Anda di halaman 1dari 14

ACCRUAL BASIS VERSUS CASH BASIS

1. ACCRUAL BASIS
Accrual Basis adalah Suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa diakui, dicatat,
dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut tanpa memerhatikan
waktu kas diterima atau dibayar.Beban dan pendapatan secara hati hati disamakan. Menyediakan
informasi yang lebih handal dan terpercaya tentang seberapa besar suatu perusahaan mengeluarkan
uang atau menerima uang dalam setiap bulannya. Pencatatan menggunakan metode ini mengakui
beban pada saat transaski terjadi walaupun kas belum dibayarkan. Begitu pula dengan pendapatan.
Pendapatan dicatat pada saat transaksi pendapatan terjadi walaupun kas atas transaksi pendapatan
tersebut baru diterima bulan depan. Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa pencatatan
menggunakan accrual basis lebih mencermikan keadaan perusahaan dan lebih dapat mengukur
kinerja perusahaan.
Teknik accrual basis memiliki fitur pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena transaksi
tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi dicatat pada saat
terjadinya walaupun uang belum benar benar diterima atau dikeluarkan.
Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana. Jadi
accrual basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada
saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau
dibayar.
Accrual Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu:
1) Pengakuan pendapatan :
Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat perusahaan mempunyai hak untuk
melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam konsep accrual basis menjadi hal yang
kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Makanya dalam accrual basis kemudian
muncul adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah diakui padahal kas belum
diterima.
Jurnal yang digunakan : Unearned Revenue
Revenue
Accrual pendapatan :
Hanya pendapatan atas aktiva produktif performing
Non performing = pendapatan diterima dijurnal balik.
Dalam akad murabahah pun menggunakan accrual basis.
2) Pengakuan biaya :
Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi. Sehingga dengan kata lain,
pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai starting point
munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis dewasa ini, perusahaan
selalu dituntut untuk senantiasa menggunakan konsep accrual basis ini.
Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a) Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.
b) Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan
terpercaya.
c) Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal dan
terpecaya walaupun kas belum diterima.
d) Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan Standar Akuntansi
Keuangan dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk menggunakan basis akural).
e) Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan dihitung kedalam
estimasi piutang tak tertagih.
f) Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing akun sesuai dengan
transaksi yang terjadi.
g) Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum diterima dapat diakui
sebagai pendapatan.
h) Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam menentukan kebijakan
perusahaan kedepanya.
i) Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih, sehingga dapat mengurangi
risiko kerugian.
Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a) Metode accrual basis digunakan untuk pencatatan.
b) Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya sehingga dapat
mengurangi pendapatan perusahaan.
c) Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat mengurangi pendapatan
perusahaan.
d) Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
e) Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum dibayarkan oleh pihak
lain dapat diterima.

Tujuan Penggunaan Accrual Basis
1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas ( penganggaan, akuntansi dan pelaporan )
2. Mengendalikan penyajian fiscal, manajemen asset
3. Meningkatkan akuntabilitas dalam program penyediaan barang dan jasa oleh pemerintah.
4. Informasi yang lebih lengkapbagi pemerintah untuk pengambilan keputusan.
5. Mereformasi sistem anggaran belanja
6. Transfaransi yang lebih luas atas biaya pelayanan yang dilakukan pemerintah.
Manfaat Accrual Basis
1. Gambaran yang utuh atas posisi keuangan pemerintah
2. Informaasi yang sebenarnya kewajiban pemerintah
3. Lebih familiar pada lebih banyak orang dan lebih komprehensif dalam penyajian informasinya
4. Standar yang dapat diterima umum
5. Sesuai Statistik Keuangan Pemerintah (GFS ) yang dipraktekan secara internasional
Dalam sistem accrual mau tidak mau harus diterapkan sistem alokasi yang umumnya dilakukan
secara subjektif arbitrer karena pembebanan biaya, pengakuan pendapatan, dan prinsip
matchingnya harus mematuhi prinsip time period. Artinya jika beban biaya adalah untuk
mendapatkan penghasilan atau pada periode tahun buku yang dilaporkan maka kendatipun belum
dibayar harus diperhitungkan karena memang sudah merupakan hak atau kewajiban entitas. Jadi
dalam basis akrual yang menjadi dasar pencatatan transaksi adalah isu title atau hak dan
kewajiban tanpa melihat apakah sudah diterima atau dibayar melalui transaksi kas atau tidak. Dalam
basis kas murni maka pembelian aktiva tetap misalnya Bangunan harus dianggap sebagai beban
pada saat dikeluarkan sehingga tidak ada alokasi depresiasi selama sisa umur penggunaannya.
Dalam basis kas seandainya laba hanya diukur dari transaksi kas ini maka dapat dikatakan bahwa
perhitungan laba rugi tidak wajar karena ada biaya yang merupakan kewajiban atau hasil yang
merupakan hak yang belum dicatat.
Akuntansi sebagai media pengukuran mengukur laba, posisi keuangan (Harta, kewajiban dan Modal)
disamping melaporakan transaksi atau arus kas. Akuntansi membedakan antara transaksi kas
dengan pengakuan laba. Dan laporannya pun berbeda Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas.
Tetapi kedua laporan ini bisa dikaitkan misalnya dalam hal kita menggunakan metode indirect dalam
penyusunan laporan arus kas. Arus kas bisa dihitung dari Laba Rugi dengan melakukan penyesuaian
disana sini. Kedua informasi ini memiliki tempat dan tujuan masing masing. Arus kas mejelaskan
berapa dan darimana uang kas masuk dan kemana dikeluarkan. Sedangkan laba rugi menjelaskan
dari mana penghasilan (pendapatan) berasal dan berapa biaya yang dibebankan (yang sudah dibayar
dan yang akan dibayar) untuk mendapatkannya. Oleh karena itu adanya kedua basis ini tidak akan
tepat sama dengan membandingkan antara dua fungsi dan tujuan yang berbeda.

Dasar penggunaan Accrual Basis :
Menurut PSAK 101 : Entitas syariah harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali
Laporan Arus Kas dan penghitungan pendapatan untuk tujuan pembagian hasil usaha. Dalam
penghitungan pembagian hasil usaha didasarkan pada pendapatan yang benar-benar terjadi (cash
basis).
Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah : 282

Hai orang-orang yang beriman apabila kamu melakukan transaksi secara utang untuk masa yang
akan datang maka catatkanlah (bukukanlah) ... .

Dalam ayat tersebut seakan terlihat memberikan panduan mencatat suatu transaksi secara accrual
basis, terlebih lafaz faaktubuh diartikan dengan bukukanlah. Dalam bahasa akuntansi
membukukan berarti mengakui sebagai pendapatan. Metode accrual basis ini juga seperti yang
pernah dilakukan semasa Khalilfah Utsman bin Affan, di mana piutang (yang belum diterima
kreditur) dapat diperhitungkan sebagai objek zakat. Sebagian fuqaha menyetujui cara ini sebagai
langkah ihtiyaath (berhati-hati) dan tazkiyyah (penyucian harta). Prinsip accrual basis ini semakin
mendapat argumen ketika kita mengamati bahwa pihak yang diperintah (mukhatab) oleh Q.S. Al
Baqarah ayat 2:282 ini adalah pihak kreditur dan debitur. Dari perspektif akuntansi hal ini dapat
berarti pendapatan dan biaya dapat diakui secara accrual basis.

Asumsi Dasar dalam Kerangka Dasar Penyusunan & Pelaporan Laporan Keuangan Syariah
Dasar Akrual, untuk mencapai tujuannya, laporan keuangan disusun atas dasar akrual. Dengan
dasar ini, pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian ( bukan pada saat kas, atau
setara kas diterima atau dibayar ) dan diungkapkan dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam
laporan keuangan pada periode yang bersangkutan. Laporan keuangan yang disusun atas dasar
akrual memberikan informasi kepada pemakai tidak hanya transaksi masa lalu yang melibatkan
penerimaan dan pembayaran kas tetapi juga kewajiban pembayaran kas dimasa depan serta sumber
daya yang mempresentasikan kas yang akan diterima dimasa depan. Oleh karena itu, laporan
keuangan menyediakan jenis informasi transaksi masa lalu dan peristiwa lainnya yang paling
berguna bagi pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Penghitungan pendapatan untuk
tujuan pembagian hasil menggunakan dasar kas. Dalam hal prinsip pembagian hasil usaha
berdasarkan bagi hasil, pendapatan atau hasil yang dimaksud adalah keuntungan hasil bruto (gross
profit).

2. CASH BASIS
Dalam metode cash basis, pendapatan diakui ketika cash diterima sedangkan beban diakui pada saat
cash dibayarkan, artinya perusahaan mencatat beban didalam transaksi jurnal entry ketika kas
dikeluarkan atau dibayarkan dan pendapatan dicatat ketika kas masuk atau diterima.
cash Basis merupakan salah satu konsep yang sangat penting dalam akuntansi, dimana Pencatatan
basis kas adalah teknik pencatatan ketika transaksi terjadi dimana uang benar-benar diterima atau
dikeluarkan. Dengan kata lain Akuntansi Cash Basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh
transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan
untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Cash Basis akan mencatat kegiatan keuangan saat kas atau uang telah diterima misalkan perusahaan
menjual produknya akan tetapi uang pembayaran belum diterima maka pencatatan pendapatan
penjualan produk tersebut tidak dilakukan, jika kas telah diterima maka transaksi tersebut baru akan
dicatat seperti halnya dengan dasar akrual hal ini berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan,
kedua teknik tersebut akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan, jika menggunakan
dasar accrual maka penjualan produk perusahaan yang dilakukan secara kredit akan menambah
piutang dagang sehingga berpengaruh pada besarnya piutang dagang sebaliknya jika yang di pakai
cash basis maka piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi. Cash
Basis juga mendasarkan konsepnya pada dua pilar yaitu :
1) Pengakuan Pendapatan :
Pengakuan pendapatan, saat pengakuan pendapatan pada cash basis adalah pada saat perusahaan
menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep cash basis menjadi hal yang kurang penting
mengenai kapan munculnya hak untuk menagih. Makanya dalam cash basis kemudian muncul
adanya metode penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang
tak tertagih.
2) Pengakuan Biaya :
Pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara kas.
Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah diakui pada saat
itu juga. Untuk usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis ketimbang accrual basis,
contoh : usaha relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti
dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card
dikategorikan juga sebagai cash basis).
Disamping itu, pencatatan akuntansi dengan metode cash basis juga mempunyai beberapa
keunggulan dan kelemahan yaitu sebagai berikut :
Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis
1. Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan.
2. Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun beban telah terjadi,
sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam penghitungan pendapatan.
3. Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar mencerminkan posisi yang
sebenanya.
4. Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.
5. Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada saat laporan
tersebut.
6. Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas yang belum tertagih.
Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis
1. Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.
2. Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya pengakuan pendapatan
sampai diterimanya uang kas.
3. Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi piutang tak
tertagih.
4. Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti toko, warung, mall (retail)
dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai
credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis).
5. Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.
6. Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena pencatatan diakui pada
saat kas masuk atau keluar.
7. Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya karena selalu berpatokan
kepada kas.
PERBEDAAN :
Perbedaan dari metode tersebut terletak pada saat pencatatan kas masuk dan kas keluar. Tetapi
walaupun perbedaannya terletak hanya masalah pengakuan kas masuk dan kas keluar. Diantara
perbedaan yang mungkin menurut anda sederhana, disana terletak begitu banyak error dan
manipulasi jika anda mengamati perbedaan tersebut dengan sangat seksama. Kenyataannya, banyak
perusahaan perusahaan besar didunia pada akhirnya jatuh akibat mereka terlalu banyak
memainkan metode metode akuntansi.

kesimpulan
Akuntansi Islam mengakui adanya accrual basis dan cash basis, walau dalam kenyataannya belum
ada yang menegaskan secara pasti keunggulan dari dua basis tersebut. Namun diperkirakan
keduanya saling melengkapi dan tidak digunakan untuk dua basis sekaligus dalam satu transaksi.
Sejauh ini Akuntansi Islam menggunakan accrual basis mengacu pada Al-Quran surat Al-Baqarah :
282, dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa diharuskan bagi kita semua untuk mencatat setiap
transaksi terjadi. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh khalifah Utsman bin Affan, di mana
piutang (yang belum diterima kreditur) dapat diperhitungkan sebagai objek zakat. Sebagian fuqaha
menyetujui cara ini sebagai langkah ihtiyaath (berhati-hati) dan tazkiyyah (penyucian harta). Prinsip
accrual basis ini semakin mendapat argumen ketika kita mengamati bahwa pihak yang diperintah
(mukhatab) oleh Q.S. Al Baqarah ayat 2:282 ini adalah pihak kreditur dan debitur. Dari perspektif
akuntansi hal ini dapat berarti pendapatan dan biaya dapat diakui secara accrual basis.
Tetapi apabila kita menggunakan metode taqyid al ayat (berkaitan antar ayat al quran) yaitu antara
Q.S. Al Baqarah ayat 2:282 dengan Q.S. Lukman ayat 31, kita melihat indikasi accrual basis
(khususnya pendapatan) tidak diperkenankan Dan tidaklah seorangpun tahu apa yang akan
diusahakannya besok. Untuk memperkuat hal itu sebagian ulama menyatakan bahwa perintah pada
Q.S. Al Baqarah ayat 2:282 hanya sebatas mencatat transaksi bukan mengakui
perolehannya.Pengakuan atas perolehan baru dilakukan pada saat diterimanya dana (cash).
Ketegasan larangan meng-accrual pos pendapatan, sepertinya tidak berlaku pada sisi biaya
sebagaimana kita ikuti riwayat masa Utsman bin Affan tadi.





















Basis Akuntansi Pemerintahan

Sesuai amanat Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, pemerintah diwajibkan menerapkan
basis akuntansi akrual secara penuh atas pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja
negara paling lambat tahun anggaran 2008. Sedangkan basis akuntansi yang sekarang ini diterapkan
oleh pemerintah dalam pembuatan laporan keuangan pemerintah sesuai dengan Kerangka
Konseptual Akuntansi Pemerintahan dalam Exposure Draft Standar Akuntansi Pemerintahan (per 04
Februari 2004) adalah dual basis. Yang dimaksud dengan dual basis adalah pengakuan pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran menggunakan basis kas, sedangkan
untuk pengakuan aktiva, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca menggunakan.

Penggunaan dual basis tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa pemerintah diwajibkan
membuat neraca yang hanya dapat dibuat dengan akuntansi berbasis akrual, sedangkan di sisi lain
juga wajib membuat laporan realisasi anggaran atau yang dulu di kenal dengan nama Perhitungan
Anggaran Negara (PAN) yang dibuat dengan akuntansi berbasis kas. Terlepas dari basis akuntansi
mana yang dipakai, tulisan ini akan membahas jenis-jenis basis akuntansi yang ada dalam praktek,
baik pada sektor privat maupun sektor publik termasuk pemerintahan.

Jenis-jenis Basis Akuntansi

Basis akuntansi merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang menentukan kapan pengaruh atas
transaksi atau kejadian harus diakui untuk tujuan pelaporan keuangan. Basis akuntansi ini
berhubungan dengan waktu kapan pengukuran dilakukan. Basis akuntansi pada umumnya ada dua
yaitu basis kas dan basis akrual. Selain kedua basis akuntansi tersebut terdapat banyak variasi atau
modifikasi dari keduanya, yaitu modifikasi dari akuntansi berbasis kas, dan modifikasi dari akuntansi
berbasis akrual. Jadi dapat dikatakan bahwa basis akuntansi ada 4 macam, yaitu:
1. Akuntansi berbasis kas (cash basis of accounting)
2. Modifikasi dari akuntansi berbasis kas (modified cash basis of accounting)
3. Akuntansi berbasis akrual (accrual basis of accounting)
4. Modifikasi dari akuntansi berbasis akrual (modified accrual basis of accounting)

Pembagian basis pencatatan (akuntansi) ini bukan sesuatu yang mutlak, dalam Government
Financial Statistic (GFS) yang diterbitkan oleh International Monetary Fund (IMF) menyatakan bahwa
basis pencatatan (akuntansi) dibagi menjadi 4 macam, yaitu accrual basis, due-for-payment basis,
commitments basis, dan cash basis.

A. Akuntansi Berbasis Kas

Dalam akuntansi berbasis kas, transaksi ekonomi dan kejadian lain diakui ketika kas diterima atau
dibayarkan. Basis kas ini dapat mengukur kinerja keuangan pemerintah yaitu untuk mengetahui
perbedaan antara penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam suatu periode. Basis kas menyediakan
informasi mengenai sumber dana yang dihasilkan selama satu periode, penggunaan dana dan saldo
kas pada tanggal pelaporan. Model pelaporan keuangan dalam basis kas biasanya berbentuk
Laporan Penerimaan dan Pembayaran (Statement of Receipts and Payment) atau Laporan Arus Kas
(Cash Flow Statement). Selain itu perlu dibuat suatu catatan atas laporan keuangan atau notes to
financial statement yang menyajikan secara detail tentang item-item yang ada dalam laporan
keuangan dan informasi tambahan seperti :

1. Item-item yang diakui dalam akuntansi berbasis akrual, seperti aktiva tetap dan utang/pinjaman.
2. Item-item yang biasa diungkapkan dalam akuntansi berbasis akrual, seperti komitmen,
kontinjensi, dan jaminan.
3. Item-item lain, seperti informasi yang bersifat prakiraan (forecast).

Pada praktek akuntansi pemerintahan di Indonesia basis kas untuk Laporan Realisasi Anggaran
berarti bahwa pendapatan diakui pada saat kas diterima oleh Rekening Kas Umum Negara/Daerah,
dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Secara rinci
pengakuan item-item dalam laporan realisasi anggaran, sesuai dengan Exposure Draft PSAP
Pernyataan No. 2 tentang Laporan Realisasi Anggaran adalah sebagai berikut:

1. Pendapatan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas
pelaporan.
2. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau
entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui pemegang kas pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan
3. Dana Cadangan diakui pada saat pembentukan yaitu pada saat dilakukan penyisihan uang untuk
tujuan pencadangan dimaksud. Dana Cadangan berkurang pada saat terjadi pencairan Dana
Cadangan.
4. Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Negara/Daerah.
5. Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah.

Akuntansi berbasis kas ini tentu mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Kelebihan-kelebihan
akuntansi berbasis kas adalah laporan keuangan berbasis kas memperlihatkan sumber dana, alokasi
dan penggunaan sumber-sumber kas, mudah untuk dimengerti dan dijelaskan, pembuat laporan
keuangan tidak membutuhkan pengetahuan yang mendetail tentang akuntansi, dan tidak
memerlukan pertimbangan ketika menentukan jumlah arus kas dalam suatu periode. Sementara itu
keterbatasan akuntansi berbasis kas adalah hanya memfokuskan pada arus kas dalam periode
pelaporan berjalan, dan mengabaikan arus sumber daya lain yang mungkin berpengaruh pada
kemampuan pemerintah untuk menyediakan barang-barang dan jasa-jasa saat sekarang dan saat
mendatang; laporan posisi keuangan (neraca) tidak dapat disajikan, karena tidak terdapat
pencatatan secara double entry; tidak dapat menyediakan informasi mengenai biaya pelayanan(cost
of service) sebagai alat untuk penetapan harga (pricing), kebijakan kontrak publik, untuk kontrol dan
evaluasi kinerja.

B. Modifikasi Dari Akuntansi Berbasis Kas

Basis akuntansi ini pada dasarnya sama dengan akuntansi berbasis kas, namun dalam basis ini
pembukuan untuk periode tahun berjalan masih ditambah dengan waktu atau periode tertentu
(specific period) misalnya 1 atau 2 bulan setelah periode berjalan (?leaves the books open?).
Penerimaan dan pengeluaran kas yang terjadi selama periode tertentu tetapi diakibatkan oleh
periode pelaporan sebelumnya akan diakui sebagai penerimaan dan pengeluaran atas periode
pelaporan yang lalu (periode sebelumnya). Arus kas pada awal periode pelaporan yang
diperhitungkan dalam periode pelaporan tahun lalu dikurangkan dari periode pelaporan berjalan.

Laporan keuangan dalam basis ini juga memerlukan pengungkapan tambahan atas item-item
tertentu yang biasanya diakui dalam basis akuntansi akrual. Pengungkapan tersebut sangat beragam
sesuai dengan kebijakan pemerintah. Sebagai tambahan atas item-item yang diungkapkan dalam
basis kas, ada beberapa pengungkapan yang terpisah atas saldo near-cash yang diperlihatkan
dengan piutang-piutang yang akan diterima dan utang-utang yang akan dibayar selama periode
tertentu dan financial assets and liabilities. Sebagai contoh Pemerintah Malaysia menggunakan
specified period dalam laporan keuangan tahunan, yang mengungkapkan beberapa catatan (memo)
mengenai : aktiva, investasi, kewajiban, utang pemerintah (public debt), jaminan (guarantees), dan
notes payable.

Dalam basis ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Fokus pengukuran di bawah basis ini adalah pada sumber keuangan sekarang (current financial
resources) dan perubahan-perubahan atas sumber-sumber keuangan tersebut. Basis akuntansi ini
mempunyai fokus pengukuran yang lebih luas dari basis kas, pengakuan penerimaan dan
pembayaran kas tertentu selama periode spesifik berarti bahwa terdapat informasi mengenai
pituang dan hutang, meskipun tidak diakui sebagai aktiva dan kewajiban.
2. Penetapan panjangnya periode tertentu bervariasi antara beberapa pemerintah, namun ada
beberapa ketentuan, yaitu :
1. periode tertentu diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun
2. periode tertentu harus sama untuk penerimaan dan pembayaran kas
3. kriteria yang sama atas pengakuan penerimaan dan pembayaran kas selama periode tertentu
harus diterapkan untuk seluruh penerimaan dan pembayaran
4. satu bulan adalah waktu yang tepat, karena pembelian barang secara kredit umumnya
diselesaikan dalam periode tersebut, periode tertentu yang terlalu lama mungkin mengakibatkan
kesulitan dalam menghasilkan laporan keuangan
5. kebijakan akuntansi yang dipakai harus diungkapkan secara penuh (fully disclosed)
3. Kriteria pengakuan atas penerimaan selama periode tertentu adalah bahwa penerimaan harus
berasal dari periode yang lalu, namun penerapan ini tidak seragam untuk semua negara. Beberapa
pemerintah menganggap bahwa seluruh penerimaan yang diterima selama periode tertentu adalah
berasal dari periode sebelumnya, sedangkan pemerintah yang lain mengakui hanya beberapa dari
penerimaan tersebut.

C. Akuntansi Berbasis Akrual

Akuntansi berbasis akrual berarti suatu basis akuntansi di mana transaksi ekonomi dan peristiwa-
peristiwa lain diakui dan dicatat dalam catatan akuntansi dan dilaporkan dalam periode laporan
keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, bukan pada saat kas atau ekuivalen kas diterima
atau dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual ini banyak dipakai oleh institusi sektor non publik dan
lembaga lain yang bertujuan mencari keuntungan. International Monetary Fund (IMF) sebagai
lembaga kreditur menyusun Government Finance Statistics (GFS) yang di dalamnya menyarankan
kepada negara-negara debiturnya untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam pembuatan
laporan keuangan. Alasan penerapan basis akrual ini karena saat pencatatan (recording) sesuai
dengan saat terjadinya arus sumber daya. Jadi basis akrual ini menyediakan estimasi yang tepat atas
pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian secara makro. Selain itu basis akrual
menyediakan informasi yang paling komprehensif karena seluruh arus sumber daya dicatat,
termasuk transaksi internal, in-kind transaction, dan arus ekonomi lainnya.

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh atas penerapan basis akrual, baik bagi pengguna
laporan (user) maupun bagi pemerintah sebagai penyedia laporan keuangan. Manfaat tersebut
antara lain :

1. dapat menyajikan laporan posisi keuangan pemerintah dan perubahannya
2. memperlihatkan akuntabilitas pemerintah atas penggunaan seluruh sumber daya
3. menunjukkan akuntabilitas pemerintah atas pengelolaan seluruh aktiva dan kewajibannya yang
diakui dalam laporan keuangan
4. memperlihatkan bagaimana pemerintah mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya
5. memungkinkan user untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah dalam medanai aktivitasnya
dan dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya
6. membantu user dalam pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya ke atau
melakukan bisnis dengan entitas
7. user dapat mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal biaya pelayanan, efisiensi dan
penyampaian pelayanan tersebut.

Sesuai dengan Exposure Draft Standar Akuntansi Pemerintahan, basis akrual untuk neraca berarti
bahwa aktiva, kewajiban, dan ekuitas dana diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau
pada saat kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Secara rinci pengakuan atas item-
item yang ada dalam neraca dengan penerapan basis akrual adalah :

1. Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Persediaan diakui pada saat diterima
atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
2. Investasi, suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi salah
satu kriteria:
1. Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa pontensial di masa yang akan
datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah;
2. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable). Pengeluaran
untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan tidak
dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk
memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
3. Aktiva tetap, untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi
kriteria:
1. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
2. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan
4. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
5. Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP), suatu benda berwujud harus diakui sebagai KD jika:
1. besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi masa yang akan datang berkaitan dengan aset
tersebut akan diperoleh;
2. biaya perolehan tersebut dapat diukur secara andal; dan
3. aset tersebut masih dalam proses pengerjaan.

KDP dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika kriteria berikut ini terpenuhi:
1. Konstruksi secara substansi telah selesai dikerjakan; dan
2. Dapat memberikan manfaat/jasa sesuai dengan tujuan perolehan;
3. Kewajiban, suatu kewajiban yang diakui jika besar kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya
ekonomi akan dilakukan atau telah dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban yang ada sampai saat
ini, dan perubahan atas kewajiban tersebut mempunyai nilai penyelesaian yang dapat diukur dengan
andal.

D. Modifikasi dari Akuntansi Berbasis Akrual

Basis akuntansi ini meliputi pengakuan beberapa aktiva, namun tidak seluruhnya, seperti aktiva fisik,
dan pengakuan beberapa kewajiban, namun tidak seluruhnya, seperti utang pensiun. Contoh
bervariasinya (modifikasi) dari akuntansi akrual, dapat ditemukan dalam paktek sebagai berikut ini :

1. pengakuan seluruh aktiva, kecuali aktiva infrastruktur, aktiva pertahanan dan aktiva
bersejarah/warisan, yang diakui sebagai beban (expense) pada waktu pengakuisisian atau
pembangunan. Perlakuan ini diadopsi karena praktek yang sulit dan biaya yang besar untuk
mengidentifikasi atau menilai aktiva-aktiva tersebut.
2. pengakuan hampir seluruh aktiva dan kewajiban menurut basis akrual, namun pengakuan
pendapatan berdasar pada basis kas atau modifikasi dari basis kas
3. pengakuan hanya untuk aktiva dan kewajiban finansial jangka pendek
4. pengakuan seluruh kewajiban dengan pengecualian kewajiban tertentu seperti utang pensiun.

Beberapa penyusun standar telah mengidentifikasi kriteria atas waktu pengakuan pendapatan
dengan akuntansi berbasis akrual, sebagai contoh Pemerintah Kanada mengakui pendapatan dalam
periode di mana transaksi atau peristiwa telah terjadi ketika pendapatan tersebut dapat diukur
(measurable). Pemerintah Federal Amerika Serikat (State) mengakui pendapatan pajak dalam
periode akuntansi di mana pendapatan tersebut menjadi susceptible to accrual (yaitu ketika
pendapatan menjadi measurable dan available untuk mendanai pengeluaran). Available berarti
dapat ditagih dalam periode sekarang atau segera setelah terjadi transaksi.

Basis akuntansi mana yang dipakai oleh suatu pemerintah tertentu, tergantung pada kebijakan dan
kondisi yang ada. Masing-masing basis akuntansi tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan,
basis akuntansi akrual memberikan manfaat yang lebih banyak dibandingkan dengan basis akuntansi
yang lain, baik bagi pemerintah sendiri sebagai penyusun laporan keuangan maupun bagi pengguna
laporan keuangan (user). Pemerintah Indonesia, sesuai dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun
2003 Tentang Keuangan Negara dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara, sudah harus menerapkan basis akuntansi akrual secara penuh paling lambat tahun 2008.

Anda mungkin juga menyukai