PUSKESMAS JILEALE
Jl. Trikora, Kelurahan Karang Senang (Sp.3), Distrik Kuala Kencana
Kode pos 99968, Telp/Hp 082399851823, Email. puskesmasjileale@gmail.com
Pelayanan Kesehatan di taraf Puskesmas saat ini masih sering dikeluhkan oleh
masyarakat. hal-hal yang sering dikeluhkan adalah:
Petugas yang selalu marah marah begitu ada pasien, yang datang. Administrasi
yang lama, petugas yang sering terlambat dan pulang cepat, selalu menjadi keluhan
masyarakat. yang menyebabkan masyarakat sering berobat ke pengobatan
alternatif, dengan biaya yang tidak terlalu mahal, namun hati pasien bisa jauh lebih
nyaman.
Tak asing lagi jika masyarat mengeluh masalah ini. obat demam dikasi pil dan tablet
yang sama dengan obat gatal. sisanya jika ingin obat yang lebih bagus lagi,
masyarakat harus membeli di apotek.
Untuk puskesmas yang ada di ibukota provinsi justru dokter ada banyak bahkan ada
yang sampai spesialis. namun di pedalaman, kabupaten, dan daerah daerah yang
jauh dari kota, dokter sangat langka. hanya ada pada jam jam tertentu atau pada hari
hari tertentu. padahal sakit gak bisa dijadwalkan kan? apalagi kalau dokternya tidak
tentu.
Padahal Tolak ukur bagi puskesmas agar bisa dikatakan ideal, , yaitu jika memiliki
dua dokter umum, satu dokter gigi, dua perawat, dan tiga orang bidan. Apa yang
perlu diperbaiki dari puskesmas?
1. Paradigma Masyarakat
Puskesmas pada dasarnya memiliki lebih banyak tugas untuk melakuka npreventif
(pencegahan) daripada kuratif ( pengobatan ). ini lah yang harus segera dibenahi.
Lakukan upaya upaya promotif oleh tenaga puskesmas, jika masyarakat tidak mau
menggunakan puskesmas sebagai sarana peningkatan derajat kesehatan. ’petugas
puskesmaslah yang harusnya menjemput bola’
2) Pembangunan Kesehatan
3) Pertanggungjawaban Penyelenggaraan
4) Wilayah Kerja
Secara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi
apabila di satu Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung
jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan
konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut
secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas K esehatan
kabupaten/kota.
Surveilens Terpadu Penyakit (STP), Pelacakan Kasus: TBC, Kusta, DBD, Malari, Flu
Burung, Infeksi Saluran Peranafasan Akut (ISPA), Diare, Infeksi Menular Seksual
(IMS), Penyuluhan Penyakit Menular
3. Program Pengobatan
Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,, Unit
Gawat Darurat (UGD), Perawatan Penyakit (Rawat Inap), Pertolongan Persalinan
(Kebidanan). Pengobatan Luar Gedung : Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas
Keliling (Puskel)
ANC ( Antenatal Care ), PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan, Rujukan
Ibu Hamil Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, Kemitraan Dukun Bersalin,
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan dan Perawatan Gizi Buruk, Stimulasi dan
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan Gizi
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) disebut juga Sistem
Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Paparan program pokok
puskesmas dijelaskan ringkas sesuai keterkaitan antar program yang memerlukan
keterpaduan pelayanan. Pada kesempatan berikutnya akan dipaparkan bagaimana
penjelasan masing-masing program pokok puskesmas.
a. Kepala puskesmas
b. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan:
1) Data dan informasi
3) Keuangan
Berikut ini kami paparkan peran utama sesuai fungsi profesi dari masing-masing
petugas
puskesmas.
A. PETUGAS MEDIS
3. Dokter Spesialis : khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga ada kunjungan
dokter spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter ahli anak, kandungan
dan penyakit dalam.
1. Bidan : pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelaksana asuhan kebidanan.
3. Perawat Gigi : pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan keperawatan gigi.
puskesmas.
perawatan.
puskesmas.
inap.
5. Sopir : mengantar, membantu seluruh kegiatan pelayanan puskel dil uar gedung
puskesmas.
1) Lingkungan sehat
2) Perilaku sehat
Ø mutu harus direncanakan, dirancang dand ibangun ke dalam suatu produka tau
jasa yang mana mutu tidak dapat diinspeksi di dalam produk atau jasa.
Ø mutu adalah mengenai pencegahan bukan mendeteksi kesalahan, oleh karena itu
harus memulai dengan benar sejak tahapan awal dari suatu operasi bisnis untuk
menjamin bahwa proses akan menambah nilai bukan biaya. Pencegahan akan
melibatkan perencanaan, training, kalibrasi, inspeksi/uji, kontrol terhadap
ketidaksesuaian, audit mutu internal dan tindakan perbaikan.
Ø hanya dapat dijamin melalui perencanaan yang matang dan kerja keras dari
seluruh staf di dalam organisasi.
Ø adalah tanggung jawab dari semua karyawan, tidak hanya staf mutu dan
pimpinan, untuk mutu harus datang dari pihak manajemen puncak.
Definisi Mutu Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata mutu memiliki arti dalam bahasa
Inggris quality artinya taraf atau tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu. Jadi mutu
berarti kualitas atau nilai kebaikan suatu hal. Dalam membahas definisi mutu kita
perlu mengetahui definisi mutu produk yang disampaikan oleh lima pakar
Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).
e) Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.
Meskipun tidak ada definisi mutu yang diterima secara universal, namun dari kelima
definisi diatas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai
berikut :
c) Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
merupakan mutu saat ini, mungkin dianggap kurang bermutu pada masa
mendatang).
“Karakteristik yang relatif stabil dari penyedia pelayanan kesehatan, alat dan sumber
daya yang dipergunakan, fisik dan pengaturan organisasi di lingkungan kerja.
Konsep struktur termasuk manusia, fisik, dan sumber keuangan yang dibutuhkan
untuk memberikan pelayanan medis”. Struktur digunakan sebagai pengukuran tidak
langsung dari kualitas pelayanan. Hubungan antara struktur dan kualitas pelayanan
adalah hal yang penting dalam merencanakan, mendesain, dan melaksanakan
sistem yang dikehendaki untuk memberikan pelayanan kesehatan. Pengaturan
karakteristik struktur yang digunakan mempunyai kecenderungan untuk
mempengaruhi proses pelayanan sehingga ini akan membuat kualitasnya berkurang
atau meningkat. (Donabedian, 1980).
B. Proses
C. Output/Outcome
Tentang output/outcome, Donabedian memberikan penjelasan bahwa outcome
secara tidak langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan
kesehatan. Dalam menilai apakah hasilnya bermutu atau tidak, diukur dengan
dengan standar hasil (yang diharapkan) dari pelayanan medis yang telah dikerjakan.
Indikator : Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur. Contoh : petunjuk indikator atau
tolok ukur status kesehatan antara lain adalah angka kematian ibu, angka kematian
bayi,
status gizi. Petunjuk atau indikator ini (angka kematian ibu) dapat diukur. Jadi
indicator adalah fenomena yang dapat diukur. Indikator mutu asuhan kesehatan atau
pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang relevan berkaitan dengan
struktur, proses, dan outcomes. Sebagai contoh :
: Panjang badan bayi baru lahir yang sehat rata-rata (standarnya) adalah 50 cm.
Berat badan bayi baru lahir yang sehat standar adalah 3 kg.
Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang
diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek struktur, proses, dan
outcome dari organisasi pelayanan kesehatan tersebut.