Anda di halaman 1dari 19

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

DINAS KESEHATAN ABCD.


PUSKESMAS KARANGDADAP
Jln. Raya Karangdadap no 14, Kec. Karangdadap,
Kab. Pekalongan 51174, telp 0285 7830000

PEDOMAN PEMERIKSAAN UMUM

PUSKESMAS KARANGDADAP

Nomor : C.VII/P01/IV/2016
Revisi Ke : 0
Berlaku Tgl 1 Juli 2016

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

DINAS KESEHATAN

PUSKESMAS KARANGDADAP

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan


sehingga dapat menyelesaikan pedoman pemeriksaan umum ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan
baik.

Pedoman ini disusun agar petugas ruang pemeriksaan umum memiliki acuan
kerja dan pembaca mempunyai gambaran tentang pelayanan kesehatan di ruang
pemeriksaan umum yang kami sajikan berdasarkan Permenkes no 75/tahun 2014
tentang Puskesmas disesuaikan dengan kondisi di puskesmas Karangdadap.
Pedoman ini di susun oleh penyusun dengan berbagai kendala karena keterbatasan
kemampuan penyusun maupun tim untuk membuat pedoman yang sesuai acuan..
Namun dengan usaha keras dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
pedoman ini dapat terselesaikan.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu agar dapat menyelesaikan pedoman dengan baik dan mendekati acuan.

Semoga pedoman ini dapat menjadi dasar pelaksanaaan pemeriksaan


umum dan memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
pedoman ini memiliki kelebihan dan kekurangan, penyusun membutuhkan kritik dan
saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Pekalongan,   April 2016

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemeriksaan Umum adalah serangkaian kegiatan untuk menentukan adanya
kelainan dari suatu sistem atau organ tubuh manusia secara umum yang meliputi
melihat (inspeksi), meraba (palpasi), mengetuk (perkusi), mendengar (auskultasi)
yang dilakukan di ruang pemeriksaan umum. Pemeriksaan Umum dilakukan sesuai
prosedur (SOP) yang ada di ruang lingkup pemeriksaan umum. Setelah dilakukan
pemeriksaan umum ditentukan pendekatan diagnosa dan diberikan pengobatan
sesuai SOP. Pengobatan merupakan suatu proses ilmiah yang dilakukan oleh dokter
berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan.
Dalam proses pengobatan terkandung keputusan ilmiah yang dilandasi oleh
pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan intervensi pengobatan yang
memberi manfaat maksimal dan resiko sekecil mungkin bagi pasien. Hal tersebut
dapat dicapai dengan melakukan pengobatan yang rasional. Pengobatan rasional
menurut WHO 1987 yaitu pengobatan yang sesuai indikasi, diagnosis, tepat dosis
obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga terjangkau.
Tujuan pengobatan adalah mengupayakan kesembuhan dan pemulihan
pasien secara optimal melalui prosedur dan tindakan yang dapat
dipertanggungjawabkan.

B. Tujuan
Pedoman Pemeriksaan Umum Puskesmas Karangdadap bertujuan untuk
menjadi acuan petugas pemeriksa dalam memberi pelayanan pemeriksaan
umum kepada pasien rawat jalan baik pasien anak maupun dewasa di dalam
gedung maupun luar gedung. Sehingga pada akhirnya pemeriksaan umum
dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin sesuai harapan pelanggan
danmeningkatkan kepuasan pelanggan.

C. Ruang Lingkup
Pelayanan Pemeriksaan dibagi dalam dua macam kegiatan, yaitu :
1. Kegiatan di dalam gedung Puskesmas
Meliputi : Pengobatan di Ruang Pemeriksaan Umum Puskesmas
Induk, Puskesmas Pembantu dan PKD
2. Kegiatan di luar gedung Puskesmas
Meliputi : Pengobatan di Puskesmas Keliling

D. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.

3
2. Pasien rawat jalan adalah pasien puskesmas yang setelah mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
3. Pasien rawat jalan yang diperiksa di ruang pemeriksaan umum adalah
pelanggan yang datang yang berusia lebih dari 6 tahun dan datang untuk
berobat umum bukan periksa hamil, KB, imunisasi atau kesehatan gigi.

E. Landasan Hukum

1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat

4
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia pelayanan klinis


Berikut ini tenaga kesehatan yang bertugas pada ruang pemeriksaasn
umum yang ada di Puskesmas Karangdadap:

Penanggung Jawab Pemeriksaan Umum : dr. Sri Sulistiyawati

Anggota Pelaksana : dr. Eko Wigiantoro

Djumaroh S.Kep

Retno Hidayati S.Kep

Imiyah, AmK

Ikhwatina, AmK

Sarduki, AmK

Choirul Anwar, AmK

Adin Sutanto, AmK

B. Distribusi Ketenagaan dan pengaturan jadwal kegiatan


Dokter setiap hari bertugas di ruang pemeriksaan umum, UGD, Poned dan
Rawat Inap. Jumlah dokter umum ada 2 (dua) yang masing-masing mempunyai
tugasnya sendiri-sendiri sesuai jadwal. Bila ada pertemuan yang menyangkut upaya
klinis yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang berkaitan dengan tugas
integrasinya, maka akan didisposisi untuk melakukan pertemuan, sehingga
pelayanan dilayani oleh 1 (satu) dokter dan perawat yang diberi pelimpahan
wewenang. Sedangkan dokter yang satu lagi menangani pasien di pemeriksaan
umum,UGD,Poned dan Rawat Inap. Bila 2 orang dokter ada pertemuan yang
menyangkut upaya klinis yang menjadi tugas keseharian dokter atau yang berkaitan
dengan tugas integrasinya, maka akan didisposisi untuk melakukan pertemuan,
sehingga pelayanan dilayani oleh perawat yang diberi pelimpahan wewenang.
Perawat setiap hari melakukan ketugasan sesuai jadwal yang dibuat oleh
Koordinator UKP . Setiap perawat mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang
diberikan kepala puskesmas, misalnya penanggung jawab TB, penanggung jawab
PHN dll. Sehingga jika ada undangan yang menyangkut ketugasannya perawat yang
bersangkutan akan didisposisi mengikuti kegiatan tersebut. Untuk kegiatan
puskesmas keliling, jadwal perawat sesuai dengan angggota tim.

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Pemeriksaan Umum

6
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas Sarana
Ruang Pemeriksaan umum terdiri dari Ruang pemeriksaan Umum I dan II
yang merupakan ruangan dengan ruang pemeriksaan petugas pemeriksaan
umum (Dokter dan perawat), termasuk didalamnya terdapat meja pemeriksa,
bed/tempat tidur(TT) pasien dan meja administrasi . Ruang pemeriksaan umum I
terdapat 1 (satu) meja untuk melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan ‘pada
pasien. Terdapat pula meja pemeriksaan di ruang pemeriksaan Umum I dan II
yang digunakan untuk pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter atau perawat.
Dua ruangan ini memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan bagi petugas.
Selain itu di ruang Pemeriksaan Umum I memiliki seperangkat komputer sebagai
bagian dari sistem informasi puskesmas yang terhubung dengan server untuk
memasukkan data pasien pada sistem informasi puskesmas yaitu P care dan
Simpus dan 1 (satu) printer untuk membuat rujukan pasien BPJS.

2. Peralatan

 Timbangan Dewasa
 Stetoscope
 Tensimeter
 Termometer
 Jam dinding

7
BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN

Tata Laksana
1. Kegiatan di Dalam Gedung
1.1. Puskesmas Induk
a. Persiapan ruangan
- Persiapan alat – alat pemeriksaan
b. Penatalaksanaan pasien
- Memanggil pasien berdasarkan nomor urut dengan mesin antrian
- Melakukan pengecekan awal nomor antrian, nama, tanggal lahir dan
apabila pasien lupa tanggal lahir ditanyakan alamat. Bila terdapat
perbedaan, petugas ruang pemeriksaan umum mengecek ulang dan
berkoordinasi dengtan petugas pendaftaran.
- Melakukan Kajian awal klinis , bagi pasien baru dan pasien yang belum
pernah dilakukan kajian awal
- Melakukan anamnesa, pemeriksaan dan tatalaksana penderita
- Melakukan pencatatan rekam medik pasien
- Pengobatan medik dasar di Puskesmas sesuai pedoman dan SOP
- Melakukan perawatan luka
- Penyuluhan tentang penyakit dan pola hidup sehat
- Konseling medik umum
- Melakukan rujukan internal ke unit lain bila diperlukan
- Menerima rujukan internal
- Melakukan rujukan kasus spesialistik
- Menerbitkan surat keterangan sakit/sehat yang ditandatangani dokter,
bila diperlukan
- Memberikan surat KIR dokter
- Mengisi status RM dengan lengkap
- Membuar R1 sebagai pendamping P care dan simpus
- Memverifikasi kelengkapan status RM
- Memasukkan data pasien pemeriksaan umum ke P care dan simpus

c. Selesai pelayanan
- Mencuci dan mensterilkan alat sesuai prosedur
1.2 Puskesmas Pembantu
a. Persiapan ruangan
- Persiapan alat – alat pemeriksaan
b. Penatalaksanaan pasien
- Memanggil pasien berdasarkan nomor urut

8
- Melakukan pengecekan awal nomor antrian, nama, tanggal lahir dan
apabila pasien lupa tanggal lahir ditanyakan alamat. Bila terdapat
perbedaan, petugas ruang pemeriksaan umum mengecek ulang dan
berkoordinasi dengtan petugas pendaftaran.
- Melakukan Kajian awal klinis , bagi pasien baru dan pasien yang belum
pernah dilakukan kajian awal
- Melakukan anamnesa, pemeriksaan dan tatalaksana penderita
- Melakukan pencatatan rekam medik pasien
- Pengobatan medik dasar di Puskesmas sesuai pedoman dan SOP
- Melakukan perawatan luka
- Penyuluhan tentang penyakit dan pola hidup sehat
- Konseling medik umum
- Melakukan rujukan internal ke unit lain di pustu atau ke puskesmas
induk bila diperlukan
- Menerima rujukan internal
- Melakukan rujukan kasus spesialistik
- Menerbitkan surat keterangan sakit/sehat yang ditandatangani dokter,
bila diperlukan
- Mengisi status RM dengan lengkap
- Membuar R1 sebagai pendamping P care dan simpustu
- Memverifikasi kelengkapan status RM
- Memasukkan data pasien pemeriksaan umum ke P care dan simpustu

c. Selesai pelayanan
- Mencuci dan mensterilkan alat sesuai prosedur

1.3 PKD
a. Persiapan ruangan
- Persiapan alat – alat pemeriksaan
b. Penatalaksanaan pasien
- Memanggil pasien berdasarkan nomor urut pendaftaran
- Melakukan pengecekan awal nomor antrian, nama, tanggal lahir dan
apabila pasien lupa tanggal lahir ditanyakan alamat. Bila terdapat
perbedaan, petugas ruang pemeriksaan umum mengecek ulang dan
berkoordinasi dengtan petugas pendaftaran.
- Melakukan Kajian awal klinis , bagi pasien baru dan pasien yang belum
pernah dilakukan kajian awal
- Melakukan anamnesa, pemeriksaan dan tatalaksana penderita
- Melakukan pencatatan rekam medik pasien
- Pengobatan medik dasar di Puskesmas sesuai pedoman dan SOP
- Penyuluhan tentang penyakit dan pola hidup sehat
- Konseling tentang penyakit
- Melakukan rujukan internal ke puskesmas induk bila diperlukan

9
- Mengisi status RM dengan lengkap
- Membuat R1 PKD sebagai pendamping P care dan simpustu
- Memverifikasi kelengkapan status RM
- Menyerahkan data pasien ke petugas simpustu puskesmas induk

c. Selesai pelayanan
- Mencuci dan menyimpan alat sesuai prosedur

2. Kegiatan di luar gedung


2.1 Pemeriksaan Umum di Puskesmas Keliling
a. Persiapan tempat pemeriksaan di lokasi Pusling
- Persiapan alat – alat dan obat obatan pemeriksaan umumn
b. Penatalaksanaan pasien
- Memanggil pasien berdasarkan urutan datang ke pusling
- Mencatat nama, tanggal lahir, alamat, ke buku bantu R1 Pusling dan
kertas untuk menulis obat
- Melakukan Kajian awal klinis
- Melakukan anamnesa, pemeriksaan dan tatalaksana penderita
- Melakukan pencatatan di R1 Pusling dan kertas pengobatan
- Pengobatan medik dasar di Puskesmas sesuai pedoman dan SOP
- Penyuluhan tentang penyakit dan pola hidup sehat
- Konseling tentang penyakit
- Melakukan rujukan internal ke puskesmas induk bila diperlukan
- Membuat R1 Pusling sebagai pendamping P care dan simpustu
- Menyerahkan data pasien periksa ke petugas simpustu puskesmas
induk

c. Selesai pelayanan
- Mencuci dan menyimpan alat sesuai prosedur

3. Dokumentasi
1. Kegiatan di dalam gedung:
Setelah selesai pelayanan, data – data pasien:
a. Ditulis dalam Buku Register
b. di-input dalam P care dan simpus Puskesmas melalui Komputer

2. Kegiatan di luar gedung :


a. Buku tugas luar
b. Buku Register Pusling

10
BAB V

LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka


perlu didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui
perencanaan yang baik dan berdasarkan kebutuhan pasien dan usulan petugas
rawat inap atas dasar kebutuhan pasien dan demi kelancaran dari pelayanan di
rawat inap. Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan pemeliharaan
yang sudah dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan alat dan bahan dalam
pelaksanaan upaya klinis Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

11
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Ada enam sasaran keselamatan pasien, yaitu:

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien


2. Komunikasi efektif
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat
4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
5. Pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas
6. Tidak Terjadinya pasien jatuh
Upaya Puskesmas untuk mencapai enam sasaran keselamatan pasien tersebut
adalah :

1. IDENTIFIKASI PASIEN SECARA BENAR


Indikator melakukan identifikasi pasien secara benar adalah:

a. Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, seperti nama pasien


dan tanggal lahir pasien, tidak termasuk nomor dan lokasi kamar.
b. Pasien diidentifikasi sebelum melakukan pemberian obat, tranfusi darah atau
produk lainnya.
c. Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah, dan specimen lain untuk
keperluan pemeriksaan.
d. Pasien diidentifikasi sebelum memberikan perawatan atau prosedur lainnya.
Prosedur dalam Identifikasi Pasien

Ada 2 identitas yaitu menggunakan NAMA dan TANGGAL


LAHIR yang disesuaikan dengan tanda pengenal resmi. Pengecualian
prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien
di UGD.

Beberapa hal yang dapat dilakukan petugas adalah:

 Petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir


sebelum melakukan prosedur, dengan pertanyaan terbuka, contoh :” Nama
bapak siapa?” “Tolong sebutkan tanggal lahir Bapak”.
 Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasien dapat
ditanyakan kepada penunggu/ pengantar pasien.

2. MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF


    Cara komunikasi yang efektif di puskesmas:

a. Menggunakan teknik SBAR (Situation – Background – Assessment –


Recomendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar pemberi layanan.

12
 Situation : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien.
 Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan   kondisi
pasien terkini.
 Assessment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
 Recommendation : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah
pasien saat ini.

b.   Komunikasi Verbal (Write down/tulis, Read back/baca kembali

 Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh penerima
instruksi/ laporan.
 Intruksi/ laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali oleh
penerima instruksi/ laporan.
 Instruksi/ laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh individu
pemberi instruksi/ laporan.
 Untuk istilah yang sulit atau obat – obatan kategori LASA (Look Alike Sound
Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup misalnya :
UBRETID
S Situasi

Saya menelepon tentang (nama pasien, umur,


dan lokasi)………….

Masalah yang ingin disampaikan…..

Tanda- tanda vital :

B Background/ latar belakang

Status mental pasien :

Kulit:…

Alat Bantu…

A Assesment/ Penilaian

Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan


katakan penilaian anda.

R Rekomendasi

Apakah (katakan apa yang ingin disarankan)

Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan?

Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan…

13
3. MENINGKATKAN KESELAMATAN PENGGUNAAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH ALERT)
Obat- obatan yang perlu diwaspadai adalah: NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan
Mirip) / LASA (Look Alike Sound

     Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.

Pengelolaan obat yang perlu diwaspadai:

 Penyimpanan di lokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan


yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”
 Pisahkan atau beri jarak penyimpanan obat dengan kategori LASA.
 Tidak menyimpan obat kategori kewaspadaan tinggi di meja dekat pasien
tanpa pengawasan.
 Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima /
memberi instruksi
Obat-obatan yang memerlukan kewaspadaan tinggi yang ada di Puskesmas:

a. Golongan Opioid
- Fentanil
- Kodein HCL
- Morfin HCl
- Morfin Sulfat
- Petidin HCl
- Sufentanil
b. Antiaritmia
- Lidokain
- Amiodaron

c. Obat antagonis adrenergik


- Efinefrin
- Norefineprin

d. Sound Alike Look Alike Drugs


  

4. PENERAPAN 7 BENAR DALAM PEMBERIAN OBAT


5. PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
Indikator Usaha Menurunkan Infeksi Nosokomial:

a. Menggunakan panduan hand hygiene terbaru yang diakui umum.

14
b. Mengimplementasikan program kebersihan tangan yang efektif.
Semua petugas di rumah sakit termasuk dokter melakukan kebersihan tangan
pada 5 MOMEN yang telah ditentukan, yakni:

 Sebelum kontak dengan pasien


 Sesudah kontak dengan pasien
 Sebelum tindakan asepsis
 Sesudah terkena cairan tubuh pasien
 Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Ada 2 cara cuci tangan yaitu :

1. HANDWASH – dengan air mengalir, waktunya : 40 – 60 detik


2. HANDRUB – dengan gel berbasis alcohol, waktunya : 20 – 30 detik

Alat Pelindung Diri

Alat yang digunakan untuk melindungi petugas dari pajanan darah, cairan tubuh,
ekskreta, dan selaput lendir pasien seperti sarung tangan, masker, tutup kepala,
kacamata pelindung, apron/ jas, dan sepatu pelindung.

6. PENGURANGAN RISIKO CEDERA AKIBAT PASIEN JATUH


Indikator usaha menurunkan risiko cedera karena jatuh :

1. Semua pasien baru dinilai rIsiko jatuhnya dan penilaian diulang jika diindikasikan
oleh perubahan kondisi pasien atau pengobatan, dan lainnya.
2. Hasil pengukuran dimonitor dan ditindak lanjuti sesuai derajat rIsiko jatuh pasien
guna mencegah pasien jatuh serta akibat tak terduga lainnya.

15
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh pasien


dan keluarga pasien maka tuntutan pengelolaan program Keselamatan Kerja di
rawat inap semakin tinggi, karena Sumber Daya Manusia (SDM) puskesmas,
pengunjung/pengantar pasien, pasien sekitar puskesmas ingin mendapatkan
perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik sebagai dampak
proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi sarana dan
prasarana yang ada di puskesmas yang tidak memenuhi standar.

Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan


karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang
harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau
oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, khususnya


pasal 165 :”Pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan
melalui upaya pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga
kerja”. Berdasarkan pasal di atas maka pengelola tempat kerja di puskesmas
mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para tenaga kerjanya. Salah satunya
adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping keselamatan kerja. Puskesmas
harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien, penyedia
layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di
puskesmas.

Program keselamatan kerja di Poli Umum merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal kesehatan dan
keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien, keluargapasien, masyarakat sekitar.

Tujuan umum

Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
puskesmas, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas berjalan
baik dan lancar.

Tujuan khusus

16
a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat Kerja) dan
KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan rawat inap puskesmas.

Alat Keselamatan Kerja

1. Pemadam kebakaran (hidrant)


2. APD (alat Pelindung Diri)
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas
6. Plaster pembalut
7. Pembersih tangan di depan tiap-tiap ruangan pasien.
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya untuk


memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja,
b. Pakailah APD saat bekerja,
c. Orientasi pada petugas baru,
d. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam kebakaran,
e. Harus mengetahui cara mencuci tangan dengan benar,
f. Buanglah sampah pada tempatnya,
g. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik,
h. Dilarang merokok.

17
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu   (quality control) dalam manajemen mutu merupakan


suatu sistem kegiatan  teknis yang bersifat rutin yang dirancang  untuk mengukur
dan menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan.  Pengendalian
mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga kualitasnya
sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.

Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan


langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya
berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan
dapat tercapai dan terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa
pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen. Dalam
bahasa layanan kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh
puskesmas ditujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.

Pada unit Pemeriksaan Umum Puskesmas Karangdadap selalu dilakukan


survey kepuasan pelanggan untuk mengetahui tingkat kepuasan penerima layanan
di Puskesmas Karangdadap. Hasil dari survey pelanggan di analisa sehingga dapat
merumuskan follow up dari permasalahan yang ada. .
Jika ada KTD, KTD, KPC dan KNC segera melaporkan pada Ketua Tim Mutu dan
Keselamatan Pasien untuk segera di follow up bersama-sama dengan Anggota Tim
Mutu dan keselamatan pasien Puskesmas Karangdadap.

18
BAB IX

PENUTUP

Penanggung jawab penyelenggaraan pelayanan klinis di rawat inap


Puskesmas Karangdadap adalah Kepala Puskesmas Karangdadap. Sedangkan
penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan
di wilayah kabupaten Pekalongan adalah dinas kesehatan kabupaten Pekalongan.
Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten Pekalongan sesuai
dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan
nasional. Yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas, agar terwujud
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

19

Anda mungkin juga menyukai