Anda di halaman 1dari 10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Dasar Komunitas


1. Definisi Anak Usia Sekolah
Usia anak adalah periode yang sangat menentukan kualitas seorang manusia
dewasa nantinya. Saat ini masih terdapat perbedaan dalam penentuan usia anak.
Menurut UU No. 20 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dan WHO yang
dikatakan masuk usia anak adalah sebelum usia 18 tahun dan yang belum
menikah. American Academik of Pediatric tahun 1998 memberikan rekomendasi
yang lein tentang batasan usia anak yaitu mulai dari fetus (janin) hingga usia 21
tahun. Batas usia anak tersebut ditentukan berdasarkan pertumbuhan fisik
danpsikossosial, perkembangan anak, dan karakteristik kesehatannya. Usia anak
sekolah dibagi dalam usia prasekolah, usia sekolah, remaja, awal usia dewasa
hingga mencapai tahap proses perkembangan sudah lengkap. (Widodo, 2005
dalam kumpulan Askep 2012)
Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolh, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas adalah suatu masa anak yang sangat berbeda
dengan usia dewasa. Di dalam periode ini didapatkan banyak permasalahan
kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak dikemudian hari. Masalah
kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan
perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya
akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah.
Permasalahan tersebut kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau para
klinisi serta profesional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak
memprioritaskan kesehatan anak balita. (Widodo, 2005 dalam Kumpulan Askep
2012)
2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Sekolah
Pertumbuhan dan Perkembangan anak usia pra sekolah dan sekolah dasar:
a. Jasmani : Periode ini disebut periode memanjang secara fisik fungsi organ
otak mulai terbentuk mantap sehingga perkembangan kecerdasannya cukup
pesat.

3
b. Jiwani : Anak mulai banyak melihat dan bertanya fantasinya berkurang karena
melihat kenyataan, ingatan kuat daya kritis mulai tumbuh, ingin berinisiatif
dan bertanggung jawab.
c. Rohani : Anak mulai memasukkan dalam pikirannya tentang Tuhan mulai
memisahkan konsep pikiran tentang Tuhan dengan orangtuanya.
d. Sosial : Kegiatan anak mulai berkelompok dan mengarah pada tujuan tetapi
masih egosentris, kegiatannya hanya satu jenis dan mulai membuat “Gang”
dengan kompetisi tinggi. (Widodo, 2005)
3. Tugas Orang tua untuk perkembangan anak usia sekolah
a. Menyediakan aktifitas untuk anak
Untuk membantu kreativitas :
1) Menyediakan perlengkapan sekolah
2) Mengikutsertakan anak pada ekstrakulikuler, les, kursus, dengan
pengarahan/bimbingan orangtua.
3) Memberikan sarana bermain yang sesuai usia
4) Memberikan bimbingan rohani baik didalam maupun diluar rumah
b. Mempersiapkan biaya, anak sudah sekolah membutuhkan biaya yang cukup
besar anggaran rumah tangga membengkak perlu pengaturan rumah tangga
yang baik.
c. Kerjasama untuk penyelesaian kerja anak diajarkan untuk menyelesaikan
tugas-tugasnya (baik tugas sekolah maupun tugas rumah). Penting untuk
menumbuhkan kemandirian dan kedisiplinan anak
d. Memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan pasangan, keharmonisan
keluarga harus terjalin dengan baik, saling mengerti dan perhatian menghargai
kepentingan orang lain dan belajar untuk dapat mengenal orang lain.
e. Sistem komunikasi komunitas
1) Diterapkan komunitas yang terbuka
2) Anak diberi kesempatan untuk berbicara mengungkapkan pendapatnya
penting untuk menumbuhkan rasa percaya diri, sehingga anak tidak takut
untuk bergabung dengan masyarakat.
f. Mensosialisasikan anak meningkatkan prestasi sekolah memupuk hubungan
sebaya. Membina hubungan anak dengan teman akan meningkatkan pola
adaptasi anak terhadap lingkungan barunya.

4
g. Memelihara hubungan perkawinan yang memuaskan karena perkawinan daoat
menimbulkan konflik-konflik yang dapat menurunkan keharmonisan.
Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan saling mendukung dalam
hubungan suami istri.
h. Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, harus mengecek
kesehatan anak secara berkala misalnya: fungsi penglihatan, pendengaran,
kemampuan berbicara. Tujuannya untuk mengantisipasi akibat/keadaan yang
mungkin terjadi.(Anonim, 2010)
Cara mencapai tugas perkembangan :
a. Anak diberi motivasi untuk belajar, memperhatikan kebutuhan sosial anak
b. Meningkatkan komunikasi yang terbuka dan mendukung hubungan suami
istri, rekreasi orang tua saja.
c. Mengajarkan dan membiasakan cara hidup sehat.
d. Memberikan tempat aktivitas yang nyaman. (Anonim, 2010)
4. Upaya Peningkatan Kesehatan Anak Usia Sekolah
a. PAMSIMAS
Salah satu kegiatan Kesehatan Sekolah Program PAMSIMAS adalah
membangun jamban sekolah dan sarana cuci tangan. Sekolah harus emberikan
pengajaran baik kepada guru maupun murid bagaimana cara memelihara
jamban sekolah yang akan di bangun dan sarana cuci tangan. Misalnya
seorang guru di serahkan tanggung jawab untuk pemeliharaan jamban. Dia
akan mengkoordinasi murid dengan cara membuat “roaster” atau jadwa
membersihkan jamban dan sarana cuci tangan dibagi secara merata antara
murid laki-laki dan murid perempuan.
Seringkali terjadi jamban di sekolah hanya terdiri atas dua unit, yaitu
satu untuk guru dan yang lain untuk murid. Sementara kondisi jamban murid
sangat berbeda jauh dengan jamban guru. Dimana jamban murid sangat jauh
dari kondisi bersih dan terpelihara atau tidak jarang dalam kondisi rusak.
Akibatnya banyak murid yang kemudian buang air baik buang air kecil
maupun buang air besar di halaman sekolah. Kebasaan ini membuat sekolah
tidak dilengkapi dengan penerangan yang cukup. Murid yang masih duduk di
kelas 1 atau 2 akan merasa takut untuk menggunakan jamban yang kondisinya
gelap, berbau dan kotor. Kondisi seperti ini harus dihindari dengan cara
membuat jamban dengan penerangan yang cukup baik dari lampu ataupun

5
sinar matahari beserta ventilasi yang memadai. (Departemen Kesehatan RI,
2008)
b. Rincian Kegiatan Promosi Kesehatan Sekolah
Adapun rincian kegiatan program Promosi Kesehatan di sekolah:
1) Pembangunan sarana air bersih, sanitasi dan fasilitas cuci tangan termasuk
pendidikan menjaga kebersihan jamban sekolah
2) Pendidikan pemakaian dan pemeliharaan jamban sekolah
3) Penggalakan cuci tangan dengan sabun
4) Pendidikan tentang hubungan air minum, jamban, praktek kesehatan
individu, dan kesehatan masyarakat.
5) Program pemberantas kecacingan
6) Pendidikan kebersihan saluran pembuangan/SPAL
7) Pelatihan guru dan murid tentang PHAST
8) Kampanye “Sungai Bersih, Sungai Kita Semua”
9) Pengembangan tanggungjawab murid, guru dan pihak-pihak lain yang
terlibat disekolah, mencakup:
a) Pengorganisasian murid untuk pembagian tugas harian, pembagian
tugas guru pembina dan komite sekolah
b) Meningkatkan peranan urid dalam memperngaruhi keluarga
(Departemen Kesehatan RI, 2008)

B. Health Promoting School


1. Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan disekolah merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah
menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sekolah melalui 3 kegiatan utama :
a. Penciptaan lingkungan sekolah yang sehat
b. Pemeliharaan dan pelayanan di sekolah
c. Upaya pendidikan yang berkesinambungan
Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah TRIAS UKS. Strategi Promosi
Kesehatan WHO mencanangkan 5 strategi promosi kesehatan di sekolah yaitu:
a. Advokasi
Kesuksesan program promosi kesehatan di sekolah sangan ditentukan oleh
dukungan dari berbagai phak yang terkait dengan kepentingan kesehatan

6
masyarakat, khususnya kesehatan masyarakat sekolah. Guna mendapatkan
dukungan yang kuat dari berbagai pihak terkait tersebut perlu dilakukan
upaya-upaya advokasi untuk menyandarkan akan arti penting program
kesehatan sekolah. Advokasi lebih ditujukan kepada berbagai pihak yang
akan menentukan kebijakan program, termasuk kebijakan yang terkait dana
untuk kegiatan.
b. Kerjasama
Kerjasama dengan berbagai pihak yang terkait sangat bermanfaat bagi
jalannya program promosi kesehatan sekolah. Dalam kerjasama ini berbagai
pihak dapat saling belajar dan berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan
kekurangan program, tentang cara menggunakan berbagai sumberdaya yang
ada, serta memaksimalka investasi dalam pemanfaatan untk melakukan
promosi kesehatan.
c. Penguatan kapasitas
Kemampuan kerja dalam kegiatan promosi kesehatan disekoah harus dapat
dilaksanakan secara optimal. Untuk itu berbagai sektor terkait harus diyakini
dapat memberikan dukungan untuk memperkuat program promosi kesehatan
di sekolah. Dukungan bektor ini dapat terkait dalam rangka penyusunan
rencana kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program promosi
kesehatan sekolah.
d. Kemitraan
Kemitraan dengan berbagai unit organisasi baik pemerintah, LSM maupun
usaha swasta akan sangat mendukung pelaksanaan program promosi
kesehatan sekolah. Disamping itu, dengan kemitraan akan dapat mendorong
mobilisasi guna meningkatkan status kesehatan di sekolah.
e. Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen dari pengembangan dan penilaian
program promosi kesehatan. Bagi sektor terkait, penelitian merupakan akses
untuk masuk dalam mengembangkan promosi kesehatan di sekolah baik
secara nasional maupun regional, disamping untuk melakukan evaluasi
peningkatan PHBS siswa sekolah.
2. Peran Dokter Kecil
Pentingnya pengetahuan akan gizi yang baik dapat disosialisasikan melalui
keberadaan dokter kecil. Dokter kecil merupakan siswa yang aktif dalam

7
menangani masalah kesehatan di lingkungan sekolah, khususnya di tingkat
sekolah dasar. Siswa yang menjadi dokter kecil merupakan siswa yang berprestasi
secara akademik. Mereka merupakan penggerak kesehatan di lingkungan sekolah.
Peran dokter kecil yang merupakan ujung tombak program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) dalam memperhatikan kesehatan anak sekolah. Dokter kecil
membuat anak sekolah jadi sadar sehat. Mulai dari piramida makan hingga
perlunya memperhatikan kebersihan makanan ketika jajan. Bukan hanya itu, para
dokter kecil ini juga menjalani penyuluhan ke kantin sekolah, serta memberikan
pengetahuan kepada teman sekolahnya mengenai mana jajanan yang sehat dan
yang tidak. “Jajanan sehat berarti bersih, tidak basi, dan mengandung zat gizi”.
Karena kesadaran arti pentingnya kesehatan harus ditanamkan sejak kecil, dokter
kecil di tingkat sekolah dasar pun akan direvitalisasi yang nantinya bisa menjadi
pahlawan kesehatan Indonesia yang menjadi teladan dan memberi contoh tentang
perilaku hidup bersih dan sehat kepada teman-temannya yang lain dilingkungan
sekolah. (Menurut Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih)
Menurut penggiat program dokter kecil, dr Handrawan Nadesul, yang pada
tahun 1981 membentuk ratusan kader dokter kecil dari siiswa SD yang berprestasi
ini, menuturkan, pran dokter kecil mempunyai dampak yang cukup besar dalam
menggerakan upaya kesehatan yang meliputi urgensi gizi seimbang. Para dokter
kecil ini bukan berarti berperan sebagai dokter, namun lebih tepatnya sebagai
promotor untuk menggerakan teman-temannya untuk mengetahui makanan yang
baik dan zat gizi yang dikandungnya serta mengonsumsi makanan dengan gizi
seimbang. Disamping itu, peran dokter kecil diharapkan mampu membantu guru
dan petugas kesehatan disekolah.
3. Peran dan Fungsi Perawat di Sekolah
Peran perawat di lingkungan sekolah ada 3 hal yaitu: pelaksana asuhan
keperawatan disekolah, pengelola kegiatan di UKS dan sebagai penyuluh di
bidang kesehatan (Anna, 2010).
a. Sebagai pelaksana askep di sekolah:
1) Mengkaji masalah kesehatan dan keperawata peserta didik
2) Menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina Usaha
Kesehatan di Sekolah (TPUKS)
b. Sebagai pengelola kegiatan UKS. Koordinator program UKS di Puskesmas
c. Sebagai penyuluh dalam bidang kesehatan.

8
C. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
1. Data Inti
Anak usia sekolah adalah anak yang sedang menekuni proses pendidikan mulai
pada tingkat pra sekolah (TK), sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama
da mengah atas. Pada tahap ini masalah kesehatan sangat berpengaruh pada
kualitas tumbuh kembang anak dikemudian hari pada saat dewasa. Gangguan
kesehatan yang sering timbul pada usia sekolah adalah gangguan kesehatan
umum, gangguan perilaku, gangguan perkembangan fisiologis hingga gangguan
dalam belajar. Untuk mencegah atau mengurangi potensi komplikasi dan
permasalahan kesehatan anak, perlu dilakukan deteksi dini gangguan kesehatan
agar tidak berkembang menjadi masalah berat. Deteksi dini bisa dilakukan dengan
meningkatkan perhtian yang lebih besar terhadap usia sekolah, sama halnya
dengan perhatian ketika anak masih balita. Hal ini dilakukan dengan harapan
tercipta anak usia sekolah yang sehat, cerdas, dan berprestasi baik.
Dalam data inti didalamnya terdapat data lengkap dari sekolah yang di
lakukan pengkajian terdiri dari nama sekolah, nama kepala sekolah, alamat, kode
pos, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, tahun pendirian, status
sekolah, nomor telepon.
2. Data Lingkungan Fisik
a. Anak dan pembangunan lingkungan
Orang dewasa pada umumnya berpendapat bahwa pembangunan yang
cocok bagi dirinya, maka cocok pula bagi anak-anak, sehingga anak
dipandang tidak penting untuk didengarkan pendapat dan aspirasinya dalam
merencanakan dan menentukan arah pembangunan. Sesungguhnya melalui
wadah partisipasi anak, anak dapat diajak bekerjasama dalam mengatasi
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan (pembangunan) lingkungannya
(Adams & Ingham, 1998:51). Pemerintah dapat berkomunikasi dengan
mereka, karena mereka mempunyai persepsi, pandangan dan pengalaman
mengenai lingkungan kota tempat mereka tinggal, sehingga pemerintah dapat
menemukan kebutuhan atau aspirasi mereka.
b. Anak dan lingkungan tempat tinggal
Hal yang perlu dilakukan agar anak akrab dengan lingkungan tempat
tinggalnya antara lain:

9
1) Keluarga perlu melakukan penerapan kombinasi pola asuh antara otoriter,
bebas dan demokratis secara seimbang dan konsisten, supaya kepercayaan
diri anak tinggi
2) Rumah yang layak huni adlah rumah yang menjamin keamanan,
ketenangan dan kenyamanan penghuni.
c. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesuaikan diri
dengan lingkungan masyarakat, untuk itu perlu dilakukan adalah:
1) Perlu ada inisiatif dan kemauan keras ketua RT dan RW untuk
menjalankan organisasi dengan membentuk kegiatan-kegiatan yang
berdampak langsung pada warga, khususnya anak-anak, seperti kerja
bakti.
2) Menjaga sanitasi lingkungan, karena berdampak langsung pada kesehatan
lingkungan, terutama terhadap anak-anak yang rentan terhadap berbagai
resiko yang ditimbulkan oleh lingkungan
d. Anak dan lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah yang diharapkan anak adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai ruang WC yang menjadi salah satu fasilitas yang penting di
sekolah
2) Desain bangunan sekolah bertigkat perlu dilengkapi ruang bermain bagi
anak yang aman dan nyaman di setiap lantai
3) Waktu sekolah pagi dan petang dipertimbangkan untuk diterapkan secara
bergantian.
4) Perlu menggunakan metode cara belajar siswa aktif
5) Penyusunan peraturan dan tata tertib sekolah, pimpinan sekolah dan guru
perlu mengikutsertakan murid-murid.
3. Ekonomi
Krisis moneter dan ekonomi yang terjadi di Indonesia yang berkepanjanga dan
masih bisa berlangsung hingga kini, jelas berdampak negative terhadap kesehatan
dan gizi penduduk. Dampak ini lebih nyata pada ibu hamil dan anak-anak, tidak
terkecuali anak usia sekolah dasar (SD) yang merupakan kelompok penduduk
yang paling rentan terhadap gangguan gizi dan pelayanan kesehatan, ekonomi
yang berkepanjangan ini memicu penurunan daya beli masyarakat dan kalangan

10
hasil produksi pertanian, sehingga makanan yang dikonsumsi penduduk terutama
mereka dikelas bawah miskin akan menurun dari segi kuantitas dan kualitas.
4. Keamanan dan Transportasi
Pemerintah kota agar menyediakan layanan transportasi yang mempertimbangkan
kebutuhan anak. Selain itu pemerintah kota dalam membuat kebijakan mengenai
transportasi umum, menurut Jill Swart Kruger dan Louise Chawla (Kruger, 2002)
perlu:
a. Memperkenalkan jarak, jenis dan ukuran transportasi umum
b. Mempertimbangkan pembuatan tiket tunggal untuk semua jenis transportasi
umum
c. Mempertimbangkan penggunaan bus khusus pada hari minggu dan libur untuk
anak dan keluarganya ke tempat rekreasi.
5. Sistem Komunikasi
Promosi Kesehatan Sekolah dibuat untuk mendukung program peningkatan
Sara Air Bersih dan Sanitasi dan untuk memperluas manfaat kesehatan
masyarakat desa dengan cara meningkatkan pengetahuan dan perilaku kesehatan
dan sanitasi pada anak-anak sekolah dasar. Selain itu Promosi Kesehatan Sekolah
bertujuan agar murid-murid tersebut bertindak sebagai agen perubahan bagi
orangtua mereka, saudara-saudara, tetangga dan kawan-kawan mereka.
Program promosi kesehatan di sekolah harus diintegrasikan ke dalam program
usaha kesehatan sekolah, melalui koordinasi dengan Tim Pembina UKS di tingkat
Kecamatan, Kabupaten, Propinsi dan Pusat. Promosi kesehatan sekolah (dalam
Progra PAMSIMAS) harus dikoordinasikan dengan program penyuluhan
kesehatan yang dilakukan oleh PUSKESMAS, Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas
Kesehatan Propinsi dan Departemen Kesehatan Pusat.
6. Pendidikan
Program pendidikan kesehatan tentang hubungan antara air, jamban dan kesehatan
uga menjadi kegiatan yang penting dalam program kesehatan sekolah.
Diantaranya adalah hubungan antara air-kondisi sanitasi dan penyakit; bagaimana
sarana sanitasi dapat melindungi kesehatan kita; bagaimana penyakit dapat timbul
dari kondisi sanitasi dan perilaku yang buruk; kebiasaan mencuci tangan dengan
sabun; pencegahan penyakit cacingan; dan monitoirng kualitas air. Materi-materi
pembelajaran bagi siswa dilaksanakan secara partisipatif menggunakan metode
PHAST. Guru-guru sebagai tenaga pengajar akan diberi pelatihan terlebih dahulu

11
oleh Dinas Kesehatan setempat dan Tim Fasilitator Masyarakat, khususnya TFM
bidang kesehatan.
7. Politik dan Pemerintah
Pada lingkungan masyarakat, diharapkan anak dapat lebih menyesaikan diri
dengan lingkungan masyarakat.
8. Rekreasi
Menurut Hendricks (Hendricks, 2002) perencanaan taman bermain yang ramah
terhadap anak harus mempertimbangkan hasil konsultasi dengan anak, seperti
bagaimana mereka menggunakan ruang dan apa yang mereka ingin lakukan,
sehingga dalam proses pengembangannya tidak perlu melakukan pengekangan
terhadap anak. Proses konsultasi dengan anak harus dilakukan dengan baik seperti
yang dilakukan terhadap orang dewasa.

12

Anda mungkin juga menyukai