Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus saat ini sangat rentan terhadap terjadinya ulkus. Diabetes

mellitus merupakan penyakit yang tidak bisa disembuhkan dan dapat menyerang

pada semua orang disegala umur. Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya

diabetes mellitus yaitu gaya hidup yang tidak sehat. Penderita diabetes mellitus

sangat beresiko terjadinya ulkus terutama pada kaki dan sangat sulit disembuhkan.

Seringkali ulkus kaki diabetik berakhir dengan kecacatan dan kematian

(Waspadji, 2006).

Diabetes mellitus umumnya dikenal sebagai kencing manis. Diabetes

mellitus merupakan sekumpulan gejala yang muncul pada seseorang yang

disebabkan oleh peningkatan kadar glukosa darah akibat dari penurunan sekresi

insulin yang progresif (ADA, 2015). Terjadiya diabetes mellitus tipe II

disebabkan oleh kurangnya produksi insulin oleh sel beta pada keadaan resistensi

insulin. Di hati insulin bertugas menekan pelepasan glukosa. Namun pada

keadaan resistensi insulin, hati melepaskan glukosa secara tidak normal ke dalam

darah. Penatalaksanaan diabetes mellitus yang kurang tepat dapat mengakibatkan

komplikasi, salah satunya terjadinya luka kaki atau yang sering disebut ulkus

diabetik. Ulkus diabetik adalah kerusakan integritas kulit atau infeksi yang meluas

sampai jaringan kulit bawah, tendon, otot bahkan tulang. Faktor yang

mempengaruhi terjadinya ulkus diabetik yaitu terjadinya neuropati, lama

1
2

menderita diabtes mellitus, peripheral artery disease, perawatan kaki tidak

teratur, dan penggunaan alas kaki yang tidak tepat (Edward, 2015).

International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi

diabetes mellitus di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan diabetes mellitus

sebagai penyebab kematian urutan ke tujuh di dunia sedangkan tahun 2013 angka

kejadian diabetes di dunia adalah sebanyak 382 juta jiwa dimana proporsi

kejadian diabetes mellitus tipe 2 adalah 95% dari populasi dunia. Prevalensi kasus

diabetes melitus tipe 2 sebanyak 85-90% (Bustan, 2015). Menurut International

Diabetes Federation (IDF) pada tahun 2013 mengungkapkan, penderita diabetes

mellitus didunia mencapai 382 juta orang (Rachmaningtyas, 2013).

Jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia pada tahun 2010

mencapai 8,4 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2030 akan mengalami

peningkatan menjadi 21,3 juta jiwa. Jumlah penderita diabetes mellitus yang

semakin tinggi tersebut membawa Indonesia menduduki peringkat ke-empat di

dunia setelah India, China dan Amerika Serikat (Rahayu, dkk, 2015). Hasil Riset

Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menyebutkan terjadi peningkatan

prevalensi pasien diabetes melitus, pada tahun 2007 yaitu 1,1% meningkat pada

tahun 2013 menjadi 2,4%.Prevalensi diabetes mellitus di Jawa Timur mengalami

peningkatan dari tahun 2007 sebesar 1,8% menjadi 2,5% pada tahun 2013.

Menurut Riskesdas Jawa Timur tahun 2018 Kota Madiun menempati urutan

nomer 1 di Jawa Timur. Di RSUD Kota Madiun pada tahun 2017 jumlah pasien

yang di diagnosa diabetes mellitus sebanyak 12.034 orang. Pada 4 bulan terakhir

bulan Januari – April 2019 penderita diabetes mellitus di RSUD Kota Madiun

sebanyak 976 orang.


3

Sulistyowati (2015) memaparkan bahwa, untuk prevalensi dengan

penderita ulkus kaki diabetik sekitar 15% dengan resiko amputasi 30%, angka

mortalitas 32% dan di Indonesia ulkus diabetik merupakan penyebab paling besar

untuk dilakukan perawatan dirumah sakit sebesar 80%. Kewaspadaan terhadap

persoalan kesehatan kaki diabetes di Indonesia masih terbatas dan kurangknya

tenaga kesehatan terlatih tentang pelayanan kaki diabetik menyebabkan pelayanan

kaki pada pasien diabetes di Indonesia masih kurang diperhatikan (PERKENI,

2011).

Luka kaki diabetes salah satunya dipengaruhi oleh ketidaktahuan penderita

baik dalam pencegahan maupun perawatan. Pengetahuan tentang kesehatan

merupakan salah satu bagian dari pengelolaan diabetes mellitus. Pada pencegahan

ulkus kaki diabetik bahwa, pemahaman dan menejemen secara mandiri oleh

pasien sedini mungkin adalah cara terbaik untuk pencegahan masalah ulkus kaki

diabetik selain itu, promosi perilaku sehat merupakan faktor penting pada kegiatan

pelayanan kesehatan. Untuk mendapatkan hasil pengelolaan diabetes yang optimal

diperlukan perubahan perilaku. Perlu dilakukan edukasi kepada pasien dan

keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan motivasi. Melalui pengetahuan

penderita diabetes mellitus dapat mengetahui tentang penyakit, sehingga dapat

merawat dirinya sendiri. Partisipasi aktif dari penderita menjadikan pengelolaan

mandiri pada diabetes mellitus akan berjalan maksimal. Diabetes mellitus tidak

hanya dilakukan mandiri oleh penderita saja namun tim kesehatan juga berperan

dalam mendampingi pasien untuk membentuk sikap serta perilaku (Wulandini,

2016).
4

Perawat sebagai anggota tim perawatan diabetes tidak hanya perlu

memainkan peran mereka dalam perawatan kesehatan dan pendidikan, tetapi juga

harus beperan  dalam  pengkajian, memberikan edukasi perawatan kaki diabetes

dan memfasilitasi fase rehabilitasi pasien agar memberikan layanan yang efektif

untuk memfasilitasi  meningkatkan  kesehatan pasien diabetes mellitus. Peran

perawat sebagai pendidik salah satunya edukator sangat dibutuhkan juga oleh

pasien diabetes mellitus karena diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang

memerlukan perilaku penanganan mandiri yang khusus seumur hidup. Dengan

perawat melakukan edukasi tentang perawatan kaki pada pasien diabetes mellitus

yang baik dan komprehensif akan meningkatkan kualitas pelayanan. Pemenuhan

kebetuhuan informasi pasien dalam pemenuhan pendidikan kesehatan merupakan

salah satu indikator kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit (Wulandini, dkk,

2016).

Berdasarkan hasil penelitian Tjahyono (2013), menyimpulkan bahwa

edukasi melalui media audio visual mempengaruhi pengetahuan dan kepatuhan

pasien DM tipe 2. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Indey (2012),

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media

audio visual terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien DM setelah

diberikan penyuluhan kesehatan. Penelitian terkait lainnya oleh Maemun (2011)

yang menggunakan media peraga berupa leaflet dan flip chart saat penyuluhan

didapatkan hasil bahwa pendidikan kesehatan efektif meningkatkan pengetahuan

pasien diabetes mellitus.

Faktor risiko terjadinya kaki diabetes adalah perawatan kaki yang kurang

disamping penderita diabetes mellitus harus mengontrol kadar gula darahnya, hal
5

tersebut dapat mengurangi risiko penyakit kaki diabetes sebesar 50-60% (Diani

2013). Kejadian luka kaki pada penderita diabetes mellitus sangat tinggi.

Penyebab terjadinya luka diabetes mellitus antara lain gula darah yang tidak

stabil, tidak teraturnya minum obat, tidak rutin melakukan pengontrolan gula

darah dan diet yang tidak teratur. Hal ini perlu adanya pencegahan yang baik

dapat dilakukan dengan cara meningkatkan edukasi, agar penderita diabetes

mellitus tahu, mau dan mampu melakukan perawatan kaki sebagai bentuk peran

tenaga kesehatan khususnya perawat, dapat mempengaruhi pengetahuan pasien

diabetes mellitus untuk mencegah terjadinya luka. Pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, dan sebagainya yang mendorong seseorang untuk

perilaku.

Konsep lawrence green dalam menganalisa perilaku manusia berangkat

dari tingkat kesehatan yang dikenal dengan model pengkajian dan

penindaklanjutan (precede procced model) yang diadaptasi dari konsep model

lawrence green. Dalam faktor predisposing merupakan faktor pemicu dalam

pengetahuan, kepercayaan, sikap, keyakinan untuk mendorong seseorang

berperilaku. Faktor pendukung atau pemungkin (enabling factor) mencakup

ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Faktor

pendorong (reinforcing factor) meliputi perilaku tokoh masyarakat serta para

petugas kesehatan dan lingkungan sekitarnya. Untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat yang mengalami diabetes mellitus, maka disinilah peran tenaga

kesehatan salah satunya edukasi perawat sangat dibutuhkan. Kurangnya

pengetahuan tentang cara perawatan kaki pada penderita diabetes mellitus dalam

keseharian sangat membutuhkan bantuan perawat. Perawat sangat di butuhkan


6

khususnya dalam hal memberikan edukasi yang tepat tentang pencegahan luka

agar penderita mampu mencegah luka dengan mandiri. Ketidaktahuan pasien

diabetes mellitus dalam mencegah luka kaki dapat menyebabkan terjadinya

komplikasi luka pada kaki yang sulit sembuh.

Diantara empat pilar pengelolaan diabetes mellitus olahraga merupakan

hal yang paling penting oleh penderita diabetes mellitus. Selain olahraga

pendidikan kesehatan tentang cara mencegah kejadian luka juga merupakan salah

satu pilar pengelolaan penting bagi penderita diabetes mellitus. Tentunya edukasi

yang diberikan haruslah dengan bahasa yang mudah dan bisa dimengerti oleh

penderita diabetus mellitus. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan

penelitian tentang hubungan peran perawat sebagai edukator dengan pencegahan

luka kaki pada penderita diabetus mellitus di poli penyakit dalam RSUD Kota

Madiun.

1.2 Identifikasi Masalah

Kejadian diabetus mellitus semakin tambah tahun semakin banyak.

Apalagi sekarang diabetus mellitus menyerang tidak mengenal usia. Komplikasi

dari diabetes mellitus salah satu diantaranya adalah terjadinya luka pada kaki yang

disebabkan kurangnya edukasi tentang bagaimana pencegahan luka yang baik dan

benar. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis

mengidentifikasi masalah yang ada dalam penelitian berikut akibat kejadian luka

kaki pada diabetes mellitus dipengaruhi oleh :

a. Kurangnya informasi tentang perawatan kaki untuk pencegahan luka pada

kaki

b. Angka gula darah yang tidak stabil


7

c. Tidak teraturnya minum obat

d. Tidak rutin melakukan pengontrolan gula darah serta diet yang tidak teratur

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada hubungan penilaian peran perawat hanya

sebagai edukator dalam pencegahan luka kaki pada penderita diabetes mellitus

dengan pendekatan Lawrence Green.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut : Apakah ada hubungan penilaian peran perawat sebagai edukator

dengan pencegahanluka kaki pada penderita diabetes mellitus dengan pendekatan

Lawrence Green di poli penyakit dalam RSUD Kota Madiun?

1.5 Tujuan Penelitian

1.5.1 Tujuan Umum

Analisis hubungan penilaian peran perawat sebagai edukator

dengan pencegahan luka kaki pada penderita diabetes mellitus dengan

pendekatan Lawrence Green di poli penyakit dalam RSUD Kota Madiun.

1.5.2 Tujuan Khusus

a. Identifikasi peran perawat sebagai edukator di poli penyakit dalam

RSUD Kota Madiun.

b. Identifikasi pencegahan luka pada pasien diabetes mellitus di poli

penyakit dalam RSUD Kota Madiun.

c. Analisis hubungan penilaian peran perawat sebagai edukator

dengan pencegahan luka kaki pada penderita diabetus mellitus


8

dengan pendekatan Lawrence Green di poli penyakit dalam RSUD

Kota Madiun.

1.6 Manfaat Penelitian

1.6.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi penelitian

selanjutnya. Menambah literatur dan penelitian bagi dunia keperawatan

khususnya keperawatan medikal bedah. Menambah referensi tentang

asuhan keperawatan pada sistem endokrin.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu tambahan

informasi tentang hubungan peran perawat sebagai eduator dengan

pencegahan luka kaki pada penderita diabetes mellitus.

b. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan, pengetahuan

dan pengalaman dalam melakukan perawatan diri khususnya

mencegah adanya luka diabetes mellitus pada sistem endokrin serta

menerapkan ilmu dalam praktik di masyarakat.

c. Bagi responden

Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran pada masyarakat

bagaimana cara mencegah luka kaki dan menjalankan time

manajemen dengan baik. Sehingga masyarakat dapat mencegah

terjadinya luka kaki khususnya pada penderita diabetes mellitus.

Anda mungkin juga menyukai