Anda di halaman 1dari 13

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Dengue Hemorraghic Fever


1. Pengertian
Demam Berdarah Dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan
oleh Virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aegypti. (Suriadi, 2010)
Demam Dengue/ DF dan demam berdarah dengue/ DBD (dengue
hemorraghic fever/ DHF) adalah penyakit yang disebakan oleh virus
dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot/ nyeri sendi yang
disertai leukopenia ruam, limfadenopati, trombositopenia dan ditesis
hemoragik. (Sudoyo Aru, dkk 2009)

2. Etiologi
Penyakit DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk
kelompok B Arthopod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang dikenal
sebagai Flavivirus, famili Flaviviricae, dan mempunyai 4 serotipe yaitu :
DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Infeksi salah satu serotipe akan
menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan
antibodi yang terbentuk terhadap serotipe lain sangat kurang, sehingga
tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe
lain. Serotipe DEN-3 merupakan serotipe yang dominan dan diasumsi
banyak yang menunjukkan manifestasi klinik yang berat. (Wijaya dan
Putri, 2013)

3. Klasifikasi
a. Derajat I
Ditandai dengan demam, mual-muntah, anorexia, sakit kepala terus
menerus, nyeri dibagian epigastrum, nyeri di perputaran bola mata,

5
6

RL/ Torniquet test positif, test ini adalah untuk mengetahui apakah
sudah ada kebocoran.
b. Derajat II
Tanda-tanda seperti derajat I ditambah dengan perdarahan spontan
pada kulit (petechie, echimosis, dan purpura) dan perdarahan yang
lain seperti epistaxis, kematemesis dan mekna.
c. Derajat III
Pasien dalam pre shock dengan ditandai adanya kegagalan sirkulasi
darah, hipotensi, pucat, kulit dingin, gelisah dan denyut nadi lembut.
d. Derajat IV
Disebut juga DSS (Dengue Shock Sindrom). Pada tingkat ini pasien
sudah dalam keadaan shock tekanan darah tidak terdengar dan nadi
tidak teraba. (Muwarni, 2008)

4. Manifestasi Klinis
Menurut Suriadi, (2010) manifestasi dari Dengue Hemorrhagic Fever
(DHF) adalah sebagai berikut:
a. Demam tinggi (38-400C) yang mendadak selama 2-7 hari, demam
kemudian berulang (demam bifasik) sehingga membentuk kurva
“pelana kuda” (saddleback fever).
b. Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit; ptechie, ekhimosis,
hematoma. Perdarahan ini disebabkan oleh mudah pecahnya
(fragility) kapiler dan trombositopeni.
c. Epistaksis, hematemesis, melena, hematuri yang timbul bersamaan
dengan tanda-tanda terjadinya perembesan plasma.
d. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. Adanya
gangguan pada sistem gastrointestinal yang disebabkan oleh adanya
pembesaran hati yang menekan diafragma sehingga perut akan terasa
mual.
7

e. Sakit kepala, nyeri otot, tulang sendi, abdomen, dan ulu hati. Respon
antibodi karena adanya virus di dalam darah atau viremia yang
menyebabkan adanya gangguan nyeri pada sistem muskuloskeletal.
f. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening
g. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan
darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi
cepat dan lemah).

5. Komplikasi
Menurut Soedarto (2012) komplikasi yang terjadi pada klien demam
berdarah adalah:
a. Komplikasi susunan saraf pusat
Komplikasi pada SSP dapat berbentuk konvulsi, kaku kuduk,
perubahan kesadaran dan paresis. Kejang-kejang kadang terlihat
pada waktu fase demam pada bayi. Keadaan ini mungkin akibat
tingginya demam, karena pada pemeriksaan cairan serebrospinal
tidak terjadi kelainan.
b. Ensefalopati
Komplikasi neurologik ini terjadi akibat pemberian cairan hipotonik
yang berlebihan pada waktu dilakukan pengobatan terhadap Demam
Berdarah Dengue atau dengue shock syndrome, penderita mengalami
hiponatremia. Selain itu ensefalopati juga dapat disebabkan oleh
terjadinya koagulasi intavaskuler.
c. Infeksi
Pneumonia, sepsis atau flebitis akibat pencemaran bakteri Gram-
negatif pada alat-alat yang digunakan pada waktu pengobatan,
misalnya pada waktu tranfusi atau pemberian infus cairan.
d. Overhidrasi
Pemberian cairan yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya
gagal pernafasan (respiratory failure) atau gagal jantung (heart
failure)
8

e. Gagal hati
Biasanya gagal hati dijumpai bersama terjadinya ensefalopati
f. Gagal ginjal
Gagal ginjal akut dan sindrom uremia hemolitik dapat terjadi pada
penderita yang sebelumnya telah menderita defisiensi glucose-6-
phosphate dehydrogenase (G6PD) dan hemoglobinopati.
g. Efusi pleura dan dekubitus (Arita Muwarni, 2008)

6. Patofisiologi
Setelah virus masuk ke dalam tubuh, penderita akan mengalami
keluhan dan gejala karena viremia seperti demam, sakit kepala, mual,
nyeri otot dan pegal di seluruh badan, hyperemia di tenggorokan, timbul
ruam serta kelainan sistem retikuloendotelial seperti pembesaran kelenjar
getah bening, hati dan limpa.
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit
yang membedakan DF dengan DHF ialah meningginya permeabilitas
dinding kapiler karena pelepasan zat anafitaloksin, histamine dan
serotonim serta aktivitas sistem kalikrein yang berakibat ekstravasi.
Cairan intravaskular ke ekstravaskular. Akibatnya akan
berkurangnya volume plasma sehingga terjadi hipotensi,
hemakonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Selama perjalanan
penyakit perembesan plasma ini dapat menurunkan volume plasma
sampai kurang 30%.
Kebocoran plasma ke daerah ekstravaskular ini dapat dibuktikan
dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa peritoneum, pleura dan
perikarol. Renjatan hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan plasma
ini kalau tidak segera diatasi akan berakibat anoksia jaringan, asidosis
metabolik serta kematian.
Adapun sebab lain untuk kematian pada DHF adalah perdarahan
yang hebat biasanya terjadi setelah terjadi renjatan berlangsung lama dan
9

tidak teratasi. Perdarahan ini biasanya dhubungkan dengan


trombositopenia, gangguan fungsi trombosit dan kelainan koagulasi.
10

7. Pathway

Virus

Nyamuk Aedes aegypti

Inkubasi virus

Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem Sistem


gastrointestinal eliminasi integumen kardiovaskuler respirasi muskuloskeletal

Hepatomegali Perdarahan Infeksi Pengeluaran Perpindahan Viremia


Lambung virus zat cairan
Menekan dengue anafilaktosin dari Nyeri otot
Diafragma Melena intravaskuler dan sendi
Termoregulasi Peningkatan ke
Mual, muntah HB permeabilitas ekstravaskuler Gangguan
menurun Demam vaskuler rasa nyaman
Anorexia Masuk pleura nyeri
Lemah Hipertermi
Timbunan cairan
Intoleransi pada pleura
aktivitas Kebocoran Kebocoran
plasma sel darah Efusi pleura
merah
Defisit Nafsu Perdarahan ke ruang Gangguan
volume makan ekstravaskuler ekstravaskuler pola nafas
cairan menurun
Hipovolemia HB pekat

Gangguan Kerja jantung


Sirkulasi perfusi berlebihan

Payah jantung

Gagal jantung

Gambar 2.1 Pathway Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) (Sumber: Sujono


Riyadi, 2010)
11

B. Hipertermi
1. Definisi
Hipertermi adalah keadaan ketika individu mengalami atau
beresiko mengalami kenaikan suhu tubuh >37,80C (1000F) per oral atau
38,80C (1010F) per rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal.
(Lynda Juall, 2010). Hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh diatas
rentang normal yaitu >37,20C per aksila.
Karakteristik demam pada DHF yaitu demam yang berlangsung
sekitar 2-7 hari, pada hari ke 1-2 demam akan tinggi, kemudian pada hari
ke 3-4 demam akan turun, sedangkan pada hari ke 5-6 demam kembali
naik lagi sehingga akan membentuk pola seperti pelana kuda atau disebut
dengan pola biphasic. Secara klinis demam akan diikuti dengan penurunan
jumlah trombosit hingga suhu penderitanya normal.
2. Batasan karakteristik
Mayor (harus ada)
a. Suhu >37,80C (1000F) per oral atau 38,80C (1010F) per rektal.
b. Kulit hangat
c. Takikardia
Minor (mungkin ada)
a. Kulit kemerahan
b. Peningkatan kedalaman nafas
c. Ruam menggigil / merinding
d. Perasaan hangat atau dingin
e. Nyeri dan sakit yang spesifik atau meyeluruh (misalanya, sakit
kepala)
f. Malaise, keletihan, kelemahan
g. Kehilangan selera makan
h. Berkeringat
12

3. Faktor yang Berhubungan dengan Hipertermi


a. Terkait Penanganan
Berhubungan dengan penurunan kemampuan untuk berkeringat,
sekunder akibat (nama obat)
b. Situasional (Personal, Lingkungan)
Berhubungan dengan:
1) Pajanan terhadap panas, matahari
2) Pakaian yang tidak sesuai dengan iklim
3) Tidak terdapat akses untuk pendingin udara
Berhubungan dengan penurunan sirkulasi, sekunder akibat:
Berat badan yang ekstrem
c. Dehidrasi
Berhubungan dengan insufisiensi hidrasi untuk aktivitas yang berat
d. Maturasi
Berhubungan dengan ketidakefektifan regulasi suhu, sekunder akibat
usia
4. Intervensi Hipertermi
a. NOC
Kriteria Hasil:
1) Suhu tubuh dalam rentang normal
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
b. NIC
1) Monitor tanda – tanda vital setiap 4 jam
2) Monitor warna, suhu kulit dan kelembaban kulit
3) Berikan kompres air biasa dengan suhu 18-280C pada lipatan
paha dan aksila
4) Anjurkan klien memakai pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringat
5) Kolaborasi pemberian cairan intravena
13

6) Anjurkan klien untuk banyak minum air putih sebanyak 1.5


Liter perhari atau 6-8 gelas
7) Kolaborasi pemberian antipiretik.
(NANDA, 2015)

C. Konsep Asuhan Keperawatan Hipertermi pada DHF


1. Pengkajian
a. Identitas klien : terdiri dari nama, alamat, umur, status, diagnosa
medis, tanggal MRS, keluarga yang dapat dihubungi, catatan
kedatangan, no MR
b. Riwayat kesehatan klien
1) Keluhan utama
Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan demam lebih dari
3 hari, tidak mau makan, terdapat bintik merah pada tubuh
2) Riwayat kesehatan sekarang
a) Suhu tubuh meningkat sehingga menggigil yang
menyebabkan sakit kepala
b) Tidak nafsu makan, mual dan muntah, sakit saat menelan,
lemah
c) Nyeri otot dan persendian
d) Kostipasi dan bisa juga diare
e) Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor
f) Batuk ringan
g) Mata terasa pegal, sering mengeluarkan air mata
(lakrimasi), foto fobia
h) Ruam pada kulit (kemerahan)
i) Perdarahan pada kulit ptekie, ekimosis, hematoma, dan
perdarahan lain: epistaksis, hematemesis, hematuria, melena
3) Riwayat kesehatan dahulu
a) Pernah menderita DHF
b) Riwayat kurang gizi
14

c) Riwayat aktivitas sehari-hari


d) Pola hidup (life style)
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya penderita DHF dalam keluarga
d. Pemeriksaan fisik pada klien Hipertermi
1) Pengkajian umum
a) Tingkat kesadaran: komposmetis, apatis, somnolen, sopor,
koma
b) Keadaan umum: sakit ringan, sedang, berat
c) Keadaan gizi: tinggi badan & berat badan dengan gizi baik,
sedang, buruk
d) Tanda-tanda vital: TD >130/80 mmHg, takikardia,adanya
peningkatan kedalaman nafas, suhu >37,80C (1000C) per
oral atau 38,80C (1010C) per rektal
2) Pengkajian sistem tubuh
a) Integumen: ruam, ptekie, kulit teraba hangat, turgor kulit
menurun, kulit kemerahan dan berkeringat
b) Kepala dan leher: pembesaran kelenjar limfe (+) dan (-)
c) Mata: conjungtiva hiperemia, lakrimasi, foto fobia
d) Mulut: mukosa bibir kering
e) Sistem kardiovaskuler: pada DHF dapat hipotensi dan
hipertensi, takikardi dan dapat brakikardi
f) Abdomen: hepatomegali, splenomegali dan nyeri tekan
hepar
g) Muskuloskeletal: nyeri sendi & otot
2. Pemeriksaan penunjang
a. Darah
1) Leukositopenia/ lekositosis (N: 5.000-10.000 µl)
2) Trombositopenia (N: 150.000-400.000 µl)
3) Hematokrit meningkat (N: laki-laki 40-54 %, perempuan 36-46
%)
15

4) Hb menurun (N: laki-laki 14-16 gr/dl, perempuan 12-16 gr/dl)


5) Hiponatremia 135-147 meq/l
6) Hipokloremia (N: 100-106 meq/l)
7) SPGT/SGOT, ureum dan pH darah meningkat
N: SPGT/SGOT <12 U/l
N: ureum 20-40 mg/dl
N: pH 7,38-7,44
b. Urin
Aluminuria ringan (N: 4-5,2 g/dl)
c. Uji Serologis
1) Uji hemaglutasi inhibisi (HI Test)
2) Uji komplemenfiksasi (CF Test)
3) Uji neutralisasi (Nt Test)
4) IgM ELISA (Mac ELISA)
5) IgM ELISA
3. Diagnosa yang muncul
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus dengue (NANDA,
2015)
4. Intervensi
a. NOC
Kriteria Hasil:
1) Suhu tubuh dalam rentang normal
2) Nadi dan RR dalam rentang normal
3) Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing
b. NIC
1) Monitor tanda – tanda vital setiap 4 jam
2) Monitor warna, suhu kulit dan kelembaban kulit
3) Berikan kompres air biasa dengan suhu 18-280C pada lipatan
paha dan aksila
4) Anjurkan klien memakai pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringat
16

5) Kolaborasi pemberian cairan intravena


6) Anjurkan klien untuk banyak minum air putih sebanyak 1.5
Liter perhari atau 6-8 gelas
7) Kolaborasi pemberian antipiretik.
(NANDA, 2015)
5. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh
perawat pada klien. Fokus utama dari komponen implementasi adalah
pemberian asuhan keperawatan yang aman dan individual dengan
pendekatan multifokal. Implementasi perencanaan berupa penyelesaian
tindakan yang diperlukan untuk memenuhi kriteria hasil yang telah
ditetapkan/ dibuat. (Christensen, 2009)
Implementasi keperawatan dari intervensi untuk tindakan pada
klien Hipertermi antara lain:
a. Melakukan kompres dengan menggunakan air biasa (18-280C) pada
aksila dan lipatan paha selama kurang lebih 20 menit.
b. Melepas selimut dan memakaikan pakaian yang tipis dan mudah
menyerap keringan untuk menurukan panas yang berlebihan
c. Memberikan cairan untuk menghindari terjadinya dehidrasi dengan
menganjurkan keluarga klien untuk memberi minum sedikit demi
sedikit.
d. Mengukur suhu dan tanda-tanda vital klien minimal setiap 2 jam
untuk mengetahui keadaan klien
6. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis dalam
mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis, dan membandingkan
status kesehatan klien dengan kriteria hasil yang diinginkan, serta menilai
derajat pencapaian hasil klien yang dilakukan dengan melibatkan klien,
keluarga, perawat, dan anggota tim kesehatan lain. (Christensen, 2009).
Evaluasi dari tindakan untuk mengatasi Hipertermi pada klien dengan
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), adalah:
17

a. Subjektif (S) : Klien mengatakan badannya sudah tidak panas lagi,


b. Objektif (O) : Suhu tubuh klien kembali dalam batas normal (36-
370C), tekanan darah (TD) dan pernafasan (RR) kembali normal,
mukosa bibir lembab, turgor kulit kembali normal dan tidak ada
perubahan warna kulit.
c. Analisis (A) : Kesimpulan dari data subjektif dan data objektif
d. Plan (P) : Perencanaan untuk pengembangan rencana intervensi yang
akan datang.

Anda mungkin juga menyukai