1 (2021) : Januari
Abstrak
Diabetes Melitus menjadi ancaman serius bagi masalah kesehatan manusia pada abad ke-21.
Negara Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang memiliki jumlah penderita diabetes
melitus yang cukup tinggi. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
pendekatan Cross sectional. Populasi adalah 126 orang dan jumlah sampel sebanyak 84 orang yang
ditentukan menggunakan teknik Purposive Sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat dan
analisis bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil uji chi-square antara riwayat keluarga diabetes dengan diabetes melitus diperoleh nilai p
value 0,000 p<0,05 dan α=0,05 yang berarti ada hubungan antara riwayat keluarga diabetes dengan
diabetes melitus. Hasil analisis antara perilaku sedentari dengan diabetes melitus diperoleh nilai p value
0,000 p<0,05 dan α=0,05 yang berarti ada hubungan antara perilaku sedentari dengan diabetes melitus.
Simpulan terdapat hubungan riwayat keluarga diabetes dan perilaku sedentari dengan
diabetes melitus. Disarankan untuk pihak puskesmas agar kiranya dapat meningkatkan upaya promotif
dan preventif terhadap Penyakit Tidak Menular terutama untuk penyakit diabetes melitus untuk
mencegah faktor risiko yang menyebabkan penyakit diabetes melitus.
Abstract
Diabetes mellitus poses a serious threat to human health problems in the 21st century. The country
of Indonesia is a developing country that has a high number of people with diabetes mellitus. The formulation
of the problem in this study is whether family history of diabetes and sedentary behavior is related to the
incidence of diabetes mellitus in the City Health Center of the South. The purpose of this study was to
determine the relationship of family history of diabetes and sedentary behavior with diabetes mellitus in the
City of South Health Center.
This research was an observational analytic study with a cross sectional approach. The population
was 126 people and a total sample of 84 people. The population was determined using the purposive
sampling technique. Data analysis using univariate analysis and bivariate analysis using chi-square test.
Chi-square test results between family history of diabetes and diabetes mellitus obtained p value of
0,000 p <0.05 and α = 0.05 which means there is a relationship between family history of diabetes and
diabetes mellitus. The results of analysis between sedentary behavior with diabetes mellitus obtained p
values of 0,000 p <0.05 and α = 0.05 which means there is a relationship between sedentary behavior and
diabetes mellitus.
Conclusion there is a relationship between family history of diabetes and sedentary behavior with
diabetes mellitus. It is recommended for the puskesmas so that it can increase the promotion and prevention
of non-communicable diseases, especially for diabetes mellitus to prevent risk factors that cause diabetes
mellitus.
103
Vol 3. No. 1 (2021) : Januari
104
Vol 3. No. 1 (2021) : Januari
2019, Puskesmas Kota Selatan hidup dan cek gula darah tidak
menduduki peringkat ke-3 setelah dilakukan.
Puskesmas Dungingi dan Puskesmas Hasil wawancara tentang perilaku
Dumbo Raya yang merupakan sedentari (aktivitas fisik ringan)
Puskesmas dengan prevalensi didapatkan bahwa dari 10 orang
diabetes melitus yaitu sebanyak 640 terdapat 8 orang (80%) yang
kasus (16,2%). Data sekunder melakukan perilaku sedentari selama
Puskesmas Kota Selatan ≥6 jam perhari dan 2 orang (20%)
menunjukkan bahwa prevalensi kasus melakukan perilaku sedentari selama
diabetes melitus dalam kurun waktu 3 <6 jam. Perilaku sedentari adalah
tahun terakhir mengalami perilaku duduk ataupun berbaring
peningkatan yang signifikan yaitu dalam sehari-hari baik di tempat kerja
tahun 2017, tahun 2018 dan tahun (kerja di depan komputer, membaca,
2019 masing-masing berjumlah 135 dll), di rumah (nonton TV, main
kasus (6,5%), 468 kasus (7,8%) dan game, dll), di perjalanan/ transportasi
765 kasus (19,4%). (bus, kereta, mobil, motor), tetapi
Berdasarkan studi pendahuluan tidak termasuk waktu tidur. Perilaku
oleh peneliti di Puskesmas Kota sedentari merupakan perilaku
Selatan yang dilakukan dengan berisiko terhadap terjadinya penyakit
mengambil 10 sampel didapatkan jantung, penyumbatan pembuluh
bahwa dari 10 sampel yang darah, kadar gula darah dan bahkan
melakukan cek dan kontrol kesehatan dapat mempengaruhi usia harapan
terdapat 8 orang (80%) penderita hidup (8).
diabetes melitus dan 2 orang (20%) Dalam penelitian ini, peneliti
bukan penderita diabetes melitus. mengidentifikasi perilaku sedentari
Sampel terdiri dari 3 kategori usia menggunakan kuesioner berdasarkan
yaitu usia pertengahan 45-59 tahun 11 jenis aktifitas sedentari pada hari
sebanyak 3 orang (30%), usia lansia senin-minggu yaitu duduk selama
60-74 tahun sebanyak 5 orang (50%) bekerja, berdiri selama bekerja,
dan usia lansia tua 75-90 tahun menonton TV sambil duduk/
sebanyak 2 orang (20%). Ber- berbaring, mengobrol secara langsung
dasarkan hasil wawancara tentang sambil duduk santai, mengobrol
faktor risiko riwayat keluarga sambil duduk sambil duduk
diabetes didapatkan bahwa dari 10 bersamaan dengan makan atau
sampel terdapat 6 orang (60%) yang mengkonsumsi makanan ringan,
memiliki riwayat keluarga diabetes mendengarkan radio, menggunakan
dan 4 orang (40%) tidak memiliki handphone, menggunakan trans-
riwayat keluarga diabetes. Dari hasil portasi, menggunakan alat canggih,
wawancara juga Penderita diabetes melakukan hobi dan membaca
mengatakan bahwa sebelum mereka majalah/koran. Masalah aktivitas fisik
terdiagnosis mengidap diabetes ringan merupakan salah satu
mereka tidak mengetahui bahwa penyebab tingginya kadar gula darah
penyakit diabetes adalah jenis pada peserta prolanis, hal tersebut
penyakit yang terpaut oleh gen dibuktikan dengan rendahnya
keluarga, sehingga upaya pen- partisipasi Peserta prolanis dalam
cegahan melalui perbaikan gaya melakukan senam prolanis yang
105
Vol 3. No. 1 (2021) : Januari
106
Vol 3. No. 1 (2021) : Januari
bukan diabetes. Sedangkan dari 41 orang (100,0%) yang tidak memiliki riwayat
keluarga diabetes terdapat 10 orang (24,4%) peserta prolanis dengan diabetes
melitus dan 31 orang (75,6%) peserta prolanis yang bukan diabetes melitus di
Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo. Berdasarkan uji statistik Chi-Square
diperoleh hasil P value 0,000 (P ≤ 0,05) dengan tingkat kemaknaan α = 0,05
menunjukkan bahwa ada hubungan antara riwayat keluarga diabetes dengan
diabetes melitus pada peserta prolanis di Puskesmas Kota Selatan Kota Gorontalo.
107
Vol 3. No. 1 (2021) : Januari
108
Vol 3. No. 1 (2021) : Januari
109
Vol 3. No. 1 (2021) : Januari
tersebut dapat dipicu oleh tingkat bahwa ada hubungan antara tingkat
sosial ekonomi responden yang pengetahuan tentang diabetes melitus
sangat menunjang responden untuk dengan diabetes melitus tipe 2 di
melakukan perilaku yang lebih Puskesmas Prambana Klaten.
Pengetahuan mempengaruhi sikap dan
konsumtif.
perilaku seseorang, semakin baik tingkat
Hasil penelitian ini sejalan pengetahuan seseorang maka akan
dengan teori bahwa tingkat semakin baik tingkat pemahaman
pendidikan berpengaruh terhadap seseorang sehingga dapat mempengaruhi
terjadinya penyakit diabetes melitus. perilaku seseorang dalam menilai baik
Rendahnya pendidikan seseorang dan buruknya berperilaku dalam menjaga
menyebabkan kurangnya kadar gula darah.
pengetahuan tentang penyakit DM 3.2.2 Hubungan Perilaku
(15). Hal ini karena orang yang Sedentari dengan Diabetes
berpendidikan rendah tidak Melitus Pada Peserta Prolanis
mengetahui faktor-faktor risiko Di Puskesmas Kota Selatan
diabetes melitus sehingga mereka Perilaku sedentari adalah
tidak berjaga-jaga untuk tidak terkena perilaku duduk ataupun berbaring
diabetes melitus, berbeda dengan dalam sehari-hari baik di tempat kerja
orang yang memiliki pendidikan (kerja di depan komputer, membaca,
tinggi yang lebih mengetahui faktor- dll), di rumah (nonton TV, main
faktor risiko diabetes sehingga dapat game, dll), di perjalanan/transportasi
berjaga-jaga untuk tidak terkena (bus, kereta, mobil, motor), tetapi
diabetes melitus. Orang yang tidak termasuk waktu tidur. Perilaku
pendidikannya tinggi mempunyai sedentari merupakan perilaku berisiko
hubungan yang signifikan untuk tidak terhadap terjadinya penyakit jantung,
mengalami kejadian diabetes melitus penyumbatan pembuluh darah, kadar
dibanding orang yang pendidikannya gula darah dan bahkan dapat
rendah (16). Orang yang memiliki mempengaruhi usia harapan hidup
pendidikan yang tinggi biasanya akan (13).
memiliki banyak pengetahuan dan Hasil penelitian menunjukkan
biasanya orang tersebut akan bahwa responden yang berperilaku
memiliki kesadaran dalam menjaga sedentari ≥6 jam/hari didominasi oleh
kesehatannya sehingga risiko untuk peserta prolanis yang diabetes melitus
terkena penyakit diabetes dapat yaitu 50 orang (83,3%), sedangkan
terhindari walaupun mempunyai responden yang berperilaku sedentari
riwayat keturunan diabetes (11). <6 jam/hari didominasi oleh peserta
Selain itu, hasil penelitian ini prolanis yang bukan diabetes melitus
sejalan dengan penelitian yang dilakukan yaitu 22 orang (91,7%). Hasil uji
oleh Anita Fajar Wati tahun 2018 tentang statistik Chi-Square diperoleh hasil P
hubungan tingkat pengetahuan tentang value 0,000 (P ≤ 0,05) dengan tingkat
diabetes melitus dengan perilaku gaya kemaknaan α = 0,05 menunjukkan
hidup pasien diabetes melitus tipe 2 di
bahwa ada hubungan antara perilaku
Puskesmas Prambanan Klaten yang
menunjukkan hasil uji statistik sebesar sedentari dengan diabetes melitus
0,287 dengan taraf signifikan p value pada peserta prolanis di Puskesmas
sebesar 0,038 (p<005) yang berarti Kota Selatan Kota Gorontalo.
110
Vol 3. No. 1 (2021) : Januari
111
Vol 3. No. 1 (2021) : Januari
112
Vol 3. No. 1 (2021) : Januari