Anda di halaman 1dari 8

Visi :

Pada tahun 2020 menghasilkan ahli madya keperawatan


yang unggul dalam penguasaan teknologi keperawatan neurosains

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RANGE OF MOTION (ROM)

Mata Kuliah : Keperawatan Gerontik


Nama : Novianty Gliceria
NIM : P3.73.20.3.15.035
Kelas : 3 Reguler C

Dosen Pembimbing: Eska Riyanti., SKp., MKM

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
TAHUN 2018
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

PENGERTIAN Rentang Gerak atau Range of Motion (ROM) adalah pergerakan maksimal dari
sendi mungkin bisa dilakukan. Latihan range of motion (ROM) adalah latihan
yang dilakukan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap untuk
meningkatkan massa otot dan tonus otot. ROM Aktif yaitu gerakan yang
dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan menggunakan energi sendiri.
TUJUAN  Melatih aktivitas seluruh sendi tubuh sehingga sendi-sendi tersebut tidak
kaku dan tidak terjadi cedera atau kecelakaan pada saat tubuh di gerakkan
 Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan kekuatan otot
 Mencegah kekakuan pada sendi
 Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur
 Merangsang sirkulasi darah
 Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
INDIKASI Dilakukan saat pasien dapat mengkontraksikan otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak, saat pasen memiliki
kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan persendian sepenuhnya, untuk
program latihan aerobic, serta untuk untuk memelihara mobilisasi ruas di atas
dan dibawah daerah yang tidak dapat bergerak.
PROSEDUR A. Persiapan:
1) Persiapan Pasien
 Pastikan identitas pasien
 Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan dan tujuan dilakukan
tindakan keperawatan, berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
dan jawab seluruh pertanyaan pasien
 Pastikan pasien pada posisi aman dan nyaman
 Jaga privasi pasien
2) Persiapan Alat
 Bantal
 Goneometer
 Tempat Duduk/Pegangan
 Minyak Penghangat, bila diperlukan
3) Persiapan Perawat
 Lakukan pengecekan program terapi yang dijalani klien
 Cuci tangan
 Tempatkan alat di dekat pasien
B. Penatalaksanaan:
1) Berikan salam, serta memperkenalkan diri pada klien dan juga keluarga
2) Jelaskan prosedur tindakan dan tujuan dilakukan tindakan pada pasien
3) Bantu klien untuk berada pada posisi yang nyaman (berdiri)
4) Cuci tangan
5) Amati klien dan jaga keamanan gerak klien
6) Pelaksanaan :
 Leher

1. Fleksi 45⁰ gerakan dagu menempel ke dada

2. Ekstensi 45⁰ kembali ke posisi tegak (kepala tegak)

3. Hiperekstensi 10⁰ menggerakkan kepala kearah belakang

4. Rotasi 180⁰ memutar kepala sebanyak 4 kali putaran

5. Fleksi lateral kanan 40-45⁰ dan fleksi lateral kiri 40-45⁰


memiringkan kepala menuju kedua bahu kiri dan kanan

 Bahu

1. Fleksi 180⁰ menaikkan lengan ke atas sejajar dengan kepala

2. Ekstensi 180⁰ mengembalikan lengan ke posisi semula

3. Hiperekstensi 45-60⁰ menggerakkan lengan kebelakang

4. Abduksi 180⁰ lengan dalam keadaan lurus sejajar bahu lalu gerakkan
kearah kepala

5. Adduksi 360⁰ lengan kembali ke posisi tubuh

6. Rotasi internal 90⁰ tangan lurus sejajar bahu lalu gerakkan dari
bagian siku kearah kepala secara berulang

7. Rotasi eksternal 90⁰ dan kearah bawah secara berulang


 Siku

1. Fleksi 150⁰ menggerakkan daerah siku mendekati lengan atas

2. Ekstensi 150⁰ dan luruskan kembali

 Lengan bawah

1. Supinasi 70-90⁰ menggerakkan tangan dengan telapak tangan diatas

2. Pronasi 70-90⁰ menggerakkan tangan dengan telapak tangan dibawah

 Pergelangan tangan
1. Fleksi 80-90⁰ menggerakkan pergelangan tangan kearah bawah

2. Ekstensi 80-90⁰ menggerakkan tangan kembali lurus

3. Hiperekstensi 89-90⁰ menggerakkan tangan kearah atas

 Jari-jari tangan

1. Fleksi 90⁰ tangan menggenggam

2. Ekstensi 90⁰ membuka genggaman

3. Hiperekstensi 30-60⁰ menggerakkan jari-jari kearah atas

4. Abduksi 30⁰ meregangkan jari-jari tangan

5. Adduksi 30⁰ merapatkan kembali jari-jari tangan

 Ibu jari

1. Fleksi 90⁰ menggenggam

2. Ekstensi 90⁰ membuka genggaman

3. Abduksi 30⁰ menjauhkan/meregangkan ibu jari

4. Adduksi 30⁰ mendekatkan kembali ibu jari


5. posisi mendekatkan ibu jari ke telapak tangan

 Pinggul

1. Fleksi 90-120⁰ menggerakkan tungkai keatas

2. Ekstensi 90-120⁰ meluruskan tungkai

3. Hiperekstensi 30-50⁰ menggerakkan tungkai kebelakang

4. Abduksi 30-50⁰ menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh

5. Adduksi 30-50⁰ merapatkan tungkai kembali mendekat ke tubuh

6. Rotasi internal 90⁰ memutar tungkai kearah dalam

7. Rotasi eksternal 90⁰ memutar tungkai kearah luar

 Lutut
1. Fleksi : menggerakkan tumit kearah belakang paha sejauh 120⁰-130⁰
2. Ekstensi : menggerakkan kembali tumit ke lantai lurus sejauh 120⁰-
130⁰
Fleksi
(120⁰-130⁰)
Ekstensi
(120⁰-130⁰)

 Pergelangan Kaki
1. Dorsofleksi : menggerakkan punggung kaki kearah atas sejauh
20⁰-30⁰
2. Plantarfleksi : menggerakkan punggung kaki kebawah sejauh
45⁰-50⁰
Dorsofleksi Plantarfleksi
(20⁰-30⁰) (20⁰-30⁰)

3. Inversi : memutar telapak kaki kesamping dalam tubuh sejauh 10⁰


4. Eversi : memutar telapak kaki ke samping luar tubuh sejauh 10⁰
Eversi (10⁰)
Inversi
(10⁰)

 Jari-jari Kaki
1. Fleksi : menggerakkan jari kaki kebawah dengan rentang 30⁰-60⁰
2. Ekstensi : menggerakkan jari kaki kembali keadaan semula dengan
rentang 30⁰-60⁰

Fleksi (30⁰-
60⁰)

Ekstensi (30⁰-
60⁰)
3. Adbduksi : menggerakkan jari kaki saling menjauh satu sama lain
dengan rentang 15⁰
4. Adduksi : merapatkan kembali jari-jari kaki dengan rentang 15⁰

Dorsofleksi
(20⁰-30⁰)
C. Dokumentasi :
1) Catat respon pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan
2) Awasi tanda-tanda adanya gangguan sistem neurologi
3) Catat tingkat toleransi gerakan pada pasien

DAFTAR PUSTAKA

Adrian, Goldszmidt J. 2013. Stroke Esensial Edisi Kedua. Jakarta: PT. Indeks.
Irfan, Muhammad. 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kayana, Ida Bagus. 2013. Teknnik Pemantauan Tekanan Intrakranial. Denpasar: SMF
Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Wijaya, Andra Saferi dan Putra. 2013. Keperawatan Medical Bedah 2 Keperawatan
Dewasa. Yogyakarta: Medical Book.

Anda mungkin juga menyukai