Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI UPT PUSKESMAS BESTARI MEDAN

DISUSUN OLEH :

RADELSA S. SIREGAR
P07539020105

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN

JURUSAN FARMASI
2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (1948) menyebutkan bahwa pengertian Kesehatan adalah


sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan social kesejahteraan dan bukan hanya
ketiadaan penyakit atau kelemahan.
Menurut Undang-Undang Kesehatan no 36 tahun 2009, Kesehatan adalah
keadaan sehat secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan
setiap orang untuk hidup produktif secara social dan ekonomi kesehatan
merupakan hak bagi setiap orang sehingga setiap orang berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau tanpa memandang
status social dan ekonominya. Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat
atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotive, prefentiv, kuratif maupun rehalibilitative yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat.
Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pelayanan kesehatan tidak lagi t
erpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan tingkat lanjutan, namun pelayana
n kesehatan harus dilakukan secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan medis
pasien. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan b
agi masyarakat. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, sprit
ual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secar
a sosial dan ekonomis. Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk
dana, tenaga, perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta f
asilitas pelayanan kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyeleng
garakan upaya kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah,
dan/atau masyarakat.
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan ya
ng dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelih
ara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehata
n oleh pemerintah dan/atau masyarakat (UU RI No 36 Tahun 2009).
Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) kesehatan ka
bupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan keseh
atan di suatu wilayah. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional ya
ng menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, mer
ata dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat dengan peran serta aktif mas
yarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat lu
as guna mencapai derajat kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pel
ayanan kepada perorangan (DepKes, 2009).
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas adalah suatu unit pelayanan Keseh
atan yang memiliki peran dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai serta pelayanan farmasi klinik yang harus dikelola secara optimal un
tuk tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendist
ribusian, tepat penggunaan dan tepat pasien guna terwujudnya pelayanan keseh
atan yang baik. Oleh sebab itu pelayanan kefarmasian di Puskesmas merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari pelaksanaan upaya kesehatan,
yang berperan penting dalam peningkatan mutu pelayanan Kesehatan bagi masy
arakat. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia serta saran
a dan prasarana sesuai standar. Apoteker sebagai penanggung jawab pelayanan
kefarmasian di puskesmas diharapkan dapat melaksanakan pelayanan kefarmasi
an sesuai standar dalam rangka peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan
pasien.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan perpaduan antara teori yang
telah diperoleh melalui kuliah dikampus dan praktek sehingga dapat diaplikasikan
dilapangan. Dengan demikian, melalui PKL mahasiswa diharapkan dapat
mengenal dan mengetahui serta menganalisa bagaimana pelayanan kesehatan
dilapangan khususnya pelayanan yang dilakukan di Puskesmas. Pelaksanaan Pr
aktek Kerja Lapangan diberbagai instansi terkhususnya di Puskesmas akan sang
at berguna bagi mahasiswa untuk dapat menimba ilmu pengetahuan, keterampil
an dan pengalaman. Melalui Praktek Kerja Lapangan ini mahasiswa akan menda
patkan kesempatan untuk mengembangkan cara berpikir, menambah pengetahu
an dan wawasan serta Praktek Kerja Lapangan ini merupakan suatu syarat untuk
menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Farmasi. Oleh sebab itu, Praktek Kerja La
pangan perlu dilakukan untuk dapat menguasi antara teori dan praktek. Praktek
Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
khususnya di apotek yang dilaksanakan di Puskesmas Bestari selama satu bulan
lebih terhitung sejak tanggal 24 januari s/d 28 februari 2023.

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Tujuan diadakan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas yaitu :


1. Tujuan Umum
Praktek Kerja Lapangan bertujuan untuk mahasiswa untuk dapat
mengaplikasikan kompetensi yang diperoleh selama mengikuti Pendidikan di
bangku perkuliahan dan memberikan kesempatan bagimahasiswa untuk
mendapatkan pengalaman kerja secara langsung dan terpadu dalam
melaksanakan kegiatan kefarmasian di puskesmas.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Puskesmas,
mahasiswa diharapkan dapat :
a. Membaca Resep yang baik dan benar dari Dokter, Dokter Gigi maupun Bidan
(KAI).
b. Meracik dan mempersiapkan obat memberi etiket dan menyerahkan kepada
pasien.
c. Melakukan pelayanan informasi obat dan pengobatan yang rasional kepada
pasien.
d. Mengetahui proses pengadaaan hingga pelaporan dan pemusnahan
perbekalan kefarmasian di puskesmas.
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan

Manfaat dari Praktek Kerja Lapangan yaitu :

1. Mampu membaca Resep yang baik dan benar dari Dokter, Dokter Gigi

maupun

Bidan (KAI).

2. Mampu meracik dan mempersiapkan obat, memberi etiket dan menyerahkan

kepada pasien.

3. Mampu melakukan pelayanan informasi obat dan pengobatan yang rasional

kepada pasien.

4. Mampu mengetahui proses pengadaan hingga pelaporan dan pemusnahaan


perbekalan kefarmasian di Puskesmas.

BAB II
PENDAHULUAN
2.1 Defenisi Puskesmas

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untu

k menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif

maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/ata

u masyarakat. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesma

s adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehata

n masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Upaya Kesehat

an Masyarakat yang selanjutnya disingkat UKM adalah setiap kegiatan untuk me

melihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timb

ulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat.

Upaya Kesehatan Perseorangan yang selanjutnya disingkat UKP adalah suatu k

egiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untu

k peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan a

kibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. Pelayanan Kesehatan

Puskesmas yang selanjutnya disebut dengan Pelayanan Kesehatan adalah upay

a yang diberikan oleh Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, pencatatan, dan pelaporan yang dituangkan dalam suatu

sistem (Permenkes No 43 Tahun 2019).

Defenisi Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan

fungsional yang merupakan pusat pengembangan Kesehatan masyarakat yang j

uga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk k


egiatan pokok (Herlambang, 2016). Puskesmas didirikan untuk memberikan pela

yanan kesehatan dasar, menyeluruh, paripurna, dan terpadu bagi seluruh pendu

duk yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas. Program dan upaya kesehatan yan

g diselenggarakan oleh Puskesmas merupakan program pokok (public health es

sential) yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah untuk mewujudkan kesejahtera

an masyarakat (Herlambang, 2016). Menurut (Notoatmodjo, 2003 dalam Herlamb

ang, 2016), fungsi Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan dapat mewujudkan

empat misi pembangunan kesehatan yaitu: menggerakkan pembangunan kecam

atan yang berwawasan pembangunan, mendorong kemandirian masyarakat dan

keluarga untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan

yang bermutu, merata dan terjangkau serta memelihara dan meningkatkan kese

hatan individu, kelompok dan masyarakat.

Dari beberapa definisi Puskesmas dapat di simpulkan bahwa Puskesmas a

dalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pe

ngembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat,

untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh, paripurna, dan terp

adu bagi seluruh penduduk.

2.2 Visi dan Misi Puskesmas

2.2.1 Visi Puskesmas

Menurut (Mburak, 2014) visi puskesmas adalah mewujudkan “Kecamatan

Sehat” menuju terwujudnya “Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat kec

amatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan Kesehatan, yakni

masyarakat yang hidup dalam lingkunga dan perilaku yang sehat, memiliki kema

mpuan untuk menjangkau pelayanan Kesehatan yang bermutu secara adil dan m

erata serta memilki derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya.


Indikator utama “Kecamatan Sehat” (Mburak,2014) adalah :

a. Lingkungan sehat

b. Perilaku sehat

c. Cakupan pelayanan Kesehatan yang bermutu

d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan

2.2.2 Misi Puskesmas

Misi pembangunan Kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas ad

alah mendukung tercapainya misi pembangunan Kesehatan nasional.

Menurut (Mburak, 2014), misi tersebut adalah:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan Kesehatan d i wilayah kerjanya.

Puskesmas akan selalu menggerakkan sektor lain yang diselenggarakan

di

wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek Kesehatan, yaitu pembangun

an

yang tidak menimbulkan dampak negatif terhhadap Kesehatan, setidak-

tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku kesehatan.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilay

ah

kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan

masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja berdaya di bidang

Kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan pengetahuan & kemampuan

menuju kemandirian untuk hidup sehat.

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan

pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan.

4. Memelihara dan meningkatkan Kesehatan perorangan, keluarga dan

masyarakat beserta lingkungannya.


2.3 Tugas Puskesmas

2.3.1 Tugas Puskesmas

Tugas pokok Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republi

k Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas adalah sebagai berikut:

1) Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembanguna

n kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya K

ecamatan Sehat.

2) Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pe

ndekatan keluarga.

3) Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegr

asikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatka

n akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi kel

uarga.

2.3.2. Fungsi Puskesmas

Puskesmas sesuai dengan fungsinya sebagai pusat pembangunan berawaw

asan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, meyediakan dan menyeleng

garakan pelayanan yang bermutu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan yang berkualitas dalam rangka mencapai tujuan pembangu

nan kesehatan nasional yaitu terwujudnya kesehatan yang setinggi-tingginya bag

i masyarakat. Fungsi Puskesmas dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu:

1. Sebagai pusat penggerak pembangunan berawawasan kesehatan masy

arakat di wilayah kerjanya melalu, sebagai berikut:

a. Upaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerja

nya agar menyelenggarakan pebangunan yang berwawasan keseh

atan.
b. Keaktifan memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari peny

elenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.

c. Mengutamakan pemeliharaan keseatan dan pencegahan penyakit t

anpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

a. Berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga,

dan masyarakat memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan

melayan diri sendiri dan masyarakat untuk hidup 12 sehat serta

menetapkan, menyelenggarakan, dan memantau pelaksanaan

program kesehatan serta memberikan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya.

b. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan

rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masayrakat

dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbul

kan

ketergantungan.

3. Pusat Pelayanan Pertama

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menye

luruh, terpadu, dan berkesinambungan, melalui pelayanan kesehatan pe

rorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat (Herlambang, 2016).

2.4 Prinsip dan Wewenang Puskesmas

Prinsip dan kewenangan puskesmas menurut Peraturan Menteri Kesehat

an Republik Indonesia No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas adalah sebagai b

erikut:

1. Prinsip penyelenggaraan puskesmas meliputi:

a. Paradigma Sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan berpartisipa

si

dalam upaya mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihada

pi

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui Geraka

Masyarakat Hidup Sehat.

b. Pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.

c. Kemandirian Masyarakat

Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat.

d. Teknologi tepat guna

Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan

memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan,

mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

e. Keterpaduan dan Kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraa

UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanaka

Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.

2. Dalam menyelenggarakan fungsi, Puskesmas berwenang untuk:


 Dalam menyelenggarakan fungsi UKM, Puskesmas berwenang untuk:

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan m

asyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan Kesehatan.

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi dan pemberdayaan masy

arakat dalam bidang Kesehatan.

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait.

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upay

a kesehatan berbasis masyarakat.

f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesma

s.

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan Kesehatan.

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap akses mutu

dan cakupan Pelayanan Kesehatan.

i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termas

uk dukungan terhadap Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon Penangg

ulangan Penyakit.

j. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga.

k. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pe

rtama dan rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian su

mber daya kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.

 Dalam menyelenggarakan fungsi UKP, Puskesmas berwenang untuk:

a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Dasar secara Komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu.


b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya p

romotif dan preventif.

c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individ

u, keluarga, kelompok dan masyarakat.

d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keaman

an dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif da

n kerja sama inter dan antar profesi.

f. Melaksanakan Rekam Medis.

g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan dan evaluasi terhadap mutu dan a

kses Pelayanan Kesehatan.

h. Melaksanakan peningkatan Kompetensi Tenaga Kesehatan.

i. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan k

esehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.

j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sist

em Rujukan.

2.5 Wilayah Kerja Puskesmas

Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari

kecamatan. Bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja Puskesm

as antara lain faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografis d

an keadaan infrastruktur lainnya. Pembagian wilayah kerja Puskesmas diteta

pkan oleh bupati dan walikota, dengan saran teknis dari kepala dinas keseha

tan kebupaten/kota. Sasaran penduduk yang dilayani Puskesmas rata-rata 3

0.000 penduduk setiap Puskesmas (Herlambang, 2016). Untuk perluasan ja

ngakauan pelayanan kesehatan, maka sebuah Puskesmas ditunjang dengan

unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana disebut dengan Puskesmas


pembantu dan Puskesmas keliling. Khusus untuk kota besar dengan jumlah

penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas dapat satu keluraha

n. Puskesmas di ibukoa kecamtan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa at

au lebih, merupakan Puskesmas pembantu yang berfungsi sebagai pusat uj

ukan bagi Puskesmas kelurahan dan mempunyai fungsi koordinasi. Dengan

adanya undang-undang otonomi daerah, setiap daerah tingkat II mempunyai

kesempatan mengembangkan Puskesmas sesuai rencana strategis bidang k

esehatan sesuai situasi dan kondisi daerah tingkat II (Herlambang, 2016).

2.6 Ruang Lingkup Pelayanan Puskesmas

Pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan m

enyeluruh yang meliputi pelayanan sebagai berikut: kuratif (pengobatan), pre

ventif (pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), rehabilitative (pemuli

han kesehatan) (Herlambang, 2016).

2.7 Program Pokok Puskesmas

Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui Puskesmas yakni

terwujudnya kecamatan sehat menuju Indonesia Sehat. Puskesmas bertang

gung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kes

ehatan masyarakat.

1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Upaya kesehatan ibu dan anak yang dilakukan yaitu pemeliharaan ke

sehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, bayi, balita dan anak prasek

olah, Memberikan nasehat tentang makanan makanan guna mencegah gi

zi buruk karena kekurangan kalori dan protein, serta bila ada pemberian

makanan tambahan dan mineral dan pemberian nasehat tentang perkem

bangan anak dan cara stimulasinya.


2. Upaya Keluarga Berencana

Upaya keluarga berencana yang dilakukan yaitu mengadakan kursus

KB untuk para ibu dan calon ibu, mengadakan pembicaraan-pembicaraan

tentang KB kapan saja ada kesempatan baik Di Puskesmas maupun ketik

mengadakan kunjungan rumah, dan mengamati mereka yang

menggunakan sarana penceghan kehamilan.

3. Upaya Peningkatan Gizi

Upaya peningkatan gizi yang dilakukan yaitu mengenali penderita kek

urangan gizi dan mengobati mereka, mempelajari keadaan gizi masyarak

at dan mengembangkan program perbaikan gizi, dan memberikan pendidi

kan gizi pada masyarakat secara perseorangan kepada mereka yang me

mbutuhkan terutama dalam rangka program KIA.

4. Upaya Kesehatan Lingkungan

Upaya Kesehatan lingkungan yang dilakukan yaitu penyehatan air be

rsih, penyehatan pembuangan kotoran, penyehatan lingkungan rumah, se

rta penyehatan makanan dan minuman.

5. Upaya Pencegahan Penyakit Menular

Upaya pencegahan penyakit menular yang dilakukan yaitu mengump

ulkan dan menganalisa penyakit, melaporkan kasus penyakit menular, me

nyelidiki di lapangan untuk melihat benar atau tidaknya laporan yang mas

uk untuk menemukan kasus-kasus baru dan untuk mengetahui sumber pe

nularan, tindakan permulaan untuk menahan penularaan penyakit, menye

mbuhkan penderita sehingga ia tidak lagi menjadi sumber infeksi, pemberi

an imunisasi, pemberantasan vector, dan pendidikan kesehatan pada ma

syarakat.

6. Upaya Pelayanan Kesehatan


Penyuluhan kesehatan masyarakat merupakan bagikan yang tidak te

rpisahkan dari tiap-tiap program Puskesmas. Kegiatan penyuluhan keseh

atan dilakukan pada setiap kesempatan oleh petugas, apakah di klinik, ru

mah dan kelompok masyarakat.

7. Upaya Kesehatan Sekolah

Membina sarana keteladanan Di Sekolah, berupa sarana keteladana

n gizi berupa kantin dan sarana keteladanan kebersihan lingkungan, mem

bina kebersihan perseorangan peserta didik, dan mengembangkan kema

mpuan peserta didik untuk berperan aktif dalam pelayanan kesehatan mel

alui kegiatan dokter kecil.

8. Upaya Kesehatan Masyarakat

Asuhan keperawatan kepada individu di Puskesmas maupun di ruma

h dengan berbagi tingkat umur, kondisi kesehatan tumbuh kembang dan j

enis kelamin, asuhan perawatan yang diarahkan kepada keluarga sebaga

i unit terkecil dari masyarakat (keluarga binaan), dan pelayanan perawata

n kepada kelompok khusus diantaranya ibu hamil, anak balita, usia lanjut

dan sebagainya.

9. Upaya Kesehatan Kerja

Kegiatan peningkatan tenaga kerja melalui peningkatan gizi pekerja, l

ingkungan kerja dan penignkatan kegiatan kesejahteraan.

10. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

Pembinaan atau pembangunan kemampuan peran serta masyarakat

dalam upaya pemeliharaan diri dalam wadah program UKGM.

11. Upaya Kesehatan Jiwa

Penanganan pasien dengan gangguan jiwa dengan kegiatan dalam b

entuk penyuluhan serta pembinaan peran serta masyarakat dan pengemb

angan upaya kesehatan jiwa.


12. Upaya Kesehatan Mata

Peningkatan peran serta masyarakat dalam bentuk penyuluhan kese

hatan, serta menciptakan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan k

esehatan mata mereka.

13. Upaya Laboratorium Kesehatan

Penerimaan pasien, pengambilan specimen, penanganan specimen,

pelaksanaan pemeriksaan, penanganan sisa specimen, pencatatan hasil

pemeriksaan, dan penyampaian hasil pemeriksaan.

14. Upaya Kesehatan Olahraga

Upaya kesehatan olahraga adalah upaya kesehatan yang memanfaat

kan aktivitas fisik atau olahraga untuk meningkatkan derajat kesehatan. A

ktivitas fisik atau olahraga merupakan sebagian kebutuhan pokok dalam k

ehidupan sehari-hari karena dapat meningkatkan kebugaran yang diperlu

kan dalam melakukan tugasnya. Berbagai implementasi program upaya k

esehatan ini dapat bergantung sesuai kebutuhan suatu Puskesmas sesua

i wilayah kerjanya yaitu Olahraga Preventif, Olahraga pada Anak, Olahrag

a pada Wanita Hamil, dan Olahraga pada Lanjut Usia.

2.8 Organisasi Puskesmas

Organisasi Puskesmas menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republi

k Indonesia No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas adalah Setiap Puskesm

as harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel. Organisasi

Puskesmas paling sedikit terdiri atas kepala Puskesmas, kepala tata usaha,

dan penanggung jawab. Kepala Puskesmas merupakan penanggung jawab

atas seluruh penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas, pembinaan kepegaw

aian di satuan kerjanya, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan bangunan,


prasarana, dan peralatan. Kepala tata usaha memiliki tugas dalam perencan

aan dan pelaksanaan kegiatan administrasi perkantoran Puskesmas.

Penanggung jawab terdiri atas penanggung jawab UKM dan keperawa

tan kesehatan masyarakat, penanggung jawab UKP, kefarmasian, dan labor

atorium, penanggung jawab jaringan pelayanan Puskesmas dan jejaring Pus

kesmas, penanggung jawab bangunan, prasarana, dan peralatan puskesma

s, serta penanggung jawab mutu.

2.9 Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas ad

alah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggun

g jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Standar Pelayanan Kefarmasian adalah tolok ukur yang dipergunakan sebag

ai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan k

efarmasian. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan b

ertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi d

engan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidup

an pasien. Sediaan Farmasi adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan ko

smetika.

Pengaturan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas bertujuan

untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, kepastian hukum bagi ten

aga kefarmasian, dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan

Obat yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).

Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas meliputi standar:

1. Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai

a.Perencanaan kebutuhan
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan seleksi sediaan farma

si dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah se

diaan farmasi dalam rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas. Tujua

n perencanaan adalah untuk mendapatkan:

1) Perkiraan jenis dan jumlah obat dan perbekalan kesehatan yang m

endekati kebutuhan.

2) Meningkatkan penggunaan obat secara rasional.

3) Meningkatkan efisiensi penggunaan obat Perencanaan kebutuha

sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai di Puskesmas setia

periode dilaksanakan oleh ruang farmasi di Puskesmas.

b. Permintaan

Tujuan permintaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai

adalah memenuhi kebutuhan sediaan farmasi dan bahan medis habis

pakai di Puskesmas, sesuai dengan perencanaan kebutuhan yang tela

h dibuat. Permintaan diajukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Ko

ta, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebij

akan pemerintah daerah setempat.

c. Penerimaan

Penerimaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakaiadalah

suatu kegiatan dalam menerima sediaan farmasi dan bahan medis hab

is pakai dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota atau hasil pengadaan P

uskesmas secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah diajuk

an. Tujuan penerimaan adalah agar sediaan farmasi yang diterima ses

uai dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang diajukan oleh Pu

skesmas, dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.


d. Penyimpanan

Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai meru

pakan suatu kegiatan pengaturan terhadap sediaan farmasi yang diteri

ma agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kim

ia dan mutunya tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetap

kan.

Tujuan penyimpanan adalah agar mutu sediaan farmasi yang ters

edia di puskesmas dapat dipertahankan sesuai dengan persyaratan ya

ng ditetapkan. Penyimpanan sediaan farmasi dan bahan medis habis p

akai dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1)Bentuk dan jenis sediaan

2)Kondisi yang dipersyarakan dalam penandaan di kemasan sediaan f

armasi, seperti suhu penyimpanan, cahaya, dan kelembaban

3)Mudah atau tidaknya meledak/terbakar

4)Narkotika dan psikotropika disimpan sesuai dengan ketentuan peratu

ran perundang-undangan

5)Tempat penyimpanan sediaan farmasi tidak dipergunakan untuk pen

yimpanan barang lainnya yang menyebabkan kontaminasi.

b.Pendistribusian

Pendistribusian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai mer

upakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan sediaan farmasi dan ba

han medis habis pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi keb

utuhan sub unit/satelit farmasi Puskesmas dan jaringannya.

Tujuan pendistribusian adalah untuk memenuhi kebutuhan sediaa

n farmasi sub unit pelayanan kesehatan yang ada di wilayah kerja pus

kesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat.

Sub-sub di puskesmas dan jaringannya antara lain:


1) Sub unit pelayanan kesehatan di lingkungan Puskesmas

2) Puskesmas pembantu

3) Puskesmas keliling

4) Posyandu

5) Polindes

c.Pengendalian

Pengendalian sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai adala

h suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diingink

an sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan sehingga

tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit pelaya

nan kesehatan dasar.

Tujuan pengendalian adalah agar tidak terjadi kelebihan dan keko

songan obat di unit pelayanan kesehatan dasar. Pengendalian sediaan

farmasi terdiri dari:

1)Pengendalian persediaan

2)Pengendalian penggunaan

3)Penanganan sediaan farmasi hilang, rusak, dan kadaluarsa

d. Pencatatan, pelaporan, dan pengarsipan; dan Pemantauan dan

evaluasi pengelolaan.

Pemantauan dan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan bah

an medis habis pakai dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk:

1) Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam peng

elolaan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai sehingga da

pat menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan

2) Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan sediaan farmasi d

an bahan medis habis pakai


3) Memberikan penilaian terhadap capaian kinerja pengelolaan. (Per

menkes Nomor 74 Tahun 2016)

2. Pelayanan farmasi klinik

a. Pengkajian resep, penyerahan Obat, dan pemberian informasi Obat

Kegiatan pengkajian resep dimulai dari seleksi persyaratan admini

strasi, persyaratan farmasetik dan persyaratan klinis baik untuk pasien

rawat inap dan rawat jalan. Kegiatan penyerahan obat (Dispensing) da

n pemberian informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang dimul

ai dari tahap menyiapkan/meracik obat, memberikan etiket, menyerahk

an sediaan farmasi dengan informasi yang memadai disertai pendoku

mentasian.

 Tujuan:

1) Pasien memperoleh obat sesuai dengan kebutuhan klinis/peng

obatan.

2) Pasien memahami tujuan pengobatan dan mematuhi intruksi pe

ngobatan.

b. Pelayanan Informasi Obat (PIO)

Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan pelayanan yang dil

akukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat,jelas

dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainny

a dan pasien.

Pelayanan Informasi Obat bertujuan:

1) Menyediakan informasi mengenai obat kepada tenaga kesehat

an lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat.

2) Menyediakan informasi untuk membuat kebijakan yang berhub

ungan dengan obat.

3) Menunjang penggunaan obat yang rasional.


Kegiatan Pelayanan Informasi obat, meliputi:

1) Memberikan dan menyebarkan informasi kepada konsumen se

cara pro aktif dan pasif.

2) Menjawab pertanyaan dari pasien maupun tenaga ksehatan me

lalui telepon, surat atau tatap muka.

3) Membuat buletin, leaflet, label obat, poster, majalah dinding da

n lain-lain.

4) Melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan ra

wat inap, serta masyarakat.

5) Melakukan pendidikan dan/atau pelatihan bagi tenaga kefarma

sian dan tenaga kesehatan lainnya terkait dengan obat dan bah

an medis habis pakai.

6) Mengoordinasikan penelitian terkait obat dan kegiatan pelayana

n kefarmasian.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan:

1) Sumber informasi obat

2) Tempat

3) Tenaga

4) Perlengkapan

c. Konseling

Konseling merupakan proses untuk mengidentifikasi dan penyeles

aian masalah pasien yang berkaitan dengan penggunaan obat pasien r

awat jalan/rawat inap, serta keluarga pasien.

Tujuan dilakukannya konseling adalah memberikan pemahaman y

ang benar mengenai obat kepada pasien/keluarga pasien antara lain t

ujuan pengobatan,jadwal pengobatan, cara dan lama pengobatan, efe


k samping,tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan dan penggunaan

obat.

 Kegiatan:

1) Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasien

2) Menanyakan hal-hal yang menyangkut obat yang dikatakan ole

h dokter kepada pasien dengan metode pertanyaan terbuka.

3) Memperagakan dan menjelaskan mengenai cara penggunaan

obat.

4) Verifikasi akhir, yaitu mengecek pemahaman pasien,

mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubun

gan dengan cara penggunaan obat untuk mengoptimalkan tuju

an terapi.

d. Ronde/visite pasien (khusus Puskesmas rawat inap)

Visite merupakan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang di

lakukan secara mandiri atau bersama tim profesi kesehatan lainnya ter

diri dari dokter, perawat, ahli gizi, dan lain-lain.

 Tujuan:

1) Memeriksa obat pasien

2) Memberikan rekomendasi kepada dokter dalam pemilahan obat

dengan mempertimbangkan diagnosis dan kondisi klinis pasien.

3) Memantau perkembangan klinis pasien yang terkait dengan pe

nggunaan obat

4) Berperan aktif dalam pengambilan keputusan tim profesi keseh

atan dalam terapi pasien

e. Pemantauan dan pelaporan efek samping Obat;

Monitoring Efek Samping Obat (MESO) merupakan kegiatan pema

ntauan setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharap
kan terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tuj

uan profilaksis, diagnosis dan terapi atau modifikasi fungsi fisiologis.

 Tujuan:

1) Menemukan efek samping obat sedini mungkin terutama yang

berat, tidak dikenal dan frekuensinya jarang. Menentukan freku

ensi dan insidensi efek samping obat yang sudah sangat diken

al atau yang baru saja ditemukan.

 Kegiatan:

1) Menganalisis laporan efek samping obat

2) Mengidentifikasi obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi

mengalamin efek samping obat.

3) Mengisi formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Faktor yang perlu diperhatikan:

1) Kerja sama dengan tim keehatan lain

2) Keterseediaan formulir Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

f. Pemantauan terapi Obat; dan

Pemantau terapi obat (TPO) merupakan suatu proses yang mema

stikan bahwa seseorang pasien mendapatkan terapi obat yang efektif,

terjangkau dengan memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek sa

mping.

 Tujuan:

1) Mendeteksi masalah yang terkait dengan obat

2) Memberikan rekomendasi penyelesaian masalah yang terkait d

engan obat.

 Kegiatan:

1) Memilih pasien yang memenuhi kriteria

2) Membuat catatan awal


3) Memperkenalkan diri pada pasien

4) Memberikan penjelasan pada pasien

5) Mengambil data yang dibutuhkan

6) Melakukan evaluasi

7) Memberikan rekomendasi

g. Evaluasi penggunaan Obat.

Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan obat secara

terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin obat yang digunak

an sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional).

 Tujuan:

1) Mendapatkan gambaran pola pengunaan obat pada kasus terte

ntu

2) Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan obat tert

entu. (Permenkes Nomor 74 Tahun 2016).

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas haru

s didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian, pengorganisasian y

ang berorientasi kepada keselamatan pasien, dan standar prosedur operasio

nal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sumber daya

kefarmasian meliputi sumber daya manusia, sarana dan prasarana.

Pengorganisasian harus menggambarkan uraian tugas, fungsi, dan tan

ggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan

kefarmasian yang ditetapkan oleh pimpinan Puskesmas. Untuk menjamin m

utu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, harus dilakukan pengendalian m

utu Pelayananan Kefarmasian yaitu monitoring dan evaluasi.


BAB III

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BESTARI

3.1 Sejarah Singkat Puskesmas Bestari

Puskesmas Bestari diresmikan pada tanggal 1 Februari 2013, yang meru

pakan gabungan dari Klinik Bestari dan Puskesmas Petisah. Puskesmas Bestari

terletak di Jalan Rotan Baru No. 1, Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah.

Puskesmas Bestari mempunyai wilayah kerja seluas 220 Ha, meliputi 3 Keluraha

n dan 33 lingkungan dengan jumlah penduduk 23.761 jiwa. Adapun batas wilaya

h kerja puskesmas bestari adalah :

a. Sebelah utara berbatasan dengan : rel kereta api atau jalan skip

kelurahan Sei Agul

b. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan Gajah Mada

c. Sebelah timur berbatasan dengan jalan Glugur by Pass

d. Sebelah barat berbatasan dengan jalan Punak warga dan sebagian jalan

Iskandar Muda

3.2 Visi dan Misi Puskesmas Bestari

3.2.1 Visi Puskesmas Bestari

Terwujudnya masyarakat yang sehat dalam wilayah kerja UPT Puskesma

s Bestari melalui pelayanan kesehatan yang bermutu.

3.2.2 Misi Puskesmas Bestari

Adapun misi Puskesmas Bestari adalah :

a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar yang

bermutu
dan manusiawi bagi seluruh masyarakat.

b. Meningkatkan profesionalisme dan kompetensi SDM dalam

pemakaian sarana dan prasarana dalam peningkatan

pelayanan

kesehatan masyarakat secara berkelanjutan.

c. Meningkatkan kesadaran masayarakat untuk menerapkan

pola

hidup bersih dan sehat.

d. Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam

bidang

kesehatan sehingga tercapai kesadaran masyarakat

dalam

bidang kesehatan.

Tujuan, mewujudkan masyarakat yang :

a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan,

dan

kemampuan hidup sehat

b. Mampu menjangkau kesehatan yang bermutu

c. Hidup dalam lingkungan yang sehat

d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal baik dalam

individu,

keluarga, dan masyarakat.

3.2.3 Keadaan Demografi

Puskesmas bestari mempuyai wilayah kerja 220 Ha, meliputi 3 kelurah

an dan 33 lingkungan dengan jumlah penduduk 24.330 jiwa.


No. Data Jumlah

1 Luas Wilayah 220 Ha

2 Jumlah Kelurahan 3

3 Jumlah Lingkungan 33

4 Jumlah Penduduk 24.330

5 Jumlah Pria 12.435

6 Jumlah Perempuan 12.145

7 Jumlah Bayi 416

8 Jumlah Baduta 826

9 Jumlah Balita 2080

10 Jumlah Murid SD 2405

11 Jumlah Murid SLTP 2161

12 Jumlah Murid SLTA

13 Jumlah Bumil 461

14 Jumlah WUS 5576

3.3. Jenis Pelayanan

3.3.1 Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial

a. Promkes (Promosi Kesehatan)


b. Kesling (Kesehatan Lingkungan)

c. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)/ KB (Keluarga Berencana)

d. Gizi

e. P2P (Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular: DBD,

ISPA, Imunisasi, Surveilans, Rabies TB Paru, HIV, dan

Penyakit

Tidak Menular)

f. Puskesmas.

3.3.2 Upaya Pengembangan Kesehatan Masyarakat

a. Kesehatan Jiwa

b. UKGS

c. Kesehatan Mata

d. Kesehatan Lansia

e. Usaha Kesehatan Kerja

f. Kesehatan Olahraga

g. Usaha Kesehatan Sekolah

h. DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang)

3.3.3 Upaya Kesehatan Perorangan

a. Ruangan Pemeriksaan Umum

b. Ruangan Pemeriksaan Gigi dan Mulut

c. Ruangan KIA – KB

d. Ruangan Tindakan

e. Ruangan Ramah Anak ( DDTK, GIZI, MTBS )

f. Ruangan IMS./VCT, PDP

g. Ruangan Rujukan

h. Farmasi
i. Laboratorium

3.4 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan

3.4.1 Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial

a. Promkes (Promosi Kesehatan)

b. Kesling (Kesehatan Lingkungan)

c. KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)/ KB (Keluarga Berencana)

d. Gizi

e. P2P (Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular: DBD,

ISPA, Imunisasi, Surveilans, Rabies TB Paru, HIV, dan

Penyakit Tidak Menular)

f. Puskesmas

3.4.2 Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan

a. Kesehatan Jiwa

b. UKGS

c. Kesehatan Mata

d. Kesehatan Lansia

e. Usaha KesehatanKerja

f. Kesehatan Olahraga

g. Usaha Kesehatan Sekolah

h. DDTK (Deteksi Dini Tumbuh Kembang)

3.4.3 Upaya Kesehatan Perorangan

a. Ruangan Pemeriksaan Umum

b. Ruangan Pemeriksaan Gigi dan Mulut


c. Ruangan KIA - KB

d. Ruangan Tindakan

e. Ruangan Ramah Anak (DDTK, GIZI, MTBS )

f. Ruangan IMS./VCT,PDP

g. Ruangan Rujukan

h. Farmasi

i. Laboratorium

3.4.4 Pola Penyakit

Pola penyakit yang ada di Puskesmas Bestari ialah yang dipaparkan


pada laporan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Bestar, yaitu :

No Nama Penyakit Jumlah Pasien (Januari-


Desember 2021)
1 ISPA 1383
2 Hipertensi 1078
3 Penyakit Sistem dan Jaringan Pengikat 752
4 DM 396
5 Penyakit Kulit Infeksi 384
6 Diare 354
7 Gangguan Gigi dan Penyangga lainnya 321
8 Dispepsia 300
9 Penyakit Pulpa dan Periapikal 251
10 Gastritis 190

3.4.5 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat dapat diakses


dengan mudah yaitu :

a. Dari segi posisi dan letak puskesmas dapat dijangkau dengan

alat transportasi umum ataupun pribadi, karena berada di


pinggir jalanan umum.

b. Dari segi persyaratan berobat, semua pasien dapat berobat

tanpa biaya apa pun (gratis) hanya dengan menunjukkan

KTP/KK ataupun kartu BPJS.

c. Mutu pelayanan puskesmas juga semakin meningkat, dengan

ditingkatkannya program-program kegiatan untuk masyarakat,

seperti: kelas ibu hamil, senam prolanis, pemeriksaan IVA

(Inspeksi Visual Asam Asetat), dll. Hal ini dapat dilihat dari

meningkatnya jumlah kunjungan pasien (berobat umum dan

gigi).

3.4.6 Bilik Obat Puskesmas Bestari Medan

Bilik Obata tau Tempat pengambilan obat di Puskesmas Bestari Medan

memiliki 1 orang Apoteker penanggung jawab Dan 1 orang tenaga teknis

kefarmasian. Bilik Obat mempunyai sarana dan prasarana yang memadai

mencakup papan nama apotek, ruang tunggu, dispenser, alat pembungkus

puyer, lemari pendingin, tempat peracikan obat, lemari obat (tablet, salep, sirup,

alkes) dan lemari untuk menyimpan obat psikotropika.

3.4.7 Sarana Puskesmas Bestari

Sarana adalah fasilitas yang membantu secara langsung dalam

pelayanan kefarmasian sedangkan prasarana adalah tempat, fasilitas dan

peralatan yang secara tidak langsung dalam pelayanan Sarana kesehatan yang

dimiliki oleh Puskesmas Bestari, meliputi :

1. Fasilitas Gedung Permanen

Diantaranya Ruang Dokter / Periksa Pasien, Ruang Obat, Ruang


Suntik/tindakan, Ruang KB-KIA/IMS, Ruang Rabies, Ruang Klinik Gigi, Loket /
Ruang Kartu, Ruang Tunggu Pasien, Ruang Gizi, Laboratorium Sederhana,
Kamar Mandi/WC, Ruang Rujukan, Ruang Promkes, Ruang Kepala Puskesmas
Ruang Tata usaha dan Konsultasi, dan Ruang Rapat.

2. Fasilitas Alat-alat Kesehatan

a. Alat-alat Kesehatan

b. Alat-alat pemeriksaan pasien Umum

a. Alat-alat pemeriksaan pasien Gigi dan Alat-alat

pemeriksaan persalinan

b. Alat-alat P3K

c. Timbangan Bayi (dacin) dan Dewasa

d. Lemari pendingin tempat bahan-bahan Immunisasi

e. Alat-alat Laboratorium

f. Alat-alat Kebersihan

I. Fasilitas Obat - Obatan

a. Obat-obatan Umum

b. Obat-obatan BPJS

II. Fasilitas Administrasi

Dalam rangka menjalankan tugas-tugas pokoknya dalam

bidang pencatatan dan pelaporan data, maka Puskesmas Bestari

didukung oleh fasilitas administrasi yang terdiri dari: Meja, Kursi,

Lemari Arsip, Kartu Berobat Penderita, Formulir Laporan Kegiatan,

Buku Catatan, Komputer, Laptop, Printer, Dll.

III. Fasililtas Imunisasi

Fasilitas imunisasi yang dimiliki puskesmas Bestari adalah :

a. Lemari Es Alat-alat Imunisasi


b. Vaksin Seperti: BCG, DPT, Polio, Campak,TT, Hepatitis

IV. Fasilitas Media Penyuluhan

Fasilitas media penyuluhan yang dimiliki Puskesmas Bestari adalah:

a. Laptop

b. Poster

c. Flip Chart

3.5 Perbekalan Farmasi Di Puskesmas Bestari

Anda mungkin juga menyukai