Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PENELITIAN

GAMABARAN PENGIMPLEMENTASIAN PERAWATAN KAKI DIABETES OLEH


CAREGIVER DIWILAYAH KERJA PUSKEMAS ANTANG

oleh

RINI ALFRIANI
NIM:A1C219032

P
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MAKASSAR
2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diabetes militus (DM) merupakan gangguan metabolisme yang berkontribusi pada
peningkatan kadar glukosa ( Hiperglikemia ). Kadar glukosa dalam darah yang mengalami
peningkatan dalam jangka waktu yang lama merupakan efek umum dari diabetes tak terkontrol.
Dimana pada tingkat yang tertentu dapat menyebakan kerusakan serius pada system tubuh .
Khususnya pada saraf dan pembuluh darah ( Wordl Heath Organization, 2016). Diabetes dapat
berkembang menjadi penyakit komplikasi yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi
mikrovaskuler dan makrovaskuler serta pada masalah kesehatan lainya dapat menimbulkan
pengaruh buruk terhadap kualitas hidup penderitanya ( Puspasari, Udiyono,&Yuliawati 2017
Dm dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam gejalah dan keluhan
yang bervariasi . Jika di biarkan dan tidak di kelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai
komplikasi baik akut maupun kronik ( Waspadji, 2019 ). Salah satu koplikasi umum pada DM
adalah kaki diabetic. Kaki diabetic ysng tidak dirawat dengan baik akan mengalami luka dan
dapat berkembang menjadi ulkus kaki ( Monalisa & Gultom ,2009). Penderita DM mempunyai
resiko 15% terjadinya uklus kaki diabetic pada masa hidupnya dan resiko mengalami
kekambuhan dalam 5 tahun sebesar 70% ( Dimyati 2011 )

International of Diabetic Ferderation/IDF (2015), menyatakan tingkat prevalensi global


penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari keseluruhapenduduk di dunia dan mengalami
peningkatan pada tahun 2014 menjadi 387 juta kasus. Indonesia merupakan Negara yang
menempati urutan Ke 7 dengan penderita Diabetes Melitus sejumlah 8,5 juta penderita. Tingkat
kejadian orang yang menderita Diabetes Melitus menurut IDF di Indonesia mencapai 10 juta
jiwa dan menduduki peringkat ke-7 dunia dimana peringkat pertama adalah China. Jumlah
penduduk Indonesia yang menderita DM di tahun 2040 diperkirakan mencapai angka ± 642 juta
jiwa..
Wordl Health Organization, saat ini diseluruh dunia terdapat 346 juta penderita
diabetes,di mana 80% terjadi di negara berkembang WHO juga menyebutkan jumlah tersebut
akan naik dua kali lipat di tahun 2030. Sesusi perkiraan federasi diabetes internasional.
Federasi diabetes international memprediksi 1 dari 10 orang dewasa akan menderita diabetes di
tahun 2030 ( Maryunani , 2013 ) Menurut kementrian kesehatan RI ( 2018 ) Dalam
perbandingan RISKEDAS tahun 2013 dan 2018 . Pravalensi diabetes mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2013. Pravalensi diabetes militus berdasarkan pemeriksaan darah penduduk
umur ≥ 15 tahun mengalami peningkatan yaitu umur 6,9% ( 2013 ) menjadi 8,5% ( 2018)

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Makassar, pada tahun 2009 penyakit diabetes
melitus di Kota Makassar menempati peringkat lima dari sepuluh penyebab utama kematian
yaitu sebanyak 65 kasus. Angka kejadian penyakit ini terus mengalami peningkatan yang cukup
tinggi. Pada tahun 2011 ditemukan sebanyak 5700 kasus dan naik pada tahun 2012 sebanyak
7000 kasus (Dinkes Kota Makassar, 2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Diabetes melitus
di Sulawesi Selatan yang didiagnosis dokter atau berdasarkan gejala sebesar 3,6%. Sedangkan
Prevalensi diabetes melitus yang didiagnosis dokter di Kota Makassar sekitar 2,3% (Riskesdas,
2018). Dari data Puskesmas Antang Kecamatan Manggala periode mei-desember 2021 jumlah
pasien diabetes melitus mencapai kurang lebih 600 jiwa . Fenomena ini menggambarkan bahwa
pengendalian perilaku diabetes melitus pada pasien diabetes khususnya di Kota Makassar belum
optimal dilakukan

Dilihat dari prevalensi kejadian diabetes mellitus yang tinggi, maka perlu adanya
pengendalian penyakit agar tidak terjadi dampak yang lebih buruk. Salah satu dampak yang
paling dapat dilihat dari diabetes mellitus adalah Luka Kaki Diabetes (LKD) (Amelia, 2018).
Luka kaki diabtes terjadi karena adanya gangguan persarafan, gangguan sirkulasi, dan infeksi
pada tungkai kaki bawah yang berakibat munculnya suatu kelainan. Luka pada pasien diabetes
mellitus dapat terjadi akibat pembentukan plak-plak trombus di pembuluh darah arteri atau bisa
disebut aterosklerosis. Aterosklerosis yang terjadi pada kaki diabetes juga menyebabkan
gangguan pembuluh darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi dan menyebabkan
luka kaki yang akan sulit sembuh (Pardede, 2022). Kondisi luka kaki diabetes yang semakin
parah dapat menyebabkan kecacatan kaki permanen. Pada kebanyakan kasus, infeksi parah
harus ditangani dengan amputasi kaki untuk memutus penyebaran infeksi ke area tubuh lainnya.
Dampak terburuk dari luka kaki diabetes adalah kematian (Ndosi et al., 2018). Angka kejadian
luka kaki diabetes yang didapatkan dari beberapa pusat berkisar 17% sampai 32% dan laju
amputasi berkisar 15% sampai 20% (Mineoka, 2019). Oleh karena itu deteksi luka kaki diabetes
sangatlah penting dari pada mengobati dampak buruk yang akan terjadi.
Perawatan kaki merupakan intervensi keperawatan mandiri yang bermanfaat dalam
mencegah komplikasi kaki diabetes karena hal itu secara efektif meningkatkan status
vaskularisasi dan menurunkan jumlah pasien yang mengalami neuropati (Embuai, Tuasikal, &
Siauta, 2019). Perawat masih menemui beberapa kendala dalam melakukan perawatan kaki.
Kemauan pasien untuk datang mencari bantuan kesehatan, komunikasi interdisiplin, akses pada
pelayanan spesialis, perawatan pasien, pembiayaan, organisasi perawatan, infeksi, dan
pendidikan merupakan beberapa faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan perawatan kaki
pada pasien diabetes (Mahardini & Mulyono, 2020)

Menurut Depkes (2012) Homecare adalah pelayanan kesehatan yang berkesinambungan


dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga (caregiver) di tempat tinggal
mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit (Kusniyati & Putri,
2016)Hal yang penting untuk dimiliki oleh caregiver dari pasien yang mengalami penyakit
kronik, terutama pasien DM yaitu self-efficacy (Banna, 2014). Hambatan internal seperti efikasi
diri dan motivasi mempengaruhi caregiver dalam melakukan aktivitas fisik contohnya seperti
melakukan perawatan ulkus diabetic (Dutton et al, 2005). Self-efficacy berupa keyakinan diri
seseorang bahwa ia mampu melakukan sesuatu atau mengatasi suatu situasi, dan bahwa ia akan
berhasil melakukannya (Santrock,2001) dalam (Irmaalanda, 2007).

Jenis perawatan kaki yang dilakukan meliputi pemeriksaan visual kaki rutin, membasuh
dan membersihkan kaki, memotong kuku, pemilihan alas kaki, dan senam kaki diabetes (Munali,
2019). Perawatan kaki pada pasien diabetes mellitus penting dilakukan karena seseorang dengan
diabetes mellitus berisiko mengalami masalah kaki dan kuku akibat suplai darah perifer yang
buruk ke kaki, sensasi proteksi pada kaki juga berkurang sehingga sering terjadi trauma pada
kaki. tidak diketahui dan jika ada kerusakan kulit, infeksi akan lebih mudah berkembang karena
sirkulasi yang buruk. Perawatan kaki dan kuku perlu dilakukan secara teratur untuk mencegah
infeksi, bau kaki, dan cedera jaringan lunak. Pasien harus mematuhi perawatan kaki untuk
mengurangi risiko ulkus kaki (Ginting et al., 2021)

Hasil penelitan Efa Nur Aini (2018),mengatakan bahwa Hasil penelitian didapatkan
sebagian besar responden (56,3%) memiliki pengetahuan perawatan kaki diabetes kategori baik
dan hampir seluruh dari responden memiliki motivasi dalam merawat anggota keluarga
penderita Diabetes Melitus sebesar 78,1% kategori cukup.
Keluarga memegang peranan penting dalam merawat penderita DM pada anggota
keluarganya,dengan mengetahui cara mencegah komplikasi DM agar dapat menghindari
terjadinya luka diabetik. Pencegahan luka diabetik dapat dilakukan dengan 2 upaya, yaitu:
pertama rajin merawat dan memeriksakan kaki, guna menghindari terjadinya kaki diabetik dan
kecacatan yang mungkin akan muncul. Kedua, peningkatan pengetahuan keluarga dan penderita
mengenai cara mencegah,komplikasi juga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes
sehingga penderita dapat menikmati hidup seperti orang normal pada umumnya yang tidak
menderita DM. (Maulana,2009). Oleh karena itu peneliti tertarik melukan pelitian dengan topik
“ Gambaran pengimplementasian Perawatan Kaki Diabetes Oleh Caregiver Di Wilayah Kerja
Puskesmas Antang”

B. RUMUSAN MASALAH
Dari uraian latar belakang diatas maka, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “bagaimanakah gambaran pengimplementasian perwatan kaki diabetes yang dilakukan
oleh caregiver di wilayah kerja puskesmas antang ?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran pengimplementasian oleh caregiver terhadap perawatan kaki
diabetes
2. Tujuan Khusus
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Diketahuinya karakteristik caregiver dalam perawatan luka kaki diabetes di
wilayah kerja puskesmas Antang
b. Diketahuinya bagaimana pengimplementasian perawatan yang di lakukan oleh
caregiver

D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap:
a. Bagi mahasiswa
Dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang bagaimana pengimplementasian
yang dilakukakn oleh caregiver dalam merawat kaki diabetes
b. Bagi instansi
Diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi untuk studi keperawatan khususnya
dan Ilmu Kesehatan pada umumnya
c. Manfaat untuk peneliti selanjutnya
Diharapkan penelitan ini dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya untuk dapat dijadikan
sebagai referensi khususnya penelitian mengenai “ Gambaran Pengimplementasian
Perawatan Kaki Diabetes Oleh Caregiver Diwilayah Kerja Puskesmas Antang”

E. RUANG LINGKUP
Penelitian Ini Berdasarkan Ruang Lingkup Keperawatan Medical Bedah (KMB)

F. KEASLIAN PENELITIAN

N Judul Variable Desain Hasil penelitian Perbedaan


O penelitian penelitian penelitian tingkat
penelitian

1. Gamabran Variabel Desain Hasil penelitian Penelitian ini


pengetahuan Independen: penelitian ini didapatkan menggunakan
kelaurga Pengetahuan adalah sebagian besar uji Spearman
dalam keluarga kolerasional responden Rho
merawat Variabel dengan (56,3%)
pasien kaki depeneden : pendekatan memiliki
dm Efa Nur Perawatan kaki cross pengetahuan
Aini (2018) Dm sectional perawatan kaki
diabetes
kategori baik
dan hampir
seluruh dari
responden
memiliki
motivasi dalam
merawat
anggota
keluarga
penderita
Diabetes
Melitus sebesar
78,1% kategori
cukup.

2 Pengetahuan Variable Penelitian ini Sampel menggunakan


keluarga indepenen : menggunakan penelitian uji Chi Square.
mencegah Kejadian luka pendekatan sebanyak 50
kejadian luka diabetes pada kuantitatif responden
diabetes pada pasien dengan adalah keluarga
pasien diabetes desain cross pasien DM
diabetes melitus sectional yang datang
melitus. berobat di
Variable
Ruangan
(Masuneneng dependen
Poliklinik
et al., 2018)
Keluarga Penyakit

kurang Dalam Rumah

dengan jumlah Sakit Umum

33 orang GMIM

responden (66%) Pancaran Kasih

dan Manado. Hasil

terindentifikasi penelitian

kejadian Luka menunjukkan

Diabetik. sebagian besar


responden
berpengetahuan
DAFTAR PUSTAKA

RahmawatiUtama, aditia edy. (2017). No HUBUNGAN STRES DENGAN CITRA TUBUH PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE II DI RUMAH SAKIT PANCARAN KASIH GMIM MANADO 2016 (Vol. 5).

(Amilia et al., 2018)Amilia, Y., Saraswati, L. D., Epid, M., Muniroh, M., Med, M. S., Ph, D., Udiyono, A., & Kes, M.
(2018). Hubunga pengetahuan, Dukungan keluarga Serta Perilaku penderita Diabetes Melitus Tipe 2
Terhadap Kejadian Ulkus Diabetes. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 349–359.

Luthfa, I. (2019). Implementasi Selfcare Activity Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Puskesmas Bangetayu
Semarang. Buletin Penelitian Kesehatan, 47(1), 23–28. https://doi.org/10.22435/bpk.v47i1.779

(Pratama, 2021)Pratama, K. (2021). Gambaran Pengetahuan Care Giver Pasien Diabetes Mellitus Pada
Perawatan Kaki Diabetik. Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, 12(1), 1–6.
https://doi.org/10.54630/jk2.v12i1.146

Fatimah, R. N. (2015). DIABETES MELITUS TIPE 2. 4, 93–101.

WHO. (2019). Classification Of Diabetes Mellitus.

ratama, K. (2021). Gambaran Pengetahuan Care Giver Pasien Diabetes Mellitus Pada Perawatan Kaki Diabetik.
Jurnal Keperawatan Dan Kesehatan, 12(1), 1–6. https://doi.org/10.54630/jk2.v12i1.146

(Yuen et al., 2019)Yuen, L., Saeedi, P., Riaz, M., Karuranga, S., Divakar, H., Levitt, N., Yang, X., & Simmons, D.
(2019). Projections of the prevalence of hyperglycaemia in pregnancy in 2019 and beyond: Results from the
International Diabetes Federation Diabetes Atlas, 9th edition. Diabetes Research and Clinical Practice, 157.
https://doi.org/10.1016/j.diabres.2019.107841

(Masuneneng et al., 2018)Masuneneng, K. H., Tuegeh, J., & Ponidjan, T. S. (2018). PASIEN DIABETES MELITUS
KNOWLEDGE OF FAMILY PREVENTING DIABETIC WOUND IN DIABETES. 6(2).

(Hidayat & Nurhayati, 2014)Hidayat, A. R., & Nurhayati, I. (2014). Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes
Militus di Rumah. Jurnal Permata Indonesia, 5(2), 49–54. http://www.permataindonesia.ac.id/wp-
content/uploads/2015/07/201406.pdf

(PENGALAMAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN PERAWATAN LUKA KAKI DIABETIK DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH LABUANG BAJI MAKASSAR, 2019)
(Kazi & Blonde, 2001) Classification of diabetes mellitus. In Clinics in Laboratory Medicine (Vol. 21, Issue 1).
https://doi.org/10.5005/jp/books/12855_84

IDF. 2021. International Diabetes Federation : Diabetes Atlas Ninth Edition. USA

(Whitney G.G. et al., 2008)Whitney G.G., F. D. R., Yüksel Bozkurt, A. E., & Whitney G.G., F. D. R. (2008).
GAMBARAN PERAWATAN KAKI DAN SENSASI SENSORIK KAKI PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI
POLIKLINIK DM RSUD Dhora Sihombing,1 Nursiswati,1 Ayu Prawesti1 Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa BaraT. Ph.D. Thesis, Central-South University of Technology, China,
76(3), 61–64.

Aswir, & Misbah, H. (2018). HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWATAN PERAWATAN KAKI DIABETES DENGAN
MOTIVASI KELUARGA DAKAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA PENDERITA DIBETES MILITUS.

Masuneneng, K. H., Tuegeh, J., & Ponidjan, T. S. (2018). PASIEN DIABETES MELITUS KNOWLEDGE OF FAMILY
PREVENTING DIABETIC WOUND IN DIABETES. 6(2).

(Wardhani, 2013)Wardhani. (2013). EFEKTIVITAS EDUKASI BERBASIS HOMECARE TERHADAP SELF-EFFICACY


CAREGIVER DALAM MELAKUKAN PERAWATAN LUKA SEDERHANA ULKUS DIABETIK DI RS PKU
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA. Occupational Medicine, 53(4), 130.

(Astuti et al., 2021). Edukasi Perawatan Kaki Pada Penderita Diabetes Mellitus. 4(2), 172–178.

Anda mungkin juga menyukai