PENDAHULUAN
Diabetes adalah salah satu penyakit tidak menular yang harus ditangani, Diabetes
Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik dengan ciri kadar gula darah yang tinggi. Diabetes
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Diabetes Mellitus
(DM) tipe 2 ditandai dengan kenaikan gula darah karena sekresi insulin yang rendah oleh
kelenjar pancreas. Menurut American Diabetes Association (ADA) setiap 21 detik terdapat
satu orang yang terdiagnosis diabetes mellitus atau hampirsetengah dari populasi orang
pada Atlas edisi ke-10 2021 menyebutkan, bahwa jumlah penderita diabetes terus meningkat
di Indonesia, pada 2019 dari 10,7 juta orang menjadi 19,5 juta orang pada tahun 2021, selain
itu 537 juta orang dewasa (20-79 tahun) atau 1 dari 10 orang diperkirakan hidup dengan
diabetes, baik diabetes tipe 1 ataupun diabetes 2. Angka ini diprediksi akan meningkat
menjadi 643 juta pada 2030 dan 784 juta pada tahun 2045.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, prevalensi yang terkena diabetes
mellitus sebesar 1,5%, dan prevalensi diabetes mellitus menurut hasil pemeriksaan gula darah
yaitu 8,5%. Sedangkan prevalensi diabetes mellitus menurut jenis kelamin didapatkan jenis
kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki dengan perbandingan sebesar
1,7% terhadap 1,4%. Hal ini dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesterone yang
dihasilkan memiliki kemampuan untuk meningkatkan respon insulin di dalam darah. Pada
saat perempuan memasuki masa menapause, respon tubuh terhadap insulin menurun hal ini
diakibatkan oleh hormon estrogen dan progesterone yang rendah. Hal inilah yang
kasus atau 16,03%, dan pada tahun 2020 terjadi peningkatan kasus menjadi 1.218.294 kasus
atau 24,39%.
kesehatan sesuai standar sebanyak 17.640 orang. Berdasarkan prevalensi DM Provinsi Jawa
Barat, estimasi jumlah penderita DM di Kabupaten Cirebon sebanyak 22.345 orang. Sehingga
cakupan pelayanan kesehatan pada penderita DM sebesar 78,9%, menurun dari tahun 2019
Definisi dari usia produktif adalah rentangan usia dimana orang tersebut dapat bekerja
dan membiayai kehidupannya sendiri (Mihardja dkk, 2013) serta penduduk yang telah
memasuki usia 15-64 tahun (Widjajanta, 2007). Akan tetapi, hal ini tidak dapat terwujud jika
yang tepat. Masyarakat menjadi sasaran utama dalam penatalaksanaan guna tercapainya suatu
program pencegahan DM. Peran serta aktif masyarakat menjadi kunci utama untuk
keberhasilan menurunkan angka insidensi dan kematian penyakit DM. Salah satu cara untuk
memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat yaitu melalui metode Komunikasi,
PEMBAHASAN
Diabetes
diakibatkan oleh penggunaan insulin yang tidak efektif oleh tubuh. Lebih dari 95% penderita
diabetes memiliki diabetes tipe 2. Jenis diabetes ini sebagian besar disebabkan oleh kelebihan
mencolok. Akibatnya, penyakit ini dapat didiagnosis beberapa tahun setelah onset, setelah
komplikasi muncul.
Sampai saat ini, diabetes jenis ini hanya terlihat pada orang dewasa tetapi sekarang
Toleransi glukosa terganggu (IGT) dan glikemia puasa terganggu (IFG) adalah
kondisi perantara dalam transisi antara normalitas dan diabetes. Orang dengan IGT atau IFG
berisiko tinggi berkembang menjadi diabetes tipe 2, meskipun hal ini tidak dapat dihindari.
Usia Produktif
kelompok usia muda (<15 tahun), kelompok usia produktif dengan rentang usia (15-64
tahun), dan masyarakat usia non produktif (>65 tahun). Kelompok usia 0-14 tahun dianggap
sebagai masyarakat yang belum produktif secara ekonimis. Usia produktif merupakan usia
kerja yang bisa menghasilkan barang dan jasa. Pada rentang usia 15-64 tahun tersebut banyak
sebuah keluarga, aktif terlibat didalam pembangunan komunitas dan sebagainya (McKenzie
dkk, 2006).
KIE
Menurut depkes 2007, KIE didefinisikan sebagai konseling . konseling berasal dari
kata counsel yang berarti saran, melakukan diskusi dan pertukaran pendapat. Kegiatan ini
berkaitan dengan konsultasi ( meminta nasehat dengan penekan pada pemahaman pasien
terhadap informasi yang telah di berikan ) dan edukasi ( memberikan instruksi dan
Pada penelitian yang di lakukan oleh Anita Joeliantina, Jujuk Proboningsih, Hepta
Nur Anugrahini dalam jurnal yang berjudul KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI (KIE)
PADA MASYARAKAT TENTANG PEMANFAATAN TANAMAN OBAT KELUARGA
signifikan dari para kader setelah mendapatkan informasi melalui metode KIE. Para kader
siap untuk menyampaikan informasi yang telah di dapatkan kepada masyarakat sekitarnya
terutama untuk masyarakat yang menderita DM. Tenaga Kesehatan harus memberikan
informasi yang tepat dan berkelanjutan tentang pemanfaatan TOGA atau herbal kepada kader
Kesehatan.
yang signifikan terhadap masyarakat, sehingga di harapkan menjadi salah satu cara