Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KECEMASAN (ANSIETAS)

Topik : Kecemasan (Ansietas)


Sub Topik : Cara mengatasi kecemasan
Hari/Tanggal : Selasa, 7 April 2020
Waktu : 30 menit
Peserta : Pasien ansietas dan keluarganya
Tempat : Ruang IGD RS PMC
Penyuluh : Mahasiswa STIkes PMC

A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pembelajaran selama 30 menit, klien dan keluarga mampu
memahami dan mengetahui cara mengatasi kecemasan

B. Tujuan Khusus
Klien dan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian kecemasan
2. Menjelaskan tingkatan kecemasan
3. Menjelaskan penyebab kecemasan
4. Menjelaskan tanda dan gejala cemas
5. Menjelaskan dan mempratikkan terapi yang diberikan

C. Materi
1. Pengertian Kecemasan
2. Tingkat Kecemasan
3. Penyebab kecemasan
4. Tanda dan gejala kecemasan
5. Terapi yang diberikan
D. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

E. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik

F. Strategi pendidikan kesehatan


No Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Fasilitaror Peserta (klien)
1 Pembukaan: 1. Menjawab salam
1. Memberi salam dan 2. Mengajukan pertanyaan
memperkenalkan diri 3. Menjawab pertanyaan
2. Memberikan pertanyaan apersepsi 4. Menyimak
3. Mengkomunikasikan pokok
bahasan
4. Mengkomunikasikan tujuan
2 Kegiatan Inti : 1. Menyimak
1. Menjelaskan materi 2. Mengajukan pertanyaan
2. Memberi kesempatan bertanya 3. Memperhatikan dan
3. Menjawab pertanyaan mengikuti saran yang
4. Memberikan reinforcement diberikan
5. Melakukan demonstrasi 4. Melakukan redemonstrasi
5. Menyimak dan
menjawab pertanyaan
3 Penutup : 1. Menyimak
1. Menyimpulkan materi 2. Menjawab pertanyaan
2. Melaksanakan evaluasi 3. Menjawab salam
3. Mengucapkan salam penutup

G. Sumber
https: //www.academia.edu/17456245/SAP_ANSIETAS

H. Lampiran
1. Materi Penyuluhan Ansietas
Materi Pendidikan Kesehatan

A. Pengertian Kecemasan
Ansietas adalah perasaan takut yang tidak jelas dan didukung oleh situasi
(Videbeck, 2008).
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas menyebar dialam dan terkait
dengan perasaan ketidakpastian dan ketidakberdayaan perasaan isolasi, keterasingan
an ketidakamanan juga hadir (Stuart, 2006)
Ansietas adalah gangguan alam perasaan (afektif) yang ditandai dengan
perasaanketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak
mengalami gangguan dalam menilai realitas (RTA), kepribadian masih tetap utuh
(tidak mengalami keretakan kepribadian/ splitting of personality), perilaku dapat
terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (NANDA, 2010).

B. Tingkat Kecemasan
Ansietas memiliki dua aspek yakni aspek yang sehat dan aspek
membahayakan, yang bergantung pada tingkat ansietas, lama ansietas yang dialami,
dan seberapa baik individu melakukan koping terhadap ansietas. Menurut Peplau
(dalam, Videbeck, 2008) ada empat tingkat kecemasan yang dialami oleh individu
yaitu ringan, sedang, berat dan panik.

Gambar Rentang Respon Ansietas (Stuart & Sundeen, 1990)

1. Ansietas ringan adalah perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu
individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah,
berpikir, bertindak, merasakan, dan melindungi diri sendiri. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas ringan adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik: ketegangan otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau
sedikit gelisah, penuh perhatian dan rajin
b. Respon kognitif : lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya diri, perasaan
gagal sedikit, waspada dan memperhatikan banyak hal, mempertimbangkan
informasi, tingkat pembelajaran optimal
c. Respons emosional : perilaku otomatis, sedikit tidak sadar, aktivitas
menyendiri, terstimulasi dan senang

2. Ansietas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang
benar-benar berbeda; individu menjadi gugup atau agitasi. Menurut Videbeck
(2008), respons dari ansietas sedang adalah sebagai berikut :
a. Respon fisik : ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, pupil
dilatasi, mulai berkeringat, sering mondar-mandir, memukul tangan, suara
berubah ; bergetar, nada suara tinggi, kewaspadaan dan ketegangan menigkat,
dan sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung
b. Respons kognitif: lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif,
fokus terhadap stimulus meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian
masalah menurun, pembelajaran terjadi dengan memfokuskan
c. Respons emosional : tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri
goyah, tidak sabar dan gembira

3. Ansietas berat, yakni ada sesuatu yang berbeda dan ada ancaman, memperlihatkan
respons takut dan distress. Menurut Videbeck (2008), respons dari ansietas berat
adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak mata buruk,
pengeluaran keringat meningkat, bicara cepat, nada suara tinggi, tindakan
tanpa tujuan dan serampangan, rahang menegang, mengertakan gigi, mondar-
mandir, berteriak, dan meremas tangan, gemetar
b. Respons kognitif : lapang persepsi terbatas, proses berpikir terpecah-pecah,
sulit berpikir, penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan
informasi, hanya memerhatikan ancaman, preokupasi dengan pikiran sendiri,
egosentris
c. Respons emosional : sangat cemas, agitasi, takut, bingung, merasa tidak
adekuat. menarik diri, penyangkalan dan ingin bebas

4. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang, karena hilangnya
kontrol, maka tidak mampu melakukan apapun meskipun dengan perintah.
Menurut Videbeck (2008), respons dari panik adalah sebagai berikut :
a. Respons fisik : flight, fight, atau freeze, ketegangan otot sangat berat, agitasi
motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda vital meningkat kemudian
menurun, tidak dapat tidur, hormon stress dan neurotransmiter berkurang,
wajah menyeringai, mulut ternganga
b. Respons kognitif : persepsi sangat sempit. pikiran tidak logis, terganggu,
kepribadian kacau, tidak dapat menyelesaikan masalah, fokus pada pikiran
sendiri, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi,
waham, ilusi mungkin terjadi
c.  Respon emosional : merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya,
lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan
hasil yang buruk, kaget, takut, lelah

C. Tanda dan gejala kecemasan


1. Gejala motorik, meliputi: gemetar, muka tegang, nyeri otot, nyeri dada, letih,
pegal, sakit kepala, sakit leher.
2. Gejala otonomik, berupa hiperaktivitas saraf otonomik terutama saraf simpatis
ditandai dengan gejala; palpitasi, hiperhidrosis, sesak nafas, diare, parestesia dll.
3. Khawatir: rasa khawatir yang berlebihan terutama mengenai hal-hal yang belum
terjadi seperti mau mendapat musibah.
4. Kewaspadaan berlebihan.: kewaspadaan yang berlebihan meliputi gejala tidur
terganggu, sulit berkonsentrasi, mudah terkejut, tidak bisa santai dll.
D. Penyebab kecemasan
1. Adanya perasaan takut tidak di terima dalam suatu lingkungan
tertentu
2. Adanya pengalaman traumatis (berpisah, kehilangan, bencana)

3. Frustasi akibat gagal dalam mencapai tujuan

E. Terapi yang diberikan

1. Teknik relaksasi napas dalam

Teknik relaksasi napas dalam merupakan cara melakukan tarikan


napas secara dalam kemudian menghembuskan napas secara perlahan:

 menarik napas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3

 Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambal merasakan


ekstrimitas atas dan bawah rileks

 Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali

2.Teknik Hipnosis 5 jari

 Atur posisi senyaman mungkin

 Lakukan relaksasi napas dalam terlebih dahulu (kurang lebih satu menit

saja) dengan menutup mata


 Membayangkan tempat-tempat yang menyenangkan

 Membayangkan hal-hal yang menyenangkan

 Membayangkan kenangan terindah yang menyenangkan

 Membayangkan orang-orang yang disayangi


 
 

Anda mungkin juga menyukai