Anda di halaman 1dari 22

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
RSUD Bendan Kota pekalongan merupakan sebuah Rumah Sakit
yang dimiliki oleh Pemkab Kota pekalongan yang berupa Rumah Sakit
Umum, yang dinaungi dibawah Pemkab Kota Pekalongan dan berlokasi
di Jl. Sriwijaya No. 2, Pekalongan, Kota Pekalongan, Indonesia.
RSUD Bendan merupakan termasuk Rumah Sakit Tipe C dan telah
Lulus akreditasi Rumah Sakit setelah mengadakan metode akreditasi
Rumah Sakit seluruh Indonesia dengan proses pentahapan I (5
pelayanan). Rumah Sakit ini telah terdaftar dengan nomor surat ijin
445/153/2015 dan tanggal surat ijin 03/03/2015 dari Walikota
Pekalongan dengan bersifat tetap, dan berlaku sampai dengan 5 tahun.
Ada beberapa ruangan rawat inap di RSUD Bendan Kota
Pekalongan diantaranya ruang perawatan kelas III yaitu bernama Ruang
Jlamprang dan Buketan, ruang perawatan kelas II yaitu bernama Ruang
Sekar Jagad, Ruang perawaatan kelas I dan kelas utama yaitu Ruang
Truntum, ruang perawatan kelas VIP yaitu Ruang Terang Bulan, Ruang
VK, Ruang Perinatoloogi, Ruang Nifas, Ruang ICU dan Ruang NICU.
Ruang Buketan adalah salah satu ruang perawatan yang ada di
RSUD Bendan Kota Pekalongan, Ruang Buketan digunakan untuk
perawatan penyakit dalam baik wanita maupun pria. Ruang Buketan
merupakan perawatan kelas tiga yang terbagi menjadi tiga, yaitu ruang
satu dan dua untuk wanita dan ruang tiga untuk pria.

29
30

2. Pengelolaan Kasus Pasien I


a. Biodata Pasien
Pengkajian dilakukan pada pasien yang pertama pada hari Rabu
tanggal 20 April 2018 pukul 13.00 WIB terhadap Ny.S yang di rawat
di Ruang Buketan RSUD Bendan Kota Pekalongan, didapatkan hasil
nama Ny S, umur 46 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan
terakhir SD, agama islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, alamat
Pringrejo Pekalongan, pasien masuk Rumah Sakit pada tanggal 20
April 2018 pukul 09.00 WIB dengan No RM 98556, nama
penanggung jawab Tn. T, umur 50 tahun, jenis kelamin laki-laki,
hubungan dengan pasien suami pasien dan beralamat di Pringrejo
Pekalongan.
b. Pengkajian
1) Riwayat Keperawatan
Keluhan utama yang dirasakan pasien pada saat pengkajian
adalah pasien mengatakan nyeri (pusing) pada kepala bagian
belakang atau tengkuk.
Riwayat kesehatan saat ini pasien mengatakan nyeri kepala,
perut terasa mual dan muntah 2 kali sejak sehari sebelum masuk
rumah sakit yaitu pada tanggal 19 April 2018 kemudian
keesokan harinya karena sakit kepala yang hebat sehingga
pasien mengalami pinsan kemudian langsung dibawa oleh
keluarganya ke Rumah Sakit untuk mendapatkan penganganan
lebih lanjut pada tanggal 20 April 2018 pada jam 09.00 WIB.
Pada saat di IGD RSUD Bendan pasien mengeluh pusing
kesadaran composmentis, keadaan umum (ku) sedang, tanda-
tanda vital (ttv) tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 72 x/menit,
suhu 36,9 0C, respirasi rate 20x/menit dan saturasi oksigen 98
%. Ketika di IGD pasien mendapatkan tindakan pemasangan
infuse ringer lactate 20 tpm, candesartan 16 mg, dan amlodipin
31

10 mg, setelah itu dipindah ke ruang buketan pada jam 11.00


WIB.
Riwayat kesehatan masa lalu pasien mengatakan sudah
menderita penyakit hipertensi sejak tahun 2006 mungkin karena
setelah melahirkan anak ke 4 dia mendapatkan transfusi darah
terlalu banyak dan sudah 2 kali ini dirawat dirumah sakit, namun
baru kali ini ia dirawat karena hipertensi
2) Pengkajian Pola Fungsional (Gordon)
Pada pengkajian pola fungsional Gordon pada pasien Ny.S
didapatkan hasil sebagai berikut, pola manajemen kesehatan-
persepsi kesehatan didapatkan pasien mengatakan kesehatan itu
sangat penting bagi dirinya karena jika sehat dia dapat
melalukan semua kegiatan, pasien sudah mengetahui dirinya
menderita penyakit hipertensi tetapi pasien mengatakan belum
mengetahui caranya agar tekanan darahnya tidak tinggi padahal
pasien sudah minum captopril. Ketika diberikan kuesioner
tentang penatalaksanaan hipertensi. Pasien hanya dapat
menjawab 10 pertanyaan dengan benar dan jika dihitung
menggunakan rumus maka jawaban benar dibagi semua jumlah
soal yaitu 20 dikali 100% maka hasil yang didapat adalah 50%.
Pasien mengatakan masih suka makan asin karena jika tidak asin
makanan terasa hambar
3) Pengkajian fisik
Dari hasil Pengkajian fisik didapatkan kesadaran pasien
compos mentis dengan Gaslow Coma Scale (GCS) 15, dengan
rincian Eye:4. Motorik: 5, Vebal: 6 , dan hasil pengukuran
tanda-tanda vital (TTV) pasien menunjukkan tekanan darah
170/100 mmHg, nadi: 84 kali per menit, respirasi: 20 kali per
menit, suhu: 36,9 oC.
Pemeriksaan head to toe yang pertama adalah kepala dan
leher dari pemeriksaan tersebut diperoleh data dari hasil inspeksi
32

terlihat bentuk mesochepal, bersih, tidak terdapat lesi, rambut


hitam dan tidak berketombe, serta dari hasil palpasi tidak ada
nyeri tekan. Pemeriksaan mata, dari hasil inspeksi simetris, pupil
isokor, konjungtiva tidak anemis, dan sklera tidak ikterik.
Pemeriksaan telinga, didapatkan hasil pendengaran baik, dan
dari hasil inspeksi tidak ada serumen, tidak ada lesi.
Pemeriksaan hidung, dari hasil inspeksi tidak ada lesi, simetris,
tidak ada pembesaran polip dan tidak tampak cuping hidung.
Pemeriksaan mulut, dari hasil inspeksi mukosa bibir lembab,
tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada pembesaran
tonsil.pemeriksaan Leher dari hasil inspeksi tidak ada lesi, tidak
ada benjolan, tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
Pemeriksaan dada meliputi paru-paru dan jantung. Dari
hasil pemeriksaaan paru-paru didapatkan hasil dari inspeksi
tampak dada kanan dan dada kiri simetris, hasil dari palpasi
tidak ada nyeri tekan, dan dari hasil auskultasi terdengar suara
sonor, terdapat bunyi nafas veskuler, tidak terdapat rochi, dan
tidak terdapat wheezing. Untuk pemeriksaaan jantung
didapatkan hasil dari inspeksi tidak tampak iktus cordis, tidak
ada benjolan, dari hasil palpasi tidak ada nyeri tekan, dan dari
hasil perkusi terdengar suara pekak, serta dari hasil auskultasi
terdengar suara S1 lup dug, dan S2 tidak ada suara tambahan
(gelop, murmur).
Pemeriksaan Abdomen meliputi dari hasil inspeksi nampak
simetris kanan dan kiri, tidak ada luka, ,dari hasil palpasi tidak
ada nyeri tekan bagian kanan bawah (appendiks), tidak teraba
feces disebelah kiri bawah, tidak ada pembesaran limfe, serta
dari auskultasi terdengar bising usus 14 kali per menit, dan
terdengar suara timpani.
33

Pemeriksaaan Genetalia didapatkan hasil tidak terpasang


kateter, tidak ada keluhan nyeri saat berkemih, dan tidak ada
benjolan.
Pemeriksaan Ekstremitas dibagi menjadi ekstermitas atas
dan ekstermitas bawah, diperoleh data ekstremitas atas pada
tangan kiri Ny S terpasang infus RL 20 tpm, tidak ada lesi, tidak
ada oedeme, fungsi tonus otot bisa digerakkan baik namun
lemah, ekstremitas bawah, tidak ada lesi, tidak ada benjolan,
tidak ada oedeme, akral teraba dingin, fungsi tonus otot bisa
digerakkan baik namun lemah.
4) Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 20 April 2018
didapatkan hasil hematologi adalah hemogloblin 13,0 gr/dl,
hematokrit 40,3 %, leukosit 10,10^3/ul, trombosit 321 10^3/ul ,
dan eritrosit 4,7 10^6/ul . Indeks eritrosit meliputi MCV 86,7 fL
L, MCH 26,0 pg L, MCHC 32,3 g/dl, RDW-CV 12,2 %, RDW-
SD 39 fl, PDW 11,0 fl, MPV 10,0 fl, dan P-LCR H. 24,5 %.
Pada bagian hitung jenis (Diff) yang meliputi eosinofil 2,70 %,
basofil 0,40 %, neutrofil 66,40 %, limfosit 24,40 %, monosit
6,10 %, dengan golongan darah O . Dan bagian kimia klinik
seperti pemeriksaan glukosa sewaktu 110 mg/dl
5) Terapi
Terapi yang diberikan pada Ny. S adalah Infuse ringer
laktat (RL) 20 tpm, ranitidine 1 ampul (1 mg) setiap 8 jam,
ondansentron 1 ampul (8 mg) setiap 8 jam, candesartan 16 mg
setiap 24 jam, amlodipin 10 mg setiap 24 jam, sulkrafat sirup 2
sendok makan setiap 8 jam

c. Perumusan Masalah
Diagnosa keperawatan yang muncul dari haril pengkajian adalah
kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan hipertensi berhubungan
34

dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan


diri ditandai dengan data subjektif pasien mengatakan belum
mengetahui caranya agar tekanan darahnya tidak tinggi padahal
pasien sudah minum captopril. Pasien mengatakan masih suka
makan asin karena jika tidak asin makanan terasa hambar. Dan dari
data objektif pasien hanya mampu menjawab 10 benar dari 20
pertanyaan kuesioner tentang penatalaksanaan hipertensi jika
menggunakan rumus maka jawaban benar dibagi semua jumlah soal
yaitu 20 dikali 100% maka hasil yang didapat adalah 50%

d. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan dibuat oleh penulis pada tanggal 20
April 2018 yang meliputi tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan.
Adapun tujuan yang akan dicapai dari tindakan keperawatan yang
dilakukan 3x24 jam diharapkan pengetahuan pasien dan keluarga
tentang penatalaksanaan hipertensi baik dengan kriteria hasil pasien
dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,
penatalaksanaan hipertensi secara farmakologis dan non
farmakologis, pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa
yang dijelaskan, pasien dan keluarga mampu menjawab pertanyaan
yang diberikan penulis setiap selesaai dilakukan tindakan
keperawatan. Rencana keperawatan yang yang disusun oleh penulis
untuk diagnosa kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan
hipertensi adalah :
Tumbuhkan sikap saling percaya dan perhatian, berikan
penilaian tingkat pengetahuan penatalaksanaan hipertensi, berikan
pendidikan kesehatan tentang penyakit dan penatalaksanaan
hipertensi dengan cara ceramah menggunakan lembar balik dan
leaflet, gunakan bahasa yang mudah dipahami pasien, ukur tekanan
darah pasien
35

e. Implementasi
Pada hari Jumat,tanggal 20 April 2018
Pada jam 13.00 WIB dilakukan tindakan membina hubungan
saling percaya yang dilakukan penulis dengan respon pasien mau
menperkenalkan diri bahwa ia bernama Ny.S
Setelah itu pada jam 17.30 WIB memberikan penilaian tentang
tingkat pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan hipertensi
dengan kuesioner, yang dilakukan oleh penulis, dengan respon
pasien hanya bisa menjawab 10 pertanyaan dengan benar dari 20
pertanyaan yang diberikan.
Kemudian pada jam 19.00 WIB memberikan pendidikan
kesehatan tentang pengertian, penyebab, tanda gejala dan
komplikasi hipertensi, respon pasien mendengarkan dengan penuh
perhatian, yang dilakukan oleh penulis dengan respon pasien
mengatakan sudah paham mengenai pengertian, penyebab, tanda
gejala dan komplikasi hipertensi.
Pada jam 19.20 WIB dilakukan tindakan menganjurkan pasien
untuk bertanya tentang hal yang belum jelas, yang dilakukan oleh
penulis dengan respon pasien bertanya apakah penyakitnya bisa
disembuhkan.
Pada jam 19.25 WIB dilakukan tindakan memberikan
pertanyaan tentang apa yang sudah dijelaskan, yang dilakukan oleh
penulis dengan respon pasien dapat menjawab pertanyaan dengan
benar.

Pada hari Sabtu, tanggal 21 April 2018


Pada jam 12.45 dilakukan pendidikan kesehatan dengan topik
yang berbeda dengan hari sebelumnya yaitu tentang penatalaksanaan
farmakologis yang dilakukan oleh penulis dengan respon pasien
tampak mendengarkan dan memperhatikan, pasien mengatakan
36

paham dengan apa yang dijelaskan dan dia biasa minum obat
captopril dengan teratur sesuai petunjuk dari dokter.
Setelah itu pada jam 13.05 dilakukan tindakan menganjurkan
pasien untuk bertanya tentang hal yang belum jelas yang dilakuakan
oleh penulis deengan respon pasien tidak ada yang ditanyakan sudah
jelas semua.
Kemudian pada jam 13.10 memberikan pertanyaan tentang apa
yang sudah dijelaskan yang dilakukan oleh penulis dengan respon
pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan.
Pada jam 15.00 dilakukan tindakan pemantauan tanda-tanda
vital yang dilakukan oleh penulis dengan respon pasien mengatakan
mau dilakukan tindakan, tekanan darah pasien 165/84 mmHg, nadi
78 kali permenit, suhu 36 dan respiraasi 20 kali permenit

Pada hari Minggu, tanggal 22 April 2018


Pada jam 14.00 WIB dilakukan pendidikan kesehatan tentang
penatalaksanaan non farmakologis yang dilakukan oleh penulis
dengan respon pasien mengatakan mengerti dan dapat memahami
yang dijelaskan bahwa tidak hanya dengan menggunakan obat saja
tekanan darahnya akan teratur tetapi harus juga dengan
mempertahankan berat badan ideal, mengurangi asupan garam,
membatasi konsumsi alkohol, banyak makan buah dan sayur ,
mengindari merokok, serta menurunkan stress
Setelah itu pada jam 14.20 WIB dilakukan tindakan
menganjurkan pasien untuk bertanya tentang hal yang belum jelas
yang dilakukan oleh penulis respon pasien tidak ada yang ditanyakan
sudah jelas semua.
Kemudian pada pada jam 14.25 dilakukan memberikan
pertanyaan tentang apa yang sudah dijelaskan yang dilakukan oleh
penulis dengan respon pasien dan keluarga dapat menjawab
pertanyaan yang diajukan
37

Pada jam 20.00 dilakukan tindakan pemantauan tanda-tanda


vital yang dilakukan oleh penulis dengan respon pasien mengatakan
mau dilakukan tindakan, tekanan darah pasien 160/84 mmHg, nadi
82 kali permenit, suhu 36 dan respiraasi 16 kali permenit

f. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada hari ketiga pada jam 20 .00 WIB pada
hari minggu tanggal 22 April 2018 didapatkan hasil sebagai berikut
data subjektif pasien dan keluarga mengatakan dapat memahami
penyakit dan penatalaksanaan hipertensi bahwa ada 2 penanganan
atau penatalaksanaan hipertensi yaitu dengan penatalaksanaan
farmakologis yaitu dengan obat dan non farmakologi atau perubahan
gaya hidup . Data objektif pasien dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan penulis dengan benar dan ketika diberikan kuesioner
tentang penatalaksanaan hipertensi pasien mampu menjawab 17
benar dari 20 pertanyaan kuesioner tentang penatalaksanaan
hipertensi jika menggunakan rumus maka jawaban benar dibagi
semua jumlah soal yaitu 20 dikali 100% maka hasil yang didapat
adalah 85% yang berarti pasien dikategorikan memiliki pengetahuan
baik. Analisa (A) masalah kurang pengetahuan tentang
penatalaksanaan hipertensi teratasi. Planning (P) intervensi
dihentikan

3. Pengelolaan Kasus Pasien II


a. Biodata Pasien
Pengkajian dilakukan pada pasien kedua pada tanggal 20 April
2018 dengan nama Ny N, umur 58 tahun, jenis kelamin Perempuan,
pendidikan terakhir SD, agama islam, pekerjaan Ibu Rumah Tangga,
alamat Comal Kabupaten Pemalang, pasien masuk Rumah Sakit
pada tanggal 19 April 2018 pukul 17.00 WIB dengan No RM
172131, dan diagnosa masuk Hipertensi Grade II, ruang/kelas:
38

Buketan/2.5. Nama penanggung jawab pasien bernama Tn. K, umur


53 tahun, jenis kelamin laki-laki, hubungan dengan pasien adik
pasien, alamat Comal Kabupaten Pemalang.

b. Pengkajian
1) Riwayat Keperawatan Sekarang
Keluhan utama yang dirasakan pasien pada saat pengkajian
adalah pasien mengatakan pusing. Riwayat kesehatan saat ini
pasien mengatakan nyeri kepala (pusing) , perut terasa mual dan
muntah 2 kali, dan lemas sejak kurang lebih 2 bulan sebelum
masuk rumah sakit yaitu pada februari 2018 kemudian karena
sakit kepala yang tidak tertahankan pasien kemudian langsung
dibawa oleh keluarganya ke Rumah Sakit untuk mendapatkan
penganganan lebih lanjut pada tanggal 19 April 2018 pada jam
17.00 WIB.
Pada saat di instalasi gawat darurat (IGD) RSUD Bendan
pasien mengeluh pusing, lemas dan mual, kesadaran
composmentis, keadaan umum (ku) sedang, tanda-tanda vital
(ttv) tekanan darah 160/100 mmHg, nadi 72 x/menit, suhu 36,2
0
C, respirasi rate 20x/menit dan saturasi oksigen 98 %. Ketika di
IGD pasien mendapatkan tindakan pemasangan infuse asering
20 tpm, captopril 25 miligram (mg),amlodipin 0,01 via IV,dan
ondansentron 8 mg via IV, setelah itu dipindah ke ruang buketan
pada jam 19.00 WIB.
Riwayat kesehatan masa lalu pasien mengatakan sudah
lama menderita hipertensi namun hanya memeriksakannya jika
badannya terasa tidak enak dan sudah 3 kali ini dirawat dirumah
sakit, namun baru kali ini dirawat karena hipertensi. Riwayat
kesehatan keluarga pasien mengatakan dikeluarganya ada yang
mempunyai penyakit hipertensi yaitu ayahnya tetapi
dikeluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular
39

2) Pengkajian Pola Fungsional (Gordon)


Pada pengkajian pola fungsional Gordon pada Ny.N
didapatkan hasil sebagai berikut, pola manajemen kesehatan-
persepsi kesehatan didapatkan pasien mengatakan kesehatan itu
begitu berharga bagi dirinya karena jika sakit seperti ini pasien
merasa merepotkan keluarganya. Pasien sudah mengetahui
dirinya menderita penyakit hipertensi dan mengatakan dirinya
tidak tahu penanganan darah tinggi dia hanya berobat jika
merasakan tidak enak badan. Ketika diberikan kuesioner
pertanyaan tentang penatalaksanaan hipertensi pasien hanya
dapat menjawab 7 pertanyaan dengan benar, jika menggunakan
rumus maka jawaban benar dibagi semua jumlah soal yaitu 20
dikali 100% maka hasil yang didapat adalah 35%.
3) Pengkajian fisik
Dari hasil Pengkajian fisik didapatkan kesadaran pasien
compos mentis dengan Gaslow Coma Scale (GCS) 15, dengan
rincian Eye:4. Motorik: 5, Vebal: 6 , dan hasil pengukuran
tanda-tanda vital (TTV) pasien menunjukkan tekanan
darah160/100 mmHg, nadi: 80 kali per menit, respirasi: 16 kali
per menit, suhu: 36,2 oC.
Pemeriksaan head to toe yang pertama adalah kepala dan
leher dari pemeriksaan tersebut diperoleh data dari hasil inspeksi
terlihat bentuk mesochepal, bersih, tidak terdapat lesi, beruban
dan tidak berketombe, serta dari hasil palpasi tidak ada nyeri
tekan. Pemeriksaan mata, dari hasil inspeksi simetris, pupil
isokor, konjungtiva tidak anemis, dan sklera tidak ikterik.
Pemeriksaan teling, didapatkan hasil pendengaran baik, dan
dari hasil inspeksi tidak ada serumen, tidak ada lesi.
Pemeriksaan hidung, dari hasil inspeksi tidak ada lesi, simetris,
tidak ada pembesaran polip dan tidak tampak cuping hidung.
Pemeriksaan mulut, dari hasil inspeksi mukosa bibir lembab,
40

tidak ada stomatitis, tidak ada caries, tidak ada pembesaran


tonsil. Leher dari hasil inspeksi tidak ada lesi, tidak ada
benjolan, tidak ada pembesaran vena jugularis dan tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid.
Pemeriksaan dada meliputi paru-paru dan jantung. Dari
hasil pemeriksaaan paru-paru didapatkan hasil dari inspeksi
tampak dada kanan dan dada kiri simetris, hasil dari palpasi
tidak ada nyeri tekan, dan dari hasil auskultasi terdengar suara
sonor, terdapat bunyi nafas veskuler, tidak terdapat rochi, dan
tidak terdapat wheezing. Dan untuk pemeriksaaan jantung
didapatkan hasil dari hasil inspeksi tidak tampak iktus cordis,
tidak ada benjolan, dari hasil palpasi tidak ada nyeri tekan, dan
dari hasil perkusi terdengar suara pekak, serta dari hasil
auskultasi terdengar suara S1 lup dug, dan S2 tidak ada suara
tambahan (gelop, murmur).
Pemeriksaan Abdomen meliputi dari hasil inspeksi nampak
simetris kanan dan kiri, tidak ada luka, dari hasil palpasi tidak
ada nyeri tekan bagian kanan bawah (appendiks), tidak teraba
feces disebelah kiri bawah, tidak ada pembesaran limfe, serta
dari auskultasi terdengar bising usus 16 kali per menit, dan
terdengar suara timpani.
Pemeriksaaan Genetalia didapatkan hasil tidak terpasang
kateter, tidak ada keluhan nyeri saat berkemih, dan tidak ada
benjola.
Pemeriksaan Ekstremitas dibagi menjadi ekstermitas atas
dan ekstermitas bawah, diperoleh data ekstremitas atas pada
tangan kiri Ny N terpasang infus asering 20 tpm, tidak ada lesi,
tidak ada oedeme, fungsi tonus otot bisa digerakkan baik namun
lemah, ekstremitas bawah tidak ada lesi, tidak ada benjolan,
tidak ada oedeme, akral teraba hangat, fungsi tonus otot bisa
digerakkan baik namun lemah.
41

4) Pemeriksaan penunjang
Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 19 April
2018 didapatkan hasil hematologi, darah lengkap adalah
hemogloblin 11,3 gr/dl, hematokrit 34,2 %, leukosit 7,92^3/ul,
trombosit 194 10^3/ul , dan eritrosit 4,2 10^6/ul . Indeks
eritrosit meliputi MCV 83,4 fL L, MCH 27,6 pg L, MCHC 33,0
g/dl, RDW-CV 13,8 %, RDW-SD 42 fl, PDW 16,3 fl, MPV 12,3
fl, dan P-LCR H. 44,7 %. Pada bagian hitung jenis (Diff) yang
meliputi eosinofil 3,40 %, basofil 0,10 %, neutrofil 54,20 %,
limfosit 24,10 %, monosit 18,20 %, dengan golongan darah O
rhesus. Dan bagian kimia klinik seperti pemeriksaan glukosa
sewaktu 137 mg/dl,
5) Terapi
Ada beberapa terapi pengobatan yang didapat oleh Ny.N
antara lain infuse Asering 20 tpm, injeksi Omeprazole 1 ampul
setiap 12 jam, injeksi ondansentron 1 ampul setiap 8 jam,
sulkrafat sirup 1 sendok makan 2 kali sehari, hepamax 1 sendok
makan 2 kali sehari, flunarizine 1 sendok makan 2 kali sehari,
amlodipin 5 mg setiap 24 jam, candesartan 18 mg setiap 24 jam

c. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang diambil penulis adalah kurang pengetahuan
tentang penatalaksanaan hipertensi berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri ditandai
dengan pasien mengatakan dirinya tidak tahu penanganan darah
tinggi dia hanya berobat jika merasakan tidak enak badan. Dan dia
masih memakan segala jenis makanan baik asin, berlemak. Ketika
diberikan kuesioner pertanyaan tentang penatalaksanaan hipertensi
pasien hanya dapat menjawab 7 pertanyaan dengan benar jika
menggunakan rumus maka jawaban benar dibagi semua jumlah soal
yaitu 20 dikali 100% maka hasil yang didapat adalah 35%.
42

d. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan dibuat oleh penulis pada tanggal 20
April 2018 yang meliputi tujuan, kriteria hasil, dan rencana tindakan.
Adapun tujuan yang akan dicapai dari pendidikan kesehatan yang
dilakukan 3x24 jam diharapkan pengetahuan pasien dan keluarga
tentang penatalaksanaan pasien baik dengan kriteria hasil pasien dan
keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, penatalaksanaan
hipertensi secara farmakologis dan non farmakologis, pasien dan
keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan, pasien
dan keluarga mampu menjawab pertanyaan yang diberikan penulis
setiap selesai dilakukan tindakan keperawatan. Rencana keperawatan
yang yang disusun oleh penulis untuk diagnosa kurang pengetahuan
tentang penatalaksanaan hipertensi adalah :
Tumbuhkan sikap saling percaya dan perhatian, berikan
penilaian tingkat pengetahuan penatalaksanaan hipertensi, berikan
pendidikan kesehatan tentang penyakit dan penatalaksanaan
hipertensi dengan cara ceramah menggunakan lembar balik dan
leaflet, gunakan bahasa yang mudah dipahami pasien, ukur tekanan
darah pasien

e. Implementasi
Pada hari Jumat 21 April 2018
Pada jam 13.45 WIB dilakukan tindakan membina hubungan
saling percaya yang dilakukan oleh penulis dengan respon pasien
mau menperkenalkan diri bahwa ia bernama Ny.N.
Setelah itu pada jam 17.45 WIB memberikan penilaian tingkat
pengetahuan pasien tentang penatalaksanaan hipertensi dengan
kuesioner yang dilakukan oleh penulis dengan respon pasien hanya
bisa menjawab 7 pertanyaan dengan benar dari 20 pertanyaan yang
diberikan.
43

Kemudian pada jam 20.00 WIB dilakukan tindakan memberikan


pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, tanda gejala
dan komplikasi hipertensi, yang dilakukan oleh penulis dengan
respon pasien mendengarkan dengan penuh perhatian, pasien
mengatakan dapat memahami apa itu pengertian dari hipertensi,
penyebab dari hipertensi, tanda gejala dan penyakit lanjutan yang
dapat ditimbulkan dari hipertensi.
Pada jam 20.15 WIB dilakukan tindakan menganjurkan pasien
untuk bertanya tentang hal yang belum jelas yang dilakukan oleh
penulis dengan respon pasien bertanya apakah penyakitnya ini bisa
menurun ke anaknya juga?
Pada jam 20.20 WIB dilakukan tindakan memberikan
pertanyaan tentang apa yang sudah dijelaskan yang dilakukan oleh
penulis dengan respon pasien dapat menjawab pertanyaan dengan
benar, mengatakan dapat memahami apa yang dijelaskan.

Pada hari Sabtu, tanggal 21 April 2018


Pada jam 13.15 WIB dilakukan pendidikan kesehatan tentang
penatalaksanaan farmakologis yang dilakukan oleh penulis dengan
respon pasien tampak mendengarkan dan memperhatikan
Setelah itu pada jam 13.30 dilakukan tindakan memberikan
pertanyaan tentang apa yang sudah dijelaskan yang dilakukan oleh
dengan respon pasien dapat menjawab pertanyaan dengan benar,
pasien mengatakan paham dengan apa yang dijelaskan
Pada jam 15.05 dilakukan tindakan pemantauan tanda-tanda
vital yang dilakkukan oleh penulis dengan respon pasien mengatakan
mau dilakukan tindakan, tekanan darah pasien 170/ 100 mmHg,
nadi 100 x permenit, suhu 36,2 dan respiraasi 20x permenit.
Pada hari Minggu, tanggal 22 April 2018
Pada jam 14.45 dilakukan pendidikan kesehatan tentang
penatalaksanaan non farmakologis, yang dilakukan oleh
44

penulisdengan respon pasien mengatakan mengerti dengan apa yang


dijelaskan bahwa pasien harus minum obat dan mengatur makan dan
olahraga agar tekanan darahnya dapat terkontrol
Kemudian pada jam 15.05 dilakukan tindaakan memberikan
pertanyaan tentang apa yang sudah dijelaskan yang dilakakukan oleh
penulis dengan respon pasien dapat menjawab pertanyaan dengan
benar
Pada jam 20.10 dilakukan tindakan pemantauan tanda-tanda
vital yang dilakkukan oleh penulis dengan respon pasien mengatakan
mau dilakukan tindakan, tekanan darah pasien 140/ 90 mmHg, nadi
100 x permenit, suhu 36,2 dan respiraasi 20x permenit.

f. Evaluasi.
Evaluasi pada hari ketiga dilakukan pada jam 20.20 WIB pada
hari minggu tanggal 22 April 2018 didapatkan hasil sebagai berikut
data subjektif : pasien dan keluarga mengatakan dapat memahami
penyakit dan penatalaksanan hipertensi. Data objektif : pasien dan
kelurga dapat menjawab pertanyaan yang diajukan penulis dengan
benar dan ketika diberikan kuesioner tentang penatalaksanaan
hipertensi pasien mampu menjawab 16 benar dari 20 pertanyaan
kuesioner tentang penatalaksanaan hipertensi jika menggunakan
rumus maka jawaban benar dibagi semua jumlah soal yaitu 20 dikali
100% maka hasil yang didapat adalah 80% yang berarti pasien
dikategorikan memiliki pengetahuan baik. Analisa (A) masalah
kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan hipertensi teratasi.
Planning (P) : intervensi dihentikan

B. Pembahasan
Pada bab ini akan membahas dan menganalisa tentang kesenjangan kasus
dan teori, dengan kasus yang di laporkan yaitu kurang pengetahuan tentang
45

penatalaksanaan hipertensi pada 2 pasien yang menderita hipertensi di RSUD


Bendan Kota Pe kalongan di Ruang Buketan
1. Pengkajian
Pengkajian pada kedua pasien dilakuakan penulis pada tanggal 20
April 2018 dengan menggunakan teknik pengamatan (observasi),
wawancara dan studi dokumentasi.
Dari hasil data pengkajian pada kedua pasien didapatkan hasil yang
sama yaitu pasien mengalami kurang pengetahuan tentang
penatalaksanaan hipertensi. Penulis memberikan kuesioner tentang
penatalaksanaan hipertensi yang berisi 20 pertanyaan, pada pasien I
(Ny.S) dapat menjawab 10 pertanyaan dengan benar dari 20 pertanyaan
yang diberikan tentang penatalaksanaan hipertensi, sehingga jika
dihitung dengan rumus semua jawaban benar dikali jumlah soal dibagi
100 maka hasilnya adalah 50 %, kemudian pada Ny.N juga diberikan
pertanyaan yang sama tentang penatalaksanaan hipertensi dan Ny.N
hanya dapat menjawab 7 pertanyaan dengan benaar dari 20 pertanyaan
yang diberikan,jika dihitung dengan rumus semua jawaban benar dikali
100 maka hasilnya adalah 35% . Jadi kedua pasien memiliki pengetahuan
kurang terbukti ditemukan data dari hasil pemberian kuesioner
didapatkan hasil presentase <56%, menurut A. Wawan (2010)
pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterprestasikan dengan
skala yang bersifat kualitatif yaitu baik jika hasil presentase 76%-100%,
cukup apabila hasil presentase 56%-75% dan kurang apabila hasil
presentase <56%.
Dari hasil wawancara dari Ny.S mengatakan belum mengetahui
caranya agar tekanan darahnya tidak tinggi padahal pasien sudah minum
captopril. Pasien masih suka makan asin karena jika tidak asin makanan
terasa hambar. Sedangkan Ny.N pasien mengatakan dirinya tidak tahu
penanganan darah tinggi dia hanya berobat jika merasakan tidak enak
badan, pasien masih memakan segala jenis makanan baik asin, berlemak.
46

Dari hal tersebut menunjukkan kurangnya pengetahuan pasien mengenai


penatalaksanaan hipertensi.
Ada dua faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi kurang
pengetahuan menurut A. Wawan (2010 hal. 14) yaitu pendidikan yang
rendah, pekerjaan dan umur dari pendidikan keduanya sama-sama
memiliki pendidikan yang rendah yaitu terakhir SD, pekerjaan keduanya
adalah sama-sama ibu rumah tangga, sehingga kemungkinan
pekerjaannya tersebut tidak menunjang untuk mempunyai pengetahuan
yang luas karena hanya dirumah saja. Kemuadin usia mereka adalah
sudah cukup umur, dalam teori tersebut semakin cukup umur maka
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang lebih matang dalam berfikir,
akan tetapi keduanya walaupun sudah cukup umur mereka memiliki
tingkat pengetahuan yang kurang, jadi terdapat kesenjangan teori dengan
kasus.
Pada saat dilakukan pengkajian terdapat hambatan yaitu pada pasien
kedua (Ny. N) kurang kooperatif pada saat diberikan kuesioner tentan g
penatalaksanaan hipertensi karena kondisinya yang lemas, tetapi bisa
dilanjutkan kembali setelah pasien merasa sudah membaik.

2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan konsep teori tentang hipertensi didapatkan diagnosa
kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan hipertensi berhubungan
dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan diri
data fokus yang didapatkan pada pasien I meliputi subjektif pasien
mengatakan belum mengetahui caranya agar tekanan darahnya tidak
tinggi padahal pasien sudah minum captopril. Pasien mengatakan masih
suka makan asin karena jika tidak asin makanan terasa hambar. Dan dari
data objektif pasien hanya mampu menjawab 10 benar dari 20 pertanyaan
kuesioner tentang penatalaksanaan hipertensi jika menggunakan rumus
maka jawaban benar dibagi semua jumlah soal yaitu 20 dikali 100%
47

maka hasil yang didapat adalah 50%. Pada pasien II didapatkan data
fokus pasien mengatakan dirinya tidak tahu penanganan darah tinggi
pasien hanya berobat jika merasakan tidak enak badan pasien masih
memakan segala jenis makanan baik asin, berlemak. Ketika diberikan
kuesioner pertanyaan tentang penatalaksanaan hipertensi pasien hanya
dapat menjawab 7 pertanyaan dengan benar jika menggunakan rumus
maka jawaban benar dibagi semua jumlah soal yaitu 20 dikali 100%
maka hasil yang didapat adalah 35%.
Diagnosa tersebut sesuai dengan teori menurut Andra Saferi Wijaya
(2013) yang menyebutkan bahwa diagnosa yang mungkin muncul pada
pasien hipertensi adalah kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan
hipertensi berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses
penyakit dan perawatan diri.
Diagnosa ini ditegakkakan karena menurut penulis semua tindakan
harus didasari dengan tahu terlebih dahulu karena dari pengetahuan
pasien tentang penatalaksanaan hipertensi guna dalam merawat diri,
menghindari dari hal-hal yang tidak diperbolehkkan sehingga
menyebabkan komplikasi dari penyakit hipertensinya

3. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawaatan dibuat sama oleh penulis pada kedua
pasien sesuai dengan teori menurut Eny Melliya (2010) dan dilakukan
pada tanggal 20 April 2018 yang berfokus pada kurang pengetahuan
tentang penatalaksanaan hipertensi yang meliputi tujuan, kriteria hasil,
dan rencana tindakan. Adapun tujuan yang akan dicapai dari pendidikan
kesehatan yang dilakukan 3x24 jam diharapkan pengetahuan pasien dan
keluarga tentang penatalaksanaan hipertensi baik dengan kriteria hasil
pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit,
penatalaksanaan hipertensi secara farmakologis dan non farmakologis,
pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat, pasien dan keluarga mampu menjawab pertanyaan yang
48

diberikan penulis setiap selesai dilakukan tindakan keperawatan.


Rencana keperawatan yang yang disusun oleh penulis untuk diagnosa
kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan hipertensi adalah :
Tumbuhkan sikap saling percaya dan perhatian, berikan penilaian
tingkat pengetahuan penatalaksanaan hipertensi, berikan pendidikan
kesehatan tentang penyakit dan penatalaksanaan hipertensi dengan cara
ceramah menggunakan lembar balik dan leaflet, gunakan bahasa yang
mudah dipahami pasien, ukur tekanan darah pasien.

4. Implementasi
Sesuai dengan rencana tindakan dan tujuan yang telah disusun,
pelaksanaan dilakukan selama tiga hari pada kedua pasien yang dimulai
pada tanggal 20 April 2018 sampai dengan 22 April 2018
Dalam pelaksanaanya, seluruh rencana keperawatan pada diagnosa
kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan hipertensi telah dilakukan
sesuai dengan rencana
Pada hari pertama membina hubungan saling percaya, memantau
tanda-tanda vital, memberikan penilaian tingkat pengetahuan pasien
tentang penatalaksanaan hipertensi dengan kuesioner, memberikan
pendidikan kesehatan tentang pengertian, penyebab, tanda gejala dan
komplikasi hipertensi, menganjurkan pasien untuk bertanya tentang hal
yang belum jelas yang dilakukan oleh penulis, memberikan pertanyaan
tentang apa yang sudah dijelaskan.
Pada hari kedua melakukan pendidikan kesehatan tentang
penatalaksanaan farmakologis, memberikan pertanyaan tentang apa yang
sudah dijelaskan, pemantauan tanda-tanda vital
Pada hari ketiga melakukan pendidikan kesehatan tentang
penatalaksanaan non farmakologis, memberikan pertanyaan tentang apa
yang sudah dijelaskan yang dilakakukan oleh penulis dengan respon
pasien dapat menjawab pertanyaan dengan benar, memantauan tanda-
tanda vital.
49

5. Evaluasi
Evaluasi ini merupakan catatan perkembangan yang terdiri dari
subjektif (S), objektif (O), analisa (A), dan planning (P).
Setelah melakukan tindakan keperawatan selama tiga hari pada
kedua pasien, pada hari ketiga pada tanggal 22 April 2018, penulis
melakukkan evaluasi dan didapatkan hasil pada pasien I (Ny.S) respon
subjektif pasien dan keluarga mengatakan dapat memahami penyakit dan
penatalaksanaan hipertensi bahwa ada 2 penanganan atau
penatalaksanaan hipertensi yaitu dengan penatalaksanaan farmakologis
yaitu dengan obat dan non farmakologi atau perubahan gaya hidup .
Respon objektif pasien dan keluarga dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan penulis dengan benar dan ketika diberikan kuesioner tentang
penatalaksanaan hipertensi pasien mampu menjawab 17 benar dari 20
pertanyaan kuesioner tentang penatalaksanaan hipertensi jika
menggunakan rumus maka jawaban benar dibagi semua jumlah soal yaitu
20 dikali 100% maka hasil yang didapat adalah 85% yang berarti pasien
dikategorikan memiliki pengetahuan baik. Analisa (A) masalah kurang
pengetahuan tentang penatalaksanaan hipertensi teratasi. Planning (P)
atau rencana tindak lanjut yaitu intervensi dihentikan.
Kemudian Pada Ny.S respon subjektif pasien dan keluarga
mengatakan dapat memahami penyakit dan penatalaksanan hipertensi.
Respon objektif pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan
penulis dengan benar dan ketika diberikan kuesioner tentang
penatalaksanaan hipertensi pasien dan keluarga mampu menjawab 16
benar dari 20 pertanyaan kuesioner tentang penatalaksanaan hipertensi
jika menggunakan rumus maka jawaban benar dibagi semua jumlah soal
yaitu 20 dikali 100% maka hasil yang didapat adalah 80% yang berarti
pasien dikategorikan memiliki pengetahuan baik. Analisa (A) masalah
kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan hipertensi teratasi. Planning
(P) atau rencana tindaklanjut yaitu intervensi dihentikan.
50

Setelah melakukan evaluasi, tidak didapatkan kesenjangan dengan


teori menurut Eny Melliya (2010) bahwa masalah keperawatan kurang
pengetahuan tentang penatalaksanaan hipertensi pada kedua pasien dapat
teratasi jika pengetahuan pasien dan keluarga tentang penatalaksanaan
hipertensi baik setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24
jam pasien.

C. Keterbatasan
Pada kegiatan penyusunan studi kasus ini terdapat hambatan yaitu pada
saat dilakukan pengkajian pada pasien kedua (Ny. N) kurang kooperatif pada
saat diberikan kuesioner tentang penatalaksanaan hipertensi karena
kondisinya yang lemas, tetapi bisa dilanjutkan kembali setelah pasien merasa
sudah membaik.
Kasus yang diambil merupakan kasus yang mudah dijumpai
dimasyarakat, sehingga dalam memperoleh data dan melakukan intervensi
keperawatan sampai dengan evaluasi tidak terdapat kendala yang berarti bagi
penulis.

Anda mungkin juga menyukai