Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TERAPI OZONE DAN JURNAL OZONE

BAGGING TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA

OLEH :

ZULNOFRI
NIM. 211211980

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MERCUBAKTIJAYA
PADANG
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) pada saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan

yang berdampak pada produktivitas dan menurunkan mutu sumber daya

manusia (Zahtamal, dkk, 2007). DM juga disebut sebagai The Great Imitator

(menyerupai penyakit lain) karena penyakit ini dapat mengenai semua organ

tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan dan gejala yang sangat

bervariasi (Poerwanto, 2012, dalam Usiska, 2015). Penyakit DM ini

merupakan salah satu ancaman utama bagi umat manusia pada abad-21 ini.

Diabetes melitus dapat menimbulkan komplikasi yaitu kerentanan terhadap

infeksi, tuberkulosis paru dan infeksi pada kaki. Komplikasi kronik antara

lain kaki diabetik dengan resiko ulkus kaki (ulkus diabetikum) dan

mengakibatkan amputasi (Hastuti, 2008, dalam Machmud, 2014). Kaki

diabetik ini dapat berkembang menjadi gangren. Luka gangren salah satu

komplikasi kronik DM yang paling ditakuti oleh setiap penderita DM

(Tjokroprawiro, 2007, dalam Machmud, 2014).

DM merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan penanganan

yang seksama. Jumlah penderita diabetes di Indonesia setiap tahun meningkat

(Maharani, 2014). Badan WHO memperkirakan, pada tahun 2000 jumlah

pengidap penyakit DM yang berusia di atas 20 tahun berjumlah 150 juta

orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian pada tahun 2025, jumlah

itu ak
2

meningkat menjadi 300 juta orang (Roza, Afiant dan, Edward, 2015).

Meznurut WHO Diabetes Facts and Numbers (2016) Pada tahun 2015

Indonesia menempati peringkat ke tujuh dunia untuk prevalensi penderita

diabetes tertinggi bersama dengan China, India, Amerika, Brazil, Rusia dan

Meksiko. Presentase kematian akibat diabetes di Asia Tenggara Indonesia

menempati peringkat ke dua setelah Sri Langka. Prevalensi diabetes di

Indonesia menunjukkan kecenderungan menigkat yaitu dari 5,7% (2007)

menjadi 6,9% (2013).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, kecenderungan

prevalensi DM berdasarkan wawancara tahun 2013 adalah (2,1%) lebih tinggi

dibanding tahun 2007 (1,1%). Diperoleh bahwa proporsi kematian akibat DM

(14,7%) tertinggi kedua setelah stroke (15,9%) pada kelompok usia 45-54

tahun, dan di daerah perkotaan menduduki prevalensi terbanyak penyebab

DM daripada di pedesaan (Kemenkes RI, 2012). Menurut Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur (2012) pada pasien rawat jalan di rumah sakit tipe B

yang berjumlah 24 rumah sakit, kasus terbanyak masih tergolong penyakit

degeneratif yakni Diabetes Mellitus sebanyak 102.399 kasus.

Hiperglikemia yang terjadi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan

kerusakan berbagai sistem tubuh terutama syaraf dan pembuluh darah. Salah

satu konsekuensi dari diabetes adalah neuropati (kerusakan syaraf) di kaki

yang menigkatkan kejadian ulkus diabetikum, infeksi dan bahkan keharusan

untuk amputasi kaki (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014).

Seperti pada
3

kasus amputasi di Indonesia yang disebabkan oleh penyakit diabetes berkisar

antara 15-30% dengan angka kematian penderita diabetes komplikasi ulkus

atau gangren berkisar antara 17-32% (Antono, D & Girsang, D. 2013, dalam

Fata, Rahmawati, dan Wulandari, 2016).

Tanpa pengobatan cukup dan istirahat total, ulkus di kaki bisa menjadi

gangren (busuk). Kadangkala kerusakan di kaki yang makin parah akan

berakhir pada amputasi (Hidayat dan Nurhayati, 2014). Untuk mendeteksi

dini pasien yang berisiko mengalami komplikasi kaki diabetik, diperlukan

langkah-langkah yang dapat mengurangi atau bahkan mencegah amputasi

untuk penyakit diabetik, seperti penilaian yang diikuti oleh peraturan yang

ketat untuk penyakit diabetes, pemberian pendidikan pada pasien tentang

perawatan kaki, penggunaan alas kaki yang tepat, pengobatan terapi oksigen,

penggunaan bahan kolagen, faktor pertumbuhan rekombinan, terapi fisik dan

lain-lain (Bakker, 2008, dalam Machmud, 2014).

Terapi pelengkap sering disebut dengan terapi adjuvant atau terapi

komplementer saat ini ramai dibicarakan. Salah satunya adalah terapi ozon.

Terapi ozon termasuk jenis pengobatan komplementer berdasarkan Peraturan

mentri kesehatan RI, Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 (Kemenkes RI, 2011,

dalam Setyaningsih, 2012). Efek medis ozon sudah diketahui sejak abad ke-

19 (HTA Indonesia, 2004, dalam Megawati, Hakimi dan Sumaryani, 2015).

Ozon telah diklaim mampu membunuh virus , bakteri , parasit , jamur, dan

berguna untuk terapi pada kanker (Bocci, 1992, dalam Chyn. G. S, et.al,

2005).
4

Terdapat delapan metode terapi ozon yang digunakan dalam praktek medis

yaitu, Direct Intra-Arterial and Intravenous Application, Rectal Insufflations,

Intramuscular Injection, Major and Minor Autohaemotherapy, Ozonated

Water, Intra-Articula Injection, Ozone Bagging, Ozonated Oil (Bakri,

Kamaruzaman dan Thye, 2011). Pada terapi ozon di Rumah Luka Nirmala

Kec. Puger Kab. Jember ini menggunakan Terapi Ozone Bagging. Terapi

Ozone Bagging adalah suatu metode ozonisasi dengan menggunakan kantong

ozon dan membungkus ulkus pada kaki dan memompa aliran gas ozon ke

dalam kantong ozon selama 15 menit. Ulkus diabetikum yang akan di terapi

ozon bermacam-macam mulai dari derajat 1 sampai 5 dengan konsentrasi

pemberiannya yaitu 80 µg/ml.

Dari data bulan Agustus-Desember 2015 terdapat 50 pasien diabetes dengan

komplikasi ulkus diabetikum di Rumah Luka Nirmala. Dari data 50 pasien

tersebut masing-masing terdapat derajat luka yang berbeda-beda, dari derajat

luka 1 sampai derajat 5. Dari data pasien yang ada, pasien dengan derajat 4

mengalami proses penyembuhan dengan waktu yang lama, presentase untuk

sembuh sekitar 40%, karena pasien datang dengan jaringan nekrotik. Ada

pasien yang datang ke Rumah Luka Nirmala dan pasien yang ingin dirawat di

rumahnya sendiri. Rumah Luka Nirmala ini sudah mendapat Surat Ijin

Praktik Perawat (SIPP) : 440/03/414/2016.

Berdasarkan fenomena latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Terapi Ozone Bagging


5

Terhadap Penyembuhan Luka Pada Pasien Ulkus Diabetikum Di Rumha Luka

Nirmala Kecamatan Puger Kabupaten Jember”.

B. Rumusan Masalah

1. Pernyataan Masalah

Penderita Diabetes Mellitus sangat berisiko terjadi komplikasi ulkus

diabetika. Ulkus diabetes adalah suatu luka terbuka pada lapisan kulit

sampai ke dalam dermis yang biasanya terjadi di telapak kaki. Pada

pasien ulkus diabetikum akan mudah terjadi infeksi yang segera meluas

dan dalam keadaan lebih lanjut memerlukan tindakan amputasi jika tidak

segera mendapatkan pengobatan dan perawatan. Ulkus kaki pada pasien

diabetes harus mendapatkan perawatan karena ada beberapa alasan,

misalnya untuk mengurangi resiko infeksi dan amputasi, memperbaiki

fungsi dan kualitas hidup. Untuk perawatan luka yang dilakukan pada

ulkus diabetikum ini menggunakan terapi ozon. Pada terapi ozon di

Rumah Luka Nirmala ini menggunakan Terapi Ozone Bagging.

Penggunaan ozon telah diaplikasikan untuk membantu mempercepat

proses penyembuhan luka, salah satunya ulkus diabetikum.

2. Pertanyaan Masalah

a. Bagaimanakah luka pada pasien ulkus diabetikum sebelum dilakukan

terapi ozone bagging di Rumah Luka Nirmala Kecamatan Puger

Kabupaten Jember?
6

b. Bagaimanakah luka pada pasien ulkus diabetikum sesudah dilakukan

terapi ozone bagging di Rumah Luka Nirmala Kecamatan Puger

Kabupaten Jember?

c. Adakah pengaruh terapi ozone bagging terhadap penyembuhan luka

pada pasien ulkus diabetikum di Rumah Luka Nirmala Kecamatan

Puger Kabupaten Jember?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh terapi ozone bagging terhadap penyembuhan luka

pada pasien ulkus diabetikum di Rumah Luka Nirmala Kecamatan Puger

Kabupaten Jember.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi luka pada pasien ulkus diabetikum sebelum

dilakukan terapi ozone bagging di Rumah Luka Nirmala Kecamatan

Puger Kabupaten Jember.

b. Mengidentifikasi luka pada pasien ulkus diabetikum sesudah

dilakukan terapi ozone bagging di Rumah Luka Nirmala Kecamatan

Puger Kabupaten Jember.

c. Menganalisis adanya pengaruh terapi ozon bagging terhadap

penyembuhan luka pada pasien ulkus diabetikum di Rumah Luka

Nirmala Kecamatan Puger Kabupaten Jember.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan pengetahuan pada

tenaga kesehatan khususnya pada keperawatan khusus diabetes dengan

komplikasi ulkus diabetikum dan memberikan asuhan keperawatan


7

dengan baik yang berhubungan dengan pengaruh terapi ozone bagging

terhadap penyembuhan luka pada pasien ulkus diabetikum.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan referensi untuk meningkatkan pengetahuan tentang

pengelolaan perawatan luka khususnya penanganan pasien ulkus

diabetikum dengan terapi ozone bagging.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pengelolaan perawatan

luka dengan menggunakan terapi ozone bagging sebagai terapi

komplementer oleh perawat khusus diabetes dengan komplikasi ulkus

diabetikum.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai data acuan atau sumber

data untuk penelitian berikutnya dan mendorong bagi yang

berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang

berhubungan dengan pengaruh terapi ozone bagging terhadap

penyembuhan luka pada pasien ulkus diabetikum.


8

PENGARUH TERAPI OZONE BAGGING TERHADAP


PENYEMBUHAN LUKA PADA PASIEN ULKUS DIABETIKUM DI
RUMAH LUKA NIRMALA KECAMATAN PUGER KABUPATEN
JEMBER

¹Tulus Rahayu Widodo, ²Cipto Susilo,


³Hendra Kurniawan Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
E-mail: Tuluswidodo309@gmail.com

Abstract

One of the complications of diabetes mellitus that occurs is the occurrence of


foot ulcers or often referred to as diabetic foot. One of the non-conventional
therapies to address diabetic ulcers is Ozone Bagging Therapy, which is
ozonation treatment method using ozone bags and wrapping foot ulcers and
pumping flow of ozone gas into the pockets of ozone for 15 minutes. The study
design using pre-experimental design approach one group pretest- posttest
design. The population in this study is that patients with diabetic ulcers in the
Nirmala Home of Wound Puger Jember average number of 20 patients per
month. The sample used in this study was 8 respondents using quota sampling
technique. After being Wilcoxon test obtained value P Value = 0.011 or p
<0.05 means that H1 is accepted. This means that there is the effect ozone
bagging therapy on wound healing of diabetic ulcers patients at Nirmala
Home of Wound Puger Jember. The study recommended to nurses to be
applied by nurses as part of the treatment of diabetic ulcers to accelerate
wound healing in patients with diabetic ulcers to speed up the regeneration of
the wound.

Keywords: Ozone Bagging Theraphy, Wound Healing, Diabetic Ulcer

PENDAHULUAN masalah kesehatan yang berdampak pada


Diabetes Melitus (DM) produktivitas dan menurunkan mutu sumber
pada saat ini merupakan salah satu daya manusia (Zahtamal, dkk, 2007). DM
9

juga disebut sebagai The Great Usiska, 2015). Penyakit DM ini


Imitator (menyerupai penyakit merupakan salah satu ancaman
lain) karena penyakit ini dapat utama bagi umat manusia pada
mengenai semua organ tubuh dan abad-21 ini. Diabetes melitus
menimbulkan berbagai macam dapat menimbulkan komplikasi
keluhan dan gejala yang sangat yaitu kerentanan terhadap infeksi,
bervariasi (Poerwanto, 2012, tuberkulosis paru dan infeksi pada
dalam kaki. Komplikasi kronik antara
lain kaki diabetik dengan resiko
ulkus kaki (ulkus diabetikum) dan
mengakibatkan amputasi (Hastuti,
2008, dalam Machmud, 2014).
Kaki diabetik ini dapat
berkembang menjadi gangren.
Luka gangren salah satu
2

komplikasi kronik DM yang paling tahun 2013 adalah (2,1%) lebih tinggi
ditakuti oleh setiap penderita DM dibanding tahun 2007 (1,1%). Diperoleh
(Tjokroprawiro, 2007, dalam Machmud, bahwa proporsi kematian akibat DM
2014). (14,7%) tertinggi kedua setelah stroke
(15,9%) pada kelompok usia 45-54
DM merupakan masalah tahun, dan di daerah perkotaan
kesehatan yang perlu mendapatkan menduduki prevalensi terbanyak
penanganan yang seksama. Jumlah penyebab DM daripada di pedesaan
penderita diabetes di Indonesia setiap (Kemenkes RI, 2012). Menurut Dinas
tahun meningkat (Maharani, 2014). Kesehatan Provinsi Jawa Timur (2012)
Badan WHO memperkirakan, pada tahun pada pasien rawat jalan di rumah sakit
2000 jumlah pengidap penyakit DM yang tipe B yang berjumlah 24 rumah sakit,
berusia di atas 20 tahun berjumlah 150 kasus terbanyak masih tergolong
juta orang dan dalam kurun waktu 25 penyakit degeneratif yakni Diabetes
tahun kemudian pada tahun 2025, jumlah Mellitus sebanyak 102.399 kasus.
itu akan meningkat menjadi 300 juta
orang (Roza, Afiant dan, Edward, 2015). Hiperglikemia yang terjadi dari
Meznurut WHO Diabetes Facts and waktu ke waktu dapat menyebabkan
Numbers (2016) Pada tahun 2015 kerusakan berbagai sistem tubuh
Indonesia menempati peringkat ke tujuh terutama syaraf dan pembuluh darah.
dunia untuk prevalensi penderita diabetes Salah satu konsekuensi dari diabetes
tertinggi bersama dengan China, India, adalah neuropati (kerusakan syaraf) di
Amerika, Brazil, Rusia dan Meksiko. kaki yang menigkatkan kejadian ulkus
Presentase kematian akibat diabetes di diabetikum, infeksi dan bahkan
Asia Tenggara Indonesia menempati keharusan untuk amputasi kaki (Pusat
peringkat ke dua setelah Sri Langka. Data dan Informasi Kemenkes RI, 2014).
Prevalensi diabetes di Indonesia Seperti pada kasus amputasi di Indonesia
menunjukkan kecenderungan menigkat yang disebabkan oleh penyakit diabetes
yaitu dari 5,7% (2007) menjadi 6,9% berkisar antara 15 30% dengan angka
(2013). kematian penderita diabetes komplikasi
ulkus atau gangren berkisar antara 17-
Hasil Riset Kesehatan Dasar 32% (Antono, D & Girsang, D. 2013,
(Riskesdas) tahun 2013, kecenderungan dalam Fata, Rahmawati, dan Wulandari,
prevalensi DM berdasarkan wawancara 2016).
3

Terapi pelengkap sering disebut HASIL DAN PEMBAHASAN


dengan terapi adjuvant atau terapi
Hasil penelitian disajikan dalam bentuk
komplementer saat ini ramai dibicarakan.
analisa bivariat yaitu nilai normalitas
Salah satunya adalah terapi ozon. Pada
pada responden sebelum diberikan terapi
perwatan ulkus diabetikum menggunakan
ozone bagging dan setelah diberikan
Terapi Ozone Bagging adalah suatu
terapi ozone bagging, Distribusi sebelum
metode ozonisasi dengan menggunakan
diberikan terapi ozone bagging dan
kantong ozon dan membungkus ulkus
setelah diberikan terapi ozone bagging
pada kaki dan memompa aliran gas ozon
dan Analisa Pengaruh Penyembuhan
ke dalam kantong ozon.
Luka Sebelum dan Sesudah diberika
Terapi Ozone Bagging.
MATERIAL DAN METODE
Desain penelitian menggunakan Tabel 1 Nilai Tingkat Penyembuhan
Luka dan Nilai Yang Sering Muncul
pre-experimental design dengan Sebelum dan Sesudah Diberikan Terapi
pendekatan pretest-postest one group Ozone Bagging

design. Populasi pada penelitian ini ialah Pretest Postest


Penyembuhan Luka N % N %
pasien ulkus diabetikum di Rumah Luka
Keparahan Luka Minimal 0 0 1 12,5
Nirmala Kecamatan Puger Kabupaten Keparahan Luka Ringan 1 12,5 4 62,5
Jember rerata sejumlah 20 pasien per Keparahan Luka Moderat 4 50 3 12,5
Keparahan Luka Ekstrim 3 37,5 0 12,5
bulan. Sampel yang digunakan pada Total 8 100 8 100
penelitian ini ialah 8 Pasien dengan Modus 3 2
menggunakan teknik quota sampling.
Penelitian dilakukan pada bulan Juli Tabel 2 Distribusi Tingkat Penyembuhan
sampai Agustus 2016. Intsrumen yang Luka Sebelum dan Sesudah Diberikan
Terapi Ozone Bagging
digunakan adalah pengkajian luka
Nilai Prestest Postest
BWAT (Bates-Jensen Assessment Tool).
Minimum 2 1
Maximum 4 4
Modus 3 2
4

Tabel 3 Analisa Pengaruh Tingkat Penyembuhan Luka Sebelum dan Sesudah Diberikan
Terapi Ozone Bagging Di Rumah Luka Nirmala Kecamatan Puger Kabupaten
Jember

Test Statisic

Z Sig. (2-tailed)

Pretest-Postest -2,530 ,011

Berdasarkan hasil analisa data penyembuhan luka sesudah diberikan


yang dilakukan kepada 8 responden terapi ozone bagging ialah keparahan
diperoleh data bahwa sebagian besar luka ringan yaitu sejumlah 5
penyembuhan luka sebelum diberikan Responden (62,5%) dan nilai yang
terapi ozone bagging ialah keparahan sering muncul pada penyembuhan luka
luka moderat yaitu sejumlah 4 yaitu 2.
Responden (50%) dan nilai yang
Interpretasi nilai yang didapat dari
sering muncul pada penyembuhan luka
keparahan luka ringan bertambah
yaitu 3.
menjadi 5 responden yaitu antara 31-
Interpretasi nilai yang didapat dari 40, sedangkan interpretasi nilai yang
keparahan luka moderat sebanyak 4 didapat dari keparahan luka moderat
responden yaitu antara 31-40 setelah berkurang menjadi 2 responden yaitu
dikaji dan diberi total skor melalui 13 antara 41-65, interpretasi nilai yang
item pengkajian dengan instrumen didapat dari keparahan luka ekstrim
luka BWAT. Sedangkan interpretasi menunjukkan angka 0, berati tidak ada
nilai yang didapat dari keparahan luka responden. Interpretasi nilai yang
ekstrim sebanyak 3 responden yaitu didapat dari keparahan luka minimal
antara 41-65 dan interpretasi nilai menunjukkan 1 responden yaitu antara
yang didapat dari keparahan luka 13-20.
ringan sebanyak 1 responden yaitu
Berdasarkan penelitian menurut
antara 21-
Bakri (2011) metode Terapi Ozone
30. Keparahan luka minimal tidak
Bagging ini menggunakan kantong
didapatkan responden dalam
plastik khusus dibuat yang
pengkajian oleh peneliti.
ditempatkan di sekitar daerah yang
Berdasarkan hasil analisa data akan dirawat. Sebuah campuran
yang dilakukan kepada 8 responden ozon/oksigen dipompa ke dalam tas
diperoleh data bahwa sebagian besar dan campuran
5

yang diserap ke dalam tubuh melalui terjadi penurunan skor disetiap


kulit. Dalam terapi ozon ini terutama keparahan luka, semakin turun tingkat
direkomendasikan untuk mengobati skor pada instrumen BWAT maka
ulkus, gangren, infeksi jamur, luka semakin baik tingkat keparahan luka.
bakar dan lambat penyembuhan luka. Dinyatakan bahwa setiap keparahan
luka mengalami regenerasi luka, maka
Ozone diklaim sebagai alternatif
terdapat penyembuhan luka yang
yang potensial untuk dijadikan agen
bermakna setelah diberi perlakuan
yang membantu penyembuhan luka
terapi ozone bagging.
selain terapi konvensional yang sudah
ada. Hingga saat ini, penggunaan ozon Ozon diklaim sebagai alternatif
baik secara sistemik berupa yang potensial untuk dijadikan agen
autohemoterapi maupun topikal telah yang membantu penyembuhan luka
diaplikasikan untuk membantu selain terapi konvensional yang sudah
penyembuhan luka seperti luka bakar, ada. Terapi ozon untuk luka umumnya
luka tembak, luka terinfeksi, ulkus diberikan secara topikal sebagai
gangren diabetikum, ulkus dekubitus, antimikroba.
luka post operasi dll. Terapi ozon
Berdasarkan penelitian yang
untuk luka umumnya diberikan secara
dilakukan Megawati, Hakimi dan
topikal sebagai antimikroba (HTA
Sumaryani (2015) dengan judul
Indonesia, 2004, dalam Megawati,
Efektifitas Modifikasi Modern
Hakimi, & Sumaryani, 2015).
Dressing dan Terapi Ozon Terhadap
Berdasarkan hasil penelitian dan Penyembuhan Luka Pada Pasien
dilakukan uji Wilcoxon didapatkan dengan Pressure Ulcer Di Wocare
nilai P Value = 0,011 atau p <0,05 Clinic Bogor menyatakan Hasil uji
berarti H1 diterima. Artinya ada statistik menggunakan uji Independent
pengaruh terapi ozone bagging t-Test menunjukkan bahwa
terhadap penyembuhan luka pasien “Penggunaan modifikasi modern
ulkus diabetikum Di Rumah Luka dressing dan terapi ozon lebih efektif
Nirmala Kecamatan Puger Kabupaten terhadap penyembuhan luka
Jember. Berdasarkan nilai yang sering dibandingkan dengan penggunaan
muncul juga didapatkan penurunan modern dressing saja pada pasien
dari nilai 3 menjadi 2. Dalam masing- dengan pressure ulcer.
masing keparahan luka yang ada,
6

Asumsi peneliti menegaskan Efek jangka panjang dalam terapi


bahwa terapi ozone bagging dalam ozone bagging ini yaitu mencegah
terapi non-konvensional atau topikal kejadian amputasi yang banyak
sangat efektif dalam penyembuhan melibatkan pasien dengan ulkus
luka pada ulkus diabetikum. Efek ozon diabetikum, sehingga dalam
terhadap bakteri adalah dengan Keperawatan terapi ozone bagging
mengganggu integritas kapsul sel dapat diaplikasikan dalam
bakteri melalui oksidasi, sehingga mempercepat proses penyembuhan
terjadi regenerasi sel. Ulkus kaki pada luka pada pasien ulkus diabetikum.
pasien diabetes harus mendapatkan
KESIMPULAN DAN SARAN
perawatan karena ada beberapa alasan,
misalnya untuk mengurangi resiko Kesimpulan
infeksi dan amputasi, memperbaiki
Berdasarkan hasil penelitian
fungsi dan kualitas hidup.
didapatkan bahwa sebagai besar
Hasil penelitian sebelum dilakukan penyembuhan luka sebelum dilakukan
terapi ozone bagging terhadap terapi ozone bagging ialah
penyembuhan luka ini menunjukkan menunjukkan keparahan luka moderat
nilai yang sering muncul 3 yaitu dan sebagian besar penyembuhan luka
dengan tingkat keparahan luka sesudah dilakukan terapi ozone
moderat dan sesudah dilakukan terapi bagging ialah menunjukkan keparahan
menunjukkan nilai yang sering muncul luka ringan.
2 yaitu dengan tingkat keparahan luka
Setelah dilakukan uji Wilcoxon
ringan. Total skor pada penilaian
menegaskan bahwa H1 diterima,
instrumen BWAT ditujukan untuk
artinya ada pengaruh terapi ozone
menentukan kemajuan tentang
bagging terhadap penyembuhan luka
keparahan luka. Dalam penelititan ini
pasien ulkus diabetikum Di Rumah
masing-masing keparahan luka yang
Luka Nirmala Kecamatan Puger
ada terjadi mengalami penurunan total
Kabupaten Jember.
skor disetiap keparahan luka, semakin
turun tingkat skor pada instrumen Saran
BWAT maka semakin baik tingkat
Perawat dapat menerapkan
keparahan luka.
terapi ozone bagging sebagai bagian
dari rangkaian perawatan ulkus
7

diabetikum untuk mempercepat Huda, Nuh. 2010. Pengaruh


penyembuhan luka pada pasien ulkus Hiperbarik Oksigen (HBO)
Terhadap Perfusi Perifer Luka
diabetikum agar mempercepat Gangren pada Penderita DM di
regenerasi luka. RSAL Dr. Ramelan Surabaya.
Depok: Universitas Indonesia
(lib.ui.ac.id/file?file=digital/202
DAFTAR PUSTAKA
83057-T%20Nuh%20Huda.pdf,
diakses pada tanggal 30 Mei
Bakri R., Kamaruzaman H.F., dan 2016).
Thye S.L. 2011. Health
Technology Assesment Ozone Kementrian Kesehatan RI. 2012.
Theraphy an Update. Medical Buletin Jendela Data dan
Development Division, Informasi Kesehatan Penyakit
Ministry of Health Tidak Menular. Volume 2,
Malaysia Semester 2 Tahun 2012
(http://www.moh.gov.my/attac (www.depkes.go.id/download.ph
hments/8128.pdf, diakses pada p%3Ffile%3Ddownload/pusdati
tanggal 30 Mei 2016). n/buletin/buletin-ptm.pdf,
diakses pada tanggal 30 Mei
Fata,U.H., Rahmawati, A., dan 2016).
Wulandari, N. 2016. Pusat
Perawatan Luka Patria Care MA, Maharani. 2014. Ulkus
Blitar Unit Pelayanan Diabetikum Pada Wanita dengan
Perawatan Luka, Konseling, Pola Hidup Yang Buruk Pada
Produk Salep Luka dan Penderita DM Tipe II dan
Pelatihan Perawatan Luka. Hipertensi Grade II. Lampung.
Volume 13, Mei Tahun 2016 Medula, Vol 2, No.1, Januari
(http://ejournal.umm.ac.id/inde 2014(http://juke.kedokteran.unil
x.php/dedikasi/article/viewFile/ a.ac.id/index.php/medula/article/
3132/3770, diakses pada view/158/156, diakses pada
tanggal 30 Mei 2016). tanggal 30 Mei 2016).
Handayani L. T. 2014. Statistik Megawati, V.N., Hakimi, H.M.,
Inferesial. Fakultas Ilmu Sumaryani, Sri. 2015. Efektivitas
Kesehatan. Universitas Modifikasi Modern Dressing dan
Muhammadiyah Jember. Terapi Ozonterhadap
Penyembuhan Luka Pada Pasien
Hastuti, R.T. 2008. Faktor-Faktor dengan Pressure Ulcer di
Risiko Ulkus Diabetika pada Wocare Clinic Bogor. Vol 7 No.
Penderita Diabetes Mellitus 2, Nopember 2015
(Studi Kasus di RSUD Dr. (http://ejurnalp2m.poltekkesmaj
Moerwardi Surakarta. apahit.ac.id/index.php/HM/articl
Semarang: Universitas e/view/106/153, diakses pada
Diponegoro Semarang tanggal 30 Mei 2016).
(https://core.ac.uk/download/fil
es/379/11718439.pdf, diakses
pada tanggal 30 Mei 2016).
8

Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur.


2012. Dinas Kesehatan Provinsi
Jawa Timur
(http://www.depkes.go.id/resour
ces/download/profil/PROFIL_K
ES_PROVINSI_2012/15_Profil
_Kes.Prov.JawaTimur_2012.pdf,
diakses pada tanggal 30 mEi
2016).

RISKESDAS. 2013. Badan Penelitian


dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI Tahun
2013
(http://www.depkes.go.id/resour
ces/download/general/Hasil%20
Riskesdas%202013.pdf, diakses
pada tanggal 30 Mei 2016).

Usiska, Y. S. 2015. Pengaruh Metode


Rawat Luka Modern Dengan
Terapi Hiperbarik Terhadap
Proses Penyembuhan Luka
Ulkus Diabetik pada Pasien
Diabetes Mellitus di Jember
Wound Center (JWC) Rumah
Sakit Paru Jember. Jember:
Universitas Jember
(http://repository.unej.ac.id/bits
tream/handle/123456789/6557
7/102310101066.pdf?sequence
=1, diakses pada tanggal 30 Mei
2016).

World Health Organization. 2016.


Diabetes Facts and Numbers
Indonesian
(http://www.searo.who.int/indon
esia/topics/8-whd2016-diabetes-
facts-and-numbers-
indonesian.pdf, diakses pada
tanggal 30 Mei 2016).

Anda mungkin juga menyukai