BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam pelaksanaan pelayanan klinis di klinik pratama bina husada bakti dan
jaringannya seperti Puskesmas kecamatan cakung untuk kasus TB dan bidan untuk
persalinan normal.
baru dan pasien lama yang akan mendapatkan pelayanan rawat jalan beserta
rekam medisnya.
2
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Keterangan:
- 2 tenaga farmasi sedang menjalani pendidikan S1 di universitas muhammadiyah
PROF Dr HAMKA.
Semua karyawan klinik wajib berpartisipasi dalam pelayanan klinis mulai dari
pimpinan klinik, dokter, perawat, bidan, analis, apoteker, petugas administrasi dan
rekam medis, petugas kebersihan dan petugas keamanan.
3
Jejaring (bidan
No Jenis Ketenagaan Klinik Jumlah
persalinan normal)
Pimpinan Klinik +
1 4 4
Dokter umum
2 Dokter Gigi 3 3
3 Apoteker 3 3
4 Perawat gigi 1 1
6 Perawat 1 1
7 Bidan 1 4 5
8 Analis kesehatan 2 2
11 Administrasi 4 4
Petugas
13 1 1
Kebersihan
14 Penjaga Malam 1 1
Jumlah 21 4 25
Waktu Pelayanan
No Jenis Pelayanan
Hari Jam
Senin s/d Sabtu 09.00 - 21.00
1. Unit Pendaftaran dan Rekam Medik
4
BAB III
STANDAR FASILITAS
11
12 Ruang gudang obat
Laboratorium
13 Ruang UGD/Tindakan
14 Kamar mandi/ WC pasien
15 Kamar mandi /WC untuk petugas
16 Ruangan jaga petugas -
17 Ruangan sterilisasi -
Pendukung
18 Parkir kendaraan roda 2 dan 4
5
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
B. METODE
a. Pendaftaran Pasien dan Rekam Medis
Metode yang dilakukan pada pendaftaran pasien menggunakan metode
antrian dan untuk rekam medis menggunakan metode pemberian nomor secara
unit. Metode pemberian nomor secara unit, pada pasien datang pertama kali untuk
berobat jalan maka pasien tersebut mendapat satu nomor rekam medis. Yang
mana pada nomor tersebut akan dipakai selamanya untuk melakukan kunjungan-
kunjungan selanjutnya. Dan berkas rekam medis tersebut akan tersimpan dalam
satu berkas dengan nomor pasien berdasarkan nomor rekam medis.
b. Metode Pengkajian , keputusan, rencana layanan klinis, dan pelaksanaan
layanan serta rencana rujukan pasien meliputi :
1. Anamnesis
Hasil anamnesis berisi keluhan utama maupun keluhan penyerta yang
sering disampaikan oleh pasien atau keluarga pasien. Penelusuran riwayat
penyakit yang diderita saat ini, penyakit lainnya yang merupakan faktor
resiko, riwayat keluarga, riwayat sosial, dan riwayat alergi menjadi informasi
lainnya pada bagian ini. Pada beberapa penyakit, bagian ini memuat informasi
spesifik yang harus diperoleh dokter dari pasien atau keluarga pasien atau
keluarga pasien untuk menguatkan diagnosis penyakit.
6
7
PASIEN
YA TIDAK
BARU
Petugas mempersilahkan
Petugas menyerahkan
SELESAI status pasien
pasien menunggu di poli
yang dituju
8
Pada proses pendaftaran pasien dipandu dengan prosedur yang jelas dan dilakukan
oleh petugas pendaftaran. Identitas pasien harus dipastikan minimal dengan cara
identifikasi, yaitu : nama pasien, tanggal lahir, alamat dan nomor rekam medis.
Adanya informasi tentang jenis pelayanan klinis yang tersedia, dan informasi lain
yang dibutuhkan masyarakat yang meliputi : tarif, jenis, dan informasi tentang
kerjasama dengan fasilitas kesehatan yang lain harus dapat disediakan di tempat
pendaftaran. Hak dan kewajiban pasien harus diperhatikan pada keseluruhan proses
pelayanan yang dimulai dari pendaftaran.
1. Hak-hak pasien meliputi:
a. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku.
b. Memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
c. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi.
d. Memperoleh layanan yang efektif dan efisein sehingga terhindar dari kerugian
fisik dan materi.
e. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan.
f. Meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktek (SIP).
g. Mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya.
h. Mendapatkan informasi yang meliputi diagnose dan tata cara tindakan medis,
alternative tindakan, resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya
pengobatan/tindakan medis yang akan dilakukan terhadap dirinya.
i. Memberi persetujuan atau menolak sebagian atau seluruh tindakan yang akan
diberikan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya setelah
menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara
lengkap dengan pengecualian yang diatur dalam ketentuan undang-undang.
j. Didampingi keluarganya atau penasehatnya dalam keadaan kritis.
k. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama berobat di klinik.
l. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan klinik terhadap dirinya.
2. Kewajiban pasien meliputi:
a. Mentaati segala peraturan dan tata tertib di klinik.
b. Mematuhi segala instruksi Dokter dan tenaga paramedis (perawat dan bidan)
dalam pengobatannya.
c. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada dokter yang merawat.
d. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan.
Melakukan identifikasi kendala fisik, Bahasa, dan budaya serta penghalang lain dan
ditindak lanjuti.
9
10
informasi tentang hak pasien untuk membuat keputusan, akibat dari keputusan, dan
tanggung jawab mereka berkenaan dengan keputusan tersebut.
Kasus-kasus gawat darurat harus diperioritaskan dan dilaksanakan sesuai
prosedur pelayanan pasien gawat darurat dan kasus-kasus beresiko tinggi harus
ditangani sesuai dengan prosedur pelayanan kasus beresiko tinggi. Kasus-kasus yang
perlu kewaspadaan universal terhadap terjadinya infeksi harus ditangani dengan
memperhatikan prosedur pencengahan (kewaspadaan universal). Pemberian obat
harus dilaksanakan dengan prosedur pemberian obat yang baku dan mengikuti
prosedur aseptic. Untuk pelayanan anestesi local dan pembedahan harus dipandu
dengan SOP Anestesi dan pembedahan serta dilaksanakan oleh petugas yang
kompeten. Status pasien wajib dimonitor setelah pemberian anestesi dan
pembedahan.
Dalam pelaksanaan pelayanan ini tenaga medis/paramedis/tenaga kesehatan
lainnya harus memperhatikan hak dan kewajiban pasien serta mengidentifikasi
keluhan pasien dan tindak lanjutnya.
11
BAB V
LOGISTIK
Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan pelayanan klinis berdasarkan permintaan tiap unit
pelayanan. Dimana untuk kebutuhan logistik peralatan kantor berupa : form informed consent,
form rujukan BPJS, form rujukan umum, kertas resep, permintaan laboratorium, form rujukan
klinik konsultasi , form surat keterangan sakit, ballpoint, kertas A4 dan F4, cartridge print, tinta
stempel, buku register, buku register rujukan, dan buku tindakan, map, type x, peralatan untuk
kebersihan, serta sabun handwash (handscrub) , bayclin, plastik,dan lain-lain.
Untuk kebutuhan logistik bahan habis pakai medis unit layanan meminta kebutuhan
tersebut sesuai dengan keperluan kepada unit layanan farmasi (unit obat). Logistik bahan habis
pakai medis di unit layanan klinis berupa kasa kotak
k otak steril, kasa gulung, jarum ,spuit 3/5/10 cc,
benang, povidone iodine (Betadine), plester, NaCl 0,9%, infus set, obat-obat emergency, dan
lain-lain.
12
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
tiap-tiap unit layanan klinis. Keselamatan pasien di klinik adalah suatu sistem dimana
klinik membuat asuhan pasien lebih aman. Didalam pelayanan klinis ada beberapa
standar yang harus dilaksanakan dalam keselamatan pasien.
a. Ketepatan identitas, dalam hal ini target yang harus terpenuhi adalah 100%. Label
identitas tidak tepat salah penulisan nama, salah jenis kelamin dan salah alamat.
b. Bagi perawat atau petugas kesehatan yang memerlukan konsul dengan dokter via
telpon harus menggunakan metode SABAR, target yang harus terpenuhi 100%.
c. Ketepatan penyampaian hasi penunjang harus 100%. Yang dimaksud tidak tepat
apabila salah ketik, salah memasukkan diberkas pasien/ list pasien lain.
d. Ketepatan pemberian obat yang meliputi tepat identias/pasien, tepat obat,tepat dosis,
tepat cara/rute (oral, parental, topical, rektal, inhalasi), tepat waktu dan tepat
dokumentasi.
13
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Upaya pencegahan resiko terhadap kemungkinan yang dapat terjadi harus dilakukan di
unit-unit layanan klinis. Keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjanya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungannya. Mengacu pada pengertian tersebut maka diharapkan setiap petugas medis
maupun non medis dapat menerapkan sistem keselamatan kerja diantaranya:
a. Tersedianya APD yang memenuhi standar serta dapat menggunakannya dengan
benar baik itu masker, handscoon/kaos tangan dan sebagainya.
b. Tersedianya tempat pembuangan sampah yang dibedakan infeksius dan non infeksius
serta terdapatnya tempat khusus untuk pembuangan jarum ataupun spuit bekas.
c. Aturan untuk tidak melakukan recuping jarum suntik setelah dipakai ke pasien.
d. Setiap petugas medis menganggap bahwa setiap pasien dapat menularkan penyakit
14
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
15
BAB IX
PENUTUP
Pada prinsipnya pelayanan klinis adalah bagian dari pelayanan kesehatan klinik yang
mengedepankan tanggung jawab, disiplin dan kebersamaan dan mengutamakan
keselamatan pasien. Semoga dengan adanya pedoman pelayanan klinis klinis ini, pelayanan
klinis dapat berjalan
berjalan dengan baik serta semakin dipercaya oleh masyarakat.
16