DOSEN PENGAJAR :
OLEH :
NIM : 200611011
2020/2021
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Tujuan
1.4.1 Tujuan Umum
1.4.2 Tujuan Khusus
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Pelayanan
1.5.2 Bagi Pendidikan
1.5.3 Bagi Penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep teori variable A
2.2 Konsep teori variable B
2.3 Kerangka Konsep
2.4 Hipotesa
BAB III METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit yang terjadi karena pankreas tidak dapat
menghasilkan insulin atau penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat secara
efektif menggunakan insulin yang dihasilkan. Hal tersebut bisa meningkatkan konsentrasi
glukosa dalam darah atau hiperglikemia (WHO 2013). Menurut American Diabetes
Association / ADA (2011) DM adalah suatu kelompok penyakit metabolik yang
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena adanya kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. DM telah menjadi penyakit umum yang bisa ditemukan
dimana-mana. Angka kejadian terus naik tajam bahkan cenderung mengkhawatirkan.
Diabetes melitus dapat menyebabkan komplikasi seperti mata, jantung, saraf, ginjal serta
bisa menyebabkan amputasi. Ini merupakan penyakit yang sangat serius sehingga banyak
pakar menyebutkan ini adalah penyakit the silent killer(Tandra, 2014).
Orang dewasa diperkirakan mengidap penyakit diabetes mellitus (DM) sebanyak 422
juta secara global pada tahun 2014. Pada orang dewasa, prevalensi global dari diabetes
telah hampir dua kali lipat mengalami kenaikan sejak tahun 1980 yaitu 4,7% menjadi
8,5%. Pada tahun 2012 terjadi 1,5 juta kematian yang disebabkan oleh diabetes. Glukosa
darah yang lebih tinggi dari normal menyebabkan tambahan 2,2 juta kematian. Empat
puluh tiga persen dari 3,7 juta kematian ini terjadi sebelum usia 70 tahun. Persentase
kematian yang disebabkan oleh glukosa darah tinggi atau diabetes yang terjadi di bawah
usia 70 tahun. Selama dekade terakhir, prevalensi diabetes telah meningkat lebih cepat di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara-negara
berpenghasilan tinggi (WHO Global Report, 2016).
Penyakit diabetes mellitus tipe 2 terjadi karena tubuh tidak meproduksi hormon
insulin yang mencukupi atau karena insulin tidak dapat digunakan dengan baik (resistensi
insulin). Tipe penyakit diabetes tipe 2 ini merupakan yang terbanyak diderita saat ini
(90% lebih), sering terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 40 tahun, gemuk dan
mempunyai riwayat penyakit diabetes dalam keluarga (Manurung, 2018).
Hasil survey yang dilakukan oleh The National Health Survey Of Amerika pada tahun
2003 tentang diabetes melaporkan bahwa 22% klien diabetes mellitus tidak pernah
mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai program diet diabetes mellitus, 25% telah
mendapat pendidikan tetapi tidak mengikuti, dan 53% menyatakan mereka mengikuti diet
tersebut. Survey tersebut juga melaporkan bahwa klien diabetes melitus tidak mempunyai
pengetahuan yang adekuat tentang penyakitnya pada umunya dan rekomendasi diet pada
khususnya. Hasil penelitian Asep Ahmad Munawar pada tahun 2001 mengenai tingkat
pengetahuan terhadap pelaksanaan diet menunjukkan 55,6% dengan kategori cukup,
26,7% baik dan 17,8% kurang. Tingkat pengetahuan yang rendah akan dapat
mempengaruhi pola makan yang salah sehingga menyebabkan kegemukan, yang
akhirnya mengakibatkan kenaikan kadar glukosa darah (Juniarti et al, 2014).
Menurut Notoadmodjo yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang menentukan
perilaku kesehatan seseorang adalah tingkat pengetahuan. Menurut Soewondo, dengan
meningkatnya pengetahuan pasien diabetes mellitus (DM) dapat melakukan
penatalaksanaan penyakitnya sehingga kondisi kesehatan pasien menjadi lebih baik.
Dimana monitor glukosa darah merupakan hal utama dalam pengelolaan penyakit DM.
Pemantauan kadar glukosa darah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
pengelolaan DM, karena dengan pengendalian kadar glukosa darah yang baik dapat
menurunkan risiko terjadinya komplikasi kronis diabetes (Perdana et al, 2013).
Data yang didapat dari RSUD Sayidiman kasus DM di Kabupaten Magetan sebesar –
dari – penduduk Kabupaten Magetan.
a. Edukasi
Diabetes melitus terutama tipe 2 umumnya terjadi karena pola hidup yang tidak baik.
Pemberdayaan penyandang diabetes memerlukan partisipasi aktif pasien, keluarga dan
masyarakat. Tim kesehatan mendampingi pasien dalam menuju perubahan perilaku sehat.
Untuk mencapai keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang
komprehensif dan upaya peningkatan motivasi. Pengetahuan tentang pemantauan glukosa
darah mandiri, tanda dan gejala hiperglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan
kepada pasien. Pemantauan kadar glukosa darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah
mendapat pelatihan khusus.
b. Terapi gizi medis
Komposisi makanan yang dianjurkan terdiri dari :
1) Karbohidrat
a) Karbohidrat yang dianjurkan sebesar 45-65% total asupan energi.
b) Pembatasan karbohidrat total <130 g/hari tidak dianjurkan
c) Makanan harus mengandung karbohidrat terutama yang berserat tinggi
d)Sukrosa tidak boleh lebih dari 5% total asupan energi
2) Lemak
Asupan lemak dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori. Tidak diperkenankan
melebihi 30% total asupan energi.
Lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori
Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya dari lemak tidak
jenuh tunggal
Anjuran konsumsi kolesterol <200 mg/hari.
Bahan makanan yang perlu dibatasi adalah yang banyak
mengandung lemak jenuh dan lemak trans antara lain: daging
berlemak dan susu penuh (whole milk).
3) Protein
a) Dibutuhkan sebesar 10 – 20% total asupan energi.
b) Sumber protein yang baik adalah seafood (ikan, udang, cumi,dll), daging tanpa
lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, tahu dan
tempe.
c) Pada pasien dengan nefropati perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8g/Kg BB
perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65% hendaknya bernilai biologik tinggi.
d) Vitamin
a) Vitamin terdiri dari sayuran dan buah-buahan, dibutuhkan sebesar 45-65%
total asupan energi.
b) Sayuran yang dianjurkan yaitu sayur tinggi serat seperti kangkung, daun
kacang, oyong, ketimun, tomat, labu air, kembang kol, lobak, sawi, selada,
seledri dan terong. Sayuran yang dibatasi yaitu bayam, buncis, daun melinjo,
labu siam, daun singkong, daun ketela, jagung muda, kapri, kacang panjang,
pare, wortel dan daun katuk.
c) Buah-buahan yang dianjurkan adalah jeruk, apel, papaya, jambu air, salak,
belimbing (sesuai kebutuhan) dan buah yang dibatasi yaitu nanas, anggur,
mangga, sirsak, pisang, alpukat, sawo, semangka, nangka masak. Sedangkan
buah-buahan yang dihindari adalah buah yang manis dan diawetkan seperti
durian, nangka, alpukat, kurma dan manisan buah.
d) Mineral
a) Minum air putih 1 liter / 25kg BB (minimal 2 liter / hari).
b) Minuman yang dihindari adalah minuman yang mengandung
alkohol, susu kental manis, soft drink, es krim, yoghurt dan susu.
e) Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM.
Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga, berkebun harus
tetap dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan
berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga akan memperbaiki kendali
glukosa darah.
Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti
jalan kaki, bersepeda santai, jogging dan berenang. Latihan jasmani sebaiknya
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat,
intensitas latihan jasmani bisa ditingkatkan, sementara yang sudah mendapat komplikasi
DM dapat dikurangi. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak atau bermalas-
malasan.
2.3 Kerangka konsep penelitian
Positif/negatif
Keterangan :
Dalam penjelasan kerangka konsep ini menjelaskan bahwa derajat kesehatan
dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan meliputi
fisik dan biologis sedangkan faktor perilaku dipengaruhi oleh pengetahuan. Faktor
perilaku disini agar mendapatkan reaksi di pengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
1. Faktor predisposing salah satunya pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki
perawat dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Perawat disini
sangat mempunyai peran penting dalam memberikan edukasi, sampai pasien
paham dan mampu melalukan kebiasaan yang sehat khususnya dalam
penatalaksanaan penderita diabetes mellitus.
2. Faktor pendukung salah satunya adanya sarana kesehatan. Tersedianya sarana
kesehatan dapat mempengaruhi tercapainya sumber daya kesehatan dan
informasi yang baik bagi masyarakat. Maka faktor pendukung disini sangat
berperan penting dalam penatalaksanaan pasien penderita diabetes mellitus.
3. Faktor pendorong salah satunya petugas kesehatan. Adanya petugas kesehatan
khususnya perawat yang mempunyai peran penting sebagai pemberi asuhan
keperawatan, advokator, edukator, koordinator, konsultan, maka dapat
membantu pasien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala
penyakit, bahkan tindakan yang diberikan oleh perawat.
Setelah mengenali bagian yang ada dalam dalam faktor pendorong petugas
kesehatan yaitu perawat sebagai edukator ini dilakukan dengan membantu pasien
dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit, bahkan
tindakan yang diberikan. Maka disinilah peran perawat dalam penatalaksanaan
sangat diperlukan untuk menentukan perawatan pasien penderita diabetes mellitus.
METODE PENELITIAN
sehingga dapat menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan
peneliti (Notoatmodjo, 2012). Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam
penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan sebagai alat dan
penelitian kuantitatif dengan dengan jenis analitik korelasi yaitu penelitian hubungan
antara dua variabel pada suatu situasi atau kelompok subjek. Pendekatan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yaitu pendekatan penelitian yang
penelitian yang berbentuk kerangka atau alur penelitian, mulai dari desain hingga analisis
Populasi
Semua pasien diabetes mellitus di poli penyakit dalam RSUD Sayidiman Magetan
pada bulan Juli-Agustus 2021 sebanyak - orang.
Sampel
Sebagian pasien diabetes mellitus sebanyak - orang
Sampling
Purposive sampling
Pengumpulan Data
Kuesioner
Pengolahan Data
Analisa Data
Chi-Square
Kesimpulan
tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjekyang dipelajari saja
tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki objek atau subjek tersebut
(Hidayat, 2010).
Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria yang
telah ditetapkan (Nursalam, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah semua
pasien diabetes mellitus di poli penyakit dalam RSUD Sayidiman Magetan pada
3.3.2 Sampel
2013).Sampel pada penelitian ini adalah sebagian pasien yang menderita penyakit
populasi < dari 1000. Sehingga dapat dihitung sesuai dengan rumus sebagai
berikut :
N
n=
1+N ( d )2
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
3.3.3 Sampling
sampel dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Setiadi, 2013). Pengambilan
sampling dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling
(Sugiyono, 2016).
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target
1. kesadaran apatis
Beberapa variabel diidentifikasi tetapi tidak diukur dan yang lainnya diukur
Variabel penelitian adalah suatu variabel yang digunakan sebagai ciri atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian
(terikat).
menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti
oleh vatriabel lain. variabel respon akan muncul sebagai akibat dari manipulasi
dari variabel-variabel lain. Dalam ilmu perilaku, variabel terikat adalah aspek
tingkah laku yang diamati oleh suatu organisme yang dikenai stimulus (Nursalam,
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Hidayat,2007).
Tabel 3.1 Definisi operasional hubungan peran perawat sebagai edukator dengan
penatalaksanaan pasien diabetes melitus
N Definisi
Variabel Indikator Alat Ukur Skala Score
O Operasional
1. Variabel Suatu c. Perawat Kuesioner Nominal Ya : 1
Independen tindakan yang memberikan Tidak : 0
t: peran dilakukan pengetahuan
perawat oleh perawat dan Cara
sebagai yang informasi penilaian:
edukator dirasakan pada pasien 1. Baik
oleh pasien DM tentang jikaya>50
dalam pengendalia
memberikan n glukosa 2. Kurang
pendidikan darah jikaya ≤ 50
kesehatan d. Perawat
pada pasien memberikan
DM dalam penjelasan
penatalaksa- tentang
naannya pencegahan
luka kaki
e. Perawat
memberikan
informasi
cara
merawat
kuku kaki
f. Perawat
memfasilitas
i pengajaran
dengan
mengadakan
pendidikan
kesehatan
tentang
mencegah
komplikasi
DM
g. Perawat
memberikan
contoh cara
melakukan
senam kaki
2. Variabel Suatu upaya a. Pengendalian Kuesioner Nominal Untuk
dependen : yang glukosa skala likert pernyataan
penatalaksa dilakukan darah positif
naan pasien oleh pasien b. Penggunaan SL = 4,
penderita DM dalam alas kaki SR = 3,
diabetes mengkuti c. Merawat JR = 2,
melitus proses kuku kaki TP= 1
perawatan d. Mendapatkan Untuk
pasien penyuluhan pernyataan
penderita e. Melakukan negatif
diabetes senam kaki SL = 1,
melitus SR = 2,
JR = 3,
TP =
4Dengankr
iteria:
1. Pencega
han
positif
jika T
mean >
50
2. Pencega
han
negatif
jika T
mean <
50
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli– Agustus jam 08.00-12.00 2021
3.8 Tehnik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses
sebagai berikut :
Magetan
Magetan
penelitian
tangan
k. Apabila ada gangguan penglihatan pada pasien, salah satu keluarga boleh
l. Peneliti meminta kembali kuesioner yang telah diisi oleh responden dan
m. Peneliti meminta responden untuk melengkapi kembali jika ternyata ada yang
belum lengkap
Instrumen penelitian adalah alat pengumpul data yang disusun dengan hajat
untuk memperoleh data yang sesuai baik data kualitatif maupun data kuantitatif
(Nursalam, 2013). Untuk membuat data yang relevan dengan tujuan penelitian,
maka peneliti menggunakan instumen pengumpulan data dengan menggunakan
a. Instrumenperan perawat
bentuk kuesioner yang dibuat sendiri yang mengacu pada teori dan konsep
: 1, tidak : 0.
bentuk kuesioner yang dibuat sendiri yang mengacu pada teori dan konsep
a) Skor 1: selalu
b) Skor 2: sering
c) Skor 3: jarang
a) Skor 1: selalu.
b) Skor 2: sering.
c) Skor 3: jarang.
1) Uji Validitas
2) Uji Reabilitas
sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisiten atau tetap
sama bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat uji yang sama. Uji reabilitas pada
kaki diabetes adalah 0.96 sehingga kedua variabel ini dikatakan realibel.
3.10.1 Editing
data yang terdiri atas beberapa katagori. Pemberian kode ini sangat penting bisa
book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu
Data umum :
a. Jenis kelamin
Laki-laki = L1
Perempuan = L2
b. Usia
45-55 tahun = U2
56-65 tahun = U1
c. Pekerjaan
Petani = K1
Swasta = K2
PNS = K3
IRT = K4
<5 tahun = P1
>5 tahun = P3
Data khusus :
a. Peran perawat
Baik : ya > 50 = O1
Kurang : ya < 50 = O2
Negatif : T < 50 = T1
Positif : T > 50 = T2
3.10.3 Scoring
diberikan penilaian atau skor (Saryono, 2010). Pada variabel independen peran
b) Skor 2: jarang.
c) Skor 3: sering.
d) Skor 4: selalu.
a) Skor 1: selalu.
b) Skor 2: sering.
c) Skor 3: jarang.
3.10.4 Tabulating
dalam bentuk table-tabel. Tabulasi adalah penyusunan data dalam bentuk tabel
tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa data telah
diproses sehingga harus segera disusun pola format yang telah dirancang
(Nursalam, 2011).
data kedalam satu tabel yang meliputi nomor responden, jenis kelamin, dan lain-
lain baik untuk variabel independen dan dependen dalam penelitian ini tabel
a. 0% : Tidakada
b. 1-25% : Sebagiankecil
c. 26-49% : Hampirsetengahnya
d. 50% : Setengahnya
e. 51-75% : Sebagianbesar
f. 76-99% : Hampirseluruhnya
g. 100% : Seluruhnya (Arikunto, 2006).
Analisa data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia kemudian
diolah dengan statistik dan dapat digunakan untuk menjawab rumusan masalah
Analisa data dalam penelitian ini adalah analisis bivariat yaitu analisa
yang dilakukan lebih dari dua variabel. Analisa bivariat berfungsi untuk
mengetahui hubungan antara dua variabel apakah signifikan atau uji statistik
pengaruh dua variabel nominal dan mengukur kuatnya hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel nominal lainnya. Kaida keputusan tentang hipotesa
dengan taraf signifikan () dengan tingkat kesalahan 0,05. Ha diterima bila <
software SPSS, dimana < 0,05 maka ada hubungan antara peran perawat
sedangkan > 0,05 tidak ada hubungan antara peran perawat sebagai edukator
teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi
terdiri atas dua atau lebih kelas dimana data berbentuk nominal dan sampelnya
Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara
sistematik terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya bisa
nilai Chi-kuadrat. Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
melitus .
n f 0 f h
k 2
x2
N x2
fn
C= dengan nilai x2 = i 1
Keterangan :
x2 : Chi kuadrat
N : Jumlahresponden
berikut:
3.11 EtikaPenelitian
dengan mengajukan permohonan izin kepada institusi dan tempat penelitian. Setelah
3.11.1 Nonmaleficience
dilakukan tidak menimbulkan suatu resiko bahaya, baik bahaya secara fisik
maupun bahaya secara psikologis (Afiyanti & Rachmawati, 2014). Penelitian ini
diyakini tidak menimbulkan bahaya bagi responden karena penelitian ini hanya
mengharuskan responden untuk mengisi lembar kuesioner. Peneliti memberikan
melanjutkannya. Namun, jika hal tersebut ridak terjadi, maka pengisian lembar
3.11.2 Beneficience
3.11.3 Autonomy
dalam kegiatan setelah diberikan penjelasan oleh peneliti dan memahami bentuk
tujuan, mafat dan proses penelitian yang akan dilakukan. Penelitian akan
dalam penelitian.
3.11.4 Anonimity(tanpa nama)
mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan
kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan
(Hidayat, 2014). Peneliti menjaga kerahasiaan responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian
3.11.5 Justice
hak menjaga privasi manusia dan memberikan perlakuan yang sama terhadap
3.11.6 Veracity
diterima dan tidak diragukan validitasnya (Sarosa, 2017). Pada penelitian ini,
penelitian dilakukan dengan tujuan agar partisipan mengerti maksud dan tujuan
3.11.9 Inducement/bujukan
dapat berupa material seperti uang, hadiah, layanan gratis jika diperlukan, atau
lainnya berupa non material : uraian mengenai kompensasi atau penggantian yang
akan diberikan (dalam hal waktu, perjalanan, hari-hari yang hilang dari pekerjaan
dll). Insentif pada penelitian yang beresiko luka fisik, atau lebih berat, ternasuk
terjadi disabilitas bahkan kematian (KEPPKN, 2017). Pada penelitian ini, subjek
penelitian diberikan sebuah insentif berupa gelas kaca sebagai ucapan terima
kasih dan pengganti waktu yang diberikan kepada responden dan bisa bermanfaat
untuk partisipan.
3.12 Jadwal Penelitian
Belum Terjadwal
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Bilous & Richard Donelly. (2014). Buku Pegangan Diabetes Edisi ke 4. Jakarta: Bumi
Medika.
Edward, Z., Roza, R. L., Afriant, R. (2015). Faktor Risiko Terjadinya Ulkus Diabetikum
Pada Pasien Diabetes Mellitus Yang Dirawat Jalan dan Inap RSUP Dr. M.
Djamil Dan RSI Ibnu Sina Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, vol 4, No. 1.
Hidayat, A. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika.
_______. (2007). Riset Keperawatan dan teknik penulisan ilmiah. Jakarta : Salemba
Medika.
Riyadi S., dan Sukarmin. (2008). Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Eksokrin dan Endokrin pada Pankreas.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Saad, A.,Z.,M., et.al. (2013). “Wound Bed Preparation for Chronic Diabetic Foot
Ulceers” : Departemen of Recontructive Sciences, Shcool of Medical Sciences,
University Sains Malaysia.
Sherwood, L. (2012). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Susanto, Tantut. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info.
Tarwoto, Dkk. (2012). Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta:
Trans Info Medikal.
Waspadji S., (2009). Buku Ajar Penyakit Dalam: Komplikasi Kronik Diabestes,
Mekanisme Terjadinya, Diagnosis dan Strategi Pengelolaan, Jilid III, Edisi 4,
Jakarta: FK UI pp. 1923-24.