Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

POKOK BAHASAN : Gangguan Mental (Depresi )


SUB POKOK BAHASAN : Gangguan Mental (Depresi) pada Remaja
HARI / TANGGAL : 27 Maret 2019
WAKTU : 40 menit
SASARAN : Mahasiswa Keperawatan semester 2 Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri
TEMPAT : Di Lab Keperawatan Komunitas Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri
I. LATAR BELAKANG
Mardiya (2013) menyatakan remaja yang mengalami depresi akan menunjukkan
gejala seperti merasa putus asa, gairah belajar berkurang, tidak ada inisiatif, hipo atau
hiperaktif. Anak remaja dengan gejala-gejala depresi akan memperlihatkan kreativitas,
inisiatif dan motivasi belajar yang menurun, sehingga akan menimbulkan kesulitan belajar
dan membuat prestasi belajar anak menurun dari hari ke hari. Depresi pada anak atau remaja
sering sekali menimbulkan berbagai keluhan somatik, seperti sakit kepala atau sakit perut
(Davison, Neale & Kring, 2010)
Neiger (dalam Fitrian & Hidayah, 2012) menyatakan bahwa usia muda, yaitu 15-24
tahun, sangat rentan untuk mengalami gangguan depresi. Survei yang dilakukan oleh
Avenoli dan Steinberg (dalam Steinberg, 2012) kira-kira 25% remaja merasakan munculnya
depresi dan 3% masuk kategori depresi klinis. Depresi pada remaja mempengaruhi prestasi
sekolah, remaja mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, fungsi sosial dan kesulitan dalam
penyesuaian diri (dalam Nevid, Rathus & Greene, 2005; Lubis, 2009). Weissman (dalam
Nevid, Rathus & Greene, 2005) menyatakan depresi pada remaja menyebabkan risiko
terjadinya depresi berat, bahkan percobaan bunuh diri di masa dewasa.
Tidak dipungkiri bahwa remaja sangat berisiko terkena dampak depresi. Tidak
tertanganinya masalah depresi pada masa remaja tentunya akan membawa konsekuensi yang
lebih besar yang menjadi faktor utama penyebab bunuh diri. Angka kejadian ancaman atau
tindakan bunuh diri terkait depresi pada remaja yang cukup tinggi ini memerlukan tindakan
pencegahan sebagai tindakan awal untuk meminimalisasi kejadian bunuh diri.
II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan penyuluhan ini diharapkan peserta dapat mengetahui apa itu Depresi
dan penatalaksanaannya.
2. Tujuan Instruksional Khusus
1) Menjelaskan apa itu depresi
2) Menjelaskan tingkat depresi
3) Menjelaskan penyebab depresi
4) Menjelaskan tanda dan gejala depresi
5) Menjelsakan cara penatalaksanaan depresi

III. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Quisioner

IV. MEDIA
1. Slide powerpoint
2. Leaflet

V. SUSUNAN PANITIA
1. Moderator : Murniningtyas Putri Ratnasiwi
2. Pemateri : Novita Cahyuni
3. Observer : Mariatul Qibtiyah
Nindia Ayu Permadani
4. Fasilitator : Maulana Risky Setiawan
Novirda Lila N
VI. SETTING TEMPAT

SLIDE PPT

Ket:
: Moderator
: Pemateri
: Fasilitator
: Observer
: Peserta Penyuluhan

VII. KEGIATAN
Kegiatan
No Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan
Peserta
1. Pembukaan 5 menit 1) Mengucapkan salam Menjawab
2) Memperkenalkan diri salam,
3) Menjelaskan maksud dan merespon,
tujuan mendengarkan,
4) Apersepsi dengan menggali menjawab
pengetahuan klien tentang pertanyaan
depresi
2. Inti / Pelaksanaan 20 menit 1) Penyampaian materi: Mendengarkan,
 Menjelaskan apa itu
memperhatikan
depresi
 Menjelaskan tingkat dan merespon
depresi apabila pemateri
 Menjelaskan penyebab
depresi mengajukan
 Menjelaskan tanda dan pertanyaan
gejala depresi
 Menjelaskan cara kepada peserta
penatalaksanaan depresi

3. Diskusi 10 menit 1) Tanya jawab Mendengarkan,


 Memberikan kebebasan memperhatikan
klien untuk bertanya dan bertanya
 Memberikan pertanyaan apabila kurang
kepada klien tentang mengerti,
materi yang telah menjawab/meres
dibahas pon pertanyaan
 Menarik kesimpulan pemateri tentang
materi yang
telah dibahas
4. Penutup 5 menit 1) Menyimpulkan Menjawab
2) Mengakhiri kegiatan salam
3) Mengucapkan terimakasih
dan menutup dengan salam

VIII. EVALUASI
Untuk mengevaluasi pada peserta mengenai paham atau tidaknya peserta terkait dengan
materi yang telah disampaikan, pemateri melakukan tanya jawab dan quisioner pada peserta
tentang materi depresi yang telah dibahas.
IX. Lampiran
DEPRESI PADA LANSIA

A. Definisi
Depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan
kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya
kegairaan hidup, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing
Ability/RTA, masihbaik), kepribadian tetap utuh (tidak mengalami keretakan
kepribadian/splitting of personality) perilaku dapat terganggu tetapi dalam batas-batas
normal ( Amir, 2011).
Depresi adalah suatu gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai komponen
psikologik: rasa susah, murung, sedih, putus asa, dan tidak bahagia, serta komponen
somatik : anoreksia, kostipasi, kulit lembab (rasa dingin), tekanan darah dan denyut nadi
menurun ( Dadang, 2013).

B. Tingkat Depresi
a. Depresi Ringan
Sementara, alamiah, adanya rasa pedih, perubahan proses pikir komunikasi social dan
rasa tidak nyaman.
b. Depresi Sedang
a) Afek : murung, cemas, kesal, marah, menangis
b) Proses pikir : perasaan sempit, berfikir lambat, berkurang komunikasi verbal,
komunikasi non verbal meningkat.
c) Pola komunikasi : bicara lambat, berkurang komunikasi verbal, komunikasi
nonverbal meningkat.
d) Partisipasi sosial : menarik diri tidak mau bekerja atau sekolah, mudah
tersinggung
c. Depresi Berat
a) Gangguan afek: pandangan kosong, perasaan hampa, murung, inisiatif berkurang.
b) Gangguan proses pikir.
c) Sensasi somatik dan aktivitas motorik : diam dalam waktu lama, tiba-tiba
hiperaktif, kurang merawat diri, takmau makan dan minum, menarik diri,tidak
peduli dengan lingkungan.

C. Penyebab Depresi
a. Faktor biologis
Seperti genetik, proses menua secara biologis, penyakit fisik tertentu.
b. Faktor psikologis
Seperti kepribadian, proses menua secara psikologis. Pada kepribadian introvert akan
berusaha mewujudkan tuntutan dari dalam dirinya dan keyakinannya, sedangkan
kepribadian ekstrovert membentuk keseimbangan dirinya dengan menyesuaikan
keinginan – keinginan dari orang lain atau karena tekanan beban psikis, dampak
pembelajaran perilaku terhadap suatu situasisosial.
c. Faktor sosio-lingkungan
Misalnya karena kehilangan pasangan hidup, kehilangan pekerjaan, paska bencana,
dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya.

D. Tanda dan Gejala Depresi


Gejala dan juga pengaruh depresi berbeda-beda pada berbagai orang. berikut:
a. Gejala psikologi akibat depresi:
 Kehilangan selera untuk menikmati hobi.
 Merasa bersedih secara berkepanjangan.
 Mudah merasa cemas.
 Merasa hidup tidak ada harapan.
 Mudah menangis.
 Merasa sangat bersalah.
 Tidak percaya diri.
 Menjadi sangat sensitive atau mudah marah terhadap orang di sekitar.
 Tidak ada motivasi untuk melakukan apa pun.
 Resiko kekerasan dan bunuh diri
b. Gejala fisik akibat depresi:
 Badan selalu merasa lelah.
 Gangguan pada pola tidur.
 Merasakan berbagai rasa sakit.
 Tidak berselera untuk melakukan hubungan seksual.
c. Gejala sosial akibat depresi:
 Menyendiri
 Sulit bersosialisasi

E. Upaya Penanganan Depresi


a. CBT
Pendekatan CBT memusatkan perhatian pada proses berpikir klien yang berhubungan
dengan kesulitan emosional dan psikologi klien. Pendekatan ini akan berupaya
membantu klien mengubah pikiran-pikiran atau pernyataan diri negative dan
keyakinan-keyakinan pasien yang tidak rasional jadi focus teori ini adalah mengganti
cara-cara berfikir yang tidak logis menjadi logis.
b. Terapi Interpersonal
Terapi Interpersonal adalah bantuan psikoterapi jangka pendek yang berfokus kepada
hubungan antara orang-orang dengan perkembangan simtom penyakit kejiwaan.
c. Konseling kelompok dan dukungan social
Konseling secara kelompok adalah pelaksanaan wawancara konseling yang dilakukan
antara seorang konselor professional dengan beberapa pasien sekaligus dalam
kelompok kecil
d. Berolahraga
Keadaan mood yang negative seperti depresi, kecemasan, dan kebingungan
disebabkan oleh pikiran dan perasaan yang negative pula. Salah satu cara yang dapat
dilakuakan untuk menghasilkan pikiran dan perasaan positif yang dapat menghalangi
munculnya mood negative adalah dengan berolahraga.
e. Diet (mengatur pola makan)
Simtom depresi dapat diperparah oleh ketidak seimbangan nutrisi di dalam tubuh.
Ketidak seimbangan nutrisi yang dapat menyebabkan depresi semakin parah yaitu:
 Konsumsi kafein secara berkala.
 Konsumsi sukrosa (gula)
 Kekurangan biotin, asam folat dan vitamin B, C, kalsium, tembaga, magnesium
 Kelebihan magnesium
 Ketidak seimbangan asam amino
 Alergi makanan
f. Terapi Humor
Sudah lama professional medis mengakui bahwa pasien yang mempertahankan sikap
mental yang positif dan berbagai tawa merespons lebih baik terhadap pengobatan.
Responspsiologis dari tertawa termasuk meningkatkan pernapasan, sirkulasi, sekresi
hormone dan enzim pencernaan, dan peningkatan tekanan darah.
g. Berdoa
Banyak orang mempunyai kecenderungan alami untuk berpaling pada agama dalam
memperoleh kekuatan dan hiburan. Bagi yang percaya keyakinan yang kuat dan
menjadi anggota aliran agama tertentu serta tujuan yang sama dapat menanggulangi
penderitaan dan depresi. Berdoa merupakan salah satu cara untuk mengatasi depresi.
Mengambil waktu untuk berdoa member kesempatan kepada kita menghentikan
kegiatan kita dan jalan arus hidup kita.
h. Hidroterapi dan Hidrotermal
Hidroterapi adalah penggunaan air untuk pengobatan penyakit terapi hidrotermal
adalah penggunaan efek temperature air misalnya mandi air panas, sauna, dan lain-
lain. Pengobatan dari hidroterapi berdasarkan efek mekanis dan atau termal dari air.
Tubuh bereaksi pada stimulus panas dan dingin. Saraf mengantarkan rangsangan yang
dirasakan kulit kedalam tubuh, dimana merangsang system imun, memengaruhi
hormone stres, meningkatkan aliran tubuh dan mengurang rasa sakit.
X. PUSTAKA
Amir N. 2011. Depresi, Aspek Neurobiologi Diagnosis dan Tatalaksana 3, Jakarta : Balai
Penerbit FKUI
Dadang Hawari D. 2013. Menejemen stress. Cemas dan Depresi, Jakarta: Gaya Baru
Davison, G.C., Neale, J.M. & Kring, A.M. 2010. Psikologi Abnormal. Edisi ke-9. PT.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Fitriani & Hidayah, N. 2012. Kepekaan Humor Dengan Depresi Pada Remajaditinjau Dari
Jenis Kelamin. Jurnal Humanitas. Vol.IX No.1 Januari 2012. Fakultas Psikologi
Ahmad Dahlan, Yogyakarta
Mardiya. 2013. Persoalan Depresi Pada Remaja. Artikel. Advokasi Konseling dan
Pembinaan Kelembagaan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
BPMPDP dan KB Kabupaten Kulon Progo.
Nevid, JS. Rathus, SA. & Greene, B. 2005. Psikologi Abnormal. Jilid 1 Terjemahan. Jakarta:
Erlangga.
Steinberg, L. 2002. Adolescence, 6th Edition. New York : McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai