BAB I
PENDAHULUAN
karbohidrat, lemak, dan protein awal terjadinya hiperglikemia (kadar gula yang tinggi
Diabetes militus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang
yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2015, 415 juta orang
terkena penyakit diabetes Militus kenaikan 4 kali lipat dari 108 juta di 1980 an . Pada
tahun tahun 2040 diperkirakan jumlahnya 642 juta, Hampir 80% orang diabetes ada
dinegara berpenghasilan rendah dan menengah, pada tahun 2014 terdapat 96 juta
orang dewasa dengan diabetes di 11 negara anggota wilayah regional asia tenggara
kesehatan yang lebih tinggi yang memungkinkan orang hidup lebih produktif baik
1
2
penyakit dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular, hal ini dikenal
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) tahun 2013. Proporsi diabetes militus
di Indonesia adalah 6,9%, jika jumlah estimasi penduduk Indonesia usia 15 tahun
keatas pada tahun 2013 sebanyak 176.689.336 orang maka dapat diperkirakan
jumlah absolut penderita diabetes mellitus adalah sekitar 12 juta (Pusat Data Dan
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Palembang dari tahun 2014 jumlah
total kasus diabetes mellitus sebanyak 1.553 dengan kasus diabetes mellitus tipe 1
sebanyak 335 dan kasus diabetes mellitus tipe 2 sebanyak 1.218. pada tahun 2015
jumlah total kasus diabetes mellitus sebanyak 2.416 sedangkan pada tahun 2016
mellitrus sepanjang tahun 2016 sebanyak 586 kasus, sedangkan pada tahun 2017
jumlah kasus diabetes mellitus meningkat menjadi 742 kasus, dan dalam bulan
januari sampai april 2018 ditemukan pasien yang datang ke puskesmas dengan
keluhan DM terdapat 236 jiwa. (Profil Puskesmas Makrayu, 2017 & 2018).
Ada beberapa diabetes saat ini berdasarakan pada etiologi penyakit terdapat
empat kategori diabetes yaitu Diabetes tipe 1 (disebabkan oleh penghancuran sel
pulau pankreas), diabetes tipe 2 (disebabkan oleh kombinasi resistansi insulin dan
3
disfungsi sekresi insulin β), diabetes tipe khusus lain (disebabkan oleh kondisi seperti
diabetes yang terjadi pertama kali saat kehamilan ( Billous dan donelly, 2014).
Pengelolaan penyakit ini memerlukan peran serta dokter, perawat, ahli gizi, dan
tenaga kesehatan lain. Pasien dan keluarga juga mempunyai peran yang penting,
yang baik akan sangat membantu meningkatkan keikutsertaan keluarga dalam upaya
penatalaksanaan DM guna mencapai hasil yang lebih baik (Soelistijo, dkk 2015).
organ tubuh bisa merusak mata, otak, rongga mulut, paru-paru, jantung, lambung,
usus, hati, empedu, ginjal, kandung kemih, sistem saraf, serta anggota gerak.
2014).
Pada anggota gerak manusia yang paling rentan terkena dampak diabetes
adalah kaki, masalah kaki menjadi penyebab paling sering yang membuat diabetes
kaki dan seringnya memeakai sepatu yang ukurannya pas yang bisa menyebabkan
problem luka maka amputasi pada bagian tubuh tidak dapat dihindari, sehingga bisa
Serta penderita diabaetes pada pria mempunyai tingkat lebih dari 50%
mengalami impotensi dan ini disebabkan faktor fisik, karna gula darah tinggi atau
diabetes menggangu aliran darah dari pembuluh darahbesar ke penis. Jika saraf juga
kedalam pembuluh darah kecil didalam penis, maka penis lemas dan gagal ereksi.
penderita.(Tandara, 2014).
dibandingkan dengan orang tanpa DM, karena diabetes dianggap merupakan suatu
penyakit yang menakutkan, yang mempunyai dampak negatif dan merasa terancam baik
secara fisik maupun psikologis . Dengan tingginya kadar gula darah serta resiko
2013 dalam jurnal Widya, 2015), dan cemas dapat mengakibatkan diabetes itu
menstimulasi ambilan asam amino oleh hepar dan konversinya menjadi glukosa
berbagai sel tubuh selain otak dan jantung ( Brunner & Suddarth, 2001).
5
Dalam proses teradinya kecemasan itu disebabkan oleh dua faktor, yang
pertama faktor predisposisi, yang mana dijelaskan dalam teori psikoanalitik menurut
freud, kecemasan adalah konflik yang terjadi antara dua elemen kepribadian id dan
budaya seseorang. Ego berfungsi menengahi tuntutan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi kesemasan adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
Sedangkan dalam faktor yang kedua yaitu faktor presipitasi, yang mana dalam hal ini
menjadi faktor pencetusnya salah satunya adalah ancaman terhadap integritas fisik,
seperti kegagalan mekanisme fisiologis yaitu jantung, siste imun, infeksi virus, dan
penderita DM sebelumnya pernah dilakukan di RSUD Salatiga pada tahun 2014 oleh
Hubungan Kecemasan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus
tahun yang dinilai berdasarkan profil Puskesmas Makrayu jumlah kasus sepanjang
tahun 2016 sebanyak 586 kasus, sedangkan pada tahun 2017 jumlah kasus diabetes
6
mellitus meningkat menjadi 742 kasus dan baru memasuki 4 bulan di tahun 2018
penderita yang datang kepuskesmas dengan keluhan diabetes mellitus berjumlah 236
jiwa. Diabetes yang sering disebut juga kencing manis atau penyakit gula,
merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya
kadar gula di dalam darah. Gula darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan
bermacam-macam sistem dan organ tubuh. Bisa merusak mata, otak, rongga mulut,
paru-paru, jantung, lambung, usus, hati, empedu, ginjal, kandunng kemih, sistem
saraf, serta anggota gerak. Termasuk menimbulkan impotensi dan luka yang tidak
kunjung sembuh. (Tandra, 2014). Maka dari itu cemas pada penderita diabetes melitus
karena mempunyai dampak negatif dan merasa terancam baik secara fisik maupun
psikologis. Dengan tingginya kadar gula darah serta resiko komplikasinya membuat
dapat disimpulkan bahwa perumusan masalah pada penelitian ini adalah belum
Adakah Hubungan Kecemasan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes
Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus di Puskesmas Makrayu
mellitus.
diabetes mellitus.
Hasil penelitian ini menambah referensi dan dapat dijadikan sebagai acuan
Sebagai bahan pustaka dan tambahan pengalaman yang sangat berharga bagi
bagian ini peneliti menjelaskan tentang Hubungan Kecemasan Dengan Kadar Gula
Darah Pada Penderita Diabetes Melitus, penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 2-4
Juli 2018, dan dilakukan penelitian ini untuk mengetahui seberapa besar Hubungan
Kecemasan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus. Sasaran
kuantitatif servei analitik dengan pendekatan cross sectional dan pengambilan data
BAB II
TINJAUAAN PUSTAKA
dapat berupa defisiensi insulin absolut, gangguan pengeluaran insulin oleh sel beta
pankreas, produksi insulin yang tidak aktif dan kerusakan insulin sebelum bekerja.
Definisi diabetes mellitus atau penyakit gula atau penyakit kencing manis
adalah penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang melebihi normal
5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan bratnya rata-rata 60-90 gram.
9
10
2) Pulau langerhans yang tidak men geluarkan sekretnya, tetapi menyekresi insulin
tersebar diseluruh pankreas dengan berat hanya 1-3% dari berat total pankreas. Pulau
Langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau
Langerhans yang terkecil adalah 50µ, sedangkan yang terbesar 300µ, terbanyak
Pulau Langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu sebagai
berikut.
like activity.
dan banyak mengundang pembuluh darah kapiler. Sel beta penderita DM berbeda
dengan sel beta yang normal, yakni sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan
Insulin merupakan hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Tiga fungsi insulin
yaitu membuka jalan agar glukosa dapat masuk ke dalam sel untuk menghasilkan
11
energi, menekan produksi gula di hati dan otot, serta mencegah pemecahan lemak
jumlah kecil sepanjang hari. Pada penderita diabetes mellitus, insulin tidak tersedia di
dalam tubuh. Kondisi ini terjadi karena pankreas tidak dapat memproduksi insulin,
akibatnya tubuh tidak dapat memperoleh energi dan dapat berbahaya bagi tubuh
(Maghfuri, 2016).
1) Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh
tubuh dapat memacu timbulnya diabetes mellitus karen kadar gula darah yang
meningkat.
2) Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang
3) Faktor genetis
Diabetes mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes mellitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
mellitus.
12
insulin.
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas.
6) Pola hidup
Jika orang malas berolahraga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit
diantaranya adalah :
13
yang beragantung Insulin. Diabetes tipe ini terjadi pada 5% s.d 10% penderita DM.
darah. Diabetes tipe ini disebabkan karena kerusakan sel beta pancreas yang
menghasilkan insulin. Hal ini berhubungan dengan kombinasi antara faktor genetic.
terjadinya diabetes tipe I dengan beberapa antigen leukosit manusia (HLAs) dan
adanya autoimun antibody sel islet (ICAs) yang dapat merusak sel-sel beta pancreas.
Bagaimana proses terjadinya kerusakan sel beta itu tidak jelas. Ketidakmampuan sel
beta menghasilkan insulin mengakibatkan glukosa yang berasal dari makanan tidak
dapat disimpan dalam hati dan tetap berada dalam darah sehingga menimbulkan
hiperglekimia.
(NIDM)
(NIDM) yaitu DM yang tergantung pada Insulin . kurang lebih 90-95% penderita DM
adalah diabetes tipe ini. DM tipe 2 terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap
insulin (resistensi insulin) atau akibat penurunan produksi insulin. Normalnya insulin
terikat oleh reseptor khusus pada permukaan sel dan mulai terjadi rangkaian reaksi
termasuk metabolisme glukosa. Pada diabetes tipe 2 reaksi dalam sel kurang efektif
jaringan dan pengaturan pelepasan glukosa dihati. Adanya insulin juga dapat
DM tipe 2 banyak terjadi pada usia dewasa lebih dari 45 tahun karena
berkembang lambat dan terkadang tidak terdeteksi, tetapi jika kadar gula darah tinggi
penyembuhan luka yang lama, infeksi vagina Kelainan penglihatan (Tarwoto, dkk.
2012).
2. Obesitas berat badan lebih dari 120% dari berat badan ideal (kira kira terjadi
90%)
puasa IFG
keadaan ini wanita tidak terjadi ovulasi (keluarnya sel telur dari ovarium)
hamil.
15
Golongan Diabetes ini biasanya pada penduduk yang miskin. Diabetes tipe ini
1. Adanya gejala malnutrisi seperti badan kurus, berat badan kurang dari
6. Diabetes sekunder
Diabetes mellitus gastosional yaitu DM yang terjadi pada masa kehamilan, dapat
menjadi DM.
16
Oleh karena sifatnya, kadar glukosa darah yang tinggi akan menyebabkan
banyak kencing.
Oleh karena sering kencing maka memungkinkan sering haus dan banyak
minum.
Hal ini disebabkan glukosa dalam darah tidak dapat masuk kedalam sel,
kelangsungan hidup, sumber tenaga terpaksa siambil dari cadangan lain, yaitu
sel lemak dan sel otot. Akibatnya penderita kehilangan jaringan lemak dan otot
Pada keadaan Normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami
metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20% sampai
40% diubah menjadi lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu
17
karena terdapat defisiensi insulin. Penyerapan glukosa ke dalam sel macet dan
berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi hiperglekimia. (Rendy & Margareth,
2012)
Akibat kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen
sehingga kadar gula darah meningkat dan terjadi hiperglikemi maka ginjal tidak
dapat menahan hiperglekemi, karena ambang batas untuk gula darah adalah 180mg%
sehingga apabila terjadi hiperglekemi maka ginjal tidak bisa menyaring dan
mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah. Sehubungan dengan sifat gula yang
menyerap air maka semua kelebihan akan dikeluarkan bersama urine yang disebut
glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air hilang dalam urine
yang disebut dengan poiuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intraseluler, hal ini
akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus
sehingga pasien akan minum terus yang disebut dengan polidipsi. (Rendy &
Margareth, 2012)
lemak dan protein menjadi menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran
dalam tubuh, maka klien akan merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan
yang disebut dengan poliphagia. Terlalu banyak lemak yang dibakar maka akan
meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak hingga
tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernafasan, akibatnya bau urine dan
napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila
tidak segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik. (Rendy &
Margareth, 2012).
a. Komplikasi akut
terkontrol.
Margareth, 2012)
b. Komplikasi kronis
kebutaan).
2. Makroangipati
3. Ganggren diabetika karena adanya neuropati dab terjadi luka yang tidak
sembuh-sembuh.
militus adalah:
mengontro kadar gula darah dalam rentang normal. Untuk mengontrol gula darah ada
d. Pendidikan kesehatan
e. Monitoring
1. Management diet DM
Kontrol nutrisi, diet dan berat badan merupakan dasar penanganan pasien DM
21
Tujuan yang paling penting dalam management nutrisi dan diet badalah
2. Latihan fisik/exercise
3. Obat obatan
dalam sel dalam menghambat konversi glikogen dan asam amino menjadi
glukosa.
- Hipoglikemia
injeksi, jaringan atropi terjadi dengan hilangnya lemak pada area injeksi.
23
4. Pendidikan Kesehatan
adalah :
diagnosa
senam kaki.
secara mandiri.
khusus
24
d. Tempelkan darah yang sudah ada pada ujun jari pada strip yang sudah
e. Biarkan darah dalam strip selama 40-50 detik sesuai dengan ketentuan
pabrik glukometer
Kecemasan berasal dari bahasa latin “angere” yang berarti untuk menghadapi
(to strong) atau untuk distress. Hal ini berkaitan dengan kata “anger” yang berarti
“kesedihan” atau “masalah”. Kecemasan juga berkaitan dengan kata “to anguish”
yang menggambarkan adanya nyeri akut, dan distress (Muttaqin dan Sari, 2009).
emosiaonal yang tidak menyenangkan, penuh kekwatiran, suatu rasa takut yang tidak
terekspresikan dan tidak terarah karena suatu sumber ancaman atau pikiran sesuatu
yang akan datang tidak jelas dan tidak terdeteksi (Solehati & Eli, 2015).
yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan belum diketahui secara khusus faktor
yang spesifik sehingga orang merasakan suatu perasaan was-was (khawatir) seolah-
25
olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi dan pada umumnya disertai gejala-gejala
Menurut Shives 1998 yang dijelasakan dalam buku Solehati (2015), secara
umum tanda dan gejala kecemasan dapat dilihat dari 3 sistem berikut.
1. Sistem Fisiologis
Tanda dan gejala kecemasan yang dapat dilihat pada sistem fisiologis
sering berkemih.
2. sistem Fisiologis
tanda dan gejala yang muncul pada sistem ini antara lain: menarik
merasa ketakutan.
3. Respon kognitif
a. Kecemasan ringan
menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini
adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk
belajar, motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi. Kecemasan ringan
mempunyai karakteristik :
b) Kewaspadaan meningkat.
kreatifitas.
bibir bergetar.
27
g) Respon perilaku dan emosi : tidak dapat duduk tenang, remor halus
b. Kecemasan sedang
mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang terarah.
Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu kelelahan meningkat kecepatan denyut
jantung dan pernapasan meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan
volume tinggi, lahan persepsi menyempit, mampuntuk belajar namun tidak optimal,
yang tidak menambah ansietas, mudah tersinggung, tidak sabar,mudah lupa, marah
dan menangis.
a) Respon biologis : sering nafas pendek, nadi ekstra Sistol dan tekanan
c) Respon perilaku dan emosi : tidak dapat duduk tenang, remor halus pada
c. Kecemasan berat
dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan
spesifik, serta tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang tersebut memerlukan
banyak pengarahan untuk dapat memusatkan paada suatu area yang lain. Manifestasi
yang muncul pada tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak
dapat tidur (insomia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi menyempit,
tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan untuk
a). Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan
halyang lain.
b) Respon fisiologis : nafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkel‘ingat
mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu melakukan
sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala yang terjadi pada keadaan ini
a) Respons fisiologis : nafas pendek, rasa tercekik dan palpitasi, sakit dada,
situasi
beberapa teori:
I. Teori Psikoanalitik.
Menurut Freud, kecemasan adalah koni lik emosional yang terjadi antara dua
dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi kecemasan adalah mengingatkan ego
Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa kecemasan adalah hasil frustasi,
yang aktual mungkin adalah sejumlah stressor internal dan eksternal, tetapi faktor-
31
dan kenyamanan. Selain itu kecemasan juga sebagai suatu dorongan untuk belajar
dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas perkembangan individu dalam
keluarga.
halnya dengan endorfin. Selain itu, telah dibuktikan bahwa kesehatan umum
Faktor pencetus mungkin berasal dari sumber internal atau eksternal. Ada dua
kategori faktor pencetus kecemasan, yaitu ancaman terhadap integritas fisik dan
Sumber internal dapat berupa kegagalan mekanisme fisiologis seperti jantung, sistem
imun, regulasi temperatur, perubahan biologis yang normal seperti kehamilan dan
penuaan. Sumber eksternal dapat berupa infeksi virus atau bakteri, zat polutan, luka
trauma. Kecemasan dapat timbul akibat kekhwatiran terhadap tindakan operasi yang
Ancaman pada kategori ini dapat membahayakan identitas, harga diri dan
fungsi sosial seseorang. Sumber internal dapat berupa kesulitan melakukan hubungan
berupa kehilangan pasangan, orang tua, teman, perubahan status pekerjaan, dilema
etik yang timbul dari aspek religius seseorang, tekanan dari kelompok sosial atau
budaya. Ancaman terhadap sistem diri terjadi saat tindakan operasi akan dilakukan
Kecemasan dapat diukur dengan alat ukur kecemasan yang disebut HARS.
simptom pada individu yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat
14 simptom yang nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item
yang diobservasi diberi 5 tingkatan skor antara 0 sampai dengan 4. Skala HARS
pertama kali digunakan pada tahun 1959 yang diperkenalkan oleh Max Hamilton.
Skala HARS dalam penilaian kecemasan terdiri dari 14 item.(Lestari, 2015), meliputi;
1. Perasaan cemas firasat buruk, takut akan pikiran sendiri, mudah tersinggung.
3. Ketakutan : takut terhadap gelap, terhadap orang asing, bila tinggal sendirian
4. Gangguan tidur: sukar memulai tidur, terbangun pada malam hari, tidur tidak
konsentrasi.
7. Gejala somatik: nyeri pada otot-otot dan kaku, gertajan gigi, suara tidak stabil
10. Gejala pernapasan: rasa tertekan didada perasaan tercekik, sering menarik
11. Gejala gastrointestinal: sulit menelan, obstipasi, berat badan menurun, mual
dan muntah, nyeri lambung sebelum dan sesudah makan, perasaan panas di
perut.
12. Gejala urogenital: sering kencing, tidak dapat menahan kencing, aminorea,
13. Gejala vegetatif: mulut kering, mudah berkeringat, muka merah, bulu Roma
atau kening, muka tegang, tonus otot meningkatkan dan napas pendek dan
cepat.
35
Penentuan derajat kecemasan dengan cara menjumlah nilai skor dan item 1-
14 dengan hasil:
Zung self-rating anxiety scale adalah penilaian kecemasan pada pasien dewasa
suatu metode pendekatan yang bersifat holistik, yaitu mencakup fisik (somatik),
c. Cukup olahraga.
d. Tidak merokok.
2. Terapi Psikofarmaka
(sinyal penghantar saraf) di susunan saraf pusat otak (limbic system). Terapi
psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolytic), yaitu
3. Terapi Somatik
Gejala atau keluhan fisik sering dijumpai sebagai gejala ikutan atau akibat
somatik itu dapat diberikan obat-obatan yang ditunjukkan pada organ tubuh
yang bersangkutan.
4. Psikoterapi
agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan diberi keyakinan
faktor keluarga, tidak lagi menjadi faktor penyebab dan faktor keluarga
5. Terapi Psikoreligius
a. Umur
Bahwa umur yang lebih muda lebih mudah menderita stres dari pada umur
tua.
b. Keadaan Fisik
penyakit.
c. Sosial Budaya
d. Tingkat Pendidikan
terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Orang
e. Tingkat Pengetahuan
(Lestari, 2015)
bahwa faktor yang berkontribusi pada terjadinya kecemasan meliputi ancaman pada:
1. Konsep diri,
3. Kepercayaan, lingkungan,
antara tingkat kecemasan dengan kadar gula darah pada pasien DM tipe 2 di
BAB III
METODE PENELITIAN
pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama. Arti dari “suatu
saat” bukan berarti semua responden diukur atau diamati pada saat yang bersamaan ,
tetapi artinya cross sectional setiap responden hanya diobservasi satu kali saja dan
Populasi penelitian ini adalah semua penderita diabetes mellitus yang tercatat
di Puskesmas Makarayu baik kasus lama maupun kasus baru selama 3 bulan terakhir
teknik sampling penelitian yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan “teknik
accidental sampling” yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang
kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian.
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau
kaitan antara konsep satu terhadap yang lainnya, atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Krangka konsep ini dibuat
berdasarkan krangka teori dari variabel yang diteliti. Variabel penelitian ini terdiri
dari dua variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini
(Notoadmodjo, 2017).
44
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
Tabel 3.1
Definisi Operasional
kecemasan
ringan.
3. Skor 60-74:
kecemasan
sedang.
4. Skor 75-80:
kecemasan berat.
3.6 Hipotesis
Ha : Ada hubungan antara Kecemasan dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden cara
pembagian kuesioner. Kuesioner ini dibuat sendiri oleh peneliti sehingga akan
b. Data Sekunder
pengukuran kadar gula darag . Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Jenis kuesioner yang peneliti pakai adalah
berat., yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal mengisi sesuai
47
jika nilai <140 mg/dl, pre-diabetes bila nilai ≥140 - <200 , dikategorikan diabetes jika
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data
atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan
beberapakegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan data dibagi menjadi
5 tahap, yaitu
1. Editing (Memeriksa)
Memeriksa kusioner yang telah dibagikan dengan responden yang terdiri dari
50 responden.
jawaban.
Memproses data agar data yang sudah di-entry dapat dianailisis dengan cara
an.
5. Mengeluarkan informasi
semua variabel yang diteliti baik variabel dependen(Kadar gula darah pada
bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel independen (kadar gula darah
pada penderita diabestes mellitus ) dan variabel dependen (kecemasan) dengan uji
49
kai kuadrat (Chi Square).Uji chi square yang digunakan dengan batas kemaknaan
1. P-√alue < α (0,05), Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang bermakna
didapatkn hasil 0,00 untuk kecemasan dan gula darah, sehingga dilihat dari
nilai median di dapatkan untuk kecemasan itu 70,00 dan kadar gula darah
174,50, sehingga uji bivariat yang digunakan adalah uji chi square dengan P-
√alue 0,05
Surat izin dari instansi pendidikan di berikan kepada peneliti. Pada surat permohonan
pendahuluan. Setelah mendapatkan izin dari semua pihak yang bersangkutan, barulah
Lembar persetujuan ini diberikan dan dijelaskan kepada responden yang akan
diteliti yang memenuhi kriteria dan disertai judul penelitian serta manfaat penelitian
dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila subjek
menolak maka peneliti tidak memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.
50
data yang diisi subjek, tetapi hanya diberikan kode tertentu, demi menjaga
3. Kerahasiaan (Confidentiality)