PUSKESMAS ARJASARI
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan Umum :
Tersedianya pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan klinis
yang profesional dan bermutu di Puskesmas Arjasari.
2
2. Tujuan Khusus :
a. Terselenggaranya pelayanan klinis yang professional dan bermutu tinggi
b. Terlaksananya penilaian terhadap kinerja pelayanan klinis di Puskesmas
Arjasari.
c. Terlaksananya perbaikan berkelanjutan pada pelayanan klinis Puskesmas
Arjasari.
d. Meningkatnya kepuasan dan harapan pelanggan/pasien terhadap pelayanan
klinis di Puskesmas Arjasari.
C. SASARAN PEDOMAN
Semua penyelenggara pelayanan klinis baik itu staf medis (dokter/dokter gigi),
paramedis (perawat,bidan),tenaga kesehatan lainnya (nutrisionis/ahli gizi,
sanitarian, analis/laboratorium, apoteker/farmasi,tenaga kesehatan masyarakat,
dan tenaga non kesehatan (administrasi ,loket dan rekam medik, sopir, cleaning
service,petugas keamanan) serta pasien yang terkait untuk bekerjasama dalam
pelaksanaan pelayanan klinis di Puskesmas Arjasari dan jaringannya seperti
Puskesmas Pembantu dan Pos Kesehatan Desa.
3
9. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
10. Pelayanan Obat/Kefarmasian
11. Pelayanan Laboratorium sederhana
12. Pelayanan Gawat Darurat
E. BATASAN OPERASIONAL
a. Unit Pelayanan Administrasi
Unit Pendaftaran dan rekam medis adalah unit yang melayani pendaftaran
pasien baru dan pasien lama yang akan mendapatkan pelayanan rawat jalan
beserta rekam medisnya.
b. Unit Pelayanan Klinis
1. Pelayanan Umum adalah unit pelayanan yang melayani pemeriksaan
kesehatan umum dewasa dan anak diatas 5 tahun.
2. Pelayanan Gigi adalah unit pelayanan yang melayani pemeriksaan gigi dan
mulut.
3. Pelayanan KIA/KB adalah unit pelayanan yang melayani kesehatan ibu
anak dan KB yang meliputi pemeriksaaan ibu hamil (antenatal care),
imunisasi, pelayanan KB (pil,suntik, implant,IUD).
4. Pelayanan MTBS adalah unit pelayanan yang melayani manajemen terpadu
balita sakit dan deteksi dini tumbuh kembang anak pada pasien bayi balita
umur 0-59 bulan.
5. Konsultasi Gizi adalah pelayanan gizi yang berupa konsultasi/konseling gizi.
6. Pelayanan Kesehatan Lingkungan adalah unit yang melayanani konsultasi
yang berhubungan dengan kesehatan dan sanitasi lingkungan.
7. Konsultasi Promosi Kesehatan melayani konsultasi/konsultasi, pemberian
informasi kesehatan.
8. Pelayanan TB adalah unit pelayanan yang melayani konsultasi dan
pemberian obat pada penderita TB dan.
9. Pelayanan Gawat Darurat (UGD) adalah unit pelayanan yang menangani
pasien yang membutuhkan pertolongan segera atau rujukan dari poli
umum/gigi yang memerlukan tindakan medik dan melakukan rujukan
emergensi ke Rumah Sakit bila diperlukan.
4
10. Unit Laboratorium adalah unit pelayanan yang melayani pemeriksaan darah,
urine,feces,kimia darah,dahak/sputum ( ,dan lain-lain)
11. Unit Obat adalah unit pelayanan yang melayani pemberian obat melalui
resep dokter atau dokter gigi dan paramedis (bidan/perawat) yang telah
diberikan pendelegasian wewenang dari dokter/dokter gigi.
5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Ketenagaan
6
Kesehatan
Masyarakat
12 Penata DIII Analis Kesehatan 0 0
Laboratorium
13 Sopir SMA 0 0
14 Petugas SMA 4 4
Kebersihan
15 Petugas SMA 1 1
Keamanan
(penjaga malam)
Total 30 30
B. Distribusi Ketenagaan
Jejaring (Pustu,
No Jenis Ketenagaan Puskesmas poskesdes, pos kes Jumlah
tapal batas)
Kepala Puskesmas
1 3 3
+ Dokter umum
2 Dokter Gigi 1 1
3 Apoteker 0 0
4 Tenaga akuntan 1 1
5 Perawat gigi 1 1
6 Perawat 5 5
7 Bidan 9 9
8 Analis kesehatan 0 0
7
9 Nutrisionis 1 1
10 Sanitarian 1 1
Administrasi dan
11 3 3
Tata Usaha
12 Sopir 1 1
Petugas
13 3 1 4
Kebersihan
14 Penjaga Malam 0 0
Jumlah 29 1 30
8
Waktu Pelayanan
No Jenis Pelayanan
Hari Jam
Senin s/d Kamis 08.00 - 12.00
1. Unit Pendaftaran dan Rekam Medik Jumat 08.00 - 11.00
Sabtu 08.00 - 12.00
Pemeriksaan Kesehatan Umum (Poli Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
2.
Umum)
Senin s/d Sabtu
Pemeriksaan Kesehatan Gigi -Mulut (Poli 08.00 - selesai
3. Rabu Libur
Gigi)
4. Pemeriksaan Kesehatan Anak (Poli MTBS) Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
- Pemeriksaan bayi dan balita
5. Pemeriksaan Kesehatan Ibu
- Pemeriksaan kehamilan Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
- Pemeriksaan IVA
Pelayanan Imunisasi
11. -imunisasi bayi/balita Senin 08.00 - selesai
-imunisasi TT Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
12. Kefarmasian /Unit obat Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
17. Laboratorium sederhana Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
9
18. Unit Ruang Tindakan Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
19. Persalinan (Kamar Bersalin) Senin s/d Sabtu 08.00 - selesai
BAB III
10
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
11
Puskesmas Arjasari memiliki jejaring 3 pustu, 1 poskesdes. Namun hanya 2
pustu dan 1 poskesdes yang menempati bangunan permanen.
Puskesmas Arjasari adalah puskesmas kawasan pedesaan dengan rawat
jalan yang memiliki fasilitas sebagai berikut:
12
No. Nama Ruang Keterangan
Ruang Kantor
1 Ruangan administrasi kantor/Tata Usaha
Ruangan Kepala Puskesmas Dapat digunakan untuk
2
kegiatan rapat.
Ruang Pelayanan
4 Ruang pendaftaran dan rekam medik
5 Ruang tunggu
6 Ruang pemeriksaan umum (poli umum)
7 Ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut (poli gigi)
8 Ruangan KIA/KB
9 Poli MTBS
10 Ruangan Poli TB
11 Ruang Poli Lansia
12 Ruang Klinik Sanitasi, Ruang klinik gizi
13 Ruang farmasi/unit obat
14 Ruang gudang obat
15 Laboratorium
16 Ruang UGD/Tindakan
17 Ruangan persalinan 1 ruangan dengan
kapasitas 1 tempat
tidur
18 Kamar mandi/ WC pasien
19 Kamar mandi/WC untuk petugas pria
20 Kamar mandi /WC untuk petugas wanita
21 Ruangan sterilisasi -
Pendukung
27 Garasi ambulans Belum memadai
13
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
14
A. LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN
Lingkup kegiatan pelayanan klinis ini untuk melakukan tata laksana pelayanan
terhadap pasien, yaitu:
1. Pasien umum ,Pasien BPJS ( Askes PNS/TNI POLRI, Jamkesmas/Kartu
Indonesia Sehat, BPJS Mandiri, BPJS Ketenagakerjaan), Gratis (pasien
program/gratis lainnya).
2. Layanan Gawat Darurat dan Rawat Inap
Kegiatan layanan klinis gawat darurat dan rawat inap terhadap pasien ini
mencakup:
a. Pendaftaran pasien dan rekam medis
b. Pengkajian, keputusan, rencana klinis pasien
c. Pelaksanaan layanan klinis pasien
d. Rencana rujukan/pemulangan pasien
B. METODE
a. Pendaftaran Pasien dan Rekam Medis
Metode yang dilakukan pada pendaftaran pasien menggunakan metode
antrian dan untuk rekam medis menggunakan metode pemberian nomor secara
unit. Metode pemberian nomor secara unit, pada pasien datang pertama kali
untuk berobat jalan maka pasien tersebut mendapat satu nomor rekam medis.
Yang mana pada nomor tersebut akan dipakai selamanya untuk melakukan
kunjungan-kunjungan selanjutnya termasuk rawat inap. Dan berkas rekam medis
tersebut akan tersimpan dalam satu berkas dengan nomor pasien berdasarkan
per tempat tinggal (desa) dan luar wilayah.
b. Metode Pengkajian , keputusan, rencana layanan klinis, dan pelaksanaan
layanan serta rencana rujukan dan pemulangan pasien
1. Anamnesis
Hasil anamnesis berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta yang
sering disampaikan oleh pasien atau keluarga pasien. Penelusuran riwayat
penyakit yang diderita saat ini, penyakit lainnya yang merupakan faktor
resiko, riwayat keluarga, riwayat sosial, dan riwayat alergi menjadi informasi
lainnya pada bagian ini. Pada beberapa penyakit, bagian ini memuat
15
informasi spesifik yang harus diperoleh dokter dari pasien atau keluarga
pasien atau keluarga pasien untuk menguatkan diagnosis penyakit.
16
Comorbidity : jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang
memperberat kondisi pasien.
Selain empat kriteria diatas, kondisi fasilitas pelayanan juga dapat
menjadi dasar bagi dokter untuk melakukan rujukan demi menjamin
keberlangsungan penatalaksanaan dengan persetujuan pasien.
C. LANGKAH KEGIATAN
Tata laksana pelayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan
secara team work, dilakukan sesuai pelayanan klinis dokter, asuhan keperawatan,
asuhan kebidanan, dan terdokumentasikan dengan baik.
a. Pendaftaran pasien
Pada pendaftaran terdapat ketentuan seperti alur pendaftaran sebagai berikut:
Pada proses pendaftaran pasien dipandu dengan prosedur yang jelas dan
dilakukan oleh petugas pendaftaran. Identitas pasien harus dipastikan minimal
dengancara identifikasi, yaitu : nama pasien, tanggal lahir, alamat dan nomor rekam
medis.
Adanya informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis, dan informasi tentang
kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat
pendaftaran. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan
proses pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
Hak-hak pasien meliputi:
A. Berhak meperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan
yang berlaku di Puskesmas;
B. Berhak memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien;
C. Berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa
diskriminasi;
D. Berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;
17
E. Berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga
pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi;
F. Berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan;
G. Berhak untuk memilih tenaga kesehatan sesuai dengan keinginan.
H. Berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di
dalam maupun di luar Puskesmas;
I. Berhak mendapat kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data-data medisnya;
J. Berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tatacara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan, risiko
dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis/perkiraan
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan;
K. Berhak memberikan persetujuan atau menolak atas
tindakan/pengobatan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan
terhadap penyakit yang dideritanya, termasuk menolak pengobatan
dan menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain;
L. Berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis;
M. Berhak menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak menggangu pasien lainnya;
N. Berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di Puskesmas;
O. Berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas pelakuan
Puskesmas terhadap dirinya;
P. Berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya;
Q. Berhak menggugat dan/atau menuntut Puskesmas apabila
Puskesmas diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata ataupun pidana; dan
18
R. Berhak mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai
dengan standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
19
Melakukan identifikasi kendala fisik, Bahasa, dan budaya serta penghalang lain
dan ditindak lanjuti.
c. Pelaksanaan layanan;
Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
(pelayanan medis, keperawatan, kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan yang
lain) sesuai dengan rencana layanan dan perkembangan serta perubahan rencana
20
layan tercatat dalam rekam medis oleh tenaga medis/paramedic dan profesi
kesehatan lainnya. Pelaksanaan layanan ini dilaksanakan secara tepat dan
terencana untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu. Dalam pelaksanaan
layanan klinis ini, pasien dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut.
Bila dalam pelaksanaan layanan dilakukan tindakan medis/pengobatan yang
beresiko (Anestesi, pembedahan dan tindakan lainnya) maka dilakukan pemberian
informasi kepada pasien dan adanya persetujuan pasien (pasien mengisi from
informed consent) serta didokumentasikan pada rekam medis. Pasien berhak untuk
menolak pengobatan, berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, maka pasien diberikan
informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
Kasus-kasus gawat darurat harus diperioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat dan kasus-kasus beresiko tinggi harus
ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus beresiko tinggi. Kasus-kasus
yang perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani
dengan memperhatikan prosedur pencengahan (kewaspadaan universal).
Pemberian obat/cairan intravena harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian
obat /cairan intravena yang baku dan mengikuti prosedur aseptic. Untuk pelayanan
anestesi local dan pembedahan harus dipandu dengan SOP Anestesi dan
pembedahan serta dilaksanakan oleh petugas yang kompeten. Status pasien wajib
dimonitor setelah pemberian anestesi dan pembedahan.
Dalam pelaksanaan pelayanan ini tenaga medis/paramedis/tenaga kesehatan
lainnya harus memperhatikan hak dan kewajiban pasien serta mengidentifikasi
keluhan pasien dn tindak lanjutnya.
21
Kriteria merujuk pasien meliputi:
1) Dari hasil pemeriksaan, sudah terindikasi bahwa keadaan pasien tidak dapat
diatasi di Puskesmas
2) Dari hasil pemeriksaan fisik dengan hasil pemeriksaan penunjang medis di
Puskesmas ternyata tidak mampu diatasi
3) Pasien memerlukan pelayanan medis spesialis/subspesialis di Rumah Sakit
berdasarkan keadaaan penyakit yang diderita pasien
4) Pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih lengkap yang tidak
tersedia di fasilitas pelayanan puskesmas
5) Apabila telah diobati berulang kali di puskesmas ternyata pasien memerlukan
pemeriksaan dan pengobatan di sarana kesehatan yang lebih mampu
Pada saat pemulangan (rawat jalan), pasien/ keluarga pasien diberi informasi
tentang tindak lanjut layanan.
22
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan klinis berdasarkan permintaan tiap unit
pelayanan. Dimana untuk kebutuhan logistik peralatan kantor berupa : form informed consent,
form rujukan BPJS, form rujukan umum, kertas resep, permintaan laboratorium, form rujukan
klinik konsultasi , form surat keterangan sakit, ballpoint, kertas A4 dan F4, cartridge print, tinta
stempel, buku register, buku register rujukan, dan buku tindakan, map, type x, peralatan untuk
kebersihan, serta sabun handwash (handscrub) , bayclin, plastik,dan lain-lain.
Untuk kebutuhan logistik bahan habis pakai medis unit layanan meminta kebutuhan
tersebut sesuai dengan keperluan kepada unit layanan farmasi (unit obat). Logistik bahan habis
pakai medis di unit layanan klinis berupa kasa kotak steril, kasa gulung, jarum ,spuit 3/5/10 cc,
benang, povidone iodine (Betadine), plester, NaCl 0,9%, infus set, iv catheter, obat-obat
emergency, dan lain-lain.
23
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
24
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
25
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
26
BAB IX
PENUTUP
27