PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Terlaksananya Pelayanan umum yang bermutu di Puskesmas ABCD.
1
1.3 Sasaran
1. Semua petugas yang bertugas di ruang pelayanan umum seperti Dokter, Perawat, Bidan,
dan tenaga Kesehatan lainnya,
2. Pengguna layanan, yaitu pasien yang berobat dan berumur 5 – 45 tahun.
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN, FASILITAS, DAN PERALATAN
4
Denah Ruangan
Meja
Anamnesa LEMARI
5
2.3.3. Tersedia Buku Pencatatan dan Pelaporan :
1. Buku Register Harian Pelayanan Pelayanan umum,
2. Buku Register Rujukan Internal,
3. Buku Register Rujukan Eksternal,
5. Buku Penyampaian Informasi.
6
BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN
7
pengulangan yang tidak perlu, maka harus disepakati dengan jelas, anamnesis dan pemeriksaan fisik
mana saja yang harus dilakukan oleh perawat atau perawat gigi atau bidan, jadi dokter tidak perlu
lagi mengulang anamnesis atau pemeriksaan fisik yang sama.
3.2.1.1. Kajian awal oleh perawat atau perawat gigi atau bidan
1. Anamnesis
Sebelum anamnesis dilakukan, sebaiknya konfirmasi dahulu identitas pasien. Anamnesis adalah
wawancara terhadap pasien atau keluarganya tentang keluhan yang dirasakan (Subjektif).
Anamnesis yang dilakukan oleh perawat atau perawat gigi atau bidan adalah :
a. Keluhan utama
Adalah keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat, sehingga mendorong pasien
datang berobat atau mencari pertolongan medis.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Merupakan informasi tentang riwayat penyakit dahulu Ini harus digali secara lengkap dan
runut, karena seringkali keluhan yang diderita sekarang merupakan kelanjutan atau
komplikasi dari penyakit dahulu. Penggalian informasi termasuk riwayat pengobatan yang
pernah diterimanya.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Merupakan penyakit yang berhubungan dengan faktor keturunan seperti diabetes melitus,
hipertensi, asma, dan lain - lain. Petugas menanyakan riwayat penyakit orang tua, kakek,
nenek dan lain - lain.
d. Riwayat Kebiasaan/Sosial Budaya
Kebiasaan yang biasa dilakukan oleh pasien yang bisa mempengaruhi kondisi kesehatannya,
seperti kebiasaan merokok, atau minum alkohol, sering melakukan ritual tertentu, dan lain
lain.
2. Tanda tanda vital
Pemeriksaan tanda tanda vital meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, frekuensi nafas, suhu,
berat badan, dan tinggi badan.
3. Kesadaran
Penentuan tingkat kesadaran dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif:
composmentis, apatis, somnolen, stupor, koma. Sedangkan secara kuantitatif dengan glasgow
comascale (GCS).
8
3.2.1.2. Kajian awal oleh dokter dan dokter gigi
1. Anamnesis Riwayat Penyakit Sekarang (Subjektif)
Adalah perjalanan penyakit dimulai saat pertama kali pasien merasakan munculnya
keluhan atau gejala penyakitnya atau dengan kata lain mulai dari akhir masa sehat. Setelah itu
ditanyakan bagaimana perkembangan penyakitnya apakah cenderung menetap, berfluktuasi
atau bertambah lama bertambah berat sampai akhirnya datang mencari pertolongan medis.
2. Pemeriksaan fisik (Objektif)
Adalah pemeriksaan yang mencakup :
a. Inspeksi : Keadaan umum pasien secara visual
b. Palpasi : Pemeriksaan raba (perabaan benjolan)
c. Perkusi : Pemeriksaan ketuk (batas jantung, paru hepar)
d. Auskultasi : Periksa dengan menggunakan stetoskop
Pemeriksaan fisik untuk kajian awal meliputipemeriksaan menyeluruh mulai dari kepala, leher,
dada, abdomen, genitalia, dan ekstremitas.
3. Pemeriksaan penunjang sederhana (Objektif)
Adalah pemeriksaan yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosa penyakit yaitu
Laboratorium.
4. Penegakan diagnosis (Assesment)
Adalah menetapkan jenis penyakit yang diderita oleh pasien berdasarkan hasil anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan oleh dokter atau oleh paramedik
yang mendapat pendelegasian wewenang apabila dokter tidak ada
5. Rencana penatalaksanaan komprehensif (Plan)
Bagian ini berisi rencana tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien. Rencana
penatalaksanaan dibuat oleh dokter dan dokter gigi atau oleh petugas yang sudah mendapat
pendelegasian wewenang dari dokter atau dokter gigi. Rencana penatalaksanaan melipiti :
a. Pengobatan/ terapi
Pengobatan diberikan sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan dan penunjang. Pengobatan juga memberikan kesempatan kepada pasien
untuk memilih menerima atau pun menolak akan tindak lanjut terapi yang akan
diberikan kepada pasien.
b. Tindakan medis
Tindakan medis yang akan dilaksanakan meliputi bedah minor, pemasangan infus,
pencabutan gigi, atau tindakan lain yang harus diberikan kepada pasien. Pelaksanaan
tindakan disesuaikan dengan kompetensi dokter yang melakukan tindakan dan disetujui
9
oleh pasien atau keluarga pasien. Mekanisme inform concent dilaksanakan sbelum
tindakan diambil.
c. Rujukan internal
Adalah rujukan yang ditujukan ke unit – unit pelayanan lain dalam lingkungan Puskesmas
meliputi ; KIA- KB, Gigi, UGD/ Rawat Inap, Kesling, Gizi, MTBS, Laboratorium.
d. Rujukan Eksternal
Adalah rujukan ke fasilitas kesehatan di luar Puskesmas (Rumah Sakit, Laboratorium
swasta). Kriteria rujukan eksternal adalah yang diluar diagnosis 144 penyakit yang tidak
boleh dirujuk olh dokter umum dan 10 penyakit yang tak boleh dirujuk oleh dokter gigi.
Rujukan eksternal dilaksanakan berdasarkan persetujuan dari pasien.
e. Pengisian rekam medis
Harus diisi secara lengkap oleh petugas yang melaksanakanlayanan klinis mulai dari
anamnesa, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat alergi, konseling
pasien, diagnosa pasien, serta rencana penatalaksanaan yang akan diberikan (S/subjektif,
O/objektif, A/assesment, P/planning).
Setiap Rencana Pelyanan Klinis yang akan diberikan harus melibatkan pasien. Karena itu di
rekam medis dibubuhkan tanda tangan pasien atau keluarga pasien disamping nama dan
tanda tangan pemberi pelayanan sebagai tanda bahwa rencana pelayanan tersebut sudah
disetujui oleh pasien atau keluarga pasien.
10
9. Dokter menegakkan diagnosa, bila pasien memerlukan tindakan dilakukan di Ruang
Tindakan/UGD,dan bila memerlukan rujukan paramedic membuatkan surat rujukan ke
fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
10.Dokter memberikan terapi, mengedukasi, menulis resep dan menyerahkan ke
pasien/keluarga,
11.Dokter mencatat hasil pemeriksaan, tindakan, terapi ke dalam rekam medis.
12.Para medis menulis hasil pemeriksaan kedalam buku register harian.
13.Paramedis mengembalikan rekam medis pasien ke bagian administrasi.
11
BAB IV
UPAYA KESELAMATAN PASIEN
Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan umum perlu diidentifikasi dan
dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan pasien, pengunjung, dan masyarakat
yang dilayani. Terdapat enam sasaran keselamatan pasien yang perlu diperhatikan dalam
upaya meningkatkan keselamatan pasien di Puskesmas, yaitu :
a. Tidak terjadinya salah identifikasi pasien,
b. Komunikasi efektif dalam pelayanan,
c. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat,
d. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan,
e. Pengurangan terjadinya risiko infeksi dalam pelayanan klinis,
f. Tidak terjadinya pasien jatuh.
Dari enam sasaran keselamatan pasien, maka yang sesuai dengan karakteristik pelayanan
umum adalah :
a. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien di Pelayanan umum
b. Komunikasi efektif dalam Pelayanan umum,
c. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
d. Pengurangan resiko pasien jatuh
Agar ke-empat sasaran keselamatan pasien tersebut dapat dicapai maka perlu dilakukan
kegiatan-kegiatan yang nyata untuk mencapai sasaran - sasaran tersebut, untuk selanjutnya
dimonitor secara periodik dengan menggunakan indikator yang jelas dan terukur. Indikator
keselamatan pasien yang disusun di Puskesmas ABCD sudah disesuaikan dengan kondisi sarana dan
prasarana yang ada, sebagai berikut :
12
4. Kepatuhan melaksanakan
identifikasi pasien,
5. Monitoring dan tindak lanjut
terhadap kepatuhan
identifikasi pasien.
b Komunikasi efektif Kepatuhan 100 % 1. Menyusun prosedur
dalam Pelayanan melaksanakan prosedur komunikasi efektif dalam
umum pada saat Pemberian pemberian edukasi kepasien,
Informasi dan edukasi 2. Sosialisasi SOP ke petugas,
pada pasien 3. Memonitor dan menindak
lanjut pelaksanaan sosialisasi
SOP
c Pengurangan resiko Kepatuhan hand higine 100% 1. Petugas melakukan 6
infeksi terkait dan APD langkah cuci tangan di lima
pelayanan kesehatan waktu cuci tangan,
2. Pemakaian APD ( Masker)
d Pengurangan resiko Pencegahan pasien 100% 1. Pemberian tangga naik turun
pasien jatuh terjatuh dari tempat 2. adanya pelindung kiri kanan
tidur pemeriksaan tempat tidur
13
BAB V
UPAYA PENGENDALIAN MUTU
14
BAB VI
PENUTUP
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Konsep kesatuan
upaya kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) menjadi pedoman dan pegangan bagi
semua fasilitas kesehatan termasuk Puskesmas yang merupakan unit pelaksana kesehatan tingkat
pertama (primary health care).
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat pokok (basic health
services) yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat termasuk didalamnya pelayanan
kefarmasian di Puskesmas.
Puskesmas bertanggung jawab untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang
dibebankan oleh Dinas Kesehatan sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan
yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk mencapai semua itu, semua petugan pemberi pelayanan harus melaksanakan
kegiatan sesuai standar operasional prosedur yang sudah disusun, memperhatikan sasaran
keselamatam pasien, dan melakukan upaya – upaya peningkatan mutu pelayanan.
15