Anda di halaman 1dari 16

DINAS KESEHATAN KABUPATEN MIMIKA

PUSKESMAS JILEALE
Jl. Trikora, Kelurahan Karang Senang (Sp.3), Distrik Kuala Kencana
Kode pos 99968, Telp/Hp 082399851823, Email. puskesmasjileale@gmail.com

RENCANA DAN PROGRAM TIM PENINGKATAN MUTU PELAYANAN KLINIS


PUSKESMAS JILEALE

1.1. LATAR BELAKANG

Semakin ketatnya persaingan serta pelanggan yang semakin selektif dan


berpengetahuan mengharuskan Puskesmas selaku salah satu penyedia jasa
pelayanan kesehatan untuk selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk dapat
meningkatkan kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan
yang telah diberikan kepada pasien/pelanggan selama ini telah sesuai dengan
harapan pasien/pelanggan atau belum.

Manusia adalah faktor kunci keberhasilan dari suatu pembangunan. Untuk


menciptakan manusia yang berkualitas diperlukan suatu derajat kesehatan manusia
yang prima sehingga dalam hal ini mutlak diperlukan pembangunan kesehatan.
Untuk mendukung pencapaian pembangunan kesehatan pemerintah telah
menyediakan beberapa sarana/fasilitas kesehatan beserta tenaga kesehatannya.
Salah satu fasilitas kesehatan yang banyak dimanfaatkan masyarakat adalah
Puskesmas. Sebagai ujung tombak pelayanan dan pembangunan kesehatan di
Indonesia maka Puskesmas perlu mendapatkan perhatian terutama berkaitan
dengan mutu pelayanan kesehatan Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan
keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan fasilitas/sarana
kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat pengguna jasa
layanan kesehatan.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang


menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat
dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna,
dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan
tesebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan untuk
masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa
mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Pengelolaan puskesmas
biasanya berada di bawah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota.

2.1. MUTU PELAYANAN PUSKESMAS

Pusat Kesehatan Masyarakat, disingkat Puskesmas, adalah Organisasi fungsional


yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat.
Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada
pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajad kesehatan yang optimal,
tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan. Puskesmas dibagi menjadi
3 tingkatan, yaitu: Puskesmas Tingkat Provinsi, Puskesmas Kecamatan dan
Puskesmas Kelurahan.

Puskesmas Keliling (Puskel) adalah program pelayanan kesehatan terpadu keluar


gedung puskesmas yang menjangkau daerah terpencil, tempat tinggal masyarakat
yang sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan terdekat. Manajemen
Puskesmas adalah suatu rangkaian yang sistematik dan terpadu yang meliputi
unsure-unsur perencanaan (P1), penggerakkan pelaksanaan (P2), Pengawasan
Pengendalian dan Penilaian (P3) dalam rangka meningkatkan fungsi pelayanan
Puskesmas.

Pelayanan adalah usaha, upaya atau kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan


dilaksanakan sesuai profesi keahlian masing-masing. Pengabdian adalah
pelaksanaan kegiatan yang telah dilaksanakan sebagi wujud aktualisasi
(pengembangan kemampuan diri) dalam memberikan pelayanan yang terbaik bagi
masyarakat. Promotif adalah upaya untuk memperkenalkan (sosialisasi) dan
mengarahkan opini, persepsi, sikap dan tindakan masyarakat dalam menunjang pola
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Preventif adalah usaha untuk melakukan
pencegahan terhadap risiko penularan penyakit dan penyebaran penyakit yang
berpotensi menular atau menimbulkan wabah penyakit. Kuratif adalah upaya dalam
pengobatan dan penanganan penyakit yang telah diduga dan didiagnosis
berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang. Administrasi adalah suatu
kegiatan pelayanan ketatausahaan, seperti: pencatatan, pelaporan dan pengarsipan
hasil kegiatan, yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijakan program untuk
mencapai tujuan organisasi. Evaluasi adalah sebuah kegiatan penilaian,
pengawasan dan pengamatan yang dilakukan secara berkelanjutan melalui rapat
pertemuan untuk menentukan hasil program pelayanan kesehatan dan penetapan

kebijakan program selanjutnya. Koordinasi adalah kegaiatan mengatur pelayanan


kesehatan, dan menggalang kerjasama tim, secara horizontal, lintas program (dalam
unsur pelayanan) maupun vertikal, lintas sektoral, (dengan institusi lainnya) sehingga
program, peraturan dan penentuan tindakan yang akan dilaksanakan bisa saling
mendukung pencapaian target pelayanan.

Pelayanan Kesehatan di taraf Puskesmas saat ini masih sering dikeluhkan oleh
masyarakat. hal-hal yang sering dikeluhkan adalah:

1. Petugas tidak ramah

Petugas yang selalu marah marah begitu ada pasien, yang datang. Administrasi
yang lama, petugas yang sering terlambat dan pulang cepat, selalu menjadi keluhan
masyarakat. yang menyebabkan masyarakat sering berobat ke pengobatan
alternatif, dengan biaya yang tidak terlalu mahal, namun hati pasien bisa jauh lebih
nyaman.

2. Obat yang ala kadarnya

Tak asing lagi jika masyarat mengeluh masalah ini. obat demam dikasi pil dan tablet
yang sama dengan obat gatal. sisanya jika ingin obat yang lebih bagus lagi,
masyarakat harus membeli di apotek.

3. Dokter tidak ada

Untuk puskesmas yang ada di ibukota provinsi justru dokter ada banyak bahkan ada
yang sampai spesialis. namun di pedalaman, kabupaten, dan daerah daerah yang
jauh dari kota, dokter sangat langka. hanya ada pada jam jam tertentu atau pada hari
hari tertentu. padahal sakit gak bisa dijadwalkan kan? apalagi kalau dokternya tidak
tentu.

Padahal Tolak ukur bagi puskesmas agar bisa dikatakan ideal, , yaitu jika memiliki
dua dokter umum, satu dokter gigi, dua perawat, dan tiga orang bidan. Apa yang
perlu diperbaiki dari puskesmas?

1. Paradigma Masyarakat

Puskesmas pada dasarnya memiliki lebih banyak tugas untuk melakuka npreventif
(pencegahan) daripada kuratif ( pengobatan ). ini lah yang harus segera dibenahi.
Lakukan upaya upaya promotif oleh tenaga puskesmas, jika masyarakat tidak mau
menggunakan puskesmas sebagai sarana peningkatan derajat kesehatan. ’petugas
puskesmaslah yang harusnya menjemput bola’

2. SDM tenaga puskesmas di tingkatkan

Yang harus diperbaiki adalah bagaimana melayani masyarakat dan memberikan


yang terbaik bagi masyarakat karena para tenaga kesehatan yang berada di
puskesmas adalah abdi negara yang tugasnya mengabdikan diri kepada masyarakat
juga. Paling tidak petugas harus belajar ramah, on time, dan belajar senyum.

3. Penyediaan obat dan Dokter

Meskipun sebagian besar tugas puskesmas adalah pencegahan, namun sebagian


besar masyarakat masih menggunakan puskesmas sebagai tempat berobat. Bukan
hanya karena biayanya yang murah, namun juga karena puskesmas merupakan
pelayanan kesehatan pratama yang langsung menjangkau masyarakat. Oleh karena
itu, keberadaan dokter dan obat yang BERMUTU sangat penting di puskesmas.

4. Petugas puskesmas harus terjun ke masyarakat

Petugas puskesmas harus terjun, mengawasi, melihat dan memperbaiki kesehatan


masyarakat di wilayah kerjanya. jadi petugas tidak hanya berada dalam kantor
puskesmasnya saja. ada baiknya jika petugas yang menjemput bola.

2.2. KONSEP PUSKESMAS


Menurut DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.

1) Unit Pelaksana Teknis

Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kabupaten / kota (UPTD),


Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.

2) Pembangunan Kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh Bangsa


Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

3) Pertanggungjawaban Penyelenggaraan

Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan


di wilayah kabupaten / kota adalah dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan
puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan
kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten / kota sesuai dengan
kemampuannya.

4) Wilayah Kerja

Secara Nasional standar wilayah kerja puskesmas adalah satu Kecamatan, tetapi
apabila di satu Kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung
jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan
konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut
secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas K esehatan
kabupaten/kota.

2.3. FUNGSI PUSKESMAS

1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan


pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2) Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat,


keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan
kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif
dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya,
serta ikut menetap, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya social
budaya masyarakat setempat.

3) Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat


pertama secara menyeluruh, terpadu danberkesinambungan. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:

1. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi dengan


tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa
mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu di tambahkan
dengan rawat inap.

2. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public dengan


tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit
tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan
kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.

2.4. PROGRAM POKOK PELAYANAN PUSKESMAS

Setiap Puskesmas mempunyai pelayanan didalam gedung atau diluar gedung,


menurut jumlah sasaran dan wilayah kerjanya. Sesuai status puskesmas, perawatan
atau non perawatan, bisa melaksanakan kegiatan pokok, maupun pengembangan,
tergantung kemampuan sumber daya manusia dan sumber daya material. Berikut
ringkasan 9 (sembilan) program pokok sebagai contoh perbandingan pelayanan
menurut paparan pengalaman pribadi selama bertugas mengabdi keliling
puskesmas.

1. Program Promosi Kesehatan (Promkes)

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM), Sosialisasi Program Kesehatan, Survey


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Penilaian Strata Posyandu

2. Program Pencegahan Penyakit Menular (P2M)

Surveilens Terpadu Penyakit (STP), Pelacakan Kasus: TBC, Kusta, DBD, Malari, Flu
Burung, Infeksi Saluran Peranafasan Akut (ISPA), Diare, Infeksi Menular Seksual
(IMS), Penyuluhan Penyakit Menular

3. Program Pengobatan

Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan), Apotek,, Unit
Gawat Darurat (UGD), Perawatan Penyakit (Rawat Inap), Pertolongan Persalinan
(Kebidanan). Pengobatan Luar Gedung : Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas
Keliling (Puskel)

4. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

ANC ( Antenatal Care ), PNC (Post Natal Care), Pertolongan Persalinan, Rujukan
Ibu Hamil Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus, Kemitraan Dukun Bersalin,
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

5. Program Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana (KB)


Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT Catin),
Pelayanan KB Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan KB

6. Program Upaya Peningkatan Gizi Masyrakat

Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan dan Perawatan Gizi Buruk, Stimulasi dan
Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan Gizi

7. Program Sanitasi dan Kesehatan Lingkungan

Pengawasan Kesehatan Lingkungan : SPAL (saluran pembuangan air limbah),


SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga), Pemeriksaan Sanitasi : TTU
(tempat tempat umum), Institusi Perkantoran, Survey Jentik Nyamuk (SJN)

8. Program Pelayanan Kesehatan Komunitas

Kesehatan Mata, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Lansia, Kesehatan Olahraga,


Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)

9. Program Pencatatan dan Pelaporan

Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) disebut juga Sistem
Informasi dan Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Paparan program pokok
puskesmas dijelaskan ringkas sesuai keterkaitan antar program yang memerlukan
keterpaduan pelayanan. Pada kesempatan berikutnya akan dipaparkan bagaimana
penjelasan masing-masing program pokok puskesmas.

2.5. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

Menurut keputusan menteri kesehatan RI nomor 128/MenKes/RI/SK/II/2004, struktur


organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing
puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten / kota
dilakukan oleh Dinas Kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya
dilakukan dengan peraturan daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola
struktur organisasi puskesmas sebagai berikut :

a. Kepala puskesmas

b. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan:
1) Data dan informasi

2) Perencanaan dan penilaian

3) Keuangan

4) Umum dan kepegawaian

c. Unit pelaksana teknis fungsional puskesmas: Upaya kesehatan masyarakat,


termasuk pembinaan terhadap UKBM, dan Upaya kesehatan perorangan.

d. Jaringan pelayanan puskesmas: Unit puskesmas pembantu, Unit puskesmas


keliling, dan Unit bidan di desa/komunitas

2.6. PERAN POKOK 3 MACAM PETUGAS PELAYANAN PUSKESMAS

Siapa saja petugas yang melakukan palayanan kesehatan di Puskesmas, semua


tentu sudah tahu macamnya. Kalau apa dan bagaimana setiap petugas tersebut
bertugas, ada baiknya perlu juga kita ulas ringkas. Karena setiap petugas
mempunyai peranan utama yang bisa saling mendukung keberhasilan pelayanan
Puskesmas.

Berikut ini kami paparkan peran utama sesuai fungsi profesi dari masing-masing
petugas

puskesmas.

A. PETUGAS MEDIS

1. Dokter Umum : melakukan pelayanan medis di poli umum, puskel, pustu,


posyandu.

2. Dokter Gigi : melaksanakan pelayanan medis di poli gigi, puskel.

3. Dokter Spesialis : khusus untuk puskesmas rawat inap bagus juga ada kunjungan
dokter spesialis sebagai dokter konsultan, misalnya : dokter ahli anak, kandungan
dan penyakit dalam.

B. PETUGAS PARA MEDIS

1. Bidan : pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), pelaksana asuhan kebidanan.

2. Perawat Umum : pendamping tugas dokter umum, pelaksana asuhan


keperawatan umum.

3. Perawat Gigi : pendamping tugas dokter gigi, pelaksana asuhan keperawatan gigi.

4. Perawat Gizi : pelayanan penimbangan dan pelacakan masalah gizi masyarakat.

5. Sanitarian : pelayanan kesehatan lingkungan pemukiman dan institusi lainnya.

6. Sarjana Farmasi : pelayanan kesehatan obat dan perlengkapan kesehatan.

7. Sarjana Kesehatan Masyrakat : pelayanan administrasi, penyuluhan, pencegahan

dan pelacakan masalah kesehatan masyarakat.

C. PETUGAS NON MEDIS

1. Administrasi : pelayanan administrasi pencatatan dan pelaporan kegiatan

puskesmas.

2. Petugas Dapur : menyiapkan menu masakan dan makanan pasien puskesmas

perawatan.

3. Petugas Kebersihan : melakukan kegiatan kebersihan ruangan dan lingkungan

puskesmas.

4. Petugas Keamanan : menjaga keamanan pelayanan khususnya ruangan rawat

inap.

5. Sopir : mengantar, membantu seluruh kegiatan pelayanan puskel dil uar gedung

puskesmas.

2.7. TUJUAN, VISI DAN MISI PUSKESMAS

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah


mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggitingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Visi
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya
Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah
gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan
dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi-tinggiyna. Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4
indikator utama, yakni:

1) Lingkungan sehat

2) Perilaku sehat

3) Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu, serta

4) Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Misi tersebut adalah:

1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.


Puskesmas akan selalu menggerakan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan yaitu
pembangunan yang tidak menimbulkan damapk negative terhadap kesehatan,
setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat.

2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah


kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan,
melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup
sehat.

3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan


kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan
memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan
sertameningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh
seluruh anggota masyarakat.

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat


beserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan
menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya
pemeliharaan dan peningkatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek
lingkungan dari yang bersangkutan.

2.8. PENGERTIAN MUTU DAN PENDEKATAN SISTEM DALAM MENJAGA MUTU


Pengertian Mutu Ketika pihak manajemen suatu organisasi mengerti definisi mutu
dari konsumen dan berniat untuk dimengerti sebagai produsen barang atau jasa
yang bermutu, semua karyawan harus mengerti dan mengimplementasikan konsep
bahwa:

Ø mutu adalah mengerti dan menterjemahkan permintaan pelanggan kepada suatu


definisi tingkatan mutu dan untuk memproduksi barang/produk atau menyediakan
jasa yang sesuai dengan permintaan pelanggan.

Ø mutu harus direncanakan, dirancang dand ibangun ke dalam suatu produka tau
jasa yang mana mutu tidak dapat diinspeksi di dalam produk atau jasa.

Ø mutu adalah mengenai pencegahan bukan mendeteksi kesalahan, oleh karena itu
harus memulai dengan benar sejak tahapan awal dari suatu operasi bisnis untuk
menjamin bahwa proses akan menambah nilai bukan biaya. Pencegahan akan
melibatkan perencanaan, training, kalibrasi, inspeksi/uji, kontrol terhadap
ketidaksesuaian, audit mutu internal dan tindakan perbaikan.

Ø mutu adalah mengenai peningkatan yang berkelanjutan dano rganisasi harus


secara konstan menyadari adanya perubahan/ perkembangan baru dan peningkatan
secara terus-menerus untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan yang
selalu berubah.

Ø hanya dapat dijamin melalui perencanaan yang matang dan kerja keras dari
seluruh staf di dalam organisasi.

Ø adalah tanggung jawab dari semua karyawan, tidak hanya staf mutu dan
pimpinan, untuk mutu harus datang dari pihak manajemen puncak.
Definisi Mutu Dalam Kamus Indonesia-Inggris kata mutu memiliki arti dalam bahasa
Inggris quality artinya taraf atau tingkatan kebaikan; nilaian sesuatu. Jadi mutu
berarti kualitas atau nilai kebaikan suatu hal. Dalam membahas definisi mutu kita
perlu mengetahui definisi mutu produk yang disampaikan oleh lima pakar
Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).

Berikut ini definisi-definisi tersebut :

a) Juran menyebutkan bahwa mutu produk adalah kecocokan penggunaan produk


untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

b) Crosby mendefinisikan mutu adalah conformance to requirement, yaitu sesuai


dengan yang disyaratkan atau distandarkan.

c) Deming mendefinisikan mutu, bahwam utu adalah kesesuaian dengan kebutuhan


pasar.

d) Feigenbaum mendefinisikan mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya.

e) Garvin dan Davis menyebutkan bahwa mutu adalah suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau konsumen.

Meskipun tidak ada definisi mutu yang diterima secara universal, namun dari kelima
definisi diatas terdapat beberapa persamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai
berikut :

a) Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

b) Mutu mencakup produk, tenaga kerja, proses, dan lingkungan.

c) Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap
merupakan mutu saat ini, mungkin dianggap kurang bermutu pada masa
mendatang).

Standar-standar Mutu produk dan jasa terdiri dari :

a) Kesesuaian dengan spesifikasi

b) Kesesuaian dengan tujuan dan manfaat

c) Tanpa cacat ( Zero Defects)


d) Selalu baik sejak awal Standar pelanggan terdiri dari : Kepuasan pelanggan,
Memenuhi kebutuhan pelanggan, dan Menyenangkan pelanggan

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas dilakukan dengan


pendekatan sistem, artinya memperhatikan proses manajemen mutu sejak

INPUT/STRUKTUR, PROSES, dan OUTCOME.

A. Input Atau Struktur

“Karakteristik yang relatif stabil dari penyedia pelayanan kesehatan, alat dan sumber
daya yang dipergunakan, fisik dan pengaturan organisasi di lingkungan kerja.
Konsep struktur termasuk manusia, fisik, dan sumber keuangan yang dibutuhkan
untuk memberikan pelayanan medis”. Struktur digunakan sebagai pengukuran tidak
langsung dari kualitas pelayanan. Hubungan antara struktur dan kualitas pelayanan
adalah hal yang penting dalam merencanakan, mendesain, dan melaksanakan
sistem yang dikehendaki untuk memberikan pelayanan kesehatan. Pengaturan
karakteristik struktur yang digunakan mempunyai kecenderungan untuk
mempengaruhi proses pelayanan sehingga ini akan membuat kualitasnya berkurang
atau meningkat. (Donabedian, 1980).

B. Proses

Beberapa pengertian tentang proses : “Interaksi profesional antara pemberi


pelayanan dengan konsumen (pasien/masyarakat) (Depkes RI, 2001).“Suatu bentuk
kegiatan yang berjalan dengan dan antara dokter dan pasien”. (Donabedian, 1980).
“Semua kegiatan dokter dan tenaga profesi lainnya yang mengadakan interaksi
secara profesional dengan pasiennya. Baik tidaknya pelaksanaan proses pelayanan
di RS dapat diukur dari tiga aspek, yaitu relevan tidaknya proses itu bagi pasien,
efektivitas prosesnya, dan kualitas interaksi asuhan terhadap pasien”. (Muninjaya,
2004). “Proses yaitu semua kegiatan sistem. Melalui proses akan mengubah input
menjadi output. Pengubahan/Transformasi berbagai masukan oleh kegiatan
operasi/produksi menjadi keluaran yang berbentuk produk dan/atau jasa.

C. Output/Outcome
Tentang output/outcome, Donabedian memberikan penjelasan bahwa outcome
secara tidak langsung dapat digunakan sebagai pendekatan untuk menilai pelayanan
kesehatan. Dalam menilai apakah hasilnya bermutu atau tidak, diukur dengan
dengan standar hasil (yang diharapkan) dari pelayanan medis yang telah dikerjakan.

2.9. MENGUKUR MUTU PELAYANAN KESEHATAN

Mengukur mutu pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk dapat menjawab


pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

 Dapatkah mutu jasa pelayanan kesehatan diukur ?

 Apanya yang diukur ?

 Bagaimana mutu jasa pelayanan diukur ?

Indikator : Indikator adalah petunjuk atau tolak ukur. Contoh : petunjuk indikator atau
tolok ukur status kesehatan antara lain adalah angka kematian ibu, angka kematian
bayi,

status gizi. Petunjuk atau indikator ini (angka kematian ibu) dapat diukur. Jadi
indicator adalah fenomena yang dapat diukur. Indikator mutu asuhan kesehatan atau
pelayanan kesehatan dapat mengacu pada indikator yang relevan berkaitan dengan
struktur, proses, dan outcomes. Sebagai contoh :

 Indikator struktur : Tenaga kesehatan profesional (dokter, paramedis, dan


sebagainya). Anggaran biaya yang tersedia untuk operasional dan lain-lain.
Perlengkapan dan peralatan kedokteran termasuk obat-obatan. Dan Metode (
adanya standar operasional prosedur masing-masing unit, dan sebagainya ).

 Indikator proses : Memberikan petunjuk tentang pelaksanaan kegiatan pelayanan


kesehatan, prosedur asuhan yang ditempuh oleh tenaga kesehatan dalam
menjalankan tugasnya, Apakah telah sebagaiman mestinya sesuai dengan prosedur,
diagnosa, pengobatan, dan penanganan seperti yang seharusnya sesuai standar.

 Indikator outcomes : Merupakan indikator hasil daripada keadaan sebelumnya,


yaitu Input dan Proses seperti BOR, LOS, TOI, dan Indikator klinis lain seperti :
Angka Kesembuhan Penyakit, Angka Kematian 48 jam, Angka Infeksi Nosokomial,
Komplikasi Perawatan , dan sebagainya .
Kriteria : Indikator dispesifikasikan dalam berbagai kriteria. Sebagai contoh : Indikator
status gizi dapat lebih dispesifikasikan lagi menjadi kriteria : tinggi badan, berat
badan anak. Untuk pelayanan kesehatan, kriteria ini adalah fenomena yang dapat
dihitung

Standar : Selanjutnya setelah kriteria ditentukan dibuat standar-standar yang eksak


dan dapat dihitung kuantitatif, yang biasanya mencakup hal-hal yang standar baik.
Misalnya

: Panjang badan bayi baru lahir yang sehat rata-rata (standarnya) adalah 50 cm.
Berat badan bayi baru lahir yang sehat standar adalah 3 kg.

Mutu asuhan kesehatan suatu organisasi pelayanan kesehatan dapat diukur dengan
memperhatikan atau memantau dan menilai indikator, kriteria, dan standar yang
diasumsikan relevan dan berlaku sesuai dengan aspek-aspek struktur, proses, dan
outcome dari organisasi pelayanan kesehatan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai