Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.....................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................3
2.1 Konsep Puskesmas.....................................................................................................................3
2.2 Konsep Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas............................................................4
2.3 Fungsi Puskesmas......................................................................................................................7
2.4 Peran Puskesmas.......................................................................................................................9
2.5 Wilayah Kerja Puskesmas........................................................................................................9
2.6 Fasilitas Penunjang....................................................................................................................9
2.7 Struktur Organisasi.................................................................................................................10
2.8 Pelayanan Rawat Inap Puskesmas.........................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................13
PENUTUP..........................................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................13
3.2 Saran.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan aspek yang paling penting dalam kehidupan masyarakat. Oleh
sebab itu, pemerintah mesti memberikan sarana yang mencukupi dalam upaya memelihara
kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan yang baik ialah salah satu kebutuhan masyarakat.
Ada pula tujuan dilaksanakannya pelayanan kesehatan yaitu untu tercapainya derajat
kesehatan bagi masyarakat yang memuaskan harapan. Adapun pelayanan kesehatan yang
disediakan pemerintah salah satunya ialah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
Puskesmas dapat menjadi suatu sarana dalam meningkatkan kesehatan yang ada di
masyarakat.

Pemerintah telah mengatur tentang penyelenggaran pelayanan publik dalam Undang-


Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang pelayanan Publik yang dirancang dan
diselenggarakan oleh pemerintah untuk mengatasi pelayanan public dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat. Berdasarkan berbagai pelayanan publik yang ada, pelayanan
kesehatan ialah salah satu pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah.
Pelayanan kesehatan mesti direncanakan secara matang oleh pemerintah karena hendak
berhubungan langsung dengan kesejahteraan masyarakatnya.

Undang Peraturan Mentri Kesehatan 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas menyebutkan


bahwa puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fakes). Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitas yang dilakukan pemerintah
daerah dan/atau masyarakat. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan
untuk mencapai tujuan kerjanya.

Sejak wabah Pandemic Covid-19 melanda hampir seluruh negara di dunia, termasuk
negara Indonesia, Puskesmas sebagai garda terdepan dalam pelayanan kesehatan primer di
tingkat masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan kunjungan rumah sakit dan Puskesmas
meningkat. Saat ini dibeberapa Puskesmas di Indonesia pun berperan dalam melakukan
vaksinasi terhadap masyarakat serta tes swab untuk yang mengimformasikan kepada pasien
apakah positif atau negative Covid-19. Dengan demikian, peran Puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan primer atau tingkat pertama memlilki peranan yang penting untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaiman konsep dari Puskesmas ?
b. Bagaimana konsep pelayanan di Puskesmas ?
c. Apa fungsi dari Puskesmas, Visi dan Misi ?
d. Bagaimana strategi dan Puskesmas dan kegiatan pokok Puskesmas ?

1.3 Manfaat Penulisan


a. Mengetahui bagaimana konsep dari Puskesmas ?
b. Mengetahui bagaimana konsep pelayanan di Puskesmas ?
c. Mengetahui fungsi dari Puskesmas, Visi dan Misi ?
d. Mengetahui bagaimana strategi dan Puskesmas dan kegiatan pokok Puskesmas ?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Puskesmas
Puskesmas adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan
yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat
(DinKes Jateng, 2011). Puskesmas merupakan ujung tombak dari penyelenggaran upaya
kesehatan masyarakat maupun perorangan di tingkat pertama. Strategi puskesmas adalah
untuk mewujudkan pembangunan kesehatan melalui pelayanan kesehatan yang bersifat
menyeluruh (comperhenshive helth care service) serta pelayanan kesehatan yang menerapkan
pendekatan yang menyeluruh.

Upaya peningkatan pelayanan kesehatan di puskesmas dirangkum dalam kegiatan


pokok puskesmas, anatara lain, upaya kesehatan ibu dan anak, upaya keluarga berencana,
upaya perbaikan gizi, upaya kesehatan lingkngan upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, upaya pengobatan, dan upaya penyuluhan kesehatan masyarakat.

Prioritas pelayanan puskesmas adalah kuratif dan preventif secara


terpadu, menyeluruh dan dijangkau oleh wilayah kerja kecamatan atau sebagai kecamatan di
kotamadya atau kabupaten. Adapun fungsi puskesmas menurut DEPKES RI (2004), adalah
sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat diwilayahnya, membina peran serta
masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat,
memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat
diwilayah kerjanya.

Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi :

a. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan


promotif dan preventif, dengan kelompok masyarakat serta sebagian
besar diselenggarakan bersama masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya.
b. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan
rehabilitatif dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya
melalui upaya rawat jalan, inap dan rujukan (DepKes RI, 2004).

3
2.2 Konsep Kualitas Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
a. Kualitas
Kualitas adalah suatu keluaran (output) yang dapat berupa barang atau jasa yang
mampu memenuhi kebutuhan individu/institusi sehingga individu/institusi
tersebut dapat berkembang sesuai dengan tujuan awal menggunakan
barang/ jasa tersebut.
b. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Pelayanan kesehatan
dapat diartikan sebagai penilaian individu baik itu negatif maupun positif terhadap
produk dari instansi penyedia jasa pelayanan kesehatan yang mampu memberikan
manfaat kesehatan dan bantuan kesehatan bagi perorangan, kelompok ataupun
masyarakat.

Kualitas pelayanan kesehatan merupakan produk akhir dari interaksi dan


ketergantungan yang rumit antara berbagai komponen atau aspek menejemen yang menyatu
sebagai suatu sistem. Sebagai suatu sistem, pelayanan kesehatan harus terdiri atas berbagai
komponen yang saling berpengaruh sebagai berikut:

a. Input, input adalah sarana fisik yang tersedia di sarana kesehatan, seperti
perlengkapan atau peralatan, organisasi dan menejemen keuangan dan sumber
daya manusia (SDM) serta sumber daya lainnya.
b. Proses, proses merupakan semua kegiatan dan keseluruhan input baik tindakan
medis maupun tindakan non medis dalam interaksinya dengan pemberian
pelayanan kesehatan.
c. Keluaran, keluaran adalah hasil akhir dari proses pelayanan kesehatan yang
diharapkan dari berbagai pihak yang berkepentingan yang berkaitan dengan
pemberian pelayanan kesehatan. Hasil akhir ini dapat diartikan derajat
kesehatan dan kepuasannya.
2.2.1 Strategi Puskesmas
Strategi puskesmas untuk mewujudkan pembangunan kesehatan antara lain :
1) Pelayanan kesehatan yang bersifat menyeluruh ( comprehensive health
care service).

4
2) Pelayanan kesehatan yang menerapkan pendekatan yang menyeluruh
(holistic approach).

2.2.2 Kegiatan Pokok Puskesmas


Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 20 usaha
pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun, pelaksanaannya
sangat bergntung pada faktor tenaga, sarana dan prasarana, biaya tersedia, serta
kemampuan manajemen dari tiap – tiap puskesmas. Kegiatan pokok puskesmas
(Mubarak, 2014) antara lain sebagai berikut:
1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta bayi,
anak balita, dan anak prasekolah.
b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi
buruk.
c. Imunisasi
d. Pemberian pendidikan kesehata tentang perkembangan anak dan cara
menstimulasinya.
2. Upaya Keluarga berencana (KB)
a. Mengadakan kursus Keluarga Berecana untuk para ibu dan calon ibu yang
mengunjungi KIA.
b. Mengadakan khursus keluarga berencana kepada dukun yang akan bekerja
sebagai penggerak calon peserta Keluarga Berencana.
c. Memberikaj pendidikan kesehatan mengenai cara pemasangan IUD, cara –
cara penggunaan pil, kondom, dan alat – alat kontrasepsi lainnya.
3. Upaya Perbaikan Gizi
a. Mengenali penderita – penderita kekeurangan gizi.
b. Mengenalkan program perbaikan gizi.
c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat.
4. Upaya Kesehatan lingkungan
a. Penyehatan air bersih.
b. Penyehatan pembuangan kotoran.
c. Penyehatan lingkungan perumahan.
d. Penyehatan limbah.
e. Pengawasan sanitasi tempat umum.

5
f. Penyehatan makanan dan minuman.
g. Pelaksanaan peraturan perundangan.
5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit.
b. Melaporkan kasus penyakit menular.
c. Menyelidiki benar atau tidaknya laporan yang masuk.
d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegah penyebaran penyakit
menular.
e. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi.
f. Memberi imunisasi.
g. Pemberantasan vektor.
h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat.
6. Upaya pengobatan
a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui : pengumpualan
informasi riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium,
dan membuat diagnosis.
b. Melaksanakan tindakan pengobatan.
c. Melakukan upaya rujukan.
7. Upaya penyuluhan kesehatan masyarakat
a. Kegiatan penyuluhan kesehatan dilakukan oleh petugas di klinik, rumah ,
dan kelompok – kelompok masyarakat.
b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di
tingkat kabupaten terdapat tenaga – tenaga koordinator penyuluhan
kesehatan.
8. Kesehatan olahraga.
9. Kesehatan masyarakat.
10. Kesehatan kerja.
11. Kesehatan gigi dan mulut.
12. Kesehatan mata.
13. Kesehatan jiwa.
14. Laboratorium sederhana.
15. Pencatatan dan pelaporan sistem informasi kesehatan.
16. Kesehatan usia lanjut.
17. Pembinaan pengobatan tradisional.

6
18. Kesehatan remaja
19. Dana sehat

2.3 Fungsi Puskesmas


Menurut Mubarak (2014) ada 3 fungsi puskesmas, yaitu :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan puskesmas selalu berupaya
menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembanguan lintas sector termasuk
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
b. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan
terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha
memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan
termasuk sumber pembiayaan, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan
memantau pelaksanaan program kesehatan.
c. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu
dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung
jawab puskesmas adalah :
1. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayananan kesehatan perorangan adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
pribadi dengan tujuan umum menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
penegahan penyakit.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
public dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan.
Proses dalam melaksanakan fungsinya dilakukan dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

7
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan medis
maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut
tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberi pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sector-sektor yang bersangkutan dalam melaksanankan
program puskesmas (Mubarak, 2014).

2.3.1 Visi
Visi Puskesmas adalah mewujudkan “Kecamatan Sehat” menuju terwujudnya
“Indonesia Sehat” adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Indikator utama “Kecamatan Sehat” adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan yang optimal bagi penduduk kecamatan

2.3.2 Misi
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah
(Mubarak, 2014) :
a. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yaitu pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku
masyarakat.
b. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di
wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga
dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya

8
di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dlan kemampuan
menuju kemandirian untuk hidup sehat.
c. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.

2.4 Peran Puskesmas


Menurut mubarak (2014) dalam konteks otonomi daerah saat ini, puskesmas mempunyai
peran yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis. Puskesmas dituntut memiliki
kemampuan manajerial dan wawasan jauh kedepan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dengan ikut serta menentukan kebijakan daerah
melalui sistem perencanaan yang matang dan realistis, tatalaksana kegiatan yang tersusun
rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Puskesmas juga dituntut berperan
dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan
secara komperhensif dan terpadu.

2.5 Wilayah Kerja Puskesmas


Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah geografis, dan keadaan infrastuktur
lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat pemerintah daerah tingkat II, sehingga pembagian wilayah
kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati setelah mendengar saran tekhnis dari kantor wilayah
departemen kesehatan provinsi (Mubarak, 2014).

2.6 Fasilitas Penunjang


Dalam rangka memperluas jangkauan pelayanan kesehatan yang diberikan, puskesmas
perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana, antara lain sebagai
berikut (Mubarak, 2014) :
1. Puskesmas pemabantu
Puskesmas pembantu yang lebih sering disebut Pustu atau pusBan adalah unit
pelayanan kesehatan sederhana yang berfungsi menunjang dan membantu
pelaksanaan kegiatan – kegiatan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang
lebih kecil.

9
2. Puskesmas keliling
Puskesmas keliling merupakan unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi
dengan kendaraan bermotor roda empat atau perahu motor, peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi, serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.

3. Bidan desa
Disetiap desa yng belum memiliki pelayanan kesehatan, bidan desa ditetapkan
untuk tinggal didesa tersebut untuk memberikan pelayanan kesehatan.bidan desa
bertanggung jawab langsung kepada kepala puskesmas.wilayah kerja bidan desa
adalah suatu desa dengan jumlah penduduk rata – rata 3.000 jiwa.

2.7 Struktur Organisasi


Struktur organisasi puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas masing-masing
Puskesmas. Penyusunan struktur organisasi puskesmas di satu kabupaten/kota dillakukan
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan peraturan
daerah. Sebagai acuan dapat dipergunakan pola struktur organisasi puskesmas sebagai
berikut:
a. Kepala puskesmas adalah penanggung jwab pembangunan kesehatan di tingakta
kecamatan. Kepala puskesmas mempunyai tugas memimpin dan mengawasi
kegiatan puskesmas.
b. Kepala urusan tata usaha mempunyai tugas di bidang kepegawaian, keuangan,
perlengkapan, surat menyurat serta pencacatan dan pelaporan.
c. Unit I melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak, KB, serta perbaikan
gizi.
d. Unit II melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit.
e. Unit III melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut, kesehatan tenaga kerja,
serta kesehatan usia lanjut.
f. Unit IV melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah, olahraga, dll.
g. Unit V melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan penyuluhan
kepada masyarakat.
h. Unit VI melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap.
i. Unit VII melaksanakan tugas kefarmasian.

10
2.8 Pelayanan Rawat Inap Puskesmas
Puskesmas dengan rawat inap merupakan Puskesmas yang diberi
tambahan ruangan dan fasilitas untuk menolong pasien gawat darurat, baik
berupa tindakan operatif terbatas maupun asuhan keperawatan sementara
dengan kapasitas kurang dari 10 tempat tidur. Fugsi dari Puskesmas rawat
inap adalah sebagai rujukan antara yang melayani pasien sebelum dirujuk ke
institusi rujukan yang lebih mampu atau dipulangkan lagi ke rumah Menurut Depkes RI
(1991), kebijaksanaan Puskesmas dengan ruang rawat inap yaitu :

a. Puskesmas dengan ruang rawat inap sebagai pusat rujukan antara dalam
sistem rujukan berfungsi untuk menunjang upaya penurunan kematian
bayi dan ibu maternal, keadaan gawat darurat, serta pembatasan
kemungkinan terjadinya kecacatan.
b. Peran dan fungsi tenaga keperawatan adalah sebagai pengelola dan
pelaksana keperawatan yang mengacu kepada standar praktek
keperawatan dan melaksanakan tindakan terbatas yang merupakan
pelimpahan wewenang dari dokter.
c. Pemberian asuhan keperawatan ditujukan untuk mencapai hasil asuhan
keperawatan berdasarkan standar praktek keperawatan yang bertujuan
untuk meningkatakan kemampuan pasien dan keluarganya dalam
mengatasi masalah kesehatan secara mandiri khususnya dalam bidang
keperawatan dasar.

Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, Puskesmas


dengan ruang rawat inap memiliki fasilitas yang terdiri dari :

1. Ruang bersalin, ruang operasi terbatas, ruang bayi baru lahir abnormal,
ruang penyadaran dan ruang perawatan bersalin.
2. Ruang tambahan seluas 246 meter persegi yang terdiri dari ruangan
perawatan, operasai sederhana, persalianan, perawat jaga,dan ruangan
sanitasi lingkungan.

11
3. Perawatan medis berupa peralatan operasi terbatas, resusitasi, vasektomi,
tempat tidur, dan perlengkapan perawatan.
4. Tambahan tenaga meliputi dokter spesialis, 2 orang perawat profesional,
dan 3 perawat/bidan yang diberi tugas secara bergiliran, serta petugas
administrasi.

12
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah ujung tombak pelayanan kesehatan
strata I atau sebagai sarana kesehatan pertama yang terjangkau masyarakat hingga tingkat
paling bawah dan mampu memecahkan permasalahan kesehatan dasar di wilayah kerja
tertentu. Menurut Departemen Kesehatan RI (1991) puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat
yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok.

3.2 Saran

13
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, Azrul.(1980).Pengantar Administrasi Kesehatan.Edisi 2. Jakarta : PT. Binapura
Aksara,1980.
Elfiatri M, V., Kusnanto, H. & Lazuardi, Lutfan, (2018) Analisis Spasial Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Sebagai Faktor Risiko Diare di Kecamatan Sangir Kabupaten Solok
Selatan Tahun 2007. Tesis Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada.
Entjang Indan., 2010. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Mubarak, Wahit Iqbal. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika.

14

Anda mungkin juga menyukai