Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

JENTIK NYAMUK

Disusun oleh :

1. Wahyu Handayani (SN181178)


2. Nur Romadhon (SN181125)
3. Yossy Caesar (SN181187)
4. Evi Wahyuni Lestari (SN181058)
5. Rinda Septiana (SN181141)
6. Fennanda Dyah W (SN181064)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2018/2019

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


JENTIK NYAMUK
Topik : Jentik nyamuk
Sasaran : Anak-anak
Tempat : Masjid Kampung Jomblang
Hari/Tanggal : Kamis , 25 Juli 2019
Waktu : Pukul 19.00 WIB – selesai

I. LATAR BELAKANG
Jentik nyamuk merupakan salah satu tahap dalam siklus hidup
nyamuk . Jentik adalah tahap larva dari nyamuk. Jentik hidup di air dan
memiliki perilaku mendekat atau “menggantung” pada permukaan air
untuk bernafas. Jentik menjadi sasaran dalam pengendalian populasi
nyamuk yang berperan sebagai vektor penyakit menular melalui nyamuk,
seperti malaria dan demam berdarah dengue. Nyamuk mengakibatkan
bermacam-macam gangguan kenyamanan, misalnya akibat gigitan
nyamuk dapat menyebabkan dermatitis, alergika dan nyeri.
Beberapa spesies nyamuk dapat berperan sebagai vektor yang
dapat menularkan penyakit yang bisa menimbulkan kematian. Penyakit-
penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk antara lain: malaria,
demam Berdarah Dengue (DBD), chikungunya, demam kuning, filariasis
limfatik dan japanese ancehephalitis (radang otak) (Kesetyaningsih,
2008).
Penyakit DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat di
negara-negara tropis Asia Tenggara dan wilayah Pasifik Barat yang
menyita perhatian para ahli kesehatan dunia. Penyakit DBD termasuk
dalam sepuluh penyebab perawatan di rumah sakit dan kematian pada
anak-anak, sedikitnya di delapan negara tropis Asia salah satunya yaitu
Indonesia (Ginanjar, 2008). Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009,
World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai
negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Brahim dkk,
2010). Berdasarkan pengkajian keperawatan komunitas pada tanggal 13
Juli 2019 di Kampung Jomblang didapatkan data vektor yang
berbahaya (nyamuk) sebesar 68 % (27 rumah) dari total 40 rumah.
Nyamuk menjadi vektor berbahaya tertinggi di Kampung Jomblang.
Hal tersebut menjadi dasar dari pemberian penyuluhan kesehatan
mengenai jentik-jentik nyamuk.

II. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan anak-anak dapat mengetahui
tentang jentik nyamuk dan cara mencegah terjadinya demam berdarah
dengan baik .
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami pengertian jentik nyamuk
b. Mampu memahami pencegahan demam berdarah
c. Bahaya jentik nyamuk
d. Cara mengatasi jentik nyamuk

III. POKOK MATERI


1. Pengertian Jentik Nyamuk
2. Penularan jentik nyamuk
3. Bahaya jentik nyamuk
4. Cara mengatasi jentik nyamuk

IV. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi atau tanya jawab

V. MEDIA
1. Video

VI. SETING TEMPAT


keterangan

: Presentator

: Anak - anak

VII. KEGIATAN PENYULUHAN


KEGIATAN KEGIATAN
NO FASE WAKTU
PENYULUH PESERTA
1. Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 5 menit
2. Menyampaikan 2. Mendenggarkan
tujuan penyuluhan dan
memperhatikan,
menjawab
pertanyaan
2. Pelaksanaan Menjelaskan tentang : 1. Memperhatikan 20 menit
Penyuluhan 1) Pengertian Jentik 2. Mendengarkan dan
Nyamuk memperhatikan
2) Penularan jentik 3. Menanyakan hal-
nyamuk hal yang kurang
3) Bahaya jentik jelas
nyamuk
4) Cara mengatasi
jentik nyamuk
3. Penutup 1. Menyimpulkan 1. Memperhatikan 5 menit
materi yang telah dan menyimak
diberikan 2. Menjawab
2. Melakukan evaluasi pertanyaan
hasil penyuluhan 3. Menjawab salam
3. Memberi salam
penutup

VIII. PEMBAGIAN TUGAS


a. Moderator : Nur Romadhon
Tugas Moderator :
1) Memimpin jalannya presentasi
2) Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaanya
3) Memotivasi klien untuk aktif dalam diskusi selama presentasi
berlangsung.
b. Presentator : Yossy Caesar
Tugas Presentator :
1) Membacakan materi presentasi
2) Membantu moderator selama presentasi berlangsung

c. Fasilitator : Wahyu Handayani dan Evi Wahyuni L.


Tugas Fasilitator :
1) Membantu jalannya presentasi
2) Memfasilitasi klien yang kurang aktif
3) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan presentasi

d. Notulen : Rinda Septiana


Tugas Notulen :
1) Mengawasi dan mengamati jalannya proses presentasi sebagai
acuan untuk evaluasi
2) Mencatat perkembangan dan perubahan perilaku verbal dan
non-verbal klien selama berlangsungnya kegiatan presentasi
3) Menyimpulkan hasil presentasi setelah presentasi berakhir
e. Dokumenter : Fennanda Dyah W.
Tugas Dokumenter :
1) Mendokumentasikan kegiatan presentasi yang berlangsung.

IX. KRITERIA EVALUASI


1. Evaluasi Struktural
a. Membuat preplanning sebelum pelaksanaan kegiatan.
b. Membuat kontrak waktu dengan Kepala TPA Masjid Kampung
Jomblang dan Anak-anak tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
c. Menyiapkan media dan perlengkapan pendukung kegiatan.
d. Mempersiapkan setting sesuai dengan preplanning.
2. Evaluasi Proses
a. Presentator menyampaikan materi
b. Penyuluhan materi berjalan lancar dan tepat waktu
c. Anak-anak aktif dalam berdiskusi
3. Evaluasi hasil
Anak-anak mengikuti penyuluhan tentang Jentik Nyamuk dengan
baik dan dapat memahami tentang pentingnya pengetahuan tentang
jentik nyamuk .
LAMPIRAN MATERI
MATERI PENYULUHAN
.

1. Pengertian jentik nyamuk :


Jentik adalah tahap larva dari nyamuk. Jentik hidup di air dan memiliki
perilaku mendekat atau “menggantung” pada permukaan air untuk
bernafas. Jentik menjadi sasaran dalam pengendalian populasi nyamuk
yang berperan sebagai vektor penyakit menular melalui nyamuk, seperti
malaria dan demam berdarah dengue.
2. Jenis nyamuk
- Aides Aegypti dan Aedes Albopictus
Nyamuk ini memang sudah tidak asing lagi sebagai penyebab demam
berdarah. Nyamuk ini memiliki ciri belang hitam putih dan 90%
menghisap didalam rumah dan berkembang di air yang jernih.
Sedangkan Aedes Albopictus yang memiliki ciri garis putih dapat
menghisap darah di luar rumah dan berkembang di selokan
menggenang dan aktif menggigit pada malam hari.
- Culex quinquefasciatus
Nyamuk ini habitatnya di dalam rumah dengan ciri warna coklat
kemerahan. Nyamuk ii menghisap darah dan menjadi salah satu
penyebab kaki gajah. Beraksi pada malam hari sekitar pukul 11-12
malam.
- Anopheles
Menggigit dengan posisi menungging dan banyak ditemui di
persawahan atau pegunungan. Tidak ada di perkotaan.
- Mansonia uniformes
Berwarna belang coklat putih banyak terdapat di daerah pedesaan.
Habitatnya di kolam yang terdapat tanaman air seperti enceng gondok.
- Armigeres subalbatus
Criri khas dari nyamuk ini adalah berwarna belang-belang hitam putih
dan berkembang biak di sapiteng.
3. Bagaimana cara penularannya jentik nyamuk :
Nyamuk menular melalui hisapan darah karena darah mengandung
protein yang dibutuhkan untuk perkembanga n dan pertumbuhan
telur nyamuk, serta bertujuan mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
4. Bahaya jentik nyamuk
a. Penyakit Demam Berdarah
Penyakit demam berdarah adalah penyakit demam akut yang
disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes
albopictus.
Tanda gejala demam berdarah :
1) Demam
2) Lesu
3) Nafsu makan menurun
4) Mual Muntah
5) Nyeri Perut
6) Nyeri kepala
7) Nyeri pada tulang dan sendi
8) Timbulnya ruam pada kulit
b. Penyakit Malaria
Malaria adalah Penyakit menular yang ditularkan oleh
nyamuk Anopheles. Hanya Anopheles betina yang menghisap
darah dan membawa Sporozoit Plasmodium dalam kelenjar
ludahnya yang menyebabkan malaria.

Ø Tanda dan gejala malaria :


§ Demam tinggi yang berkala yang biasanya disertai sakit kepala
§ Pucat karena kurang darah
§ Badan terasa lemah
§ Nafsu makan menurun
§ Mual-mual kadang disertai muntah
§ Dalam keadaan menahun, gejala di atas disertai pembesaran limpa
§ Pada malaria berat, gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan
kesadaran hingga koma
§ Pada anak-anak, makin muda usia makit tidak terlihat gejalanya. Tapi yang
menonjol adalah diare (mencret0 dan pucak karena kurang darah (anemia).

4. Cara memberantas/ mengatasi jentik nyamuk :


· Menguras
Tandon air yang bisa dikuras antara lain bak mandi, baPerangkap k WC,
Vas Bunga, Semut, Tempat minum burung dsb. Cara menguras yang baik
adalah dengan menyikat atau menggosok rata dinding bagian dalam
tandon air, menadatar maupun naik turun. Maksudnya agar telur nyamuk
yang menempel dapat lepas dan tidak menetas jentik.
· Menutup
Ada 2 jenis menutup tandon air agar tidak dipakai nyamuk berkembang
biak:
§ Menutup tandon dengan rapat agar air yang disimpan tidak ada
jentiknya (gentong, drum, dsb)
§ Menutup tandon agar tidak terisi air . Misalnya tonggak bambu dapat
ditutup dengan pasir atau tanah sampai penuh. Sedangkan untuk ban, aki
dsb dapat ditutupi dengan plastik agar tidak kemasukan air atau
dimasukkan karung agar tidak tersentuh nyamuk.
· Menguras
Barang-barang bekas yang dapat menampung air dan tidak akan
dimanfaatkan lagi sebaiknya disingkirkan yang mudah adalah dengan
mengubur ke dalam tanah. Contoh barang bekas yang perlu dikubur :
gelas, ember, piring pecah, kaleng dsb.

5. Bagaimana cara menghindari gigitan nyamuk :


§ Menggunakan kelambu ketika tidur
§ Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk, misalnya obat
nyamuk.
§ Menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam kamar.
§ Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang baik.
§ Memperbaiki saluran dan talang air yang rusak.
§ Menaburkan larvasida (bubuk pembunuh jentik) ditempat yang sulit
dikuras.
§ Menanam tumbuhan pengusir nyamuk, seperti lavender.

6. Manfaat rumah bebas nyamuk :


v Populasi nyamuk menjadi terkendali, sehingga penularan penyakit dengan
perantara nyamuk dapat dicegah/ dikurangi.
v Kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar, seperti
demam berdarah.
v Lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat

7. Pemeriksaan jentik dilakukan secara berkala dengan:


a. Anggota rumah tangga
b. Kader
c. Juru pemantau jentik (Jumantik)

8. Bagaimana cara pemeriksaan dilakukan :


a. Mengunjungi setiap rumah yang ada disetiap wilayah kerja untuk
memeriksa tempat yang sering menjadi tempat perkembangbiakan
nyamuk.
b. Menggunakan senter untuk melihat keberadaan jentik.
c. Memberikan penjalasan mengenai manfaat dan anjuran PSN.
d. Mencatat hasil pemeriksaan jentik.

9. Apa peran kader dalam membina rumah tangga agar menciptakan rumah
bebas jentik nyamuk:
a. Memanfaatkan setiap kesempatan di desa/ kelurahan untuk memberikan
penyuluhan tentang pentingnya PSN.
b. Bersama pemerintah desa/ kelurahan dan TOMA setempat menggerakan
masyarakat untuk melakukan PSN.
c. Melakukan pemeriksaan jentik berkala setiap minggu dan mencatat
angka jentik yang ditemukan
d. Mengumpulkan data angka bebas jentik dari setiap rumah tangga yang
ada di wilayah kerja dan melaporkan kepada petugas kesehatan.
e. Menginformasikan angka jentik yang ditemukan kepada setiap rumah
tangga yang dikunjungi sekaligus memberikan penyuluhan agar tetap
melaksanakan PSN secara rutin.
LAMPIRAN MATERI PHBS

A. Kajian Teori
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat
yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Ada lima program
prioritas yaitu kesehatan ibu dan ,anak (KIA), Gizi, Kesehatan Lingkungan
(Kesling), gaya hidup, Dana sehatlasuransi kesehatan. Adapun program
PHBS ini untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, kelompok, dan masyarakat, melalui jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (Advokasi), bina suasana (Sosial Support) dm memberdayakan
masyarakat (Empowerment). Diharapkan melalui kegiatan ini masyarakat
dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalarn
tatanan masing-masing, dan masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup
sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
2. Tujuan PHBS
Adapun tujuan dari PHBS ini adalah meningkatkan kesadaran,
pengetahuan dan kemampuan masy arakat untuk melaksanakan dan
membudayakan PHBS dilingkungannya, lcrutama mampu mengatasi
masalah kesehatannya sendiri. Untuk mencapai Visi Indonesia sehat 2010,
maka visi nasional promosi kesehatan ditetapkan scbagai "Perilaku Hidup
Bersih dan Sehata 2010" atau "PHBS 201 0".
3. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sckolah
Anak usia sekolah yang berkisar 30% dari jurnlah penduduk Indonesia
berjumlah 73 juta orang, dimana pada usia ini merupakan masa keemasan
untuk menanarnkan nilai-nilai PI IBS. Saat ini di Indonesia terdapat lebill
dari 250.000 sekolah negeri, swasta maupun agama dari berbagai
tingkatan. Jika tiap sekolah memiliki 20 kader kesehatan saja, maka akan
ada lima juta kader kesehatan yang dapat membantu terlaksananya dua
strategi utarna Departemen Kesehatan yaitu "menggerakkan dan
memberdayakan masyarakat untuk sehat" serta "surveilans, monitoring
dan informasi kesehatan" Depkes RI (2008) menetapkan ada beberapa
indikator yang dipakai sebagai ukuran menilai PHBS di sekolah yaitu :
a. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun
b. Mengkonsumsi jajanan yang bersih dan sehat
c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat
d. Olahraga yang teratur dan terukur
e. Memberantas jentik nyamuk
f. Tidak merokok di sekolah
g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap 6 bulan
h. Membuang sampah pada tempatnya
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pcncrapan PHBS
a. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan tejadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan
terjadi melalui panca indra. Pengetahuan atau kognitif merupakan
desain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(Over Behavior). Pengetahuan dapat mempengaruhi perilaku
(Notoatmodjo, 2005).
Menurut Notoatmodjo( 2005) ada enam tingkatan pengetahuan di
dalam domain kognitif yang meliputi :
1) Tahu (Know)
Mengingat kembali (Recall) suatu materi yang dipelajari
sebelurnnya terhadap suatu spesifik dari seluruh badan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima
2) Memahami (Comprehention)
Kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang
diketahui
3) Aplikasi (Application)
Kemampuan untuk mengungkapkan materi yang dipelajari pada
situasi dan kondisi
4) Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau sesuatu objek ke
dalam komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
tersebut.
5) Sintesis (Synthesis)
Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-
bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau objek penelitian
terhadap suatu materi atau objek
b. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap itu
tidak bisa langsung terlihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih
dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan
konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu. Seperti
halnya dengan pengetahuan, sikap jug terdiri dari berbagai tingkatan,
yakni ;
1) Menerima (Receiving), diartikan orang (subjek) mau dan
mempertahankan stimulasi yang diberikan (Objek)
2) Merespon (Responding), memberikan jawaban apabila ditanya
mengerjakan dan menyelesai kan tugas yang diberikan.
3) Menghargai (Valuing), mengajak orang lain untuk mengerjakan
dan mendiskusikan suatu masalah
4) Bertanggung jawab (Responsible), bertanggung jawab atas segala
yang telah dipilihnya dengan segala resiko
c. Tindakan (Action)
Secara logis, sikap akan dicerminkan dalam bentuk tindakan namun
tidak dapat dikatakan, bahwa sikap dan tindakan memiliki hubungan
sistematis. Suatu sikap belurn tentu terwujud dalam suatu tindakan
(overt behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan
diperlukan faktor pendukung suatu kondisi yang memungkinkan antara
lain fasilitas dan faktor dukungan dari berbagai pihak (Notoatmocljo,
2002) Seperti halnya dengan pengetahuan dan sikap, tindakan juga
terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu :
1) Persepsi (Perception) diartikan mengenal dan memilih berbagai
objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil
2) Respon terpimpin (guide respon) diartikh sebagai suatu urutan
yang benar sesuai dengan contoh
3) Mekanisme (mechanism) diartikan apabila seseorang telah dapat
melakukan sesuatu dengan benar secara optimis atau sesuatu itu
merupakan kebiasaan
4) Adaptasi (adaptation) suatu praktek atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik. Artinya itu sudah dimodifikasi tanpa
mengurangi keberadaan tindakan tersebut.

5. Definisi mencuci tangan


Mencuci tangan adalah teknik dasar untuk melakukan pengontrolan dan
pencegahan infeksi bakteri. Mencuci tangan adalah proses pembuangan
kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan
memakai sabun atau pembersih lainnya dan dibilas dengan air bersih
(Ardhiyanti,dkk, 2014).
6. Tujuan mencuci tangan
a. menghilangkan kotoran dan debu

b. mengurangi jumlah mikroorganisme yang menempel pada telapak


tangan

c. untuk mencegah transmisi mikroorganisme


7. waktu mencuci tangan

a. Sebelum dan setelah makan

b. Setelah ganti pembalut.

c. Sebelum dan setelah menyiapkan makanan, khususnya sebelum dan


setelah memegang bahan mentah, seperti produk ternak dan ikan.

d. Setelah memegang hewan atau kotoran hewan

e. Setelah mengusap hidung, atau bersin di tangan.

f. Setelah menangani sampah

g. Sesudah buang air besar dan buang air kecil.

8. Langkah mencuci tangan


a. Basuh tangan dengan air
b. Tuangkan sabun secukupnya
c. Ratakan dengan kedua telapak tangan
d. Gosok punggung dan sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
e. Gosok kedua telapak dan sela - sela jari
f. Jari-jari dalam dari kedua tangan saling mengunci
g. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan
lakukan sebaliknya
h. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak
tangan kiri dan sebaliknya
i. Bilas kedua tangan dengan air mengalir dan keringkan

Mencuci tangan dengan sabun dan air dengan menuangkan 1-3 ml


sabun dan menggosok-gosokannya selama 45 – 60 detik kemudian
keringkan menggunakan handuk, untuk penggunaan antiseptik hanya
memerlukan waktu 20-30 detik.

Anda mungkin juga menyukai