis tersebut. Bilamana tidak terbaca salah seorang, maka pengisi
rekam medis tersebut harus mencoret, member paraf, tanggal dan nama, diikuti
pengulangan penulisan koreksi tersebut dengan huruf cetak.
2. Sistem penamaan
Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada seorang pasien
serta untuk membedakan antara pasien yang satu dangan pasien yang lainnya,
sehingga mempermudah/memperlancar didalam memberikan pelayanan rekam
medis kepada pasien yang datang berobat ke rumah sakit. Di RS Musi Medika
Cendikia Palembang menggunakan sistem penamaan langsung yaitu yang ditulis
dalam data base adalah nama pasien sendiri berdasarkan kartu tanda pengenal dan
dapat ditambahkan sesuai dengan wawancara terakhir.
Prinsip utama yang harus ditaati oleh petugas pencatat adalah : nama pasien harus
lengkap, minimal terdiri dari dua suku kata. Dengan demikian, nama pasien yang
akan tercantum dalam rekam medis akan menjadi satu diantara kemungkinan ini :
- Nama pasien sendiri, apabila namanya sudah terdiri dari dua suku kata.
- Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama suami, apabila pasien seorang
perempuan bersuami.
- Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (biasanya nama ayah).
Dalam sistem penamaan pada rekam medis, diharapkan :
- Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang disempurnakan.
- Sebagai pelengkap, bagi pasien perempuan diakhir nama lengkap ditambah Ny.
Atau Nn sesuai dengan statusnya.
- Pencatuman titel selalu diletakkan sesudah nama lengkap pasien.
- Perkataan Tuan, Saudara, Bapak, tidak dicantumkan dalam penulisan nama
pasien.
3. Perbaikan Pengisian dalam Rekam Medis
Rekam medis adalah alat bukti adanya pelayanan medis yang diberikan oleh
provider dengan kliennya, dengan demikian semua yang termaktub dalam form
rekam medis yang telah diisi dan diverifikasi oleh provider tersebut secara hukum
harus dapat dipertanggungjawabkan secara administratif dan hukum. Setiap koreksi
kata-kata atau angka-angka yang ada didalamnya juga mempunyai makna hukum
yang menunjukkan adanya human error atau equipment /tools error, namun hal ini
tetap dapat dilayakan bila ada upaya untuk menunjukkan suatu perbaikan yang tidak
ditutup-tutupi demi keberhasilan pelayanan medis. Dengan demikian dalam rekam
medis tidaklah diperkenankan untuk melakukan tip-ex atau penutupan kata atau
angka dengan stiker/kertas yang ditempel, tetapi petugas pelayanan harus
melakukan pencoretan dengan garis pada bagian kata atau angka yang salah dan
memberikan paraf, nama petugas dan tanggal perbaikan disana sebagai bentuk
verifikasi perbaikan, selanjutnya menuliskan di dekat perbaikan tersebut data
sebenarnya yang benar dan akurat.
5. Sistem Penomoran
Rekam medis pada RS disimpan menurut nomor, yaitu menggunakan “ Unit
Numbering System “ sistem ini memberikan satu unit rekam medis baik kepada
pasien berobat jalan maupun pasien untuk dirawat.inap. Pada saat seorang penderita
berkunjung pertama kali ke RS Musi Medika Cendikia Palembang apakah sebagai
penderita berobat jalan ataupun untuk dirawat inap, kepadanya diberikan satu nomor
(admitting number) yang akan dipakai selamanya untuk kunjungan seterusnya,
sehingga rekam medis penderita tersebut hanya tersimpan di dalam satu berkas di
bawah satu nomor.
50 93 26
Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir (terminal digit filling system)
ada 100 kelompok angka pertama (primary section) yaitu 00 sampai dengan 99.
Pada waktu menyimpan, petugas harus melihat angka-angka pertama dan membawa
rekam medis tersebut ke daerah rak penyimpanan untuk kelompok angka-angka
pertama yang bersangkutan. Pada kelompok angka pertama ini rekam medis-rekam
medis disesuaikan urutan letaknya menurut angka kedua, kemudian rekam medis
disimpan di dalam urutan sesuai dengan kelompok angka ketiga, sehingga dalam
setiap kelompok penyimpanan nomor-nomor pada kelompok angka ketigalah
(tertiary digits) yang selalu berlainan.
Sebagai contoh :
Banyak keuntungan dan kebaikan dari pada sistem penyimpanan angka akhir,
seperti:
Latihan dan bimbingan bagi petugas penyimpanan dalam hal sistem angka
akhir, mungkin lebih lama dibandingkan latihan menggunakan sistem nomor
langsung, tetapi umumnya petugas dapat dilatih dalam waktu yang tidak terlalu
lama.
Sesuai dengan regulasi dari Pada berkas rekam medis pasien tercantum simbol dan
singkatan sebagai berikut:
1 # FRAKTUR
2 † MENIGGAL DUNIA
3 6-MP 6-Merkaptopurin
4 A. Arteri
5 A. Arteri
8 AB Abortus
12 Abd Abduksi
14 ac Ante Coenam
15 AC acromioclavicular
ACD
17 (CARDIOLOGIST) ALVEOLAR CAPILLARY DYSPLASIA
21 AD Alternating Dose
23 Add Adduksi
26 AF Atrial Fibrilasi
NO SINGKATAN ISTILAH
33 AI AORTA INSUFFISIENSY
50 ANT Anterior
51 Ant Anterior
53 AP Anteroposterior
56 APP Appendicitis
APS
58 (CARDIOLOGIST) ANGINA PECTORIS STABIL
APS
59 (NEUROLOGIST) ACUTE PARALITIC SYNDROME
APS
60 (NEUROLOGIST) ACUTE PARALITIC SYNDROME
61 AR Aorta Regurgitasi
62 AR AORTIC REGURGITATION
71 AS Aorta Stenosis
84 BB Berat Badan
85 BB Borderline Borderline
92 BD Bilirubin Direct
94 BI Bilirubin Indirect
96 BL Borderline Lepramatosa
97 BMD BONE MINERAL DENCITY
119 CA Cancer
148 CK Citokeratin
DISSEMINATED INTRAVASCULAR
215 DIC COAGULATION
246 Dx Dextra
249 EC Electrocauter
293 FR Fraktur
297 Fx Fraktur
320 GO Gonore
333 HD Hemodialisis
352 HT Hypertension
364 IF Imunofluoresens
369 IL Interleukin
370 IM IntraMuskular
MAGNETIC RESONANCE
486 MRCP CHOLANGIOPANCREATOGRAPHY
TANDA BAHAYA/PERINGATAN(LINGKARAN
499 n HARUS WARNA MERAH
500 N. Nervus
501 N.(nama saraf) Nervus
504 NF NeuroFibroma
517 OA Osteoarthritis
533 Os Osseus
560 PG Prostaglandin
629 Ro Rontgen
654 SI Sacroilliac
678 Sx Sinistra
684 TB Tuberculosis
715 TP Thrombocytepenia
719 TR Trauma
742 V. Vena
772 PEREMPUAN
3) Label Warna
Pada map tercetak warna-warna berdasarkan sistem angka akhir untuk memudahkan
dalam menyimpan dan menemukan kembali rekam medis, dengan ketentuan warna
sebagai berikut:
2 Unggu 7 Coklat
4) Stiker Warna
Petugas Rekam medis akan menempelkan label warna pada berkas rekam medis
pasin di sudut kanan atas persis dibawah barisan nomor rekam medis sesuai dengan
warna yang telah ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut :
5) Tulisan Alergi
Diisi dengan alergi yang diderita oleh pasien dan ditandai dengan stiker kotak yang
berwarna merah.
6) Tulisan Rahasia
Tulisan Rahasia pada map rekam medis.
Alat penyimpan rekam medis yang dipakai adalah lemari rekam medis
dengan kerangka besi permanen dan jarak antara dua buah rak untuk lalu lalang.
4. Penunjuk Penyimpanan
Pada deretan berkas rekam medis yang disimpan di rak diberi tanda
penunjuk guna mempercepat pekerjaan menyimpan dan menemukan rekam medis.
Jumlah penunjuk tergantung dari rata-rata tebalnya sebagian besar map-map rekam
medis tersebut. Untuk berkas rekam medis yang tebalnya sedang diberi penunjuk
setiap 50 map. Makin tebal map-map rekam medis makin banyak penunjuk harus
dibuat. Rekam medis yang aktif lebih banyak memerlukan penunjuk daripada
rekam medis-rekam medis yang kurang aktif.
Alat penunjuk ini, agar dipilih model yang kuat tahan lama dan mudah
dilihat. Pinggir penunjuk ini harus lebih lebar, menonjol sehingga angka-angka
yang dicantumkan disitu gampang terlihat. Pada setiap penunjuk ditulis 2 angka
(untuk sistem terminal digit maupun middle digit). Contoh penunjuk untuk terminal
digit, section 84 ditulis sebagai berikut:
00 01 02 03 04
-- -- -- -- --
84 84 84 84 84
Angka diatas adalah kelompok angka kedua, angka yang dibawah adalah
kelompok pertama. Dalam terminal digit filling, map pertama yang diletakkan
dibelakang penunjuk 00/84 adalah map-map dengan nomor 00-00-84 diikuti 01-00-
84, 02-00-84,03-00-84, dan seterusnya, penunjuk ini permanen.
Rumah sakit wajib tetap memelihara indeks, register dan kartu lintasan
yang berisi data-data dasar seperti : tanggal masuk/keluar rumah sakit, nama dokter
yang bertanggung jawab, diagnosa dan operasi.
1. Penyusutan
Penyusutan rekam medis adalah suatu kegiatan pengurangan arsip dari
rak penyimpanan dengan cara memindahkan arsip rekam medis in aktif dari rak
aktif ke rak in aktif dengan cara memilah pada rak penyimpanan sesuai dengan
tahun kunjungan.
Tujuan :
1. Rekam medis yang telah memenuhi syarat untuk dimusnahkan dilaporkan kepada
Direktur RS Musi Medika Cendikia Palembang.
2. Direktur RS Musi Medika Cendikia Palembang membuat Surat Keputusan
tentang Pemusnahan Rekam Medis dan menunjuk tim pemusnah, sekurang-
kurangnya beranggotakan: Ketua Usahaan, Unit Penyelenggara Rekam Medis,
Unit Pelayanan, Komite Medik.
3. Tim pemusnah melaksanakan dan membuat Berita Acara Pemusnahan yang
disahkan Direktur RS Musi Medika Cendikia Palembang.
1. Dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter spesialis yang
melayani pasien di RS Musi Medika Cendikia Palembang.
2. Dokter tamu yang merawat pasien di RSIA Bunda Nonii Palembang.
3. Tenaga para medis perawatan dan non perawatan yang terlibat langsung
dalam pelayanan antara lain ; Perawat, Perawat Gigi, Bidan, Tenaga
Laboratorium Klinik, Gizi, Anastesi, Penata Rontgen, Rehabilitasi Medis,
Rekam Medis dan lain sebagainya.
Dalam hal dokter ke luar negeri maka yang melakukan
tindakan/konsultasi kepada pasien yang mengisi rekam medis adalah dokter yang
ditunjuk oleh Direktur RS Musi Medika Cendikia Palembang.
2. Pencatatan(Recording)
Rekam medis mempunyai pengertian yang sangat luas, tidak hanya sekedar
kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya
merupakan salah satu kegiatan dari pada penyelenggaraan rekam medis.
Untuk mendapatkan pencatatan data medis yang baik, ada beberapa hal yang
harus diperhatikan oleh dokter dan ahli-ahli di bidang kesehatan lainnya, yaitu:
2. Isi rekam medis untuk pasien rawat inap sekurang- kurangnya memuat :
a. Identitas pasien;
b. Tanggal dan waktu;
c. Hasil anamnesis, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e. Diagnosis;
f. Rencana penatalaksanaan;
g. Pengobatan dan/atau tindakan;
h. Persetujuan tindakan bila diperlukan;
i. Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan;
j. Ringkasan pulang (discharge summary);
k. Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan tertentu yang
memberikan pelayanan kesehatan;
l. Pelayanan lain yang dilakukan oleh tenaga kesehatan tertentu; dan
m. Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik.
Setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien harus tercatat pada berkas rekam
medis yang telah tersedia bagi pemberi pelayanan sebagai fasilitas komunikasi dan
informasi. Setiap formulir rekam medis memiliki judul dan nomor formulir.
Perakitan rekam medis pasien rawat inap kasus bayi lahir meliputi :
- Pembatas Masuk
- Ringkasan Masuk & Keluar
- Riwayat Kelahiran
- Instruksi Dokter
- Catatan Perkembangan
- Lembar Konsultasi
- Catatan Perawat
- Grafik Bayi
- Pengawasan Khusus
- Hasil Pemeriksaan Laboratorium
- Hasil Pemeriksaan Radiodiagnostik
- Salinan Resep
- Resume/Laporan kematian
G. KODING (CODING)
Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada di dalam rekam medis harus diberi
kode dan selanjutnya diindeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi
untuk menunjang fungsi perencanaan, managemen, dan riset bidang kesehatan.
Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization) bertujuan untuk
menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala dan factor yang
mempengaruhi kesehatan.
Kecepatan dan ketepatan Koding dari suatu diagnosis sangat tergantung kepada
pelaksana yang menangani rekam medis tersebut yaitu:
Tenaga rekam medis sebagai pemberi kode bertanggung jawab atas keakuratan
kode dari suatu diagnosis yang sudah ditetapkan oleh tenaga medis. Oleh karenanya
untuk hal yang kurang jelas atau yang tidak lengkap, sebelum koding ditetapkan,
komunikasikan terlebih dahulu pada dokter yang membuat diagnosis tersebut.
Untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas rekam medis
harus membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat. Disamping kode penyakit,
berbagai tindakan lain juga harus dikoding sesuai klasifikasi masing-masing.
Koding Penyakit (ICD-10)
Pembedahan/Tindakan (ICDPIM)
Koding Obat-obatan
Laboratorium
Radiologi
Dokter (pemberi pelayanan)
Alat-alat
Dan lain-lain
H. Indeksing
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat kedalam
indeks-indeks menggunakan kartu indeks. Didalam kartu indeks tidak boleh
mencantumkan nama pasien .
a. Indeks Pasien
Pengertian :
Adalah data base komputer yang berisi nama semua pasien yang pernah
berobat di RS Musi Medika Cendikia.
- Nama lengkap, jenis kelamin, umur, alamat, tempat dan tgl lahir, pekerjaan.
Kegunaan:
Data base ini adalah kunci untuk menemukan berkas rekam medis pasien.
Cara Penyampaian :
- Data base tersusun secara alphabet seperti susunan kata-kata dalam kamus.
- Data base ini digunakan untuk mencari berkas rekam medis pasien yang tidak
membawa kartu berobat sehingga dapat dicari berdasarkan nama pasien.
- Data base di kontrol setiap hari oleh Petugas di Unit Rekam Medis sehingga data
selalu up to date.
b. Indeks Penyakit (Diagnosis) dan Operasi
Pengertian :
Indeks penyakit dan indeks operasi adalah suatu data base yang menyimpan kode
diagnosa penyakit maupun tindakan operasi setiap pasien yang berobat di RS Musi
Medika Cendikia Palembang.
Data base ini dapat untuk mengindeks penyakit maupun tindakan operasi sesuai
dengan informasi yang diinginkan untuk keperluan sbb:
Adalah data base yang berisi nama dokter yang memberikan pelayanan medik
kepada pasien.
Kegunaan :
- Nama penderita
- Nomor RekMed
- Jenis Kelamin
- Umur
- Kematian : kurang dari sejam post operasi
- Dokter yang merawat
- Hari Perawatan
- Wilayah.
Kegunaan :
a. Intruduction ( pendahuluan )
b. Kelompok daftar tabulasi
c. Kode kondisi tertentu.
d. Petunjuk yang digunakan dalam daftar tabulasi
e. Kategori karakteristik perintah
2. Menggunakan buku ICD - 10 Volume III berisi tentang :
b. Indentifikasi tipe panyakit/luka atau kondisi lain di dalam buku ICD-10 Vol. I.
c. Cari kata dasar ( Lead term )
d. Baca dan catat petunjuk kata dasar (di garis bawahi).
e. Rujuk di buku ICD - 10 Volume III
f. Rujuk di buku ICD - 10 Volume I
Lalu Tentukan kode penyakit tersebut.
a. Pada saat rekam medis dikembalikan ke bagian rekam medis, harus disortir
menurut nomor, sebelum disimpan. Hal ini membantu menemukan rekam medis
yang diperlukan tetapi tidak ada dalam tempat penyimpanan dan memudahkan
pekerjaan penyimpanan.
b. Hanya petugas-petugas rekam medis yang dibenarkan menangani rekam medis,
pengecualian diberikan kepada pegawai rumah sakit yang bertugas pada sore hari
dan malam hari. Dokter-dokter, staf rumah sakit, pegawai-pegawai dari bagian
lain tidak diperkenankan mengambil rekam medis dari tempat penyimpanannya.
Pada waktu sore hari petugas-petugas kamar darurat atau pengawas perawatan,
harus menyimpan rekam medis yang telah dikembalikan pada tempat yang telah
ditentukan (di bagian Rekam Medis).
c. Rekam medis yang sampulnya rusak atau lembarannya lepas, harus segera
diperbaiki, untuk mencegah makin rusak/hilangnya lembaran-lembaran yang
diperlukan.
d. Pengamatan terhadap penyimpanan harus dilakukan secara periodik, untuk
menemukan salah simpan dan melihat kartu pinjaman yang rekam medisnya masih
belum dikembalikan.
e. Rekam medis dari pegawai-pegawai sub bagian rekam medis itu sendiri atau
rekam medis yang berkenaan dengan proses hukum, jangan disimpan ditempat
penyimpanan biasa, harus disimpan ditempat khusus diruangan pimpinan bagian
rekam medis, sedang ditempat penyimpanan biasa diberi petunjuk.
f. Petugas penyimpanan harus memelihara kerapian dan teraturnya rak-rak
penyimpanan yang menjadi tanggung jawabnya.
g. Rekam medis yang sedang diproses/dipakai oleh petugas sub bagian rekam medis
harus diletakkan diatas meja/rak tertentu dengan maksud bahwa rekam medis
tersebut setiap saat dapat dipergunakan.
h. Rekam medis yang sangat tebal harus dijadikan 2 atau 3 jilid.
i. Petugas yang mengepalai kegiatan penyimpanan harus membuat laporan rutin
kegiatan yang meliputi :
- Jumlah rekam medis yang dikeluarkan setiap hari dari rak penyimpanan untuk
memenuhi permintaan.
Petugas bagian Rekam Medis tidak dapat mengirim satu-satu rekam medis
secara rutin pada saat-saat diminta mendadak. Untuk ini bagian-bagian lain yang
memerlukan (untuk darurat) harus mengirim petugasnya untuk mengambil sendiri
ke bagian Rekam Medis.
Form yang juga harus diperhatikan untuk unsur penunjang klaim adalah :
12 RM 007 (RM 05 REV) Catatan Pemberian Obat DPJP, Perawat dan Petugas
Halaman 2 - 3 (oral dan Injeksi) farmasi
13 RM 007 (RM 05 REV) Catatan Pemberian Infus Dokter, Perawat dan Petugas
Halaman 4 dan Pemakaian Alat Farmasi
Kesehatan
14 RM 008 Hal 1 Monitoring dan Evaluasi Perawat
Skala Jatuh (skala Morse
pada status dewasa dan
Humpty Dumpty pada
status anak dan bayi)
15 RM 009 Hal 1 - 2 Kardeks Pasien Perawat
Di dalam berkas rekam medis terdapat identifikasi pasien yang minimal berisi :
nama pasien, nomor rekam medis, nomor register, umur pasien, jenis kelamin,
ruang/kelas perawatan.
Pemberian nomor ada 2 penomoran yaitu nomor rekam medis dan nomor register ;
1. Diagnosa dan tindakan ditulis lengkap pada ringkasan pulang dan lembar masuk-
keluar tanpa mempergunakan simbol atau singkatan.
2. Simbol dan singkatan yang telah distandarisasikan dapat digunakan pada berkas
rekam medis selain pada no.1 di atas.
3. Tanda bahaya terkait dengan pasien, alergi makanan dan pemakaian obat ditulis di
formulir rekam medis yang mudah terlihat dan terbaca dengan jelas.
4. Pada lembar ringkasan masuk dan keluar pasien rawat inap, dokter yang merawat
menuliskan diagnosa utama, diagnosa sekunder, sebab luar cedera dan sebab
kematian serta prosedur/tindakan yang dilakukan sesuai dengan terminologi medis,
serta membubuhkan tanda tangan dan nama terang.
5. Diagnosa utama, diagnosa sekunder, sebab luar cidera dan sebab kematian yang
telah ditulis dokter pada lembar ringkasan masuk dan keluar dikode oleh petugas
rekam medis berdasarkan International Statistical Classification Diseases and
Health Problems 10th Revision (ICD 10) sedangkan untuk prosedur/tindakan diberi
kode berdasarkan International Classification of Deseases 9th Revision Clinical
Modification (ICD-9-CM).
R. PELAPORAN
1. Laporan Eksternal Rumah Sakit
a. Laporan RL 3 (data kegiatan pelayanan)
b. Laporan RL 4 (data morbiditas/mortalitas)
Laporan RL 4a (data keadaan morbiditas pasien rawat inap tahunan)
Laporan RL 4a.1(data keadaan morbiditas pasien rawat inap bulanan)
Laporan RL 4b (data keadaan morbiditas pasien rawat jalan)
Laporan RL 4b.1(data keadaan pasien rawat jalan surveylans terpadu)
Laporan RL 4c (data status imunisasi)
c. Laporan RL 5 (data kunjungan dan data 10 besar penyakit)
Laporan RL 5.1 (jumlah pengunjung rumah sakit baru dan lama)
Laporan RL 5.2 (kunjungan rawat jalan per poliklinik)
Laporan RL 5.3 (data 10 besar penyakit rawat inap)
Laporan RL 5.4 (data 10 besar penyakit rawat jalan)
d. W2 (laporan wabah mingguan)
e. PTM (laporan penyakit tidak menular)
f. STD (laporan penyakit tanssexual)
g. Laporan kematian ibu dan balita
h. KDRS (laporan DBD)
DOKUMENTASI
Lembaran dokumentasi Berkas Rekam Medis pasien rawat inap terdiri dari
lembaran-lembaran umum dan lembaran-lembaran khusus, serta lembaran-lembaran
diagnostik/terapi.