Anda di halaman 1dari 16

 

BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG 


Sejalan dengan peningkatan pembangunan di segala bidang maka perubahan
sistem nilai di masyarakat semakin berkembang. Pengetahuan dan pendidikan yang
meningkat menyebabkan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang bermutu
seperti pelayanan kesehatan semakin tinggi. Pelayanan kesehatan di klinik
sesungguhnya tidak hanya memberikan pelayanan medis professional namun juga
memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Selain mendapatkan pelayanan
kesehatan yang bermutu ,pasien dan keluarga pasien juga mengharapkan
kenyamanan dan keamanan baik dari segi petugas yang cekatan dan terampil,
kenyamanan ruang tunggu, antrian yang tidak terlalu lama, kebersihan ruangan dan
toilet serta sikap ramah sopan dan santun dari petugas klinik dalam melayani. Selain
itu pelayanan klinis klinik merupakan salah satu tempat pertama ,yang diharapkan
 pasien dan keluarga pasien bahkan sebagai tempat pemberi informasi yang jelas
sebelum mendapatkan tindakan/pelayanan berikutnya bahkan sampai memerlukan
rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
Saat ini upaya peningkatan mutu pelayanan terus dilakukan terutama mutu
 pelayanan klinis sehingga diharapkan dapat terwujud pelayanan klinis yang bermutu
tinggi ditunjang dengan sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang
 berkualitas dan memenuhi standar yang telah ditetapkan.
Untuk itu perlu disusun pedoman yang diharapakan menjadi acuan bagi
 peningkatan penyelenggaraan pelayanan klinis yang professional dan bermutu.

B.  TUJUAN PEDOMAN


1.  Tujuan Umum :
Tersedianya pedoman sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan klinis
yang profesional dan bermutu di klinik pratama bina husada bakti.
2.  Tujuan Khusus :
1.1 Terselenggaranya pelayanan klinis yang professional dan bermutu tinggi
1.2 Terlaksananya penilaian terhadap kinerja pelayanan klinis di klinik pratama
 bina husada bakti.
1.3 Terlaksananya perbaikan berkelanjutan pada pelayanan klinis klinik pratama
 bina husada bakti.
1.4 Meningkatnya kepuasan dan harapan pasien terhadap pelayanan klinis di
klinik pratama bina husada bakti.

C.  SASARAN PEDOMAN


Semua penyelenggara pelayanan klinis baik itu staf medis (dokter umum/dokter
gigi), paramedis (perawat,bidan),tenaga kesehatan lainnya (analis/laboratorium,

apoteker/farmasi, dan tenaga


cleaning service,petugas non kesehatan
keamanan) serta pasien(administrasi
yang terkait,dan
untukrekam medik,
bekerjasama

1
 

dalam pelaksanaan pelayanan klinis di klinik pratama bina husada bakti dan
 jaringannya seperti Puskesmas kecamatan cakung untuk kasus TB dan bidan untuk
 persalinan normal.

D.  RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang lingkup   pedoman pelayanan klinis ini adalah pelayanan kesehatan
 perseorangan tingkat pertama meliputi rawat jalan dan pelayanan gawat darurat.
Klinik pratama bina husada bakti memiliki beberapa unit pelayanan klinis :
1.  Unit pendaftaran dan rekam medis
2.  Poli Umum
3.  Poli Gigi
4.  Poli KIA/KB
5.  Unit Obat/Kefarmasian
6.  Unit Laboratorium
7.  UGD

E.  BATASAN OPERASIONAL


a.  Unit Pelayanan Administrasi
Unit Pendaftaran dan rekam medis adalah unit yang melayani pendaftaran pasien

 baru dan pasien lama yang akan mendapatkan pelayanan rawat jalan beserta
rekam medisnya.

 b.  Unit Pelayanan Klinis


1.  Poli Umum adalah unit pelayanan yang melayani pemeriksaan kesehatan
umum dewasa,anak dan balita.
2.  Poli Gigi adalah unit pelayanan yang melayani pemeriksaan gigi dan mulut.
3.  Poli KIA/KB adalah unit pelayanan yang melayani kesehatan ibu anak dan
KB yang meliputi pemeriksaaan ibu hamil (antenatal care), pemeriksaan
IVA, imunisasi,pelayanan KB (pil dan suntik).
4.  Unit Gawat Darurat (UGD) adalah unit pelayanan yang menangani pasien

yang membutuhkan pertolongan segera atau rujukan dari poli umum/gigi


yang memerlukan tindakan medik dan melakukan rujukan emergensi ke
Rumah Sakit bila diperlukan.
5.  Unit Laboratorium adalah unit pelayanan yang melayani pemeriksaan darah,
urine, kimia darah, dan lain-lain.
6.  Unit Obat/kefarmasian adalah unit pelayanan yang melayani pemberian obat
melalui resep dokter atau dokter gigi dan paramedis (bidan) yang telah
diberikan pendelegasian wewenang dari dokter/dokter gigi.

2
 

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A.  Kualifikasi Ketenagaan


Kualifikasi ketenagaan yang ada di klinik pratama bina husada bakti dan
 jaringannya seperti Puskesmas kecamatan cakung untuk kasus TB dan bidan untuk
 persalinan normal adalah sebagai berikut :

No Jabatan Kualifikasi Jumlah Jumlah yg ada


sekarang
1. Pimpinan Klinik S1 Kedokteran Umum 1 1
+Profesi Dokter
2. Staf administrasi
administrasi SMA 4 4

3. Dokter S1 Kedokteran Umum + 4 4


Profesi Dokter
4. Dokter Gigi S1 Kedokteran Gigi + Profesi 3 3
Dokter Gigi
5. Perawat
D III Keperawatan 1 1

6. Perawat Gigi D III Kesehatan Gigi 1 1


7. Bidan DIII Kebidanan 1 1

8. Apoteker SI Farmasi + Profesi 3 3


Apoteker
9. Penata Laboratorium DIII Analis Kesehatan 2 2
10. Petugas Kebersihan SMP 1 1
11. Petugas Keamanan SMP 1 1
(penjaga malam)
Total 22 22

Keterangan:
-  2 tenaga farmasi sedang menjalani pendidikan S1 di universitas muhammadiyah
PROF Dr HAMKA.
Semua karyawan klinik wajib berpartisipasi dalam pelayanan klinis mulai dari
 pimpinan klinik, dokter, perawat, bidan, analis, apoteker, petugas administrasi dan
rekam medis, petugas kebersihan dan petugas keamanan.

3
 

B.  Distribusi Ketenagaan

Jejaring (bidan
 No Jenis Ketenagaan Klinik Jumlah
 persalinan normal)
Pimpinan Klinik +
1 4 4
Dokter umum
2 Dokter Gigi 3 3
3 Apoteker 3 3
4 Perawat gigi 1 1
6 Perawat 1 1
7 Bidan 1 4 5
8 Analis kesehatan 2 2
11 Administrasi 4 4
Petugas
13 1 1
Kebersihan
14 Penjaga Malam 1 1
Jumlah 21 4 25

Pengaturan dan penjadwalan penyelenggara pelayanan klinis dikoordinir oleh


 pimpinan klinik bersama penanggung jawab UKP dan penanggung jawab tiap unit
layanan klinis sesuai dengan kesepakatan.

C.  Jadwal Kegiatan, termasuk Pengaturan Jaga

Waktu Pelayanan
No Jenis Pelayanan
Hari Jam
Senin s/d Sabtu 09.00 - 21.00
1. Unit Pendaftaran dan Rekam Medik

Senin s/d Sabtu 09.00 - selesai


2. Pemeriksaan Kesehatan Umum (Poli Umum)
Senin s/d Sabtu 09.00 – 
09.00 –  12.00
 12.00
3. Pemeriksaan Kesehatan Gigi -Mulut (Poli Gigi)
4. Pemeriksaan Kesehatan Ibu 17.00 – 
17.00 –  20.00
 20.00
- Pemeriksaan kehamilan Senin s/d Sabtu 09.00 – 
09.00 –  15.00
 15.00
- Pemeriksaan IVA

5. Pelayanan KB ( KB Suntik, KB Pil) Senin s/d Sabtu 09.00 – 


09.00 –  15.00
 15.00
Pelayanan Imunisasi Setiap tanggal
-imunisasi bayi/balita 13,14,15 setiap
 bulannya 09.00 –  12.00
09.00 –  12.00
-imunisasi TT Senin s/d Sabtu 09.00 – 
09.00 –  15.00
 15.00
6. Kefarmasian /Unit obat Senin s/d Sabtu 09.00 - selesai
7. Laboratorium
Laboratori um Senin s/d Sabtu 09.00 – 
09.00 –  19.30
 19.30

8. Unit Gawat Darurat (UGD) Senin s/d Sabtu 09.00 – 


09.00 –  Selesai
 Selesai

4
 

BAB III
STANDAR FASILITAS

A.  Denah Ruang

B.  Standar Fasilitas


Klinik bina husada bakti memiliki jejaring 4 bidan untuk persalinan normal dan
 puskesmas kecamatan cakung.
Klinik bina husada bakti adalah klinik yang berada di kawasan Jakarta timur dengan
fasilitas sebagai berikut:

No. Nama Ruang Keterangan


Ruang Kantor
1 Ruangan administrasi kantor
2 Ruangan Pimpinan Klinik
Dapat digunakan untuk
kegiatan lain dalam
3 Ruang Rapat/Pertemuan mendukung pelayanan
kesehatan ( ruang
multifungsi)
Ruang Pelayanan
4 Ruang pendaftaran dan rekam medik
5 Ruang tunggu
6 Ruang pemeriksaan umum (poli umum)
7 Ruang pemeriksaan kesehatan gigi dan
mulut (poli gigi)
8 Ruangan KIA/KB
9 Ruang laktasi
10 Ruang farmasi/unit obat

11
12 Ruang gudang obat
Laboratorium
13 Ruang UGD/Tindakan
14 Kamar mandi/ WC pasien
15 Kamar mandi /WC untuk petugas
16 Ruangan jaga petugas -
17 Ruangan sterilisasi -
Pendukung
18 Parkir kendaraan roda 2 dan 4

5
 

BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A.  LINGKUP KEGIATAN PELAYANAN


Lingkup kegiatan pelayanan klinis ini untuk melakukan tata laksana pelayanan
terhadap pasien, yaitu:
1.  Pasien umum ,Pasien BPJS ( Askes PNS/TNI POLRI, Kartu Indonesia Sehat,
BPJS Mandiri, BPJS Ketenagakerjaan).
2.  Layanan Gawat Darurat
Kegiatan layanan klinis gawat darurat terhadap pasien ini mencakup:
a.  Pendaftaran pasien dan rekam medis
 b.  Pengkajian, keputusan, rencana klinis pasien
c.  Pelaksanaan layanan klinis pasien
d.  Rencana rujukan

B.  METODE
a.  Pendaftaran Pasien dan Rekam Medis
Metode yang dilakukan pada pendaftaran pasien menggunakan metode
antrian dan untuk rekam medis menggunakan metode pemberian nomor secara
unit. Metode pemberian nomor secara unit, pada pasien datang pertama kali untuk
 berobat jalan maka pasien tersebut mendapat satu nomor rekam medis. Yang
mana pada nomor tersebut akan dipakai selamanya untuk melakukan kunjungan-
kunjungan selanjutnya. Dan berkas rekam medis tersebut akan tersimpan dalam
satu berkas dengan nomor pasien berdasarkan nomor rekam medis.
 b.  Metode Pengkajian , keputusan, rencana layanan klinis, dan pelaksanaan
layanan serta rencana rujukan pasien meliputi :
1.  Anamnesis
Hasil anamnesis berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta yang
sering disampaikan oleh pasien atau keluarga pasien. Penelusuran riwayat
 penyakit yang diderita saat ini, penyakit lainnya yang merupakan faktor
resiko, riwayat keluarga, riwayat sosial, dan riwayat alergi menjadi informasi
lainnya pada bagian ini. Pada beberapa penyakit, bagian ini memuat informasi
spesifik yang harus diperoleh dokter dari pasien atau keluarga pasien atau
keluarga pasien untuk menguatkan diagnosis penyakit.

2.  Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana (Objective)


Bagian ini berisi hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
spesifik, mengarah kepada diagnosis penyakit (pathognomosis). Meskipun
tidak memuat rangkaian pemeriksaan fisik lainnya, pemeriksaan tanda vital
dan pemeriksaan fisik menyeluruh tetap harus dilakukan oleh dokter untuk
memastikan diagnosis serta menyingkirkan diagnosis banding.

6
 

3.  Penegakan Diagnosis ( Assesment)


Bagian ini berisi diagnosis yang sebagian besar dapat ditegakkan dengan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Beberapa penyakit membutuhkan hasil
 pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis atau karena telah
menjadi standar logaritma penegakkan diagnosis. Selain itu, bagian ini juga
memuat klasifikasi penyakit, diagnosis banding, dan komplikasi penyakit.

4.  Rencana Penatalaksanaan Komperhensif (Plan)


Bagian ini berisi sistematika rencana penatalaksanaan berorientasi pada
 pasien (patient centered) yang terbagi ats dua bagian yaitu penatalaksanaan
non farmakologi dan farmakologi. Selain itu, bagian ini juga berisi edukasi
dan konseling terhadap pasien dan keluarga (family focus), aspek komunitas
lainnya (community oriented) serta kapan dokter perlu merujuk pasien
(kriteria rujukan).
Dokter akan merujuk pasien apabila memenuhi salah satu dari kriteria
“TACC” ( Time Age-Complication
Age -Complication Comorbidity) berikut:
Time : jika perjalanan penyakit dapat digolongkan kepada kondisi
kronis atau melewati Golsden Time Standart.
Age  : jika usia pasien masuk dalam kategori yang dikhawatirkan
meningkatkan resiko komplikasi serta resiko kondisi
 penyakit lebih berat.
Complication :  jika komplikasi yang ditemui dapat memperberat kondisi
 pasien.
Comorbidity :  jika terdapat keluhan atau gejala penyakit lain yang
memperberat kondisi pasien.
Selain empat kriteria diatas, kondisi fasilitas pelayanan juga dapat
menjadi dasar bagi dokter untuk melakukan rujukan demi menjamin
keberlangsungan penatalaksanaan dengan persetujuan pasien.

C.  LANGKAH KEGIATAN


Tata laksana pelayanan dalam instalasi rawat jalan pada umumnya dikerjakan
secara team work, dilakukan sesuai pelayanan klinis dokter, asuhan keperawatan,
asuhan kebidanan, dan terdokumentasikan dengan baik.
a.  Pendaftaran pasien
Pada pendaftaran terdapat ketentuan seperti alur pendaftaran sebagai berikut:

7
 

ALUR PELAYANAN UNIT PENDAFTARAN 

Pasien datang mengambil nomor Pasien dipanggil sesuai


MULAI
urut urutan dan menyebut nomor
urut

Petugas menanyakan kartu berobat Petugas Mengucapkan salam


keluarga dan menanyakan siapa yang
sakit

PASIEN
YA TIDAK
BARU

Membuat kartu petugas mengambil Petugas meminjam


Pendaftaran Pasien kartu status pasien kartu berobat untuk
melihat nomor rekam
medis

Petugas membuat rekam Petugas melakukan


medis pasien baru Petugas menanyakan pencatatan di buku

ingin berobat apa register

Petugas mempersilahkan
Petugas menyerahkan
SELESAI status pasien
pasien menunggu di poli
yang dituju

8
 

Pada proses pendaftaran pasien dipandu dengan prosedur yang jelas dan dilakukan
oleh petugas pendaftaran. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan cara
identifikasi, yaitu : nama pasien, tanggal lahir, alamat dan nomor rekam medis.
Adanya informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis, dan informasi tentang
kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat
 pendaftaran. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
 pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
1.  Hak-hak pasien meliputi:
a.  Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku.
 b.  Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c.  Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
d.  Memperoleh layanan yang efektif dan efisein sehingga terhindar dari kerugian
fisik dan materi.
e.  Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
f.  Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP).
g.  Mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
h.  Mendapatkan informasi yang meliputi diagnose dan tata cara tindakan medis,
alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
 prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
 pengobatan/tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya.
i.  Memberi persetujuan atau menolak sebagian atau seluruh tindakan yang akan
diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya setelah
menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara
lengkap dengan pengecualian yang diatur dalam ketentuan undang-undang.
 j.  Didampingi keluarganya atau penasehatnya dalam keadaan kritis.
k.  Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama berobat di klinik.
l.  Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan klinik terhadap dirinya.
2.  Kewajiban pasien meliputi:
a.  Mentaati segala peraturan dan tata tertib di klinik.
 b.  Mematuhi segala instruksi Dokter dan tenaga paramedis (perawat dan bidan)
dalam pengobatannya.
c.  Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada dokter yang merawat.
d.  Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan.

Melakukan identifikasi kendala fisik, Bahasa, dan budaya serta penghalang lain dan
ditindak lanjuti.

9
 

 b.  Pengkajian , keputusan dan rencana layanan


Pengkajian awal dilakukan secara paripurna dilakukan oleh tenaga yang
kompeten melakukan pengkajian. Kajian awal meliputi kajian medis, kajian
keperawatan, kajian kebidanan, dan kajian lain oleh tenaga profesi kesehatan sesuai
dengan kebutuhan dan diidentifikasi serta dicatat dalam rekam medis dengan
langkah SOAP. Proses kajian tersebut mengacu pada standar profesi masing-masing
 profesi. Dimana proses pelaksanaan pelayanan klinis ini harus didukung oleh
 peralatan dan tempat yang memadai dan menjamin keamanan bagi petugas dan
 pasien. Untuk tiap pasien rencana layanan yang disusun dikelola dengan rencana
layanan terpadu dan berkesinambungan dan melibatkan pasien serta
mempertimbangkan tata nilai budaya pasien. Pemberian infomasi mengenai efek
samping dan resiko pelaksanaan layanan dan pengobatan diberitahukan kepada
 pasien begitu juga hal-hal yang memuat pendidikan. Dan penyuluhan pasien
dilakukan dalam rencana layanan klinis. Semua hal yang dilakukan selama
 pengkajian dicatat di rekam medis.
Pada pasien dengan kondisi gawat datau darurat harus diprioritaskan dalam
 pelayanan berdasarkan SOP triase/pedoman triase. Adanya pembentukan tim
kesehatan antar profesi diperlukan bila dilakukan pelayanan klinis secara tim.
Pendelegasian wewenang pada layanan klinis diperlukan agar terjaga
kesinambungan pelayanan dan pelayanan terjaga dan tertata dengan baik sehinggga
 penanganan pasien dapat dilakukan dengan baik. Namun dalam pelaksanaan
 pendelegasian wewenang baik dalam kajian maupun keputusan layanan harus
dilakukan melalui proses pendelegasian wewenang dan pendelegasian wewenang
diberikan kepada tenaga kesehatan profesional yang memenuhi persyaratan dimana
diatur dalam SOP pendelegasian wewenang.

c.  Pelaksanaan layanan;


Pelaksanaan layanan dipandu dengan pedoman dan prosedur pelayanan klinis
(pelayanan medis, keperawatan, kebidanan dan pelayanan profesi kesehatan yang
lain) sesuai dengan rencana layanan dan perkembangan serta perubahan rencana
layanan tercatat dalam rekam medis oleh tenaga medis/paramedic dan profesi
kesehatan lainnya. Pelaksanaan layanan ini dilaksanakan secara tepat dan terencana
untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu. Dalam pelaksanaan layanan klinis
ini, pasien dimonitor, dievaluasi, dan ditindak lanjut.
Bila dalam pelaksanaan layanan dilakukan tindakan medis/pengobatan yang
 beresiko (Anestesi, pembedahan dan tindakan lainnya) maka dilakukan pemberian
informasi kepada pasien dan adanya persetujuan pasien (pasien mengisi from
informed consent) serta didokumentasikan pada rekam medis. Pasien berhak untuk
menolak pengobatan, berhak untuk menolak jika dirujuk ke sarana kesehatan lain.
Jika pasien menolak untuk pengobatan atau rujukan, maka pasien diberikan

10
 

informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
Kasus-kasus gawat darurat harus diperioritaskan dan dilaksanakan sesuai
 prosedur pelayanan pasien gawat darurat dan kasus-kasus beresiko tinggi harus
ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus beresiko tinggi. Kasus-kasus yang
 perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani dengan
memperhatikan prosedur pencengahan (kewaspadaan universal). Pemberian obat
harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian obat yang baku dan mengikuti
 prosedur aseptic. Untuk pelayanan anestesi local dan pembedahan harus dipandu
dengan SOP Anestesi dan pembedahan serta dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
 pembedahan.
Dalam pelaksanaan pelayanan ini tenaga medis/paramedis/tenaga kesehatan
lainnya harus memperhatikan hak dan kewajiban pasien serta mengidentifikasi
keluhan pasien dan tindak lanjutnya.

d.  Rencana rujukan


Dokter yang menangani bertanggungjawab untuk melaksanakan proses rujukan.
Adanya umpan balik dari fasilitas rujukan, maka dokter yang menangani wajib
menindaklanjuti. Pada rujukan pasien ditulis resume klinis. Resume klinis meliputi:
nama pasien, kondisi klinis,
klinis, prosedur/tindakan dan terapi yang telah
telah dilakukan, dan
kebutuhan akan tindak lanjut dan diberi informasi pilihan tempat rujukan pasien
untuk pasien umum atau BPJS (berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk tempat
rujukan BPJS).
Kriteria merujuk pasien meliputi:
1)  Dari hasil pemeriksaan, sudah terindikasi bahwa keadaan pasien tidak dapat
diatasi di klinik
2)  Dari hasil pemeriksaan fisik dengan hasil pemeriksaan penunjang medis di
klinik ternyata tidak mampu diatasi
3)  Pasien memerlukan pelayanan medis spesialis/subspesialis di Rumah Sakit
 berdasarkan keadaaan penyakit yang diderita pasien
4)  Pasien memerlukan pelayanan penunjang medis yang lebih lengkap yang tidak
tersedia di fasilitas pelayanan klinik
5)  Apabila telah diobati berulang kali di klinik ternyata pasien memerlukan
 pemeriksaan dan pengobatan di sarana kesehatan yang lebih mampu
Pada saat merujuk, pasien/ keluarga pasien diberi informasi tentang tindak
lanjut layanan.

11
 

BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan klinis berdasarkan permintaan tiap unit
 pelayanan. Dimana untuk kebutuhan logistik peralatan kantor berupa : form informed consent,
form rujukan BPJS, form rujukan umum, kertas resep, permintaan laboratorium, form rujukan

klinik konsultasi , form surat keterangan sakit, ballpoint, kertas A4 dan F4, cartridge print, tinta
stempel, buku register, buku register rujukan, dan buku tindakan, map, type x, peralatan untuk
kebersihan, serta sabun handwash (handscrub) , bayclin, plastik,dan lain-lain.
Untuk kebutuhan logistik bahan habis pakai medis unit layanan meminta kebutuhan
tersebut sesuai dengan keperluan kepada unit layanan farmasi (unit obat). Logistik bahan habis
 pakai medis di unit layanan klinis berupa kasa kotak
k otak steril, kasa gulung, jarum ,spuit 3/5/10 cc,
 benang, povidone iodine (Betadine), plester, NaCl 0,9%, infus set, obat-obat emergency, dan
lain-lain.

12
 

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Dalam perencanaaan pelayanan klinis perlu diperhatikan keselamatan pasien dengan


melakukan identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat
 pelaksaan kegiatan. Upaya pencegahan resiko terhadap pasien harus dilakukan untuk

tiap-tiap unit layanan klinis. Keselamatan pasien di klinik adalah suatu sistem dimana
klinik membuat asuhan pasien lebih aman. Didalam pelayanan klinis ada beberapa
standar yang harus dilaksanakan dalam keselamatan pasien.
a.  Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah 100%. Label
identitas tidak tepat salah penulisan nama, salah jenis kelamin dan salah alamat.
 b.  Bagi perawat atau petugas kesehatan yang memerlukan konsul dengan dokter via
telpon harus menggunakan metode SABAR, target yang harus terpenuhi 100%.
c.  Ketepatan penyampaian hasi penunjang harus 100%. Yang dimaksud tidak tepat
apabila salah ketik, salah memasukkan diberkas pasien/ list pasien lain.
d.  Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identias/pasien, tepat obat,tepat dosis,
tepat cara/rute (oral, parental, topical, rektal, inhalasi), tepat waktu dan tepat

dokumentasi.

13
 

BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan pelayanan klinis perlu


diperhatikan keselamatan kerja karyawan klinik dengan melakukan identifikasi risiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan pelayanan klinis.

Upaya pencegahan resiko terhadap kemungkinan yang dapat terjadi harus dilakukan di
unit-unit layanan klinis. Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungannya. Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas medis
maupun non medis dapat menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya:
a.  Tersedianya APD yang memenuhi standar serta dapat menggunakannya dengan
 benar baik itu masker, handscoon/kaos tangan dan sebagainya.
 b.  Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non infeksius
serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum ataupun spuit bekas.
c.  Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai ke pasien.
d.  Setiap petugas medis menganggap bahwa setiap pasien dapat menularkan penyakit

sehingga unsur keselamatan kerja dapat terus dilaksanakan.

14
 

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan pelayanan klinis dimonitor dan dievaluasi dengan indikator


sebagai berikut:
1.  Ketersediaan jenis-jenis unit-unit layanan klinis yang sesuai dengan standar
 pelayanan minimal klinik
2.  Ketepatan pelaksanaan pelayanan klinis sesuai dengan jadwal
3.  Kesesuaian petugas yang melaksanakan pelayanan klinis
4.  Memperhatikan keselamatan pasien (tepat identifikasi pasien)
5.  Kepuasan pelanggan
Permasalahan dalam klinik dibahas pada tiap pertemuan rapat bulanan dengan
 pimpinan klinik dan semua staf klinik.

15
 

BAB IX
PENUTUP

Pada prinsipnya pelayanan klinis adalah bagian dari pelayanan kesehatan klinik yang
mengedepankan tanggung jawab, disiplin dan kebersamaan dan mengutamakan
keselamatan pasien. Semoga dengan adanya pedoman pelayanan klinis klinis ini, pelayanan
klinis dapat berjalan
berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.

16

Anda mungkin juga menyukai