PEMULANGAN PASIEN
(DISCHARGE PLANNING)
Jl. Demang Lebar Daun No. 62 Kel. Demang Lebar Daun, Kec. Ilir Barat I .
Palembang - Sumatera Selatan. 30137
Telp. (0711) 446272, 441345
E-mail : rsmmcpalembang@gmail.com, Web : www.rsmmcpalembang.id
DAFTAR ISI
Tujuan
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Discharge Planning yang efektif juga menjamin perawatan yang
berkelanjutan disaat keadaan yang penuh dengan stress. Rencana pulang yang dimulai pada
saat pasien masuk rumah sakit dan secara periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan
segera dilaksanakan, periksa apakah pasien / orang terdekat telah mendapat instruksi
tertulis atau intruksi verbal tentang penanganan, obat – obatan, dan aktivitas yang boleh
dilakukan di Rumah. Tanda dan gejala yang menunjukkan perlunya kontak yang
terus – menerus dengan pelayanan kesehatan perlu ditinjau. Discharge planning
bertujuan memberikan informasi kepada klien dan keluarga pada saat pasien datang
pertama kali di rumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini berlaku pada semua lini pelayanan Rumah Sakit, yang meliputi : UGD,
Rawat Jalan, Ruang Perawatan, Ruang Tindakan (OK) dan sarana penunjang medis.
BAB III
TATA LAKSANA
Discharge planning merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan harus sudah
dimulai sejak awal pasien masuk ke rumah sakit (untuk rawat inap yang telah
direncanakan sebelumnya / elektif) dan sesegera mungkin pada pasien-pasien non-
elektif.
a. Saat pasien tidak lagi memerlukan perawatan rumah sakit, pasien sebaiknya
dipulangkan dan memperoleh discharge planning yang sesuai.
b. Yang berwenang memutuskan bahwa pasien boleh pulang atau tidak adalah DPJP /
konsultan penanggungjawab pasien (atau oleh orang lain yang mendapat delegasi
kewenangan dari konsultan).
c. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya berperan aktif dalam perencanaan dan
pelaksanaan pemulangan pasien.
d. Lakukan penilaian pasien secara menyeluruh (holistik)
e. Nilailah kondisi fisik, mental, emosional, dan spiritual pasien
f. Pertimbangkan juga aspek sosial, budaya, etnis, dan financial pasien
g. Tentukan tempat perawatan selanjutnya (setelah pasien dipulangkan dari rumah
sakit) yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pasien. Penentuan tempat ini
dilakukan oleh DPJP dan tim perawatan bersama dengan penanggungjawab pasien.
Berikut adalah beberapa contoh tempat perawatan:
1. Perawatan di rumah dengan penggunaan peralatan tambahan untuk
menunjang perawatan pasien
2. Pemulangan pasien ke rumah tanpa perlu perawatan khusus
3. Perawatan di rumah dengan didampingi oleh perawat / pendamping pasien
4. Rumah sakit / fasilitas perawatan jangka panjang
5. Fasilitas keperawatan yang terlatih
6. Rumah perawatan umum, seperti panti jompo, dan sebagainya.
h. Jika tempat perawatan selanjutnya tidak memadai (tidak dapat memenuhi
kebutuhan pasien), maka pasien tidak dapat dipulangkan.
i. Tim discharge planners (DPJP, PPJP, Karu, Tim PKRS) harus berusaha untuk
mencari tempat perawatan yang dapat menunjang kebutuhan pasien.
j. Pastikan terjadinya komunikasi efektif antara pelaksanaan perawatan primer,
sekunder, dan sosial untuk menjamin bahwa setiap pasien menerima perawatan dan
penanganan yang sesuai dan adekuat.
k. Petugas rumah sakit sebaiknya melakukan komunikasi dengan dokter keluarga
pasien / tim layanan primer mengenai rencana pemulangan pasien.
l. Identifikasi pasien-pasien yang memerlukan perawatan khusus / ekstra seperti
kebutuhan perawatan kebersihan diri, sosial, dan sebagainya. Usahakan untuk
memenuhi kebutuhan pasien dan berikan dukungan tambahan.
m. Diskusikan kembali dengan pasien dan buatlah kesepakatan mengenai rencana
keperawatan
n. Finalisasi rencana keperawatan dan aturlah proses pemulangan pasien
o. Pastikan bahwa pasien dan keluarga / pendamping telah memperoleh informasi
yang adekuat.
p. Hak pasien sebelum dipulangkan:
1. Memperoleh informasi yang lengkap mengenai diagnosis, asesmen medis,
rencana perawatan, detail kontak yang dapat dihubungi, dan informasi relevan
lainnya mengenai rencana perawatan dan tatalaksana selanjutnya.
2. Terlibat sepenuhnya dalam discharge planning dirinya, bersama dengan
kerabat, pendamping, atau teman pasien.
3. Rancangan rencana pemulangan dimulai sesegera mungkin baik sabelum /
saat pasien masuk rumah sakit.
4. Memperoleh informasi lengkap mengenai layanan yang relevan dengan
perawatannya dan tersedia di masyarakat.
5. Memperoleh informasi lengkap mengenai fasilitas perawatan jangka panjang,
termasuk dampak finansialnya.
6. Diberikan nomor kontak yang dapat dihubungi saat pasien membutuhkan
bantuan / saran mengenai pemulangannya
7. Diberikan surat pemulangan yang resmi, dan berisi detail layanan yang dapat
diakses
8. Memperoleh informasi lengkap mengenai kriteria dilakukannya perawatan
yang berkesinambungan
9. Tim discharge planner (DPJP, PPJP, Karu, Tim PKRS) tersedia sebagai orang
yang dapat dihubungi oleh pasien dalam membantu memberikan saran
10. Memperoleh akses untuk memberikan complain mengenai pengaturan
discharge planning pasien dan meperoleh penjelasannya
q. Pada pasien yang ingin pulang dengan sendirinya atau pulang paksa (di mana
bertentangan dengan saran dan kondisi medisnya), dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1. Pasien memahami risiko yang dapat timbul akibat pulang paksa
2. Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang berhubungan dengan
pulang paksa, dikarenakan kondisi medisnya
3. Pasien tidak kompeten untuk memahami risiko yang berhubungan dengan
pulang paksa, dikarenakan gangguan jiwa
r. Dokumentasikan rencana pemulangan pasien di rekam medis dan berikan
salinannya kepada pasien dan dokter keluarganya.
s. Ringkasan / resume discharge planning pasien berisi:
1. Resume perawatan pasien selama di rumah sakit
2. Resume rencana penanganan / tatalaksana pasien selanjutnya
3. Regimen pengobatan pasien
4. Detail mengenai pemeriksaan lebih lanjut yang diperlukan dan terapi
selanjutnya
5. Janji temu dengan professional kesehatan lainnya
6. Detail mengenai pengaturan layanan di komunitas / publik dan waktu
pertemuannya
7. Nomor kontak yang dapat dihubungi jika terjadi kondisi emergensi /
pembatalan pertemuan / muncul masalah-masalah medis pada pasien.
t. Rencanakan dan aturlah pertemuan selanjutnya dengan pasien
Evaluasi: monitor dan evaluasi efikasi dan kelayakan rencana perawatan pasien
secara periodik, dengan cara:
a. Peninjauan ulang rekam medis / catatan pasien
b. Gunakan checklist untuk menilai perkembangan dan kemajuan discharge planning
c. Lakukan perencanaan ulang, jika diperlukan
Peninjauan ulang dan audit harus dilakukan untuk mengevaluasi dan memastikan bahwa
panduan berjalan dengan lancar dan diterapkan oleh seluruh professional kesehatan di
rumah sakit
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan pasien dan keluarga. Keluarga sebagai
unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan
perawatan. Adalah penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau
potensial.
3. Perencanaan
Perencanaan pemulangan pasien membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik
pasien. Yang dapat dibagi sesuai kriteria pasien berdasarkan kondisi
kesehatan dan kebutuhan akan pelayanan berkelanjutan seperti pasien pulang
normal, pulang kritis , pulang mandiri atau masih ketergantungan. Kelompok
perawat berfokus pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan
pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD, yaitu:
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
b. Environment(Lingkungan)
Lingkungan tempat pasien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman.
Pasien juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk
kontinuitas perawatannya.
c. Treatment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah pasien
pulang, yang dilakukan oleh pasien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak
memungkinkan,perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung
ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.
d. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Pasien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan
kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan
pearwatan kesehatan tambahan.
e. Outpatient referral
Pasien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas
lain yang dapat meningkatan perawatan yang kontinue.
f. Diet
Pasien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya
mampu memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada pasien.
Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Pasien dan pemberi perawatan harus
memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan di
rumah.
6. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat untuk
menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus menerus dan
membutuhkan revisi dan juga perubahan. Evaluasi lanjut dari proses pemulangan
biasanya dilakukan seminggu setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan
melalui telepon, kuisioner atau kunjungan rumah (home visit), atau pasien yang
melakukan kontrol ulang kembali ke Rumah Sakit.
7. Dokumentasi
Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien (Informed Consent)
dan atau keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan tersebut.
Seluruh isian formulir discharge planning didokumentasikan secara lengkap dalam
catatan rekam medik dan diinformasikan kepada pasien.
BAB IV
DOKUMENTASI
Ditetapkan di Palembang
Pada Tanggal 14 November 2017