Anda di halaman 1dari 8

KONSEP DASAR

ANAK USIA SEKOLAH

A. Konsep Anak Usia Sekolah


1. Pengertian Anak Usia Sekolah
Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang
masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan
sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak denga usia 7 sampai 15 tahun
(termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran program wajib belajar pendidikan 9
tahun.
2. Tahap perkembangan anak usia sekolah
a. Aspek fisik
Kecerdasan perkembangan secara pesat,berpikir makin logis dan kritis fantasis
semakin kuat sehingga sering kali terjadi konflik sendiri, penuh dengan cita-
cita
b. Aspek sosial
Mengejar tugas-tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun masih
memiliki kecenderungan untuk kurang hati-hati dan berhati-hati.
c. Aspek kognitif.
Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerja sama). Anak
termotivasi dan mengerti hal-hal sistematik.
3. Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi Anak Usia Sekolah
Tugas perkembangan dalam anak usia sekolah menurut Duval dam Miller Carter
dan Mc Goldrik dalam Friedman (1980):
a. Mensosialisasikan anak-anak termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan
mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat .
b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga

B. Konsep Kebersihan Diri


Kebersihan diri adalah upaya yang di lakukan untuk menjaga tubuh atau badan agar
ada selalu dalam keadaan bersih dan sehat diantaranya: kebersihan gigi dan mulut
serta tangan dan kuku.
C. Konsep Perawatan Gigi
1. Menggosok gigi adalah kebersihan gigi dengan menggunakan sikat gigi dan odol
gigi.
2. Merawat gigi merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk menjaga agar
gigi dalam keadaan bersih dan sehat.
3. Fungsi gigi
Gigi primer atau gigi susu berjumlah 20 buah dimana setiap rahang atas dan
bawah memiliki 10 buah gigi atau ada 3 jenis gigi, yaitu : gigi seri berjumlah 4
buah, yang berfungsi untuk memotong, gigi taring 2 buah yang berfungsi untuk
menahan dan merobek makanan, dan gigi geraham 4 buah yang berfungsi untuk
menghancurkan makanan.
4. Manfaat menggosok gigi
a. Agar gigi menjadi bersih dan sehat
b. Mencegah timbulnya gigi karies atau karang gigi, lubang gigi, dan penyakit
gigi lainnya
c. Memberi perasaan segar pada gigi

D. Konsep Perawatan tangan dan kuku


1. Pengertian mencuci tangan
Mencuci tangan adalah suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tangan
dan kuku tetap bersih dan sehat.
2. Tujuan
a. Membersihkan tangan dan kuku dari kotoran agar tetap bersih dan sehat
b. Mencegah penularan penyakit
c. Melatih suatu kebersihan yang baik.
3. Waktu mencuci tangan
Mencuci tangan dilakukan:
a. Apabila tangan kotor
b. Sebelum dan sesudah makan

E. Peran Dan Fungsi Perawat


Perawat melakukan perawatan dan konsultasi baik dalam keluarga maupun
dalam sekolah pada anak yang mengalami gangguan kesehatan.
F. Proses Keperawatan Komunitas Pada Kelompok Khusus Anak Usia Sekolah

Berikut 5 tahapan proses keperawatan yang dapat dilaksanakan oleh perawat komunitas

1. Pengkajian
Berikut yang dapat saudara kaji adalah :
a. Core (Kelompok anak usia sekolah) :
1) Demografi kelompok anak usia sekolah (nama anak usia sekolah,
umur anak usia sekolah, jenis kelamin anak usia sekolah, urutan
anak dalam keluarga, nama orang tua, pekerjaan orang tua,
pendidikan orang tua, suku, alamat).
2) Riwayat kesehatan : riwayat penyakit yang pernah diderita, riwayat
immunisasi, riwayat tumbuh kembang.
3) Riwayat sekolah : visi misi sekolah, nilai dan keyakinan sekolah
dalam kesehatan.
4) Pemeriksaan fisik anak usia sekolah mulai dari kepala sampai kaki
(semua sistem dilakukan pemeriksaan fisik).
2. Pengkajian delapan subsistem :
a. Lingkungan fisik sekolah : apakah lingkungan fisiknya aman untuk
belajar dan bermain anak usia sekolah? Adakah sumber air bersih?
Toilet yang cukup dan bersih? Bagaimana penghijauan di sekolah?
Apakah lingkungan sekolah dekat tempat yang mengancam
keselamatan : dekat pusat perbelanjaan, bioskop, sungai, tempat
pembuangan limbah/sampah, polusi udara/suara, dan jalan raya.
b. Pendidikan : apakah kurikulum yang ada juga mengajarkan nilai –nilai
dasar kesehatan? Bagaimana cara guru melatih perilaku hidup bersih
dan sehat pada anak uisa sekolah
c. Keamanan dan transportasi : anak sekolah menggunakan transportasi
jenis apa bila ke sekolah? Adakah fasilitas transportasi yang tersedia
yang dapat digunakan oleh siswa untuk kebetuhan emergency?
Bagaimana cara/sistem sekolah melindungi keamanan anak usia
sekolah dari bahaya fisik, psikologis, maupun sosial?
d. Politik dan pemerintahan : adakah kebijakan pemerintah pusat/daerah/
lokal yang mendukung pemeliharaan kesehatan anak usia sekolah?
Bagaimna penerapannya di sekolah?
e. Pelayanan kesehatan : adakah fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia untuk anak usia sekolah, misalnya : ruang UKS,
dokter/perawat sekolah yang siaga di sekolah, atau sistem rujukan ke
dokter praktek/puskesmas/ klinik/rumah sakit terdekat dengan sekolah.
Bagaimana pelayanan yang diberikannya seperti : pemantauan tumbuh
kembang secara rutin, program imunisasi anak usia sekolah,
pendidikan kesehatan oleh tenaga kesehatan.
f. Pelayanan sosial : adakah fasilitas sosial yang dapat dimanfaatkan
untuk anak usia sekolah, misalnya layanan konseling oleh guru,
kelompok belajar, kelompok seni anak, dan lain-lain
g. Komunikasi : media komunikasi yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi perkembangan kelompok anak usia sekolah seperti :
mading, koran, buletin, majalah sekolah/anak-ana, kradio, TV, telpon.
Bagaimana cara anak sekolah dan keluarganya menerima informasi
tentang perkembangan belajar dan kondisi tumbuh kembang anak?
h. Ekonomi : bagaimana rata-rata pendapatan orang tua siswa?
Bagaimana sekolah membiayai pelaksanaan proses belajar mengajar di
sekolah, apakah sepenuhnya dibantu Pemerintah/swadaya masyarakat?
i. Rekreasi : adakah tempat rekreasi yang bisa digunakan oleh anak usia
sekolah, seperti lapangan olahraga, dan taman bermain? Apakah aman
untuk digunakan dan cukup dengan jumlah murid yang ada.
3. Diagnosa
Berikut masalah keperawatan komunitas pada kelompok khusus anak usia
sekolah yang dapat saudara rumuskan menjadi diagnosis keperawatan seperti :
a. Risiko gangguan tumbuh kembang pada anak usia sekolah
b. Risiko peningkatan kejadian cidera pada anak usia sekolah
c. Perencanaan
Dapat menggunakan pendekatan tiga level pencegahan dalam membuat
perencanaan keperawatan yaitu :
a. Pencegahan primer (primary prevention)
1) Program promosi kesehatan
a) Pendidikan kesehatan tentang : manfaat makanan sehat dan
cara memilih jajanan sehat, kesehatan gigi dan mulut anak
usia sekolah, kebersihan diri (rambut, kulit, kuku, pakaian,
sepatu), cara mencuci tangan yang baik, kebutuhan latihan
fisik anak usia sekolah, cara belajar yang baik dan
konsentrasi, dan lain-lain sesuai kebutuhan anak sekolah
b) Melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala (perawat
dapat meminta bantuan guru dan kader kesehatan sekolah
untuk melakukan pengukuran TB/BB setiap 4 bulan dan
mencatatnya di KMS anak sekolah). Mengingat banyak
sekolah yang ada di wilayah binaan perawat, maka
sebaiknya perawat sudah membuat jadual kunjungan tenaga
kesehatan secara berkala minimal 6 bulan sekali untuk tiap
sekolah.
c) Memberikan layanan konseling tumbuh kembang anak usia
sekolah atau masalah kesehatan
d) Membentuk kelompok swabantu anak usia sekolah sebagai
support bagi anak sekolah, orang tua atau keluarga yang
memiliki anak usia sekolah.
b. Program proteksi kesehatan
1) Pelayanan imunisasi : pemberian immunisasi untu anak SD
kelas 1 pemberian DT dan SD kelas VI (wanita) pemberian TT.
2) Program pencegahan kecelakaan pada anak usia sekolah seperti
memfasilitasi zebra cross untuk penyebrangan, menyediakan
petugas yang membantu anak sekolah menyeberang,
menganjurkan anak menggunakan pelindung lutut/helm jik a
bersepeda, menganjurkan sekolah untuk menjaga kebersihan
lantai agar tidak licin (membuat tanda peringatan bila sedang
dibersihkan), menganjurkan sekolah untuk dapat
memperhatikan keselamatan anak seperti : tangga dibuat tidak
curam, lapangan bermain tidak berbatu; menganjurkan keluarga
untuk meningkatkan pengawasan pada anak usia sekolah
khususnya anak usia sekolah yang tinggal didekat jalan, sungai
atau tempat yang berbahaya, pemantauan yang ketat terhadap
jajanan yang dijual di sekolah.
3) Perlindungan caries pada anak usia sekolah : flouridasi
4) Perlindungan anak usia sekolah dari child abuse dari orang
dewasa disekitarnya : meningkatkan kepedulian masyarakat
terhadap keselamatan dan kesehatan anak usia sekolah,
termasuk sikap guru yang mendidik bukan menghukum,
membuat sistem pelaporan dan sangsi yang jelas apabila
menemukananak anak usia sekolah yang mengalami tindakan
kekerasan baik fisik, emosional, atau seksual dari orang lain,
untuk segera diproses secara hukum yang berlaku di Indonesia.
c. Pencegahan Sekunder
1) Deteksi dini dan pengobatannya, sebagai deteksi tumbuh
kembang anak sekolah, atau penyakit untuk segera ditegakkan
diagnosis dan pengobatan sejak dini
2) Perawatan emergency, misalnya diberikan pada anggota anak
usia sekolah yang mengalami kecelakaan di sekolah, atau lalu
lintas
3) Perawatan akut dan kritis, diberikan pada anak usia sekolah
yang mengalami sakit akut seperti diare, demam, dan lain-lain.
Perawatan juga diberikan pada anak usia sekolah dengan
penyakit kritis.
4) Diagnosis dan terapi, perawat komunitas dapat menegakkan
diagnosis keperawatan dan segera memberikan terapi
keperawatannya.
5) Melakukan rujukan untuk segera mendapatkan perawatan lebih
lanjut
d. Pencegahan Tersier
1) Memberikan dukungan pada upaya pemulihan anak usia sekolah
setelah sakit dengan memelihara kondisi kesehatan agar tumbuh
kembangnya optimal
2) Memberikan konseling perawatan lanjut pada kelompok anak usia
sekolahpada masa pemulihan.
4. Implementasi
Dalam membuat implementasi dapat menggunakan empat strategi dalam
melaksanakan perencanaan yang telah disusun sebelumnya, yaitu melalui :
a. Pemberdayaan komunitas sekolah : hal ini penting dilakukan agar
komunitas sekolah peduli terhadap masalah kesehatan anak usia sekolah.
Pemberdayaan disesuaikan dengan kemampuan yang ada di komunitas,
misalnya : sekolah mendirikan kantin sehat dan jujur, yang menjual
jajanan yang sehat (bebas pewarna/pemanis buatan, bebas pengawet, serta
memperhatikan masa kadaluarsanya) dan siswa dibiasakan untuk jujur
mengambil dan membayar sendiri di kotak yang telah disediakan.
b. Proses kelompok
Perawat komunitas juga dapat menggunakan pendekatan kelompok,
agar implementasi dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Kelompok
yang terdiri dari anak sekolah yang mempunyai masalah yang sama,
kelompok ini akan sangat bermanfaat membantu keluarga menemukan
solusi masalah kesehatan. Contoh dibentuknya kelompok swabantu anak
usia sekolah yang mengalami gangguan konsentrasi belajar, kelompok ini
dengan difasilitasi oleh guru dan perawat komunitas akan mencoba
mengenali penyebab dan mencarikan solusi, serta melatih konsentrasi
anak. Anjuran untuk latihan berenang cukup efektif untuk membantu anak
belajar konsentrasi.
c. Pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan seperti dijelaskan diawal akan
sangat membantu anak sekolah meningkatkan pengetahuannya untuk
merubah perilaku hidup lebih sehat.
d. Kemitraan Kemitraan perlu dibentuk agar ada jejaring kerja, contoh :
bermitra dengan pedagang kantin agar dapat menyediakan makanan yang
murah dan sehat. Bermitra dengan perusahaan/percetakan buku yang dapat
memberikan buku murah bagi anak. Tentu masih banyak lagi kemitraan
yang dapat saudara bangun dalam rangka meningkatkan kesehatan anak
usia sekolah.
5. Evaluasi
Perawat komunitas bersama komunitas dapat mengevaluasi semua
implementasi yang telah dilakukan dengan merujuk pada tujuan yangtelah
ditetapkan yaitu mencapai kesehatan anak usia sekolah yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA

Allender, J.N., & Spredley, B.W. (2001). Community health nursing: concept and practice.
Philadelphia: Lippincot.

Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi DKI Jakarta. (2004). Manajemen pemberdayaan


masyarakat. Pemda Provinsi DKI Jakarta: Jakarta.

Departemen Kesehatan RI .(2003). Kemitraan menuju Indonesia sehat 2010. Jakarta:


Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan RI.

Ervin, N.E. (2002). Advanced community health nursing practice: population focused care.
New Jersey: Pearson Education,Inc.

McMurray, A. (2003). Community health and wellness: a socioecological approach.


Toronto: Mosby.

O’Connor F.M.L; & Parker, E. (2001). Health promotion: Principles and practice in the
Australian Context. Australia: Agency Limited (CAL) under the Act.

Anda mungkin juga menyukai