Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang
diselenggarakan oleh pemerintah adalah puskesmas. Fasilitas pelayanan kesehatan ini
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta
masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat. Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung awab
atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan
yang diberikan puskesmas adalah pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi
pelayanan: kuratif (pengobatan), preventif (upaya pencegahan), promotif
(peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Pelayanan
tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedaan jenis kelamin dan
golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia. Dalam hal
ini Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan keprofesionalan dari para
pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau sarana kesehatannya untuk memberikan
kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa layanan kesehatan. Semakin ketatnya
persaingan serta pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan mengharuskan
Puskesmas selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk selalu
meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan,
terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang telah diberikan kepada pasien atau
pelanggan selama ini telah sesuai dengan harapan atau belum. Olehnya itu puskesmas
sangat dituntut untuk menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan yang berkualitas
bagi masyarakat di wilayah kerjanya.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan disusunnya pedoman ini sebagai acuan bagipetugas kesehatan di Puskesmas
Losari dalam menyelenggarakan kegiatan Upaya Kesehatan Perorangan. Sehingga
penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan dapat dilaksanakan sesuai dengan
rencana serta memperoleh hasil sesuai yang diharapkan.

C. Sasaran pedoman
Sasaran pedoman pelayanan klinis adalah seluruh pelayanan klinis yang ada di
Puskesmas Losari mulai dari pendaftaran pasien, pemeriksaan pasien (pemeriksan
umum, Pemeriksaan gigi dan Mulut, Pemeriksaan Kesehatan Ibu dan KB,
1
Pemeriksaan Anak dan Imunisasi,Gawat Darurat), pemeriksaan penunjang
(Laboratorium), pelayanan Farmasi, Persalinan dan Paska Salin, dan Rawat inap.
D. Ruang Lingkup Pedoman
Ruang lingkup pelayanan klinis di Puskesmas meliputi :
1. Pendaftaran pasien
Sebelum mendapatkan pelayanan pemeriksaan atau konsultasi kesehatan, pasien
terlebih dahulu mendaftarkan diri di bagian pendaftaran untuk dicatatkan data
identitasnya dan dibuatkan rekam mediknya.
2. Pemeriksaan pasien dilakukan di ruang pemeriksaan sesuai dengan keluhan dan
kondisi pasien.
Pemeriksaan dilakukan di Ruang Pemeriksaan umum, Ruang Kesehatan Gigi
dan Mulut, Ruang Kesehatan Ibu dan KB, atau ruang tindakan terbatas (UGD).
3. Pemeriksaan penunjang
Apabila dianggap perlu maka dokter yang memeriksa kondisi pasien dapat
merujuk pasien ke unit penunjang (laboratorium) untuk mendapatkan
pemeriksaan penunjang yang sesuai demi mendapatkan informasi lebih lengkap
mengenai kondisi pasien.
4. Pelayanan kefarmasian
Apabila pasien sudah selesai diperiksa membutuhkan obat, maka pasien akan
diberi resep yang akan dibawa kebagian farmasi untuk mendapatkan obat sesuai
dengan yang tertera dalam resep.
5. Rawat Inap
Apabila dari hasil pemeriksaan dokter menyatakan pasien memerlukan
perawatan lebih lanjut maka pasien akan dirujuk ke unit rawat inap.
E. Batasan Operasional
1. Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk tujuan
pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan kesehatan
lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
2. Pelayanan gawat darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan
secepatnya untuk mencegah terjadinya kematian, keparahan dan kecacatan
sesuai dengan kemampuan puskesmas.
3. Pasien rawat jalan adalah pasien puskesmas yang setelah mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
4. Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan
kesehatan yang dilakukan dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan
ketepatan terapi terhadap pasien.

2
5. Pelayanan rawat inap adalah pelayanan yang diberikan pada pasien yang tidak
memungkinkan untuk dilakukan perawatan di rumah karena memerlukan
pengawasan, pengobatan dan perawatan lebih lanjut sesuai kewenangan dan
kemampuan puskesmas.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber daya Manusia
Kualifikasi Sumber Daya Manusia Berikut ini tenaga kesehatan pada pelayanan
klinis yang ada di Puskesmas Losari :

JABATAN KUALIFIKASI JUMLAH

2
1 Dokter umum S1 Profesi dokter umum

2 Dokter gigi S1 Profesi dokter gigi 1


3 Perawat D3 Keperawatan 15
S1 Keperawatan 4

4 Perawat Gigi D3 Keperawatan 1

5 Bidan D3 Kebidanan 24
D4 Kebidanan 3
6 Tenaga Farmasi D3 Farmasi 1
SMK Farmasi 1

7 Laboratorium D3 Analis Kesehatan 1

D4 Analis Kesehatan 1

8 Rekam Medis D3 Rekam Medis 1


9 Nutrisionis D3 Gizi 1
10 Sanitarian D3 Kesling 1

B. Distribusi Ketenagaan Upaya Kesehatan Perorangan


Puskesmas Losari memiliki puskesmas pembantu (PUSTU Prapag Kidul),
pelayanan dalam gedung dilakukan di puskesmas Induk. Kegiatan luar gedung yang
dijadwalkan secara rutin adalah kegiatan puskesmas keliling.
1. Dokter Umum
Setiap hari bertugas di rawat jalan, Ruang Gawat Darurat, , sedangkan untuk
pelayanan di rawat inap dan persalinan, seperti visite dan konsul diatur dengan
jadwal visite dan jadwal konsul. Jumlah dokter ada 2 (dua) orang yang masing-
masing tugasnya diatur dengan jadwal.

2. Dokter Gigi
Setiap hari bertugas di Ruang Pemeriksaan Gigi . Jumlah dokter gigi ada 1
(satu) orang yang menemapati ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut
3. Bidan

4
Setiap hari melakukan pelayanan di ruangan Kesehatan Ibu dan KB. Jumlah
Bidan di ruang KIA ada 3 (tiga), masing-masing bidan mempunyai spesifikasi
ketugasan yang berbeda, misalnya sebagai Bidan koordinator , penanggung
jawab kesehatan anak atau penanggung jawab pelayanan KB (Keluarga
Berencana). Sedangkan untuk persalinan ada 2 (satu) bidan yang bertugas
diatur dengan jadwal.
4. Perawat
Setiap hari bertugas di Ruang Pemeriksaan umum, Ruang Gawat Darurat, dan
rawat inap. Jumlah perawat yang bertugas di Ruang Pemeriksaan umum ada 2
(dua) orang, di UGD ada 1 (satu) orang dan ada 2 (dua) orang di ruang
perawatan setiap hari (jam kerja). Sedangkan untuk pelayanan diluar jam kerja
(UGD dan ruang perawatan) diatur dengan jadwal. Setiap perawatan
mempunyai tugas integrasi atau tugas lain yang diberikan kepala puskesmas,
misalnya penanggung jawab P2, penanggung jawab PTM dan lain-lain.
5. Perawat Gigi
Setiap hari bertugas di Ruang Pemeriksaan gigi dan mulut bersama dokter gigi.
Jumlah perawat gigi ada 1 (satu) yang memiliki tugas integrasi atau tugas lain,
seperti penanggung jawab UKS.
6. Petugas Laboratorium
Setiap hari bertugas di ruang laboratorium. Jumlah petugas laboratorium ada 2
(dua) orang dengan kualifikasi pendidikan DIV dan DIII Analis Kesehatan.
7. Petugas Farmasi
Setiap hari bertugas dipelayanan farmasi. Jumlah petugas farmasi ada 1 (satu)
orang dengan kualifikasi DIII dan 1 (satu) orang SMF, dibantu oleh 2 (dua)
orang SMA.
8. Nutrisionis
Setiap hari bertugas di Ruang Gizi. Jumlah Nutrisionis ada 1 (satu) orang
9. Sanitarian
Bertugas setiap hari, jumlah sanitarian ada 1 (satu) orang.
10. Petugas Pendaftaran
Setiap hari bertugas di ruang pendaftaran, Jumlah petugas pendaftaran ada 4
orang, 1 orang Rekam Medis sebagai coordinator, 1 orang tenaga IT, dan 2
orang petugas yang sudah dilatih.
C. Jadwal kegiatan Upaya perorangan
Jadwal kegiatan UKP dilaksanakan sesuai jadwal pelayanan Puskesmas :
1. Rawat jalan :
Senin –Sabtu : 08.00 s/d selesai
5
2. Rawat Inap, Persalinan dan Paska Salin, dan Gawat Darurat
Senin – Minggu : 24 jam

BAB III
6
STANDAR FASILITAS

A. Denah Gedung dan Ruang Pelayanan UKP

Denah Lantai 1

Denah lantai 2

B. Standar Fasilitas Upaya Kesehatan Perorangan

7
Ketersediaan peralatan kesehatan sangat menentukan terselenggaranya pelayanan
kesehatan yang optimal, efektif dan efisien di Puskesmas. Peralatan kesehatan di
Puskesmas harus memenuhi persyaratan standar mutu, keamanan, keselamatan,
memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan diuji serta
dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang.
Standar peralatan Upaya Kesehatan perorangan di Puskesmas Losari mengacu pada
standar peralatan puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75
Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat.

BAB IV
TATALAKSANA
8
A. Lingkup Kegiatan
1. Dalam Gedung
2. Luar Gedung
B. Metode
1. Preventif
2. Promotif
3. Kuratif
C. Langkah Kegiatan
1. Pasien datang mendaftar ke ruang pendaftaran
2. Petugas pendaftaran mengidentifikasi pasien sesuai ruang pelayanan yang
dibutuhkan pasien berdasarkan keperluan kunjungan, jika pasien meminta
untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium secara langsung, pasien harus
menunjukan surat rujukan dari dokter swasta atau instansi kesehatan lain.
3. Petugas memanggil pasien ke ruang pelayanan
4. Petugas melakukan pemeriksaan pasien
5. Petugasmerujuk ke unit pemeriksaan penunjang, bila di perlukan
pemeriksaan penunjang (misalnya: Laboratorium)
6. Petugas merujuk pasienke unit pelayanan terkait bila diperlukan dengan
memberikan rujukan internal, bagi pasien yang memerlukan penanganan
rawat inap maka petugas menyarankan pasien/pendamping pasien menuju
gedung rawat inap untuk menadapatkan penanganan lebih lanjut.
7. Petugas memberikan rujukan eksternal apabila di rujuk ke rumah sakit.
8. Petugas memberikan resep kepada pasien apabila pasien tidak
membutuhkan pemeriksaan penunjang, rujukan internal maupun eksternal.
9. Petugas mempersilahkan pasien membawa resep ke ruang farmasi.
10. Petugas farmasi memberikan obat dan meminta pasien untuk membayar
biaya obat bagi pasien umum
11. Pasien pulang

BAB V

9
LOGISTIK

Manajemen Logistik adalah suatu pengetahuan atau seni serta proses mengenai
perencanaan, penentuan kebutuhan, pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan serta
penghapusan material. Tujuan dari manajemen logistik adalah tersedianya bahan setiap
saat dibutuhkan, baik mengenai jenis, jumlah maupun kualitas yang dibutuhkan secara
efisien. Manajemen logistik Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Losari adalah
sebagai berikut :
A. Perencanaan Pelayanan Klinis
a) Perencanaan pelayanan klinis dan perencanaan pelayanan terpadu ditetapkan
berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan dalam bentuk diagnosis
b) Dalam penyususnan rencana pelayanan terpadu harus dipandu oleh Keputusan
kepala Puskesmas Losari tentang Pelayanan Terpadu sesuai dengan standar
pelayanan yang ditetapkan
c) Setiap petugas yang terkait dalam pelayanan klinis harus mengetahui kebijakan
dan prosedur penyusunan layanan klinis serta menerapkannya dalam
penyusunan rencana terapi dan/rencana layanan terpadu
d) Petugas kesehatan dan atau tim kesehatan dalam melakukan perencanaan
pelayanan harus melibatkan pasien. Perencanaan layanan klinis yang disusun
untuk setiap pasien harus ada kejelasan tujuan yang ingin dicapai.
Penyusunannya harus mempertimbangkan kebutuhan biologis, psikologis,
spiritual dan tata nilai budaya pasien. Rencana layanan yang disusun juga
memuat pendidikan / penyuluhan pasien
e) Dalam layanan klinis apabila memungkinkan dan tersedia, pasien/keluarga
diperbolehkan untuk memilih tenaga/profesi kesehatan
f) Pada kondisi tertentu pasien membutuhkan layanan yang melibatkan tim
kesehatan. Rencana layanan meliputi tujuan layanan yang akan diberikan,
pendidikan kesehatan bagi pasien dan/ keluarga, jadwal kegiatan, sumber daya
yang akan digunakan dan kejelasan tanggung jawab tiap anggota tim kesehatan
dalam melaksanakan layanan. Layanan dilakukan secara paripurna dan
dilakukan sesuai SOP Layanan Terpadu. Rencana yang disusun
mempertimbangkan efisiensi pemanfaatan sumber daya manusia dan sejak
awal mempertimbangkan risiko yang akan dialami pasien termasuk efek
samping pengobatan (SOP Pemberian Informasi dan efek samping dan risiko
pengobatan)
g) Rencana layanan tersebut didokumentasikan dalam rekam medis. Perubahan
layanan didasarkan atas perkembangan pasien dan didokumentasikan.

10
B. Proses yang berhubungan dengan pelanggan
a) Pasien/pelanggan selalu dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan dalam
layanan klinis, yaitu dengan cara memberikan informed concent.
b) Untuk menyetujui/memilih tindkan, pasien harus diberikan penjelasan/
konseling tentang hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan yang
direncanakan, karena diperlukan untuk suatu keputusan persetujuan.
c) Informed concent dapat diperoleh diberbagai titik waktu dalam proses
pelayanan baik itu ketika pasien masuk rawat inap dan sebelum suatu tindakan
pengobatan yang berisiko dan dilaksanakan sesuai SOP Informed Concent.
Pasien dan/ keluarga dijelaskan tentang tes/ tindakan, prosedur, dan
pengobatan mana yang memerlukan persetujuan baik lisan maupun
menandatangani formulir.
d) Pasien atau mereka yang membuat keputusan atas nama pasien, dapat
memutuskan untuk tidak melanjutkan pelayanan atau pengobatan setelah
kegiatan dimulai, termasuk menolak untuk dirujuk ke fasilitas kesehatan yang
lebih memadai.
 Pemberi pelayanan wajib memberitahukan pasien dan keluarganya
tentang hak mereka untuk membuat keputusan, potensi hasil dari
keputusan tersebut dan tangguang jawab mereka berkenaan dengan
keputusan tersebut.
 Pasien dan keluarganya diberitahu tentang alternative pe;ayanan dan
pengobatan.
C. Pembelian / pengadaan barang terkait pelayanan klinis
a) Pengadaan barang untuk pelayanan klinis harus berdasarkan perencanaan yang
baik sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan prioritas kebutuhan
b) Perencanaan yang sudah dibuat disampaikan kepada Dinas Kesehatan maupun
BLUD untuk mendapatkan persetujuan
c) Pengadaan dilakukan oleh Dinas Kesehatan atau BLUD sesuai peraturan
perundangan yang berlaku
d) Untuk menjamin ketersediaan dan berfungsi/ laik pakainya peralatan medis
puskesmas :
 Melakukan inventarisasi peralatan medis
 Melakukan pemeriksaan peralatan medis secara teratur
 Melakukan uji coba peralatan medis sesuai dengan penggunaan dan
ketentuannya
 Melaksanakan pemeliharaan

11
 Melakukan inventarisasi peralatan yang harus dikalibrasi
 Memastikan bahwa alat yang perlu dikalibrasi, dilakukan kalibrasi
sesuai peraturan perundangan yang berlaku
D. Peningkatan Mutu Pelayanan klinis dan keselamatan pasien
a) Untuk mengetahui mutu layanan yang diberikan perlu dilakukan penilaian.
Penilaian tersebut dilakukan dengan pengukuran dan analisis terhadap
indicator-indikator klinis yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Puskesmas Losari tentang Indikator Mutu Pelayanan Klinis Hasil dan
rekomendasi dari penilaian tersebut harus ditindaklanjuti sebagai upaya untuk
meningkatkan mutu pelayanan klinis
 Penilaian hasil layanan secara kuantitatif antara lain adalah : indicator
klinik, survey kepuasan pasien
 Penilaian secara kualitatif adalah deskripsi pengalaman pasien/
keluarga pasien, pendapat, dan persepsi pasien terhadap pelayanan
b) Perencanaan, monitoring dan evaluasi mutu layanan klinis dan keselamatan
menjadi tanggung jawab tenaga yang bekerja di pelayanan klinis. Upaya
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien menjadi tanggung
jawab seluruh tenaga klinis yang memberikan asuhan pasien
c) Tenaga klinis wajib berperan aktif mulai dari identifikasi permasalahan mutu
layanan klinis, melakukan analisis, menyusun rencana perbaikan,
melaksanakan dan menindak lanjuti. Identifikasi permasalahan mutu layanan
klinis, melakukan analisis, potensi terjadinya resiko dilakukan dengan
menggunakan indicator-indikator pelayanan klinis yang ditetapkan oleh
Puskesmas dengan acuan yang jelas. Pimpinan puskesmas bersama tenaga
klinis melakukan evaluasi dan tindak lanut terhadap analisis dan monitoring
dan penilaian mutu klinis
d) Upaya keselamatan pasien dilakukan untuk mencegah terjadinya Kejadian
Tidak Diharapkan (KTD), yaitu cedera atau hasil yang tidak sesuai dengan
harapan, yang terjadi bukan karena kondisi pasien tetapi oleh karena
penanganan klinis ( clinical management). Penanganan klinis yang tidak sesuai
kadang tidak menimbulkan cedera, maka kejadian ini disebut dengan Kejadian
Tidak Cedera ( KTC)
e) Kejadian Nyaris Cedera ( KNC) terjadi jika hampir saja dilakukan kesalahan
dalam penanganan klinis, tetapi kesalahan tersebut tidk jadi dilakukan
f) Keadaan-keadaan tertentu dalam pelayanan klinis, misalnya tempat tidur yang
tidak dilengkapi dengan pengaman, lantai yang licin yang beresiko terjadi

12
pasien terjatuh, berpotensi, menimbulkan cedera. Keadaan ini disebut kondisi
berpotensi menyebabkan cedera (KPC).
g) Mutu layanan klinis tidak hanya ditentukan oleh sistem pelayanan yang ada,
tetapi juga perilaku dalam pemberian pelayanan. Tenaga klinis perlu
melakukan evaluasi terhadap perilaku dalam pemberian pelayanan dan
melakukan upaya perbaikan baik pada system pelayanan maupun perilaku
pelayanan yang mencerminkan budaya keselamatan, dan budaya perbaikan
pelayanan klinis yang berkelanjutan
h) Dilakukan evaluasi dan perbaikan perilaku dalam pelayanan klinis oleh tenaga
klinis dalam pelayanan klinis yang mencerminkan budaya keselamatan dan
budaya perbaikan yang berkelanjutan. Budaya mutu dan keselamatan pasien
diterapkan dalam pelayanan klinis. Ada keterlibatan tenaga klinis dalam
kegiatan peningkatan murtu yang ditunjukkan dalam penyusunan indicator
untuk menilai perilaku dalam pemberian pelayanan klinis dan ide-ide
perbaikan .
i) Kepala puskesmas beserta jajaran berkomitmen meningkatkan mutu layanan
klinis, memfasilitasi, mengalokasikan dan sesuai dengan ketersediaan
angggaran dan sumber daya yang ada di puskesmas. Terdapat Rencana
Peningkatan Mutu Layanan Klinis dan Keselamatan Pasien, Kerangka acuan
peningkatan mutu klinis dan keselamatan pasien. Program/ kegiatan tersebut
dilaksanakan sesuai rencana, dievaluasi, dan ditindak lanjuti.
j) Fungsi dan proses layanan klinis yang utama diidentifikasi dan diprioritaskan
dalam upaya perbaikan mutu layanan klinis dan menjamin keselamatan.
k) Agar pelayanan klinis dapat dikendalikan dengan baik, maka perlu dilakukan
pembakuan standard dan prosedur layanan klinis. Standar dan prosedur
tersebut perlu disusun berdasarkan acuan yang jelas dan dapat dipertanggung
jawabkan, dan bila memungkinkan berdasarkan bukti ilmiah terkini dan yang
terbaik ( the best available avidence) .
l) Dalam upaya peningkatan mutu layanan klinis perlu ditetapkan ukuran-ukuran
mutu layanan klinis yang menjadi sasaran peningkatan layanan klinis. Untuk
meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap
sasaran-sasaran keselamatan pasieen. Indicator peengukuran keselamatan
pasien meliputi tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien, tidak terjadi
kesalahan pemberian obat, tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis
dan keperawatan, pengurangan terjadinya resiko infeksi di Puskesmas, dan
tidak terjadinya pasien jatuh .

13
m) Untuk mengetahui nilai keberhasilan pencapaian mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien, maka perlu ditetapkan target ( batasan ) yang harus dicapai
untuk tiap-tiap indicator yang dipilih dengan acuan yang jelas. Untuk monitor
mutu layanan klinis dan keselamatan pasien, perlu dilakuakn pengukuran-
pengukuran dengan indicator yang telah ditetapkan secara periodic, dianalisis,
untuk menentukan strategi dan rencana perbaikan mutu layanan klinis
n) Upaya peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien hanya dapat
terlaksana jika ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab dalam upaya
tersebut. Penanggung jawab pelaksanaan dapat dilakukan dengan membentuk
tim peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien di Puskesmas,
yang mempunyai program kerja yang jelas.
o) Hasil evaluasi terhadap upaya peningkatan mutu layanan klinis dan
keselamatan pasien perlu dikomunikasikan untuk meningkatkan motivasi
petugas dan meningkatkan keberlangsungan upaya peningkatan mutu layanan
klinis dan keselamatan pasien. Hasil evaluasi terhadap upaya peningkatan mutu
layanan klinis dan keselamatan pasien perlu dikomunikasikan untuk
meningkatkan motivasi petugas dan meningkatkan keberlangsungan upaya
peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien.

14
BAB VII
PENUTUP

Demikian Pedoman Peningkatan Mutu Kinerja Puskesmas Losari ini dibuat dan
telah disahkan oleh Kepala Puskesmas untuk dijadikan acuan oleh segenap karyawan
Puskesmas Losari mulai dari level pimpinan sampai staf dalam bertindak dan mengambil
keputusan dalam rangka menjalankan sistem manajemeen serta tugas, tanggung jawab
masing-masing sesuai dengan kapasitas dan wewenang yang telah diberikan.

15

Anda mungkin juga menyukai