Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN PROGRAM PTM

A. PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran
penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.Pembangunan kesehatan harus dipandang
sebagai suatu investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.Dalam Undang
undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan ditetapkan bahwa kesehatan adalah keadaan
sehat baik secara fisik,mental,spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Indonesia pada saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular menjadi
penyakit tidak menular (PTM ).Prevalensi beberapa PTM utama meningkat ,sementara penyakit
menular masih tinggi lebih diperparah lagi oleh munculnya penyakit baru dan penyakit lama
yang muncul kembali.Oleh karenanya pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini di hadapkan
pada Triple Burden yaitu penyakit menular,penyakit tidak menular dan re emerging
disease.Penyakit tidak menular menjadi salah satu tantangan dalam pembangunan bidang
kesehatan,dimana kelompok masyarakat yang terpapar mayoritas adalah usia produktif.

Secara demografi struktur umur penduduk Indonesia bergerak ke arah struktur penduduk yang
semakin menua yang akan berdampak pada pergeseran pola penyakit ( transisi epidemiologi ) di
masyarakat dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif.Penyakit Tidak Menular membunuh 36
juta setiap tahunnya di seluruh dunia.Sebesar 25% dari kematian tersebut atau 9,1 juta kematian
terjadi pada usia produktif di bawah usia 60 tahun.Pada tahun 2030,PTM diperkirakan akan
menjadi penyebab lebih dari 75% kematian di seluruh dunia yang sebagian besar berada di negara
berkembang termasuk Indonesia ( WHO,2011 )

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah mengembangkan berbagai inovasi strategi


guna meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih efektif,efisien dan terpadu.Puskesmas
sebagai unit pelayanan kesehatan terdepan sangat berperan terhadap upaya pembangunan
kesehatan serta mempunyai kewenangan yang besar dalam menciptakan inovasi model pelayanan
pengendalian penyakit tidak menular di tingkat dasar.Saat ini kebeerhasilannya dapat diukur
dengan menurunnya angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi serta meningkatnya Umur Hidup
(UHH )..

Pelayanan yang dilaksanakan oleh puskesmas dapat memberikan hasil kesehatan yang lebih
baik dengan kebutuhan biaya lebih rendah.Kombinasi antara teknologi yang ada untuk mengelola
PTM masih kearah pengobatan (Kuratif) yang mayoritas dilaksanakan di rumah sakit,sehingga
rumah sakit sering disebut sebagai puskesmas raksasa yang sebenarnya masyarakat sangat
membutuhkan pelayanan PTM untuk dapat dilaksanakan di tingkat pelayanan primer.

Puskesmas mempunyai tiga fungsi utama yaitu : sebagai pusat penggerak pembengunan
berwawasan kesehatan,pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan
kesehatan,serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama.Memperhatikan fungsi Puskesmas ini
tampak bahwa peran Puskesmas bukan saja menangani persoalan teknis medis tetapi juga
menyiapkan bagaimana ketrampilan sumber daya manusia yang ada mampu mengorganisasi
modal sosial yang ada di masyarakat.Funsi dan peran Puskesmas sebagai lembaga kesehatan yang
menjangkau masyarakat di wilayah terkecil membutuhkan strategi dalam mengorganisasi
masyarakat agar terlibat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.

Revitalisasi puskesmas untuk pengendalian PTM dilakukan dengan :

1). Meningkatkan sumberdaya tenaga kesehatan yang profesional dan kompeten dalam upaya
pengendalian PTM khususnya tatalaksana PTM di fasilitas pelayanan kesehatan dasar,

2) Meningkatkan manajemen pelayanan pengendalian PTM secara komprehensif (terutama


promotif dan preventif

3) Meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana promotif-preventif,maupun sarana prasarana


diagnostik dan pengobatan.

Secara umum tujuan penyelenggaraan PTM di puskesmas adalah untuk mewujudkan


puskesmas yang mampu melaksanakan pengendalian PTM dan mampu menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang efisien,efektif,merata,bermutu,terjangkau dan memenuhi kebutuhan
masyarakat di wilayah kerjanya.

Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat maupun berbagai organisasi di


masyarakat sebagai obyek dan subyek untuk pembangunan kesehatan termasuk
pembiayaannya.Masyarakat dalam hal ini dapat berkontribusi dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan di wilayahnya.

Penyelenggaraan pengendalian PTM dilaksanakan mulai dari tingkat komunitas berupa


posbindu yaitu kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat itu sendiri di
bawah pengawasan tenaga medis sampai kepada upaya upaya pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan secara komprehensif mulai dari upaya promotif,preventif,deteksi dini,pengobatan
dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terintegrasi di Puskesmas.Pemberdayaan
perorangan,keluarga dan masyarakat diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi
khususnya sosial budaya masyarakat setempat.Salah satu bentuk kemandirian masyarakat dalam
mendeteksi dan memonitor faktor resiko Penyakit Tidak Menular secara rutin adalah melalui
kegiatan Posbindu (Pos Bina Terpadu ) PTM.

Pengendalian PTM merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam semua pelayanan
kesehatan.Pemberdayaan berbagai komponen di masyarakat seperti organisasi
profesi,LSM,media massa,dunia usaha/swasta dengan mekanisme kemitraan dan jejaring kerja.
Hal ini perlu didukung oleh tenaga profesional melalui peningkatan kemampuan secara terus
menerus dan dikembangkan dengan menggunakan teknologi tepat guna sesuai dengan
masalah,potensi dan sosial budaya untuk meningkatkan efektifitas intervensi yang dilakukan di
bidang pengendalian PTM.
Upaya pengendalian PTM di puskesmas meliputi pencegahan yang dilaksanakan melalui
kegiatan pencegahan primer,sekunder dan tertier.

Pelayanan yang dilaksanakan oleh Puskesmas dapat memberikan hasil kesehatan yang lebih
baik dengan kebutuhan biaya lebih rendah.Kombinasi antara teknologi yang ada untuk mengelola
PTM dengan personil terlatih dan sistem rujukan yang terorganisir memungkinkan kebanyakan
kasus PTM utama dapat di tangani dan di kelola di fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti
Puskesmas.

Puskesmas mempunyai 3 fungsi utama yaitu :

1. Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan


2. Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan
3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

Memperhatikan fungsi Puskesmas ini tampak bahwa peran Puskesmas bukan saja menangani
persoalan teknis medis tetapi juga menyiapkan bagaimana ketrampilan sumber daya manusia
yang ada mampu mengorganisasi modal yang ada di masyarakat.Fungsi dan peran Puskesmas
sebagai lembaga sosial kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah terkecil membutuhkan
strategi dalam mengorganisasi masyarakat agar terlibat dalam penyelenggaraan kesehatan secara
mandiri.

Pelaksanaan pelayanan PTM di laksanakan sesuai dengan visi Puskesmas Baluase yaitu “
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang bermutu untuk menuju Kecamatan Dolo Selatan Sehat “

Adapun Misi Puskesmas Baluse adalah :

1. Memberikan pelayanan kesehatan dengan profesional,bertanggung jawab dan adil


2. Menciptakan komunikasi yang baik antara petugas kesehatan dengan masyarakat
3. Membina dan menciptakan hubungan kerja serta lingkungan kerja yang baik
4. Memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada

Tata nilai Puskesmas Baluase yaitu “ K E R J A “

1. Ketuhanan
Bahwa seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas Baluase berlandaskan iman dan
takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Efektif dan Efisien
Bahwa setiap kegiatan atau program harus efektif dan efisien dalam menangani setiap
masalah kesehatan berdasarkan SOP yang ada
3. Responsif
Program Kesehatan dan pelayanan kesehatan harus berdasarkan kebutuhan masyarakat,serta
memiliki respons yang cepat dan tepat dalam menangani setiap masalah kesehatan yang di
temukan di lapangan.
4. Jujur dan Malu
Bahwa dalam setiap kegiatan yang dilakukan didasari dengan kejujuran serta malu jika tidak
melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan baik.
5. Amanah
Bahwa dalam melaksanakan tugas harus dilandasi sikap amanah,sehingga dapat memupuk
kepercayaan rekan kerja dan masyarakat.

B. LATAR BELAKANG

Pada awal perjalanan PTM sering kali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis
secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak
mengetahui dan menyadari kelainan yang terjadi pada dirinya.Riset Kesehatan Dasar pada
tahun 2013 menunjukkan bahwa 69,6 % dari kasus Diabetes Melitus dan 63,2 % dari kasus
hipertensi masih belum terdiagnosis.Keadaan ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit,
terjadi komplikasi bahkan Kematian lebih dini.
Kebijakan dan strategi pengendalian PTM tergantung dari kebijakan dan strategi masing
masing daerah,begitu juga dengan penerapannya tergantungg pada daerah kerja masing-
dengan di dasari mencakup seperti di bawah ini :

1. Mengembangkan dan memperkuat program pencegahan dan pengendalian faktor resiko


PTM
2. Mengembangkan dan memperkuat deteksi dini faktor resiko
3. Meningkatkan profesionalisme SDM dalam pencegahan dan pengendalian faktor resiko
PTM
4. Mengembangkan dan memperkuat pencegahan dan pengelolaan sistem informasi PTM
5. Mengembangkan dan memperkuat jaringan untuk pencegahan dan pengendalian faktor
resiko PTM

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. TUJUAN UMUM

Terwujudnya pelayanan kesehatan yang bermutu untuk menuju Kecamatan Dolo Selatan
sehat

2. TUJUAN KHUSUS
1. Terselenggaranya pelayanan PTM di Puskesmas secara efektif dan efisien
2. Terkendalinya faktor resiko PTM di masyarakat

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Penyelenggaraan pengendalian PTM dilaksanakan mulai dari tingkat komunitas berupa


POSBINDU yaitu kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat itu
sendiri di bawah pengawasan tenaga kesehatan sampai kepada upaya-upaya pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan secara komprehensif mulai dari upaya
promotif,preventif,deteksi dini,pengobatan,pelayanan paliatif dan rehabilitatif yang
dilaaksanakan secara terintegrasi di puskesmas.Upaya PPTM di Puskesmas meliputi
pencegahan yang dilaksanakan melalui kegiatan pencegahan primer,sekunder dan tertier.
Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai obyek dan subyek
pembangunan. Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat diselenggarakan dengan
memperhatikan kondisi dan situasi, khusunya sosial budaya masyarakat setempat.Salah satu
bentuk kemandirian masyarakat dalam mendeteksi dan memonitor faktor resiko Penyakit
Tidak Menular secara rutin adalah melalui kegiatan POSBINDU ( Pos Bina Terpadu ) PTM.
Puskesmas selalu berupaya agar setiap orang terutang tokoh masyarakat,keluarga dan
masyarakat berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan nya serta ikut menetapkan,menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan
program kesehatan.
Pencegahan primer PTM di tingkat masyarakat merupakan bagian dari kegiatan Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat ( UKBM ) di desa siaga aktif serta di kelompok
potensial lainnya.Pengemnagan desa siaga merupakan revitalisasi Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa ( PKMD ) sebagai pendekatan edukatif yang perlu di hidupkan
kembali,dipertahankan dan di tingkatkan.
Pengendalian PTM merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam semua pelayanan
kesehatan.Dalam PPTM masyarakat berperan untuk mendeteksi dan memonitor faktor resiko
PTM melalui kegiatan POSBINDU.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Tujuan peningkatan fungsi pelyanan kesehatan masyarakat di Puskesmas dengan
menyediakan pelayanan pengendalian PTM yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
akan layanan terkait PTM mulai dari peningkatan kesadaran melalui KIE, pelayanan
skrining,deteksi dini dan tata laksana mulai faktor resiko sampai PTM. Manajemen tata
laksana pasien PTM dilaksanakan secara komprehensif termasuk pelayanan paliatif pada
penderita kanker dan rehabilitatif pada penyakit PTM lainnya serta melaksanakan rujukan ke
Rumah Sakit Rujukan terdekat.
Untuk pelayanan PTM di wilayah puskesmas Baluase masih terintegrasi dengan
Posbindu Lansia,namun Puskesmas berupaya untuk memandirikan Posbindu PTM tanpa
terintegrasi Lansia dan telah dilakukan di 5 desa yaitu Bangga,Walatana,Baluase Balongga
serta Wisolo.Namun kendala yang dihadapi antara lain minat masyarakat untuk mendatangi
Posbindu PTM masih rendah disebabkan karena Posbindu PTM tidak melayani pengobatan
hanya melakukan skrining dan pemeriksaan.

F. SASARAN

Sasaran Posbindu PTM adalah semua masyarakat usia 18 tahun keatas di wilayah kerja
Puskesmas Baluase.
G. JADWAL KEGIATAN

NO POSBINDU/DESA TANGGAL TEMPAT


KEGIATAN

1. Posbindu Cahaya Setiap tanggal 2 bulan Poskesdes Bangga


Desa Bangga berjalan atau menyesuaikan

2. Posbindu Singganitapura Setiap tanggal 7 bulan Menyesuaikan


Desa walatana berjalan

3. Posbindu Sintuvusinggani Setiap tanggal 5 bulan Kantor Desa Baluase


Desa Baluase berjalan atau menyesuaikan

4. Posbindu Anggrek Setiap tanggal 14 Poskesdes Balongga


Desa Balongga bulan berjalan atau menyesuaikan

5. Posbindu Kenanga Setiap tanggal 17 Poskesdes Wisolo


Desa Wisolo bulan berjalan atau menyesuaikan

H. PENCATATAN,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Hasil kegiatan akan dijadikan laporan bulanan yang dimasukkan setiap bulan ke seksi PTM
Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi dan menjadi bahan acuan kegiatan upaya kesehatan
masyarakat di Puskesmas Baluase.

I. PENUTUP

Demikian kerangka acuan ini dibuat sebagai bahan acuan dalam kegiatan pelayanan
Penyakit Tidak Menulat di wilayah Puskesmas Baluase.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 81/MENKES/SK/2004


tentang Pedoman penyusunan perencanaan SDM Kesehatan di Tingkat Propinsi Kabupaten /Kota serta
Rumah Sakit ,maka sesuai standar minimal ketenagaan puskesmas (SIK)/Surat Tanda Registasi (STR)
yang masih berlaku.
Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya kesehatan yang ada di Puskesmas Baluase
yaitu :
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi
Upaya Kesehatan Penyakit Pendidikan minimal D III Pemegang program
Tidak Menular mempunyai latar belakang
pendidikan D I kebidanan

B. Distribusi Ketenaga Kerjaan


Ketenagaan dalam Program Kesehatan Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Baluase :

NO Jenis Tenaga Jumlah


1. Fungsional Bidan Terampil
D1 Kebidanan di Puskesmas sebagai pengelola 1
program
2. Fungsional Bidan Terampil
D III Kebidanan di Poskesdes dan Polindes 7
3. Fungsional Bidan Terampil
D1 Kebidanan di Poskesdes dan Polindes 1
4. Fungsional Perawat Terampil
SPK di Puskesmas Pembantu 2
5. Bidan Honorer Terampil
D III Kebidanan di Poskesdes dan Polindes 4

G. JADWAL KEGIATAN

NO POSBINDU/DESA TANGGAL KEGIATAN TEMPAT


1. Posbindu Cahaya Setiap tanggal 2 bulan berjalan Poskesdes Bangga atau
Desa Bangga menyesuaikan
2. Posbindu Singganitapura Setiap tanggal 7 bulan berjalan Menyesuaikan
Desa Walatana
3. Posbindu Sintuvusinggani Setiap tanggal 5 bulan berjalan Kantor Desa Baluase atau
Desa Baluase menyesuaikan
4. Posbindu Anggrek Setiap tanggal 14 bulan Poskesdes Balongga atau
Desa Balongga berjalan menyesuaikan
5. Posbindu Kenanga Setiap tanggal 17 bulan Poskesdes Wisolo atau
Desa Wisolo berjalan menyesuaikan

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Pelaksanaan kegiatan pelayanan PTM dilakukan oleh pengelola program PTM dibantu oleh
bidan desa dan kader bertempat di kantor Desa,Rumah Warga atau di
Poskesdes/Polindes/Pustu.
B. STANDAR FASILITAS
Untuk mendukung tercapainya tujuan egiatan upaya kesehatan usia lanjut Puskesmas
Baluase memiliki fasilitas penunjang sebagai berikut :s

Anda mungkin juga menyukai