TAHUN 2020
Di Susun Oleh :
Egi Permana
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lanjut usia atau lansia bukan merupakan suatu penyakit, namun tahap
dari luar tubuh (Pudjiastuti, dkk 2014). Semakin lanjut usia seseorang, maka
lansia, semakin bertambah angka usia hidup termasuk di dunia maka berefek
pula jumlah populasi lansia. Data WHO menunjukan pada tahun 2000 usia
harapan hidup orang di dunia adalah 66 tahun, pada tahun 2012 naik menjadi
70 tahun dan pada tahun 2013 menjadi 71 tahun. Sedangkan usia harapan
hidup di Indonesia pada tahun 2013 adalah 70 tahun, dan pada tahun 2014
naik menjadi 72 tahun (11%) dari 6,9 milyar penduduk dunia adalah lansia
sedangkan jumlah lansia yang ber umur 60-70 tahun di Indonesia ada
penduduk berusia (60-64) ada 9.352.819 orang (50.2%), yang berusia (65-69)
ada 6.365.877 orang (27%), yang berusia (70) ada 4.218.593 orang (21%)
total jumlah lansia hingga lansia tua yakni 24 juta jiwa (60-70) 19.937.285
orang atau (13.45%) dan (70+) 4.062.715 orang (4.9%). Adapun provinsi di
5.751697 orang (12,48 %), Jawa Timur 3.890.34 orang (9,26 %), Jawa
Tengah 3.069.00 orang (9,36 %),Bali 3.438.82 orang (8,77 %) dan Jawa
2014).
sekitar 10.9 juta (26,9%) lansia menderita diabetes, dan pada tahun 2050
angka ini diperkirakan akan meningkat menjadi 26,7 juta (55%). Masih
13.20%. Dan di Jawa Barat sendiri pada tahun 2018 terdapat kasus DM
pada usia 60-75 tahun sebesar 58.745 orang dengan prevalensi sekitar
9.35%.
yaitu 239 kasus diabetes melitus pertaun (laki -laki sejumlah 110,
timbulnya resistensi insulin pada usia lanjut yang disebabkan oleh 4 faktor
menjadi air 53%, sel solid 12%, lemak 30%, sedangkan tulang dan mineral
menurun 1% sehingga tinggal 5%. Faktor yang kedua adalah turunnya
pola makan pada usia lanjut yang disebabkan oleh berkurangnya gigi
dkk. 2014).
berolahraga, otot menggunakan glukosa yang tersimpan dalah otot dan jika
aktifitas fisik secara teratur (3-4 kali seminggu) selama kurang lebih 30
Riskesdas 2013. Manfaat besar dari aktivitas fisik atau berolah raga pada
aktivitas fisik seperti berjalan kaki, besepeda dan aktivitas fisik lainnya
yang mereka biasa lakukan dulu. Lansia tersebut juga mengatakan cemas
dengan kondisinya yang tidak seperti dulu lagi dan banyak beban pikiran.
“Pengaruh Aktvitas Fisik terhadap Kadar Gula Darah Lansia (60-75) pada
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Aktvitas Fisik terhadap Kadar Gula Darah Lansia (60-75) pada Pasien
Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Cianjur Kota
2. Tujuan khusus
Cianjur Kota.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
melitus.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Responden
TINJAUAN KEPUASTAKAAN
1. Konsep Lansia
a. Pengertian Lansia
lansia adalah seorang yang mencapai usia diatas 60 tahun . Dari kedua
adalah seseorang yang telah berusia diatas 60 tahun dan tidak berdaya
hari. Lanjut usia dibagi oleh sejumlah pihak dalam berbagai klasifikasi
dan batasan.
1) Pralansia (prasenilis)
2) Lansia
4) Lansia potensial
menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan resiko
(Bandiyah, 2015).
b. Ciri-ciri Lansia
faktor fisik dan faktor fisiologis. Dampak dari kondisi ini dapat
dari lingkungan.
c. Tipe-tipe Lansia
panutan.
b) Tipe mandiri
d) Tipe pasrah
e) Tipe bingung
Lansia tipe ini terbentuk akibat mereka mengalami syok
a. Tipe optimis
chairman).
b. Tipe konstruktif
dengan tenang.
c. Tipe ketergantungan
Lansia tipe ini bisanya pasif, tidak punya inisiatif
d. Tipe defensif
d. Proses menua
stroke, asterosklerosis.
gaya hidup yang berbeda-beda pula dan tidak ada faktor yang dapat
a. Teori biologis
mengalami mutasi.
tubuh.
7) Teori stres
lelah terpakai.
melakukan regenerasi.
dimiliki.
a. Perubahan fisik
1) Sel
(Bandiyah, 2015).
2) Sistem persyarafan
3) Sistem Pendengaran
4) Sistem penglihatan
(Bandiyah, 2015).
2015).
7) Sistem respirasi
8) Sistem gastrointestinal
(Bandiyah, 2015).
9) Sistem reproduksi
Menciutnya ovari dan uterus, atrovi payudara, pada
2015).
lebih lambat, kuku jari menjadi lebih keras dan rapuh, kuku
dan lingkungan.
b. Kenangan
a. Perubahan psikologis
Lanjut usia akan mengalami perubahan–perubahan
of mortality)
(DM)
a. Usia
perilaku.
c. Riwayat melahirkan bayi dengan berat lahir bayi > 4000 gram
(IMT).
makan.
2008).
penyebabnya, yaitu :
(IDDM).
ketoasidosis.
melitus / NIDDM.
panas tau beban kerja yang berat. Untuk menghilagkan rasa haus
6. Gangguan penglihatan
payudara.
testosterone.
9. Keputihan
2. Akut
kadar gula dalam darah lebih tinggi dari nilai normal. Dalam
rasa nyeri.
1. Edukasi
berkelanjutan.
2. Latihan Jasmani
3. Terapi Farmakologis
menjadi :
gangguan faal hati, dan ginjal). Glinid merupakan obat yang cara
pemberian secara oral dan diekskresi secara cepat melalui hati. Obat
(Sherwood, 2012).
Kadar gula darah sewaktu disebut juga kadar gula darah acak
atau kecuali tes gula darah sewaktu dapat dilakukan kapan saja.
Prediabete 5,7-6,4%
2002).
(Fatonah,1996).
a. Pengertian Kalori
1996).
sebagai barikut :
b. Kebutuhan Kalori
tiga hal :
i. Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal. Keterangan
(Asmadi, 2002).
a. Aspek Bologis.
kematian.
1) Kesehatan Fisik.
Toleransi gerak dan aktivitas dipengaruhi atau
2) Kesehatan Mental.
3) Nutrisi.
(Waspadji, 2002).
2004).
(kegemukan).
1999).
berhentinya.
sama sekali.
penderita DM
darah pada pasien diabetes melitus” tujuan Penelitian ini adalah untuk
diabetes melitus yang dilakukan pada tahun 2014. Desain penelitian ini
terdiri dari 36 orang, sedangkan jenis kelamin laki- laki sebanyak 39,0 %
sebesar 33,9% (20 orang) dan 39,0% (23 orang). Distribusi sampel
adalah yang telah menderita DM tipe 2 selama 1-5 tahun sebesar 42,4 %.
hanya sebesar 5,1% (3 orang) dan tingkat aktivitas fisik rendah sebesar 5,1
% (3 orang). Distribusi sampel menurut kadar gula darah puasa dari yang
tertinggi adalah kadar gula darah puasa kategori buruk yaitu sebesar 81,4
% (48 orang), kemudian kadar gula darah kategori baik sebesar 15,3% (9
orang) dan kadar gula darah kategori sedang sebesar 3,4% (2 orang).
data menggunakan uji korelasi pearson. Setelah data aktivitas fisik dan
kadar gula darah di analisis dengan uji korelasi pearson didapatkan hasil
terdapat hubungan pola aktivitas fisik dengan kadar gula darah pada
korelasi kekuatan sedang yang berpola negatif antara kedua variabel. Nilai
korelasi yang berpola negatif memiliki arti semakin berat aktivitas yang
C. Kerangka Teori
DM (Diabetes Melitus)
Usia
1. Usia Jenis kelamin
Kadar gula darah 2. Obesitas Pendidikan
3. pola makan Pekerjaan
4. aktivitas
fisik
Normal rendah
Tinggi
Berat Sedang Ringan
Keterangan :
BAB III
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dari visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang di teliti. (Notoatmodjo,
2012).
B. Hipotesis
Dari kajian di atas tersebut maka hipotesis dalam penelitian ini dapat
C. Definisi Operasional
2016).
Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Skor
operasional ukur
Variabel Aktivitas Aktivitas fisik K O Kriteria :
independen : yaitu setiap - Lari/ jogging U R Ringan jika METs-min/
Aktivitas gerakan - Memasak E D minggu <600
fisik tubuh yang - Mengepel S I Sedang, jika METs-
di hasilkan - Mengankat I N min/minggu 600-<1500
oleh otot beban O A Berat, jika METs-
rangka yang - Bersepeda N L min/minggu > 1500 (
memerlukan - Senam E Petterson, 2010 )
pengeluaran - Mencakul R Cara perhitungan
energi - Jalan aktivitas fisik menurut
- Membersihkan ptterson ( 2010 ) :
rumah METs menit/ minggu
- Main computer berjalan= 3,3 x durasi
- Membaca berjalan/ hari (menit ) x
- Menonton tv frekuensi berjalan/
- Membaca Koran minggu (hari ).
Menurut Dwi
Rahmawati (2013). METs menit/minggu
aktivitas fisik sedang =
4 x durasi aktivitas
sedang/ hari (menit ) x
frekuensi aktivitas
sedang/ minggu (hari ).
METs menit/minggu
akyivitas berat=8 x
frekuensi aktivitas berat
/minggu (hari).
Total METs
menit/minggu aktivitas
berjalan + METs
menit
/minggu aktivitas berat
Variabel Kandungan 1. Kadar gula darah O O Kriteria :
dependen : glukosa di puasa B R Tes glukosa darah
kadar gula dalam darah 2. Kadar gula darah S D sewaktu :
darah. sewaktu E I Normal :<200 mg/dl
3. Kadar gula darah R N Tinggi : >200 mg/dl
oral V A Rendah : <100 mg/dl
A L
S
I