Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN MOTIVASI DIRI DALAM

MENCEGAH TERJADINYA ULKUS DIABETIK PADA LANSIA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI


PUSKESMAS DINOYO KECAMATAN LOWOKWARU KOTA MALANG

THE RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL OF THE ELDERLY AND SELF-


MOTIVATION IN PREVENTING DIABETIC ULCERS IN THE ELDERLY WITH TYPE 2 DIABETES
MELLITUS AT THE DINOYO PUBLIC HEALTH CENTER, MALANG CITY
Yufitania Usfinit Lay 1, Supriyadi2 Ragil Catur Adi Wibowo 3

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang


e-mail : yufitaniausfinitlay@gmail.com/ners9supriyadi@gmail.com

Abstrak

Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah yang
dapat menimbulkan komplikasi salah satunya ulkus kaki diabetik, Angka kejadian neuropati diabetik terus
meningkat karena karena dipicu oleh faktor kurangnya pengetahuan dan motivasi diri dalam melakukan upaya
pencegahan pada pasien DM tipe 2, Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
terhadap tingkat pengetahuan dan sikap dalam pencegahan neuropati diabetik pada pasien DM Tipe 2 Di
Puskesman Dinoyo Kota Malang. Metode penelitian ini berupa rancangan studi Analitik korelasional. Populasi
dalam penelitian ini adalah jumlah pasien DM di Puskemas Dinoyo selama bulan juli sebanyak 43 dengan
menggunakan teknik systematic random sampling diperoleh sampel penelitian sebanyak 39. Teknik
pengumpulan data menggunakan instrument berupa kuisioner. Metode analisa data yang digunakan yaitu Fisher
Exact Test (P value < 0,05). Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar jumlah responden dengan
motivasi diri yang tinggi dan hampir setengah jumlah responden dengan pengetahuan yang kurang dari pasien
penderita Diabetes Melitus tipe 2 serta terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pengetahuan lansia dengan
motivasi diri pada lansia penderita Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Dinoyo Kota Malang (vakue = 0,000).
Pemantauan kadar gula darah lansia Diabetes Melitus tipe 2 perlu dilakukan secara rutin, hal ini didasari
kenaikan nilai kadar gula darahnya, para anggota keluarga dari lansia penderita Diabetes Melitus disarankan
dapat memberikan motivasi perawatan kaki dengan cara memberikan kepercayaan untuk melakukan beberapa
aktivitas sebagai bentuk rasa tanggung jawab sehingga menumbuhkan rasa bahwa penyakitnya bisa sembuh.

Kata Kunci : Pengetahuan, Motivasi, Ulkus Diabetik, Lansia.

Abstract

Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by high blood sugar which can cause complications, one
of which is diabetic foot ulcers The incidence of dia diabetic neuropathy continues to increase because it is
triggered by a lack of knowledge and self-motivation in making prevention efforts in type 2 DM patients. The
study aims to identify the impact of health education on the knowledge level and Self-Motivation in the
prevention of neuropathy in DM diabetes patient type 2 on Dinoyo Health Center in Malang City. The research
design uses a pretest-posttest control group. The population in this study was the number of DM patients on
Dinoyo Health Center during July as many as 43 using systematic random sampling techniques obtained a
sample of 39 studies The data collection technique used an instrument in the form of a questionnaire. The data
analysis method used is the Fisher Exact Test (P value < 0.05). The results of this study indicate that most of the
respondents with high self-motivation and almost half the number of respondents with less knowledge than
patients with type 2 Diabetes Mellitus and there is a significant relationship between the level of knowledge of
the elderly and self-motivation in the elderly with type 2 Diabetes Mellitus at the Puskesmas. Dinoyo Malang
City (vakue = 0.000). Monitoring blood sugar levels in the elderly with type 2 Diabetes Mellitus needs to be
done regularly, this is based on an increase in the value of blood sugar levels, family members of elderly people
with Diabetes Mellitus are advised to provide motivation for foot care by giving confidence to do some activities
as a form of responsibility thus fostering a sense that the disease can be cured.

Keywords: Knowledge, Motivation, Diabetic Ulcer, Elderly.


PENDAHULUAN urutan ke–4 dengan kematian terbanyak. Mengingat
bahwa angka ini telah meningkat karena adanya
Diabetes Melitus merupakan penyakit metabolik perubahan gaya hidup dan proses kemunduran fungsi
yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam tubuh seiring dengan bertambahnya usia populasi
darah dan memiliki dampak serius yang dapat (Targino et al., 2016).
menyebabkan terjadinya morbiditas dan mortalitas Motivasi merupakan suatu dukungan dari dalam
(Smanioto dkk, 2014). Diabetes melitus tipe 2 yang menggambarkan suatu harapan, keinginan dan
merupakan penyakit yang ditandai dengan tingginya sebagainnya yang dapat mengerakan dan memberi
kadar glukosa dalam darah, hal ini terjadi karena semangat untuk individu dalam melakukan atau
produksi insulin atau resistensi meningkat (Fatimah, menerapkan manfaat dalam memenuhi kebutuhan
2015). (Kusumayanti, 2019). Menurunnya semangat diri
World Health Organization (WHO) penderita Diabetes Mellitus dalam menerapkan upaya
memprediksi terdapat kenaikan jumlah penderita pencegahan mempengaruhi terjadinya ulkus diabetik,
Diabetes Mellitus dari 135 juta pada tahun 1995 oleh karena itu individu yang mempunyai
hingga 300 juta pada tahun 2025. International pengetahuan lebih mampu memotivasi dirinya dengan
Diabetes Federation (2019) juga memprediksi adanya semangat yang lebih tinggi dan sangat penting dalam
peningkatan kasus Diabetes Mellitus di Indonesia dari pencegahan timbulnya ulkus diabetik (Mulya dkk,
10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 13,7 juta pada 2014).
tahun 2030. Laporan Riskesdas tahun 2018 Tingginya prevalensi penderita Diabetes
menunjukkan prevalensi Diabetes Mellitus yang Mellitus yang dikarenakan oleh faktor perilaku cara
terdiagnosis oleh dokter pada penduduk umur ≥15 hidup masyarakat, tingkat pengetahuan dan kesadaran
tahun adalah 2%. Data Dinas Kesehatan Provinsi dalam menyadari dan mendeteksi penyakit Diabetes
Jawa Timur tahun 2019 diketahui jumlah estimasi Mellitus secara dini yang kurang (Hasanah dkk,
penderita Diabetes Mellitus berusia ≥15 tahun sekitar 2018). Oleh karena itu mengatur pola makan pada
10.952.694 orang, sehingga terjadi peningkatan penderita Diabetes Mellitus tidaklah mudah
dibandingkan tahun 2018 dengan jumlah penderita dikarenakan adanya kejenuhan pada pasien Diabetes
hipertensi sebesar 32,32%. Khusus wilayah Kota Mellitus disebabkan oleh konsumsi makanan dan
Malang tahun 2019 dengan estimasi penderita hidangan yang terbatas sehingga diperlukannya
Diabetes Mellitus usia ≥15 tahun sekitar 210.539 motivasi dari orang-orang terdekat dalam peningkatan
orang berupa laki-laki sebanyak 78.612 orang dan mengontrol kadar gula darah dengan mengatur pola
perempuan sebanyak 122.927 orang (Dinas Kesehatan makan (Kusumayanti, 2019). Peningkatan kadar
Provinsi Jawa Timur, 2020), data Puskesmas glukosa dalam darah dapat menimbulkan gejala
Kendalsari Kota Malang tahun 2019 sebanyak 5.104 seperti kelebihan pengeluaran urin, sering merasa
orang dengan 3.223 orang perempuan dan laki-laki haus, peningkatan nafsu makan dan penurunan berat
mencapai 1.881 orang, sehingga menggambarkan badan secara drastis sehingga gejala tersebut dapat
tingginya kejadian penderita Diabetes Mellitus di didiagnosa sebagai tanda dari Diabetes Mellitus.
Kota Malang. Adapun peningkatan kadar glukosa dalam darah yang
Luka pada kaki atau yang biasa disebut juga melebihi batas normal yaitu <200 mg/dl maka akan
dengan ulkus kaki diabetik merupakan komplikasi terjadi sumbatan pada pembuluh darah, sumbatan
umum yang ditemukan dari penderita penyakit tersebutlah yang menyebabkan suplai oksigen dalam
Diabetes Mellitus yang menyebabkan penderita harus darah berkurang sehingga aliran darah tidak mengalir
menjalani perawatan di rumah sakit dan harus ke kaki dengan baik dan mengakibatkan neuropati
melakukan tindakan amputasi pada tungkai kaki yang dapat menimbulkan luka pada kaki (Purwanti &
(Veranita, 2016). Diabetes Mellitus sampai saat ini Maghfirah, 2016).
masih menjadi masalah kesehatan di dunia. Jumlah Mengingat bahwa angka penderita Diabetes
penderita Diabetes Mellitus dari tahun ke tahun Mellitus yang semakin meningkat dan besar pula
cenderung mengalami peningkatan. Menurut biaya perawatan yang harus dikeluarkan untuk pasien
International Diabetes Federation (IDF) menyatakan diabetes melitus maka cara yang tepat yaitu
ada sekitar 382 juta penderita Diabetes Mellitus dan melakukan tindakan pencegahan. Tindakan
diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta orang pencegahan ini memerlukan kerjasama antara tim
pada tahun 2035 dan Indonesia menempati urutan ke– medis, keluarga dan khususnya pasien itu sendiri
7 di seluruh dunia. Dari 382 juta penderita tersebut sebagai pendidik perawat sangat berperanan penting
ada 175 juta penderita yang belum terdiagnosa, dalam peningkatan pengetahuan pasien tentang
sehingga terancam mengalami komplikasi tanpa Diabetes Mellitus. Memberikan informasi yang benar
disadari maupun tanpa ada pencegahan (Günthardt et dan jelas pada pasien pasien Diabetes Mellitus tentang
al., 2018). Di negara lain seperti di Amerika Serikat, penyakit, cara pecegahan, komplikasi yang dapat
dikatakan bahwa ulkus kaki dapat mempengaruhi muncul, cara pengobatan,dan cara mengelola Diabetes
pada umumnya 1–2% populasi dalam proses Mellitus (Ariani et al., 2012). Dalam hal ini
kehidupan mereka. Sehingga menarik sekitar 6,5 juta pencegahan yang dilakukan pada komplikasi penyakit
jiwa mengalami morbilitas sehingga menduduki Diabetes Mellitus dapat dilakukan dengan 4 landasan
utama dalam pengaturan Diabetes Mellitus yaitu obat Ada
10 25,6
(terapi farmakologi), latihan jasmani yang teratur, Tidak
menentukan makanan (diet) dan edukasi Kebiasaan Merokok:
(Kusumayanti & Rahayu, 2019). Tidak 35 89,7
Ya 4 10,3
METODE PELAKSANAAN Minum Alkohol:
Tidak 39 100
Metode penelitian ini berupa rancangan studi Ya 0 0
Analitik korelasional. Populasi dalam penelitian ini Masalah Tidur:
adalah jumlah pasien DM di Puskemas Dinoyo Tidak 37 94,9
selama bulan juli sebanyak 43 dengan menggunakan Ya 2 5,1
teknik systematic random sampling diperoleh sampel Lama Menderita
penelitian sebanyak 39. Kriteria inklusi yang Diabetes Mellitus:
diterapkan yaitu lansia penderita Diabetes Melitus tipe 1 – 5 Tahun 5 12,8
2 yang periksa di Puskesmas Dinoyo Kota Malang 6 – 10 Tahun 34 87,2
pada bulan Juli 2022, lansia penderita Diabetes Konsumsi Obat Diabetes
Melitus tipe 2 yang bersedia menjadi responden Mellitus:
dengan mengisi lembar informed consent, lansia Tidak 37 94,9
penderita diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Ya 2 5,1
Dinoyo Kota Malang yang berusia lebih dari 60 tahun Jumlah 39 100
ke atas dan bisa berkomunikasi dengan baik. Teknik
Sumber: Data Primer Diolah, 2022
pengumpulan data menggunakan instrument berupa
kuisioner. Metode analisa data yang digunakan yaitu Berdasarkan Tabel 1 diketahui karakteristik
Fisher Exact Test (P value < 0,05). responden sebagian besar jumlah responden berusia
60–69 tahun sebanyak 24 orang (61,5%); hampir
HASIL DAN PEMBAHASAN seluruh jumlah responden berjenis kelamin wanita
sebanyak 34 orang (87,2%); dan hampir setengahnya
Hasil penelitian disajikan pada tabel 1 dibawah
jumlah responden dengan tingkat pendidikan SD
ini. sebanyak 16 orang (41,0%); sebagian besar jumlah
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden responden dengan pekerjaan sebagai pensiunan
Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin dan sebanyak 20 orang (51,3%); sebagian besar jumlah
Tingkat Pendidikan responden mendapatkan sumber informasi melalui
televisi sebanyak 30 orang (76,9%); sebagian besar
Prosentase jumlah responden mendapatkan penyuluhan sebanyak
Karakteristik Frekuensi
(%) 29 orang (74,4%); sebagian besar jumlah responden
Usia (Tahun): tidak memiliki kebiasaan merokok sebanyak 35 orang
60 – 69 24 61,5 (89,7%); seluruh jumlah responden tidak minum
70 – 79 12 30,8 alkohol sebanyak 39 orang (100%); sebagian besar
80 – 89 3 7,7 jumlah responden tidak mengalami masalah tidur
90 – 99 1 2,6 sebanyak 37 orang (94,9%); sebagian besar jumlah
Jenis Kelamin: responden dengan lama menderita Diabates Mellitus
Pria 5 12,8 selama 6 – 10 tahun sebanyak 34 orang (87,2%), dan;
Wanita 34 87,2 sebagian besar jumlah responden mengatakan tidak
Tingkat Pendidikan: mengkonsumsi obat Diabetes Mellitus sebanyak 37
Tidak Sekolah 1 2,6 orang (94,9%).
SD 16 41,0
SMP 9 23,1 Tingkat Pengetahuan Lansia
SMA 5 12,8 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Strata 1 8 20,5 Tingkat Pengetahuan Lansia di Puskesmas
Pekerjaan: Dinoyo Kota Malang
Pensiunan 20 51,3 Kategori Frekuensi Persentase
IRT 10 25,6 (%)
Swasta 9 23,1 Baik 16 41
Sumber Informasi: Cukup 4 10,3
Televisi 30 76,9 Kurang 19 48,7
Radio 2 5,1 Jumlah 39 100
Surat Kabar 7 17,9
Mendapatkan Sumber: Data Primer Diolah, 2022
Penyuluhan: 29 74,4
Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa hampir tentang pencegahan ulkus diabetik dapat dipengaruhi
setengah jumlah responden dengan pengetahuan yang oleh beberapa faktor yaitu antara lain karena faktor
kurang sebanyak 19 orang di Puskesmas Dinoyo Kota usia. Semakin bertambahnya usia seseoarang maka
Malang. akan terdapat perubahan yang sangat singnikina
terhadap aspek fisik dan mental seseoarang hal ini
Motivasi Diri Dalam Mencegah Terjadinya Ulkus disebabkan karena penurunan fungsi tubuh fisiologis
Diabetik menurun seperti penurunan sekresi atau resistensi
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan insulin, sehingga kemampuan fungsi tubuh terhadap
Motivasi Diri Pada Lansia penderita Diabetes pengendalian glukosa darah yang tinggi kurang
Mellitus Tipe 2 di Puskesmas Dinoyo Kota optimal. Tingginya kadar glukosa dalam darah karena
Malang kurangnya pemantauan kadar gula darah pada lansia
penderita Diabetes Melitus tipe 2 yang perlu
Kategori Frekuensi Prosentase (%)
dilakukan secara rutin, hal ini didasari kenaikan nilai
Tinggi 20 51,3 kadar gula darahnya, artinya semakin tinggi nilai
Rendah 19 48,7 kadar gula darah lansia sebagai penderita maka
Jumlah 39 100 peluang untuk terkena Diabetes Melitus tipe 2 akan
semakin tinggi, salah faktor dari Diabetes Melitus tipe
Sumber: Data Primer Diolah, 2022 2 yaitu ketika seseorang mengalami obesitas atau
memiliki berat badan berlebih dengan kurangnya
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa sebagian insulin atau ketidakmampuan sel untuk merespon
besar jumlah responden dengan motivasi diri yang insulin menyebabkan gula darah tinggi atau
tinggi sebanyak 20 orang di Puskesmas Dinoyo Kota hiperglikemia, yang merupakan ciri khas diabetes,
Malang. hiperglikemia, jika terus menerus dibiarkan seperti ini
maka akan menimbulkan kerusakan pada sistem tubuh
Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan lainnya, seperti komplikasi pada kesehatan yang
Motivasi Diri Pada Lansia Diabetes Melitus Tipe 2 mengancam jiwa yaitu penyakit kardiovaskular,
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa Expeted neuropati, dan penyakit mata. Hal ini dipengaruhi
count yang kurang dari 5 atau lebih dari 25% perlu oleh kebiasaan hidup sehari-hari seperti pola makan
dilakukan pengabungan sel yang tercantum dalam tinggi kalori, berlemak, mempunyai kebiasaan
tabel dibawahnya. merokok dan minum alkohol merupakan salah satu
Tabel 4. Tabulasi Silang Untuk Hubungan Tingkat perilaku yang dapat menimbulkan beberapa penyakit
Pengetahuan Lansia Dengan Motivasi Diri seperti Diabetes Melitus tipe 2 ini. Sedangkan untuk
Pada Lansia Diabetes Melitus Tipe 2 rata-rata karakteristik lansia penderita Diabetes
Hubungan antar Motivasi Diri Total value Melitus tipe 2 di puskesmas ini diketahui berjenis
variabel Tinggi Rendah kelamin wanita dengan tingkat pengetahuan yang
Baik 16 0 16 kurang, sehingga berhubungan dengan motivasi diri
Tingkat yang tinggi terkait pencegahan terjadinya ulkus
Cukup 4 0 4 0,034
Pengahuan diabetik khususnya pada para lansia penderita
Kurang 0 19 19 Diabetes Melitus tipe 2.
Total 20 19 39 Hasil penelitian ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain usia dimana sebagian besar jumlah
Sumber: Data Primer Diolah, 2022
penderita Diabetes Melitus tipe 2 berumur 60 hingga
Dari tabel 4 berdasarkan hasil tabulasi silang 69 tahun di Puskesmas Dinoyo Kota Malang, dan
diketahui bahwa hampir setengah jumlah lansia didukung data WHO (2018) bahwa tingginya angka
penderita Diabetes Melitus memiliki tingkat Diabetes Melitus juga disebabkan karena penyakit ini
pengetahuan yang kurang berhubungan dengan merupakan penyakit dengan banyak penyebab (multi
motivasi diri yang tinggi dalam pencegahan luka kaki faktor). Hal ini antara lain dihubungkan dengan
penderita diabetes melitus tipe 2 di puskesmas dinoyo adanya gaya hidup masyarakat seperti kegemukan,
kota malang dengan menunjukkan hasil dari uji fisher konsumsi garam berlebih, kurang olahraga, merokok,
exact test bahwa ada hubungan antara tingkat dan konsumsi alkohol. Penyakit ini juga sangat
pengetahuan lansia dengan motivasi diri dengan value dipengaruhi oleh faktor keturunan, usia, dan jenis
= 0,000 < 0,05 yang berarti H1 diterima. kelamin.
Kemudian didukung pula pendapat dari
Tingkat Pengetahuan Pada Lansia Penderita Budiman dan Riyanto (2013), beberapa faktor yang
Diabetes Melitus Tipe 2 dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang antara
lain pendidikan dan umur/usia seseorang. Menurut
Riset menunjukkan hampir setengah jumlah Notoatmodjo (2012) bahwa secara umum pendidikan
lansia Diabetes Melitus tipe 2 dengan tingkat merupakan segala upaya yang direncanakan untuk
pengetahuan lansia yang kurang di Puskesmas Dinoyo mempengaruhi orang lain, baik individu kelompok
Kota Malang. Kurangnya tingkat pengetahuan lansia atau msyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendidikan tersebut, karena pencetus Diabetes Melitus beserta komplikasi kronik.
semakin tinggi tingkatan dalam pendidikan semakin ulkus diabetikum.
banyak juga pengetahuan yang dimiliki, begitu pula Hal ini menunjukkan kelebihan mengkonsumsi
sebaliknya pendidikan yang kurang dapat lemak, maka lemak tersebut akan tersimpan di dalam
menghambat perkembangan sikap dan pengetahuan ubuh dalam bentuk jaringan lemak yang dapat
seseorang terhadap nilai-nilai yang baru menimbulkan kenaikan berat badan (obesitas).
diberitahukan, lalu umur/usia bahwa semakin Aktivitas fisik seperti pergerakan badan atau olahraga
bertambahnya umur seseorang maka akan terdapat yang dilakukan secara teratur adalah usaha yang dapat
perubahan yang signifikan terhadap aspek fisik dan dilakukan untuk menghindari kegemukan dan
psikologis (mental) serta hal-hal penting yang harus obesitas. Pada saat tubuh melakukan aktivitas atau
digarisbawahi adalah pertumbuhan fisik terdiri gerakan maka sejumlah gula akan dibakar untuk
berdasarkan empat kategori perubahan yaitu dijadikan tenaga, sehingga jumlah gula dalam tubuh
perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri- akan berkurang sehingga kebutuhan hormon insulin
ciri yang baru, dan semua ini terjadi karena adanya juga berkurang.
proses perubahan pada fungsi organ pada aspek Menurut Yusra (2011) bahwa tingkat pendidikan
psikologis atau mental, taraf perpikir seseorang mempengaruhi perilaku seseorang dalam mencari
semakin lebih dewasa. perawatan dan pengobatan penyakit yang dideritanya,
serta memilih dan memutuskan tindakan atau terapi
Motivasi Diri Pada Lansia Penderita Diabetes yang akan dijalani untuk mengatasi masalah
Melitus Tipe 2 kesehatannya. Pendidikan mempunyai peranan
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat penting dalam pembentukan kecerdasan manusia
motivasi diri yang tinggi dalam pencegahan ulkus maupun perubahan tingkah lakunya dan pendidikan
diabetik pada lansia penderita diabetes melitus tipe 2 mampu menumbuhkan kesadaran akan tanggung
di Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Dengan seluruh jawab untuk meningkatkan mutu dan taraf hidup serta
responden penelitian ini sebagian besar berjenis selanjutnya masyarakat berpendidikan akan lebih
kelamin wanita, Hal ini didukung oleh Roza Afriant mampu dan sadar akan menjaga dan memelihara
& Zulkarnain (2015) bahwa pada perempuan dengan kesehatannya (Irawan, 2014).
usia lanjut yang mulai memasuki masa menopause Penyakit Diabetes Melitus merupakan penyakit
akan mengalami terjadinya penurunan hormon yang akan diderita seumur hidup, hal tersebut karena
estrogen. Hormon ini merupakan salah satu faktor diabetes tidak dapat disembuhkan sepenuhnya.
protektif terhadap penyakit athresklerosis sehingga Seseorang yang didiagnosis menderita Diabetes
perempuan pada usia tersebut lebih rentan terkena Melitus harus merubah seluruh gaya hidupnya guna
ulkus diabetikum. Dalam lansia penderita diabetes menghindari terjadinya komplikasi atau penyakit yang
melitus Individu yang mempunyai motivasi yang lebih parah (Latifah, 2017). Penanganan Diabetes
tinggi akan memberikan efek terhadap pemikiran, Melitus sangat memerlukan motivasi dan ketekunan
motivasi, suasana hati, serta kesehatan fisik individu yang intens dari kliennya. maka dari itu diperlukan
tersebut sehingga stressor dianggap sebagai tantangan bagi para anggota keluarga dari lansia penderita
(Stuard & Laraia, 2016 dalam Pratama, 2018). Diabetes Melitus disarankan dapat memberikan
Selanjutnya motivasi yang tinggi akan memiliki motivasi perawatan kaki dengan cara memberikan
frekuensi perawatan diri yang baik terutama untuk kepercayaan untuk melakukan beberapa aktivitas
diet dan pemeriksaan kadar gula darah. Tinggi sebagai bentuk rasa tanggung jawab sehingga
rendahnya motivasi klien diabetes dipengaruhi oleh menumbuhkan rasa bahwa penyakitnya bisa sembuh
berbagai faktor yaitu pengetahuan, sikap, jarak, dan dirinya masih bisa mandiri untuk melakukan
kondisi sosial ekonomi, sumber informasi, sosial kebutuhan sehari-hari secara mandiri dan tidak boleh
budaya, mutu pelayanan. memanjakan diri dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
Hasil penelitian ini tentang karakteristik hari. Hasil penelitiaan ini juga sejalan dengan
responden untuk jenis kelamin ternyata sejalan pendapat Sutrisno (2016) Apabila klien sedikit saja
dengan hasil penelitian dari Agista (2017) bahwa lalai dalam mengontrol kadar gulanya, enggan berolah
responden dalam penelitian ini sebagian besar pada raga secara teratur, dan menjalani pola makan yang
kelompok perempuan lebih banyak menderita tidak sesuai, maka akan menyebabkan munculnya
Diabetes Melitus dibandingkan laki-laki, juga sama komplikasi yang tidak diinginkan (Piolasari, 2012).
dengan penelitian yang dilakukan oleh Noordiani, Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan
Waluyo & Sukmarini (2013) bahwa responden
Motivasi Diri Dalam Mencegah Terjadinya Ulkus
Diabetes Melitus lebih banyak perempuan
Diabetik Pada Lansia Penderita Diabetes Melitus
dibandingkan laki-laki. Menurut Soegondo (2015)
bahwa meningkatnya angka kejadian Diabetes Tipe 2
Melitus pada perempuan salah satunya dikaitkan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
dengan beberapa hal yaitu faktor kegemukan atau hampir setengah jumlah lansia Diabetes Melitus tipe 2
kelebihan berat badan yang signifikan sebagai faktor dengan tingkat pengetahuan lansia yang kurang
dengan motivasi diri yang tinggi dalam mencegah
terjadinya ulkus diabetik pada lansia diabetes melitus Apabila perawatan yang dilakukan dengan tepat maka
tipe 2 di Puskesmas Dinoyo Kota Malang. Sebagian dapat membantu proses penyembuhan dan diharapkan
besar jumlah lansia yang menjadi responden berusia pasien menjadi sehat baik fisik, mental, sosial dan
60 hingga 69 tahun, dengan hampir seluruh jumlah spiritual.Perawatan kesehatan diri terdiri dari empat
lansia yang menjadi responden berjenis kelamin aspek yakni memantau glukosa darah, diet,
wanita, dan hampir setengahnya jumlah lansia yang pengobatan dan latihan. Hal ini diketahui bahwa
menjadi responden berpendidikan SD. faktor-faktor yang beragam mempengaruhi perawatan
Hasil Fisher Exact Test menunjukkan bahwa ada kesehatan diri terhadap suatu penyakit seperti
hubungan antara tingkat pengetahuan lansia dengan pengetahuan dan aspek emosional. Diperlukan
motivasi diri dengan value = 0,034 < 0,05 dan hasil motivasi yang kuat sehingga dorongan dari dalam diri
tabulasi silang diketahui hampir setengah jumlah seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut
lansia Diabetes Melitus tipe 2 dengan tingkat melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
pengetahuan lansia yang kurang berhubungan dengan suatu tujuan. Motivasi dikatakan kuat apabila dalam
motivasi diri bagi para lansia penderita Diabetes diri seseorang dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari
Melitus tipe 2 dalam mencegah terjadinya ulkus memiliki harapan yang positif, mempunyai harapan
diabetik di Puskesmas Dinoyo Kota Malang. yang tinggi, dan memiliki keyakinan yang tinggi
Hasil penelitian ini didukung oleh hasil bahwa penderita akan menyelesaikan pengobatannya
penelitian oleh Himatul (2018) bahwa nilai value 0,029 tepat pada waktu yang telah ditentukan (Purnawan,
artinya lebih kecil dibandingkan dengan nilai Alpha 2010).
(0,029 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
secara statistik dengan derajat kepercayaan 95% penelitian oleh Himatul (2018) bahwa nilai value 0,029
diyakini terdapat hubungan antara pengetahuan artinya lebih kecil dibandingkan dengan nilai Alpha
dengan motivasi penderita Diabetes Mellitus dalam (0,029 < 0,05), dengan demikian dapat disimpulkan
mencegah komplikasi di Poliklinik RS Bhayangkara secara statistik dengan derajat kepercayaan 95%
Polda Lampung Tahun 2018 (OR 4,7), penelitian ini diyakini terdapat hubungan antara pengetahuan
berhasil membuktikan adanya hubungan tingkat dengan motivasi penderita Diabetes Mellitus dalam
pengetahuan dengan motivasi mencegah komplikasi mencegah komplikasi di Poliklinik RS Bhayangkara
pada klien Diabetes Melitus sesuai dengan teori Polda Lampung Tahun 2018 (OR 4,7), penelitian ini
(Kumar, Cotran, & Robbins, 2007; Ramadhan, & berhasil membuktikan adanya hubungan tingkat
Marissa, 2015) yang menjelaskan bahwa diduga pengetahuan dengan motivasi mencegah komplikasi
pengetahuan merupakan variabel yang mempengaruhi pada klien Diabetes Melitus sesuai dengan teori
minat dan daya dorong yang dimiliki sekelompok (Kumar, Cotran, & Robbins, 2007; Ramadhan, &
kebutuhan pada individu tertentu dan dalam hal ini Marissa, 2015) yang menjelaskan bahwa diduga
klien Diabetes Melitus dalam mencegah komplikasi, pengetahuan merupakan variabel yang mempengaruhi
dan pada akhirnya menunjukkan semakin baik minat dan daya dorong yang dimiliki sekelompok
pengetahuan klien Diabetes Melitus maka semakin kebutuhan pada individu tertentu dan dalam hal ini
tinggi motivasi untuk mencegah komplikasi. klien Diabetes Melitus dalam mencegah komplikasi,
Lalu pengetahuan seseorang erat kaitannya dan pada akhirnya menunjukkan semakin baik
dengan perilaku yang akan diambilnya, karena dengan pengetahuan klien Diabetes Melitus maka semakin
pengetahuan tersebut pasien memiliki alasan dan tinggi motivasi untuk mencegah komplikasi.
landasan untuk menentukan suatu pilihan, dengan
pengetahuan manusia dapat mengembangkan apa SIMPULAN
yang diketahuinya dan dapat mengatasi kebutuhan Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian tentang
kelangsungan hidup, sehingga akan mempengaruhi “Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan
seseorang dalam berperilaku. Terbentuknya perilaku Motivasi Diri Dalam Mencegah Terjadinya Ulkus
baru terutama pada orang dewasa dimulai pada Diabetik Pada Lansia Diabetes Mellitus Tipe 2 di
domain kognitif dalam arti subyek tahu terlebih Puskesmas Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota
dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau Malang” sehingga diperoleh kesimpulan sebagai
obyek diluarnya sehingga menimbulkan pengetahuan berikut:
baru dan akan terbentuk dalam sikap maupun 1. Sebagian besar jumlah responden dengan motivasi
tindakan (Tambunan dkk, 2010). diri yang tinggi di Puskesmas Dinoyo Kota
Bila seorang pasien mempunyai pengetahuan Malang.
tentang risiko terjadinya Ulkus Diabetes, maka pasien 2. Hampir setengah jumlah responden dengan
akan dapat memilih alternatif yang terbaik bagi pengetahuan yang kurang di Puskesmas Dinoyo
dirinya dan cenderung memperhatikan hal-hal yang Kota Malang.
penting tentang perawatan diabetes melitus seperti 3. Terdapat hubungan yang nyata antara tingkat
pasien akan melakukan pengaturan pola makan yang pengetahuan lansia dengan motivasi diri pada
benar, berolah raga secara teratur, mengontrol kadar lansia penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di
gula darah dan memelihara lingkungan agar terhindar
dari benda-benda lain yang dapat menyebabkan luka.
Puskesmas Dinoyo Kecamatan Lowokwaru Kota (Suppl.): S1-S66.
Malang (vakue = 0,034). Günthardt, B. F., Hollender, J., Hungerbühler, K.,
Scheringer, M., Bucheli, T. D., Monjelat, N.,
Carretero, M.,Implicada, P., La, E. N., Fairstein,
SARAN G. A., Monjelat, N., Monjelat, A., Daniela, U. De,
Sociales, C., Virtual, C., Motivación, C., Sociales,
Mendalami faktor lain yang mempengaruhi C., Bello Garcés, S. Motivaci, L. (2018).
pengetahuan dan motivasi diri dalam melakuan Director,15(29),7577–7588.
pencegahan ulkus diabetik seperti status ekonomi, dan Hasanah, D. N., & Purwanti, O. S. (2018). Hubungan
dukungan keluarga yang dapat mempengaruhi Tingkat Pengetahuan Dengan Gaya Hidup
pengetahuan dan motivasi diri. Penyandang Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah
Kerja Puskesmas Purwosari Kota Surakarta
(Doctoral Dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
DAFTAR PUSTAKA
Kusumayanti, E., & Rahayu, B. (2019). Hubungan
Ariani, Y., Sitorus, R., & Gayatri, D. (2012). Motivasi Diri dan Dukungan Tenaga Kesehatan
Motivasi dan Efikasi Diri Pasien Diabetes Dengan Kepatuhan Diet Penderita DM Tipe 2 di
Mellitus Tipe 2 Dalam Asuhan Keperawatan. Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bangkinang
Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(1), 29–38. Kota Tahun 2019. 3(23), 39–49.
https://doi.org/10.7454/jki.v15i1.44. Mulya, A. P., & Betty. (2014). Hubungan
Andoko. (2020). Hubungan Pengetahuan Dengan Pengetahuan dan Motivasi Penderita Diabetes
Motivasi Mencegah Komplikasi Pada Penderita Mellitus Dengan Upaya Pencegahan Ulkus
Diabetes Melitus. Program Studi Ilmu Diabetikum di Poli Penyakit Dalam Rumah Sakit
Keperawatan Universitas Malahayati. Holistik Achmad Mochtar Bukittinggi. Jurnal Kesehatan
Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.2, Juni 2020: STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, 5(1), 92–
257-263. 103.
Aliyah, Himatul. (2018). Hubungan Pengetahuan dan Munali. 2019. Pengaruh Edukasi Kesehatan
Sikap Dengan Perilaku Perawatan Kaki Pasien Perawatan Kaki Terhadap Pengetahuan, Sikap
DM Sebagai Pencegahan Ulkus DM di RSI Dan Motivasi Pencegahan Ulkus Kaki Diabetik.
Kendal. Manuscript. Fakultas Ilmu Keperawatan Skripsi Universitas Airlangga Surabaya.
dan Kesehatan. Universitas Muhammadiyah Marini, R. (2018). Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang. Medan Jurusan Kebidanan Medan Prodi D-IV
Afnis, T. (2018). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tahun 2018.
Masyarakat Dengan Perilaku Masyarakat Dalam Maryunani. (2013). Konsep Ulkus Diabetikum. 7–21.
Manajemen Stres di Dukuh Tengah Desa Muhammad, M. (2017). Pengaruh Motivasi Dalam
Nambangrejo Kecamatan Sukorejo Kabupaten Pembelajaran. Lantanida Journal, 4(2), 87.
Ponorogo (Doctoral Dissertation, Universitas https://doi.org/10.22373/lj.v4i2.1881.
Muhammadiyah Ponorogo). Mirah, N, P., Majid, A & Damayanti, S. (2015).
Agista Delima Permadani. (2017). Hubungan Tingkat Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan Tentang Ulkus Kaki DiabetiK Tingkat Pengetahuan Pasien Diabetes Mellitus
Dengan Pencegahan Terjadinya Ulkus Kaki Tipe 2 Dalam Pencegahan Ulkus Kaki Diabetik di
Diabetik Pada Pasien Diabetes Mellitus di Poliklinik RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Persadia Rumah Sakit Dokter Soeradji Jurnal Keperawatan Respati Vol. 2 No.1. ISSN:
Tirtonegoro Klaten. [online] Dari 2088-8872.
:http://eprints.ums.ac.id/50653/16/Naskah Noordiani, Waluyo, A & Sukmarini, L. (2013).
%20Publikasi_Agista.pdf [12 juni 2019]. Pengetahuan Klien Tentang Diabetes Mellitus
Clayton, Elasy. 2009. A Review of The Tipe 2 Berpengaruh Terhadap Kemampuan Klien
Pathophysiology, Classification and Treatment of Merawat Kaki. Jurnal Keperawatan Indonesia.
Foot Ulcers in Diabetic Patients. Clinical Volume 16 No 2, Hal 120-129. pISSN 1410-4490.
Diabetes. Volume 27, Number 2. eISSN 2354-9203.
Desalu, O, O., Salawu, F, K., Jimoh A, K., Adekoya, Nurhayati, Isnani. (2017). Peningkatan Motivasi
A, O., Busari, O, A & Olokoba, A, B. (2011). Melalui Teknik Edukasi Pada Penderita Diabetes
Diabetic Foot Care: Self Reported Knowledge Melitus di Keluarga. AKPER Mamba’ul ‘Ulum
And Practice Among Patients Attending. Surakarta. IJMS – Indonesian Journal On Medical
Fatimah, R. N. (2015). Diabetes Mellitus Tipe 2. Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017. ISSN
Jurnal Majority, 4(5). 2443-1249 (Print) 2355-1313 (Online) -
Frykberg, R.G., Zgonis, T., Armstrong, D.G., ijmsbm.96 org.
Driver, V.R., Giurini, J.M., et al. (2006). Purwanti, L. E., & Maghfirah, S. (2016). Faktor
Diabetic Foot Disorders: A Clinical Practice Risiko Komplikasi Kronis (Kaki Diabetik) Dalam
Guideline (2006 Revision). J Foot Ankle Surg. 45 Diabetes Mellitus Tipe 2.
Putri, N., & Isfandiari, M. (2013). Hubungan Empat Factors In Diabetic Foot Ulceration: Cross-
Pilar Pengendalian DM Tipe 2 Dengan Rerata Sectional Study. Online Brazilian Journal of
Kadar Gula Darah. Jurnal Berkala Epidemiologi, Nursing, 13(3), 343-352.
1(2), 234–243. Saputra, R. I., Muflihatin, S. K., & Satria, A. P.
Prihartanta, W. (2015). Teori-teori Motivasi. Jurnal (2016). Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang
Adabiya, Tahun 2015, Vol. 1 No. (83), 1–11. Senam Kaki Diabetik Dengan Aktivitas Senam
Piolasari, Y. (2012). Hubungan antara Pengetahuan Kaki Diabetik Untuk Mencegah Ulkus Diabetik
dengan Pola Makan Pada Pasien Diabetes Pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah
Melitus Tipe II di Rumah Sakit Bhayangkara Kerja Puskesmas Loa Kulu.
Polda Lampung. (Skripsi Tidak dipublikasikan). Soegondo, S Soewondo, P & Subekti, I. 2015.
PSIK Universitas Malahayati Bandar Lampung Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu.
Tahun 2017. Edisi 2. Cetakan ke-10. Jakarta: Balai Penerbit
Rahmawati, L., & Ningsih, M. P. (2020). Hubungan FKUI.
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Tentang Kejadian Tsalissavrina, I., Tritisari, K. P., Handayani, D.,
Ikutan Pasca Imunisasi Dengan Kepatuhan Ibu Kusumastuty, I., Ariestiningsih, A. D., &
Dalam Memberikan Imunisasi DPT-HB-HIB di Armetristi, F. (2018). Hubungan Lama
Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Terdiagnosa Diabetes dan Kadar Glukosa Darah
Padang. Jurnal Medikes (Media Informasi Dengan Fungsi Kognitif Penderita Diabetes Tipe
Kesehatan), 7(1), 209–220. 2 di Jawa Timur. Action: Aceh Nutrition Journal,
https://doi.org/10.36743/medikes.v7i1.223. 3(1), 28-33.
Roza, R, L., Afriant, R & Zulkarnain, E. (2015). Tambunan, M. & Gultom, Y. (2010). Perawatan Kaki
Faktor Resiko Terjadinya ulkus Diabetikum Pada Diabetes. Jakarta: Interna Publising.
Pasien Diabetes Mellitus yang Dirawat Jalan dan Veranita, V. (2016). Hubungan Antara Kadar
Inap di RSUP Dr. M.DJamil dan RSI Ibnu Sina Glukosa Darah Dengan Derajat Ulkus Kaki
Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. No 4 Vol 1. Diabetik. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 3(2), 44–
Rohmah, Siti. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi 50.
Perilaku Pencegahan Luka Kaki Diabetik Pada Yusra, A. 2011. Hubungan Antara Dukungan
Pasien Diabetes. Fakultas Ilmu Kesehatan Keluarga Dengan Kualitas Hidup DM Tipe 2 di
Universitas Galuh Ciamis Midwifery Journal of Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Fatmawati
Galuh University Volume 1 Nomor 1 Mei 2019. Jakarta. Tesis. FIK: UI.
Smanioto, F. N., Haddad, M. D. C. F. L., &
Rossaneis, M. A. (2014). Self-Care Into The Risk

Anda mungkin juga menyukai