Abstrak
Penyakit diabetes mellitus tipe 2 pada saat ini banyak sekali dialami oleh pra lansia dan
lansia yang dapat mempengaruhi kualitas hidupnya baik fisik maupun mental. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui hubungan diabetes mellitus tipe 2 dengan kualitas hidup
pralansia dan lansia pada kelompok Prolanis di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cipayung.
Jenis penelitian survei analitik dengan menggunakan rancangan cross sectional. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh pasien pralansia dan lansia (usia >45 tahun) yang mengikuti
kegiatan Prolanis. Jumlah sampel sebanyak 154 responden, pengambilan sampel dengan
teknik Accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan
kuesioner WHOQOL-OLD terdiri dari 6 domain dan 24 pertanyaan mengunakan skala Likert.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2019. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pra
lansia dan lansia yang mempunyai kualitas hidup baik ada sebanyak 55,8%, dan yang
menderita diabetes mellitus ada sebanyak 87% dari hasil uji chi square didapatkan ada 1
variabel yang berhubungan dengan kualitas hidup pada pralansia dan lansia yaitu diabetes
melitus (p=0,037) dan variabel yang tidak berhubungan : kelompok umur, lama menderita
diabetes, depresi. Hasil uji Regresi Logistik Ganda menunjukkan bahwa variabel diabetes
mellitus merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kualitas hidup
pralansia dan lansia. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus merupakan
variabel yang berhubungan dengan kualitas hidup. Kepada pra lansia dan lansia sebaiknya
melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara teratur minimal 1 bulan sekali dengan tujuan
untuk mengontrol kadar gula darahnya sehingga kualitas hidupnya dapat terjaga dengan baik.
Kata kunci : Diabetes, Kualitas Hidup, Prolanis
Abstract
Diabetes mellitus type 2 is currently experienced by many pre elderly and elderly
people which can affect their quality of life, both physically and mentally. The purpose of this
study was to determine the relationship between type 2 diabetes mellitus with the quality of
life of the pre elderly and the elderly in the Prolanis group in the working area of the Primary
Health Care in Cipayung District. This type of analytic survey research using cross sectional
design. The population in this study were all pralant and elderly patients (aged > 45 years) who
participated in Prolanis activities. The number of samples was 154 respondents, sampling with
accidental sampling technique. Data collection was carried out by interview using the
WHOQOL-OLD questionnaire consisting of 6 domains and 24 questions using a Likert scale. This
research was conducted in July 2019. The results of this study showed that 55.8% of pre
elderly and elderly who had a good quality of life had diabetes mellitus, and 87% of those who
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Article History :
Submitted 04 Oktober 2020, Accepted 30 Oktober 2020, Published 31Oktober 2020 144
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
had diabetes mellitus were found to have 1 variable related to the chi square test. Quality of
life in pre-elderly and elderly people, namely diabetes mellitus (p = 0.037) and variables that
were not related: age group, duration of diabetes, depression. The results of the Multiple
Logistic Regression test show that the variable diabetes mellitus is the most dominant variable
related to the quality of life of pre-elderly and elderly people. The results of this study
concluded that diabetes mellitus is a variable related to quality of life. Pre elderly and elderly
people should check their blood sugar levels regularly at least once a month in order to control
blood sugar levels so that their quality of life can be maintained properly.
Keywords : Diabetes, Quality of Life, Prolanis
diabetes mellitus sangat mempengaruhi
PENDAHULUAN kualitas hidup setiap orang apabila penyakit
145
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
146
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
dilakukan oleh Iqbal, di Puskesmas Pajang ada di sekolah dan tempat kerja dengan
kota Surakarta ternyata ada hubungan lama tujuan deteksi dini, konseling, dan
menderita diabetes mellitus dengan kualitas penyuluhan penyakit tidak menular (5)
hidup lansia dengan nilai P value=0,001. Di seluruh Puskesmas yang berada di
Dari 42 studi meta analisis disimpulkan wilayah kerja Kecamatan Cipayung untuk
bahwa orang dewasa dan lansia yang mengendalikan dan menanggulangi
menderita penyakit diabetes mellitus tipe 2 penyakit diabetes mellitus telah
mempunya peluang 2 kali lebih tinggi menerapkan program pengelolaan penyakit
prevalensinya untuk mengalami depresi kronis (Prolanis) khususnya penyakit
dibandingkan dengan orang yang tidak diabetes mellitus dan hipertensi aktifitas
menderita diabetes mellitus dan pada kegiatan prolanis meliputi konsultasi medis,
penderita diabetes mellitus yang mengalami edukasi, reminde melalui SMS Gateway,
hipoglikemia dapat menyebabkan home visit, aktifitas klub dan pemantauan
kehilangan daya ingat atau disfungsi kognitif status kesehatan. Upaya pencegahan dan
jangka pendek. Dampak dari disfungsi pengendalian penyakit diabetes mellitus
kognitif dan depresi pada penderita telah dilakukan di setiap Puskesmas tetapi
diabetes mellitus menyebabkan menurunya kasus penyakit diabetes mellitus setiap
kualitas hidup pada penderita diabetes tahunnya meningkat di wilayah kerja
mellitus (Bilous and Donelly, 2014) Puskesmas Kecamatan Cipayung pada tahun
Upaya pemerintah untuk mengatasi 2017 sebanyak 1070 jumlah penderita
penyakit diabetes mellitus seperti diabetes mellitus yang tertinggi pada
melakukan pendekatan faktor risiko kelompok usia 45-59 tahun ada sebanyak
penyakit tidak menular terintegrasi di 473 orang dengan persentase 44,2% dan
fasilitas layanan primer (posbindu PTM) dan pada usai 60-69 tahun sebanyak 403 orang
pemerintah membuat program pos dengan persenase 37,7% sedangkan di
pembinaan terpadu penyakit tidak menular tahun 2018 penderita diabetes mellitus
(posbindu PTM) tujuannya adalah meningkat menjadi 1116 orang dan pada
pemberdayaan masyarakat dalam kelompok usia 45-59 tahun yang terbanyak
meningkatkan kewaspadaan dini dan menderita penyakit diabetes mellitus
monitoring faktor risiko penyakit tidak mencapai 543 orang dengan persentase
menular termasuk diabetes mellitus. 48,7% sedangkan pada kelompok usia 60-69
Kegiatan posbindu PTM tidak hanya tahun ada sebanyak 375 orang dengan
dilakukan di masyarakat namun kegiatannya persentase 33,6% (6)
147
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
148
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
maka dilakukan analisis univariat dengan pada kelompok < 5 tahun ada sebanyak
hasil sebagai berikut : 55,2 % pra lansia dan lansia.
149
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Dari hasil analisis multivariat terlihat bahwa mellitus ada sebanyak 52,2% mempunyai
variabel yang paling dominan berhubungan kualitas hidup baik dan diperoleh pula
dengan kualitas hidup pra lansia dan lansia sebanyak 80% pra lansia dan lansia yang
adalah diabetes mellitus dengan nilai OR tidak menderita penyakit diabetes mellitus
3,657 artinya pra lansia dan lansia yang mempunyai kualitas hidup baik. Hasil
menderita penyakit diabetes mellitus analisis bivariat diperoleh nilai P=0,037
mempunyai peluang 3 kali untuk memiliki artinya ada hubungan yang signifikan antara
kualitas hidupnya kurang baik dibandingkan penyakit diabetes mellitus dengan kualitas
dengan pra lansia dan lansia yang tidak hidup pra lansia dan lansia serta hasil
menderita penyakit diabetes mellitus. analisis multivariat menunjukkan bahwa
Diabetes mellitus merupakan penyakit tidak penyakit diabetes mellitus merupakan
menular yang pada saat ini merupakan faktor yang paling dominan berhubungan
penyakit yang lazim dijumpai pada pra dengan kualitas hidup.
lansia dan lansia serta insidennya setiap
Menurut Coons dan Kaplan mengatakan
tahun mengalami peningkatan. Penyakit
bahwa setiap orang memiliki kualitas hidup
diabetes mellitus akan lebih tampak ketika
yang berbeda tergantung pada masing-
memasuki tahapan komplikasi. Penyakit
masing individu dalam menyikapi
diabetes mellitus dapat menyerang seluruh
permasalahan yang terjadi dalam dirinya.
sistem tubuh manusia, mulai dari kulit
Jika menghadapi dengan positif maka akan
sampai jantung oleh karena itu penyakit
baik pula kualitas hidupnya, tetapi jika
diabetes sangat mempengaruhi kualitas
permasalahan itu dihadapi dengan negatif
hidup pra lansia dan lansia (1). Hasil
maka akan buruk pula kualitas hidupnya (7).
penelitian ini menunjukkan bahwa pra
Hasil penelitian ini sejalan dengan
lansia dan lansia yang ada di wilayah kerja
penelitain yang dilakukan oleh Chintya dkk,
Puskesmas Kecamatan Cipayung ada
tahun 2017 di Kelurahan Kolongan,
sebanyak 47,8% pra lansi dan lansia
Kecamatan Tomohon Tengah, Kota
menderita penyakit diabetes mellitus
Tomohon. Bahwa ada hubungan diabetes
mempunyai kualitas hidup kurang baik dan
mellitus dengan kualitas hidup dimana
diperoleh pula sebanyak 20 % pra lansia dan
lansia yang memiliki kualitas hidup kurang
lansia yang tidak menderita diabetes
baik ada sebanyak 22,8 % dari hasil
mellitus mempunyai kualitas hidup kurang
penelitian ini menjelaskan bahwa lansia
baik. Sedangkan diantara pra lansia dan
yang memiliki kualitas hidupnya kurang baik
lansia yang menderita penyakit diabetes
salah satu faktor penyebabnya adalah
150
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
151
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur maka risiko untuk
kualitas hidup pra lansia dan lansia tidak mengalami penyakit diabetes mellitus tipe 2
dapat dipengaruhi oleh umur, jadi semakin bertambah dan proses menua
kelompok umur pra lansia dan lansia dapat mengakibatkan perubahan sistem
mempunyai peluang yang sama untuk anatomi dan fisiologi serta biokimia tubuh
mengalami penurunan kualitas hidupnya. yang salah satunya adalah penurunan fungsi
pankreas dalam hal memproduksi insulin
Hasil penelitian ini sejalan dengan
dan dampak dari hal tersebut bisa
penelitian yang dilakukan oleh Margaretha
menyebabkan resisten insulin (21). Hasil
tahun 2017 di Puskesmas Se Kota Kupang
penelitian yang dilakukan oleh Wikanada,
menunjukkan bahwa umur seseorang tidak
2017 dan Retnowati, 2015 bahwa kualitas
mempengaruhi kualitas hidup (15). Begitu
hidup kurang atau buruk berkaitan dengan
juga hasil penelitian yang dilakukan oleh
kelompok usia > 70 tahun artinya semakin
Meidikayanti, 2017 dan Ningtyas, 2013
bertambahnya usia maka semakin
bahwa usia tidak mempengaruhi kualitas
berpengaruh terhadap kualitas hidupnya
hidup apabila penderita diabetes sudah
(22)(23). Menurut pendapat peneliti bahwa
mengalami komplikasi barulah mulai
bertambahnya usia setiap orang belum
kualitas hidupnya terganggu (16)(17).
tentu mengalami penurunan kualitas
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
hidupnya tetapi apabila pralasia dan lansia
penelitian yang dilakukan oleh Herdianti,
tidak menjaga kualitas hidupnya dengan
2017, Imayama, 2011 dan Yusra, 2011 hasil
baik seperti tidak melakukan aktifitas
penelitiannya menunjukkan bahwa ada
olahraga secara teratur dan selalu
hubungan usia dengan kualitas hidup
mengkonsumsi makanan yang tinggi
dimana semakin bertambahnya usia maka
karbohidrat dan lemak kemungkinan besar
mempunyai resiko lebih tinggi untuk
mempunyai risiko terkena penyakit diabetes
memiliki kualitas hidup kurang baik
melitus sehingga mempengaruhi kualitas
(18)(19)(20). Menurut Perkumpulan
hidupnya.
Endokrinologi Indonesia (PERKENI) bahwa
Depresi adalah gangguan alam perasaan
kelompok umur lebih dari 45 tahun
hati (mood) yang ditandai oleh kemurungan
merupakan kelompok umur yang beresiko
dan kesedihan yang mendalam serta
tinggi mengalami penyakit diabetes
berkelanjutan sampai hilangnya kegairahan
mellitus. Umur memiliki hubungan yang
atau semangat hidup, tidak mengalami
sangat erat dengan penyakit diabetes
gangguan menilai realitas (reality testing
mellitus tipe 2 karena semakin
152
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
ability atau reality testing ability masih statistik diperoleh nilai P=0,659 maka dapat
baik), kepribadian tetap utuh (tidak ada disimpulkan tidak ada hubungan yang
splitting of personality), perilaku dapat signifikan antara depresi dengan kualitas
terganggu tetapi dalam batas-batas normal hidup pra lansia dan lansia. Dapat diartikan
(24) bahwa pra lansia dan lansia yang tidak
menderita depresi maupun yang menderita
Hasil analisis setiap pertanyaan yang telah
depresi sama-sama mempunyai peluang
dijawab oleh pra lansia dan lansia dalam
untuk memiliki kualitas hidup yang baik.
penelitian ini di peroleh permasalahan yang
sering muncul pada pra lansia dan lansia Hasil penelitian ini sejalan dengan
adalah hampir sebagian pra lansia dan penelitian yang dilakukan oleh Mahadewi,
lansia mulai mengurangi aktivitas dan tahun 2018 bahwa hasil penelitiaannya
hobinya ada sebanyak 52,6%, dalam tidak ada hubungan tingkat depresi dengan
menjalani aktivitas sehari-hari kebanyakan kualitas hidup pada lansia di Panti Sosial
berada di rumah daripada keluar rumah Werdha Wana Seraya Denpasar Bali (25).
mencapai 73,4%. Untuk masalah daya ingat Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
ada sebanyak 41,6% yang mengalami hasil penelitian yang dilakukan oleh
masalah daya ingat. Kalau diambil Chrisniati, tahun 2017 bahwa responden
kesimpulan bahwa pra lansia dan lansia yang tidak mengalami depresi rata-rata
sudah mulai mengurangi aktifitasnya dan memiliki kualitas hidup yang baik
mulai muncul masalah penurunan daya dibandingkan dengan orang yang
ingat. Hasil analisis bivariat diperoleh bahwa mengalami depresi (26). Begitu juga hasil
ada sebanyak 48,6% pra lansi dan lansia penelitian yang dilakukan oleh Azzahro,
ada gangguan depresi mempunyai kualitas tahun 2016 bahwa terdapat hubungan
hidup kurang baik dan diperoleh pula tingkat depresi dengan kualitas hidup lanjut
sebanyak 42,7% pra lansia dan lansia yang usia di Panti Wredha Darma Bhakti Pajang
tidak ada ganguan depresi mempunyai Surakarta. Nilai koefisien korelasi yang
kualitas hidup kurang baik. Sedangkan bernilai negatif (-0,435) bermakna bahwa
diantara pra lansia dan lansia yang ada hubungan depresi dengan kualitas hidup
gangguan depresi sebanyak 51,4% adalah negatif atau berlawanan, artinya
mempunyai kualitas hidup baik dan semakin tinggi tingkat depresi maka
diperoleh pula sebanyak 57,3% pra lansia semakin rendah tingkat kualitas hidup lanjut
dan lansia yang tidak ada gangguan depresi usia (27). Menurut pendapat peneliti
mempunyai kualitas hidup baik. Hasil uji depresi memang mempengaruhi kualitas
153
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
hidup pra lansia dan lansia, tetapi dalam dan lansia di wilayah kerja Puskesmas
penelitian ini membuktikan bahwa pra Kecamatan Cipayung. Artinya pra lansia
lansia dan lansia yang mengalami ganguan dan lansia yang menderita diabetes mellitus
depresi ataupun tidak mempunyai ganguan kurang dari atau lebih dari 5 tahun
depresi mempunyai peluang yang sama mempunyai peluang yang sama untuk
untuk meningkatnya kualitas hidup pra memiliki kulitas hidup yang kurang baik.
lansia dan lansia. Mengapa hasil penelitian Hasil penelitian ini sejalan dengan
ini tidak berhubungan karena pra lansia dan penelitian yang dilakukan oleh
lansia sebagian besar tidak mengalami Meidikayanti, tahun 2017 dengan hasil
depresi. penelitian mayoritas responden diabetes
mellitus memang lebih banyak yang
Lama menderita penyakit diabetes melitus
menderita lebih dari 3 tahun, namun
sangat erat kaitannya dengan kualitas hidup
berdasarkan uji statistik dengan chi-square
setiap orang tetapi hasil penelitian ini
didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang
menunjukkan bahwa ada sebanyak 47,8%
signifikan antara lama menderita dengan
pra lansi dan lansia menderita penyakit
kualitas hidup diabetes mellitus tipe 2 di
diabetes mellitus lebih dari atau sama
Puskesmas Pademawu. Hal ini bisa
dengan 5 tahun mempunyai kualitas hidup
disebabkan karena lama menderita diabetes
kurang baik dan diperoleh pula sebanyak
mellitus masih dalam kurun waktu yang
41,2% pra lansia dan lansia yang menderita
singkat, namun jika disertai dengan
diabetes mellitus kurang dari 5 tahun
komplikasi yang cepat, baik itu jangka yang
mempunyai kualitas hidup kurang baik.
pendek ataupun panjang, maka hal itu
Sedangkan diantara pra lansia dan lansia
berpengaruh pada penurunan kualitas
yang menderita penyakit diabetes mellitus
hidup penderita (16). Hasil penelitian ini
lebih dari atau sama dengan 5 tahun ada
tidak sejalan dengan penelitian yang
sebanyak 52,2% mempunyai kualitas hidup
dilakukan oleh Iqbal, 2018 pada lansia
baik dan diperoleh pula sebanyak 58,8% pra
penderita diabetes melitus diperoleh bahwa
lansia dan lansia yang menderita penyakit
semakin lama lansia menderita diabetes
diabetes mellitus kurang dari 5 tahun
mellitus maka semakin menurun kualitas
mempunyai kualitas hidup baik. Hasil uji
hidup pada lansia. Hal ini disebabkan karena
statistik diperoleh nilai P=0,507 maka dapat
lamanya menderita diabetes mellitus dan
disimpulkan tidak ada hubungan yang
terapi atau pengobata yang dilakukan dapat
signifikan antara lama menderita diabetes
menyebabkan terganggunya psikologis,
mellitus dengan kualitas hidup pra lansia
154
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
155
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
156
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Pada Lansia Di Panti Sosial Werdha
Hidup Paien Diabetes Melitus Tipe 2 di Wana Seraya Denpasar Bali. E-Jurnal Med.
dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe [27]. Azzahro FD. Hubungan Antara
157
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas
Jurnal Untuk Masyarakat Sehat (JUKMAS)
158
http://ejournal.urindo.ac.id/index.php/jukmas